Anda di halaman 1dari 6

Pertumbuhan dan Perkembangan Sel Kanker Menurut Franks L.M dan Teich N.

M
(1998), sel kanker itu timbul dari sel normal tubuh kita sendiri yang mengalami transformasi
menjadi ganas, karena adanya mutasi spontan atau induksi karsinogen (bahan/agen pencetus
terjadinya kanker). Pada umumnya mulai tumbuh dari satu sel kanker pada satu tempat dalam
organ tubuh (unicentris). Jarang yang mulai dari beberapa sel dalam suatu organ (multicentris),
baik dalam kurun waktu bersamaan ataupun berbeda.. kanker yang timbul multicentris umumnya
terdapat pada penderita yang mengalami kelainan genetic atau mengidap immunodefisiensi
(penurunan kekebalan). Transformasi sel itu terjadi karena mutasi gen yang mengatur
pertumbuhan dan diferensiasi sel, yaitu proto-onkogen dan atau suppressor gen (anti onkogen).
Pada manusia selama hidup diperkirakan rata-rata sel tubuh mengalami sebanyak 1016 mitosis
(pembelahan sel), dengan masing-masing gen mempunyai kemungkinan 10-6 mengalami mutasi
spontan dan menyalin (translate) 1010 mutasi. Jika tiap mutasi dapat merubah sel normal
menjadi kanker, maka kita tidak mungkin dapat berfungsi sebagai makhluk hidup.

Sifat Sel Kanker Menurut Franks L.M dan Teich N.M (1998) sifat sel kanker adalah :
1. Bentuk dan struktur sel bermacam-macam (polymorph)
Karena adanya perbedaan bentuk dan susunan dengan sel normal asalnya, maka dapat
dibuat diagnosa patologi kanker.
2. Tumbuh autonom
Sel kanker itu tumbuh terus tanpa batas (immortal), liar, semaunya sendiri, terlepas
dari kendali pertumbuhan normal sehingga terbentuk suatu tumor (benjolan)
yangterpisah dari bagian tubuh normal.
3. Mendesak dan merusak sel-sel normal disekitarnya
Sel-sel tumor itu mendesak (ekspansif) sel-sel normal disekitarnya, yang berubah
menjadi kapsel yang membatasi pertumbuhan tumor. Pada tumor jinak kapsel itu
berupa kapsel sejati yang memisahkan gerombolan sel tumor dengan sel-sel normal,
sedang pada tumor ganas berupa kapsel palsu (pseudokapsul), sehingga kapsel itu
dapat ditembus atau diinfiltrasi oleh sel kanker
4. Dapat bergerak sendiri (amoeboid)
Sel-sel kanker itu dapat bergerak sendiri seperti amoeba dan lepas dari gerombolan
sel-sel tumor induknya, masuk diantara sel-sel normal disekitarnya. Hal ini
menimbulkan : - Infiltrasi atau invasi ke jaringan atau organ disekitarnya - Metastase
atau anak sebar di kelenjar limfe atau di organ lainnya. Penyebaran ini dapat melalui
penyebaran limfe (limfogen) maupun secara hematogen yaitu sel kanker masuk
kedalam pembuluh darah dan bersama aliran darah beredar keseluruh tubuh.
5. Tidak mengenal koordinasi dan batas-batas kewajaran
Ketidakwajaran itu antara lain disebabkan oleh :
1. Kurangdaya adesi dan kohesi Karena kurangnya daya adesi dan kohesi sel-sel
kanker itu mudah lepas dari gerombolan sel-sel induknya dan dapat bergerak
menyususp diantara sel-sel normal.
2. Tidak mengenal kontak inhibisi Sel-sel normal akan berhenti tumbuh jika ada
kontak dengan sel normal disekitarnya, sedangsel kanker tidak.
3. Tidak mengenal tanda posisi Sel-sel normal akan berhenti tumbuh jika berada
pada tempat atau posisi yang tidak semestinya, sedang sel-sel kanker tidak,
sehingga dapat timbul anak sebar (metastase).
4. Tidak mengenal batas kepadatan Sel normal akan berhenti tumbuh jika kepadatan
sel telah mencapai konsistensi tertentu, sedangsel kanker tidak.

6. Tidak menjalankan fungsinya yang normal

Semua kanker bermula dari sel, yang merupakan unit dasar kehidupan tubuh. Untuk
memahami kanker, sangat penting untuk mengetahui apa yang terjadi ketika sel-sel normal
menjadi sel kanker. Tubuh terdiri dari banyak jenis sel. Sel-sel tumbuh dan membelah secara
terkontrol untuk menghasilkan lebih banyak sel seperti yang dibutuhkan untuk menjaga tubuh
sehat. Ketika sel menjadi tua atau rusak, mereka mati dan diganti dengan sel-sel baru. Kematian
sel terprogram ini disebut apoptosis, dan ketika proses ini rusak, kanker mulai terbentuk. Sel
dapat mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali jika ada kerusakan atau mutasi pada DNA.
Empat jenis gen yang bertanggung jawab untuk proses pembelahan sel yaitu onkogen yang
mangatur proses pembahagian sel, gen penekan tumor yang menghalang dari pembahagian sel,
suicide gene yang kontrol apoptosis dan gen DNA-perbaikan menginstruksikan sel untuk
memperbaiki DNA yang rusak. Maka, kanker merupakan hasil dari mutasi DNA onkogen dan
gen penekan tumor sehingga menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali (National
Cancer Institute, 2009).
Patofisiologi kanker:

Mekanisme pembentukan neoplasma atau tumor ganas disebut dengan Karsinogenesis.


Karsinogenesis merupakan suatu proses multi-tahap. Sebagian besar karsinogen sebenarnya tidak
reaktif (prokarsinogen atau karsinogen proximate), namun di dalam tubuh diubah menjadi
karsinogen awal (primary) atau menjadi karsinogen akhir (ultimate). SitokromP450 suatu mono-
oksidase dependen retikulum endoplasmik sering mengubah karsinogen proximate menjadi
intermediate defisien elektron yang reaktif (electrophils). Intermediate (zat perantara) yang
reaktif ini dapat berinteraksi dengan pusat-pusat di DNA yang kaya elektron (nucleophilic) untuk
menimbulkan mutasi. Interaksi antara karsinogen akhir dengan DNA semacam ini dalam suatu
sel diduga merupakan tahap awal terjadinya karsinogenesis kimiawi. DNA sel dapat pulih
kembali bila mekanisme perbaikannya normal, namun bila tidak sel yang mengalami perubahan
dapat tumbuh menjadi tumor yang akhirnya nampak secara klinis. Ko-karsinogen (promoter)
sendiri bukan karsinogen. Promoter berperan mempermudah pertumbuhan dan perkembangan sel
tumor dormant atau latent. Waktu yang diperlukan untuk terjadinya tumor dari fase awal
tergantung pada adanya promoter tersebut dan untuk kebanyakan tumor pada manusia periode
laten berkisar dari 15 sampai 45 tahun. ( Smith RA, Cokkinides V, Brawley OW. Cancer screening in the United States,
2009: a review of current American Cancer Society guidelines and issues in cancer screening. CA Cancer J Clin 59:27, 2009.

Review. )

Gejala kanker cukup bervariasi dan tergantung lokasi kanker, tahap penyebaran, dan saiz tumor.
Beberapa kanker dapat dirasakan atau dilihat melalui kulit seperti benjolan pada payudara atau
testikel dan dapat dijadikan indicator lokasi kanker tersebut. Kanker kulit sering diidentifikasi
dengan perubahan kutil atau tahi lalat pada kulit. Beberapa kanker mulut memberikan gambaran
bercak putih di dalam mulut atau bintik putih di lidah.
Jenis kanker lain memiliki gejala yang kurang jelas secara fisik. Beberapa tumor otak cenderung
menampilkan gejala awal penyakit karena mereka mempengaruhi fungsi kognitif penting.
Kanker pankreas biasanya terlalu kecil untuk menyebabkan gejala sehingga rasa sakit terjadi
akibat dorongan terhadap saraf terdekat. Selain daripada itu, ia juga mengganggu fungsi hati
sehingga tampilan kulit dan mata menguning yang dikenal sebagai ikterus. Gejala juga dapat
terjadi akibat tumor yang menyebabkan penekanan terhadap organ dan pembuluh darah.
Misalnya, kanker kolon dapat menyebabkan gejala seperti sembelit, diare, dan perubahan ukuran
tinja. Kanker kandung kemih atau prostat dapat menyebabkan perubahan dalam fungsi kandung
kemih (American Cancer Society, 2010).
Disebabkan sel kanker menggunakan energi tubuh dan mengganggu fungsi normal
hormon, terdapat kemungkinan besar untuk memperlihatkan gejala seperti demam, lelah,
keringat berlebihan, anemia, dan penurunan berat badan tanpa sebab. Pada pasien kanker paru-
paru atau tenggorokan akan presentasi simptom seperti batuk dan suara serak (American Cancer
Society, 2010).

Patofisiologi kanker:

Proses transformasi sel normal menjadi sel ganas melalui displasi terjadi melalui
mekanisme yang sangat rumit, tetapi secara umum mekanisme karninogenesis ini terjadi melalui
tiga tahap yaitu
1. Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi merupakan tahap pertama karsinogenesis yang bersifat irreversible, dimana
gen pada sel normal bertransformasi menjadi malignan. DNA dirusak oleh zat-zat inisiator
seperti radiasi dan radikal bebas dapat mengganggu proses reparasi normal, sehingga terjadi
mutasi DNA dengan kelainan pada kromosomnya. Kerusakan DNA ini diturunkan pada
anak-anak sel dan seterusnya. Tahap inisiasi berlangsung dalam satu sampai beberapa hari.

2. Tahap Promosi
Pada proses floriferasi fase sel mengalami pengulangan siklus sel tanpa hambatan dan
secara continue terus mengulang. diteruskan dengan proses metastasis dimana penyebab
utama dari kenaikan morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan keganasan.
Dalam berlangsungnya proses ini melibatkan interaksi kompleks, tidak hanya ditentukan
oleh jenis sel kanker itu sendiri, namun matriks ekstraseluler, membran basal, reseptor
endotel serta respon kekebalan host yang berpartisipasi. mekanisme metastasis merupakan
indikasi bahwa host pertahanan mechanims pasien kanker gagal untuk mengatasi dan
memblokir penyebaran sel kanker. Setelah itu terjadi lagi proses neoangiogenesis.
Angiogenesis adalah proses pembentukan pembuluh darah baru yang terjadi secara
normal dan sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Angiogenesis
juga terlibat dalam proses penyembuhan, seperti pembentukan jaringan baru setelah cidera.
Akan tetapi, angiogenesis juga merupakan langkah yang sangat penting dalam Carsiogenesis
atau pertumbuhan sel kanker (cancer) sehingga terjadi perkembangan sel kanker yang tidak
terkendali dan bersifat ganas.
Angiogenesis juga berkembang menjadi sesuatu yang bersifat patologis dan berhubungan
dengan kanker, inflamasi, penyakit kulit dan penyakit mata. Kondisi patologi angiogenesis
ini dikarakterisasi oleh pembentukkan pembuluh darah baru dan penghancuran sel normal
yang ada di sekitarnya. Berbeda dangan angiogenesis fisiologis, angiogenesis patologi ini
dapat berlangsung lama sampai beberapa tahun dan biasanya berhubungan dengan beberapa
gejala klinis. Angiogenesis patologi adalah pembentukkan pembuluh darah baru yang tidak
normal dimana tubuh akan kehilangan kontrol dalam mengatur keseimbangan sekresi
angiogenik stimulator dan inhibitor. Sel kanker akan memproduksi angiogenics growth
factor yang menyimpang dalam jumlah yang banyak dimana efeknya akan kuat sekali dalam
meniadakan efek angiogeneics inhibitor. Sebagai akibatnya adalah terjadinya pembentukkan
pembuluh darah yang baru dengan sangat cepat dalam pola yang tidak terkontrol.

3. Tahap Prpgresif
Pada progresif ini gen – gen pertumbuhan yang diaktivasi oleh kerusakan DNA
mengakibatkan mitosis dipercepat dan pertumbuhan liar dari sel – sel ganas. Terjadi aktivasi,
mutase atau hilangnya gen. pada progresi ini timbul perubahan benigna menjadi pra-
malignan dan maligna.
Fase metastasis meliputi beberapa tahap pemisahan, termasuk pemisahan sel kanker dari
sel induk, masuk dalam sirkulasi sistemik atau kelenjar limfe, sehingga dapat menginvasi
jaringan baru. Kemampuan invasi sel kanker ini dihubungkan dengan banyaknya produksi
protease pada sel kanker ini. Protease akan mempengaruhi interaksi sel dan memfasilitasi
pergerakan sel kanker melalui matriks ekstraseluler. Tahap metastasis ini, merupakan tahap
paling kritis yang menyebabkan gejala klinis dan bahkan kematian.

Manifestasi klinis:

Gejala kanker secara umum yang timbul tergantung dari jenis atau organ tubuh yang terserang
yaitu :
1. Nyeri dapat terjadi akibat tumor yang meluas menekan syaraf dan pembuluh darah
disekitarnya, reaksi kekebalan dan peradangan terhadap kanker yang sedang tumbuh, dan
nyeri juga disebabkan karena ketakutan atau kecemasan.
2. Pendarahan atau pengeluaran cairan yang tidak wajar, misalnya ludah, batuk atau muntah
yang berdarah, mimisan yang terus menerus, cairan puting susu yang mengandung darah,
cairan liang senggama yang berdarah (diantara menstruasi/menopause) darah dalam tinja,
darah dalam air kemih.
3. Perubahan kebiasaan buang air besar
4. Penurunan berat badan dengan cepat akibat kurang lemak dan protein (kaheksia)
Benjolan pada payudara
5. Gangguan pencernaan, misalnya sukar menelan yang terus menerus.
6. Tuli, atau adanya suara - suara dalam telinga yang menetap.
7. Luka yang tidak sembuh - sembuh Perubahan tahi lalat atau kulit yang mencolok

DAFTAR PUSTAKA

Robert A. Smith, PhD. Cancer screening in the United States, 2010: a review of current
American Cancer Society guidelines and issues in cancer screening. Cancer Control Department:
250 William St., Atlanta, GA 30303

(Smith RA, Cokkinides V, Brawley OW. Cancer screening in the United States, 2009: a review of
current American Cancer Society guidelines and issues in cancer screening. CA Cancer J Clin
59:27, 2009. Review. )

Franks L.M, Teich N.M. 1998. Cellular and Molecular Biology of Cancer, Third edition. New
York: John Wiley & Sons, Inc Publication

Anda mungkin juga menyukai