Anda di halaman 1dari 20

PEMBUATAN LOTION DARI MINYAK SEREH WANGI

(Cymbopogon nardus ,L. Rendle )

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :

MARYTA

N.I.M : 1400060

PROGRAM STUDI DIII – FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Lotion merupakan salah satu bentuk sediaan emulsi yang termasuk dalam

kosmetik pelembab yang secara umum dipakai untuk melembabkan,melembutkan

dan menghaluskan kulit karena adanya kandungan emolien,humektan dan zat

pembawa (Afifah dan Mirwan, 2008).

Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung.

Konsistensi yang dihasilkan memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata

pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering setelah

pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit (Kardinan dan

Dhalimi, 2010).

Komponen-komponen yang menyusun lotion adalah pelembab, pengemulsi,

bahan pengisi, pembersih,bahan aktif, pelarut, pewangi dan pengawet. Proses

pembuatan lotion dilakukan dengan cara mencampurkan bahan-bahan yang larut

dalam fase air pada bahan-bahan yang larut dalam fase minyak dengan cara

pemanasan dan pengadukan(Dewi, 2012).

Xue, Barnard, dan Ali (2003) dalam Kardinan (2007) menyatakan bahwa cara

menghindari nyamuk yang paling baik adalah dengan pemakaian pengusir

2
nyamuk berbentuk lotion, krim, atau pakaian yang dapat melindungi tubuh dari

gigitan nyamuk

Sereh wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) sangat bermanfaat dalam

kesehatan. Tanaman sereh bermanfaat untuk anti radang , antinyamuk ,

menghilangkan rasa sakit dan melancarkan sirkulasi darah. Manfaat lain dari

tanaman sereh untuk sakit kepala , otot , batuk , nyeri lambung , haid tidak teratur

dan bengkak setelah melahirkan (Hariana, 2006).

Akar tanaman sereh digunakan sebagai peluruh air seni, peluruh keringat,

peluruh dahak, bahan untuk kumur dan penghangat badan sedangkan daun sereh

digunakan sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan pasca

persalinan, penurun panas dan pereda kejang (Sudarsono, dkk., 2002).

Sereh mengandung komponen minyak menguap (volatile oil) yang biasa

disebut minyak atsiri. Minyak atsiri sereh mengandung 3 komponen utama yaitu

sitronelal, sitronelol dan geraniol (Sastrohamidjojo, 2004). Minyak sereh

merupakan bahan baku dalam pembuatan sabun, sampo, pasta gigi, lotion, gel

antinyamuk, pestisida nabati, disinfektan, dan bahan pengkilap (Kardinan, 2005).

Saat ini bentuk sediaan antinyamuk yang banyak digunakan berupa obat

nyamuk bakar, semprot (spray), dan obat nyamuk elektrik yang mengandung

bahan kimia sintesis seperti N,N-diethyl-m-toluamide (DEET). Berdasarkan hal

3
tersebut peneliti tertarik untuk membuat lotion dari bahan aktif minyak atsiri sereh

sebagai alternative sediaan antinyamuk

1.2 Rumusan masalah

Sereh (Cymbopogon nardus.L Rendle) merupakan tanaman sejenis

rerumputan yang biasanya digunakan sebagai bahan tambahan dalam suatu

hidangan atau masakan. Namun dari beberapa jurnal yang sudah peneliti baca,

tanaman sereh ini memiliki kandungan seperti sitronellal, sitronellol dan geraniol

yang dapat berfungsi sebagai anti radang, anti nyamuk, dan melancarkan

melancarkan sirkulasi darah.

Jadi dari kegunaan sereh tersebut, peneliti ingin membuat suatu sediaan

yang nyaman,mudah dan praktis seperti lotion dengan tambahan minyak sereh

yang berfungsi sebagai anti nyamuk.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk membuat sediaan lotion dari minyak sereh yang baik, stabil dalam

penyimpanan, mudah dalam penggunaan, dapat diserap dengan baik dikulit dan

tidak menimbulkan iritasi dalam pemakaian jangka panjang.

1.3.2 Tujuan khusus

Untuk menguji stabilitas, pengamatan secara organoleptis, viskositas,

ukuran dan distribusi globul, uji aktivitas repellan

4
1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat umum

Untuk menghasilkan sediaan lotion anti nyamuk yang disenangi oleh

konsumen baik dari sisi penampilan, bau dan memiliki daya proteksi yang efektif

sebagai anti nyamuk

1.4.2 Manfaat khusus

Agar peneliti mengetahui pembuatan yang baik dalam pembuatan lotion

dan dapat melakukan evaluasi sediaan seperti uji stabilitas, pengamatan

orgnaoleptis, viskositas, ukuran dan distribusi globul, uji aktivitas repellan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tentang Tanaman Sereh Wangi (Cymbopogon nardus ,L. Rendle )

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Sereh Wangi (Muljohardjo, 1990)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Trachebionta

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Cymbopogon

Species : Cymbopogon nardus L

2.1.2 Nama Daerah Tanaman Sereh Wangi (Dalimartha, 2000)


Aceh : Sere mongthi

Ambon : Serai

Lampung : Sarae

Jawa : Sere

Makassar : Sare

6
Kebutuhan minyak atsiri dunia semakin tahun semakin meningkat seiring

dengan meningkatnya perkembangan industri modern seperti industri parfum,

kosmetik, makanan, aroma terapi dan obat-obatan. Minyak atsiri saat ini sudah

dikembangkan dan menjadi komoditas ekspor Indonesia yang meliputi minyak

atsiri dari nilam, akar wangi, pala, cengkeh, serai wangi, kenanga, kayu putih,

cendana, lada, dan kayu manis

2.1.3 Morfologi Tanaman Sereh Wangi

Tanaman sereh Jawa tumbuh pada berbagai tanah yang memiliki

kesuburan cukup. Tanah jenis geluh pasiran pada ketinggian 180-450 m di atas

permukaan laut, iklim lembab dengan curah hujan teratur menghasilkan minyak

yang berkualitas tinggi. Hasil minyak sereh yang paling tinggi diperoleh dari

tanaman yang ditanam pada tanah geluh pasiran dengan pH 6,00 hingga 6,50.

Sedangkan tanah dengan pH lebih rendah tidak cocok untuk tanaman sereh

(Sastrohamidjojo, 2004).

Daerah yang beriklim panas dengan cukup sinar matahari dan curah hujan

setiap tahun berkisar 200 hingga 250 cm merupakan syarat utama untuk

menghasilkan daun dan minyak sereh yang baik. Kekeringan yang

berkepanjangan atau curah hujan yang berlebihan akan merusak tanaman sereh.

Tanaman yang terlindung akan mempengaruhi kandungan total geraniol. Pada

daerah yang memiliki curah hujan sedikit perlu memperoleh air dari irigasi

(Sastrohamidjojo, 2004).

7
Tanaman sereh tumbuh paling baik pada ketinggian 180 hingga 450 m di

atas permukaan laut. Pada ketinggian yang lebih tinggi daripada 450 m,

pertumbuhan tanaman lambat hingga minyak sereh yang dihasilkan rendah

(Sastrohamidjojo, 2004).

Tanaman sereh dikembangbiakkan melalui akar pada permulaan musim

hujan. Rumpun tanaman sereh yang sehat dibagi menjadi beberapa bagian. Dua

batang tanaman yang mengandung akar yang sehat ditanam dalam setiap lubang

dengan kedalaman 15 cm. Pada tanah yang subur jarak tanaman berukuran 90×90

cm atau ukuran 75 × 75 cm. Sedangkan jarak tanam lebih dekat daripada 75 × 75

cm akan menurunkan hasil daun per satuan area lahan (Sastrohamidjojo, 2004).

2.1.4 Kandungan Kimia Tanaman Sereh Wangi

Kandungan kimia yang terdapat di dalam tanaman seraiwangiantara lain

mengandung 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang terdiri dari sitral,

sitronelol (66-85%), α-pinen, kamfen, sabinen, mirsen,β-felandren, psimen,

limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4-ol, α- terpineol,

geraniol, farnesol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptenon,

bornilasetat, geranilformat, terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil asetat, β-

elemen, β-kariofilen, β-bergamoten, trans- metilisoeugenol, β- kadinen, elemol,

kariofilen oksida Komposisi kimia minyak serai wangi dapat dilihat pada Tabel

1.1

Senyawa Penyusun Kadar (%)


Sitronellal 32-45

8
Geraniol 12-18
Sitronellol 12-15
Geraniol Asetat 3-8
Sitronellil Asetat 2-4
Limonene 2-5
Elenol dan Seskwiterpene
2-5
lain
Elemen dan Cadinene 2-5
Tabel 1 Susunan Kimia Serai Wangi

Senyawa utama minyak sereh dapat diketahui dari kromatogram KG-SM.

Senyawasenyawa tersebut memiliki puncak yang paling tinggi dibandingkan

dengan puncak senyawa penyusun minyak sereh yang lainnya. Ketiga senyawa

tersebut memiliki waktu retensi yang berbeda. Senyawa aktif dari minyak sereh

berupa sitronelal. Senyawa yang memiliki persentase area paling besar adalah

geraniol. Senyawa utama ketiga adalah geranil asetat (Setyaningsih, dkk, 2013).

2.1.5 Khasiat Tanaman Sereh Wangi

Sereh wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) sangat bermanfaat dalam

kesehatan. Tanaman sereh bermanfaat untuk anti radang, antinyamuk,

menghilangkan rasa sakit dan melancarkan sirkulasi darah. Manfaat lain dari

tanaman sereh untuk sakit kepala, otot, batuk, nyeri lambung, haid tidak teratur

dan bengkak setelah melahirkan (Hariana, 2006).

Akar tanaman sereh digunakan sebagai peluruh air seni, peluruh keringat,

peluruh dahak, bahan untuk kumur dan penghangat badan sedangkan daun sereh

9
digunakan sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan pasca

persalinan, penurun panas dan pereda

kejang (Sudarsono, dkk., 2002)

2.2 Lotion

2.2.1 Definisi Lotion

Lotion adalah pelembab yang berfungsi menyokong kelembaban dan daya

tahan air pada lapisan kulit sehingga dapat melembutkan dan menjaga kehalusan

kulit (Mitsui 1997).

Lotion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase air yang

distabilkan oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan aktif di dalamnya.

Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung. Konsistensi

yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata pada

permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering setelah

pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit (Rieger dkk.,

1994).

Lotion adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi,digunakan

sebagai obat luar. Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk serbuk halus

dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe minyak dalam air dengan

10
surfaktan yang cocok. Pada penyimpanan yang mungkin terjadi pemisahan. Dapat

ditambahkan zat warna, zat pengawet dan zat pewangi yang cocok. (Depkes,1979)

2.2.2 Bahan Pembentuk Lotion

Komponen-komponen yang menyusun lotion adalah pelembab, pengemulsi,

bahan pengisi, pembersih,bahan aktif, pelarut, pewangi dan pengawet. Proses

pembuatan lotion dilakukan dengan cara mencampurkan bahan-bahan yang larut

dalam fase air pada bahan-bahan yang larut dalam fase minyak dengan cara

pemanasan dan pengadukan(Dewi, 2012).

2.2.3 Keuntungan dan Kerugian Lotion

11
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di labor Kimia Bahan Alam dan Teknologi

Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau pada bulan Januari 2017 – Maret

2017.

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observational terhadap minyak sereh

dalam formula lotion dengan berbagai konsentrasi minyak sereh. Rancangan

penelitian ini meliputi :

1. Pengambilan sampel

2. Pembuatan simplisia sereh wangi

3. Isolasi minyak atsiri dari simplisia sereh wangi

4. Pembuatan lotion dari sereh wangi

5. Evaluasi lotion minyak sereh

3.3 Alat dan Bahan

 Tanaman Sereh Wangi Segar  Na.CMC

/ Minyak atsiri sereh  Lesitin

 Asam stearat  Minyak Nilam

 Cetil alkohol  Gliserin

 Propilen glikol  Asam benzoat

12
 Aquades

3.4 Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

1. Formula 1 Lotio 1. Uji stabilitas


Minyak Sereh 2. Pengamatan
2. Formula 2 Lotio Organoleptis
Minyak Sereh 3. Viskositas
3. Formula 3 Lotio 4. Ukuran dan distribusi
Minyak Sereh globul
4. Formula 4 Lotio 5. Uji aktivitas repelan
Minyak Sereh

Variabel Confounding / Pengganggu

1. Penyimpanan yang
tidak pada tempatnya
2. Konsistensi basis lotion
3. Konsentrasi minyak
sereh

3.5 Prosedur Kerja

3.5.1 Pengambilan sampel

 Populasi : Tanaman sereh wangi di daerah labuh baru ujung.

 Sampel : Sereh wangi dengan kondisi segar (2 jam setelah panen), umur

tanaman 1 bulan

 Teknik sampling : Secara random sederhana / undian.

13
3.5.2 Penyiapan Bahan

 Tanaman Sereh Wangi Segar  Lesitin

/ Minyak atsiri sereh  Minyak Nilam

 Asam stearat  Gliserin

 Cetil alkohol  Asam benzoat

 Propilen glikol  Aquades

 Na.CMC

3.5.3 Penyiapan Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat destilasi, , hotplate

(Stuart CB 162), viskometer (Rion VT-04E), mikroskop (LeicaDM500),

timbangan analitik (Percisa XB), mikser (Miyako HM-620), alat-alat gelas, dan

penangkar nyamuk (ukuran 20 x 20 x 20 dengan lubang sirkuler berdiameter 15

cm).

3.5.4 Prosedur Kerja

3.5.4.1 Pembuatan Simplisia Sereh Wangi

Pertama lakukan sortasi basah dengan air megalir, setelah semua bersih tiriskan

diatas keranjang hingga airnya kering. Setelah airnya kering, rajang sereh dengan

ukuran kurang lebih 2-3 mm. Dan selanjutnya taburkan rajangan tersebut diatas

perkamen dan letakkan perkamen berisi rajangan tersebut pada suhu kamar dan

terhindar dari sinar matahari langsung. Biarkan 3-5 hari hingga semua sereh

tersebut kering dengan sempurna. Dan lakukan sortasi kering, pisahkan bagian

sereh yang ditumbuhi jamur/cendawan dan bagian yang masih bagus. Simpan

simplisia yang masih bagus dan sudah kering tersebut dalam wadah tertutup rapat.

14
3.5.4.2 Isolasi Minyak Atsiri dari Simplisia Sereh Wangi

Isolasi minyak atsiri dari dalam sereh menggunakan metode ekstraksi destilasi.

Pertama siapkan satu set alat destilasi yang terdiri dari labu destilasi, kondensor

dan hot plate/pemanas. Simplisia sereh tersebut dihaluskan terlebih dahulu dengan

menggunakan blender, setelah halus masukkan simplisia tesrsebut ke dalam labu

destilasi dan masukkan pelarut yang sesuai. Seteleh itu hidupkan alat destilasinya

dengan suhu 700c selama 24 jam. Setelah destilasi selesai, saring hasil ektraksi

tersebut kedalam beaker gelas dan tutup dengan plastik crap. Diamkan selama 1

malam, maka akan terbentuk lapisan minyak dan air. Ambil lapisan minyak

tesebut dan masukkan kedalam wadah seperti vial. Dan tutup dengan aluminium

foil bagian atasnya.

3.5.4.3 Pembuatan Lotion Dari Minyak Sereh

Bahan yang akan digunakan dalam formulasi ditimbangdan dipisahkan

berdasarkan fasenya (kelarutan dalam air dan dalam minyak). Fase minyak

meliputi asam stearat, setil Alkohol, minyak nilam, lesitin, asam benzoat, propilen

glikol, sedangkan fase air meliputi gliserin, Na.CMC, dan aquadest.

Bahan-bahan yang memiliki fase yang sama dicampurkan. Kemudian

dipanaskan secara terpisah sampai mencapai suhu 70o C kedua campuran tersebut

dicampurkan dengan menggunakan mikser. Setelah keduanya tercampur,

kemudian dimasukkan sedikit demi sedikit minyak sereh ke dalam campuran

tersebut, Pengadukan dilakukan sampai campuran tersebut dingin pada suhu

kamar dan membentuk emulsi yang stabil.

15
3.6 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini , peneliti akan bekerja di labor Kimia Bahan Alam dan

Teknologi Farmasi STIFAR. Maka dari itu sebelum melakukan pengerjaan,

peneliti meminta izin kepada analis labor yaitu Kak Fazzat Azizah (kak eza)

selaku analis labor Teknologi Farmasi dan Kak Vivi Erdona (kak vivi) selaku

analis labor Kimia Bahan Alam.

3.7 Definisi Operasional

 Formula 1 terdiri atas basis lotion dan 1 % minyak sereh

Formula 2 terdiri atas basis lotion dan 1,5 % minyak sereh

Formula 3 terdiri atas basis lotion dan 2 % minyak sereh

Formula 4 terdiri atas basis lotion dan 2,5 % minyak sereh

 Evaluasi lotion yang dilakukan adalah :

1. Uji stabilitas , meliputi pengamatan sediaan selama 60 hari penyimpanan

yaitu hari ke -1, 20 , 40 dan 60.

2. Pengamatan organoleptis , meliputi pengamatan terhadap perubahan

konsitensi warna, bau dan homogenitas.

3. Viskositas , dilakukan dengan cara menempatkan sediaan lotion didalam

gelas bermulut lebar 100 mldimasukkan ke dalam sediaan sampai

terbenam. Rotor dinyalakan hingga diperoleh angka yang stabil yang

ditunjukkan oleh jarum penunjuk. Alat yang digunakan adalah Viscometer

Rion.

4. Ukuran dan distribusi globul, dilakukan dengan cara meletakkan lotion

diatas kaca objek dan ditutup dengan kaca penutup. Alat yang digunakan

adalah Mikroskop.

16
5. Uji aktivitas repellan , yang dilakukan pertama adalah mengoleskan lotion

ke tangan panelis, setelah itu dimasukkan ke dalam sangkar yang telah

berisi nyamuk. Pengamatan dan perhitungan dilakukan untuk mengetahui

lamanya nyamuk menghindari tangan yang telah diolesi lotion

antinyamuk. Waktu dimulai pada saat tangan yang telah dioleskan lotion

antinyamuk dimasukkan ke dalam sangkar, dan waktu dihentikan pada

saat terdapat nyamuk yang hinggap dan menggigit tangan tersebut.

17
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, N., & Mirwan, A. K. (2008). Uji Stabilitas Emulsi Body Lotion

Menggunakan Cetearyl Alcohol/Ceteareth 20 sebagai Self Emulsifier. In Di

dalam Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Universitas Lampung.

Hlm (pp. 481- 488).

Anonim. 1911. The British Farmaceutical Codex. Diterbitkan oleh Dewan

Pharmaceutical Society of Great Britain.

Dewi, R. K. (2012). Studi Awal Pemanfaatan Minyak Biji Mangga (Mangifera

indica L. Var Arumanis) sebagai Bahan Pembuatan Lotion Preliminary Study

ofMango (Mangifera indica L. Var Arumanis) Seed Oil as the Ingredient of Lotion

(Doctoral dissertation, Program Studi Kimia FSM-UKSW).

Hariana, A. 2006.Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jilid III. Penebar

Swadaya.Jakarta.

Kardinan, A.2005. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri. Agromedia Pustaka.

Jakarta.

Kardinan,A.2007. Potensi Selasih sebagai Repellent terhadap Nyamuk Aedes

aegepty. Jurnal Littri , 13(2), 39-42.

18
Kardinan, A., & Dhalimi, A. (2010). Potensi Adas (Foeniculum vulgare) sebagai

Bahan Aktif Lotion AntiNyamuk Demam Berdarah (Aedes aegypti). Bul.Littro ,

21(1), 61-68.

Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. NewYork: Elsevier.

Rieger M. 1994. Emulsi. Di dalam : Lachman et al. 1994. Teori dan Praktek

Farmasi Industri. Ed ke-2. Suyatmi S, penerjemah. Jakarta: UI Press. Terjemahan

dari Theory and Pharmacy Practical Industry. Ed ke-2.

Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Gajah Mada University

Press.Yogyakarta.

Setyaningsih, Dwi., dkk. 2013. Aplikasi Minyak Sereh Wangi (Citronella Oil)

Dan Geraniol Dalam Pembuatan Skin Lotion Penolak Nyamuk. Jurnal Teknik

Industri Pertanian IPB. Vol. 17(3),97-10

Sudarsono, Gunawan., Wahyuono, S., Donatus, I.A., dan Purnomo.

2002.Tumbuhan Obat (Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan). Edisi

2.Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Xue, R.D., Barnard, D.R., & Ali, A. (2003). Laboratory evaluation of 18 repellent

compounds as oviposition deterrents of Aedes albopictus and as larvicides of

19
Aedes aegypti, Anopheles quadrimaculatus, and Culex quinquefasciatus. J Am

Mosq Control Assoc , 19(4), 397-403.

20

Anda mungkin juga menyukai