Bayi 6 :–2548-5741
Perkembangan Psikomotorik E-ISSN 9 bulan...
Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, November 2016; 1(2): 99-104
*
Penulis untuk korespondensi: agus6121@gizipoltekkes-aceh.ac.id
cukup selama dalam kandungan akan eksklusif dengan yang tidak diberikan ASI
mengakibatkan kecerdasannya bermasalah.2 ekslusif (p= 0,000). Menurut Mufida, bahwa
Pemberian makanan tambahan biasanya ertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita
dilakukan ibu-ibu apabila air susu ibu (ASI) yang sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang
diberikan kepada responden jika ASI tidak diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya
mencukupi seperti keluar sedikit ataupun yang terkandung didalam ASI. ASI tanpa bahan
payudara yang lecet sehingga ibu memberikan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan
susu fomurla atau makan tambahan sebagai pertumbuhan usia sekitar enam bulan disebut
penambah asupan ASI eksklusif.3 Pertumbuhan dengan menyusui secara eksklusif.8
dan perkembagan pada anak akan tumbuh lebih Tumbuh kembang pada masa anak sudah
sehat dan lebih cerdas dengan diberi ASI dimulai sejak dalam kandungan sampai usia 18
eksklusif selama empat sampai enam bulan tahun. Menurut WHO, yaitu sejak terjadinya
pertama kehidupannya.4 konsepsi sampai usia 18 tahun. Sepertiga dari
Hasil Data Riskesdas 2013 Prevalensi masa kehidupan manusia dipakai untuk
balita sangat kurus secara nasional tahun 2013 mempersiapkan diri guna menghadapi dua
masih tinggi yaitu 5,3 persen terdapat penurunan pertiga masa kehidupan berikutnya. 9 Di
dibandingkan tahun 2010 (6,0%) dan tahun 2007 Indonesia, rata-rata ibu memberikan ASI
(6,2%). Demikian pula halnya dengan prevalensi ekslusif hanya 2 bulan. Pada saat yang
kurus sebesar 6,8 persen juga menunjukkan bersamaan, pemberian susu formula meningkat
adanya penurunan dari 7,3 persen (tahun 2010) 3 kali lipat.10 Dari 10,3% menjadi 32,5%, dan
dan 7,4 persen (tahun 2007). Secara keseluruhan terdapat hubungan yang signifikan antara
prevalensi anak balita kurus dan sangat menurun pemberian ASI eksklusif dengan tumbuh
dari 13,6% persen pada tahun 2007 menjadi 12,1 kembang anak, karena anak yang diberi ASI
persen pada tahun 2013. Terdapat 17 provinsi eksklusif pertumbuhannya akan sesuai dengan
dimana prevalensi kurus diatas angka nasional di tumbuh kembangnya.11
Indonesia adalah 11,9 persen, yang ASI mengandung banyak gizi di antaranya
menunjukkan terjadi penurunan dari 14,0 persen adalah LPUFAs sangat diperlukan oleh bayi
pada tahun 2010. Berdasarkan hasil Penilaian karena mengandung fungsi mental, penglihatan
Status Gizi (PSG) tahun 2014 jumlah Balita Gizi dan perkembangan psikomotorik bayi. Ada dua
buruk mengalami kenaikan yang berjumlah 7,9 komponen LPUFAs, yaitu asam arakhidonat,
persen di Aceh.5 asam dokosaheksanoat. Menurut studi selama 17
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh tahun anak yang diberikan ASI terdapat
jumlah Persentase bayi yang diberi ASI eksklusif peningkatan IQ dan keterampilan. Hal ini
tahun 2011 di Aceh baru mencapai 11,9%, dan mengindikasikan bahwa peningkatan
pada tahun 2012 meningkat sebesar 27%. kemampuan reflek kognitif merupakan dari
Rendahnya cakupan ini banyak dipengaruhi oleh LPUFAs pada masa perkembangan saraf bayi.12
budaya memberikan makanan dan minuman ASI terdapat sedikit zat besi (0,5-1,0
terlalu dini kepada bayi baru lahir, akibat dari mg/liter), namun bayi yang menyusu ASI tidak
pengetahuan keluarga tentang ASI yang masih akan kekurangan zat besi (Anemia). Zat besi
sangat minim. Disamping itu gencarnya dibutuhkan bayi untuk memproduksi
propaganda susu formula terutama di perkotaan hemoglobin, bagian dari sel-sel darah merah
dan perilaku ibu terhadap pemberian ASI. Hasil yang membawa oksigen keseluruh tubuh, zat
pematauan status gizi (PSG) tahun 2014, tercatat besi pun esensial untuk tumbuh kembang otak
ASI ekslusif terus meningkat mencapai 59,4%.6 bayi.13
Menyatakan bahwa Yusra7, menunjukan
perbedaan yang signifikan antara status gizi bayi
yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak DESAIN PENELITIAN
diberikan ASI eksklusif (p= 0,011). Selain itu Penelitian ini bersifat deskriptif analitik
juga menunjukan perbedaan bermakna antara dan dilakukan secara crossectional untuk
perkembangan bayi yang diberikan ASI mengukur perkembangan psikomotorik bayi
yang diberikan ASI eksklusif dengan tidak bulan yang terpilih secara acak di wilayah kerja
eksklusif pada usia 6-9 bulan di wilayah kerja Puskesmas Batoh Kota Banda Aceh.
Puskesmas Batoh Banda Aceh, dengan waktu Karakteristik responden disajikan pada Tabel 1
penelitian mulai bulan April sampai dengan berikut.
bulan Juli 2016. Sampel yang diambil pada
penelitian ini adalah bayi berusia 6-9 bulan Tabel 1. Karakteristik responden menurut
sedangkan respondennya adalah ibu bayi. umur, pekerjaan dan pendidikan
Kriteria bayi yaitu sehat dan tidak cacat fisik
maupun mental. Karakteristik n %
Pengumpulan data perkembangan Umur
psikomotorik bayi dilakukan secara obeservasi 18 – 27 tahun 30 39,5
menggunakan kuesioner KTSP (10 butir 28 – 34 tahun 46 60,5
pertanyaan, terdiri 5 pertanyaan untuk umur 6-7 Pekerjaan
bulan dan 5 pertanyaan untuk umur 8-9 bulan) Tidak bekerja 33 43,4
yang berisi kemampuan gerak dari bayi yang Tenaga 10 13,2
melibatkan berbagai aspek perilaku dan honor/kontrak 14 18,4
kemampuan gerak seperti melibatkan otot kecil, Pegawai negeri 7 9,2
otot besar, berbicara spontan dan berinteraksi Pegawai swasta 12 15,8
dengan lingkungan sekitarnya. Data berskala rasio. Wiraswasta
Data ASI eksklusif merupakan pemberian Pendidikan
ASI pada bayi yang berasal dari ibunya atau Tamatan SD 9 11,8
ibusepersusuannya atau yang diperas dan tidak Tamatan SMP 22 28,9
menerima cairan ataumakanan padat lainnya Tamatan SMA 35 46,1
kecuali vitamin dan mineral atau obat-obatan Tamatan PT 10 13,2
baik berupa tetesatau sirup, diberikan selama 5 Jumlah 76 100,0
bulan 29 hari. Data diperoleh berdasarkan
observasi pada KMS, buku KIA atau formulir Berdasarkan karakteristik responden
lainnya, yang dikelompokan kedalam dua (Tabel 1) secara umum, usia responden antara
kelompok yaitu: Ada (jika memberikan asi 28 – 34 tahun yaitu sebesar 60,5%.
sampai 5 bulan 29 hari) dan Tidak ada (jika Berdasarkan pekerjaan masih banyak
terdapat pemberian makanan/minuman selain asi responden yang belum bekerja (IRT= Ibu
sampai usia bayi 5 bulan 29 hari). Skala data Rumah Tangga) yaitu sebesar 43,5%,
yaitu ordinal. selebihnya mempunyai pekerjaan baik tetap
Proses pengolahan data komputerisasi maupun tidak tetap. Sedangkan pendidikan
dengan melewati beberapa tahapan yaitu, editing responden, dalam penelitian ini lebih banyak
(pemeriksaan data), coding (pemberian kode), tamatan SMA (46,1%) dan masih sedikit
entry (pemasukan data komputer), cleaning data responden yang dapat menyelesaikan
entry. Dalam melakukan analisis data pendidikan tinggi (13,2%).
menggunakan software R-Statistik open source.
Analisis data dalam penelitian ini dimulai 2. Karakteristik Sampel
dengan melakukan analisis secara deskriptif, uji Sampel dalam penelitian ini yaitu bayi 6
kenormalan data, selanjutnya dilakukan analisis – 9 bulan yang terpilih secara acak di wilayah
secara bivariat menggunakan uji Independent T- kerja Puskesmas Batoh Kota. Adapun
Test atau Mann-Whitney Tes pada CI:95%. karakteristik sampel disajikan pada Tabel 2.
Karakteristik sampel berdasar jenis kelamin
ternyata proporsi perempuan (55,3%) lebih
HASIL DAN PEMBAHASAN banyak dibandingkan laki-laki (44,7%),
1. Karakteristik Responden dengan sebaran umurnya menunjukan
Responden dalam penelitian ini proporsi yang sama pada setiap tingkatan
merupakan ibu-ibu yang mempunyai bayi 6 – 9 umur sampel. Sedangkan berdasarkan