Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus
ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. Setiap orang berhak atas kesehatan dan setiap orang mempunyai
hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumberdaya di bidang
kesehatan. Namun, setiap orang juga tidak luput dari kewajiban-kewajiban
di bidang kesehatan.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional 2012, khususnya dalam tujuan Sub
Sistem Pemberdayaan Masyarakat adalah meningkatnya kemampuan
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, mampu mengatasi masalah
kesehatan secara mandiri, berperan aktif dalam, setiap pembangunan
kesehatan, serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan
pembangunan berwawasan kesehatan.
Saat ini, dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, masyarakat masih
diposisikan sebagai objek dan belum sebagai subjek. Selain itu, masih banyak
upaya kesehatan belum menyentuh masyarakat yang tinggal di daerah
terpencil, tertinggal, kepulauan, dan perbatasan. Untuk itu, perlu adanya
Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), agar upaya
kesehatan lebih mudah diakses (accessible), lebih terjangkau (affordable),
serta lebih berkualitas (quality).
Dalam Kepmenkes Nomor 1529 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif disebutkan
bahwa salah satu kriteria desa dan kelurahan siaga aktif adalah adanya
kemudahan akses masyarakat ke sarana pelayanan kesehatan (Poskesdes,
Puskesmas Pembantu, Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya) dan
pengembangan UKBM yang melaksanakan surveilans berbasis masyarakat.
Dalam perkembangan pemberdayaan masyarakat sampai dewasa ini,
telah tumbuh dan berkembang berbagai UKBM. Berbagai UKBM yang telah
berkembang, antara lain Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Upaya
Kesehatan Kerja (Pos UKK), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren), Pos
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM), Pos Malaria
Desa (Posmaldes), Pos TB Desa, Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Pondok
Bersalin Desa (Polindes), dll.
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif pada akhirnya
diharapkan terintegrasi dengan perencanaan pembangunan desa, agar
dalam pelaksanaannya dapat berkesinambungan. Oleh karena itu,
diperlukan dukungan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan
terkait. Hal ini diperkuat dengan terbitnya Surat Edaran (SE) Menteri Dalam
Negeri Nomor 140/1508/SJ Tahun 2011 yang ditujukan kepada seluruh
Gubernur, Bupati, dan Walikota seluruh Indonesia untuk menyelenggarakan
pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif di wilayahnya masing-
masing sesuai dengan isi Pedoman umum pengembangan desa dan
kelurahan siaga aktif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar poskesdes?
2. Bagaimana langkah pengembangan poskesdes?
3. Bagaimana penyelenggaraan poskesdes?
4. Bagaimana pembinaan dan peningkatan poskesdes?
5. Apa yang dimaksud dengan indikator keberhasilan poskesdes?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep dasar poskesdes?
2. Mengetahui bagaimana langkah pengembangan poskesdes?
3. Mengetahui bagaimana penyelenggaraan poskesdes?
4. Mengetahui bagaimana pembinaan dan peningkatan poskesdes?
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan indikator keberhasilan poskesdes?
BAB II
PEMBAHASAN
3. Petugas Puskesmas
a. Melaksanakan monitoring, pembinaan, dan evaluasi berkaitan dengan
teknis medis (pelatihan, supervisi, dsb).
b. Melaksanakan advokasi kepada pejabat dan kelompok potensial lainnya.
c. Menggalang informasi kesehatan dari hasil pelaporan.
d. Melakukan fasilitasi pelayanan kesehatan apabila diperlukan.
4. Camat
a. Mengkoordinasikan seluruh potensi yang ada.
b. Mengupayakan infrastruktur Poskesdes.
c. Menggalang dana untuk operasional Poskesdes serta pengembangan
desa dan kelurahan siaga aktif.
d. Membahas perencanaan Poskesdes bersama dengan forum desa tingkat
kecamatan serta pemangku kepentingan terkait berdasarkan pelaporan
yang disampaikan oleh forum dan kelurahan siaga aktif tingkat desa.
e. Menggalang kader kesehatan dan tim penggerak PKK.
f. Melaksanakan pembinaan administrasi.
5. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
a. Mengembangkan komitmen dan kerjasama Tim di tingkat
kabupaten/kota dalam rangka pengembangan Poskesdes.
b. Optimalisasi fungsi Puskesmas (dan jaringannya) sehingga mampu
melaksanakan pelayanan kesehatan dengan baik.
c. Optimalisasi fungsi Rumah Sakit sehingga mampu melaksanakan
pelayanan rujukan dengan baik.
d. Menyelenggarakan pelatihan/orientasi bagi petugas kesehatan dan
kader kesehatan.
e. Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku kepentingan)
tingkat kabupaten/kota dalam rangka pengembangan Poskesdes.
f. Bersama Puskesmas melakukan pemantauan, bimbingan dan evaluasi
teknis terhadap Poskesdes.
g. Menyediakan dukungan anggaran dan sumberdaya bagi
kesinambungan dan kelestarian Poskesdes dan pengembangan desa
dan kelurahan siaga aktif.
h. Memasukkan perencanaan Poskesdes yang termasuk dalam
perencanaan pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif dalam
musyawarah rencana pembangunan Kabupaten/Kota.
i. Membahas perencanaan Poskesdes bersama dengan Kelompok Kerja
Operasional (Pokjanal) Desa dan kelurahan siaga aktif tingkat
Kabupaten/Kota serta pemangku kepentingan terkait berdasarkan
pelaporan yang disampaikan oleh forum desa dan kelurahan siaga aktif
tingkat kecamatan.
6. Peran Dinas Kesehatan Provinsi
a. Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat provinsi dalam
rangka pengembangan Poskesdes.
b. Membantu dinas kesehatan kabupaten/kota mengem- bangkan
kemampuan melalui pelatihan/orientasi.
c. Membantu dinas kesehatan kabupaten/kota mengembangkan
kemampuan Puskesmas (dan jaringannya) dan rumah sakit dalam
rangka pengembangan Poskesdes.
d. Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku kepentingan) pada
tingkat provinsi dalam rangka pengembangan Poskesdes.
e. Bersama dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan pemantauan,
bimbingan dan evaluasi teknis terhadap Poskesdes.
f. Menyediakan dukungan sumberdaya dan stimulan.
g. Membahas perencanaan Poskesdes bersama dengan Pokjanal Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif tingkat Provinsi serta pemangku kepentingan
terkait berdasarkan pelaporan yang disampaikan oleh Pokjanal dan
kelurahan siaga aktif tingkat Kabupaten/Kota.
7. Peran Kementerian Kesehatan
a. Memfasilitasi pengembangan sistem surveilans, sistem
informasi/pelaporan, serta sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan
kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat.
b. Menyelenggarakan pelatihan/orientasi.
c. Menyediakan dukungan sumberdaya dan stimulan.
d. Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi.
e. Membahas perencanaan Poskesdes bersama Pokjanal Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif secara berjenjang.
8. Peran pemangku kepentingan (Stakeholder)
a. Pejabat Pemerintah Daerah
1) Memberikan dukungan kebijakan, sarana, dan dana untuk
penyelenggaraan Poskesdes.
2) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk
memanfaatkan pelayanan Poskesdes.
3) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk berperan aktif
dalam penyelenggaraan Poskesdes.
4) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Poskesdes
secara berkesinambungan dan lestari.
b. Tim Penggerak PKK
1) Berperan aktif dalam pengembangan dan penyelenggaraan
Poskesdes.
2) Menggerakkan masyarakat untuk mengelola, menyelenggarakan
dan memanfaatkan Poskedes.
3) Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dalam mendukung
kegiatan Poskesdes.
c. Tokoh Masyarakat
1) Menggali sumberdaya untuk kesinambungan dan kelangsungan
penyelenggaraan Poskesdes.
2) Menaungi dan membina Poskesdes.
3) Menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan
Posksedes.
d. Organisasi Kemasyarakatan/LSM/Dunia Usaha/Swasta
1) Berperan aktif dalam penyelenggaraan Poskesdes.
2) Memberikan dukungan sarana serta dana untuk pengembangan
dan penyelenggaraan Poskesdes.
V. INDIKATOR KEBERHASILAN POSKESDES
Guna mengukur keberhasilan pelaksanaan Poskesdes, dapat dilihat dari
komponen sistem Poskesdes, yaitu input dan output menurut tujuan, sasaran,
fungsi, dan pelayanan yang diberikan. Indikator yang ditetapkan harus
mempunyai daya ungkit terhadap pembangunan kesehatan masyarakat di
wilayahnya. Adapun indikator tersebut adalah:
1. Input
a. Jumlah kader aktif.
b. Jumlah tenaga kesehatan yang tersedia.
c. Tersedianya sarana (alat dan obat).
d. Tersedianya tempat pelayanan.
e. Tersedianya dana operasional Poskesdes.
f. Tersedianya data (catatan jumlah bayi di imunisasi, jumlah kematian).
2. Output
a. Cakupan ibu hamil yang dilayani (K4).
b. Cakupan persalinan yang dilayani (Linakes).
c. Cakupan kunjungan neonatus (KN2).
d. Cakupan bayi yang mendapatkan ASI ekslusif.
e. Cakupan BBLR yang dirujuk.
f. Jumlah bayi dan anak balita BB tidak naik (T) ditangani.
g. Cakupan imunisasi.
h. Cakupan pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo 24 jam.
i. Cakupan keluarga yang dibina sadar gizi.
j. Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak
menular tertentu yang menjadi masalah setempat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Poskesdes adalah suatu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) yang melaksanakan kegiatan-kegiatan minimal pengamatan
epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB serta
factor-faktor risikonya penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi
menjadi KLB serta kekurangan gizi kesiapsiagaan dan penanggulangan
bencana dan kegawatdaruratan pelayanan kesehatan dsar, sesuai dengan
kompetensinya. Kegiatan rutin poskesdes diselenggarakan dan dimotori oleh
tenaga kesehatan yang ada di desa tersebut dan kader poskesdes dengan
bimbingan puskesmas setempat dan sector terkait. Pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh poskesdes meliputi promitif, preventif, dan kuratif
(pengobatan) sesuai dengan kompetensi. Kegiatan pelayanan kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi kegiatan utama dan kegiatan pengembangan.
B. Saran
Mahasiswa kebidanan diharapkan memahami dengan baik konsep dan
langkah pengembangan poskesdes beserta implementasinya agar terwujudnya
masyarakat sehat yang peduli, tanggap, dan mampu mengenali, mencegah,
dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA