Makalah Farmakologi Jahe Merah
Makalah Farmakologi Jahe Merah
PENDAHULUAN
Perizinan : DINKES.P.IRT.NO.209320302021
ISI : 330 gr
Jahe Merah merupakan salah satu dari 3 jenis jahe yang populeh
di indonesia, jahe jenis ini memiliki banyak kandungan minyak
atsiri yang tinggi dan rasanya yang paling pedas, sehingga
sangat cocok sebagai bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran
rimpangnya paling kecil dengan berkulit warna merah, serta
seratnya lebih besar dibanding jahe biasa. Jahe Merah Zein
diracik khusus dari bahan-bahan pilihan, tanpa pengawet, selain
rasanya yang nikmat sangat baik juga untuk menjaga kesehatan
dan memulihkan stamina. Diproduksi secara higienis, sehingga
menjaga kualitas jahe merah.
Komposisi :
Jahe merah
Habbatussauda
Madu
Ginseng
Mahkota Dewa
Gula Aren
Gula Tebu
Secang
Sambiloto
Anjuran Minum :
● Syarat umum
● Syarat khusus
2.2 Kandungan Kimia Jahe Merah (Zingiber officinale)
Kandungan Persentase
(%)
Tepung 40-60
Protein 10
Lemak 10
Oleoresin 4-7,5
Volatile Oil 1-3
Bahan lain 9.5
Selama ini, jahe menjadi tumbuhan obat utama di China, Ayuverda, dan
TibbUnani untuk pengobatan katarak, reumatik, gingivitis, sakit gigi, asma,
stroke, konstipasi, dan diabetes (Ali et al., 2007). Grzanna et al. (2005)
menemukan bahwa jahe juga dapat memiliki aktivitas sebagai agen
anti-inflammasi. Ekstrak metanolik dari jahe ini memiliki aktivitas sebagai
antihiperlipidemia, antihiperglikemia, dan antihiperinsulin. Pemberian ekstrak
metanolik jahe pada tikus yang diinduksi pemacu obesitas selama 8 minggu
menunjukkan adanya penurunan level glukosa dan insulin (Goyal dan Kadnur,
2006). Pada dosis 500mg/kg ekstrak jahe ini efektif secara signifikan dalam
menurunkan level glukosa, kolesterol, dan triasilgliserida yang berpotensi untuk
dikembangkan pada terapi penyakit diabetes
Salah satu kandungan metabolit sekunder yang terdapat pada jahe adalah
gingerdion. Senyawa ini terbukti memiliki aksi sebagai inhibitor siklooksigenase,
suatu enzim yang berperan dalam proses inflammasi atau peradangan (Ridley,
1924)
Selain itu, aktivitas farmakologi dari ekstrak jahe sebagai antimual dan
muntah juga telah banyak diteliti. Ekstrak aseton dan ekstrak etanolik 50% jahe
dengan pemberian pada dosis 100, 200, dan 500 mg/kg secara signifikan
memengaruhi kecepatan pengosongan lambung. Aksi dari senyawa yang
terkandung dalam ekstrak aseton jahe ini menyerupai aksi Ondansentron, obat
yang beraksi pada reseptor 5HT-3 yang berperan dalam respon mual muntah.
Sehingga, penggunaan ekstrak jahe ini dapat diberikan pada pasien paska operasi
untuk mengurangi resiko mual-muntah (Purseglove, 1974)
2.4 Pengujian
III. Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrazaq NB, Cho MM, Win NN, Zaman R, Rahman MT. Beneficial effects of
ginger (zingiber officinale) on carbohydrate metabolism in
streptozotocin-induced diabetic rats. British Journal of Nutrition.2011; 108:
1194-201.
Andoko, A. dan Harmono, (2005), Budidaya dan Peluang Bisnis Jahe,
Agromedia Pustaka: Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional, (2005), Standar Nasional Indonesia : Jahe Untuk
Bahan Baku Obat, Badan Standarisasi Nasional
Herlina R., Murhananto, Endah J., Listyarini S.P., Pribadi S.T., (2004), Khasiat
dan Manfaat Jahe Merah si Rimpang Ajaib, Agromedia Pustaka, Jakarta
Larsen, M., J.M. Lock, H. Maas and P.J.M. Maas, 1998. Zingiberaceae. In: The
Families and Genera of Vascular Plants, Kubitzki, K. (Ed.). Vol. 4. Springer,
Berlin.