ABSTRAK
Latar Belakang: Akne merupakan kelainan unit pilosebasea yang sering ditemukan pada usia remaja akibat perubahan
hormonal. Diet merupakan salah satu faktor yang diduga berperan dalam timbulnya akne, tetapi hubungan antara diet dan
akne masih kontroversial. Tujuan: Menjelaskan peranan diet dalam memengaruhi timbulnya akne. Telaah Kepustakaan:
Akne merupakan penyakit multifaktorial, salah satu faktor yang diduga pencetus timbulnya akne adalah diet. Beberapa diet
yang diduga berkaitan dengan akne antara lain karbohidrat, susu, coklat, asam lemak, zinc-iodine, vitamin A, dan
antioksidan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan antara diet dan akne tetapi masih terdapat
kelemahan. Simpulan: Hubungan beberapa diet dan akne masih memerlukan penelitian yang lebih lanjut dengan metode
yang lebih baik.
ABSTRACT
Background: Acne is a disorder of pilosebasea unit, that mostly affect an adolesecent, caused by hormonal changing.
Dietary is one factor that was thought to induce acne. But the association between diet and acne are still controversial.
Purpose: Review the role of some diets for acne Review: Acne is multifactorial disease, whereas diet is one of many
factors that excarcerbate acne. Some dietaries are thought have some roles in acne, including carbohidrate, milk, chocolate,
fatty acid, zinc-iodine, vitamin A, and antioxidant. Some research has proved the relationship between diets and acne but
there are still few limitations. Conclusion: Relationship between diets and acne still need more research with better methods.
Alamat koresponsdensi: Kristina Sihaloho, Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga, Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo, Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8
Surabaya 60131, Indonesia. Telepon: (031) 5501609, e-mail: th2_aloho@yahoo.com
77
Artikel Asli Hubungan antara Diet dan Akne
terhadap timbulnya akne. Dengan demikian Paraguay (n=112) yang mengonsumsi diet rendah
penanganan kasus akne dapat lebih optimal. lemak dan kadar glikemik, pada kedua kelompok
tersebut tidak didapati akne vulgaris.9 Studi lainnya
TELAAH KEPUSTAKAAN meneliti persepsi orang tentang faktor yang dipercaya
Akne merupakan keadaan inflamasi kronis dapat menyebabkan akne. Studi potong lintang oleh
folikel pilosebasea yang terutama menyerang remaja.1 Rigopuolos dan kawan-kawan, 2007 (level of evidence
Penyebab pasti dari akne belum diketahui, tetapi 2) meneliti persepsi 316 pelajar di Yunani dengan dan
banyak faktor yang diduga pencetus yaitu faktor tanpa akne, 62% menyatakan diet sebagai faktor
genetik (anggota keluarga memiliki riwayat akne penyebab dan 66 % percaya bahwa coklat merupakan
vulgaris), endokrin (penyakit polikistik ovarium dan faktor pemicu timbulnya akne.10 Studi potong lintang
penyakit Cushing), stres, depresi, lingkungan oleh El-Akawi dan kawan-kawan, 2006 (level of
(kosmetik, merokok, dan iklim panas), obat-obatan evidence 2) melaporkan dari 166 pria dan wanita di
(hormonal, kortikosteroid, antiepilepsi, Jordania yang menderita akne menyatakan penyebab
antituberkulosis, dan antidepresan), dan diet.2,5 Empat akne adalah kacang (89%), coklat (62%), cake/biskuit
penyebab dasar akne yang sudah diketahui yaitu: (1) (57%), makan berminyak (53%), makanan gorengan
hiperproliferasi unit pilosebasea, (2) produksi sebum (52%), telur (42%), susu, yogurt, dan keju (23%).11
berlebihan, (3) keberadaan dan aktivitas Studi potong lintang oleh Ikaraoha dan kawan-kawan,
1,2,3,5
Propionibacterium acnes, (4) keradangan. 2005 (level of evidence 2) meneliti 174 pelajar
Akne berawal dari mikrokomedo yang Nigeria, 75 % partisipan percaya bahwa diet minyak
dihubungkan dengan hiperkeratinisasi kelenjar dan lemak berpengaruh pada akne.12 Studi potong
pilosebasea. Lesi akne dapat berupa noninflamasi lintang oleh Tan dan kawan-kawan, 2001 (level of
maupun inflamasi. Lesi noninflamasi adalah komedo evidence 2) melaporkan 32% pasien akne
terbuka (blackhead) atau tertutup (whitehead). Lesi mempercayai bahwa diet sebagai penyebab akne, 64%
inflamasi bervariasi dari papul kecil dan merah, percaya karena hormon, dan 44% percaya karena
pustul, hingga nodul yang besar, lunak, dan genetik.13 Studi potong lintang oleh Khanna dan
fluktuatif.1,6 Diagnosis akne dapat ditegakkan kawan-kawan, 1991 (level of evidence 2) mengamati
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. asupan karbohidrat, protein, dan lemak pada 200
Namun, pada kasus tertentu dapat dibutuhkan pelajar di India dengan dan tanpa akne. Mereka
pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan membandingkan diet pada pasien dengan akne berat,
laboratorium dan histopatologis.1 sedang, ringan, dan tanpa akne yang menunjukkan
Diet merupakan salah satu faktor yang diduga tidak ada perbedaan diet pada keempat kelompok.14
dapat mencetuskan timbulnya akne. Sebelum tahun Studi potong lintang oleh Kaymak dan kawan-kawan,
1960 nasihat menjaga diet adalah terapi standar akne. 2007 (level of evidence 3) meneliti hubungan antara
Pada era 1930-an dinyatakan adanya gangguan akne dan indeks glikemik (IG), beban glikemik (BG)
toleransi glukosa dan metabolisme glukosa yang pada diet harian, sensitifitas insulin, dan kadar
abnormal pada pasien akne, sehingga pasien akne Insulin-like Growth Factors-1 (IGF-1) pada 91 orang
dianjurkan menghindari makanan yang mengandung mahasiswa (49 pasien akne, 42 kontrol). Partisipan
karbohidrat tinggi.4 Setelah era 1960-an hubungan mengisi kuisoner frekuensi makanan untuk
antara diet dengan akne mulai tidak diterima karena menghitung IG. Para ahli menilai lesi akne dan
adanya dua studi yaitu penelitian oleh Fulton dan resistensi insulin. Pada penelitian tersebut tidak
kawan-kawan, 1969 (level of evidence 1) dan ditemukan adanya partisipan dengan resistensi insulin.
Anderson dan kawan-kawan, 1971 (level of evidence Namun didapatkan kadar IGF-1 lebih tinggi dan
2) yang meneliti efek coklat pada akne. Kedua kadar IGF-Binding protein 3 (IGFBP-3) lebih rendah
penelitian tersebut mengemukakan bahwa makanan pada pasien akne dibandingkan kontrol.15 Penelitian
tidak memengaruhi keparahan akne. Akibat kohort prospektif oleh Adebamowo, 2008 (level of
ketidakpastian hubungan antara diet dan akne ini, para evidence 2) meneliti 4273 orang anak laki-laki berusia
ahlipun melakukan berbagai penelitian.4,7,8 9-15 tahun dan menilai hubungan antara prevalensi
Beberapa studi observasional telah dilakukan lesi akne dengan konsumsi skim milk. Penelitian ini
untuk menilai hubungan diet dan akne. Suatu studi berdasarkan kuisoner terhadap subjek dan didapatkan
potong lintang oleh Cordian dan kawan-kawan, 2002 hubungan yang signifikan antara akne dengan
(level of evidence 2) mengamati dua populasi non- konsumsi skim milk. Susu diduga memengaruhi
westernized di kepulauan Kitavan di Papua New komedogenesis melalui jalur hormonal. Kelemahan
Guinea (n=1200) dan Acne hunter-gatherer di
82
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of Dermatology and Venereology Vol. 28 / No. 2 / Agustus 2016
penelitian ini adalah kurangnya validasi self-reported makanan dibandingkan dengan respons glukosa darah
penyebab akne secara subjektif.16 tubuh terhadap glukosa murni. BG digunakan untuk
Beberapa studi eksperimental telah dilakukan menilai kemampuan suatu makanan dalam menaikkan
untuk menilai hubungan diet dan akne. Uji samar acak kadar gula darah, berdasarkan kualitas, dan kuantitas
terkontrol oleh Smith dan kawan-kawan, 2007 (level konsumsi karbohidrat. BG merupakan IG untuk
of evidence 1) merupakan penelitian pertama yang masing-masing makanan dikalikan kandungan
menunjukkan suatu efek terapeutik dari intervensi karbohidratnya (dalam gram) dan kemudian dibagi
makanan pada akne. Kelompok perlakuan diberikan 100.20,21
diet IG rendah (25% energi dari protein dan 45% dari Susu mengandung estrogen, progesteron,
karbohidrat IG rendah) dan kelompok kontrol prekursor androgen yaitu androstenedione,
diberikan karbohidrat tanpa pertimbangan IG. Kedua dihidroandrosterone sulfat, steroid 5α-reduktase
kelompok dievaluasi selama 12 minggu, setiap 4 seperti 5α-androstenedione, 5α-pregnonadione, dan
minggu jumlah lesi akne dihitung berdasarkan data dihidrotestosterone, yang semuanya diduga berperan
baseline. Pada kelompok perlakuan, diet IG rendah pada komedogenesis. Susu diperkaya dengan molekul
secara signifikan dapat menurunkan jumlah lesi akne bioaktif yang bekerja pada kelenjar pilosebaseus
dan memperbaiki sensitivitas insulin dibandingkan seperti glukokortikoid, transforming growth factors-β
kelompok kontrol. Namun, kelemahan pada penelitian (TGF-β), hormon peptida mirip thyrotropin, dan zat
ini adalah peneliti tidak mengisolasi pengaruh diet IG yang mirip opiat. Proses pembuatan susu bebas lemak
rendah terhadap turunnya berat badan, tidak menilai diduga mengubah bioavaibilitas molekul bioaktif ini
kemungkinan perbedaan diet lemak dan asupan serat dan interaksinya dengan protein pengikat sehingga
antara dua kelompok, sulit menggeneralisasikan hasil kemungkinan keseimbangan hormonal dalam susu
studi pada wanita dengan siklus hormonal yang dapat yang berubah menyebabkan komedogenesis.22,23
berubah, dan memengaruhi akne.17 Pengecualian dari diet IG tinggi yaitu susu yang
Penelitian uji acak terkontrol oleh Smith dan memiliki IG rendah tetapi dapat meningkatkan kadar
kawan-kawan, 2008 (level of evidence 1) menilai efek IGF-1 yang memicu pembentukan akne. Akne akan
diet BG rendah terhadap akne dan komposisi asam lebih berat jika mengonsumsi susu bebas lemak,
lemak dari trigliserida permukaan kulit. Kelompok menunjukkan hubungan susu dan akne bukan karena
perlakuan diberi diet BG rendah (25% energi dari kandungan lemak pada susu.23 Sapi dan manusia
protein dan 45% dari karbohidrat IG rendah) dan memiliki IGF-1 dengan urutan asam amino yang
kelompok kontrol diberikan karbohidrat tanpa sama. Konsumsi susu yang tinggi meningkatkan kadar
pertimbangan IG. Kedua kelompok dievaluasi selama IGF-1 10-20% pada orang dewasa dan 20-30% pada
12 minggu. Jumlah lesi akne dan komposisi asam anak-anak. Susu juga mengandung karbohidrat yaitu
lemak pada trigliserida di permukaan kulit dihitung laktosa dan dapat menghasilkan respons glikemik dan
setiap 4 minggu berdasarkan data baseline. Penelitian insulinemia.24
menunjukkan peningkatan rasio asam lemak jenuh Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) omega-6
dan asam lemak tidak jenuh pada kelompok dan omega-3 berperan pada proses inflamasi akne.
perlakuan, dan hal tersebut berkorelasi dengan jumlah PUFA omega-3 diperoleh dari konsumsi Asam Alfa
lesi akne. Namun penelitian ini memiliki kekurangan Linoleat (ALA) yang didapatkan dari sayuran dan
yaitu gagal menilai faktor perancu efek berat badan minyak canola. ALA dikonversi menjadi asam
pada kelompok dengan diet BG rendah dan tidak eicosapentaenoik (AEP). AEP dapat juga diperoleh
dapat digeneralisasi pada pasien wanita usia 15-25 dari ikan, sedangkan PUFA omega-6 diperoleh dari
tahun.18 konsumsi asam linoleat (AL) yang banyak didapatkan
Penelitian Cordain dan kawan-kawan dari kedelai, jagung, dan minyak bunga matahari. AL
menyatakan bahwa diet IG tinggi dapat memengaruhi dikonversi menjadi asam arakhidonat (AA). AA dapat
perkembangan akne melalui hiperinsulinemia. diperoleh dari daging.25
Hiperinsulinemia dapat memicu proses endokrin dan PUFA omega-3 dapat menekan prekursor
memengaruhi perkembangan akne melalui hormon proinflamasi prostaglandin E2 (PGE2) dan leukotrien
androgen, IGF-1, IGFBP-3, dan jalur signalling B4 (LB4). AA merupakan progenitor PGE2 dan LB4
reseptor retinoid. Interaksi faktor tersebut melalui jalur enzim sikloksigenase dan 5-
memengaruhi patogenesis akne dengan memengaruhi lipoksigenase. AEP dapat menghambat metabolisme
proliferasi epitel folikel yang berlebihan, keratinisasi AA secara kompetitif melalui jalur enzim tersebut
abnormal, dan sekresi sebum yang diperantarai sehingga menekan mediator inflamasi. Konsumsi
hormon androgen.4,19 IG adalah suatu indikator untuk PUFA omega-3 juga dapat menekan produksi sitokin
menilai respons glukosa darah tubuh terhadap seperti interleukin (IL)-1, tumor necrosing factor
81
Artikel Asli Hubungan antara Diet dan Akne
(TNF)-α, IL-6, dan IL-8. Namun, penjelasan kelemahan yaitu jumlah sampel kecil, tidak
mengenai hal itu belum diketahui. Dari kedua alasan mengontrol asupan lainnya, dosis zinc yang digunakan
tersebut maka dinyatakan konsumsi PUFA omega-3 tinggi sehingga timbul efek samping mual, muntah,
dapat menekan proses inflamasi pada akne.4,22,26 dan diare.4,26 Konsumsi makanan yang kaya iodine
Penelitian oleh Cordain dan kawan-kawan dan obat sistemik yang mengandung iodine dapat
menyatakan prevalensi akne rendah pada kelompok menyebabkan akne vulgaris, berupa erupsi
non-westernized yang mengonsumsi makanan IG monomorfik yaitu pustul maupun erupsi akneiformis.
rendah dan diduga makanan tersebut mengandung Namun, literatur dan penelitian yang mendukung hal
rasio omega-3 dan omega-6 lebih tinggi. Hal ini itu belum ada.26
berperan menurunkan prevalensi akne dan diduga Malondialdehide suatu marker peroksidase lipid
konsumsi PUFA omega-3 dapat menurunkan kadar dan kerusakan oksidatif dilaporkan lebih tinggi pada
IGF-1.4,9 pasien akne. Stres oksidatif berperan pada akne dan
Coklat diproduksi dari biji cacao, theobroma antioksidan dapat digunakan sebagai terapi adjuvan
cacao dan mengandung 50-70% lemak, disebut cocoa pada akne.4 Studi yang meneliti efek pemberian
butter. Cocoa butter yang didapatkan pada coklat suplemen selenium dan vitamin E selama 12 minggu
hitam terdiri dari 33% asam oleik, 25% asam palmitat, pada akne menunjukkan perbaikan pada lesi akne.
3% asam stearat, 14% karbohidrat, 9% protein yang Epigallocatechin-3-gallate topikal yang dicobakan
kaya asam amino triptophan dan fenilalanin, pada hamster jantan dapat menekan produksi sebum.29
phenylethylamine, kafein, theobromine, dan Nobiletin adalah suatu flavanoid, pada minuman
cannabinoid. Ada beberapa jenis coklat yaitu coklat citrus depressa, dicobakan pada telinga hamster dan
pahit (unsweetened chocolate= chocolate liquor), memiliki efek menghambat lipogenesis dan proliferasi
coklat sedikit pahit (semi-sweet chocolate), coklat kelenjar sebasea.30 Resveratrol, suatu phytoalexin
manis (sweet chocolate), coklat susu (milk chocolate), ditemukan pada kulit anggur merah, kacang, mulberi,
dan coklat putih (white chocolate).27 Coklat selalu siprus, dan eucaliptus untuk terapi akne.31 Walaupun
disalahkan sebagai faktor pemicu timbulnya akne. demikian, efek antioksidan yang terdapat dalam
Pasien sering melaporkan pekembangan pustul tanaman alami untuk terapi akne masih memerlukan
beberapa hari setelah mengonsumsi makanan ini. penelitian lebih lanjut untuk diterapkan dalam klinis.
Penelitian oleh Grant dan Anderson, 1965 (level of
evidence 3) tentang pengaruh coklat batangan sebagai PEMBAHASAN
penyebab akne dan ternyata coklat tidak berpengaruh Empat dasar patogenesis tersebut adalah
pada akne.28 hiperproliferasi folikel pilosebasea, produksi sebum
Vitamin A pada manusia berupa preformed berlebihan, kolonisasi P. acnes, dan keradangan.
vitamin A, yang diperoleh dari sumber hewani, dan Kombinasi keempat faktor ini diduga berperan pada
diabsorpsi oleh saluran cerna membentuk retinol, dan patogenesis akne.1,2,3 Diet merupakan salah satu faktor
lainnya provitamin A carotenoid dari sumber buah pencetus timbulnya akne. Hubungan diet dan akne
dan sayuran. Preformed vitamin A diserap dengan masih kontroversial sehingga banyak studi muncul
baik dan banyak diperoleh dari minyak hati ikan, untuk meneliti hubungan antara diet dan akne.4,7 Studi
produk makanan olahan seperti susu, mentega, sereal, yang paling kuat dalam menggambarkan hubungan
dan multivitamin. Berbeda dengan preformed vitamin antara diet dan akne adalah hubungan asupan
A, provitamin A carotenoid diperoleh dari buah dan karbohidrat dan akne dengan IG adalah penelitian
sayuran dan sulit diserap dan diubah menjadi retinol yang dilakukan oleh Smith dan kawan-kawan, (2007-
pada saluran cerna.29 The Institute of Medicine 2008) yang menyatakan diet IG rendah secara
merekomendasikan pemberian vitamin A 900µg/hari signifikan dapat menurunkan jumlah lesi akne.19,26
untuk pria dan 700µg/hari untuk wanita usia diatas 19 Kandungan hormon dan molekul bioaktif pada
tahun. Pada tahun 1982, FDA merekomendasikan susu yang bekerja pada kelenjar pilosebaseus seperti
vitamin A yaitu isotretinoin untuk terapi akne berat glukokortikoid, transforming growth factors-β (TGF-
dan berulang.29 β), dan hormon peptida mirip thyrotropin dan zat yang
Zinc merupakan elemen penting pada fungsi dan mirip opiat diduga berperan pada komedogenesis. 8
perkembangan kulit, memiliki efek bakteriostatik Coklat pada makanan diduga dapat memicu akne
terhadap Propionibacterium acnes dan dapat karena dapat meningkatkan kadar IGF dan IGFBP
menurunkan produksi sitokin TNF-α. Zinc efektif plasma post prandial. Peran asam lemak, vitamin A,
terhadap akne dengan inflamasi ringan sampai sedang zinc-iodine, dan antioksidan pada akne mulai dapat
tapi tidak untuk lesi komedo. Studi ini memiliki dijelaskan.23,26
82
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of Dermatology and Venereology Vol. 28 / No. 2 / Agustus 2016
81
Artikel Asli Hubungan antara Diet dan Akne
82