Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DUCTULOGRAFI
Disusun Oleh :
Kelompok 1 Kelas 2A
A. Tujuan Pemeriksaan
B. Dasar Teori
1. Pengertian Dukculografi
2. Anatomi Payudara
Payudara adalah suatu kelenjar yang terdiri atas jaringan lemak, kelenjar fibrosa, dan
jaringan ikat. Jaringan ikat memisahkan payudara dari otot–otot dinding dada, otot
pektoralis dan otot serratus anterior. Payudara terletak di fascia superficialis yang meliputi
dinding anterior dada dan meluas dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaris media,
dan pinggir lateral atas payudara meluas sampai sekitar pinggir bawah musculus pectoralis
major dan masuk ke axilla. Pada wanita dewasa muda payudara terletak di atas costa II–
IV (Snell, 2006). Secara umum payudara dibagi atas korpus, areola dan nipple.
Korpus adalah bagian melingkar yang mengalami pembesaran pada payudara atau
bisa disebut dengan badan payudara. Sebagian besar badan payudara terdiri dari kumpulan
jaringan lemak yang dilapisi oleh kulit. Di dalamnya terdapat alveolus (penghasil ASI),
lobulus, dan lobus.
Areola merupakan bagian hitam yang mengelilingi puting susu. Ada banyak kelenjar
sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar susu. Kelenjar sebasea berfungsi sebagai pelumas
pelindung bagi areola dan puting susu. Bagian areola inilah yang akan mengalami
pembesaran selama masa kehamilan dan menyusui. Di bagian dalam areola, terdapat
saluran-saluran melebar yang disebut sinus laktiferus. Sinus laktiferus ini yang bertugas
untuk menyimpan susu dalam payudara ibu selama masa menyusui sampai akhirnya
dikeluarkan untuk bayi. Sel yang berperan dalam pergerakan areola selama masa
menyusui disebut sel myoepithelial, gunanya untuk mendorong keluarnya air susu.
Anatomi Payudara
Anatomi Payudara
3. Fisiologi Payudara
Kelenjar payudara mencapai potensi penuh pada perempuan saat menarke; pada bayi,
anak–anak, dan laki–laki, kelenjar ini hanya berbentuk rudimenter. Fungsi utama payudara
wanita adalah menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini diperantarai oleh hormon
estrogen dan progesteron (Price, 2012).
Payudara wanita mengalami tiga tahap perubahan perkembangan yang dipengaruhi oleh
hormon. Perubahan pertama terjadi sejak masa pubertas, dimana estrogen dan progesteron
menyebabkan berkembangnya duktus dan timbulnya asinus. Selain itu yang menyebabkan
pembesaran payudara terutama karena bertambahnya jaringan kelenjar dan deposit lemak
(Price, 2012). Perubahan kedua sesuai dengan siklus menstruasi, yaitu selama menstruasi
terjadi pembesaran vaskular, dan pembesaran kelenjar sehingga menyebabkan payudara
mengalami pembesaran maksimal, tegang, dan nyeri saat menstruasi. Perubahan ketiga terjadi
pada masa hamil dan menyusui. Payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel duktus
lobul dan duktus alveolus, sehingga tumbuh duktus baru.
Selama kehamilan tua dan setelah melahirkan, payudara menyekresikan kolostrum karena
adanya sekresi hormon prolaktin dimana alveolus menghasilkan ASI, dan disalurkan ke sinus
kemudian melalui duktus ke puting susu (Sjamsuhidajat & de Jong, 2005). Setelah menyapih,
kelenjar lambat laun beregresi dengan hilangnya jaringan kelenjar. Pada saat menopause,
jaringan lemak beregresi lebih lambat bila dibandingkan dengan jaringan kelenjar, namun
akhirnya akan menghilang meninggalkan payudara yang kecil dan menggantung (Price,2012).
Pemeriksaan Ductulografi dilakukan oleh seorang wanita jika memiliki indikasi sebagai
berikut :
a. Wanita yang memiliki alergi parah terhadap media kontras yang digunakan selama
prosedur.
b. Wanita yang pernah menjalani operasi puting sebelumnya yang telah benar-benar
memutuskan pori-pori puting dari saluran yang mendasarinya.
c. Wanita dengan retraksi puting yang parah (berputar ke dalam) yang akan membuat
prosedur ini sulit dilakukan.
d. Wanita yang sedang menyusui.
e. Terdapat infeksi berat pada payudara.
f. Bilaterla.
g. Multiple duktus.
5. Manfaat dan Resiko Duktulografi
a. Galaktografi dapat menemukan massa kanker dan non-kanker kecil yang tidak dapat
diidentifikasi dengan cara lain sehingga mereka dapat dihilangkan pada tahap awal.
b. Galaktogram mengidentifikasi lokasi tumor di payudara untuk ahli bedah.
c. Tidak ada radiasi yang tersisa di tubuh pasien setelah pemeriksaan x-ray.
d. Sinar-X biasanya tidak memiliki efek samping dalam kisaran diagnostik khas untuk
ujian ini.
a. Selalu ada sedikit peluang kanker dari paparan radiasi yang berlebihan. Namun,
manfaat dari diagnosis yang akurat jauh lebih besar daripada risikonya.
c. Dimungkinkan untuk melukai saluran, baik selama proses penempatan kateter atau
saat menyuntikkan bahan kontras. Ini hampir selalu sembuh dengan sendirinya.
e. Selalu ada kemungkinan infeksi pada payudara, atau mastitis, tetapi ini jarang terjadi.
f. Wanita harus selalu memberi tahu dokter mereka atau ahli teknologi sinar-X jika ada
kemungkinan mereka hamil. Lihat halaman Keselamatan untuk informasi lebih lanjut
tentang kehamilan dan rontgen.
PELAKSANAAN PRAKTIK
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pemeriksaan ductulografi adalah sebagai berikut :
B. Prosedur Radiografi
1. Persiapan pasien
Persiapan pasien yang diperlukan untuk prosedur ini adalah sebagai berikut :
a. Nipple tidak diperas sebelum pemeriksaan, karena kadang-kadang hanya ada sedikit
cairan dan perlu untuk melihat sumber cairan untuk melakukan pemeriksaan.
b. Pasien harus memberi tahu tentang obat apa saja yang diminum dan jika ada alergi,
terutama terhadap bahan kontras beriodium.
c. Jangan memakai deodoran, bedak atau lotion di bawah lengan atau di payudara pada
saat pemeriksaan. Ini akan mengakibatkan munculnya bintik-bintik kalsium pada
gambaran.
d. Selain itu, sebelum pemeriksaan pasien akan diminta untuk melepas semua perhiasan
dan pakaian di atas pinggang dan memakai baju pasien.
3. Proyeksi Pemeriksaan
a. Proyeksi Craniocaudal/Superoinferior
Untuk memperlihatkan struktur jaringan payudara dengan jelas dilihat dari
pandangan superior inferior.
1) Posisi pasien : Berdiri dari posisi AP tubuh yang tidak difoto dirotasikan
anterior 15-30 derajat sehingga sedikit oblik.
2) Posisi obyek :
Obyek diatur di tengah film, Film vertical pada tepi posterior, Batas atas film
yaitu iga 11-12, Lengan sisi yang difoto diangkat ke atas dan fleksi denagn
tangan di belakang kepala, lengan yang tidak difoto diletakkan di samping
tubuh.
3) Arah sumbu sinar (CR): Horizontal tegak lurus film.
4) Titik bidik (CP) : 5 cm di bawah axila
5) FFD : 35 – 50 cm
d. Proyeksi Oblique
Memperlihatkan struktrur payudara dari pandangan medio lateral.
2. Proyeksi Mediolateral
c. Air bubble : adanya udara pada saat penyutikan kontras yang mengganggu.
PEMBAHASAN
Pada pemeriksaan Ductulografi memiliki beberapa proyeksi yang digunakan (sama seperti
pemeriksaan mammografi) namun yang sering digunakan adalah proyeksi Craniocaudal dan
mediolateral dengan low kV teknik karena untuk melihat soft tissue yang ada sehingga pemakaian
kV yang rendah dan mA yang tinggi, dan pada pemeriksaan ini menggunakan media kontras positif
water soluble agar dapat melihat duktus laktiferus sehingga dapat menegakkan diagnosa.
Kesalahan yang dapat terjadi pada pemeriksaan ini adalah ekstravasasi, air buble, dan refluks.
B. Kesimpulan