Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketahanan nasional adalah kondisi dinamika dimana suatu bangsa yang


memiliki keuletan dan ketangguhan yang dapat mengembangkan ketahanan dan
kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan serta
gangguan dari dalam maupun luar, baik langsung maupun tidak yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup bangsa dan Negara dan tujuan nasionalnya.
Ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan,
dibina terus menerus dan sinergis, mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah
dan nasional bermodalkan keuletan dan ketangguhan yan mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan untuk mewujudkan
kondisi tersebut dilakukan berdasarkan pemikiran geostrategic yang dirancang
dengan memerhatikan kondisi bangsa dan konstelasi georafi Indonesia.

Ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan upaya manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi suatu Negara, ekonomi tidak kalah
pentingnya dengan kelangsungan hidup suatu Negara itu sendiri. Negara dapat
dikatakan sebagai Negara maju jika perekonomian Negara tersebut baik, dalam
pengertian bahwa kegiatan produksi dalam perekonomian yang melibatkan
beberapa faktor seperti tenaga kerja, modal, teknologi, sumber daya alam, dan
manajemenpun juga baik. Bagi ketahanan nasional, aspek ekonomi merupakan hal
yang sangat penting karena dengan ekonomi yang stabil akan perpengaruh positif
terhadap ketahanan nasional suatu Negara. Perekonomian merupakan salah satu
aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan bagi
masyarakat, meliputi produksi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa. Usaha-
usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu maupun
kelompok serta cara-cara yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan. Oleh karena itulah aspek ekonomi sangat berpengaruh
karena terlibat langsung dengan masyarakat. Sebagai contoh adalah ketahanan
nasional dalam bidang pangan. Dengan ekonomi yang baik tentu saja suatu Negara
tidak akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan warga negaranya.

1
Kelaparan tidak akan terjadi dan kemiskinan perlahan dapat berkurang. Selain itu
suatu Negara akan sangat mudah menerapkan suatu teknologi baru terhadap sistem
pertanian mereka jika Negara tersebut sehat perekonomiannya.

Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki sektor pertanian dengan
cakupan wilayah yang cukup luas, ditambah dengan tanah yang sangat subur
sehingga Indonesia sangat cocok untuk mengembangkan sektor pertanian dan
perkebunan. Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis
dalam struktur pembangunan perekonomian nasional, sehingga perlu adanya
perhatian khusus dari pemerintah mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan
lainnya. Sektor pertanian ini juga merupakan sektor yang sangat banyak
menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung
padanya. Namun seiring berjalannya waktu, luas lahan pertanian setiap tahun
semakin berkurang dengan semakin bertambahnya sektor perindustrian, bangunan
perumahan dan yang lainnya sehingga dapat mengancam tenaga kerja di sektor
pertanian.

Dibalik peranannya yang sangat berpengaruh terhadap ketahanan Nasional,


sektor pertanian juga mengalami masalah yang harus ditangani dan diantisipasi
demi keberlangsungannya. Kegiatan usaha di sektor ini akan selalu diahadapkan
pada resiko ketidakpastian yang cukup tinggi, yaitu kegagalan panen yang
disebabkan berbagai bencana alam, seperti banjir, kekeringan serta serangan hama
dan penyakit karena perubahan iklim global. Hal tersebut tentu saja membuat para
petani merugi sehingga harus menyediakan bibit cadangan untuk mengantisipasi
masalah tersebut. Selain itu resiko tersebut sangat memungkinkan petani beralih
mengusahakan komoditas lain yang mempunyai nilai ekonomi tinggi yang
dikhawatirkan akan berdampak terhadap stabilitas ketahanan pangan nasional. Oleh
karena itu perlu adanya antisipasi lain yang dapat mengurangi beban para petani,
salah satu caranya yaitu dengan cara membangun asuransi pertanian.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran statistika dalam mengatasi permasalahan di sektor


pertanian?

2
2. Bagaimana penerapan statistika dalam membangun asuransi pertanian?
3. Apa manfaat asuransi pertanian bagi ketahanan nasional?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui penerapan statistika dalam mengatasi permasalahan di


sektor pertanian.
2. Mengetahui penerapan statistika dalam membangun asuransi pertanian.
3. Mengetahui manfaat asuransi pertanian bagi ketahanan nasional.

1.4 Manfaat

a. Manfaat untuk petani

Sebagai salah satu program pembangunan pertanian ditengah tekanan


perubahan iklim global dan fluktuasi harga komoditas pertanian dunia

b. Manfaat untuk Negara

Sebagai salah satu upaya menanggulangi permasalahan pertanian dalam


meningkatkan keberhasilan usaha pertanian sebagai salah satu sektor
ketahanan Nasional.

c. Manfaat untuk Perusahaan Asuransi

Mendorong peningkatan kegiatan usaha asuransi dengan basis pertanian


yang mampu membuka lapangan kerja baru.

1.5 Batasan Masalah

Sektor pertanian dalam karya tulis ini adalah sektor pertanian di wilayah
Nias Utara. Data yang digunakan yaitu data pendapatan petani padi sawah di Desa
Ombolata Kecamatan Lahewa Kabupaten Nias Utara

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Statistika dalam penelitian ilmu-ilmu sosial ekonomi sudah menjadi bagian


penting dalam menjelaskan fenomena-fenomena sosial ekonomi termasuk dalam
dunia asuransi, dimana teori probabilitas berperan penting dalam pelaksanaannya.
Aktuaria adalah suatu cabang ilmu yang sifatnya multidisipliner. Hubungannya
adalah menggunakan metode-metode atau prinsip-prinsip yang ada pada statistika
dan juga matematika dalam rangka menghitung, memperkirakan, memprediksi,
mengkalkulasi, membuat suatu perencanaan, model dan gambaran tentang prinsip-
prinsip yang berlaku pada dunia asuransi, dana pensiun, dana keuangan pada
umumnya. Aktuaria mampu mendeskripsikan rumus-rumus untuk menghitung nilai
premi dan nilai klaim secara analitis.

Hal yang dibahas pada aktuaria antara lain:

1. Asuransi umum atau asuransi kerugian

Asuransi umum atau asuransi kerugian merupakan penanggulangan risiko


atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Penjaminan ini bersifat
jangka pendek (short term), biasanya satu tahun.

2. Asuransi kesehatan

Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara khusus
menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut
jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Konsep asuransi
kesehatan memiliki model yang lebih kompleks karena besarnya premi
tergantung usia para calon nasabah.

4
3. Asuransi karyawan

Asuransi karyawan memiliki system yang berbeda dari asuransi lain karena
besarnya asuransi sangat dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan tingkat resiko
bahaya pekerjaan.

4. Kebijakan sosial

Seperti yang dijelaskan pada aplikasi matematika pada ilmu ekonomi dan
manajemen bahwa matematika memodelkan gejala-gejala sosial.

5. Keuangan
6. Manajemen resiko

Manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur atau metodologi


dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman.
Manajemen resiko bertujuan untuk minimalkan kerugian dan meningkatkan
kesempatan ataupun peluang. Manajemen risiko dapat memberikan manfaat
optimal jika diterapkan sejak awal kegiatan.

7. Anuitas

Anuitas dalam teori keuangan adalah suatu rangkaian penerimaan atau


pembayaran tetap yang dilakukan secara berkala pada jangka waktu
tertentu. Metode pembayarannya bisa dibayar diawal, ditengah atau diakhir.

2.1 Definisi Tentang Asuransi atau Pertanggungan

Perasuransian adalah istilah hukum (legal term) yang dipakai dalam


perundang-undangan dan perusahaan perasuransian. Istilah perasuransian
berasal dari kata “asuransi” yang berarti pertanggungan atau perlindungan
atas suatu obyek dari ancaman bahaya yang menimbulkan kerugian.
Asuransi ialah jaminan atau perdagangan yang diberikan oleh penanggung
(misalnya kantor asuransi) kepada yang bertanggung untuk resiko kerugian
sebagai yang ditetapkan dalam surat perjanjian dengan yang tertanggung

5
membayar premi sebanyak yang ditentukan kepada penanggung tiap-tiap
bulan (EnsikloMedia ,Asuransi Syariah, juli 2006).
Usaha-usaha yang berkenan dengan asuransi ada 2 (dua) jenis yaitu :
1. Usaha asuransi (insurance business) yaitu usaha dibidang kegiatan
asuransi. Perusahaan yang menjalankan usaha asuransi disebut
perusahaan asuransi (insurance company).
2. Usaha dibidang kegiatan penunjang usaha asuransi disebut usaha
penunjang usaha asuransi (complementary insurance business).
Perusahaan yang menjalankan usaha penunjang usaha asuransi disebut
Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi (complementary insurance
company)

2.1.1 Landasan Hukum Perasuransian

1. Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)

Menurut ketentuan pasal 246 KUHD “Pertanggungan adalah


perjanjian dengan nama penanggung mengaitkan diri kepada tertanggung
dengan menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang
mungkin dideritanya akibat dari suatu evenemen”. Berdasarkan definisi
tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa unsur yang harus ada pada
asuransi atau pertanggungan sebagai berikut:
a. Penanggung dan tertanggung
b. Persetujuan bebas antara penanggung dan tertanggung
c. Benda asuransi dan kepentingan tertanggung
d. Tujuan yang ingin dicapai
e. Resiko dan premi
f. Evenemen dan ganti kerugian
g. Syarat-syarat yang berlaku
h. Bentuk akta polis asuransi.

6
2. New York Insurance Law
Menurut kententuan pasal 41 New York Insurance Law: “The
insurance contract is any agreement or other transaction whereby one party
hercin called the insurer, is obligated to confer benefit or pecuniary value
upon another party herein called the insurance or beneficiary, dependent
up on the happening of a fortuitous event in which the insured or beneficiary
has, or expected to have at the time of such happening a material interest
which will be adversely affected by the happening of such event. A fortuitous
event is any occurance or failure to occur which is, or is assumed by the
paties to be, to a substantial extend beyond the control of either party”.
Dalam definisi tersebut digunakan kata-kata to confer benefit of
pecuniary value, dengan pengerian kata benefit tidak hanya meliputi ganti
kerugian terhadap kekayaan, tetapi juga meliputi pengertian “yang ada
manfaatnya” bagi tertanggung. Jadi, termasuk juga pembayaran sejumlah
uang pada asuransi jiwa.

3. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992

Menurut ketentuan pasal 1 angka (1) Undang-undang Nomor 2


Tahun 1992 tentang usaha perasuransian:
“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau
lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan yang diharapkan,
atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau
untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meniggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”.

7
2.1.2 Tujuan Asuransi

Tujuan dari semua asuransi ialah menutup suatu kerugian yang


diderita selaku akibat dari suatu peristiwa yang bersangkutan dan yang
belum dapat ditentukan semula akan terjadi atau tidak (Wirjono, Opcit).
Secara umum 3 (tiga) tujuan utama dari asuransi yaitu:

1. Teori Pengalihan Resiko


Menurut teori pengalihan resiko (Risk Transfer Theory),
tertanggung menyadari bahwa ada ancaman bahaya terhadap harta
kekayaan miliknya atau terhadap jiwanya. Jika bahaya tersebut terjadi
terhadapnya maka kerugian yang dideritanya sangat besar untuk ditanggung
olehnya sendiri. Untuk mengurangi atau menghilangkan beban resiko
tersebut, pihak tertanggung berupaya mengalihkan beban resiko ancaman
bahaya tersebut kepada pihak lain yang bersedia dengan membayar kontra
prestasi yang disebut premi.
2. Pembayaran Ganti Kerugian
Dalam suatu asuransi untuk melindungi terhadap peristiwa yang
menimbulkan kerugian, jika pada suatu ketika sungguh-sungguh terjadi
peristiwa yang menimbulkan kerugian tersebut maka kepada tertanggung
yang bersangkutan akan dibayarkan ganti kerugian seimbang dengan
jumlah asuransinya. Dalam praktiknya, kerugian yang timbul ini bersifat
sebagian (partial loss). Dengan demikian tertanggung mengadakan asuransi
yang bertujuan untuk memperoleh pembayaran ganti kerugian yang
sungguh-sungguh dideritanya.
3. Pembayaran Santunan
Asuransi kerugian dan asuransi jiwa diadakan berdasarkan
perjanjian bebas (sukarela) antara penanggung dan tertanggung (voluntary
insurance). Akan tetapi undang-undang mengatur asuransi yang bersifat
wajib (compulsory insurance), artinya tertanggung terikat dengan
penanggung karena perintah undang-undang, bukan karena perjanjian.
Asuransi jenis ini disebut ansuransi sosial dengan tujuan melindungi

8
masyarakat dari ancaman bahaya seperti kecelakaan yang mengakibatkan
kematian atau cacat tubuh. Apabila mereka mendapat musibah kecelakaan
dalam pekerjaannya atau selama angkutan berlangsung, mereka (atau ahli
warisnya) akan memperoleh pembayaran santunan dari penanggung, yang
jumlahnya telah ditetapkan oleh undang-undang. Jadi, tujuan mengadakan
asuransi sosial menurut pembentuk undang-undang adalah untuk
melindungi kepentingan masyarakat, dan mereka yang terkena musibah
diberi santunan sejumlah uang. (Abdulkadir, Ibid)
2.1.3 Syarat-syarat Sah Asuransi
Asuransi merupakan salah satu jenis perjanjian khusus yang diatur
dalam KUHD. Sebagai perjanjian, maka ketentuan dan syarat-syarat sah
suatu perjanjian dalam KUHPerdata berlaku juga bagi perjanjian asuransi.
Syarat-syarat sah suatu perjanjian diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata.
Menurut ketentuan pasal tersebut, ada 4 syarat sah suatu perjanjian, yaitu
kesepakatan para pihak, kewenangan berbuat, objek tertentu, dan kuasa
yang halal. Syarat yang diatur dalam KUHD adalah kewajiban
pemberitahuan yang diatur dalam Pasal 251 KUHD adalah sebagai berikut:
1. Kesepakatan (consensus)
Tertanggung dan penanggung sepakat mengadakan perjanjian
asuransi. Kesepakatan tersebut pada pokoknya meliputi:
a. benda yang menjadi objek asuransi
b. Pengalihan resiko dan pembayaran premi
c. evenemen dan ganti kerugian
d. syarat-syarat khusus asuransi
e. dibuat secara tertulis yang disebut polis
Kesepakatan antara tertanggung dan penanggung dibuat secara
bebas, artinya tidak berada dibawah pengaruh, tekanan, atau paksaan
pihak tertentu. Dalam Pasal 6 ayat (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun
1992 ditentukan bahw peutupan asuransi atas objek asuransi harus
didasarkan pada kebebasan memilih penanggung kecuali bagi Program
Asuransi Sosial. Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindunggi hak

9
tertanggung agar dapat secara bebas memilih perusahaan asuransi
sebagai penanggungnya.
2. Kewenangan (Authority)
Kedua pihak tertanggung dan penanggung berwenang melakukan
perbuatan hukum yang diakui oleh undang-undang. Kewenangan berbuat
tersebut ada yang bersifat subjektif dan ada yang bersifat objektif.
Kewenangan subjektif artinya kedua pihak sudah dewasa, sehat ingatan,
tidak berada dibawah perwalian, atau pemegang kuasa yang sah.
Kewenangan objektif artinya tertanggung mempunyai hubungan yang
sah dengan benda objek asuransi karena benda tersebut adalah kekayaan
miliknya sendiri. Penanggung adalah pihak yang sah mewakili
perusahaan asuransi berdasarkan anggaran dasar perusahaan.
Kewenangan pihak tertanggung dan penanggung tersebut tidak hanya
dalam rangka mengadakan perjanjian asuransi, tetapi juga dalam
hubungan internal dilingkungan perusahaan asuransi bagi penanggung
dan hubungan dengan pihak ketiga.
3. Objek Tertentu (Fixed objek)
Objek tertentu dalam perjanjian asuransi adalah objek yang
diasuransikan, sesuai pada perjanjian asuransi kerugian dapat berupa
harta kekayaan dan kepentingan yang melekat pada harta kekayaan dan
dapat pula berupa jiwa atau raga manusia yang terdapat pada perjanjian
asuransi jiwa.
4. Kausa yang Halal (Legal Cause)
Maksud dari kausa yang halal adalah isi perjanjian asuransi itu tidak
dilarang undnag-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum,
dan tidak bertentangan dengan kesusilaan. Berdasarakan kausa yang
halal itu, tujuan yang hendak dicapai oleh tertanggung dan penanggung
adalah beralihnya resiko atas objek asuransi yang diimbangi dengan
pembayaran premi.
5. Pemberitahuan (Notification)
Terdapat 2 (dua) penjelasan mengenai pemberitahuan asuransi yaitu
sebagai berikut :

10
a. Berdasarkan Teori Objektifitas
salah satu teori ilmu hukum yang dikenal dalam hukum asuransi
adalah teori objektifitas, menurut teori ini setiap asuransi harus
mempunyai objek tertentu. Jenis identitas dan sifat objek asuransi
wajib diberitahukan oleh tertanggung kepada penanggung, tidak boleh
ada yang disembunyikan.
b. Pengaturan pemberitahuan dalam KUHD
tertanggung wajib memberitahukan kepada penanggung mengenai
keadaan objek asuransi. Kewajiban ini dilakukan pada saat
mengadakan asuransi. Apabila tertanggung lalai, maka akibat
hukumnya asuransi batal.

2.1.4 Polis Bukti Asuransi

Menurut ketentuan pasal 255 KUHD perjanjian asuransi harus dibuat


secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis. Selanjutnya dalam
pasal 19 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 menentukan,
polis atau bentu perjanjian asuransi dengan nama apapun, berikut dengan
lampiran yang merupakan satu kesatuan dengannya, tidak boleh
mengandung kata-kata atau kalimat yang dapat menimbulkan penafsiran
yang berbeda mengenai resiko yang ditutup asuransinya, kewajiban
penanggung dan tertanggung, atau mempersulit tertanggung mengurus
haknya.
Secara umum polis harus memuat ketentuan-ketentuan yang harus ada
didalam asuransi. Surat polis untuk segala macam asuransi, kecuali yang
mengenai asuransi jiwa bersadarkan KUHD Pasal 256 harus memuat :
1. Surat pembentukan asuransi
2. Nama pihak terjamin yang menyetujui terbentuknya asuransi, yaitu atas
tanggungannya sendiri atau tanggungan orang lain.
3. Penyebutan yang cukup jelas tentang hal atau objek yang dijamin
4. Jumlah uang, untuk mana dijadikan jaminan (uang asuransi)
5. Bahaya-bahaya yang ditanggung oleh si penjamin

11
6. Mulai dan akhir tenggang waktu, dalam mana diadakan jaminan oleh
penjamin
7. Uang premi yang harus dibayar oleh si terjamin
8. Pada umumnya semua hal-hal yang perlu diketahui oleh pihak penjamin,
serta semua janjji-janji tertentu yang diadakan antara kedua pihak.

2.1.5 Objek Asuransi

Benda asuransi adalah benda yang menjadi objek perjanjian asuransi


(object of insurance) yang bisa berupa harta kekayaan yang mempunyai
nilai ekonomi dan dapat dihargai dengan sejumlah uang, misalnya gedung
pertokoan, rumah, kapal, dll. Menurut Pasal 268 KUHD, asuransi dapat
mengenai segala macam kepentingan yang dapat dinilai dengan uang,
diancam oleh bahaya dan tidak dikecualikan oleh undang-undang. Tidak
dikecualikan oleh undang-undang artinya tidak dilarang oleh undang-
undang, tidak bertentangan dengan kepentingan umum/kesusilaan.

a. Nilai Benda Asuransi


Dalam Pasal 257 KUHD tidak ada keharusan pencantuman nilai
benda asuransi dalam polis. Walaupun dicantumkan dalam polis,
penanggung dapat mengajukan alasan untuk tidak menyetujui nilai benda
asuransi apabila menurut dugaannya nilai benda tersebut terlalu tinggi.
Pengertian nilai benda asuransi menjadi persoalan penting karena nilai itu
dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu bergantung pada sifat dan keadaan
benda tersbut.

b. Premi Asuransi
Dalam suatu asuransi premi merupakan salah satu syarat utama
dalam pelaksaan kegiatan asuransi dan juga merupakan kewajiban
tertanggung yang harus dibayarkan kepada pihak asuransi. Kriteria premi
asuransi adalah sebagai berikut:
1. Dalam bentuk sejumlah uang

12
2. Dibayar lebih dahulu oleh tertanggung
3. Sebagai imbalan pengalihan resiko
4. Dihitung berdasarkan presentase terhadap nilai resiko yang dialihkan

Menurut ketentuan pasal 20 Peraturan Pemeritah Nomor 73 Tahun


1992, premi harus ditetapkan pada tingkat yang mencukupi, tidak
berlebihan, dan tidak diterapkan secara diskriminatif. Jumlah premi yang
harus dibayar oleh tertanggung juga termasuk biaya yang berkenan dengan
pengadaan asuransi itu. Rincian yang dapat dikalkulasikan dalam jumlah
premi adalah:
1. Jumlah presentase dari jumlah yang diasuransikan
2. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh penanggung, misalnya biaya
meterai, biaya polis.
3. Kurtase untuk pialang jika asuransi diadakan melalui pialang.
4. Keuntungan bagi penanggung dan jumlah cadangan.

2.1.6 Resiko, Evenemen, dan Ganti Kerugian Asuransi


Dalam asuransi terdapat resiko, envenemen dan ganti kerugian yang
akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Resiko
Selama belum terjadi peristiwa penyebab timbulnya kerugian,
selama itu pula bahaya yang mengancam objek asuransi disebut resiko.
Kriteria atau ciri resiko dalam asuransi sebagai berikut:
a. Bahaya yang mengancam benda atau objek asuransi
b. Berasal dari faktor ekonomi, alam, atau manusia
c. Diklarifikasikan menjadi resiko pribadi, kekayaan, tanggung jawab
d. Hanya berpeluang menimbulkan kerugian

Agar resiko harus diasuransikan maka harus memenuhi kriteria


sebagai berikut :

13
a. Dapat dinilai dengan uang
b. Harus resiko murni, artinya hanya berpeluang menimbulkan kerugian
c. Kerugian timbul akibat bahaya/peristiwa tidak pasti
d. Tertanggung harus memiliki insurable interest
e.Tidak dilarang undang-undang dan tidak bertentangan dengan
ketertiban umum.

2. Evenemen
Evenemen atau peristiwa yang tidak pasti adalah peristiwa terhadap
mana asuransi diadakan, tidak dapat dipastikan terjadi dan tidak
diharapkan terjadi. Menurut KUHD Pasal 251 “evenemen adalah
peristiwa yang menurut pengalaman manusia normal tidak dapat
dipastikan terjadi, atau walaupun sudah pasti terjadi, saat terjadi itu tidak
dapat ditentukan dan juga tidak diharapkan akan terjadi, jika terjadi juga
mengakibatkan kerugian.
Ciri-ciri evenemen yaitu:
a. Peristiwa yang terjadi itu menimbulkan kerugian
b. Terjadinya itu tidak diketahui, tidak dapat diprediksi lebih dahulu
c. Berasal dari faktor ekonomi, alam, dan manusia
d. Kerugian terhadap diri, kekayaan, dan tanggung jawab seseorang

3. Ganti Kerugian
Kerugian erat sekali hubungannya karena kerugian tersebut timbul
dari suatu evenemen. Dengan kata lain antara evenemen yang terjadi
dengan kerugian yang timbul ada hubungan kausal (sebab-akibat),
evenemen adalah sebab dan kerugian adalah akibat. Kerugian yang dapat
diganti, yaitu jika evenemen tersebut dicantumkan dalam polis maka
penanggung terikat untuk membayar ganti kerugian.
Ciri-ciri kerugian dalam asuransi yang diganti oleh penanggung
yaitu:
a. Berasal dari peristiwa tidak pasti
b. Peristiwa tidak pasti tersebut ditanggung oleh penanggung

14
c. Ada hubungan kausal antara peristiwa tidak pasti dengan kerugian
d. Berdasarkan asas keseimbangan

2.2 Definisi Asuransi Pertanian


Asuransi pertanian ditawarkan sebagai salah satu alternatif skema
pendanaan yang berkaitan dengan pembagian resiko dalam kegiatan
asuransi. Dengan asuransi pertanian, proses produksi dapat dijaga karena
mengikuti rekomendasi berusaha tani yang baik. Bagi Indonesia, asuransi
pertanian sangat penting untuk membantu petani dari resiko kerugian besar.
Asuransi usaha tani padi dapat menjadi program menarik dalam
hubungannya dengan mitigasi dampak perubahan iklim global. Asuransi
yang dimaksud bukan hanya mencakup perlindungan terhadap fluktuasi
harga, tetapi juga mencakup pembagian resiko karena kekeringan, banjir
dan serangan organisme pengganggu tanaman sertra faktor eksternal
lainnya, seperti bencana longsor, gempa bumi, masalah politik dan lainnya.

2.2.1 Tujuan Skema Asuransi Usaha Tani Padi


Tujuan program asuransi pertanian dapat dibagi dalam beberapa
kelompok sasaran, sebagai berikut:
1. Menyadarkan petani terhadap resiko gagal panen
2. Mendorong petani meningkatkan ketrampilan dan memperbaiki
manajemen usaha pertanian.
3. Mengurangi ketergantungan petani permodalan yang berasal
dari pihak lain.
4. Meningkatkan pendapatan petani dari keberhasilan usaha
pertanian secara berkesinambungan.

2.2.2 Komoditas Pertanian yang Dapat Diasuransikan


Asuransi usaha tanaman pangan bersifat musiman,
kerusakan atau kerugian berhubungan dengan satu musim tanam
untuk menyederhanakan penilaian kerugian. Secara umum, semakin
tinggi nilai komoditas tanaman, semakin tinggi pula permintaan

15
asuransi. Komoditas bernilai ekonomi tinggi biasanya dibiayai
dengan fasilitas perbankan yang mengharuskannya untuk
diasuransikan.

2.2.3 Jenis Resiko Usaha Pertanian Utama yang Dapat Diasuransikan


1. Kekeringan (Drought)
Kekeringan merupakan peristiwa cuaca yang kerap terjadi di
negara tropis seperti Indonesia. Waktu kejadian dan wilayah
yang terkena dampak memerlukan batasan yang jelas.
Kekeringan dapat terjadi dalam waktu yang lama dan
dampaknya bahkan dialami hingga musim tanam berikutnya.
Kekeringan dapat diperparah oleh penyebab lain seperti
penyakit tanaman yang menyerang tanaman yang stress akibat
kekurangan air. Kerusakan karena kekeringan adalah resiko
usaha tani dan dapat diasuransikan.
2. Banjir (Flood)
Kerusakan akibat banjir dapat disebabkan karena curah hujan
yang berlebihan, tetapi bisa juga disebabkan oleh kelebihan air
di daerah lain dalam bentuk luapan air sungai atau danau yang
mengalir ke lahan pertanian. Resiko banjir pada dasarnya dapat
diasuransikan, dengan pengecualian lahan pertanian yang tidak
cukup didukung saluran pembuangan air tidak terawatt, atau
lahan pertanian berada pada kontur dataran rendah sehingga
rawan tergenang banjir.
3. Organisme Pengganggu Tanaman
Resiko serangan organisasi pengganggu tanaman sangat
bervariasi menurut jenis hama dan atau penyakit serta menurut
wilayah dan intensitas serangan. Resiko yang ditanggung dalam
program asuransi pertanian harus dicantumkan dalam surat
perjanjian kerjasama antara pihak-pihak yang bekerjasama
untuk dipatuhi bersama.

16
2.2.4 Usaha dan Langkah-langkah Operasional Asuransi Pertanian
1. Kelompok Kerja Pelaksana
Strategi pelaksanaan skema asuransi pertanian diawali
dengan perhatian terhadap perlindungan sektor pertanian.
Kementerian Pertanian telah mengambil inisiatif
penyelenggaraan skema asuransi pertanian dengan terlebih
dahulu membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Asuransi Pertanian
tingkat pusat. Pemerintah di tingkat daerah (provinsi dan
kabupaten/kota) belum seluruhnya mengambil langkah-langkah
mengikuti inisiatif di tingkat pusat membentuk Pokja Asuransi
Pertanian di wilayah administrasi masing-masing. Para petani,
khususnya
Para petani, khususnya yang tergabung dalam kelompok tani
diproyeksikan untuk mengambil tindakan dengan membangun
komunikasi baik secara internal maupun secara ekternal yang
mengomunikasikan rencana skema asuransi pertanian terhadap
anggotanya akan memudahkn penyelenggaraan skema asuransi
pertanian terhadap anggotanya akan memudahkan
penyelenggaraan skema asuransi pada waktunya.
Perusahaan asuransi sebagai pihak yang menjamin,
mengambil kesempatan ini untuk memperluas cakupan bisnis
asuransi dan sekaligus meraih keuntungan bisnis sebagai
perusahaan swasta. Inisiatif belajar sambil melakukan harus
ditempuh karena hal ini merupakan pengalaman baru di bidang
bisnis perasuransian.
2. Premi dan Penutupan Skema Asuransi Pertanian
Premi merupakan prasyarat keabsahan perjanjian asuransi
atau efektivitas jaminan asuransi. Sumber pembiayaan premi
asuransi oleh petani dapat diperoleh dari salah satu atau
kombinasi dari sumber sebagai berikut:
a. Pemerintah (APBN/APBD)

17
b. Kemitraan (PBKL, BUMN, dan perusahaan swasta)
c. Perbankan (jika petani mendapatkan pembiayaan dari
perbankan atau lembaga keuangan lainnya)
d. Swadaya (oleh petani sendiri)
Besaran premi asuransi diperkirakan berkisar antara 2,5%
hingga 3,5% dari harga pertanggungan yang ditetapkan
berdasarkan biaya produksi sesuai jenis komoditasnya. Pihak-
pihak yang bekerjasama akan mengadakan pertemuan dan
mengambil keputusan bersama tentang besaran suku premi
dalam satu musim tanam atau dalam suatu periode tertentu.
Penutupan skema asuransi pertanian ditandai dengan
dibayarkannya seluruh kewajiban penanggung kepada
tertanggung sesuai dengan kesepakatan. Seluruh kesepakatan ini
dituangkan di dalam satu dokumen perjanjian kerjasama (polis
asuransi) yang isinya harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang
berkerjasama.

18
BAB 3

METODE PENULISAN

3.1 Sumber dan Pengumpulan Data


Data-data yang dipergunakan dalam penyusunan karya tulis ini berasal dari
berbagai literatur kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang
dibahas. Beberapa jenis referensi utama yang digunakan adalah berita yang
berasal dari media cetak maupun online, jurnal imiah edisi cetak maupun
edisi online, dan artikel ilmiah yang bersumber dari internet. Jenis data yang
diperoleh variatif, bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Metode penulisan
bersifat studi pustaka. Informasi didapatkan dari berbagai literatur dan
disusun berdasarkan hasil studi dan survei dari informasi yang diperoleh.
Penulisan diupayakan saling terkait antar satu sama lain dan sesuai dengan
topik yang dibahas.

3.2 Analisis Data


Data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai dengan topik kajian.
Kemudian dilakukan penyusunan karya tulis berdasarkan data yang telah
dipersiapkan secara logis dan sistematis.

19
BAB 4
ANALISIS

4.1 Sumber dan jenis data


Pada prinsipnya “hasil” merupakan terjemahan dari kata yield, yaitu
keluaran (output) yang diperoleh dari penggunaan input produksi (sarana produksi)
dari suatu usahatani. Sedangkan produksi merupakan terjemahan dari kata
production, yang merupakan sejumlah hasildalam satu lokasi dan waktu tertentu.
Tetapi dalam penggunaannya selama ini sering mengalami kerancuan, disadari
karena ini sudah merupakan kebiasaan dan tiak ada atau jarang ada yang
membantahnya. Pada setiap akhir panen petani akan menghitung berapa hasil bruto
yang diperolehnya. Semuanya kemudian dinilai dalam uang.tetapi tidak semua hasil
ini diterima oleh petani. Hasil itu harus dikurangi dengan biaya-biaya yang
dikeluarkannya untuk biaya usaha tani seperti bibit, pupuk, obat
obatan, biaya pengolahan tanah, upah menanam, upah membersihkan rumput dan
biaya panenan yang biasanya berupa bagi hasil. Setelah semua biaya tersebut diku
rangkan barulah petani memperoleh apa yang disebut hasil bersih atau keuntungan
. Biaya produksi adalahsebagai koompensasi yang diterima oleh para pemilik
factor-faktor produksi, atau biaya-biaya yangdikeluarkan oleh petani dalam proses
produksi, baik secara tunai maupun tidak tunai.
Menurut :
a. Suparmoko (1998 : 83) berpendapat bahwa biaya produksi adalah nilai dari
semua masukan(input) yang digunakan dalam proses produksi.
b. Doll dan Orazem (1998 : 28) berpendapat bahwa biaya produksi adalah nilai
dari semua
faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa sel
ama proses produksi berlangsung. Dalam analisis ekonomi, biaya
diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan sesuai dengan tujuan spesifik
dari analisis yang dikerjakan, yaitu sebagai berikut:
1. Biaya-biaya yang berupa uang tunai, misalnya upah kerja untuk biaya
persiapan atau penggarapan tanah, termasuk upah untuk ternak, biaya
untuk mebeli pupuk, pestisida dan lain-lain.

20
2. Biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar
kecilnya tidaktergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya sewa
atau bunga tanah yang berupa uang. Sedangkan biaya variable adalah
biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan besarnya
produksi, misalnya pengeluaran-pengeluaran untuk bibit, pupuk dan
sebagainya.
3. Biaya rata-rata marginal. Biaya rata-rata adalah hasil bagi antara biaya
total dengan jumlah produk yang dihasilkan. Sedangkan biaya marginal
adalah biaya tambahan yang dikeluarkan petani untuk mendapatkan
tambahan satu-satuan produk pada suatu tingkat produksi tertentu.

Laba merupakan selisih antara pendapatan (penerimaan) kotor dan pengeluaran


total (biayatotal). Beberapa ahli mendefinisikan laba sebagai berikut: Menurut
Ahyari (1981 : 205) bahwa labaadalah penerimaan bersih yang diterima pemilik
usaha setelah semua biaya usaha dikeluarkan.Selanjutnya Adiwijaya (1982:168)
menyatakan bahwa laba yang diperoleh seorang petani dariusahanya dapat berubah
selisih lebih dalam perbandingan antara neraca pada permulaan usahanyadengan
neraca pada akhir usahanya.
Menurut (Tohir,1980:213) secara matematis laba dapat di tulis sebagai
berikut:
Profit (π ) = TR – TC
Karena TR = f (Y) dan TC = (Y), maka π= f (Y)
Keterangan:
Profit = Laba yang diperoleh dari suatu satuan unit produksi.
TR = Total revenue (total penerimaan produsen dari hasil penjuakan
inputnya dikaitkan harga jual)
TC = Total cost (total biaya yang merupakan penjumlahan dari biaya
tetap maupun tidak tetap)
Y = Jumlah output (variable pilihan)
π = Penghasilan bersih

21
4.2 Analisis data

Keuntungan sebesar Rp 4.333.725,00 adalah suatu angka yang cukup


apabila kita menghitungkeuntungan per bulan responden sesuai denqan umur padi
selama lima bulan berarti keuntungan perresponden per bulan Rp 866.745. Bila
dihitung keuntungan per responden per bulan per hektar diperoleh Rp 433.372,5.
Bila di hitung besarnya pendapatan yang diperoleh petani padi sawah di Desa
Ombolata Kecamatan Lahewa Kabupaten Nias Utara untuk sekali panen adalah
upah rata-rata Rp 4.382.250,00 ditambah dengan laba usahatani rata-rata Rp
4.333.725,00 menjadi Rp 8.715.975,00 berarti pendapatan rata-rata
per bulan yang diperoleh petani dengan mata pencaharian usahatani padisawah
sebesar Rp 1.743.195.
Premi asuransi adalah biaya yang harus oleh tertanggung untuk
mendapatkan perlindungan asuransi. Dengan membayar premi asuransi,
tertanggung akan memperoleh ganti rugi jika usahatani mengalami kerugian atau
kegagalan panen akibat resiko-resiko yang dijamin(banjir, kekeringan, dan OPT).
Sumber pembiayaan premi asuransi usaha tani padi dapat berasal dari BUMN
pupuk sebesar 80% dan swadaya petani sebesar 20%.
Dalam asuransi usahatani padi, nilai pertanggungan ditetapkan sebesar Rp
6.000.000,- per ha sebagai satuan kerugian untuk membantu biaya menanam
kembali. Nilai pertanggungan menjadi dasar perhitungan premi dan merupakan
batas maksimum santunan kerugian. Suku premi sebesar 3% dari biaya usahatani
sebesar Rp 6.000.000,- atau Rp 180.000,- per hektar. Dengan subsidi 80%, maka
kontributor akan membayar premi sebesar Rp 144.000,- per ha, sedangkan petani
membayar sebesar 20% atau 36.000,- per ha.
Periode pertanggungan asuransi usaha tani memiliki jangka waktu berlaku
untuk satu musim tanam, dimulai pada tanggal perkiraan tanam dan berakhir pada
tanggal perkiraan panen.

22
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengamatan adalah sebagai berikut:
1. Statistika sebagai salah satu alat untuk menemukan peluang gagal
panen dan besarnya kerugian yang ditanggung akibat gagal panen.
2. Statistika dapat menjadi salah satu cara untuk membangun asuransi
pertanian dengan menggunakan ilmu aktuaria dalam menentukan
besarnya premi.
3. Asuransi pertanian merupakan hasil kajian yang dilaksanakan secara
intensif sejak tahun 2008 oleh Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Hasil-hasil
penelitian ini dapat dikemas dan diajukan sebagai bagian dari kebijakan
pembangunan pertanian untuk melindungi petani dari kerugian karena
resiko bencana alam, khusunya asuransi untuk menanggulangi kerugian
akibat banjir, kekeringan, dan serangan OPT.
4. Asuransi pertanian merupakan salah satu program pembangunan
pertanian ditengah tekanan perubahan iklim global dan fluktuasi harga
komoditas pertanian dunia.
5. Asuransi pertanian diperlukan untuk melindungi petani dari kerugian
karena kehilangan hasil usahatani sebagai akibat resiko bencana alam
seperti banjir, kekeringa, dan serangan OPT).
6. Petani usahatani padi di kedua provinsi lokasi ui coba telah merasakan
manfaat aplikasi asuransi AUTP, memperoleh manfaat ekonomi dari
klaim resiko kegagalan panen yang dialami dan mendapatkan
santunan/ganti rugi sebagaimana tercantum dalam polis asuransi yang
disepakati. Uji coba skema AUTP dapat memberikan informasi yang
diperlukan untuk perbaikan tata cara, prosedur serta mekanisme
penyelenggaraannya.
7. Penyelenggaraan skema AUTP telah mendorong kerjasama yang
semakin erat antar petani dalam kelompok tani masing-masing.

23
Penguatan kelembagaan petani merupakan salah satu kekuatan sosial
yang merekatkan nilai-nilai budaya menyongsong keberhasilan sebagai
petani yang semakin meningkat.
8. Program asuransi pertanian dinilai lebih mendidik dan mendorong
tanggungjawab petani terhadap manajemen usahataninya.
Dibandingkan dengan pemberian bantuan secara cuma-cuma, skema
asuransi padi lebih mendukung upaya peningkatan kapasitas petani,
mengubah pola piker dan menjanjikan keuntungan ekonomi yang
diperoleh secara lebih bertanggungjawab.
9. Model skema asuransi hingga saat ini masih terus dikaji oleh Pusat
Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian bersama lembaga/instansi
terkait, termasuk kerjasama kedepan antara Kementrian Pertanian
dengan JICA yang difasilitasi Bappenas untuk mempelajari
format/skema pelaksanaan yang lebih tepat dan efisien, seperti asuransi
pertanian berbasis produktivitas, asuransi pertanian berbasis harga, atau
asuransi pertanian berbasis indeks iklim.

4.2 Saran
Saran yang dapat digunakan dari hasil pengamatan asuransi pertanian
khusunya dalam usahatani adalah sebagai berikut:
1. Asuransi pertanian dapat diajukan sebagai salah satu bentuk kebijakan
untuk meningkatkan pendapatan petani, mengurangi ketergantungan
terhadap impor pangan dan sekaligus menghemat devisa negara.
Asuransi pertanian juga diharapkan dapat membuka lapangan kerja
baru, mendorong bisnis perasuransian, dan menggerakkan kegiatan
perekonomian regional dan nasional.
2. Program asuransi pertanian diharapkan dapat diaplikasikan pada
berbagai komoditas bernilai ekonomi tinggi lainnya, seperti tanaman
pangan jagung dan kedelai, tanaman hortikultura bawang merah dan
cabai, serta ternak sapi dan unggas.
3. Pengajuan klaim oleh petani perlu dirubah untuk tidak menggunakan
patokan kerusakan usahatani mencapai 75%, tetapi misalnya klaim

24
karena petani mengalami resiko kerusakan usahatani pada umur
tanaman sebelum 30 hari atau sebelum 60 hari setelah tanam dengan
kriteria terukur.
4. Uji coba untuk lahan padi sawah yang lebih luas masih diperlukan untuk
alasan pemahaman fenomena asuransi usahatani padi.
5. Sosialisasi pelaksanaan skema asuransi usahatani padi perlu terus
dilakukan, bukan hanya untuk petani atau kelompok tani sasaran, tetapi
juga terhadap para pembina/pejabat serta stakeholders lainnya di pusat
dan di daerah.
6. Program asuransi pertanian dapat diajukan sebagai salah satu program
pembangunan pertanian yang besaran preminya dapat diintegrasikan
kedalam ongkos produksi. Jika dalam uji coba pemerintah menyediakan
subsidi hingga 80%, maka kelak subsidi ini dikurangi secara bertahap
hingga keselruhannya ditanggung petani dan diintegrasikan kedalam
ongkos produksi atau dimasukkan kedalam paket kredit yang diterima
petani.

25
DAFTAR PUSTAKA

Yustisia, Tim Pustaka. 2011. Kitab Lengkap KUHPer, KHUAPer, KHUAP dan
KUHD. Jakarta. Pustaka Yustisia.
EnsikloMedi@. Juli 2006. Asuransi Syariah.
Abdulkadir, Muhammad. 2006. Hukum Asuransi Indonesia. Bandung. Citra Aditya
Bakti.
Prodjodikoro, Wirjono. 1987. Hukum Asuransi di Indonesia. Jakarta. PT.Intermasa.
Hartawan, Tony. 2014. Asuransi Pertanian, Premi Petani Rp 180ribu/Ha.
http://www.tempo.co/read/news/2014/09/15/087607185/Asuransi-Pertanian-
Premi-Petani-Rp-180-RibuHa [15 Oktober 2014]
Subti, R., dan R, Tjitrosudibio. 1976. Kitab Undang-undang Hukum Dagang.
Jakarta. Pradya Paramita. Terjemahan dari wetboek Van Koophandel.
http://www.neraca.co.id/article/46094/Hadapi-Risiko-Ekonomi-Akibat-Gagal-
Panen [15 Oktober 2014]

26
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Milasari
Tempat Tanggal lahir : Surabaya, 18 Juli 1994

Karya ilmiah yang dibuat : PKM-K 2013 (Arabitin Es Krim Berbahan Dasar
Buah Religius Anti Kanker)

2. Nama : Arina Dini Yuanti


Tempat Tanggal lahir : Surabaya, 7 April 1994

Karya ilmiah yang dibuat : PKM-K 2013 (Arabitin Es Krim Berbahan Dasar
Buah Religius Anti Kanker)

27

Anda mungkin juga menyukai