Anda di halaman 1dari 107

HUBUNGAN USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN

DENGAN PENGETAHUAN WANITA USIA 20-50


TAHUN TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI
(SADARI)
(Studi di Rt 05 dan Rt 06 Rw 02 Kelurahan Rempoa
Pada Tahun 2010)

Laporan Penelitian Ini Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Kedokteran

Disusun Oleh :

MARYAM HANIFAH

107103000600

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
1431 H/2010 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Oktober 2010

Maryam Hanifah

i
HUBUNGAN USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN
PENGETAHUAN WANITA USIA 20-50 TAHUN TENTANG PERIKSA
PAYUDARA SENDIRI (SADARI)
(Studi di Rt 05 dan Rt 06 Rw 02 Kelurahan Rempoa Pada Tahun 2010)

Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh
Maryam Hanifah
NIM: 107103000600

Pembimbing

dr. Fika Ekayanti, M. Med. Ed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M

ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul ”Hubungan Usia Dan Tingkat Pendidikan Dengan


Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari) di
Rt 05 Dan Rt 07 Rw 02 Kelurahan Rempoa Tahun 2010” yang diajukan oleh
Maryam Hanifah (NIM: 107103000600), telah diujikan dalam sidang di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 6 Oktober
2010. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 6 Oktober 2010

DEWAN PENGUJI

Pembimbing Penguji

dr. Fika Ekayanti, M.Med.Ed. dr.Afrimal Safaruddin SpB(k)Onk

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof. Dr(HC).dr.H.MK. Tadjudin, SpAnd Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM

iii
PERSEMBAHAN

Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila engkau telah
selesai dari suatu urusan , kerjakan dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan
hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (QS Al Insyirah 6-8)

Jikalau engkau lelah mengerjakan suatu kebaikan, maka ingatlah bahwa rasa lelah itu
akan segera menghilang sedangkan kebaikan itu kekal dalam kebaikan
( ali bin abi thalib)

Laksanakan urusan agama yang menjadi pegangan hidup, perbaiki urusan dunia yang
menjadi tumpuan hidup dan persiapkan akhirat yang menjadi tempat kembali.
Jadikanlah hidup sebagai tambahan bagi diri dalam segala kebaikan dan jadikan
kematian istirahat dari segala kejahatan.

Karya Tulis Ini Aku Persembahkan Untuk :

Dzat yang menjadikan manusia sebagai makhluk sempurna yang memiliki


akal untuk berfikir, Syukur Alhamdulillah atas nikmat Iman, Ilmu dan Islam
yang telah tercurah selama masa hidupku.

Buya dan Ummi, orang tua terbaik didunia, panutan hidupku, terimakasih atas
kasih sayang, kerja keras dan doa restu, semoga aku bisa menjadi anak yang
soleha yang bisa menambah berat timbangan amal untuk kesyurga

Ante masni tercinta, Unda, Mama Idan, adik-adik dan kakak-ku yang selalu
memberikan semangat dukungan doa agar aku berhasil

Semua dosen terutama dr. Fika Ekayanti, M. Med. Ed yang telah mendidik,
membimbing dan memberiku pengetahuan baru, cakrawala baru untuk hadapi hari
esok yang lebih baik

Teman-temanku PSPD’07, Kakak PSPD’05 & 06 , Adik-adik PSPD’08 & 09


Terimakasih untuk semangat & nasehat dalam kesejawatan sejati yang telah dilalui
bersama suka dan duka di kampus sejuta kenangan

iv
ABSTRAK

Maryam Hanifah
Hubungan Usia Dan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-
50 Tahun Tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari) di Rt 05 Dan Rt 07 Rw 02
Kelurahan Rempoa Tahun 2010

Kanker merupakan jenis penyakit yang sering terjadi. kanker payudara


merupakan kanker yang paling banyak menyebabkan kematian kaum wanita.
Kebanyakan pasien yang datang berobat justru setelah penyakitnya stadium lanjut.
Padahal keberadaan kanker ini bisa dideteksi secara dini. Keterlambatan deteksi ini
kemungkinan kurangnya pengetahuan wanita tentang deteksi dini kanker payudara,
sedangkan untuk meningkatkan pengetahuan ada beberapa factor yang
mempengaruhi diantaranya usia dan tingkat pendidikan.
Penelitian ini bartujuan untuk mengetahui Hubungan Usia Dan Tingkat
Pendidikan Dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang Periksa
Payudara Sendiri (SADARI) di Rt 05 dan Rt 06 Rw 02 Kelurahan Rempoa Tahun
2010.Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan
metode cross sectional. Populasi dan sampel penelitian ini adalah 67 Wanita Usia 20-
50 Tahun. Penegambilan sampel menggunakan sampling jenuh dan data dikumpulkan
melalui kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden memiliki tingkat
pengetahuan tinggi sebanyak 54 orang (80,6%) dengan kategori cukup untuk
pengertian sadari (68,7%), tujuan (55,2%), serta cara pemeriksaan (62,7%) tetapi
untuk pengetahuan tentang waktu (47,8%) dan hasil (53,7%) pemeriksaan SADARI
masih kurang. Terdapat wanita berusia 20-30 tahun sebanyak 30 responden (44,8%);
dan yang berpendidikan tinggi sebanyak 31 responden (46,3%). Terdapat 21
responden (70%) berumur 20-30 tahun berpengetahuan tinggi ; 22 responden (71,2%)
berpendidikan tinggi (akademi, S1) berpengetahuan tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar wanita Wanita Usia 20-50 Tahun di Rt 05 dan Rt 06 Rw 02
Kelurahan Rempoa Tahun 2010 berpengetahuan tinggi dan sudah mengetahui tentang
hal-hal yang berhubungan dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).
Dari hasil uji statistik dengan derajat kepercayaan α 5% didapatkan nilai
probabilitas 0,083 pada hubungan pengetahuan wanita usia 20-50 tahun dengan
tingkat pendidikan serta didapatkan nilai probabilitas 0,081 pada hubungan dengan
usia pengetahuan wanita usia 20-50 tahun. Berdasarkan hasil tersebut dapat
dibuktikan bahwa tiadak terdapat hubungan antara usia dengan tingkat pengetahuan
wanita usia 20-50 tahun mengenai SADARI. Sadangkan untuk tingkat pendidikan
dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun mengenai SADARI memiliki
hubungan tetapi kurang bermakna.

Kata kunci : Tingkat pengetahuan, wanita usia 20-50 tahun, pemeriksaan payudara
sendiri , Rt 05 Dan Rt 06 Rw 02 Kelurahan Rempoa

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Inayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan hasil penelitian yang berjudul “Hubungan Usia Dan Tingkat
Pendidikan dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun tentang Periksa Payudara
Sendiri (SADARI) di Kelurahan Rempoa Rt 05 Dan Rt7 Rw 02 Pada Bulan
September Tahun 2010 ”.
Dalam penyusunan laporan hasil penelitian ini penulis mendapat bimbingan
petunjuk maupun saran yang tak ternilai harganya sehingga merupakan kebahagiaan
bagi penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr.MK. Tadjudin, SpAnd. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan.
2. DR. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM selaku Kepala Program Studi
Kedokteran.
3. dr. Fika Ekayanti M. Med. Ed selaku pembimbing riset yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan.
4. Para dosen PSPD UIN yang telah memberikan ilmu kepada penulis
selama mengikuti pendidikan.
5. Kedua orang tua, dan adik-adikku yang telah memberikan dukungan moril
maupun materil.
6. Teman-teman sejawat yang telah memberikan saran.
Akhir kata, penulis berharap makalah hasil penelitian ini dapat berguna bagi
para pembaca umumnya, khususnya bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan
Dokter UIN Syarif Hidayatullah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Jakarta, Oktober 2010

Penulis

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................... i


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………… ii
LEMBAR PENGESAHAM………………………………………… iii
PERSEMBAHAN…………………………………………………… iv
ABSTRAK ........................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN ................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………….................... 1
B. Rumusan Masalah …………………...............………………......... 4
C. Hipotesis ………………………………………………… 4
D. Tujuan Penelitian ………………………...…………………......... 4
1. Tujuan Umum ……………….…………………….….. 4
2. Tujuan Khusus ………………………………….……... 5
E. Manfaat Penelitian ……………………………………...........……. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Pengetahuan.......………………………………………… 7
1. Pengertian ………………………………………............... 7
2. Tingkat Pengetahuan............................................................ 8
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan……….. 10
B. Payudara ………………………………………………………… 15
1. Morfologi dan Ruang Lingkup……………………………. 15
2. Facia yang berkaitan dengan glandula mamae……….....… 17
3. Pemasokan Darah ................................................................ 18

vii
4. Persarafan ........................................................................... 18
5. Fungsi Fisiologis ................................................................ 18
C. Kanker Payudara ........................................................................... 19
1. Definisi Kanker Payudara ...................................................... 19
2. Etiologi ................................................................................... 19
3. Faktor Resiko ………………………………………………. 20
4. Perjalanan Penyakit ………………………………………… 25
5. Penyebaran………………………………………………….. 27
6. Manifestasi Klinik…………………………………………… 28
7. Diagnosis……………………………………………………. 31
8. Klasifikasi Stadium………………………………………….. 34
9. Terapi………………………………………………………... 36
D. Konsep Dasar Pemeriksaan Payudara Sendiri .............................. 37
1. Pengertian ................................................................................. 37
2. Tujuan........................................................................................ 37
3. Waktu ........................................................................................ 37
4. Cara ........................................................................................... 38
5. Hasil .......................................................................................... 41
E. Kerangka Konsep...………………………..............…………...... 42
F. Variabel Pengukuran....................................................................... 43
G. Definisi Operasional...………………………….......………......... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Disain Penelitian....……………………………………………… 46
B. Ruang Lingkup Penelitian...........………… …………………….. 46
C. Kerangka Operasional Penelitian ...........… …………………….. 47
D. Populasi, Sampel dan Sampling....………………………………. 48
1 Populasi ..................................................................................... 48
2 Sampel ....................................................................................... 48
3 Sampling .................................................................................... 48

viii
E. Instrument Penelitian ..............……….…………………….......... 49
F. Pengolahan dan Analisis Data ....…………….......…………........ 49
1. Pengolahan Data........................................................................ 49
2. Teknik Analisa Data ................................................................. 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ………………………………………………... 52
1. Data Umum ................................................................................. 52
a. Distribusi Responden Berdasarkan Umur ……………..…… 52
b. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ..................... 53
2. Data khusus ………………………………………………...…. 53
a. Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan ………….… 54
b. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan................... 72
c. Distribusi Pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang
periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan umur ....... 73
d. Distribusi Pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang
periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan... 74
B. Pembahasan........................................................................................ 75
1. Identifikasi Karakteristik (Umur dan Pendidikan) wanita usia
20-50 tahun tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI)………………………………………………..… 75
a. Wanita usia 20-50 tahun di Rt 05 Dan Rt07 Rw 02
Kelurahan Rempoa……………………………..………….. 75
b. Pendidikan wanita usia 20-50 tahun di Rt 05 Dan Rt07 Rw 02
Kelurahan Rempoa ................................................................ 76
2. Pengetahuan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).. 77
a. Identifikasi wanita usia 20-50 tahun dengan pengetahuan
tentang penegtahuan kanker payudara berdasarkan umur ........ 80
b. Identifikasi wanita usia 20-50 tahun dengan pengetahuan
tentang penegtahuan kanker payudara berdasarkan pendidikan .. 82

ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………………… 85
B. Saran …………………………………………………...….... 87
1. Bagi Peneliti ……………………………………….....…… 87
2. Bagi Tenaga Kesehatan…………………………………….... 87
3. Bagi Masyarakat ……………………………………… 87
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 89

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kerangka Operasional …………………..…………………….….. 47

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan Usia di RT 06 dan RT 07

RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 …………………….. 52

Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan pendidikan di RT 06 dan RT 07

RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 …..……………....… 53

Table 4.3 Distribusi responden berdasarkan jawaban pertanyaan

“apakah SADARI untuk mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan

sendiri oleh setiap wanita” pada wanita usia 20-50 tahun di RT 06

dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa

tahun 2010 …………………………………………….………... 54

Table 4.4 Distribusi responden berdasarkan jawaban pertanyaan

“penegertian SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02

Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 …………….......................... 57

Table 4.5 Distribusi responden berdasarkan jawaban pertanyaan

“tujuan SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02

Kelurahan Rempoa pada bulan September 2010 ……………...... 60

Table 4.6 Distribusi responden berdasarkan jawaban pertanyaan

“waktu pemeriksaan SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02

Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 ………………………….… 63

xi
Table 4.7 Distribusi responden berdasarkan jawaban pertanyaan

“cara pemeriksaan SADARI” di RT 06 dan RT 07

RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010 ……………….….. 66

Table 4.8 Distribusi responden berdasarkan jawaban pertanyaan

“hasil pemeriksaan SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02

Kelurahan Rempoa pada tahun 2010…………………................. 69

Tabel 4.9 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan wanita

usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI)

di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa

pada tahun 2010 ….................................................................…… 72

Tabel 4.10 Distribusi pengetahuan wanita usia 20-50 tahun

tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan umur

di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa

pada tahun 2010 ....................................................…..………… 73

Tabel 4.11 Distribusi pengetahuan wanita usia 20-50 tahun

tentang periksa payudara sendiri (SADARI)

berdasarkan pendidikan di RT 06 dan RT 07 RW 02

Kelurahan Rempoa pada bulan September 2010 ………….…… 74

xii
DAFTAR GAMBAR (ILUSTRASI)

Gambar 2.1 Anatomi normal payudara (Hall, 2007) ..………………… 16

Gambar 2.1 Anatomi normal payudara .( Carneiro, 2007 )…………… 17

Gambar 2.3. Tanda dan gejala pada karsinoma mammae

(R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong.1997)……………………………...…. 30

Gambar 2.4 Cara Pemeriksaan Sadari 1 Naura, 2009) ………………..… 38

Gambar 2.5 Cara Pemeriksaan Sadari 2 (Naura, 2009) ……………….... 39

Gambar 2.6Cara Pemeriksaan Sadari 3 (Naura, 2009) ……………. …… 39

Gambar 2.7 Cara Pemeriksaan Sadari 4 (Naura, 2009)…….………........ 40

Gambar 2.8 Cara Pemeriksaan Sadari 5 (Naura, 2009) …………………. 40

Gambar 2.9 Cara Pemeriksaan Sadari 6 (Naura, 2009) ………………… 41

Gambar 2.10 Kerangaka Konsep Penelitian …………………………… 43

Gambar 3.1 Kerangka Operasional ……………………………………. 47

xiii
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Distribusi frekuensi jawaban pertanyaan “apakah SADARI

untuk mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan sendiri

oleh setiap wanita” pada wanita usia 20-50 tahun

tentang periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan umur …… 55

Diagram 4.2 Distribusi jawaban pertanyaan “apakah SADARI untuk

mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan sendiri

oleh setiap wanita” pada wanita usia 20-50 tahun

tentang periksa payudara sendiri (SADARI)

berdasarkan pendidikan …..................……………………………… 56

Diagram 4.3 Distribusi jawaban pertanyaan “pengertian SADARI”

pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara

sendiri (SADARI) berdasarkan umur …………….............………… 58

Diagram 4.4 Distribusi jawaban pertanyaan “pengertian SADARI”

pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri

(SADARI) berdasarkan pendidikan ………………………………… 59

Diagram 4.5 Distribusi jawaban pertanyaan “tujuan SADARI”

pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri

(SADARI) berdasarkan umur ……………………….............……… 61

Diagram 4.6 Distribusi jawaban pertanyaan “tujuan SADARI”

pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri

(SADARI) berdasarkan pendidikan ………………………........…… 62

xiv
Diagram 4.7 Distribusi jawaban pertanyaan “waktu pemeriksaan SADARI”

pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri

(SADARI) berdasarkan umur ……...……………………………… 64

Diagram 4.8 Distribusi jawaban pertanyaan “waktu pemeriksaan SADARI”

pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri

(SADARI) berdasarkan pendidikan ……………….………………... 65

Diagram 4.9 Distribusi jawaban pertanyaan “ cara pemeriksaan”

pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri

(SADARI) berdasarkan umur ……………………………….....…… 67

Diagram 4.10 Distribusi jawaban pertanyaan “cara Pemeriksaan SADARI”

pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri

(SADARI) berdasarkan pendidikan …......................……………… 68

Diagram 4.11 Distribusi jawaban pertanyaan “hasil pemeriksaan SADARI”

pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri

(SADARI) berdasarkan umur …………....................……………… 70

Diagram 4.12 Distribusi jawaban pertanyaan “hasil pemeriksaan SADARI”

pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri

(SADARI) berdasarkan pendidikan ……………………………… 71

xv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari


sel-sel payudara menjadi sel kanker (Fitria, 2007). Gejala awal berupa sebuah
benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya,
tidak atau menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak
teratur (Alamsyah, 2009).

Setiap tahun penderita kanker peyudara mencapai 1,1 juta perempuan


dan jumlah ini merupakan 10% dari kasus baru seluruh kanker. Dengan angka
kematian sebesar 410.000 setiap tahun dan menjadikan 1.6% sebagai penyebab
kematian perempuan di dunia. Kanker peyudara merupakan masalah yang
cenderung meningkat pada Negara dengan sumber terbatas dimana insidennya
meningkat sebanyak 5% setiap tahun (Depkes, 2007).

Kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua sesudah kanker


leher rahim di Indonesia (Tjindarbumi, 1995). Sejak 1988 sampai 1992,
keganasan tersering di Indonesia tidak banyak berubah. Kanker leher rahim dan
kanker payudara tetap menduduki tempat teratas. Data terbaru berdasarkan
penelitian pada 13 laboratorium patologi anatomi di Indonesia menempatkan
kanker serviks diurutan pertama dengan prevalensi 18,62% disusul kanker
payudara 11,22% dan kanker kulit 8,03% (Hidayati 2001 : 197). Selain jumlah
kasus yang banyak, lebih dari 70% penderita kanker payudara ditemukan pada
stadium lanjut (Moningkey, 2000).
2

Resiko terkena kanker payudara tidak sama untuk semua kelompok


usia. Jarang terjadi pada usia kurang dari 30 tahun, sedangkan yang kurang dari
20 tahun sangat jarang. Pada wanita usia mempunyai resiko lebih tinggi untuk
terkena kanker payudara dari wanita yang berusia 35-60 tahun. Untuk usia
dibawah 35 tahun angka kejadian yaitu 1 dari 622. Sedangkan untuk usia 30-60
tahun angka kejadian 1 dari 4 (Brunner 2001). Dihitung dengan selang usia 5
tahunan pasien terbanyak berusia 45-49 tahun (25,2%), 40-44 tahu (15,8%),
dan 54-59 tahun (15,6%). (Desen, Wan. 2008).

Kanker payudara umumnya mulai ditemui pada usia setengah baya dan
lansia. Jarang terjadi pada usia kurang dari 30 tahun, sedangkan yang kurang
dari 20 tahun sangat jarang. Dihitung dengan selang usia 5 tahunan pasien
terbanyak berusia 45-49 tahun (25,2%), 40-44 tahu (15,8%), dan 54-59 tahun
(15,6%). (Desen, Wan. 2008)

Dilihat dari penyebab timbulnya kematian, kanker payudara merupakan


kanker yang paling banyak menyebabkan kematian kaum wanita (Harsono
2005). Melalui penelitian yang dilakukan oleh Jakarta Breas Center pada bulan
april 2001 sampai april 2003 menunjukkan bahwa dari 2.834 orang yang
memeriksa benjolan payudaranya, 368 orang(13%) didiagnosa kanker payudara
(Djoerban,2005).

Selain itu tidak semua benjolan di payudara adalah kanker, sehingga


untuk memastikannya, setiap benjolan perlu diperiksa dengan seksama
(medicastore, 2000). Menurut badan kesehatan dunia WHO satu-satunya cara
yang efektif sampai saat ini hanya dengan melakukan deteksi sedini mungkin
pada kemungkinan timbulnya penyakit ini, yaitu dengan melakukan SADARI
(”pemeriksaan payudara sendiri”). Secara statistic di Amerika dan juga di
Indonesia, 95% dari semua kanker payudara ditemukan oleh penderita itu
sendiri (Tjarbumi, 1982). Mendeteksi payudara sendiri, sebaiknya dilakukan
3

sebulan sekali secara teratur. Waktu yang paling tepat adalah setelah
menstruasi, karena payudara saat itu sedang lunak. Sebaiknya setiap
perempuan melakukan pemeriksaan sendiri terhadap payudara, untuk
mengetahui adanya benjolan atau perubahan di payudara.

Menurut harsono (2005) kebanyakan pasien datang berobat justru


setelah penyakitnya stadium lanjut, padahal keberadaan kanker ini bisa
dideteksi secara dini, aka tetapi para penderita jarang melakukannya. Karena
kelengahan dalam deteksi dini dan keterlambatan pengobatan menyebabkan
tingginya angka kematian akibat kanker payudara. Padahal penatalaksanaan
kanker payudara telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam stadium
awal, secara umum kanker payudara memberi hasil pengobatan lebih baik
dengan harapan hidup yang lebih baik dibandingkan stadium lanjut pengobatan
sangat sukar dan hasilnya sangat tidak memuaskan (Nina, 2003). Pengobatan
pada stadium dini untuk kanker payudara menghasilkan kesembuhan 75%
(Ama, 1990). Sedangkan angka harapan hidup bila penyakit ini ditemukan
secara dini sebasar 85% hingga 95%. Oleh karena itu perempuan sebaiknya
memahami tentang kanker payudara sehingga bisa mendeteksi dini terhadap
gejala-gejala terjadinya kanker payudara (Swardi 2003).

Keterlambatan deteksi dini kemungkinan karena kurangnya


pengetahuan wanita tentang deteksi dini kanker payudara dan tingkat
pendidikannya yang rendah karena pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang sedangkan pengetahuan
dipengaruhi oleh umur dan tingkat pendidikan. Semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin baik pula pengetahuannya (Notoatmojo, 2003). Sedangkan
menurut Harlock, umur menggambarkan kematangan fisik, psikis dan sosial
yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Ini berarti bahwa usia merupakan
salah satu faktor yang mempegaruhi penangkapan informasi yang pada
4

akhirnya berpengaruh pada peningkatan pengetahuan seseorang, termasuk


pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan peelitian


dengan judul ”Hubungan Usia dan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan
Wanita Usia 20-50 Tahun tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) di RT
06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010”.

B. Perumusan Masalah

Apakah terdapat Hubungan Usia dan Tingkat Pendidikan dengan


Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun tentang Periksa Payudara Sendiri
(SADARI) di RT 06 dan RT07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun
2010?.

C. Hipotesis

Terdapat hubungan bermakna antara usia dan tingkat pendidikan


dengan pengetahuan Wanita usia 20-50 tahun tentang Periksa Payudara
Sendiri (SADARI) di RT 06 & RT 07 RW 02 Komplek Taman Rempoa Indah
pada tahun 2010. Dimana dengan semakin tua usia seseorang maka akan
bertambah pengalaman hidupnya sehingga tingkat pengetahuannya pun
semakin baik. Begitu juga tingkat pendidikan yang semakin tinggi, maka
wawasan dan pemahaman serta pengetahuan seseorang akan semakin tinggi
pula.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuiya Hubungan Usia dan Tingkat Pendidikan dengan


Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun tentang Periksa Payudara Sendiri
5

(SADARI) di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun


2010 ”

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi Pengetahuan Wanita Usia 20-50 tahun tentang Periksa


Payudara Sendiri (SADARI)

b. Mengidentifikasi Pengetahuan Wanita Usia 20-50 tahun tentang Periksa


Payudara Sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan

c. Mengidentifikasi Hubungan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 tahun


tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dengan Usia

d. Mengidentifikasi Pengetahuan Wanita Usia 20-50 tahun tentang Periksa


Payudara Sendiri (SADARI) berdasarkan Usia

e. Mengidentifikasi Hubungan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 tahun


Tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dengan tingkat Pendidikan

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN SYAHID Jakarta

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk memperluas


wawasan mahasiswa khususnya Program Studi Pendidikan Dokter FKIK
UIN SYAHID Jakarta
6

2. Bagi Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN


SYAHID Jakarta.

Hasil penelitan diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola


pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Program Studi
Pendidikan Dokter FKIK UIN SYAHID Jakarta pada modul Reproduksi.

3. Bagi wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Komplek


Taman Rempoa Indah.

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan


pengetahuan bagi wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02
Komplek Taman Rempoa Indah tahun 2010

4. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengalaman peneliti dan untuk mengetahui hubungan


usia dan tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita usia 20-50 tahun
tentang periksa payudara sendiri (SADARI) di RT 06 dan RT 07 RW 02
Kelurahan Rempoa pada tahun 2010, sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan serta sebagai penerapan ilmu yang didapat
selama pendidikan.
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil


penggunaan panca indranya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan,
takhayul dan penerangan-penerangan yang keliru (Soerjono, 1990).

Menurut Notoatmodjo (2002: 94) bahwa pengetahuan merupakan


hasil tahu dan nilai terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi pada penglihatan, pendengaran,
penerimaan, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan (kognitif) merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).

Menurut Rosentoc (1974) dalam Notoatmodjo (1993) seseorang


akan melakukan pencegahan terhadap suatu penyakit jika ia benar-benar
merasa terancam oleh penyakit tersebut. Jika tidak maka ia tidak akan
melakukan apa-apa. Seseorang yang mempunyai pengetahuan dan
informasi yang banyak tentang suatu penyakit tertentu akan melakukan
tindakan yang positif dalam menanggapi kesehatannya seperti cepatnya
mencari pengobatan dan mengobati penyakitnya sesuai dengan metode
kesehatan yang berlaku.

Perlu dilakukan pengkajian secara lisan atau tulisan untuk


mengetahui tingkat pengetahuan seseorang. Pengetahuan umumnya
8

dikelompokkan berdasarkan berbagai kategori, yaitu tinggi, rendah,


sedang dan tahu atau tidak tahu. Tingkat pengetahuan seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu latar belakang pendidikan, sosial
budaya dan usia (Herawani, 2001).

Pengetahuan mengenai SADARI yang meliputi pengertian, tujuan


dan cara melakukannya dapat mempengaruhi wanita untuk berperilaku
melakukan SADARI. Karena merupakan perilaku yang nyata (overt
behavior), maka SADARI dapat diamati dengan melakukan penilaian
terhadap frekuensi. Pengetahuan tentang SADARI sangat diperlukan
sebagai tindakan pendeteksian kanker payudara secara dini.

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2002: 122) pengetahuan mempunyai enam


tingkatan, yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu yang diberikan / materi


yang telah dipelajari sebelumnya termasuk dalam penggunaan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan


secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, menyebutkan contoh,
9

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang


dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang


telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini
dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus-rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks situasi yang lain.

d. Analisa (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu


obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam sesuatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama yang lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan.

e. Sintesis (Shyntetis)

Sintetis menunjukan suatu kemampuan atau melaksanakan atau


menghubungkan bagian-bagain kedalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintetis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan


justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian ini
berdasarkan kriteria yang ditemukan sendiri.
10

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Lukman, Ada beberapa faktor yang mempengaruhi


pengetahuan yaitu :

a. Usia

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan


sampai saat beberapa tahun. Semakin cukup usia, tingkat kematangan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih
dipercaya dari orang yang belum cukup kedewasaannya (Nursalam,
2001).

Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua usia


seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah
baik, akan tetapi pada usia tertentu, bertambahnya proses
perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berusia belasan
tahun. Selain itu Abu Ahmadi (2001), juga mengemukakan bahwa
memang daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh usia.
Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya usia
seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang
diperolehnya, akan tetapi pada usia-usia tertentu atau menjelang usia
lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan
berkurang.

Menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa usia


merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-
penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang
mempengaruhi pengetahuan. usia adalah lamanya waktu hidup
seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan sampai berulang
11

tahun yang terakhir. Masa menopause merupakan masa peralihan


dari masa haid sampai masa berhentinya haid, berlangsung antara usia
30-46 tahun (Depkes, 2007).

Pada masa dewasa merupakan usia produktif, masa


bermasalah, masa ketegangan emosi, masa keterasingan sosial, masa
komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan nilai, masa
penyesuaian dengan cara hidup baru, masa kreatif. Pada masa dewasa
ditandai oleh perubahan jasmani dan mental. Kemahiran dan
keterampilan dan profesional yang dapat menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian.
(Harlock, 2002) Pembagian usia menurut tingkat kedewasaan:

 20 – 30 tahun
 31 – 40 tahun
 41 – 50 tahun

Jika dihubungkan usia dengan pengetahuan wanita usia subur


tentang pentingnya Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), maka
semakin bertambahnya usia, maka akan semakin banyak pengalaman
yang dimiliki oleh wanita subur, semakin banyak informasi yang
diperoleh wanita usia subur dan semakin memahami apa kegunaan
dilakukannya SADARI untuk kesehatan dalam upaya pencegahan dini
atas terjadinya kanker payudara. (Hawari D, 2004)

b. Pendidikan

Menurut Notoadmojo (1997) pendidikan adalah suatu kegiatan


atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan
kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri
sendiri. Menurut Wied Hary A.(1996), menyebutkan bahwa tingkat
12

pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang


menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada
umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik
pula pengetahuanya.

Tingkat pendidikan juga mempengaruhi persepsi seseorang


untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi baru (SDKI, 1997).
Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang. Karena dapat membuat seseorang untuk lebih
mudah mengambil keputusan dan bertindak.

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang


direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok
atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh
pelaku pendidikan. Pendidikan merupakan suatu fase belajar yang
berarti pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau
perubahan kearah yang lebih dewasa yang lebih baik dan lebih matang
pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Pendidikan merupakan
jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti oleh seseorang.
(Notoatmadjo, 2003) Pembagian tingkat pendidikan antara lain :

 Pendidikan Dasar : SD, SMP/Sederajat


 Pendidikan Menengah : SMA/Sederajat
 Pendidikan Tinggi : Akademik/Perguruan Tinggi

Pendidikan wanita usia subur terkait tentang pentingnya


SADARI memiliki kontribusi yang penting terkait dengan pemahaman
akan berusaha pencegahan dini terjadinya kanker payudara. Pendidikan
wanita usia subur membuat penyerapan informasi yang diberikan
semakin mudah diketahui. Sehingga tingkat kesehatan akan semakin
baik. Kurangnya pengetahuan wanita usia subur tentang pentingnya
13

SADARI disebabkan oleh tingkat pendidikan yang rendah. Hal ini


disebabkan karena wanita usia subur tidak mengetahui apa kegunaan
dilakukannya pemeriksaan dini pada payudara. (Hawari D, 2004)

c. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam


kehidupan sehari-hari artinya makin cocok jenis pekerjaan yang
diemban, makin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh (Hurlock,
1998).

Dalam rangka pemenuhan akan barang jasa diperlukan suatu


pengetahuan. Dengan kerja seseorang akan memperoleh jasa. Dengan
jasa inilah manusia memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengelompokan ini
didasarkan pada teori bahwa adanya pekerjaan seseorang akan
meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan
yang dianggap penting dan cenderung mempunyai benyak waktu tukar
pendapat atau pengelaman antar teman dalam kantornya.

d. Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar


dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi
baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu
modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah
sehingga ia mampu menguasai lingkungan (Khayan, 1997 : 34).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari
seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.
14

e. Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi


pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama
bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik
dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam
lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan
berpengaruh pada pada cara berfikir seseorang. (Nasution : 1999)

f. Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan


seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam
hubunganya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang
mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.

g. Media Informasi

Menurut Wied Hary A (1996) informasi akan memberikan


pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki
pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik
dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu
akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

h. Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut


dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan,
atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan
sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
15

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa


lalu.(Notoadmojo 1997 : 13)

B. Payudara

1. Morfologi dan Ruang Lingkup

Kelenjar payudara wanita dewasa belum pernah melahirkan berupa


benjolan berbentuk kerucut, wanita yang telah menyusui bentuknya
cenderung menurun dan mendatar: kelenjar payudara wanita lanjut usia
mengelami atrofi bertahap. Payudara kedua sisi berukuran serupa namun
tidak harus simetris

Kelenjar payudara wanita sebagian besar terletak di anterior m.


pectoralis major, sebagian kecil dibagian latero-inferiornya terletak di
depan otot seratus anterior.batas superior, inferior terletak di antara sela iga
ke 2-6 atau ke-3-7, betas medial adalah linea parasternal, batas lateral
adalah linea aksilaris anterior, kadang kala mencapai linea aksilaris media.
Sentrum dari kelenjar payudara adalah papilla mamae. Areola mamae
memiliki banyak tonjolan kelenjar areolar, waktu menyusui dapat
menghasilakn sebum yang melicinkan papilla mamae.

Payudara atau mammae terdiri dari jaringan kelenjar (glandula


mamaria), fibrosa, dan lemak. Jaringan kelenjar ini dibagi menjadi pars
sekretorius, yaitu tubulus dan alveolus (yang menghasilkan susu) dan pars
ekskretorius atau duktus (saluran untuk mengeluarkan susu). Jaringan
kelenjar membentuk 15-25 lobus yang tersusun radier di sekitar puting dan
dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya, yang
mengelilingi jaringan ikat (stroma) di antara lobus-lobus. Setiap lobus
berbeda, sehingga penyakit yang menyerang satu lobus tidak menyerang
lobus lainnya. Drainase dari lobus menuju sinus laktiferosa, yang kemudian
16

bermuara ke puting. Jaringan ikat di banyak tempat akan memadat


membentuk pita fibrosa yang tegak lurus terhadap substansi lemak,
mengikat lapisan dalam dari fasia subkutan payudara pada kulit. Pita ini,
yaitu ligamentum Cooper, merupakan ligamentum suspensorium payudara.
(Azizi dkk, 2005 : 12)

Papilla mammaria, merupakan bangunan yang menonjol di


tengah-tengah permukaan glandula mamaria, terletak setinggi spatium
intercostale IV, mengandung lubang-lubang kecil muara dari ductus
lactiferus dan glandula mammaria yaitu apertura duktus laktiferosa. Papilla
mammaria ini tersusun oleh serabut-serabut otot polos, tersusun sirkuler
sedemikian rupa sehingga apabila terjadi kontraksi otot ini dapat menekan
ductus lactiferus dan menyebabkan papilla mammaria tegak. Papilla
mammaria dikelilingi oleh daerah gelap disebut areola glandula mammae.
Areola mammae merupakan area yang hiperpigmentasi dan mengandung
glandula sudorifera, glandula sebacea yang membentuk tonjolan-tonjolan
kecil selama kehamilan dan glandula mammaria accesoria dengan lubang-
lubang mini muara ductus lactiferus. Areola mammae kaya akan serabut
sensoris dengan berbagai tipe “end-organ”, yang terletak terutama di
dermis. (Azizi dkk, 2005 : 14; Hadiwidjaja, 2002 : 20-21)

Gambar 2.1 Anatomi normal payudara (Hall, 2007)


17

Gambar 2.2 Anatomi normal payudara.( Carneiro, 2007)

2. Facia yang berkaitan dengan glandula mamae

Glandula mamae terletak diantara lapisan superficial dan lapisan


profundal dari fasia superficial subkutis. Serabut lapisan superficial fasia
superficial dan glandula mamae dihubungkan dengan jaringan serabut
pengikat, yang disebut dengan ligamentum Cooper mamae. Jika ligame ini
terinvasi tumor hingga menyusut, di kulit bersangkutan akan timbul
cekungan secara klinis dikenal dengan ‘tanda lesung’. Posterior dari
glandula mamae adalah lapisan profunda faasia superfisialis subkutis, di
anterior fasia m. Pektoralis mayor terdapat struktur yang longgar, disebut
dengan celah posterior glandula mamae, maka glandula mamae dapat
digerakkan bebas di atas permukaan otot pektoralis mayor. Jika tumor
18

menginvasi fasia m pektoralis mayor atau otot pektoralis mayr,


mobilitasnya akan berkurang atau terfiksasi padanya.

3. Pemasokan Darah

Pasokan darah kelenjar mamae terutama berasal dari cabang arteri


aksilaris, ramus perforata intercostales 1-4 dari arteri mamaria interna dan
ramus perforate arteri interkostales 3-7. Cabang arteri aksilaris dari medial
ke lateral adalah arteri torakalis superior, arteri torakalis akromial, arteri
torakalis lateralis. Agak ke lateral dari arteri torakalis lateralis terdapat
arteri subskapularis. Arteri ini walaupu tidak memasok ke kelenjar mamae
tapi pada operasi masektomi radikal untuk kanker mamae harus dibersihkan
kelenjar limfe sekitarnya, mudah rudapaksa waktu operasi, harus hati-hati,
bila perlu boleh diligasi atau dipotong.

Vena dapat dibagi menjadi dua kelompok, superficial dan profunda.


Vena superficial terletak di subkutis, mudah tampak, bermuara ke vena
mamaria interna atau vena superfisialis leher. Vena dalam berjalan seiring
dengan arteri yang senama tersebut diatas, secara terpisah bermuara ke
vena aksilaris, vena mamaria interna da vena azigs atau vena hemiazigos.

4. Persarafan

Kelenjar mamae dipersarafi oleh nervi interkostal 2-6 dan 3-4 rami
dari pleksus servikalis.

5. Fungsi Fisiologis

Fungsi faal dasar dari kelenjar mamae adalah mensekrasi sus,


menyusui bayi. Fungsi lain adalah sebagai cirri seksual sekunder yang
penting dari wanita, termasuk organ tanda seks yang penting. Kelenjar
mamae merupakan target dari berbagai hormone, perkembangan, sekresi
19

susu dan fungsi lainnya hanya dipengaruhi system endokrin dan korteks
serebri secara tak langsung. Perkembangan dan hyperplasia duktuli
glandula mamae terutama tergantung kepada hormone gonadotropin dan
estrogen, sedangkan lobuli glandulae bergantug kepada efek bersama dari
progesterone dan setrogen dengan proporsi sesuai barulah dapat
berkembang baik.

C. Kanker Payudara

1. Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara (Carcinoma Mammae) adalah penyakit neoplasma


ganas yang terjadi pada jaringan payudara akibat pertumbuhan tidak normal
dari sel-sel payudara (Fitria,2007). Penyebab kanker payudara sampai saat
ini belum diketahui secara pasti. Kanker payudara umumnya menyerang
wanita usia antara 30-50 tahun. Faktor genetik, lingkungan dan hormonal
diduga berkaitan dengan resiko terjadinya kanker payudara.

2. Etiologi

Menurut Underwood (1999) mekanisme etiologi kanker payudara

adalah:

a. Hormon

Hubungan antara resiko menarche, menopause dan usia kehamilan


yang pertama kali menunjukkan bahwa hormon diduga mempunyai
peranan terhadap timbulnya kanker payudara tapi lebih berperan
sebagai promotor dibandingkan inisiator. Aktivitas estrogen tampaknya
penting dengan pemberian estrogen dan kurangnya progesteron
merupakan faktor yang bermakna. Menarche awal dan mundurnya
20

menopause akan menyebabkan banyaknya jumlah siklus haid dan


penutupan estrogen yang berulang ulang mempunyai efek rangsangan
terhadap epitel mamae. Pengaruh yang menguntungkan dari kehamilan
aterm yang pertama kali mungkin diakibatkan kadar yang tinggi atau
prolaktin yang melindungi epitel mamae dari pengaruh estrogen dalam
kurun waktu lama.

b. Kontrasepsi oral

Pil dengan dosis tinggi berhubungan dengan meningkatnya resiko


kanker endometrium dan mungkin juga dengan kanker payudara.

c. Reseptor hormon

Hormon mempunyai efek pada sel hanya setelah terjadi interaksi


pada reseptor spesifik pada sel sasaran steroid sex. Estrogen
berinteraksi denga reseptor ini kemudian selanjutnya interaksi dengan
DNA menimbulkan faktor-faktor yang berhubungan dengan diferensiasi
dan prolisasi. Orolisasi dan polipeptida lainnya berinteraksi dengan
permukaan sel. Reseptor hormon estrogen dapat dideteksi pada sekitar
70% kasus kanker payudara. Reseptor hormon progesterone dalam
keadaan normal lainnya terbentuk bila terdapat pada 35% pada kasus
tumor

3. Faktor Resiko

Ada beberapa faktor resiko yang di identifikasi berkaitan dengan


terjadinya kanker payudara (Suzanne C. Smeltzer, 2001). Faktor resiko
tersebut, meliputi:
21

a. Riwayat pribadi adanya kanker payudara

Wanita yang telah menderita kanker payudara memiliki resiko


yang meningkat sebesar 1 % setiap tahunnya untuk menderita kanker
pada organ payudara sebelahnya.

b. Riwayat keluarga dengan kanker payudara

Mereka yang memiliki anak perempuan atau saudara perempuan


yang menderita kanker payudara memiliki resiko meningkat 2-6 kali
terkena kanker payudara.

c. Menarche dini

Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami


menstruasi sebelum usia 12 tahun.

d. Nullipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama

Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 30 tahun


mempunyai resiko 2 kali lipat untuk menderita kanker payudara
dibandingkan wanita yang melahirkan anak pertama sebelum usia 20
tahun.

e. Menopause pada usia lanjut

Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan resiko untuk


mengalami kanker payudara.
22

f. Riwayat penyakit payudara jinak

Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel


proliferatif mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker
payudara.

g. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum


usia 30 tahun

Keduanya memiliki resiko hampir dua kali lipat untuk menderita


kanker payudara.

h. Obesitas

Merupakan resiko terendah diantara wanita pascamenopause.


Namun wanita gemuk yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka
kematian yang lebih tinggi, yang paling sering berhubungan dengan
diagnosis yang lambat.

i. Penggunaan kontrasepsi oral

Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral beresiko tinggi untuk


mengalami kanker payudara.

j. Terapi penggantian hormone

Wanita yang berusia lebih tua yang menggunakan estrogen


suplemen dalam jangka panjang (5-15 tahun) dapat mengalami
peningkatan resiko terjadinya kanker payudara.
23

k. Konsumsi alkohol

Ada sedikit peningkatan resiko pada wanita yang mengkonsumsi


alkohol, bahkan dengan hanya sekali minum per hari. Resiko meningkat
pada wanita yang minum alcohol tiga kali sehari.

Tjindarbumi D (2003) menyatakan bahwa epidemiologi dari


kanker payudara telah diselidiki lebih mendalam pada binatang dan
manusia daripada penyakit kanker lainnya. Penelitian genetik dari
penyakit ini telah berulanag kali menunjukkan suatu kenaikan 2 atau 3 kali
lipat dalam resiko mendapatkan kanker payudara yang “site spesific” yang
berhubungan dengan keluarga kanker payudara tingkat 1. Resiko ini
menunjukkan jelas suatu kenaikkan, bila permulaan dari penyakit kanker
payudara terjadi pada masa menopause atau bila terjadi bilateral.

Selanjutnya Tjindarbumi D. (2003) menyatakan bahwa kanker


payudara dapat juga ditemukan pada keluarga yang mempunyai hubungan
dengan penyakit kanker lainnya, termasuk kanker dari:

a. Kanker saluran pencernaan (Gastrointestinal cancer)


b. Kanker indung telur dan rahim (ovarium and endometrium cancer)
c. Tumor-tumor otak (Brain cncer)
d. Kanker darah (leukimia)
e. Sarkoma

Berdasarkan hasil penelitian dari Simanjuntak T.M (1977) yang


telah melakukan penelitiannya di bagian bedah FKUI/RSCM periode 1971-
1973, menemukan beberapa faktor resiko pada kanker payudara yang sudah
diterima secara luas oleh kalangan pakar kanker (oncologist) di dunia
adalah sebagai berikut:
24

a. Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan


yang lebih besar untuk mendapatkan kanker payudara dan resiko ini akan
bertambah samapi umur 50 tahun.

b. Wanita yang tidak menikah resikonya 2-4 kali ebih tinggi daripada
wanita yang menikah dan mempunyai anak.

c. Wanita yang melahirkan anak pertama setelah berumur 35 tahun


resikonya 2 kali lebih besar.

d. Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) yang usianya


kurang dari 12 tahun resikonya 1,7 – 3,4 kali lebih tinggi daripada
wanita dengan menarche yang datang pada usia normal atau lebih dari
12 tahun.

e. Wanita yang mengalami masa menopousenya terlambat lebih dari 55


tahun, resikonya 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi.

f. Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma atau tumor jinak


payudara, resikonya 3-9 kali lebih besar.

g. Wanita dengan kanker pada payudara kontralateral, resikonya 3-9 kali


lebih besar.

h. Wanita yang pernah mengalami operasi tumor ovarium resikonya 3-4


kali lebih besar.

i. Wanita yang mengalami penyinaran (radiasi) di dinding dada, resikonya


2-3 kali lebih tinggi.

j. Wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita kaner payudara pada
ibu, saudara perempuan, adik/kakak, resikonya 2-3 kali lebih tinggi.
25

k. Wanita yang memakai kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara


jinak akan meningkatkan resiko untuk mendapatkan kanker payudara 11
kali lebih tinggi.

4. Perjalanan Penyakit

a. Tahap-tahap perkembangan sel normal menjadi sel kanker

Sejarah perkembangan tumor ganas dibagi dalam empat fase:


perubahan yang besar pada sel target (transformasi), pertumbuhan sel
yang bertransformasi tadi, invasi lokal dan metastasis ke seluruh tubuh.
Inilah karakteristik perbedaan antara tumor jinak dan tumor ganas.

b. Diferensiasi dan anaplasia

Diferensiasi adalah sel neoplastik yang bila dibandngkan dengan


sel normal berbeda secara fungsional dan morfologi, disebut anaplasia
bila sel tersebut sudah sangat berbeda dengan sel normalnya.

Anaplasia ditandai dengan beberapa perubahan morfologi:

 Pleomorfisme. Sel ditemukan beberapa kali lebih besar dari sel


tetangganya dan kadang beberapa sel juga kadang-kadang lebih kecil
 Morfologi inti sel yang abnormal. Nucleus membesar dan
hiperkromatik sehingga rasio terhadap sitoplasma menjadi
1:1.Terdapat anak inti yang besar di dalam inti.
 Mitosis. Menggambarkan aktivitas sel dalam membelah diri, biarpun
adanya mitosis tidak dapat menggambarkan bahwa sel tersebut telah
ganas apa tidak tetapi ada perubahan yang morfologi yang
menggambarkan sel ganas apa tidak seperti atipik, mitosis aneh yang
meproduksi tripolar atau quadripolar spindle.
26

 Perubahan lain. Terbentuknya sel-sel tumor raksasa yang


mempunyai inti yang sangat besar atau mempunyai beberapa inti sel.
Di bagian tengah sel tumor tersebut biasanya mengalami nekrosis
karena tidak mendapat suplai darah yang adekuat.

c. Kecepatan pertumbuhan sel

Kecepatan pertumbuhan sel biasanya ditandai dengan 3 factor


utama: pertumbuhan sel dua kali lebih cepat dari normal, fraksi sel
tumor yang berada di kolam replikasi, dan kecepatan dimana sel tumor
bertumpuk. Umumnya, kecepatan pertumbuhan sel tumor sangat
berkorelasi dengan tingkat diferensiasi mereka dan tumor ganas
biasanya tumbuh lebih cepat dari tumor jinak. Biasanya sel tumor
terhenti di fase G0 atau G1.

d. Invasi lokal

Semua tumor jinak tumbuh lambat dan biasanya lokal karena


dia tidak mempunyai kemapuan untuk infiltrasi, invasi atau metastasis.
Mereka membentuk kapsula fibrosa yang memisahkannya dari jaringan
host. Biarpun dilindungi oleh jaringan kapsul tetapi dapat terjadi
hemangioma (neoplasma yang terbentuk dari pembuluh darah yang
terbentuk di sekitar tumor) biasanya manifestasinya terlihat di kulit.

Pertumbuhan kanker bersamaan dengan infiltrasi yang progresif,


invasi, dan penghancuran jaringan sekitar. Umumnya tumor ganas
sangat tidak bisa membatasi geraknya dalam menyerang sel yang sehat.
Pelan-pelan tumor yang ganas tersebut tumbuh mendekati jaringan
kapsul dan mendorong menuju jaringan yang sehat. Pemerikaan
histology massa kapsul menunjukkan barisan sel yang penetrasi dan
27

infiltrasi ke sel yang terdekat membentuk struktur yang tidak teratur


seperti kepiting yang menggambarkan sel kanker.

5. Penyebaran

Adalah penyebaran tumor ganas menuju ke rongga-rongga tubuh,


pembuluh darah dan saluran limfatik akibat sifat invasive dari tumor ganas
tersebut.

a. Penyebaran ke rongga-rongga dan permukaan tubuh

Terjadi ketika tumor ganas menyerang tempat-tempat rongga


tubuh yang natural. Biasanya menyerang ke kavitas peritoneal, tetapi
kavitas yang lain seperti pleural, pericardial, subarachnoid, dan
persendian dapat juga terkena penyebaran dari tumor ganas.

b. Penyebaran limfatik

Penyebaran melalui limfatik adalah jalan yang paling sering


ditempuh oleh tumor ganas. Pada kanker payudara melakukan
pemeriksaan kelenjar limfatik aksilla sangat penting untuk mengetahui
progresifitas tumor dan perencanaan tatalaksana.

c. Penyebaran hematogen

Arteri dengan dinding yang lebih tebal dari vena lebih kuat dari
penetrasi yang dilakukan oleh tumor ganas, tumor ganas yang melewati
kapiler pulmoner atau arteri pulmoner dapat meningkatkan risiko
terjadinya emboli. Paru-paru dan liver merupakan yang paling sering
terkena metastasis akibat persebaran hematogen. (Underwood, 1999).
28

Penyebaran terjadi melalui saluran limf dan darah. Metastasis ke


kelenjar getah bening di temukan pada sekitar 40% kanker yang
bermanifestasi sebagai massa yang dapat di palpasi, tetapi pada kurang
dari 15% kasus yang ditemukan dengan mamografi. Lesi yang terletak di
tengah atau kuadran luar biasanya mula-mula menyebar ke kelenjar aksila.
Tumor yang terletak di kuadran dalam sering mengenai kelenjar getah
bening di sepanjang arteri mamaria interna. Kelenjar supraklavikula
kadang-kadang menjadi tempat utama penyebarannya, tetapi kelenjar ini
baru terkena hanya setelah kelenjar aksilaris dan mamaria interna terkena.
Dan kemudian terjadi penyebaran ketempat yang lebih distal, dengan
kelainan metastatic di hampir semua organ atau jaringan tubuh. Lokasi
yang disukai adalah paru, tulang, hati, dan kelenjar serta (yang lebih
jarang) otak, limpa, hipofisis. Namun, tidak ada tempat yang tidak lolos.
Metastasis mungkin timbul bertahun-tahun setelah lesi primer tampaknya
telah terkontrol oleh terapi, kdang-kadang 15 tahun kemudian. (Vinay,
Kumar. Ramzi S, Cotran. 2007)

6. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis kanker payudara dapat berupa:

a. Massa tumor

Sebagian besar bermanifestasi sebagai benjolan pada payudara


yang tidak nyeri, sering ditemukan secara tidak sengaja. Lokasi
benjolan kebenyakan di kuadran lateral atas, umumnya lesi soliter,
konsistensi agak keras, batas tidak tegas, permukaan tidak licin,
mobilitas kurang. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin
besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit
payudara atau pada putting susu.
29

Benjolan di payudara biasanya mendorong penderita untuk ke


dokter. Benjolan ganas yang kecil sukar dibedakan dengan benjolan
tumor jinak, tetapi kadang dapat diraba benjolan ganas yang melekat
pada jaringan sekitarnya. Bila tumor telah besar, perlekatan lebih jelas.
Konsistensi kelainan ganas biasanya keras. Pengeluaran cairan dari
puting biasanya mengarah ke papiloma atau karsinoma intraduktal,
sedangkan adanya nyeri lebih mengarah ke kelainan fibriokistik.

b. Perubahan Kulit

 Tanda lesung: ketika tumor mengenai ligament glandula mamae,


ligament itu memendek hingga kulit setempat menjadi cekung
disebut ‘tanda lesung’.
 Perubahan kulit jeruk (peau d’orange): ketika vasa limfatik subkutis
tersumbat sel kanker, hambatan drainase limfe menyebabkan udem
kulit. Folikel rambut tenggelam ke bawah tampak sebagai tanda kulit
jeruk.
 Nodul satelit kulit: ketika sel kanker di dalam vasa limfatik subkutis
masing-masig membentuk nodul metastasis, di sekitar lesi primer
dapat muncul banyak nodul tersebar, secara klinis diebut ‘tanda
satelit’.
 Invasi, ulserasi kulit: ketikatumor menginvasi kulit, tampak
perubahan berwarna merah atau merah gelap. Bila tumor terus
bertambah besar, lokasi itu dapat menjadi iskemik, ulserasi,
membentuk bunga terbalik. Ini disebut ‘tanda kembang kol’.
 Perubahan infalamatorik: secara klinis disebut ‘karsinoma mamae
inflamatorik’. Tampil sebagai keseluruhan kulit mamae berwarna
merah bengkak, mirip peradangan, dapat disebut ’tanda peradangan’.
Tipe ini sering ditemukan pada kanker mamae waktu hamil atau
laktasi.
30

c. Perubahan papilla mamae

 Retraksi, distorsi papilla mamae: umumnya akibat tumor menginvasi


jaringan subpapilar.
 Secret papilar (umumnya sanguineus): sering karena karsinoma
papilar dalam duktus beasr atau tumor mengenai duktus besar.
 Perubahan eksematoid: merupakan manifestasi spasifik dari kanker
eksematoid (penyakit Paget). Klinis tampak areola, papilla mamae
tererosi, berkrusta, secret, deskuamasi, sangan mirip eksim.

d. Pembesaran kelenjar limfe regional

Pembesaran kelenjar limfe aksilar ipsilateral dapat soliter


ataupun multiple, pada awalnya mobil, kemudian dapat saling
berkoalesensi atau adhesi dengan jaringan sekitarnya. Dengan
perkembangan penyakit, kelenjar limfe supraklavikular juga dapat
menyusul membesar. Yang perlu diperhatikan adalah ada sebagian
sangat kecil pasien kanker mamae hanya tampil dengan limfadenopati
aksilar tapi tak teraba mass mamae.

Gambar 2.3. Tanda dan gejala pada karsinoma mammae


(R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 1997)
31

7. Diagnosis

Pemeriksaan payudara secara rutin sangat diperlukan untuk


mendeteksi adanya kanker payudara sedini mungkin. Semakin dini kanker
tersebut ditemukan dan segera ditangani akan memberikan harapan
kesembuhan yang besar.

a. Anamnesis

Harus mencakup status haid, perkawinan,partus, laktasi, riwayat


kelainan mamae sebelumnya, riwayat kanker di keluarga, fungsi
kelenjar tiroid dan penyakit ginekologik. Dalam riwayat penyekit
sekarang terutama harus perhatikan waktu timbulnya massa, kecepatan
pertumbuhan dan hubungan dengan haid.

b. Pemeriksaan fisik

 Inspeksi

Amati ukuran dan kesimetrisan kedua mamae, perhatikan


apakah ada benjolan atau perubahan patologik kulit.

 Palpasi

Dilakukan dengan posisi duduk dan berbaring, perabaan


menggunakan tiga jari dan menekan mamae dengan lembut searah
atau berlawanan dengan arah jarum jam, jika terdapat benjolan
periksa dan catat lokasi, ukuran, konsistensi, batas, permukaan,
mobilitas dan nyeri tekan. Kemudian pijat areola dan papilla mamae
dengan lembut, lihat apakah keluar sekret. Periksa kelenjar limf aksila
dengan perabaan ujung jari di seluruh fosa aksila kanan dan kiri.
32

c. Pemeriksaan Penunjang

 Mamografi

Mamografi adalah pemeriksaan payudara dengan suatu alat


dan merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit
dan hanya memakan waktu 5 - 10 menit saja. Saat terbaik untuk
menjalani pemeriksaan mamografi adalah seminggu setelah selesai
menstruasi. Caranya adalah meletakkan payudara secara bergantian
antara 2 lembar alas, kemudian dibuat foto rontgen dari atas ke
bawah, kemudian dari kiri ke kanan. Kelebihan mamograri adalah
dapat menampilkan nodul yang sulit dipalpasi, dapat menemukan
lesi mamae tanpa nodul namun terdapat bercak mikrokalsifikasi,
sebuah benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada
mammogram. Ketepatan diagnosis sekitar 80%.

 Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan USG adalah pemeriksaan dengan


menggunakan gelombang bunyi dengan frekuensi tinggi untuk
mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Tranduser
frekuensi tinggi dan pemeriksaan dopler tidak hanya dapat
membedakan dengan sangat baik tumor kistik atau padat, tapi juga
dapat mengetahui pasokan darahnya serta kondisi jaringan di
sekitarnya, menjadi dasar diagnosis yang baik

 MRI mamae.

Karena tumor mamae mengandung densitas mikrovaskular


abnormal, MRI mamae degan kontras memiliki spesifisitas tinggi
dalam diagnosis karsinoma mamae stadium dini. Tapi pemeriksaan
33

ini cukup mahal, sulit digunakan meluas, hanya menjadi suatu


pilihan dalam diagnosis banding terhadap mikrotumor.

 Pemeriksaan Laboratorium

Dewasa ini belum ada petanda spesifik untuk kanker


mamae. CEA memiliki nilai positif bervariasi 20-70%, antibody
monoclonal CA 15-3 angka positifnya 33-60%, semuanya dapat
untuk referensi diagnosis dan tindak lanjut klinis.

 Pemeriksaan sitologi

Aspirasi jarum halus atau Fine needle Aspiration biopsy


(FNAB) merupakan metode yang sederhana, aman, akurasi
mencapai 90% lebih. Data menunjukkan pungsi aspirasi jarum
tidak mempengaruhi hasil terapi.

 Pemeriksaan histologik pungsi jarum mandarin.

Pemeriksaan ini memiliki kelebihan sederhana dan aman


seperti FNAB, juga ketepatan diagnosis histologik biopsy eksisi,
serta dapat memeriksa imunohistologi yang sesuai. Pemeriksaan ini
luas dipakai di klinis, khususnya sasuai bagi pasien yang diberi
kemoterapi adjuvant

 Pemeriksaan Biopsi

Cara biopsy dapat berupa eksisi ataupun insisi, tapi


umumnya dengan biopsy eksisi. Di RS yang menyediakan dapat
dilakukan potong beku saat operasi.
34

8. Klasifikasi Stadium

Penentuan Stadium Kanker Payudara. Faktor prognostik


terpenting untuk kanker payudara adalah ukuran tumor primer,
metastasis ke kelenjar getah bening, dan adanya lesi di tempat jauh.
Faktor prognostik lokal yang buruk adalah invasi ke dinding dada,
ulserasi kulit, dan gambaran klinis karsinoma peradangan. Gambaran
ini digunakan untuk mengklasifikasikan perempuan ke dalam
kelompok prognostik demi kepentingan pengobatan, konseling, dan uji
klinis. Sistem penentuan stadium yang tersering digunakan telah
dirancang oleh American Joint Committee on Cancer Staging dan
International Union Against Cancer, seperti terlihat berikut ini.
Harapan hidup 5 tahun untuk perempuan berkisar dari 92% untuk
penyakit stadium IIa hingga 13% untuk penyakit stadium IV.
Klasifikasi yang digunakan adalah menggunakan system TNM dengan
‘T’ yaitu ukuran tumor, ‘N’ yaitu Node atau kelenjar getah bening
regional dan ‘M’ yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Pada kanker
payudara penilaian TNM sebagai berikut:

a. T (tumot size) ukuran tumor:

T0 : tidak ditemukan tumor primer


T1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T2 : ukuran tumor diameter 2-5 cm
T3 : ukuran tumor diameter > 5 cm
T4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran
ke kulit atau dinding dada atau pada pada keduanya
yang dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit
payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit
luar utama.
35

b. N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) :

N0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/


aksilla
N1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat
digerakkan.
N2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
N3 : ada metastasis ke kgb di supraklavikula atau pada kgb
di mammary interna di dekat tulang sternum.

c. M (Metastasis), penyebaran jauh :

Mx : metastasis jauh belum dapat dinilai


M0 : tidak terdapat metastasis jauh
M1 : terdapat metastasis jauh

Setelah masing-masing factor T,N,M, didapatkan, ketiga factor


tersebut kemudian digabung dan didapatkan stadium kanker sbagai
berikut :

Stadium 0 : T0 N0 M0

Stadium I : T1 N0 M0

Stadium IIA : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0

Stadium IIB : T2 N1 M0 / T3 N0 M0

Stadium IIIA : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1-2 M0

Stadium IIIB : T4 N apapun MO

Stadium IIIC : T apapun N3 MO


36

Stadium IV : T apapun N apapun M1

9. Terapi

Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya


banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjarbumi, 1994).
Terapi bedah,radioterapi, kemoterapi dan terapi hormon, menempati
posisi sangat penting dalam terapi kanker mamae dan selalu harus
digunakan sacara kombinasi. Terhadap setiap kasus kanker mamae
harus ditentukan strategi terapi menyeluruh, strategi menyeluruh akan
langsung berpengaruh pada hasil terapi.

a. Terapi bedah

Pasien pada awal termasuk stadium 0, I, II dan sebagian


stadium III disebut kanker mamae operable. Operasi yang biasa
dilakukan adalah masektomi yaitu operasi pengangkatan payudara.
Biasanya disebut masektomi total jika mengangkat seluruh payudara
tetapi tidak mengangkat kelenjar ketiak atau masektoni radikal jika
dilakukan pengangkatan pada sebagian dari payudara.

b. Radioterapi

Radioterapi adalah proses penyinaran pada daerah yang


terkena kanker dengan menngunakan sinar X dan sinar gamma
yangbertujuan membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa
(Denton, 1996). Efek pengobatan ini adalah tubuh menjadi lelah,
nafsu makan berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi
hitam, serta Hb dan leukosit cenderung turun sebagai akibat radiasi.
Radioterapi bisa digunakan secara murni untuk kuratif, sebagai
terapi adjuvant ataupun radioterapi paliatif.
37

c. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat0obatan antikanker


dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan
untuk membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker di payudara
tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi
adalah pasien mengalami mual muntah serta rambut rontok karena
pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
Kemoterapi bisa diberikan sebelum operasi atau sebagai adjuvan.

D. Konsep Dasar Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

1. Pengertian

SADARI adalah periksa payudara sendiri yang dilakukan secara


rutin setiap bulan setelah menstruasi (Gilbert, 1996: 44). Sedangkan menurut
Manuaba (1999: 72) SADARI adalah upaya untuk menetapkan adanya
tumor atau tidak dalam payudara yang dilakukan dengan peradabaan.

2. Tujuan

Menurut Ramli (2000: 177) tujuan dilakukan SADARI adalah


untuk mendeteksi secara dini jika ada kelainan di payudara. Menurut
Barbara C. Long (1996) tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk
mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada payudara baik struktur, bentuk
ataupun tekstur

3. Waktu SADARI

 SADARI dianjurkan pada setiap wanita yang telah memiliki siklus


menstruasi dan wanita yang telah mengakhiri siklus menstruasi
(menopause).
38

 SADARI dilakukan setiap bulan selama lebih kurang 5-10 menit


 Sebulan sekali, satu minggu setelah menstruasi selesai atau antara hari
kelima dan kesepuluh dari siklus menstruasi dengan menghitung hari
pertama menstruasi sebagai hari pertama. SADARI dapat juga
langsung dilakukan apabila dicurigai adanya kelainan pada payudara
(Suzanne C. Smeltzer, 2001).

4. Cara pemeriksaan SADARI

Menurut Sarwono (1999, 473) cara SADARI :

a. Perhatikan dan amati :

 Perhatikan dengan teliti payudara anda dimuka cermin tanpa


berpakaian sambil berdiri tegak, dengan kedua lengan lurus kebawah
disamping badan. Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara,
perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Perhatikan
juga bila ada benjolan di payudara. Amati dengan teliti, sebab anda
sendirilah yang mengenal tubuh anda.

Gambar 2.4 Cara Pemeriksaan Sadari 1 (Naura, 2009)


39

 Angkatlah kedua lengan lurus keatas dan ulangi periksa.


Mengangkat kedua lengan dimaksud untuk melihat retraksi kulit atau
perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.

Gambar 2.5 Cara Pemeriksaan Sadari 2 (Naura, 2009)

 Dengan kedua siku mengarah kesamping tekanlah telapak tangan


anda di pinggang. Cara ini akan menegangkan otot-otot dada dan
axilla agar perubahan-perubahan ex cekungan (dekok) dan benjolan
akan lebih kelihatan.

Gambar 2.6 Cara Pemeriksaan Sadari 3 (Naura, 2009)

b. Tindakan berikutnya lakuakan perabaan payudara dalam posisi berbaring


dengan cara :

 Rabalah dengan tiga ujung jari tengah yang dirapatkan


40

 Lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantap


dimulai dari pinggir dengan mengkuti arah putaran jarum
jam.Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara sirkuler atau
radier

Radier Sirkuler

Gambar 2.7 Cara Pemeriksaan Sadari 4 (Naura, 2009)

 Lakukan perabaan pada payudara kanan dengan cara berbaringlah


dengan tangan kanan dibawah kepala dan letakkanlah bantal kecil
dibawah punggung kanan. Raba seluruh permukaan payudara kanan
dengan gerakan pada memutar dari luar kedalam atau radier.
 Lakukan hal yang sama seperti di atas tetapi dengan tangan kiri di
bawah kepala, sedang tangan kanan meraba payudara kiri anda.
 Perhatikan bila ada benjolan yang mencurigakan
 Pencetlah pelan-pelan daerah sekitar putting dan amatilah apakah
keluar cairan yang tidak normal (tidak biasa).

Gambar 2.8 Cara Pemeriksaan Sadari 5 (Naura, 2009)


41

 Pemeriksaan ketiak. Bagilah payudara menjadi 4 bagian, ¼ atas


dekat axilla. Beri perhatian khusus karena ditempat tersebut sering
ditemukan tumor payudara serta lakukan juga pemeriksaan ketiak.
Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda
dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

Gambar 2.9 Cara Pemeriksaan Sadari 6 (Naura, 2009)

5. Hasil pemeriksaan SADARI

a. Melihat sendiri perubahan payudara. Pada waktu melihat payudara


dapat menggunakan cermin sehingga mudah terlihat perubahan
payudara berupa:

 Terjadi pigmentasi kulit payudara (perubahan warna, bertambah


hitam atau menjadi putih).
 Perubahan letak puting susu (retraksi puting susu).
 Perubahan kulit payudara menjadi keriput.
 Putting susu mengeluarkan cairan darah.
 Pergerkan payudara terbatas, artinya saat menggerakkan tangan
payudara tidak ikut bergerak.
 Terdapat luka atau ulkus pada payudara
42

b. Jika terdapat benjolan saat melakukan perabaan. Perlu diperhatikan


dan dicatat hal-hal terkait antara lain:

 Lokasi dibagian mana


 Ukuran seberapa besar
 Konsistensi lunak atau keras
 Batas tegas atau tidak
 Permukaan berbenjol atau rata
 Mobilitas dan nyyeri tekan

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah hubungan antara konsep-konsep


yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan
dilakukan (Notoatmodjo, 2002: 63).

Kerangka konsep di bawah ini menjelaskan bahwa tingkat


pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) bisa dikategorikan menjadi tinggi, sedang dan rendah. Tingkat
pengetahuan juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik wanita usia subur (20-
50 tahun) meliputi usia dan tingkat pendidikan. Dimana dengan semakin tua
usia seseorang maka akan bertambah pengalaman hidupnya sehingga tingkat
pengetahuannya pun semakin baik. Begitu juga tingkat pendidikan yang
semakin tinggi, maka wawasan dan pemahaman serta pengetahuan seseorang
akan semakin tinggi pula.
43

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

Pengetahuan wanita usia 20-50


Umur tahun tentang pemeriksaan
Pendidikan payudara sendiri (SADARI)
Pekerjaan
Intelegansia 1. Pengertian SADARI
Lingkungan 2. Tujuan SADARI
Social budaya 3. Waktu SADARI
Media informasi 4. Cara pemeriksaan SADARI
Pengelaman 5. Hasil pemeriksaan SADARI

Tinggi Sedang Rendah

Keterangan : Cetak tebal adalah variabel yang diteliti

Gambar 2.10 Kerangaka Konsep Penelitian

F. Variabel Pengukuran
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberi nilai beda
terhadap sesuatu (benda,manusia dan lain-lain) (Nursalam, 2003). Variabel
yang akan diteliti adalah variabel dipenden pengetahuan wanita usia (20-50
tahun) tentang SADARI yang terdiri dari sub variabel yaitu : pengetian
SADARI, tujuan SADARI, waktu SADARI, cara dan hasil pemeriksaan
SADARI dalam mendeteksi dini kanker payudara serta variabel independen
berupa usia dan pendidikan. Untuk dapat mengukur variabel penelitian ini
penulis menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Hal ini sesuai
dengan pendapat Notoatmodjo (2002 : 21) yaitu yang dimaksud dengan
instrumen adalah “alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data,
instrumen ini dapat berupa question (pertanyaan), formulir, observasi,
formulir-formulir lain yang berkaitan dengan penataan data”. Pada penelitian
kali ini peneliti menggunakan kuisioner pertanyaan.
44

G. Definisi operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variable dan istilah


yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya
mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian. (Setiadi, 2007)

Tabel 2.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor/ Kode


Usia Umur yang 1. 20-30 thn Kuesioner Ordinal 1. 20-30 thn
didapat
berdasarkan 2. 31-40 thn 2. 31-40 thn
pengakuan
responden 3. 41-50 thn 3. 41-50 thn

Variable Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor/kode


Pendidikan Tingkat 1.Dasar (SD Kuesioner Ordinal 1.Dasar
sekolah dan SMP) (SD dan
formal yang 2.Menengah SMP)
dicapai (SMA) 2.Menenga
berdasarkan 3.Tinggi h (SMA)
pengakuan (akademi,S1) 3.Tinggi(ak
responden ademi, S1)
45

Variable Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor/kode


Penegtahua Suatu hal Tahu Kuisioner Ordinal Jawaban
n wanita yang tentang:. benar nilai 3
usia 20-50 dipahami dan 1.Pengertian Jawaban
tahun dimengerti SADARI ragu atau
tentang oleh 2.Tujuan mendekati
SADARI responden SADARI nilai 2
3.Waktu Jawaban
SADARI salah nilai 1
4.Cara Tidak
pemeriksaan menjawab
SADARI nilai 0
5.Hasil Kriteria
pemeriksaan pengetahuan
SADARI :
Tinggi:
(skor >12)
Sedang :
(skor 6-12)
Rendah:
(skor <6)
46

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metodelogi penelitian adalah cara memecahkan masalah menurut metode


keilmuan (Notoatmodjo,2002). Pada bab ini akan dibahas mengenai desain
penelitian, ruang lingkup penelitian, kerangka konsep, populasi, sampel dan
sampling, pengolahan serta analisa data.

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan wadah menjawab pertanyaan penelitian


atau menguji hipotesis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
Deskriptif survey dengan menggunakan desain Cross Sectional melalui
kuisioner yang diberikan pada responden. Dimana metode penelitian
deskriptif adalah metode penilitian terhadap sekumpulan objek yang biasanya
cukup banyak dalam jangka waktu tertentu, dimana informasi yang
disediakan biasanya berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan
antar variabel dalam suatu populasi (Setiadi, 2007:131).

B. Ruang Lingkup Penelitian

1. Subjek

Subjek yang diteliti adalah wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan


RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa Tahun 2010

2. Obyek

Obyek penelitian tentang hubungan usia dan tingkat pendidikan


dengan pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang Periksa Payudara
Sendiri (SADARI)
47

3. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan


Rempoa sedangkan waktu penelitiannya adalah bulan September 2010.

C. Kerangka Operasional Penelitian (Frame Work)

Gambar 3.1 Kerangka Operasional

Populasi
67 jiwa wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan
Rempoa pada tahun 2010

Sampel
67 jiwa wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan
Rempoa pada tahun 2010

Sampling

Sampling Jenuh
Mengumpulkan Data
 Membagikan Questionare kepada
responden
 Meminta responden untuk menjawab
pertanyaan pada lembar Questionare

Mengolah Analisa Data


 Editing
 Koding
 Sorting
 Entry data
 Cleaning
 Penyajian data

Hasil

Laporan awal

Seminar Hasil

Laporan akhir
48

D. Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1998: 15).


Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2002: 79). Populasi dalam penelitian ini adalah 67 jiwa
wanita usia 20-50 tahun yang bertempat tinggal di RT 06 dan RT 07 RW
02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010.

2. Sampel

Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan subjek yang


diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002: 79).
Menurut Notoatmodjo (2002: 79) apabila subjek penelitian kurang dari 100,
lebik baik sampel diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 67 jiwa wanita usia
20-50 tahun yang bertempat tinggal di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan
Rempoa pada tahun 2010.

3. Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat


mewakili porsi (Nursalam, 2003), teknik sampling adalah suatu cara-cara
yang ditempuh dalam pengambilan sampel agar memperoleh sampel yang
benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian (Nursalam dan
Pariani,2001). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi dijadikan sampel.
49

E. Instrumen Penelitian

Untuk mengukur pengetahuan, alat ukur yang digunakan adalah angket


atau kuesioner yang diberikan kepada para responden. Angket adalah
penyelidikan suatu masalah yang banyak menyangkut kepentingan umum
(orang banyak) dengan jalan mengedarkan formulir berupa pertanyaan,
diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek untuk mendapakan jawaban
(respon, tanggapan) tertulis sepenuhnya (Arikunto, 1998: 112). Instrumen
dalam penelitian ini adalah pengetahuan. Peneliti mengukur dengan
menggunakan kuesioner yang diberikan kepada para responden. Pada setiap
item pertanyaan terdapat 3 alternatif jawaban yang ada, bila jawaban benar
mendapat skor 3 (nilai tertinggi), bila jawaban yang diberikan ragu-ragu atau
kurang tepat mendapat skor 2 (nilai sedang) dan bila jawaban yang diberikan
salah mendapat skor 1 (nilai rendah)

F. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul melalui angket atau kuesioner maka


dilakukan pengolahan data yang melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Seleksi Data (Editing) Proses pemeriksaan data dilapangan sehingga


dapat menghasilkan data yang akurat untuk pengelolaan data
selanjutnya kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa apakah semua
pertanyaan penelitian sudah dujawab dan jawaban yang atau tertulis
dapat dibaca secara konsisten.

b. Pemberian Kode (Coding) Setelah dilakukan editing selanjutnya penulis


memberikan kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan
dalam melakukan analisa data.
50

c. Pengelompokan data (Tabulating) Pada tahap ini, jawaban-jawaban


responden yang sama dikelompokkan dengan teliti dan teratur lalu
dihitung lalu dijumlahkan kemudian dituliskan dalam bentuk tabel-
tabel.

2. Teknik Analisa Data


Selanjutnya setelah data diolah maka dilakukan analisis data yaitu
dengan analisis Deskriptif Univariabel dengan menggunakan distribusi
frekuensi terhadap hasil kuesioner dan dijadikan dalam bentuk tabel atau
grafik.

a. Untuk pengetahuan

Menggunakan rumus:

P = f / N x 100%

Keterangan :

P : proporsi

F : jumlah jawaban yg benar

N : jumlah skor maksimal jika jawaban di jawab semua

(Arikunto, 1998)

Pemberian skor 3 untuk setiap jawaban yang benar dan


pemberian skor 2 untuk jawaban yang mendekati benar dan skor 1
untuk jawaban yang salah. Untuk tingkat pendidikan peneliti
mengkategorikan variable ini menjadi 3 kategori yaitu pengetahuan
tinggi, pengetahuan sedang dan pengetahuan rendah. Pengolahan data
51

untuk variable pendidikan peneliti menggunakan program SPSS for


windows versi 16.0

b. Untuk Pendidikan

Untuk tingkat pendidikan peneliti mengkategorikan variable ini


menjadi 3 kategori yaitu Dasar (SD), Menengah (SMP, SMA) dan
Tinggi (akademi, S1). Pengolahan data untuk variable pendidikan
peneliti menggunakan program SPSS for windows versi 16.0.

c. Untuk Usia

Untuk usia peneliti mengkategorikan variabel ini menjadi 3


kategori yaitu 20-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun. Pengolahan data
untuk variable usia peneliti menggunakan program SPSS for windows
versi 16.0.

d. Uji Hipotesis

Pada penelitian ini data hasil penelitian diolah menggunakan


rumus Chi-Square Test untuk pengujian hipotesis, karena pada
penelitian ini peneliti mengkategorikan kedua variable tersebut menjadi
3 kategori yaitu rendah sedang tinggi. Uji hipotesis dengan Chi Square
test ini dioperasikan dengan menggunakan SPSS for windows versi
16.0.
52

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Setelah kuesioner dikumpulkan dan diolah didapat data yang disajikan


dalam bentuk tabel distribusi dan diagram.Pada bab ini akan diuraikan tentang
hasil penelitian mengenai hubungan usia dan tingkat pendidikan dengan
pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (sadari)
di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa berdasarkan hasil
pengumpulan data pada tahun 2010 diperoleh 67 responden.

1. Data Umum

Pada bagian ini peneliti akan membahas data umum responden


meliputi usia dan pendidikan pada wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan
RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010

a. Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia di RT 06 dan RT 07


RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010.

No Usia Jumlah Persen


(%)
1 20-30tahun 30 44,8
2 31-40tahun 21 31,3
3 41-50tahun 16 23,9
Jumlah 67 100
53

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar


responden yang berusia 20-30 tahun sebanyak 30 responden (44,8%),
yang berusia 31-40 tahun sebanyak 21 responden (31,3%) dan yang
berusia 41-50 tahun sebanyak 16 responden (23,9%)

b. Distribusi responden berdasarkan pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan pendidikan di RT 06


dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010.

No Pendidikan Jumlah Persen (%)


1 Dasar 14 20,9
2 Menengah 22 32,8
3 Tinggi 31 46,3
Jumlah 67 100%

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar


responden yang berpendidikan dasar sebanyak 14 responden
(20,9%), yang berpendidikan menengah sebanyak 22 responden (
32,8%) dan yang berpendidikan tinggi sebanyak 31 responden
(46,3%).

2. Data Khusus

Pada bagian ini peneliti akan membahas data khusus dari 60


responden mengenai pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa
payudara sendiri (SADARI) di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan
Rempoa pada tahun 2010

Sesuai dengan pertanyaan penelitian maka hasil penelitian ini


dibagi dalam 5 sub variabel, yaitu:
54

1.Pengertian SADARI
2.Tujuan SADARI
3.Waktu SADARI
4.Cara SADARI
5.Hasil SADARI

Berikut ini akan disajikan hasil penelitian tentang pengetahuan


tersebut berdasarkan sub variabel dan penegetahuan secara keseluruhan
dalam bentuk table dan diagram

a. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pertanyaan

 Distribusi jawaban berdasarkan pertanyaan “apakah SADARI untuk


mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan sendiri oleh setiap
wanita”.

Table 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan jawaban pertanyaan


“apakah SADARI untuk mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan
sendiri oleh setiap wanita” pada wanita usia 20-50 tahun di RT 06
dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa tahun 2010.

No Apakah SADARI untuk Jumlah Persentase (%)


mendeteksi tumor payudara
dapat dilakuan sendiri oleh
setiap wanita (pertanyaan 1)
1 Salah 9 13,4
2 Mendekati atau ragu-ragu 15 22,4
3 Benar 43 64,2
Jumlah 67 100
55

Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata responden yang


menjawab benar pada pertanyaan apakah SADARI untuk
mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan sendiri oleh setiap wanita
adalah sebanyak 43 responden (64,2%), diikuti dengan jawaban yang
mendekati atau ragu-ragu sebanyak 15 responden (22,4%) dan
responden yang menjawab salah sebanyak 9 responden (13,4%).

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi jawaban pertanyaan “apakah


SADARI untuk mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan sendiri
oleh setiap wanita ”pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa
payudara sendiri (SADARI) berdasarkan usia.

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden,


sebagian besar respondennya berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 30
responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 5 orang (16,7%)
dengan jawaban salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati
sebanyak 6 responden (20%) dan responden yang jawabannya benar
56

sebanyak 19 responden (63%). Berikutnya terbanyak kedua adalah


responden yang berusia 31-40 tahun ada 21 responden (100%) dari
jumlah tersebut tidak ada yang menjawab salah diikuti respoden
yang jawabannya mendekati sebanyak 6 responden(28,6) dan
responden yang jawabannya benar sebanyak 15 responden (71,4%) .
Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden yang
berusia 41-50 tahun ada 16 responden (100%), terdapat 4 orang
(25%)dengan jawaban salah diikuti respoden yang jawabannya
mendekati sebanyak 3 responden (18,7%) dan responden yang
jawabannya benar sebanyak 9 responden (56,2%).

Diagram 4.2 Distribusi jawaban pertanyaan “apakah SADARI untuk


mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan sendiri oleh setiap
wanita” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara
sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan.
57

Diagram diatas menunjukkan bahwa dari 67 responden,


sebagian besar respondennya berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 31
responden (100%) , dari jumlah tersebut didapat 18 orang (58,1%)
dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati
sebanyak 5 responden (16,1%) dan responden yang jawabannya
salah sebanyak 8 (25,8) responden. Berikutnya terbanyak kedua
adalah responden dengan pendidikan menengah ada 22 responden
(100%) dari jumlah tersebut didapat 14 orang (63,6%) dengan
jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati
sebanyak 8 responden (36,4%) dan tidak ada responden (0%) yang
jawabannya salah. Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu
responden yang berpendidikan dasar ada 14 responden (100%), yaitu
didapat 11(78,6%) orang dengan jawaban benar diikuti respoden
yang jawabannya mendekati sebanyak 2 responden (14,3%) dan
responden yang jawabannya salah sebanyak 1 responden (7,1%).

 Distribusi pengetahuan berdasarkan pertanyaan “penegertian


SADARI”.

Table 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan jawaban pertanyaan


“penegertian SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan
Rempoa pada tahun 2010.

No Penegrtian SADARI Jumlah Persentase (%)


(Pertanyaan 2)
1 Salah 10 14,9
2 Mendekati atau ragu-ragu 11 16,4
3 Benar 46 68,7
Jumlah 67 100
58

Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk pertanyaan


pengertian SADARI , responden yang menjawab benar adalah
sebanyak 46 responden (68,7%), diikuti dengan jawaban yang
mendekati atau ragu-ragu sebanyak 11 responden (16,4%) dan
responden yang menjawab salah sebanyak 10 responden (14,9%).

Diagram 4.3 Distribusi jawaban pertanyaan “pengertian SADARI”


pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri
(SADARI) berdasarkan usia.

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden,


sebagian besar respondennya berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 30
responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 7 orang (23,3%)
dengan jawaban salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati
sebanyak 6 responden (20%) dan responden yang jawabannya benar
sebanyak 17 responden (56,7%). Berikutnya terbanyak kedua adalah
responden yang berusia 31-40 tahun ada 21 responden (100%) dari
59

jumlah tersebut 1 responden (4,8%) yang menjawab salah diikuti


respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 3 responden (14,3)
dan responden yang jawabannya benar sebanyak 17 responden
(80,9%). Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden
yang berumur 41-50 tahun ada 16 responden (100%), terdapat 2
orang (12,5%) dengan jawaban salah diikuti respoden yang
jawabannya mendekati sebanyak 2 responden (12,5%) dan
responden yang jawabannya benar sebanyak 12 responden (75%).

Diagram 4.4 Distribusi jawaban pertanyaan “pengertian SADARI”


pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri
(SADARI) berdasarkan pendidikan.

Diagram diatas menunjukkan bahwa dari 67 responden,


sebagian besar respondennya berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 31
responden (100%) , dari jumlah tersebut didapat 21 orang (67,8%)
dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati
60

sebanyak 5 responden (16,1%) dan responden yang jawabannya


salah sebanyak 5 responden (16,1%). Berikutnya terbanyak kedua
adalah responden dengan pendidikan menengah ada 22 responden
(100%) dari jumlah tersebut didapat 17 orang (77,3%) dengan
jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati
sebanyak 3 responden (13,6%) dan 2 responden (9,1%) yang
jawabannya salah. Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu
responden yang berpendidikan dasar ada 14 responden (100%), yaitu
didapat 8 orang (57,1%) dengan jawaban benar diikuti respoden
yang jawabannya mendekati sebanyak 3 responden (21,4%) dan
responden yang jawabannya salah sebanyak 3 responden (21,4%).

 Distribusi pengetahuan berdasarkan pertanyaan “Tujuan SADARI”.

Table 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan jawaban pertanyaan


“Tujuan SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa
pada bulan September 2010.

No Tujuan SADARI Jumlah Persentase (%)


(Pertanyaan 3)
1 Salah 17 10,4
2 Mendekati atau ragu-ragu 23 34,3
3 Benar 37 55,2
Jumlah 67 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk pertanyaan “tujuan


SADARI”, responden yang menjawab benar adalah sebanyak 37
responden (55,2%), diikuti dengan jawaban yang mendekati atau
ragu-ragu sebanyak 23 responden (34,3%) dan responden yang
menjawab salah sebanyak 17 responden (10,4%).
61

Diagram 4.5 Distribusi jawaban pertanyaan “tujuan SADARI”


pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri
(SADARI) berdasarkan usia.

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden,


sebagian besar respondennya berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 30
responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 5 orang (16,7%)
dengan jawaban salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati
sebanyak 10 responden (33,3%) dan responden yang jawabannya
benar sebanyak 15 responden (50%). Berikutnya terbanyak kedua
adalah responden yang berusia 31-40 tahun ada 21 responden
(100%) dari jumlah tersebut 1 responden (4,8%) yang menjawab
salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 7
responden (33,3%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak
13 responden (61,9%). Sedangkan responden yang paling sedikit
yaitu responden yang berusia 41-50 tahun ada 16 responden (100%),
62

terdapat 1 orang (6,3%) dengan jawaban salah diikuti respoden


yang jawabannya mendekati sebanyak 6 responden (37,5%) dan
responden yang jawabannya benar sebanyak 9 responden (56,2%).

Diagram 4.6 Distribusi jawaban pertanyaan “tujuan SADARI” pada


wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI)
berdasarkan pendidikan.

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67


responden, sebagian besar respondennya berpendidikan tinggi yaitu
sebanyak 31 responden (100%) , dari jumlah tersebut didapat 19
orang (61,3%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang
jawabannya mendekati sebanyak 10 responden (32,2%) dan
responden yang jawabannya salah sebanyak 2 responden (6,5%).
Berikutnya terbanyak kedua adalah responden dengan pendidikan
menengah ada 22 responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 14
orang (63,3%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang
63

jawabannya mendekati sebanyak 8 responden (36,4%) dan tidak


ada responden (0%) yang jawabannya salah. Sedangkan responden
yang paling sedikit yaitu responden yang berpendidikan dasar ada 14
responden (100%), yaitu didapat 4 orang (28,6%) dengan jawaban
benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 5
(37,5%) responden dan responden yang jawabannya salah sebanyak
5 responden (37,5%).

 Distribusi pengetahuan berdasarkan pertanyaan “waktu pemeriksaan


SADARI”.

Table 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan jawaban pertanyaan


“waktu pemeriksaan SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02
Kelurahan Rempoa pada tahun 2010.

No Waktu pemeriksaan Jumlah Persentase (%)


SADARI (Pertanyaan
4)
1 Salah 9 13,4
2 Mendekati atau ragu-ragu 26 38.8
3 Benar 32 47,8
Jumlah 67 100
T
abel di atas menunjukkan bahwa untuk pertanyaan “waktu
pemeriksaan SADARI”, responden yang menjawab benar adalah
sebanyak 32 responden (47,8%), diikuti dengan jawaban yang
mendekati atau ragu-ragu sebanyak 26 responden (38,8%) dan
responden yang menjawab salah sebanyak 9 responden (13,4%).
64

Diagram 4.7 Distribusi jawaban pertanyaan “waktu pemeriksaan


SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara
sendiri (SADARI) berdasarkan usia.

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden,


sebagian besar respondennya berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 30
responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 5 orang (16,7%)
dengan jawaban salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati
sebanyak 7 responden (23,3%) dan responden yang jawabannya
benar sebanyak 18 responden(60%). Berikutnya terbanyak kedua
adalah responden yang berusia 31-40 tahun ada 21 responden
(100%) dari jumlah tersebut 3 responden (14,3%) yang menjawab
salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 10
responden (47,6%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak
8 responden (38,1%). Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu
responden yang berusia 41-50 tahun ada 16 responden (100%),
terdapat 1 orang (6,3%) dengan jawaban salah diikuti respoden yang
65

jawabannya mendekati sebanyak 9 responden (56,2%) dan


responden yang jawabannya benar sebanyak 6 responden (37,5%).

Diagram 4.8 Distribusi jawaban pertanyaan “waktu pemeriksaan


SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara
sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan.

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67


responden, sebagian besar respondennya berpendidikan tinggi yaitu
sebanyak 31 responden (100%) , dari jumlah tersebut didapat 16
orang (51,6%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang
jawabannya mendekati sebanyak 10 responden (32,2%) dan
responden yang jawabannya salah sebanyak 5 responden (16,2%).
Berikutnya terbanyak kedua adalah responden dengan pendidikan
menengah ada 22 responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 11
orang (50%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang
jawabannya mendekati sebanyak 10 responden (45,5%) dan 1
66

responden (4,5%) yang jawabannya salah. Sedangkan responden


yang paling sedikit yaitu responden yang berpendidikan dasar ada 14
responden (100%), yaitu didapat 5orang (35,7%) dengan jawaban
benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 6
responden (42,9%) dan responden yang jawabannya salah sebanyak
3 responden (21,4%).

 Distribusi pengetahuan berdasarkan pertanyaan “cara pemeriksaan


SADARI”.

Table 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan jawaban pertanyaan


“cara pemeriksaan SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan
Rempoa pada tahun 2010.

Cara pemeriksaan Jumlah Persentase (%)


No SADARI (Pertanyaan 5)
1 Salah 16 23,9
2 Mendekati atau ragu-ragu 9 13,4
3 Benar 42 62,7
Jumlah 67 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk pertanyaan “waktu


pemeriksaan SADARI”, responden yang menjawab benar adalah
sebanyak 42 responden (62,7%), diikuti dengan jawaban yang
mendekati atau ragu-ragu sebanyak 9 responden (13,4%) dan
responden yang menjawab salah sebanyak 16 responden (23,9 %).
67

Diagram 4.9 Distribusi jawaban pertanyaan “cara pemeriksaan”


pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri
(SADARI) berdasarkan usia.

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden,


sebagian besar respondennya berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 30
responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 7 orang (23,3%)
dengan jawaban salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati
sebanyak 6 responden (20%) dan responden yang jawabannya benar
sebanyak 17 responden (56,7%). Berikutnya terbanyak kedua adalah
responden yang berusia 31-40 tahun ada 21 responden (100%) dari
jumlah tersebut 7 responden(33,3%) yang menjawab salah diikuti
respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 1 responden (4,8%)
dan responden yang jawabannya benar sebanyak 13 responden
(61,9%). Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden
yang berusia 41-50 tahun ada 16 responden (100%), terdapat 2 orang
68

(12,5%) dengan jawaban salah diikuti respoden yang jawabannya


mendekati sebanyak 2 responden (12,5%) dan responden yang
jawabannya benar sebanyak 12 responden (12,5%).

Diagram 4.10 Distribusi jawaban pertanyaan “Cara Pemeriksaan


SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara
sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan.

Diagram tersebut menunjukkan bahwa dari 67 responden,


sebagian besar respondennya berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 31
responden (100%) , dari jumlah tersebut didapat 19 orang (61,3%)
dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati
sebanyak 3 responden(9,7%) dan responden yang jawabannya salah
sebanyak 9 (29%) responden. Berikutnya terbanyak kedua adalah
responden dengan pendidikan menengah ada 22 responden (100%)
dari jumlah tersebut didapat 17 orang(77,3%) dengan jawaban benar
diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 1responden
69

(4,5%) dan 4 responden (18,2%) yang jawabannya salah.


Sedangkan responden yang paling sedikit yaitu responden yang
berpendidikan dasar ada 14 responden (100%), yaitu didapat 6 orang
(42,9%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang jawabannya
mendekati sebanyak 5 (35,7%) responden dan responden yang
jawabannya salah sebanyak 3 responden (21,4%).

 Distribusi pengetahuan berdasarkan pertanyaan “hasil pemeriksaan


SADARI”.

Table 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan jawaban pertanyaan


“hasil pemeriksaan SADARI” di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan
Rempoa pada tahun 2010.

No Hasil Pemeriksaan Jumlah Persentase (%)


SADARI (Pertanyaan 6)
1 Salah 5 7,5
2 Mendekati atau ragu-ragu 26 38,8
3 Benar 36 53,7
Jumlah 67 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk pertanyaan “hasil


pemeriksaan SADARI”, responden yang menjawab benar adalah
sebanyak 36 responden (53,7%), diikuti dengan jawaban yang
mendekati atau ragu-ragu sebanyak 26 responden (38,8%) dan
responden yang menjawab salah sebanyak 5 responden (7,5 %).
70

Diagram 4.11 Distribusi jawaban pertanyaan “hasil pemeriksaan


SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara
sendiri (SADARI) berdasarkan usia.

Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden,


sebagian besar respondennya berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 30
responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 4 orang (13,3%)
dengan jawaban salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati
sebanyak 7 responden(23,3%) dan responden yang jawabannya
benar sebanyak 19 responden (63,4%). Berikutnya terbanyak kedua
adalah responden yang berusia 31-40 tahun ada 21 responden
(100%) dari jumlah tersebut tidak ada responden (0%) yang
menjawab salah diikuti respoden yang jawabannya mendekati
sebanyak 10 responden (47,6%) dan responden yang jawabannya
benar sebanyak 11 responden (52,4%). Sedangkan responden yang
paling sedikit yaitu responden yang berusia 41-50 tahun ada 16
responden (100%), terdapat 1 orang (6,3%) dengan jawaban salah
71

diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 9


responden (56,3%) dan responden yang jawabannya benar sebanyak
6 responden (37,4%).

Diagram 4.12 Distribusi jawaban pertanyaan “hasil pemeriksaan


SADARI” pada wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara
sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan.

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 67


responden, sebagian besar respondennya berpendidikan tinggi yaitu
sebanyak 31 responden (100%) , dari jumlah tersebut didapat 15
orang (48,4%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang
jawabannya mendekati sebanyak 13 responden (41,9%) dan
responden yang jawabannya salah sebanyak 3 responden (9,7%).
Berikutnya terbanyak kedua adalah responden dengan pendidikan
menengah ada 22 responden (100%) dari jumlah tersebut didapat 14
72

orang (63,3%) dengan jawaban benar diikuti respoden yang


jawabannya mendekati sebanyak 8 responden(36,4%) dan tidak ada
responden (0%) yang jawabannya salah. Sedangkan responden yang
paling sedikit yaitu responden yang berpendidikan dasar ada 14
responden (100%), yaitu didapat 7 orang (50%) dengan jawaban
benar diikuti respoden yang jawabannya mendekati sebanyak 5
(35,5%) responden dan responden yang jawabannya salah sebanyak
2 responden (14,3%).

b. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan pengetahuan wanita usia


20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI) di RT 06 dan
RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010.

No Skor Pengetahuan Jumlah Persentase


(%)
1 Rendah 0 0
2 Sedang 13 19,4
3 Tinggi 54 80,6
Jumlah 67 100

Tabel tersebut menunjukkan bahwa tidak ada responden yang


berpengetahuan rendah, sebagian besar responden berpengetahuan
sedang yaitu sebanyak 13 orang (19,4%) dan yang berpengetahuan
tinggi sebanyak 54 (80,6%).
73

c. Distribusi Pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa


payudara sendiri (SADARI) berdasarkan umur.

Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang


periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan umur di RT 06 dan RT
07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada tahun 2010.

Tingkat Pengetahuan Total OR P


usia Rendah Sedang Tinggi 90 value

∑ % ∑ % ∑ % ∑ % %
CI
20-30 tahun 0 0 9 30,0 21 70,0 30 100 - 0,081
31-40 tahun 0 0 1 4,8 20 95,2 21 100
41-50 tahun 0 0 3 18,8 13 81,2 16 100
Total 0 0 13 19,4 54 80,6 67 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 67


responden, sebagian besar respondennya berusia 20-30 tahun yaitu
sebanyak 30 responden (100%) dari jumlah tersebut tidak ada yang
berpengetahuan rendah diikuti respoden yang berpengetahuan sedang
sebanyak 9 responden (30%) dan responden yang berpengetahuan
tinggi sebanyak 21 responden (70%). Berikutnya terbanyak kedua
adalah responden yang berusia 31-40 tahun ada 21 responden (100%)
dari jumlah tersebut tidak ada responden yang berpengetahuan rendah,
diikuti responden yang berpengetahuan sedang sebanyak 1 responden
(4,8%), 20 responden (95,2%) berpengetahuan tinggi. Sedangkan
responden yang paling sedikit yaitu responden yang berusia 41-50
tahun ada 16 responden (100%), yaitu tidak ada responden yang
berpengetahuan rendah, 3 responden (18,8%) yang berpengetahuan
74

sedang dan 13 responden (81,2%) responden yang berpengetahuan


tinggi.
Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas 0,083 artinya
pada α 5% tidak terdapat hubungan antara tingkat usia dengan tingkat
pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri
(SADARI).

d. Distribusi Pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa


payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan

Tabel 4.11 Distribusi Pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang


periksa payudara sendiri (SADARI) berdasarkan pendidikan di RT 06
dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada bulan September 2010.

Tingkat Pengetahuan Total OR P


Pendidik Rendah Sedang Tinggi 90% value
an ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % CI

Dasar 0 0 3 21,4 11 78,6 14 100 - 0,083


Menengah 0 0 1 4,5 21 95,5 22 100
Tinggi 0 0 9 29,0 22 71.2 31 100
Total 0 0 13 19,4 54 80,6 67 100

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa dari 67 responden,


sebagian besar respondennya berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 31
responden (100%) dari jumlah tersebut tidak ada yang berpengetahuan
rendah diikuti respoden yang berpengetahuan sedang sebanyak 9
responden (29%) dan responden yang berpengetahuan tinggi sebanyak
22 responden (71,2%). Berikutnya terbanyak kedua adalah responden
dengan pendidikan menengah ada 22 responden (100%) dari jumlah
75

tersebut tidak ada responden yang berpengetahuan rendah, diikuti


responden yang berpengetahuan sedang sebanyak 1 responden (4,5%),
21 responden (95,5%) berpengetahuan tinggi. Sedangkan responden
yang paling sedikit yaitu responden yang berpendidikan dasar ada 14
responden (100%), yaitu tidak ada responden yang berpengetahuan
rendah, 3 responden (21,4%) yang berpengetahuan sedang dan 11
responden (78,6%) responden yang berpengetahuan tinggi.

Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas 0,083 artinya


pada α 5 % tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan
tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara
sendiri (SADARI).

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini akan disajikan data penelitian tentang hubungan


usia penegtahuan wanita usia 20-50 tahun tentang Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa pada
tahun 2010 dapat disampaikan sebagai berikut:

1. Identifikasi Karakteristik (Umur dan Pendidikan) wanita usia 20-50


tahun tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

a. Wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa


dari wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan
Rempoa sebagian besar berusia 20-30 tahun yaitu berjumlah 30 orang
(44,8%) hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar wanita berusia
antara 20-50 tahun di Rt 05 Dan Rt7 Rw 02 Kelurahan Rempoa
menunjukkan sifat berfikir yang sudah matang dan memiliki mental
76

yang diperlukan untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pada


situasi-situasi yang baru, misalnya mengingat hal-hal yang dulu pernah
dipelajari, penalaran analogi dan berfikir kreatif.

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan


sampai saat beberapa tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih
dipercaya dari orang yang belum cukup kedewasaannya (Nursalam,
2001). Pada masa dewasa ditandai oleh perubahan jasmani dan mental.
Kemahiran, keterampilan dan profesional yang dapat menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian.

b. Pendidikan wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02


Kelurahan Rempoa.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di RT 06 dan RT 07


RW 02 Kelurahan Rempoa ditemukan bahwa dari 67 responden yang
diteliti sebagain besar responden berpendidikan tinggi (akademi dan S1)
(46,3%). Hal ini menunjukkan bahwa wanita usia 20-50 tahun di RT 06
dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa mempunyai jenjang pendidikan
yang tinggi. Hal ini berarti akan mempengaruhi seseorang dalam
menerima informasi dan pengetahuan tentang kanker payudara
khususnya informasi tentang SADARI.

Dengan banyaknya wanita usia 20-50 tahun yang berpendidikan


tinggi menunjukkan bahwa sebagian besar wanita usia 20-50 tahun di
RT 06 dan RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa sangat menyadari akan
pentingnya tingkat pendidikan yang menjadi jembatan untuk menjadi
yang berkualitas termasuk respon terhadap informasi. Sebagaimana
menurut Koenjoroningrat dalam Nursalam (2001) yang menyebutkan
77

bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin


mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengalaman
yang dimiliki, dalam hal ini khususnya pengetahuan tetang kanker
payudara.

Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat


pengetahuan perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang
baru diperkenalkan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
sebagian besar wanita usia 20-50 tahun di RT 06 dan RT 07 RW 02
Kelurahan Rempoa sudah menyadari akan pentingnya tingkat pedidikan
untuk menjadi manusia yang berkualitasdan menyiapkan diri untuk
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan
professional yang dapat menerapkan pengetahuannya tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).

2. Pengetahuan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Perlu dilakukan pengkajian secara lisan atau tulisan untuk


mengetahui tingkat pengetahuan seseorang. Pengetahuan umumnya
dikelompokkan berdasarkan berbagai kategori, yaitu tinggi, rendah, sedang
dan tahu atau tidak tahu. Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu latar belakang pendidikan, sosial budaya dan usia
(Herawani, 2001).

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun


tentang SADARI dapat dilihat dari hasil kemampuan menjawab pertanyaan
yang telah diberikan melalui kuesioner. Dari hasil penelitian tingkat
penegetahuan wanita usia 20-50 tahun yang telah dilakukan di RT 06 dan
RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa ditemukan bahwa dari 67 responden
yang telah diberikan pertanyaan yang pertama tentang apakah SADARI
untuk mendeteksi tumor payudara dapat dilakuan sendiri oleh setiap wanita,
78

responden rata-rata dalam kategori cukup (64,2%) dengan 43 orang


menjawab benar dari 67 responden (100%), berdasarkan tingkat usia
responden yang berumur 20-30 tahun paling banyak menjawab benar yaitu
dari 30 responden (100%) sebanyak 19 responden (63%) menjawab benar,
berdasarkan tingkat pendidikan responden berpendidikan tinggi yang paling
banyak menjawab dengan benar yaitu dari sebanyak 31 responden
(100%), terdapat 18 orang (58,1%) dengan jawaban benar.

Pertanyaan kedua tentang penegrtian SADARI responden rata-rata


dalam kategori cukup (68,7%) degan 46 orang menjawab benar dari 67
responden (100%), berdasarkan tingkat usia responden yang berusia 20-30
tahun paling banyak menjawab benar yaitu dari 30 responden (100%)
sebanyak 17 responden (56,7%) menjawab benar, berdasarkan tingkat
pendidikan responden berpendidikan tinggi yang paling banyak menjawab
dengan benar yaitu dari sebanyak 31 responden (100%), terdapat 21
orang (67,8%) dengan jawaban benar.

Pertanyaan ketiga tentang tujuan SADARI responden rata-rata


dalam kategori cukup (55,2%) dengan 37 responden menjawab benar dari
67 responden (100%), berdasarkan tingkat usia responden yang berusia 20-
30 tahun paling banyak menjawab benar yaitu dari 30 responden (100%)
sebanyak 15 responden (50%) menjawab benar, berdasarkan tingkat
pendidikan responden berpendidikan tinggi yang paling banyak menjawab
dengan benar yaitu dari sebanyak 31 responden (100%), terdapat 19
orang (61,3%) dengan jawaban benar.

Pertanyaan keempat tentang waktu pemeriksaan SADARI


responden rata-rata dalam kategori kurang (47,8%) dengan 32 responden
menjawab benar dari 67 responden (100%), berdasarkan tingkat usia
responden yang berusia 20-30 tahun paling banyak menjawab benar yaitu
79

dari 30 responden (100%) sebanyak 18 responden (60%) menjawab


benar, berdasarkan tingkat pendidikan responden berpendidikan tinggi yang
paling banyak menjawab dengan benar yaitu dari sebanyak 31 responden
(100%), terdapat 16 orang (51,6%) dengan jawaban benar.

Pertanyaan kelima tentang cara pemeriksaan SADARI responden


rata-rata dalam kategori cukup (62,7%) dengan 42 responden menjawab
benar dari 67 responden (100%), berdasarkan tingkat usia responden yang
berusia 20-30 tahun paling banyak menjawab benar yaitu dari 30 responden
(100%) sebanyak 17 responden (56,7%) menjawab benar, berdasarkan
tingkat pendidikan responden berpendidikan tinggi yang paling banyak
menjawab dengan benar yaitu dari sebanyak 31 responden (100%),
terdapat 19 orang (61,3%) dengan jawaban benar.

Pertanyaan keenam tentang hasil pemeriksaan SADARI responden


rata-rata dalam kategori kurang (53,7%) dengan 36 responden menjawab
benar dari 67 responden (100%), berdasarkan tingkat usia responden yang
berusia 20-30 tahun paling banyak menjawab benar yaitu dari 30 responden
(100%) sebanyak 19 responden (63,4%) menjawab benar, berdasarkan
tingkat pendidikan responden berpendidikan tinggi yang paling banyak
menjawab dengan benar yaitu dari sebanyak 31 responden (100%),
terdapat 15 orang (48,4%) dengan jawaban benar.

Namun demikian dari hasil penelitian ini jika dijumlahkan dari


jawaban seluruh pertanyaan ternyata sebagian besar responden mempunyai
pengetahuan yang tinggi yaitu sebanyak 54 orang (80,6%). Hal ini
menunjukkan bahwa secara umum sebagian besar wanita usia 20-50 tahun
di Rt 05 Dan Rt07 Rw 02 Kelurahan Rempoa sudah mengetahui tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) walaupun pegetahuan masih
dinilai kurang dari segi waktu pemeriksaan dan hasil pemeriksaan. Hal ini
80

kemungkinan disebabkan oleh kurang tersampainya informasi secara


benar dan lengkap tentang SADARI terutama waktu pemeriksaan SADARI
akibatnya responden jarang atau tidak pernah melakukan tindakan SADARI
sehingga mereka juga tidak mengetahui yang diperoleh setelah melakukan
tindakan SADARI, apakah itu keadaan normal atau ada kelainan pada
payudara. Karena Menurut Notoatmodjo (2002:94) bahwa pengetahun
merupakan hasil tahu dan nilai terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi pada
penglihatan, pendengaran, penerimaan, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
(kognitif) merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (over behavior).

a. Identifikasi wanita usia 20-50 tahun dengan pengetahuan tentang


penegtahuan kanker payudara berdasarkan umur.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RT 06 dan


RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa tentang pengetahuan wanita usia 20-
50 tahun berdasarkan umur menunjukkan bahwa responden yang berasal
dari kelompok berusia 31-40 tahun ada 21 responden (100%) sebagian
besar berpengetahuan tinggi yaitu 20 responden (95,2%) lebih banyak
dibandingkan wanita usia 20-30 tahun ada 30 responden (100%) hanya
21 orang (70%) yang berpengetahuan tinggi.

Jika dihubungkan umur dengan pengetahuan wanita usia subur


tentang pentingnya Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), maka
semakin bertambahnya umur, maka akan semakin banyak pengalaman
yang dimiliki oleh wanita subur, semakin banyak informasi yang
diperoleh wanita usia subur dan semakin memahami kegunaan
81

dilakukannya SADARI untuk kesehatan dalam upaya pencegahan dini


atas terjadinya kanker payudara. (Hawari D, 2004)

Berdasarkan hasil uji statistic pada penelitian ini menunjukkan


nilai probabilitas 0,081 yang artinya pada α 5% tidak terdapat hubungan
antara tingkat usia dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun
tentang periksa payudara sendiri (SADARI).

Dengan demikian dalam penelitian kali ini didapat kenyataan


bahwa pada responden yang berusia lebih tua berusia 41-50 tahun
sebanyak 16 orang yang berpengetahuan tinggi hanya ada 13 orang
(81,2%) lebih sedikit dibandingkan responden yang berpengetahuan
tinggi yaitu 20 responden (95,2%) dari 21 responden (100%) pada usia
lebih muda yaitu 31-40 tahun. Jadi tidak semua orang yang berusia lebih
tua mempunyai pengetahuan yang tinggi bagitu juga sebaliknya tidak
semua responden yang lebih muda memiliki pengetahuan yang lebih
rendah. Hasil ini sangat berbeda dengan landasan teori yang menyatakan
semakin tinggi usia seseorang maka pengelaman dan pengetahuan juga
semakin bertambah.

Hal tersebut bisa terjadi karena untuk meningkatkan pengetahuan


seseorang, selain umur ternyata juga dipengaruhi beberapa faktor yang
lainnya juga, seperti tingkat pendidikan dan pekerjaan (Nursalam, 2001).
Selain itu kemajuan teknologi dan informasi yang tidak terbatas dan bisa
diakses oleh setiap orang sehingga tidak jarang orang yang lebih muda
cenderung lebih pandai dan lebih sering berhubungan dan mengakses
teknologi dan informasi seperti internet sehigga cenderung memiliki
tingkat penegetahuan yang lebih tinggi. Menurut Wied Hary A (1996)
informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang.
Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah dan usia yang
82

masih muda tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari


berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan
dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

b. Identifikasi wanita usia 20-50 tahun dengan pengetahuan tentang


penegtahuan kanker payudara berdasarkan pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RT 06 dan


RT 07 RW 02 Kelurahan Rempoa tentang pengetahuan wanita usia 20-
50 tahun berdasarkan pendidikan menunjukkan bahwa responden yang
berpendidikan tiggi sebagian besar berpengetahuan tinggi yaitu sebanyak
31 orang (46,3%) lebih sedikit dibandingkan dengan responden yang
berpendidikan menengah tapi berpengetahuan tinggi yaitu ada 21
responden (95,5%) berpengetahuan tinggi dari 22 (100%) responden
yang ada.

Sehingga dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa


sebagian besar wanita usia 20-50 tahun yang berpendidikan menengah
namun memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi melebihi banyaknya
responden yang berpendidikan tinggi dan pberpengetahuan tinggi. Selain
itu jika dilihat dari keseluruhan hasil tingkat pengetahuan berdasarkan
pendidikan tidak ada responden yang berpengetahuan rendah (0%) baik
responden yang berpendidikan dasar, menengah maupun pendidikan
tinggi.

Pendidikan wanita usia subur terkait tentang pentingnya


SADARI memiliki kontribusi yang penting terkait dengan pemahaman
akan berusaha pencegahan dini terjadinya kanker payudara. Pendidikan
wanita usia subur membuat penyerapan informasi yang diberikan
semakin mudah diketahui. Sehingga tingkat kesehatan akan semakin
baik. Kurangnya pengetahuan wanita usia subur tentang pentingnya
83

SADARI disebabkan oleh tingkat pendidikan yang rendah. Hal ini


disebabkan karena wanita usia subur tidak mengetahui apa kegunaan
dilakukannya pemeriksaan dini pada payudara. (Hawari D, 2004)

Berdasarkan teori tersebut diatas sesuai dengan hasil uji statistic


pada penelitian ini menunjukkan nilai probabilitas 0,083 yang artinya
pada α 5% tidak terdapat hubungan antara tigkat pendidikan dengan
tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara
sendiri (SADARI).

Pada penelitian kali ini hipotesis ditolak karena dari segi hubungan
kedua variabel independen yaitu usia dan pengetahuan dengan variabel
dipenden yaitu tingkat pengetahuan tidak didapatkan hubungan. Hasil
penelitian ini juga tidak sesuai dengan landasan teori dan hasil penelitian
yang hampi serupa sebelumnya dimana didapatkan hubungan antara usia
dan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini
dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya bisa karena faktor dari
segi responden atau faktor dari segi peneliti sendiri.

Jika ditinjau dari segi responden bisa disebabkan oleh jumlah


responden yang kurang mencukupi sehingga kurang menggambarkan
pengetahuan pada populasi atau pada saat pengisian kuisioner responden
tidak memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya atas pertanyaan yang
diajukan peneliti sehingga mempengaruhi nilai tingkat pengetahuan
responden tersebut. Selain itu tingkat pendidikan yang ditempuh oleh
responden berbeda dengan kapabilitas responden untuk menjawab dengan
tepat ataupun waktu yang diberikan untuk mengisi kuisioner tidak
mencukupi. Keseluruha faktor tersebut dapat mempengaruhi hasil
penelitian ini.
84

Jika ditinjau dari segi peneliti bisa disebabkan oleh daftar


pertanyaan pada kuisioner kurang dimengerti oleh responden atau teknik
memberikan keleluasaan responden untuk mengisi kuisioner tanpa
didampingi peneliti dapat mempengaruhi nilai dari responden tersebut
serta peneliti tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Selain itu
mungkin juga disebabkan tidak ditelitinya variabel lain yang sangat
berperan dan mempengaruhi tingkat pengetahuan.
85

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Antara usia dan


tingkat pendidikan dengan Pengetahuan Wanita Tentang pemeriksaan
Payudara sendiri di rt 05 dan rt 07 Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah
Tahun 2010 terhadap 67 responden dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Sebagian besar responden berusia 20-30 tahun sebanyak 30 responden


(44,8%)

2. Sebagian besar responden berpendidikan tinggi sebanyak 31 responden


(46,3%).

3. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 54


orang (80,6%), berpengetahuan sedang 13 orang (19,4%) serta tidak ada
(0%) yang tingkat pengetahuannya rendah. Bila dikategori untuk masing-
masing sub variabel pertanyaan didapatka hasil sebagai berikut:

 Kategori cukup untuk pengertian sadari (68,7%)


 Kategori cukup untuk tujuan (55,2%)
 Kategori cukup untuk cara pemeriksaan (62,7%)
 Kategori kurang untuk pengetahuan tentang waktu (47,8%)
 Kategori kurang untuk hasil pemeriksaan SADARI (53,7%)

4. Sebagian besar respoden yang paling banyak menjawab benar adalah


wanita berusia 31-40 tahun sebanyak 15 responden (71,4%) dari 21
responden (100%). dan wanita dengan tingkat berpendidikan pendidikan
86

menengah ada 14 orang (63,3%) menjawab benar dari 22 responden


(100%).

5. Responden yang berpendidikan menegah lebih baik tingkat


pengetahuaanya dari pada responden yang berpendidikan tinggi dan
rendah. Dimana sebagian besar wanita dengan tingkat pendidikan tinggi
31 responden (100%) memiliki pengetahuan tinggi 22 responden (71,2%),
sedangkan responden yang berpendidikan menegah ada 22 responden
(100%) sebanyak 21 responden (95,5%) berpengetahuan tinggi.

6. Responden yang berusia 31-40 tahun lebih baik tingkat pengetahuaanya


dari pada responden yang berusia lebih tua yaitu 41-50 tahun. Sebagian
besar wanita berusia 31-40 tahun ada 21 responden (100%) sebanyak 20
responden (95,2%) berpengetahuan tinggi lebih banyak dibandingkan
responden yang berusia 41-50 tahun hanya 13 reponden ( 81,2%) dari 16
responden 100%.

7. Dari hasil uji statistic hubungan antara usia dan tingkat pengetahuan
diperoleh nilai probabilitas 0,083 artinya pada α 5% dengan demikian tidak
terdapat hubungan antara tingkat usia dengan tingkat pengetahuan wanita
usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI).

8. Dari hasil hasil uji statistic hubungan antara tingkat pendidikan dengan
tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun diperoleh nilai probabilitas
0,083 artinya pada α 5 % dengan demikian tidak terdapat hubungan antara
tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-50 tahun
tentang periksa payudara sendiri (SADARI).
87

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Peneliti perlu mengevaluasi lebih lanjut tentang proses penelitian yang


lebih dengan sampel yang lebih banyak agar tepat sehingga mendapatkan hasil
yang diharapkan lebih akurat sesuai dengan tinjauan pustaka dan referensi
hasil penelitian sebelumnya. Selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai sikap dan prilaku wanita usia 20-50 tahun dalam mempraktekkan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) karena selain tigkat pengetahun
yang tinggi cara pemeriksaan dan sikap yang tepat akan lebih mendukung
pendeteksian kanker payudara secara dini.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi tenaga kesehatan agar termotivasi untuk berperan dalam


meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) melalui penyuluhan maupun memberikan informasi-
informasi yang edukatif sehingga adanya kanker pada payudara dapat
dideteksi sejak dini dan angka kematian akibat kanker payudara pada
wanita dapat diturunkan karena mengingat saat ini kanker payudara telah
menduduki urutan ke-2 dari kanker tersering yang terjadi pada wanita.

3. Bagi Masyarakat

Bagi responden peneliti yaitu wanita berusia 20-50 tahun yang


tinggal di Kompleks Taman Rempoa Indah khususnya bagi mereka dengan
pengetahuan tinggi agar dapat menerapkan pengetahuan tentang
pemeriksaan payudara sendiri dalam kehidupan sehari-hari secara teratur.
Bagi yang memiliki tingkat pengetahuan sedang agar lebih termotivasi
untuk menggali informasi lebih tentang pemeriksaan payudara sendiri
88

(SADARI) dari berbagai sumber baik itu dari media massa ataupun dari
berbagai penyuluhan.
89

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi V , Rineka


Cipta, Jakarta, 2002, p 25

Hartanto,Huriawati: Kamus Kedokteran Dorlan, EGC, Jakart, 2005,

Junquera LC,Carneiro J:.Histologi Dasar Teks dan Atlas, Edisi 10, EGC, Jakarta,
2007, p447-50

Kumar,V. Abbas: Robbins and Cotran Pathologic Basic of Disease, 7th edition.
Elseviers Saunders, China, 2006, p 75

Manuaba, I: Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, EGC, Jakarta, 2003, p 40

Moningkey, Shirley Ivonne: Epidemiologi Kanker Payudara. Medika, Jakarta,,


2000,

Notoatmodjo, S: Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2002,


p32

Notoatmojo, S: Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2002,


p 27

Palupy, Rini Widyastuty: Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Praktik


Pendeteksian Dini Kanker Payudara pada Karyawati Administrasi Universitas
Indonesia tahun 1999, FKM UI, 2000

Prawirohardjo, S: Ilmu Kandungan, Edisi. 2, Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawiroharjo, Jakarta, 2008
90

Price, SA: Patofisiologi konsep klinis proses-proses perjalanan penyakit, edisi 6,


Volume 2, EGC, Jakarta, 2006, p 1303

Ramli, M: Deteksi Dini Kanker, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2002, p34

Tjindarbumi: Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penaggulangannya, Dalam:


Deteksi Dini Kanker, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia., Jakarta, 2000,

Underwood, JCO: Patologi Umum dan Sistematik, edisi 2, EGC, Jakarta, 1999,
91

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

IDENTITAS

Nama : Maryam Hanifah


NIM : 107103000600
Tempat, Tgl Lahir : Simabur, 03 Maret 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat :Jalan Kertamukti No. 32 RT 04/08 Ciputat Tangerang
Banten 15419
Email : iffah_hanif@yahoo.com
Contact person : 08561115631

PENDIDIKAN

TAHUN 1994-1995 : TK Aisyiyah Sibolga Sumatera Utara


TAHUN 1995-2001 : SDN 1 Lubuklinggau Sumatera Selatan
TAHUN 2001-2004 : SMPN 2 Lubuklinggau Sumatera Selatan
TAHUN 2004-2007 : SMAN 1 Lubuklinggau Sumatera Selatan
TAHUN 2007-2012 : S1 Pendidikan Dokter UINSH Jakarta

Anda mungkin juga menyukai