Anda di halaman 1dari 31

KONSEP DAN LANGKAH PENGEMBANGAN POSKESDES

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah


Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Disusun Oleh Kelompok 5:


Aliya Zachra Chairunissa NIM. P2.06.24.4.18.002
Asri Febriantini NIM. P2.06.24.4.18.004
Rina Marlina NIM. P2.06.24.4.18.028
Rukmini NIM. P2.06.24.4.18.031

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D.IV KEBIDANAN ALIH JENJANG CIREBON
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur selalu penyusun panjatkan pada kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan berkah kepada penyusun sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah “Konsep dan Langkah Pengembangan Poskesdes” untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat.
Penyusun mengucapkan terima kasih, semoga Allah SWT membalas
dengan kebaikan-Nya kepada:
1. Hj Betty Suprapti, S.Kep, M.Kes. selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya.
2. Hj Entin Jubaedah, SST, M.Keb. selaku Ketua Program Studi D4 Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Tasikmaya.
3. Ibu Suratmi, SST, M.Keb. selaku Dosen wali Kelas A D4 Alih Jenjang
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
4. Neli Nurlina., SST, MPH. selaku Dosen Koordinator mata kuliah
Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat D4 Alih Jenjang Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya.
5. Seluruh Staff dan Dosen Pengajar Program D4 Alih Jenjang Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya, yang telah banyak membantu penyusun untuk
mengetahui berbagai hal, terutama pengetahuan dalam asuhan kebidanan selama
penyusun mengikuti perkuliahan.
6. Seluruh rekan-rekan D4 Kebidanan angkatan 2018 dan kerabat, yang telah
membantu penyusun untuk menyelesaikan tugas kelompok ini.
Penyusun harap tugas kelompok ini ada manfaatnya, serta saran dan kritik yang
bersifat membangun, penyusun nantikan sebagai perbaikan ke masa depan. Semoga
Allah SWT, selalu memberikan limpahan rahmat dan taufiknya serta membalas
semua kebaikan serta amal baikseluruh pihak yang telah mendukung untuk
mendapatkan pahala dan memperoleh Ridho –Nya, Amin.

Cirebon, Februari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Dasar Poskesdes ..................................................... 3
B. Pengembangan Poskesdes ................................................... 6
C. Penyelenggaraan Poskesdes ................................................ 9
D. Pembinaan Poskesdes ......................................................... 14
E. Indikator Keberhasilan Poskesdes ...................................... 17

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................... 19
B. Saran .................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus
ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. Setiap orang berhak atas kesehatan dan setiap orang mempunyai
hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumberdaya di bidang
kesehatan. Namun, setiap orang juga tidak luput dari kewajiban-kewajiban
di bidang kesehatan.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional 2012, khususnya dalam tujuan Sub
Sistem Pemberdayaan Masyarakat adalah meningkatnya kemampuan
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, mampu mengatasi masalah
kesehatan secara mandiri, berperan aktif dalam, setiap pembangunan
kesehatan, serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan
pembangunan berwawasan kesehatan.
Saat ini, dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, masyarakat masih
diposisikan sebagai objek dan belum sebagai subjek. Selain itu, masih banyak
upaya kesehatan belum menyentuh masyarakat yang tinggal di daerah
terpencil, tertinggal, kepulauan, dan perbatasan. Untuk itu, perlu adanya
Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), agar upaya
kesehatan lebih mudah diakses (accessible), lebih terjangkau (affordable),
serta lebih berkualitas (quality).
Dalam Kepmenkes Nomor 1529 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif disebutkan
bahwa salah satu kriteria desa dan kelurahan siaga aktif adalah adanya
kemudahan akses masyarakat ke sarana pelayanan kesehatan (Poskesdes,
Puskesmas Pembantu, Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya) dan
pengembangan UKBM yang melaksanakan surveilans berbasis masyarakat.
Dalam perkembangan pemberdayaan masyarakat sampai dewasa ini,
telah tumbuh dan berkembang berbagai UKBM. Berbagai UKBM yang telah
berkembang, antara lain Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Upaya
Kesehatan Kerja (Pos UKK), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren), Pos
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM), Pos Malaria
Desa (Posmaldes), Pos TB Desa, Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Pondok
Bersalin Desa (Polindes), dll.
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif pada akhirnya
diharapkan terintegrasi dengan perencanaan pembangunan desa, agar
dalam pelaksanaannya dapat berkesinambungan. Oleh karena itu,
diperlukan dukungan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan
terkait. Hal ini diperkuat dengan terbitnya Surat Edaran (SE) Menteri Dalam
Negeri Nomor 140/1508/SJ Tahun 2011 yang ditujukan kepada seluruh
Gubernur, Bupati, dan Walikota seluruh Indonesia untuk menyelenggarakan
pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif di wilayahnya masing-
masing sesuai dengan isi Pedoman umum pengembangan desa dan
kelurahan siaga aktif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar poskesdes?
2. Bagaimana langkah pengembangan poskesdes?
3. Bagaimana penyelenggaraan poskesdes?
4. Bagaimana pembinaan dan peningkatan poskesdes?
5. Apa yang dimaksud dengan indikator keberhasilan poskesdes?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep dasar poskesdes?
2. Mengetahui bagaimana langkah pengembangan poskesdes?
3. Mengetahui bagaimana penyelenggaraan poskesdes?
4. Mengetahui bagaimana pembinaan dan peningkatan poskesdes?
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan indikator keberhasilan poskesdes?
BAB II
PEMBAHASAN

I. KONSEP DASAR POSKESDES


A. Pengertian
Pos Kesehatan Desa, selanjutnya disingkat dengan Poskesdes, adalah
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di
desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan
dasar bagi masyarakat desa.
Poskesdes dibentuk sebagai upaya untuk mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar setiap hari bagi masyarakat di desa serta sebagai sarana
untuk mempertemukan upaya masyarakat dan dukungan Pemerintah.
Pelayanan Poskesdes meliputi upaya promotif, preventif, dan kuratif
sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
(terutama bidan) dengan melibatkan kader kesehatan.
Pengertian “Desa” atau yang disebut dengan nama lain adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terwujudnya masyarakat sehat yang peduli, tanggap, dan mampu
mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang
dihadapi.
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di
bidang kesehatan.
b. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan (bidan) dan kader kesehatan.
c. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan, dan pelaporan dalam
rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat
terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) serta faktor-
faktor risikonya (termasuk status gizi dan ibu hamil yang berisiko).
C. Ruang Lingkup kegiatan
Ruang lingkup kegiatan Poskesdes meliputi upaya kesehatan yang
mencakup upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader kesehatan.
Kegiatan Poskesdes, utamanya adalah pelayanan kesehatan dasar
yaitu layanan kesehatan untuk ibu hamil, ibu menyusui, kesehatan anak
dan pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans penyakit, surveilans
gizi, surveilans perilaku berisiko, surveilans lingkungan, dan masalah
kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan, serta
kesiapsiagaan terhadap bencana. Sebagai bentuk pertanggungjawaban
maka kegiatan di Poskesdes didukung dengan pencatatan dan
pelaporan.
Poskesdes merupakan pendorong dalam menumbuhkembangkan
terbentuknya UKBM lain di masyarakat serta meningkatkan partisipasi
masyarakat dan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan
terkait.
Kegiatan dilakukan berdasarkan pendekatan edukatif atau
kemasyarakatan yang dilakukan melalui musyawarah dan mufakat oleh
forum desa siaga aktif atau forum kesehatan lainnya yang sudah ada, yang
disesuaikan dengan kondisi dan potensi masyarakat setempat.
D. Fungsi Poakesdes
1. Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan guna lebih mendekatkan
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat.
2. Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan
masalah kesehatan.
3. Sebagai wahana pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
E. Prioritas Pengembangan
Mengingat Poskesdes merupakan salah satu upaya mendekatkan
pelayanan kesehatan dasar yang sekaligus menjadi wahana
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan maka prioritas
pengembangannya adalah:
1. Desa yang tidak terdapat atau yang sulit mengakses fasilitas pelayanan
kesehatan (Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Rumah Sakit).
2. Desa di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan.
F. Manfaat
1. Bagi Masyarakat Desa
a. Permasalahan kesehatan di desa dapat dideteksi secara dini,
sehingga bisa ditangani dengan cepat dan diselesaikan, sesuai
kondisi, potensi dan kemampuan yang ada.
b. Masyarakat desa dapat memperoleh pelayanan kesehatan dasar
(KIA/KB, peningkatan gizi masyarakat khususnya balita dan
maternal, imunisasi termasuk pencegahan dan pengendalian
penyakit menular dan tidak menular, upaya mewujudkan
lingkungan sehat, dan pengobatan sederhana termasuk trauma,
didukung dengan penyediaan obat-obat esensial) serta
pengetahuan dan keterampilan tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS), kesiapsiagaan serta penanggulangan masalah
kesehatan.
c. Masyarakat dapat mengaktualisasikan diri dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
2. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan)
a. Tenaga kesehatan (bidan) dapat mengaktualisasikan dirinya dalam
membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
di wilayahnya.
b. Tenaga kesehatan (bidan) dapat lebih mudah memberikan
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat.
c. Tenaga kesehatan (bidan) mendapatkan informasi secara cepat
tentang permasalahan kesehatan di masyarakat dan upaya
kesehatan bagi masyarakat.
3. Bagi Kader kesehatan
a. Kader kesehatan mendapatkan informasi lebih awal di bidang
kesehatan.
b. Kader kesehatan dapat mengaktualisasikan dirinya dalam
membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
di wilayahnya.
c. Kader dapat menjadi teladan bagi masyarakat desanya.
4. Bagi Puskesmas
a. Memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas dengan
mengoptimalkan sumber daya yang ada.
b. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan yang berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat dan pelayanan kesehatan masyarakat.
c. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
5. Bagi Sektor lain
Dapat memadukan kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan secara efektif dan efisien.
G. Pengorganisasian
Prinsip pengorganisasian Poskesdes adalah dikelola oleh
masyarakat yang dalam hal ini kader kesehatan dengan bimbingan tenaga
kesehatan.
1. Tenaga Poskesdes
Agar Poskesdes dapat terselenggara, maka perlu didukung
dengan tenaga sebagai berikut:
a. Kader Kesehatan
Kader kesehatan sekurang-kurangnya berjumlah 2 (dua) orang
yang telah mendapatkan pelatihan/orientasi.
b. Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan di
Poskesdes minimal 1 (satu) orang bidan.
Pemenuhan tenaga kesehatan Poskesdes awalnya dapat
dilakukan atas bantuan Pemerintah daerah setempat, dan
selanjutnya dilakukan secara bertahap oleh masyarakat sendiri.
Diharapkan tenaga kesehatan yang akan membantu Poskesdes
berdomidili di desa setempat.
2. Kepengurusan Poskesdes
Kepengurusan Poskesdes dipilih melalui musyawarah dan mufakat
masyarakat desa atau forum desa siaga aktif setempat, serta ditetapkan
oleh Kepala Desa. Struktur pengurus minimal terdiri dari Pembina,
Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota. Susunan pengurus
Poskesdes bersifat fleksibel sehingga dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan, kondisi, dan permasalahan setempat.
3. Hubungan Koordinasi dan Pembinaan
Hubungan koordinasi dan pembinaan antara Poskesdes dan unit-
unit serta masyarakat, dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Poskesdes berada di bawah pengawasan dan bimbingan
Puskesmas setempat. Pelaksana Poskesdes wajib melaporkan
kegiatannya kepada Puskesmas ataupun kepada sektor terkait.
Laporan kegiatan yang menyangkut pelayanan kesehatan
disampaikan kepada Puskesmas oleh tenaga kesehatan
Poskesdes. Adapun laporan yang menyangkut
pertanggungjawaban keuangan disampaikan kepada Kepala Desa
selaku Ketua Forum Desa Siaga Aktif Tingkat Desa.
b. Jika di wilayah desa tersebut terdapat Puskesmas Pembantu
maka Poskesdes berkoordinasi dengan Puskesmas Pembantu
tersebut.
c. Poskesdes di bawah pembinaan Kabupaten/Kota melalui
Puskesmas. Pembinaan dalam aspek upaya kesehatan masyarakat
maupun upaya kesehatan perorangan. Apabila Poskesdes tidak
mampu memberikan pelayanan, perlu melakukan rujukan ke
Puskesmas, antara lain pelayanan kegawatdaruratan. Pada
keadaan tertentu Poskesdes dapat melakukan rujukan langsung ke
Rumah Sakit dengan sepengetahuan Puskesmas.
d. Poskesdes berkoordinasi dengan Forum Desa Siaga Aktif dalam
upaya penemuan dan penanganan penderita penyakit melalui
Survei Mawas Diri (SMD). Hasil SMD ini akan dibahas dalam forum
desa, untuk selanjutnya disampaikan ke Forum Desa Siaga Aktif
Tingkat Kecamatan. Koordinasi ini dilakukan secara berjenjang
dari Tingkat Desa sampai Tingkat Pusat.

II. PENGEMBANGAN POSKESDES


Poskesdes merupakan penggerak dalam pengembangan Desa Siaga Aktif
sehingga pengembangan Poskesdes terintegrasi dalam pengembangan Desa
dan Kelurahan Siaga Aktif sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1529 tahun 2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah
pengembangan Poskesdes sebagai berikut.
A. Pendekatan Internal
Langkah ini merupakan awal kegiatan, tujuan pendekatan internal
adalah mempersiapkan petugas kesehatan dan aparat desa setempat,
sehingga bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina
Poskesdes, dalam upaya untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi
masyarakat. Persiapan ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan dan
pelatihan/orientasi yang bersifat konsolidasi yang tentunya disesuaikan
dengan kondisi setempat.
B. Pendekatan Eksternal
Tujuan pendekatan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat,
khususnya tokoh masyarakat sehingga bersedia mendukung
penyelenggaraan Poskesdes. Untuk ini, perlu dilakukan berbagai
pendekatan dengan tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di daerah
setempat.
Jika di daerah tersebut telah terbentuk Forum Desa Siaga Aktif atau
Forum Peduli Kesehatan lainnya, pendekatan eksternal ini juga dilakukan
bersama dan atau mengikutsertakan forum- forum tersebut. Dukungan
yang diharapkan adalah dukungan moril, finansial dan material, seperti
kesepakatan dan persetujuan masyarakat, bantuan dana, tempat
penyelenggaraan serta peralatan Poskesdes.
C. Survey Mawas Diri (SMD)
Tujuan SMD adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of
belonging) melalui penemuan sendiri masalah kesehatan di wilayahnya
serta memecahkan masalahnya sesuai dengan sumber daya dan kearifan
lokal yang dimiliki. SMD dilakukan oleh kader Poskesdes yang merupakan
masyarakat setempat bersama tokoh masyarakat serta anggota Forum
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang terlatih dengan menggunakan
daftar pertanyaan yang sudah disepakati dengan bimbingan dari tenaga
kesehatan setempat. Hasil SMD dicatat untuk menjadi acuan dalam
melaksanakan langkah-langkah pemecahan masalah.
Untuk itu, sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan orientasi
anggota masyarakat yang dinilai mampu melakukan SMD, seperti guru,
anggota Pramuka, kelompok dasawisma, PKK, anggota karang taruna,
murid sekolah, atau kelompok potensial lainnya yang ada di desa. Hasil
dari SMD adalah data tentang masalah kesehatan serta potensi
masyarakat untuk memecahkan masalah yang ada di desa.
D. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Tujuan penyelenggaraan MMD ini adalah untuk mencari alternatif
pemecahan masalah kesehatan yang ditemukan pada saat SMD dengan
memanfaatkan sumber daya dan kearifan lokal yang dimiliki desa. MMD
diselenggarakan oleh semua pengurus Forum Desa Siaga Aktif bersama
seluruh masyarakat.
Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD disajikan,
terutama adala dafta masala kesehatan, data sumber daya, serta skala
prioritas kebutuhan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat.
Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas
masalah yang akan ditindak lanjuti, dukungan dan kontribusi apa yang
dapat disumbangkan oleh masing- masing individu/organisasi
kemasyarakatan (ormas)/sektor yang diwakilinya, serta langkah-langkah
pemecahan masalah untuk pengembangan Poskesdes.
E. Pembentukan Poskesdes
Secara operasional pembentukan Poskesdes dilakukan dengan
kegiatan sebagai berikut.
1. Pemilihan Pengurus dan Kader kesehatan Poskesdes.
Pemilihan pengurus dan kader kesehatan Poskesdes dilakukan
melalui pertemuan khusus para pimpinan, pengelola, dan tokoh
masyarakat serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan dilakukan
secara musyawarah mufakat, sesuai dengan tata cara dan kriteria yang
disepakati, dengan fasilitasi Puskesmas. Jumlah kader kesehatan
untuk setiap Poskesdes minimal 2 (dua) orang atau disesuaikan
dengan kegiatan yang dilaksanakan dan kemampuan serta potensi
desa setempat.
2. Pelatihan/Orientasi Kader Kesehatan.
Pengelola dan kader kesehatan terpilih sebelum melaksanakan
tugasnya, perlu diberikan pelatihan atau orientasi tentang pengelolaan
Poskesdes. Pelatihan/orientasi dilaksanakan oleh Puskesmas sesuai
dengan pedoman pelatihan/orientasi yang berlaku. Pada waktu
menyelenggarakan pelatihan/orientasi, sekaligus disusun rencana
kerja (Plan of Action) Poskesdes yang akan dibentuk, lengkap dengan
waktu dan tempat penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian
tugas serta sarana dan prasarana yang diperlukan.
Materi pelatihan/orientasi antara lain mencakup kegiatan yang
akan dilaksanakan di Poskesdes, meliputi:
a. Pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kompetensinya, yaitu
layanan kesehatan untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan kesehatan
anak.
b. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
kejadian luar biasa (KLB), penyakit tidak menular dan faktor risikonya
(termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang berisiko.
c. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit
yang berpotensi menimbulkan KLB, penyakit tidak menular serta
faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi).
d. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawat-
daruratan kesehatan melalui metode simulasi.
3. Pemenuhan/Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
a. Pemenuhan/penempatan tenaga kesehatan, terutama Bidan sebagai
penyelenggara Poskesdes awalnya dilakukan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten dan untuk pengembangan selanjutnya,
pemenuhan dapat dilakukan oleh masyarakat.
b. Pelatihan tenaga kesehatan
Sebelum melaksanakan tugasnya, tenaga kesehatan diberi pelatihan
sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang harus dimiliki
serta tugas yang menjadi tanggung jawabnya oleh institusi yang
berwenang di wilayahnya.
F. Pengembangan Jejaring Kerjasama
Mengingat permasalahan kesehatan sangat kompleks, maka
pemecahannya perlu melibatkan berbagai pihak baik yang ada di wilayah
desa maupun dukungan dari mitra yang ada di luar desa, seperti
individu/organisasi kemasyarakatan/institusi/sektor. Untuk memajukan
Poskesdes, perlu adanya pembentukan dan pengembangan jejaring
kerjasama dengan berbagai pihak guna terlaksananya aktivitas Poskesdes
yang optimal. Aktualisasi dari pengembangan jejaring Poskesdes, dapat
dilakukan melalui temu jejaring UKBM secara internal di dalam desa
sendiri dan atau temu jejaring antar-Poskesdes, serta temu jejaring antar-
tenaga kesehatan. Untuk memantapkan kerjasama, juga diharapkan dapat
dijadikan wahana untuk saling bertukar pengalaman dan memecahkan
masalah-masalah yang ada di wilayah setempat dan dihadapi bersama.
Selain jejaring program untuk proses pemberdayaan dibutuhkan
juga dukungan kemitraan dari pihak lain. Untuk mendapatkan
dukungan yang berasal dari organisasi kemasyarakatan dan tanggung
jawab sosial korporasi (Corporate Social Responsibility/ CSR) serta
dukungan media massa untuk publikasi yang kelak mempercepat
penyampaian informasi yang diharapkan desa sekitar terpapar informasi
dan terpacu untuk mengembangkan upaya bidang kesehatan di
wilayahnya.

III. PENYELENGGARAAN POSKESDES


Penyelenggaraan Kegiatan Poskesdes secara rutin dilaksanakan oleh
kader kesehatan dan tenaga kesehatan yang ada di desa tersebut dengan
bimbingan Puskesmas setempat dan sektor terkait. Pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan Poskesdes meliputi upaya promotif, preventif, tanpa
mengesampingkan upaya kuratif (pengobatan) sesuai dengan kompetensi
petugas kesehatan yang ada di Poskesdes.
A. Kegiatan
Kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa yang
dilaksanakan di Poskesdes adalah:
1. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, dan nifas
a. Pemeriksaan kehamilan, meliputi pemeriksaan tinggi fundus uteri,
pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran tinggi badan,
penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah serta
pendeteksian dini tanda-tanda bahaya pada kehamilan melalui
Program Perencanaan Persalinan dan Penanganan Komplikasi
(P4K).
b. Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk mencegah tetanus
pada saat proses persalinan.
c. Pemberian tablet tambah darah (Fe) untuk mencegah timbulnya
anemia/kurang darah.
d. Penyuluhan atau konseling tentang gizi dan kehamilan serta KB
setelah persalinan.
e. Penyelenggaraan kelas ibu hamil.
f. Penanganan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
g. Pertolongan persalinan aman, termasuk pencegahan infeksi.
h. Kunjungan ibu nifas.
i. Rujukan ke Puskemas/rumah sakit untuk kasus
kehamilan/persalinan/ nifas yang tidak dapat ditangani di
Poskesdes.
2. Pelayanan kesehatan untuk ibu menyusui
a. Penyuluhan tentang cara menyusui dan perawatan bayi yang benar.
b. Penyuluhan tentang gizi bagi ibu menyusui dan KB setelah
persalinan.
c. Penyuluhan tentang penanganan permasalahan kesehatan bayi dan
anak balita.
3. Pelayanan kesehatan untuk anak
a. Perawatan bayi baru lahir.
b. Pemeriksaan kesehatan anak.
c. Pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak balita.
d. Pemberian lima imunisasi dasar lengkap.
e. Penyuluhan gizi pada anak.
f. Penanganan permasalahan kesehatan pada anak.
4. Penemuan dan penanganan penderita penyakit
a. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
kejadian luar biasa (KLB), serta penyakit tidak menular dan faktor
risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang
berisiko.
b. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit
yang berpotensi menimbulkan KLB, penyakit tidak menular serta
faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi).
c. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan melalui metode simulasi.
B. Waktu Penyelenggaraan
Sesuai dengan fungsi Poskesdes sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan guna lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat maka pelayanan dilaksanakan setiap hari.
C. Tempat Penyelenggaraan
Poskesdes perlu memiliki tempat pelayanan kesehatan dasar.
Pelayanan kegiatan Poskesdes dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan:
1. Gedung Polindes yang ada, yang dikembangkan menjadi Poskesdes.
2. Sarana gedung yang tersedia, seperti Balai Desa, Balai Pertemuan
Desa, dan lain-lain.
Selain memanfaatkan gedung tersebut, pengadaan tempat dan
pembangunan Poskesdes dapat diupayakan dengan alternatif
pembiayaan melalui swadaya masyarakat, donatur/ dunia usaha/swasta,
dan fasilitasi Pemerintah (Pusat atau Daerah). Pembangunan Poskesdes
dengan fasilitasi pemerintah diperuntukkan bagi desa yang belum
memiliki bangunan poskesdes, dengan persyaratan sebagai berikut.
1. Kriteria Umum
a. Masyarakatnya tidak mampu membangun secara swadaya.
b. Tersedia tanah/lahan yang tidak bermasalah atau bukan lahan
sengketa
c. Beberapa pertimbangan lokasi, antara lain:
1) Ketersediaan lahan di tengah pemukiman warga.
2) Mudah dijangkau oleh masyarakat (transportasi).
3) Keamanan petugas kesehatan terjamin.
4) Tidak berdekatan dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
d. Adanya kesepakatan dalam pembangunan poskesdes yang didasari
oleh musyawarah masyarakat desa.
2. Kriteria Teknis
a. Luas Bangunan
1) Luas ruangan/bangunandisesuaikanketersediaanlahan dan
memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan/ kegiatan dan
hal-hal yang berkaitan pemenuhan kebutuhan, baik
perempuan maupun laki-laki, termasuk ibu hamil, usia lanjut,
dan penyandang cacat.
2) Jumlah ruangan dan kebutuhan sarana disesuaikan dengan
jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan.
3) Pembangunan Poskesdes yang baru diprioritaskan
menggunakan bahan bangunan yang berasal dari daerah
setempat.
4) Bentuk luar dari Poskesdes dapat disesuaikan dengan model
rumah adat setempat.
b. Denah tata ruang
Rancangan tata ruang/bangunan Poskesdes disesuaikan
dengan fungsi sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan
pemenuhan kebutuhan, baik perempuan maupun laki-laki,
termasuk ibu hamil, usia lanjut, dan penyandang cacat. Pada
pelaksanaan pelayanan kesehatan di dalam Poskesdes, ruangan atau
tempat yang ada dapat berfungsi sebagai:
1) Tempat pendaftaran
2) Tempat tunggu
3) Ruang pemeriksaan
4) Ruang tindakan (persalinan)
5) Ruang rawat inap persalinan
6) Ruang petugas
7) Tempat konsultasi (gizi, sanitasi, dll)
8) Tempat obat
9) Ruang Laktasin
10) Kamar mandi dan toilet
D. Peralatan Poskesdes
Poskesdes perlu dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut.
1. Peralatan
a. Peralatan Medis disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis
pelayanan yang disediakan.
b. Peralatan non medis disesuaikan kebutuhan, seperti meubelair,
sarana pencatatan, sarana komunikasi, sarana transportasi, media
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE), dan lain-lain.
c. Membuat surat pernyataan untuk tidak mengalihfungsikan peralatan
yang juga ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan dan
diketahui oleh Bupati/Walikota.
Pemenuhan peralatan Poskesdes dapat dilaksanakan melalui:
a. Pemanfaatan alat yang telah ada di Polindes.
b. Swadaya masyarakat di bawah pengawasandan pembinaan
Puskesmas.
c. Bantuan donatur/dunia usaha/swasta di bawah koordinasi Dinas
Kesehatan setempat.
d. Pengadaan alat Poskesdes dengan fasilitasi Pemerintah (Pusat atau
Daerah).
2. Obat-obatan
Jenis dan jumlah obat-obatan yang perlu disediakan Poskesdes
sesuai dengan jenis pelayanan yang diselenggarakan, yang
penetapannya berkoordinasi dengan Puskesmas setempat.
Penyediaan obat Poskesdes dapat dilaksanakan dengan:
a. Swadaya masyarakat di bawah pengawasan dan pembinaan
Puskesmas.
b. Bantuan donatur/dunia usaha/swasta dengan pengawasan dan
pembinaan Dinas Kesehatan setempat.
c. Fasilitasi pemerintah (Pusat atau Daerah) melalui Puskesmas.
d. Tugas dan Tanggungjawab Para Pelaksana
Terselenggaranya pelayanan Poskesdes melibatkan banyak pihak.
Adapun tugas dan tanggungjawab masing-masing pihak dalam
menyelenggarakan Poskesdes sebagai berikut.
3. Tenaga Poskesdes
a. Tugas masing-masing pelaksana sesuai dengan kompetensi,
kemampuan dan kewenangannya.
1) Bidan:
a) Memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat.
b) Melakukan pengamatan epidemiologis sederhana terhadap
penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), penyakit
tidak menular dan faktor risikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang berisiko.
c) Melakukan penanggulangan penyakit, terutama penyakit
menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, serta
penyakit tidak menular dan faktor-faktor risikonya (termasuk
kurang gizi).
d) Melaksanakan kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana
serta kegawatdaruratan kesehatan melalui metode simulasi.
e) Melakukan pencatatan pelaporan terkait pelayanan
kesehatan dasar yang diberikan.
2) Kader Kesehatan:
a) Membantu Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan
dasar kepada masyarakat.
b) Melakukan pengamatan epidemiologis sederhana terhadap
penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), penyakit
tidak menular dan faktor risikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang berisiko.
c) Menggerakkan partisipasi masyarakat dalam
mengembangkan Poskesdes.
d) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan.
3) Tenaga pelaksana Poskesdes
Tenaga pelaksana poskesdes baik tenaga kesehatan
maupun kader kesehatan, terlebih dahulu mendapatkan
pelatihan/orientasi tentang pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan dari institusi yang berwenang.
4) Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di
Poskesdes minimum satu kali dalam sebulan. Peran petugas
Puskesmas sebagai berikut.
a) Memberikan bimbingan dan pembinaan kader kesehatan
dan tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan Poskesdes.
b) Menyelenggarakan pelatihan atau penyegaran atau orientasi
bagi kader kesehatan dan tenaga kesehatan Poskesdes.
c) Melakukan analisis hasil kegiatan Poskesdes, menyusun
rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai
dengan kebutuhan Poskesdes bekerja sama dengan Forum
Desa.
d) Menerima konsultasi/rujukan dalam menangani berbagai
kasus kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi oleh
pelaksana Poskesdes.
e) Mendukung pemenuhan/pengadaan alat dan obat-obatan yang
dibutuhkan Poskesdes (jika diperlukan).
f) Melakukan konsultasi kepada Dinas Kesehatan setempat mengenai
permasalahan yang dihadapi di Poskesdes baik dari segi tenaga,
peralatan dan sarana lain serta dana.
E. Pembiayaan
1. Sumber Biaya
Pembiayaan Poskesdes berasal dari berbagai sumber, antara lain:
a. Masyarakat
1) luran pengguna/pengunjung Poskesdes.
2) luran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat.
3) Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok
masyarakat.
4) Mobilisasi dana sosial lainnya.
b. Swasta/dunia usaha peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan
dapat menunjang pembiayaan Poskesdes. Bantuan yang diberikan
dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau tenaga, yakni sebagai
sukarelawan Poskesdes.
c. Hasil Usaha
Pengelola dan kader kesehatan Poskesdes dapat melakukan
usaha mandiri, yang hasilnya disumbangkan untuk biaya
pengelolaan Poskesdes.
d. Pemerintah
Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal
pembentukan, yakni berupa dana stimulan atau bantuan lainnya
dalam bentuk sarana dan prasarana Poskesdes.
2. Pemanfaatan dan Pengelolaan Dana
a. Pemanfaatan Dana
Dana yang diperoleh Poskesdes, digunakan untuk membiayai
kegiatan Poskesdes, antara lain untuk:
1) Biaya operasional Poskesdes.
2) Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan.
3) Modal usaha.
b. Pengelolaan Dana
Pengelolaan dana dilakukan oleh pengelola dan kader
kesehatan Poskesdes. Dana harus disimpan di tempat yang aman
dan jika mungkin mendatangkan hasil. Untuk keperluan biaya rutin
disediakan kas kecil yang dipegang oleh kader kesehatan yang
ditunjuk. Setiap pemasukan dan pengeluaran harus dicatat dan
dikelola secara bertanggung jawab.
3. Pola Tarif
Penetapan tarif pelayanan di Poskesdes dilakukan melalui
musyawarah masyarakat desa dengan fasilitasi Puskesmas, dan
ditetapkan dengan Surat Keputusan kepala Desa. Prinsip yang perlu
dipegang adalah bahwa besaran tarif tidak membebani masyarakat
dan dapat digunakan untuk operasional Poskesdes.
F. Pencatatan dan Pelaporan
1. Pencatatan
Pencatatan dilakukan oleh kader kesehatan dan tenaga kesehatan
segera setelah kegiatan dilaksanakan. Pencatatan dilakukan dengan
menggunakan format yang ada, antara lain:
a. Buku catatan sasaran Poskesdes, yang mencatat jumlah seluruh
warga dan masyarakat sekitarnya.
b. Buku catatan rekapitulasi kegiatan pelayanan Poskesdes.
c. Buku catatan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan oleh
Poskesdes.
d. Buku catatan kegiatan usaha, apabila Poskesdes menyelenggarakan
kegiatan usaha.
e. Buku pengelolaan keuangan.
f. Dan lain-lain sesuai kegiatan yang dilaksanakan dan kebutuhan
Poskesdes yang bersangkutan.
2. Pelaporan
Kegiatan yang menyangkut pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan Poskesdes, tetap harus dilaporkan oleh tenaga Poskesdes
dengan mengacu format pelaporan Puskesmas disesuaikan dengan
kegiatan diPoskesdes. Pelaporan dilakukan minimal satu bulan sekali
pada saat diselenggarakannya Lokakarya Mini Puskesmas.
Setiap Puskesmas harus menunjuk petugas yang bertanggung
jawab untuk melakukan pembinaan pencatatan dan pelaporan terkait
dengan pelayanan kesehatan dasar di Poskesdes. Berkaitan dengan
pertanggungjawaban administrasi dan keuangan, Poskedes melaporkan
kepada Pengurus Poskesdes dan Kepala Desa.

IV. PEMBINAAN POSKESDES


Pembinaan Poskesdes dilaksanakan secara terpadu dengan lintas sektor.
Pembinaan teknis kesehatan dilakukan oleh Puskesmas, sedangkan hal-hal
non-teknis kesehatan dilakukan oleh Pemerintahan Desa, Forum Desa Siaga
Aktif dan lintas sektor di tingkat Kecamatan.
Pembinaan Poskesdes meliputi peningkatan pengetahuan baik petugas
kesehatan, kader kesehatan, pembinaan administrasi, termasuk pengelolaan
keuangan.
Pembinaan ini ditujukan untuk keberlangsungan operasional dan
berfungsinya Poskesdes. Pembinaan tersebut ditujukan pada pengelolaan
sumberdaya Poskesdes, yang terdiri dari dana, sarana penunjang, dan
sumberdaya manusia. Pembinaan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari
desa sampai pusat oleh berbagai pemangku kepentingan (stakeholder).
Adapun peran pembina Poskesdes tersebut sebagai berikut.
1. Kepala Desa
a. Memberikan produk hukum guna kelancaran operasionalPoskesdes.
b. Menggalang Kader kesehatan dan tenaga PKK.
c. Mengupayakan infrastruktur Poskesdes.
d. Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat dan swasta.
e. Menggalang dan mengalokasikan dana anggaran desa untuk
pengembangan Poskesdes serta desa dan kelurahan siaga aktif.
f. Memasukkan perencanaan Poskesdes yang termasuk dalam
perencanaan pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif dalam
musyawarah rencana pembangunan desa.
g. Membahas secara musyawarah bersama dengan warga, Forum Desa
Siaga Aktif serta pemangku kepentingan terkait dalam kegiatan
musyawarah masyarakat desa.
h. Melaksanakan pembinaan administrasi.
2. Lintas Sektor di Desa
a. Mengkoordinasikan program/kegiatan sektor dengan
program/kegiatan Poskesdes.
b. Ikut menciptakan suasana kondusif bagi kelancaran pelaksanaan
Poskesdes.

3. Petugas Puskesmas
a. Melaksanakan monitoring, pembinaan, dan evaluasi berkaitan dengan
teknis medis (pelatihan, supervisi, dsb).
b. Melaksanakan advokasi kepada pejabat dan kelompok potensial lainnya.
c. Menggalang informasi kesehatan dari hasil pelaporan.
d. Melakukan fasilitasi pelayanan kesehatan apabila diperlukan.
4. Camat
a. Mengkoordinasikan seluruh potensi yang ada.
b. Mengupayakan infrastruktur Poskesdes.
c. Menggalang dana untuk operasional Poskesdes serta pengembangan
desa dan kelurahan siaga aktif.
d. Membahas perencanaan Poskesdes bersama dengan forum desa tingkat
kecamatan serta pemangku kepentingan terkait berdasarkan pelaporan
yang disampaikan oleh forum dan kelurahan siaga aktif tingkat desa.
e. Menggalang kader kesehatan dan tim penggerak PKK.
f. Melaksanakan pembinaan administrasi.
5. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
a. Mengembangkan komitmen dan kerjasama Tim di tingkat
kabupaten/kota dalam rangka pengembangan Poskesdes.
b. Optimalisasi fungsi Puskesmas (dan jaringannya) sehingga mampu
melaksanakan pelayanan kesehatan dengan baik.
c. Optimalisasi fungsi Rumah Sakit sehingga mampu melaksanakan
pelayanan rujukan dengan baik.
d. Menyelenggarakan pelatihan/orientasi bagi petugas kesehatan dan
kader kesehatan.
e. Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku kepentingan)
tingkat kabupaten/kota dalam rangka pengembangan Poskesdes.
f. Bersama Puskesmas melakukan pemantauan, bimbingan dan evaluasi
teknis terhadap Poskesdes.
g. Menyediakan dukungan anggaran dan sumberdaya bagi
kesinambungan dan kelestarian Poskesdes dan pengembangan desa
dan kelurahan siaga aktif.
h. Memasukkan perencanaan Poskesdes yang termasuk dalam
perencanaan pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif dalam
musyawarah rencana pembangunan Kabupaten/Kota.
i. Membahas perencanaan Poskesdes bersama dengan Kelompok Kerja
Operasional (Pokjanal) Desa dan kelurahan siaga aktif tingkat
Kabupaten/Kota serta pemangku kepentingan terkait berdasarkan
pelaporan yang disampaikan oleh forum desa dan kelurahan siaga aktif
tingkat kecamatan.
6. Peran Dinas Kesehatan Provinsi
a. Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat provinsi dalam
rangka pengembangan Poskesdes.
b. Membantu dinas kesehatan kabupaten/kota mengem- bangkan
kemampuan melalui pelatihan/orientasi.
c. Membantu dinas kesehatan kabupaten/kota mengembangkan
kemampuan Puskesmas (dan jaringannya) dan rumah sakit dalam
rangka pengembangan Poskesdes.
d. Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku kepentingan) pada
tingkat provinsi dalam rangka pengembangan Poskesdes.
e. Bersama dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan pemantauan,
bimbingan dan evaluasi teknis terhadap Poskesdes.
f. Menyediakan dukungan sumberdaya dan stimulan.
g. Membahas perencanaan Poskesdes bersama dengan Pokjanal Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif tingkat Provinsi serta pemangku kepentingan
terkait berdasarkan pelaporan yang disampaikan oleh Pokjanal dan
kelurahan siaga aktif tingkat Kabupaten/Kota.
7. Peran Kementerian Kesehatan
a. Memfasilitasi pengembangan sistem surveilans, sistem
informasi/pelaporan, serta sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan
kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat.
b. Menyelenggarakan pelatihan/orientasi.
c. Menyediakan dukungan sumberdaya dan stimulan.
d. Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi.
e. Membahas perencanaan Poskesdes bersama Pokjanal Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif secara berjenjang.
8. Peran pemangku kepentingan (Stakeholder)
a. Pejabat Pemerintah Daerah
1) Memberikan dukungan kebijakan, sarana, dan dana untuk
penyelenggaraan Poskesdes.
2) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk
memanfaatkan pelayanan Poskesdes.
3) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk berperan aktif
dalam penyelenggaraan Poskesdes.
4) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Poskesdes
secara berkesinambungan dan lestari.
b. Tim Penggerak PKK
1) Berperan aktif dalam pengembangan dan penyelenggaraan
Poskesdes.
2) Menggerakkan masyarakat untuk mengelola, menyelenggarakan
dan memanfaatkan Poskedes.
3) Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dalam mendukung
kegiatan Poskesdes.
c. Tokoh Masyarakat
1) Menggali sumberdaya untuk kesinambungan dan kelangsungan
penyelenggaraan Poskesdes.
2) Menaungi dan membina Poskesdes.
3) Menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan
Posksedes.
d. Organisasi Kemasyarakatan/LSM/Dunia Usaha/Swasta
1) Berperan aktif dalam penyelenggaraan Poskesdes.
2) Memberikan dukungan sarana serta dana untuk pengembangan
dan penyelenggaraan Poskesdes.
V. INDIKATOR KEBERHASILAN POSKESDES
Guna mengukur keberhasilan pelaksanaan Poskesdes, dapat dilihat dari
komponen sistem Poskesdes, yaitu input dan output menurut tujuan, sasaran,
fungsi, dan pelayanan yang diberikan. Indikator yang ditetapkan harus
mempunyai daya ungkit terhadap pembangunan kesehatan masyarakat di
wilayahnya. Adapun indikator tersebut adalah:
1. Input
a. Jumlah kader aktif.
b. Jumlah tenaga kesehatan yang tersedia.
c. Tersedianya sarana (alat dan obat).
d. Tersedianya tempat pelayanan.
e. Tersedianya dana operasional Poskesdes.
f. Tersedianya data (catatan jumlah bayi di imunisasi, jumlah kematian).
2. Output
a. Cakupan ibu hamil yang dilayani (K4).
b. Cakupan persalinan yang dilayani (Linakes).
c. Cakupan kunjungan neonatus (KN2).
d. Cakupan bayi yang mendapatkan ASI ekslusif.
e. Cakupan BBLR yang dirujuk.
f. Jumlah bayi dan anak balita BB tidak naik (T) ditangani.
g. Cakupan imunisasi.
h. Cakupan pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo 24 jam.
i. Cakupan keluarga yang dibina sadar gizi.
j. Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak
menular tertentu yang menjadi masalah setempat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Poskesdes adalah suatu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) yang melaksanakan kegiatan-kegiatan minimal pengamatan
epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB serta
factor-faktor risikonya penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi
menjadi KLB serta kekurangan gizi kesiapsiagaan dan penanggulangan
bencana dan kegawatdaruratan pelayanan kesehatan dsar, sesuai dengan
kompetensinya. Kegiatan rutin poskesdes diselenggarakan dan dimotori oleh
tenaga kesehatan yang ada di desa tersebut dan kader poskesdes dengan
bimbingan puskesmas setempat dan sector terkait. Pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh poskesdes meliputi promitif, preventif, dan kuratif
(pengobatan) sesuai dengan kompetensi. Kegiatan pelayanan kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi kegiatan utama dan kegiatan pengembangan.

B. Saran
Mahasiswa kebidanan diharapkan memahami dengan baik konsep dan
langkah pengembangan poskesdes beserta implementasinya agar terwujudnya
masyarakat sehat yang peduli, tanggap, dan mampu mengenali, mencegah,
dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah Hilyatul Husna, (2015).


Makalah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dalam
http://hilyatulhusnaazizah.blogspot.com/2015/11/makalah-pos-
kesehatan-desa-poskesdes.html Diakses Tanggal 15-02-2019

Kemenkes RI, (2012).


Buku Petunjuk Teknis Poskesdes dalam
http://promkes.kemkes.go.id/petunjuk-teknis-poskesdes diakses tanggal
15-02-2019

Sulistyawati, Cahyo., dkk, (2010).


Posyandu dan Desa Siaga Panduan untuk Bidan dan Kader. Nuha medika.
Bantul

Anda mungkin juga menyukai