Anda di halaman 1dari 68

DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 1
BAB I ...................................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 2
A. Esensi Judul ............................................................................................................................ 2
B. Latar Belakang ........................................................................................................................ 3
C. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 5
D. Tujuan dan Sasaran Perancangan ............................................................................................ 5
E. Metode Penyelesaian .............................................................................................................. 6
F. Sistematika Pembahasan ......................................................................................................... 8
BAB II................................................................................................................................................... 10
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................... 10
A. Bangunan Umum Yang Akan Dirancang ............................................................................. 10
B. Preseden ................................................................................................................................ 16
C. Kesimpulan ........................................................................................................................... 20
BAB III ................................................................................................................................................. 22
TINJAUAN KOTA........................................................................................................................... 22
A. Tinjauan Kota........................................................................................................................ 22
B. Prospek Bangunan di Perkotaan ........................................................................................... 27
BAB IV ................................................................................................................................................. 28
PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ........................................ 28
A. Pendekatan Konsep Perencanaan .......................................................................................... 28
B. Pendekatan Konsep Perancangan.......................................................................................... 46
BAB V .................................................................................................................................................. 59
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN.................................................................... 59
A. KONSEP PERENCANAAN ................................................................................................ 59
B. KONSEP PERANCANGAN ................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 68

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Esensi Judul

Resort Hotel di Kawasan Pantai Salur Mororejo Jepara

Pengertian Judul dapat ditelusuri dari masing-masing arti kata yaitu sbb :

Resort Hotel : Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi
pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama
diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka
yang ingin berekreasi (e-journal.uajy.ac.id.)

Kawasan : Kawasan adalah suatu wilayah yang teritorial didasarkan pada pengertian,
batasan dan perwatakan fungsional tertentu. UU No. 24/1992 mendefinisikannya sebagai
ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas
dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional serta memiliki ciri
tertentu/spesifik/khusus. Kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki
Wisata potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam
satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, social, dan budaya, pemberdayaan
sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahan dan keamanan.
(repository.ut.ac.id.)

Pantai Salur : Pantai merupakan batas antara wilayah yang bersifat daratan dengan wilayah
yang bersifat lautan di mana daerah daratan adalah daerah yang terletak diatas dan di bawah
permukaan daratan dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Sedangkan daerah lautan adalah
yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut dimulai dari sisi laut pada garis surut
terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi dibawahnya (Triadmodjo, 1999: 77).
Pantai Salur ini merupakan sebuah pantai yang terletak di desa Mororejo ,
kecamatan Mlonggo, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia.

Mororejo : Nama salah satu desa di Jepara

Jepara : Nama salah satu Kabupaten di Jawa Tengah

2
B. Latar Belakang

Kabupaten Jepara teletak di Pantura Timur Jawa Tengah, dimana bagian barat dan
utara dibatasi oleh laut. Jepara memiliki garis pantai sepanjang 82,73 km termasuk
keberadaan Karimunjawa dengan luas wilayah mencapai 1.500km². Selain pantai, wilayah
Kabupaten Jepara juga mencangkup luas lautan seluas 1.845,6 km². Pada lautan tersebut
terdapat daratan kepulauan sejumlah 27 pulau, dengan 5 pulau berpenghuni dan 24 pulau
belum berpenghuni. (www.pn-jepara.go.id)\

Tiga sektor terpenting penyangga ekonomi Kabupaten Jepara adalah sektor industri
pengolahan, pertanian dan perdagangan. Tiga sektor yang kontribusinya dominan pada tahun
2005 sampai dengan 2008 adalah sektor Industri dengan kisaran 27%; sektor Pertanian pada
kisaran 23% dan sektor Perdagangan dengan kisaran 21 %. Jumlah tenaga kerja yang terserap
di tiga sektor tersebut sebesar 78,67% dari angkatan kerja yang ada di Kabupaten Jepara.
Fluktuasi di tiga sektor ini, mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat Jepara (PDRB Jepara,
2009).

Tidak bisa dipungkiri, Jepara memiliki potensi yang sangat tinggi untuk bidang
pariwisata dan tentu dapat menarik minat bagi para wisatawan. Pariwisata merupakan salah
satu sektor potensial yang memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah melalui
pendapatan di sektor usaha perhotelan, rumah makan dan hiburan, transportasi serta
perdagangan jasa dan lainnya. Potensi ini jika ditangani secara maksimal akan mampu
menjadi salah satu andalan yang dapat meningkatkan kontribusi yang sangat besar karena
sektor pariwisata mempunyai sifat multi player effect terhadap sektor lain. Namun sektor
pariwisata ini belum di dimaksimalkan oleh pemerintah, sehingga sektor ini masih tidak
mendapat andil besar dalam roda perekonomian Jepara.

Sejalan dengan pengertian Resort Hotel yaitu, hotel yang terletak dikawasan wisata,
dimana sebagian pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya
terletak cukup jauh dari pusat kota (terletak didaerah pegunungan atau pantai) sekaligus
difungsikan sebagai tempat peristirahatan dan menyediakan fasilitas untuk berlibur dan
rekreasi. (repository.ut.ac.id) .

Tentu daerah pesisir Pantai Salur, Desa Mororejo ini sangat cocok untuk dibangun
sebuah Resort Hotel. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa Desa Mororejo ini memiliki
potensi wisata pantai yang berada di kawasan pesisir pantai Salur yang memiliki fenomena
alam berupa adanya pasir putih yang terhampar luas disepanjang bibir pantai dan laut biru
yang jernih. Kawasan pantai yang juga dikelilingi oleh bukit hijau menambah panorama dan
eksotisme alam sekitar pesisir pantai. Serta pantai ini masih jarang dikunjungi sehingga masih
sepi, tidak seperti pantai lain di Jepara yaitu Pantai Bandengan dan Pantai Kartini.

3
Gambar 1 Kawasan Pantai Salur dengan hamparan
pasir putih dan laut biru
Sumber: Dokumentasi oleh Dany, 2017

Maka, Pembangunan Resort Hotel tentu sangat diperlukan di daerah Pesisir Pantai Salur, Desa
Mororejo ini agar perkembangan sektor wisata di Jepara dapat maksimal. Sehingga nantinya
Pantai salur ini dapat menjadi daerah wisata yang dapat menarik lebih banyak wisatawan lagi
untuk datang berkunjung ke Jepara. Kemudian nantinya dapat memeberikan kontribusi yang
besar bagi perekonomianyang ada di Jepara.

4
C. Rumusan Masalah

1. Pemasalahan

Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan Resort Hotel di Kawasan Pantai Salur
Mororejo Jepara sebagai landasan keputusan desain yang mampu mewadahi kebutuhan
wisata sebagai fasilitas akomodasi yang nyaman berupa tempat penginapan, berekreasi
dan memiliki desain sesuai trend mode terbaru dengan arsitekturalnya dan diperuntukan
untuk wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang hendak berwisata di
Kabupaten Jepara.

2. Persoalan

a. Bagaimana merumuskan konsep desain pengolahan tapak bangunan Resort Hotel di


Kawasan Pantai Salur Mororejo Jepara ?

b. Bagaimana merumuskan konsep perencanaan pola kegiatan dan interaksi antar


fungsi bangunan Resort Hotel di Kawasan Pantai Salur Mororejo Jepara ?

c. Bagaimana merumuskan konsep program ruang (kebutuhan ruang, pola hubungan


ruang, besaran ruang, dan kualitas ruang) dalam bangunan Resort Hotel di
Kawasan Pantai Salur Mororejo Jepara ?

d. Bagaimana merumuskan konsep desain tampilan, material, gubahan massa untuk


mendapatkan garis besar bentuk desain bangunan Resort Hotel di Kawasan Pantai
Salur Mororejo Jepara ?

e. Bagaimana merumuskan konsep struktur dan utilitas bangunan Resort Hotel di


Kawasan Pantai Salur Mororejo Jepara ?

D. Tujuan dan Sasaran Perancangan

1. Tujuan Perancangan

Tujuan dari konsep perencanaan dan perancangan bangunan ini adalah untuk mendapatkan
rumusan konsep desain perencanaan dan perancangan bangunan Resort Hotel di Kawasan
Pantai Salur Mororejo Jepara

2. Sasaran Perancangan

a. Mendapatkan merumuskan konsep desain pengolahan tapak bangunan Resort Hotel


di Kawasan Pantai Salur Mororejo Jepara.

b. Mendapatkan merumuskan konsep perencanaan pola kegiatan dan interaksi antar


fungsi bangunan Resort Hotel di Kawasan Pantai Salur Mororejo Jepara.

c. Mendapatkan merumuskan konsep program ruang (kebutuhan ruang, pola hubungan


ruang, besaran ruang, dan kualitas ruang) dalam bangunan Resort Hotel di
Kawasan Pantai Salur Mororejo Jepara.

d. Mendapatkan merumuskan konsep desain tampilan, material, gubahan massa untuk


mendapatkan garis besar bentuk desain bangunan Resort Hotel di Kawasan Pantai
Salur Mororejo Jepara.

5
e. Mendapatkan merumuskan konsep struktur dan utilitas bangunan Resort Hotel di
Kawasan Pantai Salur Mororejo Jepara.

E. Metode Penyelesaian

Metode Penyelesaian berisi tentang bagaimana proses dalam membuat konsep


perencanaan dan perancangan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Metoda
Penyelesaian ini menjelaskan tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mendapatkan sebuah
rancangan bangunan Resort Hotel mulai dari mengumpulkan data hingga ke proses
perancangannya.

Metode yang digunakan dalam proses perancangan bangunan Resort Hotel ini adalah
metode analisis-deskriptif. Analisis merupakan suatu aktivitas berfikir untuk menguraikan
suatu permasalahan secara menyeluruh dari data-data yang telah dikumpulkan sehingga dapat
ditarik menjadi sebuah informasi baru (berupa kesimpulan analisis). Deskriptif merupakan
salah satu kaedah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas
dan tepat agar tujuan dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya
sendiri. Metode penelitian analisisdeskriptif adalah sebuah metode penelitian yang dilakukan
dengan cara menguraikan dan menganalisa data dan fakta yang telah dikumpulkan dan
menerangkannya menjadi sebuah paragraf agar dapat dengan mudah dipahami dan dimengerti
orang lain.

Dalam metode perancangan analisis-deskriptif, terdapat beberapa tahapan yang harus


dlakukan untuk mendapatkan hasil akhir dari sebuah perancangan. Tahapantahapan tersebut
adalah sebagai berikut :

1. Merumuskan Tujuan

Tujuan dapat diperoleh dari nilai-nilai yang dipegang oleh klien, persoalan aktual
yang berkembang, atau sesuatu yang dipercaya kebenarannya. Tujuan harus dapat
dipahami dan juga tersirat dari pertanyaan “apa yang ingin dicapai” dan “mengapa hal
tersebut ingin dicapai” terhadap obyek/karya desain tersebut. Tujuan harus bersifat khusus
bukan umum.

6
2. Mengumpulkan Data dan Menganalisis

Fakta yang dibutuhkan antara lain kegiatan pengguna dan kondisi fisik tapak,
bentuk tapak, yang didapatkan melalui penelitian lapangan di rumah sakit orthopaedi.
Sedangkan data yang dibutuhkan antara lain peraturan, iklim dan suhu, yang didapatkan
melalui arsip lembaga yang berkaitan. Kemudian fakta dan data tersebut diubah menjadi
informasi yang dibutuhkan secara grafis atau arsitektural.

3. Menyusun Konsep Programatik

Konsep akan merepresentasikan bagaimana caranya mencapai keinginan klien.


Konsep yang baik terbentuk dari tujuan yang jelas dam memiliki “kebenaran” yang dapat
diukur secara koheren. Hal ini mencakup peruangan, tapak, bahan material bangunan,
struktur bangunan, estetika dasar, dan sistem utilitas bangunan.

4. Merumuskan Kebutuhan

Analisis kebutuhan pada Resort Hotel mencakup serangkaian data atau informasi
yang saling berkaitan, yaitu:

a. Pengguna Setelah menganalisis data yang telah didapatkan maka dapat


diketahui kebutuhan penghuni Resort Hotel mengenai jumlah orang, gender,
usia, dan kegiatan yang dilakukan.

b. Aktivitas Merumuskan aktivitas apa saja yang dilakukan oleh penghuni di


dalam Resort Hotel pada waktu-waktu tertentu.

c. Kebutuhan ruang Dari rumusan penghuni dan aktivitas yang dilakukan dapat
dirumuskan kebutuhan ruang dan jenis-jenis ruang yang dibutuhkan.

d. Tuntutan ruang Menentukan kualitas dan kuantitas ruang agar kebutuhan


ruangan dapat terpenuhi. Kualitas ruang berkaitan dengan kriteria nilai ruangan
sedangkan kuantitas ruangan berkaitan dengan jumlah dan luasan ruang.

e. Desain ruang Merumuskan bentuk dan layout ruangan dengan desain yang
sedemikian rupa sehingga ruangan akan berfungsi dengan baik.

5. Menyatakan Masalah Arsitektural

Permasalahan arsitektur mempertanyakan hal-hal berikut:

a. Kondisi-kondisi apa yang berpengaruh terhadap rancangan/bangunan?

b. Apa arahan umum dari rancangan? Dari dua poin di atas maka bagaimana
desain seharusnya menjadi jelas nantinya.

7
F. Sistematika Pembahasan

Penulisan konsep perencanaan dan perancangan Resort Hotel di Kawasan Pantai Salur
Mororejo Jepara ini menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut :

1. BAB I. PENDAHULUAN

Tahap ini mengungkap tentang pemahaman judul, latar belakang masalah, tujuan
dan sasaran, metoda penyelesaian, dan sistematika pembahasan yang menjadi pedoman
dan dasar dalam perancangan sebuah Resort Hotel tersebut.

2. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Tahap ini berisi kajian teori mengenai Resort Hotel dan beberapa contoh
bangunan preseden Resort Hotel. Bagian ini selanjutnya akan menjadi landasan teori bagi
proses perencanaan dan perancangan secara keseluruhan.

3. BAB III. TINJAUAN KOTA

Tahap ini membahas mengenai Kabupaten Jepara, potensi, batas-batas, peraturan


daerah serta lokasi yang sesuai untuk mendirikan bangunan Resort Hotel di Kabupaten
Jepara.

4. BAB IV. ANALISIS PERENCANAAN

Tahap ini berisi analisis konsep perencanaan yang berisi deskripsi bangunan, visi,
misi, dan tujuan, kemudian spesifikasi kegiatan, berupa kelembagaan dan organisasi dan
kebutuhan ruang.

5. BAB V. ANALISIS PERANCANGAN

Tahap ini berisi analisis desain rancangan yang akan dicapai. Bagian ini juga
berisi program ruang, analisis tapak, dan rancangan bentuk massa bangunan. Dari analisa
tersebut, diambil kesimpulan yang selanjutnya akan digunakan sebagai konsep
perencanaan dan konsep perancangan rumah sakit mata.

8
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Bangunan Umum Yang Akan Dirancang

1. Hotel

a. Pengertian hotel

Sesuai dengan SK Menparpostel Nomor KM 34/HK 103/MPPT87, adalah: suatu


jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk
menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi
umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang
ditetapkan di dalam keputusan pemerintah.

b. Jenis Hotel

Penggolongan klasifikasi hotel (Wishnu HS Al Bataafi, 2006).

1.) Klasifikasi dari segi tujuan tamu menginap:

a.) Business Hotel: hotel yang digunakan oleh para businessmen yang datang untuk
melakukan kegiatan bisnis, dan hotel pun melengkapinya dengan fasilitas yang
menunjang untuk keperluan bisnis.

b.) Resort Hotel: hotel yang digunakan untuk kegiatan rekreasi atau bersantai, dan
hotel pun menyediakan fasilitas pendukungnya.

2.) Klasifikasi dari segi lokasi:

a.) City Hotel: hotel yang berlokasi di tengah kota, dimana tamu yang menginap
dengan tujuan melakukan kegiatan bisnis.

b.) Resort Hotel: hotel yang berlokasi di daerah wisata, dimana tamu yang
menginap dengan tujuan melakukan kegiatan rekreasi.

c.) Suburb Hotel: hotel yang berlokasi di pinggir kota.

d.) Urban Hotel: hotel yang berlokasi jauh dari kota besar.

e.) Airport Hotel: hotel yang berlokasi di dekat atau di kompleks bandar udara.

3.) Jenis hotel menurut lamanya tamu menginap

a.) Transit Hotel: hotel dengan waktu inap tiak lama (harian). Fasilitas yang dapat
mendukung hotel seperti ini adalah layanan pada tamu dalam waktu singkat
seperti laundry, restoran, dan agen perjalanan.

b.) Semi residential Hotel: hotel dengan rata-rata waktu inap tamu cukup lama
(mingguan). Fasilitas hotel seperti ini perlu dilengkapi dengan fasilitas yang
lebih bervariasi, tidak membosankan, dan untuk waktu yang relatif lebih lama,
seperti fasilitas kebugaran (spa, jogging track, tenis, kolam renang,dll), dan
fasilitas rekreasi (restoran, cafe, taman bermain,dll).

10
c.) Residential Hotel: hotel dengan waktu kunjungan tamu yangtergolong lama
(bulanan). Hotel seperti ini mengedepankan rasa nyaman dan keamanan pada
tamu hotel. Fasilitas yang disediakan biasanya fasilitas yang dibutuhkan sehari-
hari seperti supermaket atau perbelanjaan, fasilitas kebugaran, (spa, jogging
track, tenis, kolam renang,dll), fasilitas rekresi (taman bermain, restoran, cafe,
dll). Maka dari itu perletakan hotel yang seperti ini biasanya digabungkan atau
join dengan tempat perbelanjaan atau supermaket agar saling dapat memberikan
keuntungan, layanan dan sebagai daya tarik pengunjung.

4.) Klasifikasi Hotel berdasarkan Bintang

a.) Hotel Bintang 1

 Ruangan kamar tidur hanya berukuran 20 meter persegi.

 Tersedia kamar mandi di dalam ruangan kamar tidur

 Jumlah kamar tidur dengan tipe standart minimal 15 kamar.

b.) Hotel Bintang 2

 Ruangan kamar tidur tipe standar berukuran paling tidak 22 meter persegi,
atau minimum berukuran 44 meter persegi untuk tipe kamar yang lebih
mahal.

 Jumlah kamar tidur dengan tipe standart minimal 20 kamar dan tipe kamar
suite minimal 1 kamar.

 Fasilitas kamar: kamar mandi, televisi, AC, telepon, pengaman pintu,


jendela, ventilasi udara

 Fasilitas hotel: memiliki Loby, sarana olahraga, tempat rekreasi

c.) Hotel bintang 3

 Ruangan kamar tidur tipe standar berukuran paling tidak 24 meter persegi,
atau minimum berukuran 48 meter persegi untuk tipe kamar yang lebih
mahal (Suite).

 Jumlah kamar tidur dengan tipe standart minimal 30 kamar dan tipe kamar
suite minimal 2 kamar.

 Fasilitas kamar: kamar mandi, tersedia toilet, televisi, AC, telepon,


pengaman pintu, jendela, ventilasi udara, WIFI sebagai fasilitas ekstra

 Fasilitas hotel: memiliki Loby yang lebih luas dari Hotel bintang 2, sarana
olahraga, tempat rekreasi, tersedia restaurant untuk sarapan, makan siang,
dan makan malam, memiliki tempat parkir (Valet Parking), Bar

d.) Hotel bintang 4

 Ruangan kamar tidur tipe standar berukuran paling tidak 24 meter persegi, atau
minimum berukuran 48 meter persegi untuk tipe kamar yang lebih mahal
(Suite).

11
 Jumlah kamar tidur dengan tipe standart minimal 50 kamar dan tipe kamar
suite minimal 3 kamar.

 Fasilitas kamar: kamar mandi dengan pilihan air panas dan dingin, tersedia
toilet, televisi, AC, telepon, pengaman pintu, jendela, ventilasi udara, WIFI
sebagai fasilitas ekstra

 Fasilitas hotel: memiliki Loby yang lebih luas dari Hotel bintang 3, sarana
olahraga, tempat rekreasi, tersedia restaurant untuk sarapan, makan siang, dan
makan malam, memiliki tempat parkir (Valet Parking), Bar

e.) Hotel bintang 5

 Ruangan kamar tidur tipe standar berukuran paling tidak 26 meter persegi, atau
minimum berukuran 52 meter persegi untuk tipe kamar yang lebih mahal
(Suite).

 Jumlah kamar tidur dengan tipe standart minimal 100 kamar dan tipe kamar
suite minimal 4 kamar.

 Fasilitas kamar: kamar mandi dengan pilihan air panas dan dingin, tersedia
toilet, televisi, AC, telepon, pengaman pintu, jendela, ventilasi udara, WIFI
sebagai fasilitas ekstra, tempat tidur dan perabot lain memiliki kualitas terbaik

12
 Fasilitas hotel: memiliki Loby yang lebih luas dari Hotel bintang 3, sarana
olahraga, tempat rekreasi, tersedia restaurant untuk sarapan, makan siang, dan
makan malam, memiliki tempat parkir (Valet Parking), Bar, Fitness, sarana
kebugaran serta kolam renang.

2. Resort

a. Pengertian Resort

1.) Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk
kegiatan bersantai dan berolahraga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging,
dan lain sebagainya. Sebuah resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya
dengan obyek wisata, oleh sebab itu sebuah hotel resort berada pada perbukitan,
pegunungan, lembah, palung kecil, dan juga pinggiran pantai. (Nyoman S Pendit,
1999)

2.) Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk seseorang diluar tempat
tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapati kesegaran jiwa dan raga serta
hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kegiatan yang
berkaitan dengan olahraga, kesehatan, konvensi, keagaman serta keperluan usaha
lainnya. (Dirjen Pariwisata 1988:13)

b. Karakteristik Resort

Menurut buku Panduan Perancangan Bangunan Komersial yang disusun Endy


Marlina, disebutkan bahwa resort merupakan hotel yang dibangun di tempat-tempat
wisata. Tujuan pembangunan hotel semacam ini tentunya adalah sebagai fasilitas
akomodasi dari suatu aktivitas wisata. resort memiliki karakteristik yang
membedakannya dengan jenis hotel yang lain, yaitu:

1.) Segmen Pasar

Resort merupakan suatu fasilitas akomodasi yang terletak di daerah wisata.


Sasaran pengunjung resort adalah wisatawan yang bertujuan untuk berlibur,
bersenang-senang, mengisi waktu luang, dan melupakan rutinitas kerja sehari-hari
yang membosankan. Rancangan resort yang baik harus dapat merespons kebutuhan
ini sehingga rancangan sebuah resort perlu dilengkapi dengan berbagai fasilitas
yang memungkinkan konsumen untuk bersenangsenang, refreshing, dan
mendapatkan liburan.

13
2.) Lokasi

Umumnya resort berlokasi di tempat-tempat yang mempunyai potensi wisata


yang baik, misalnya tempat-tempat dengan pemandangan alam yang indah seperti
pantai, pegunungan, tepi sungai, tepi danau, ataupun tempat-tempat khusus yang
tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, serta polusi
udara, meskipun ada juga resort jenis tertentu yang justru memanfaatkan keramaian
kota sebagai daya tariknya.

3.) Fasilitas

Motivasi pengunjung resort untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu


luang menuntut tersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreasi indoor dan
outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area pribadi. Fasilitas rekreasi
indoor merupakan ruang-ruang publik dalam ruangan seperti restoran, lounge,
balkon, dan fasilitas lainnya. Fasilitas rekreasi outdoor merupakan fasilitas rekreasi
luar ruangan, misalnya lapangan tenis, kolam renang, area resort, dan lansekap.
Secara umum fasilitas yang disediakan pada resort terdiri dari 2 kategori utama,
yaitu:

a.) Fasilitas umum, yaitu penyediaan kebutuhan umum seperti akomodasi,


pelayanan, hiburan, relaksasi. Semua tipe resort menyediakan fasilitas ini.

b.) Fasilitas tambahan, yang disediakan pada lokasi khusus dengan memanfaatkan
kekayaan alam yang ada pada tapak dan sekitarnya untuk kegiatan rekreasi yang
lebih spesifik.

4.) Arsitektur dan suasana

Wisatawan yang berkunjung ke resort cenderung mencari akomodasi dengan


arsitektur dan suasana khusus, yang berbeda dengan jenis hotel lain. Arsitektur dan
suasana alami merupakan pilihan mereka.

c. Jenis-Jenis Resort

Resort merupakan suatu bangunan akomodasi yang mempunyai fungsi dan


fasilitas seperti bangunan Hotel pada umumnya, dan mempunyai klasifikasi yang
berdasar pada “Keputusan Menparpostel No. 1410/11/1988 tanggal 25 Februari 1988,
tentang kententuan usaha dan penggolongan hotel.

1.) Penggolongan Resort berdasarkan kelas dan minimal kamar tidur yang harus
tersedia :

a.) Bintang 1, terdiri dari 15 kamar tidur standart dengan luas 20m2 .

b.) Bintang 2, terdiri dari 20 kamar tidur standart dengan luas 22m2 , dan 1 kamar
suite dengan luas 48m2 .

c.) Bintang 3, terdiri 30 kamar tidur standart dengan luas 24m2 , dan 3 kamar suite
dengan luas 48m2 .

d.) Bintang 4, terdiri 50 kamar tidur standart dengan luas 24m2 , dan 3 kamar suite
dengan luas 48m2 .

14
2
e.) Bintang 5, terdiri 100 kamar tidur standart dengan luas 26m , dan 4 kamar
2
suite dengan luas 52m .

2.) Penggolongan Resort Berdasarkan Lokasi Menurut Lawson (1995), berdasarkan


lokasi berdirinya Resort dapat digolongkan menjadi :

a.) Tradisional Resort, merupakan suatu bentuk pengembangan dari fasilitas


wisata dan lingkungan yang sudah ada sebagai upaya meningkatkan citra
wisata disuatu kawasan atau daerah termasuk fasilitas didalamnya berupa
fasilitas olah raga yang menantang dan fasilitas hiburan.

b.) Resort Terpadu, merupakan suatu bentuk resort yang dikembangkan secara
terpadu dan terencana dengan kontrol dalam penzoningan. Contohnya seperti
resort dengan tema-tema khusus seperti marina, resort pantai dan pegunungan.

c.) Desa Wisata, merupkan suatu bentuk Resort yang biasanya terletak di daerah
terpencil dan mempunyai orientasi pelayanan untuk keluarga. Bentuk
bangunan yang muncul biasanya bergaya arsitektur vernakular dengan
menonjolkan bentuk penataan landscape dan fasilitas rekreasi.

3.) Penggolongan Resort Berdasar Pada Tipologi Massa Bangunan Menurut Rutes dan
Penner (1985), berdasar pada bentuk bangunan resort dapat digolongkan menjadi 3
macam, antara lain :

a.) Convention Highrise Building, resort yang umumnya memiliki beberapa lantai,
dengan pola penataan ruang secara vertikal.

b.) Bangunan Menyebar, merupakan resort yang terdiri dari sejumlah unit-unit
bangunan. Pola penataan ruang tersusun secara horizontal.

c.) Kombinasi, merupakan bentukan massa bangunan yang merupakan gabungan


dari dua bentuk diatas, dan mempunyai unit yang sebagian menyebar dan
sebagian lainnya tersusun secara vertikal, sehingga membentuk suatu kombinasi
penataan massa yang menarik.

15
B. Preseden

1. Hainan Blue Bay Westin Resort Hotel

Lokasi : Lingshui, Hainan, China

Architect : Zhang Wei, Jiang Fang


Luas area : 62000 m2

Gambar 2. Kawasan Hainan Blue Westin Resort Hotel, China

Sumber: archdaily.com

Proyek ini terletak di Lingshui County of Hainan. Langit biru dan laut, pasir putih
merupakan pemandangan alam yang ditawarkan pada Resort Hotel ini. Selama beberapa
tahun terakhir, peningkatan hotel bintang lima yang baru dibangun di Hainan telah
meningkatkan persaingan. Dengan demikian, untuk menonjol diantara hotel dengan
karakteristik tersendiri menjadi tugas inti untuk desain ini.

16
Gambar 3. Denah dari Hainan Blue Bay Westin Resort Hotel

Sumber: archdaily.com

Sebagai pengganti gaya arsitektur tradisional Asia Tenggara untuk hotel-hotel di daerah
tropis, para arsitek telah secara kreatif menargetkan gaya unik hotel santai modern yang
juga menawarkan suasana tepi laut. Selama proses perancangan, para arsitek awalnya
mengadopsi kurva sederhana, membuat hampir semua kamar tamu berhadapan langsung
dengan laut dan memanfaatkan air mancur Hainan dengan biak. Berdasarkan hal itu dan
dalam kombinasi lingkungan iklim Hainan local angin laut, para perancang telah
mengangkat kurva lebih jauh dari 8 m dari tanah, membentuk saluran yang dapat dilalui
oleh angin laut.

Gambar 3. Interior dan Eksterior dari Hainan Blue Westin Resort Hotel, China

Sumber: archdaily.com

12
17
Angin laut yang fresh dan nyaman di Hainan bisa menjadi buruk di musim topan. Untuk
menjaga operasi normal di musim-musim tersebut, hampir semua ruang penting di hotel
dilengkapi dengan pintu dan jendela luar yang bisa dibuka dan ditutup.

2. Seamarq Hotel

Arsitek : Richard Meier & Partners

Lokasi : Gangneung, South Korea

Luas area : 39420 m2

Gambar 4. Kawasan Seamarq Hotel, South Korea

Sumber: archdaily.com

Tower Hotel ini berada di puncak dataran tinggi dan terletak sangat dekat dengan laut.
Sebaliknya, Hall dari hotel ini terletak di dataran rendah yang dihubungkan oleh
jembatan. Ruang yang paling luas dimulai dari jalan utama di sepanjang Danau
Gyeongpo, melewati pintu masuk ke plaza dan pintu masuk hotel yang ditandai dengan
adanya vegetasi. Jalan menuju hotel dikelilingi dengan vegetasi alami melalui hutan
pinus yang menawarkan pemandangan sekilas dan pemandangan Teroris Gyeongpo

18
dan Hotel. Kemudian ruang terbuka dan konsep desain lanskap dikembangkan bekerja
sama dengan James Corner Field Operations dan konsultan lanskap lokal.

Gambar 5. Siteplan dan Denah Seamarq Hotel, South Korea

Sumber: archdaily.com

Menurut sang arsitek, Richard Meier dengan hotel ini mereka memiliki cita-cita
menciptakan sesuatu yang baru dan inovatif. Prinsip-prinsip yang membimbing pekerjaan
di kantor mereka berakar pada masalah desain klasik tanpa akhir, seperti Site, dan
penggunaan pencahayaan alami. Tujuan dari Richard Meier adalah untuk memberikan
arsitektur modern asli yang bijaksana dan indah. Ini adalah arsitektur yang berkaitan
dengan individu maupun masyarakat luas.

Tujuan utama dari Hotel Seamarq adalah menciptakan rasa tempat yang kuat dengan
meningkatkan dan mengubah site yang ada secara dramatis. Banyak isyarat untuk desain
berasal dari site, bentang alam, dan topografinya.

19
Gambar 6. Eksterior dan Interior Seamarq Hotel, South Korea

Sumber: archdaily.com

Konsep dari ruang-ruang pada Seamarq hotel ini adalah arsitektur minimalis yang sejuk dan
nyaman, penerangan menjadi hal utama yang sangat diperhatikan untuk menyoroti semua
elemen pada suatu ruang, seperti tangga kayu dan panel langit-langit kayu, untuk membawa
kehangatan pada interior. Alternatif cove dan spot light bergantian menonjolkan sudut
geometris yang digunakan untuk menggambarkan ruang interior dan eksterior.

C. Kesimpulan

Resort Hotel merupakan fasilitas umum yang dapat dijadikan sebuah tempat rekreasi
bagi wisatawan. Dalam merancang Resort Hotel ini perlu memperhatikan beberapa aspek
yaitu site, zonasi, peruangan dan potensi alam. Resort hotel menghadirkan nuansa alami yang
tidak membosankan, dengan adanya ruangan-ruangan terbuka dengan vegetasi alami dapat
menambah kesan pendekatan dengan alam yang baik.

Dari tinjauan diatas, preseden yang dambil keduanya memiliki tempat dipinggir
pantai dengan nuansa alam yang menarik. Keduanya memiliki gaya minimalis dengan
menggunakan sentuhan-sentuhan alam berupa kayu sebagai interiornya. Memperbanyak area
terbuka dan juga bukaan setiap ruangannya agar tetap mendapatkan view terbaik.

20
Perbedaan pada kedua bangunan terletak dari fasad bangunan, pada Hainan Blue Bay
Westin Resort Hotel fasad bangunan ini cenderung berbentuk curve, atau bentuk yang tidak
monoton, dengan menggunakan bukaan bukaan pada setiap sisinya agar angin laut akan tetap dapat
berhembus kedalam dan keluar bangunan. Berbeda dengan Seamarq yang memiliki bentuk
geometris dan bersudut, namun tetap terlihat mewah dan minimalis dengan adanya sentuhan alam.

21
BAB III
TINJAUAN KOTA

A. Tinjauan Kota

1. Kondisi Demografis
Kabupaten Jepara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah
yang beribukota di Jepara. Kabupaten Jepara letaknya berbatasan langsung dengan
Laut Jawa di sebelah utara, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kudus,
sebelah barat berbatasan dengan Laut Jawa dan di sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Demak.

Secara administratif luas Kabupaten Jepara adalah 100.413.189 ha dengan


panjang garis pantai 72 km. Kabupaten Jepara terdiri atas 16 kecamatan, 184 desa, 11
kelurahan, serta 1.015 RW dan 4766 RT. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Keling
yaitu 12.311,588 ha dan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Kalinyamatan yaitu
2.370,001 ha.

Menurut BPS Kabupaten Jepara, pada tahun 2016 jumlah penduduk


Kabupaten Jepara adalah 1.205.800 jiwa dengan rincian penduduk laki-laki sebesar
601.206 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 604.594 jiwa.

Gambar 7. Peta Kabupaten Jepara

Sumber: RTRW Kabupaten Jepara 2010-2030

22
2. Kondisi Sosial-Ekonomi
Kondisi sosial-ekonomi masyarakat dapat dilihat melalui 3 hal yaitu pendidikan,
mata pencaharian dan pendapatan masyarakat.

Lapangan Pekerjaan Laki-laki Perempuan

Pertanian, Kehutanan, Perburuan

50.382 23.783

dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian 3.383 1.079

Industri Pengolahan 155.735 105.662

Listrik, Gas dan Air 1.571 0

Bangunan 52.529 707

Perdagangan besar, Eceran,

39.804 71.417

Rumah Makan dan Hotel

Angkutan, Pergudangan dan

15.393 2.006

Komunikasi

Keuangan, Asuransi Usaha

Persewaan Bangunan , Tanah 4.599 0

dan Jasa Perusahaan

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan

27.778 27.560

Perorangan

Tabel 1. Lapangan Pekerjaan Utama

Sumber: BPS Kabupaten Jepara 2015

Faktor lainnya yang mempengaruhi kondisi sosial-ekonomi adalah tingkat


pendapatan masyarakat yang dapat dilihat melalui pengeluaran per kapita dan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) masyarakat.

23
Produk Domestik Regional Bruto atas

Dasar Harga Berlaku

Lapangan Usaha

(dalam miliar rupiah)

2013 2014 2015

Pertanian, Kehutanan,

2.922,60 3.099,87 3.381,61

Perikanan

Pertambangan dan

310,29 367,83 424,65

Penggalian

Industri Pengolahan 5.958, 01 6.839,24 7.574,05

Pengadaan Listrik dan Gas 17,44 17,85 18,59

Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur 12,78 13,26 13,98

Ulang

Konstruksi 1.159,39 1.326,57 1.471,46

Perdagangan Besar dan

Eceran,

3.192,14 3.394,68 3.691, 32

Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor

Transportasi dan

661 743 815

Pergudangan

24
Penyediaan Akomodasi

Makan 668,30 767,08 870,64

dan Minum

Informasi dan Komunikasi 394,77 462,71 512,51

Tabel 2. PDRB atas Dasar Harga Berlaku

Sumber: BPS Kabupaten Jepara

Data pada Tabel 2. menunjukkan bahwa semua sektor usaha di Kabupaten


Jepara mengalami kenaikan PDRB setiap tahunnya. Perkembangan tertinggi PDRB
dicapai oleh sektor usaha industri pengolahan yaitu dari tahun 2013 hingga 2015
mengalami kenaikan sebesar 1.616,04 miliar rupiah. Sedangkan kenaikan terkecil
dicapai oleh usaha pengadaan listrik dan gas yaitu sebesar 1,15 miliar rupiah.

3. Kondisi Sosio-Kultural

Kondisi soaial budaya di Kabupaten Jepara berhubungan dengan letak


Kabupaten Jepara yang merupakan daerah pesisir. Letak tersebut menyebabkan banyak
penduduk yang bekerja sebagai nelayan, terutama penduduk yang tempat tinggalnya
berdekatan dengan pantai. Dari segi budaya, masyarakat nelayan memiliki tradisi
tersendiri yang berkaitan dengan upacara tradisional. Upacara yang terkenal adalah
upacara sedekah laut atau lomban. Lomban pada awalnya adalah tradisi yang dipelihara
dan dilaksanakan oleh nelayan di Desa Ujungbatu. Namun seiring perkembangannya,
lomban kini telah menjadi tradisi masyarakat

Tradisi kedua yang terkenal adalah kirab yang dilakukan sehari menjelang Hari
Ulang Tahun Kabupaten Jepara. Kirab ini sebagai rasa syukur masyarakat Jepara
terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta untuk memohon keselamatan bagi seluruh
masyarakat. Tradisi ini juga berkaitan dengan penghormatan kepada Pangeran Hadirin
dan Ratu Kalinyamat atas segala jasa yang pernah mereka lakukan. Upacara tradisi Hari
Jadi Kabupaten Jepara ini menampilkan aksi-aksi berupa tarian atau drama yang
menggambarkan keberanian Ratu Portugis.

25
4. Rencana Tata Ruang Wilayah

a. KDB
Koefisien Dasar Bangunan adalah angka presentase perbandingan antara luas
seluruh lantai dasar bangunan dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata bangunan dan lingkungan.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara, Koefisien Dasar
Bangunan adalah maksimal 80% dari total luas lahan.

b. KLB
Koefisien Lantai Bangunan adalah angka presentase perbandingan antara luas
seluruh lantai bangunan dan luas tanah perpetakan/derah perencanaan yang dikuasai
sesuai rencanan tata ruang dan rencanan tata bangunan dan lingkungan. Berdasarkan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara, Koefisien Lantai Bangunan
maksimal 80% dari total luas lahan.

c. GSB
Garis Sempadan Bangunan atau dapat disingkat GSB adalah garis rencana yang
tidak boleh dilampaui oleh denah bangunan ke arah GSJ yang ditetapkan dalam
Rencana Kota. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara, Garis
Sepadan Bangunan adalah minimal 2 meter dari garis batas lahan.

d. KDH
Koefisien Daerah Hijau atau disingkat KDH adalah angka presentase
perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan yang
diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan
lingkungan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara, nilai
Koefisien Lantai Bangunan adalah minimal 10% dari total luas lahan.

26
B. Prospek Bangunan di Perkotaan
1. Wisata
Dengan dibangunya Resort hotel ini tentu sangat menguntungkan karena ada bangunan baru
yang mensupport kebutuhan wisata baik bagi warga / wisatawan di luar Jepara.
2. Perekonomian
Tentu perekonomian akan meningkat baik pendapat daerah . Pendapatan daerah akan
bertambah karena semakin banyak wisatawan baik dalam maupun luar negeri yang datang ke
resort ini.
3. lingkungan bangunan
Dibangunnya bangunan ini tidak akan memberikan kerugian bagi masyarakat sekitar,
dikarenakan bangunan ini nantinya akan menggunakan beberapa teknologi untuk
meminimalisir pengeluaran energy sehingga tidak akan memberikan efek negative bagi
masyarakat yang tinggal di sekitar bangunan.

27
BAB IV
PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

A. Pendekatan Konsep Perencanaan

1. Visi, Misi, dan Tujuan

a. Visi

 Menjadikan resort hotel yang dapat menarik dan diminati banyak wisatawan, turis
dan travelers dari semua kalangan dengan menghadirkan keindahan alam Jepara
dan segala fasilitas yang lengkap.

 Mengembangkan potensi alam yang ada dan sumber daya manusia sehingga dapat
menambah nilai ekonomi pada masyarakat sekitar.

b. Misi
 Memberikan pelayanan resort hotel yang terbaik sehingga membuat pengguna
merasa nyaman.
 Pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengembangan wisata yang akan
berdampak pada pertumbuhan ekonomi di kawasan sekitar.
 Memberikan kontribusi pada pemerintahan kabupaten Jepara dalam hal
pariwisata dengan menghadirkan fasilitas resort hotel yang lengkap.

c. Tujuan
 Mengembangkan potensi pantai sebagai sumber daya alam yang dapat dijadikan
tempat wisata dan dijadikan destinasi yang banyak diminati sehingga dapat
dijadikan tempat pemenuhan berlibur para wisatawan.
 Memberikan kepuasan terhadap pengguna melalui pelayanan dan akomodasi yang
terbaik.
 Mampu merespon segala kebutuhan pengguna dan kebutuhan pelayanan.

2. User dan Kegiatan yang Dilakukan

a. Analisis User
Pelaku kegiatan hotel terbagi menjadi dua yaitu tamu dan pengelola. Pengelola
dapat dibagi menjadi dua yaitu administrasi dan servis dan tamu dapat dibagi
menjadi dua yaitu tamu yang menginap dan tidak menginap.tamu yang menginap
adalah tamu yang menyewa kamar hotel dan tamu yang tidak menginap adalah tamu
yang hanya menggunakan fasilitas hotel.

28
1.) Pengelola
Pengelola adalah orang yang mengordinir segala kegiatan yang berlangsung di
hotel dan bertanggung jawab atas kenyamanan aktifitas bagi pengunjung.
Pengelola dapat dikelompokan lagi menurut kegiatan dan tugas yang dijalani
yaitu:
a.) Pimpinan
Jabatan pimpinan dipegang oleh direktur yang memegang tanggung
jawab utama atas pengelolaan dan keberlangsungan hotel.
b.) Staff front office

Peran dan fungsinya adalah menyewakan kamar pada tamu.Oleh


kerana fungsinya maka letak staff front office berada di bagain yang
paling mudah dilihat orang.Untuk membantu pelaksana fungsi bagian
staff front office tersebut, maka bagian staff front office terbagi
menjadi beberapa sub bagian yang masing-masing sub bagian
memilikifungsi pelayanan yang berbeda. Sub tersebut antara lain:

 Pelayanan pemesanan kamar : melayani pemesanan kamar dari berbagai


sumber dan carapemesanan, mengarsipkan pemesanan kamar, melakuan
pengecekan kamar yang terpakai atau belum

 Pelayanan informasi : bertugas memberikan penjelasan-penjelasan


informasi yangdiperlukan tamu yang menginap maupun tidak menginap

 Pelayan chek in dan out : bagian resepsionis adalah bagian yang


melakukan pendaftaran semua tamu yang datang untuk menginap

 Staff house keeping : bagian housekeeping merupakan salah satu bagian


yangmempunyai peranan dan fungsi yang cukup vital dalam memberi
pelayanan pada tamu, yang menyangkut pelayanankeamanan dan
kebersihan kamar hotel

 Staff food and beverage : bagian yang bertugas melayani makanan dan
minuman pada hotel

 Staff acunting department : bertugas mengatur keuangan hotel baik


pemasukan danpengeluaran

29
 Staff security department : bertugas dan bertanggung jawab dalam keamanan
hotel. Yang dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu kelompok keamanan luar,
kelompok keamanan dalam, dan kelompok keamanan khusus

2.) Tamu

Tamu adalah faktor utama keberlangsungan kegiatan yang terdapat dalam


hotel, Tamu adalah orang-orang yang berkunjung untuk keperluan menginap,
rekreasi dan menikmati fasilitas-fasilitas yang disediakan hotel. Tamu
dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

a.) tamu yang menginap berhak menikmati dan mengakses fasilitas-


fasilitasyang disediakan oleh hotel
b.) tamu yang tidak menginap dapat menikmati fasilitas-fasilitas publikyang
ditawarkan seperti ruang serbagunan untuk rapat, seminar, maupun
kegiatan lainnya.

b. Analisis Kegiatan
Analisis Kegiatan adalah, penjabaran yang terkait dengan analisis fungsi
sebagai sarana akomodasi resort untuk kebutuhan beraktifitas para tamu. Kegiatan
yang digunakan sebagai kajian analisis didapat dari fungsi primer, sekunder, dan
penunjang yang terdapat pada kajian sebelumnya. Analisis Kegiatan bertujuan
untuk mengetahui kegitan apa saja yang nantinya akan ada dalam sebuah akomoasi
resort hotel di pantai Salur.
Analisis Kegiatan berdsarkan penjabaran dari analisis fungsi adalah sebagai berikut,

Klasifikasi Jenis Kegiatan Sifat Kegiatan Perilaku Berkegiatan


Fungsi
Primer Menginap para tamu
Datang ke resort Rutin, Publik Tamu disambut oleh penerima
hotel tamu Resort Hotel, Pelayan
membawa koper dan barang-
barang
Resepsionis/ Rutin, Formal, Menerima tamu kemudian
terima tamu Semi Publik memberikan kunci dan
mempersilahkan mengantar
tamu menuju kamar
Chek inn Rutin, Publik Tamu menuju lobi hotel,
memesan kamar, melakukan
Administrasi, menunggu duduk
di kursi lobi (membaca koran,
membaca majalah, atau
menonton TV), diantar pelayan
menuju kamar

30
Chek out Rutin, Publik Tamu menuju lobi hotel,
melunasi administrasi, duduk
menunggu
penjemputan(membaca koran,
membaca majalah, atau
menonton TV), kemudian
menuju parkir
Beristirahat / Kondisional, Publik Tamu yang akan melakukan
santai chek in, chek out bersantai di
lounge. Duduk minum-minum
mengobrol. Dan menikmati
hiburan lokal
Buang air Kondisional, Privat Duduk dan berdiri
Kamar hotel Rutin, Privat Tamu melakukan kegiatan
resort bersantai dan menikmati
fasilitas yang terdapat pada
kamar dan pelayanan dari resort
hotel
Rekreasi
Prepare Rutin, Privat Pengunjung melakukan kegiatan
buang air kecil/besar, bersuci,
ganti pakaian, merapikan diri
Kegiatan di dalam Rutin, Publik Melakukan kegiatan dalam air
air Laut surfing, diving, snorkling, wind
surfing, water skiing
(dalam pengawasan coast
guard)
Kegiatan di Pantai Rutin, Publik Melakukan keiatan di Pantai
seperti bersantai, melihat
pemandangan, mengobrol,
makan minum, bermain pasir,
ber foto-foto
Prepare Rutin, Publik Melakukan kegiatan buang air
kecil/besar, bersuci, ganti
pakaian, merapikan diri

Kegiatan di dalam Rutin, Publik Melakukan kegiatan seperti


kolam renang berenang, berendam, bersantai
di permukaan kolam

Kegiatan di sekitar Rutin, Publik Melakukan kegiatan seperti


kolam bersantai, menikmati panorama
sekitar kolam, menulis,
membaca mengobrol, makan
minum, foto-foto
Administrasi
Kasir Rutin, Formal, Melayani tamu yang akan
Semi Publik melakukan
administrasi/pembayaran
Pemesanan Rutin, Formal, Melayani tamu yang akan
Semi Publik menyewa kamar atau menyewa
tempat untuk wedding
reception, wedding party via
internet atau telpon,
memasukkan dan menentukan
jadwal pesanan ke jadwal
agenda
Sekertaris Rutin, Formal, Menyusun laporan pembukuan,
Semi Publik mengikuti rapat, setor laporan
pembukuan ke kepala,
mengarsipkan laporan
Buang air Kondisional, Privat Duduk dan berdiri
Sekunder Makan, minum/ konsumsi

31
Sarapan/ makan Rutin, Jam 06.30- Duduk sambil membaca menu,
pagi fast food 09.00 pagi, Publik memesan menu makanan,
menunggu hidangan,
mengobrol, main hp, makanan
datang, menyantap makanan
Makan siang Rutin, Jam 12.00- Duduk sambil membaca menu,
lunch 13.00 siang, Publik memesan menu makanan,
menunggu hidangan,
mengobrol, main hp, makanan
datang, menyantap makanan
Makan malam Rutin, Jam 19.00 Duduk sambil membaca menu,
dinner pagi-21.00 malam, memesan menu makanan,
Publik menunggu hidangan,
mengobrol, main hp, makanan
datang, menyantap makanan
Buang air Kondisional, Privat Duduk dan berdiri
Coffe break Kondisional, Publik Duduk sambil membaca menu,
memesan minuman, menunggu
minuman/ makanan ringan,
mengobrol, bersantai
Buang air Kondisional, Privat Duduk dan berdiri
Meeting Room atau Funcion room
meeting Tidak Rutin, Semi menyiapkan ruangan,
Publik mempersilahkan anggota
pertemuan, kemudian meeting
dimulai
Buang air Kondisional, Privat Duduk dan berdiri
Kegiatan resepsi Tidak Rutin, Publik menyiapkan ruangan,
mempersilahkan tamu
undangan, kemudian resepsi
dimulai
Buang air Kondisional, Privat Duduk dan berdiri
Penunjang Aktifitas Sebelum Sampai ke Plengkung
Datang ke pos Rutin, Publik Menuju ke areal parkir di pos
Pancur Polhut Pancur
Parkir Rutin, Publik Areal parkir di pos Polhut
Pancur memarkir kendaraan
Info wisata Rutin, Publik Menerima brosur wisata
kemudian mengisi daftar tamu
dan mendapat informasi wisata
Plengkung
Memesan Rutin, Publik Memesan kendaraan khusus
kendaraan khusus yang disediakan oleh
penyelenggara Wisata
TNAP(Taman Nasional)
Buang air Kondisional, Privat Duduk dan berdiri
Perjalanan ke Rutin, Publik Perjalanan dari Pos Pancur ke
Plengkung Plengkung 9 km, menikmati
panorama hutan, berhenti
mengamati keunikan ekosistem
flora dan fauna, melakukan
foto-foto, mengobrol, merekam
Pelayanan tamu
House keeping Rutin, Publik Melakukan kegiatan bersih-
bersih, pada kamar hotel resort
apabila sedang tidak ada
tamu/kosong, membersihkan
ruang koridor, lift, Lobby, dan
kamar mandi tamu

32
Laundry and dry Rutin, Publik Fasilitas laundry dapat di
cleaning hubungi melalui pihak bagian
urusan rumah tangga, kemudian
mengambil pakaian kotor dari
kamar tamu, mencuci,
mengeringkan dan strika,
kemudian kembali di antar
kamar tamu
Menyiapkan Rutin, Semi Publik Melakukan aktifitas mengolah
hidangan bagi makanan, mengambil bahan
para tamu dan dasar ke gudang
pekerja resort harian,membersihkan bahan,
hotel mempersiapkan peralatan,
memasak di dapur utama,
menyiapkan makanan ke
ruangan saji, mengantar pesanan
makanan
Tempat Rutin, Privat Melakukan aktifitas bongkar
penyimpanan muat barang, kemudian
logistik mengambil/memindah bahan-
bahan yang diperlukan ke
gudang harian
Buang air Kondisional, Privat Duduk dan berdiri
Ibadah
Musholla Rutin jam-jam Melakukan aktifitas sholat
sholat wajib, Publik berjamaah, melakukan amalan
sunnah

Berhadast Kondisional, Semi Wudlu, buang air(duduk,


Privat berdiri)
Pengelola
Office/ kegiatan Rutin, Semi Publik Melakukan kegiatan sesuai
karyawan staf jabatanya masing-masing, dari
aktifitas kantor
Buang air Kondisional, Privat Duduk dan berdiri
Mekanikal
Mengatur Rutin, Semi Privat Menghidupkan pompa, mengisi
ketersediaan air tandon air, dan mematikan
bersih pada pompa
bangunan resort
Menyiagakan Rutin, Semi Privat Mengidupkan, dan mematikan
sumberlistrik genset
cadangan
Kontroling listrik Rutin, Semi Privat Memantau kelistrikan di ruang
kontroler listrik
Penjaga Keamanan lingkungan resort hotel
Pemantauan Rutin, Semi Publik Melakukan penjagaan
keamanan di dalam wilayah
hotel resort,berjaga di pos, dan
memantau wilayah resort
dengan kamera CCTV
Berpatroli Rutin, Semi Publik Melakukan patrol keliling rutin
pagi dan malam hari
Perbaikan Tidak rutin, mengambil peralatan,
fasilitas resort Publik memperbaiki objek yang
rusak/error
Tabel 1. Analisis Kegiatan

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

33
3. Kebutuhan Ruang
Pada objek perancangan resort di pantai Salur memeiliki persyaratan yang berbeda dalam
tiap-tiap karakteristik ruangnya. Tingkat perbedaanya disesuaikan dari fungsi masing-masing
ruang. Pengkondisian ini bertujuan untuk kesempurnaan suasana yang nantinya digunakan
sebagai acuan perancangan resort. Analisis ini berdasarkan studi banding dan studi literatur
yang didapat sebagai acuan pengadaan ruang dan disesuaikan dengan objek perancangan.

Kelompok Fasilitas Ruang Karakteristik Ruang

Kegiatan Umum Resepsionis sifat publik


Lobby sifat publik
Loung area sifat publik
Costumer service sifat publik
Toilet umum sifat privat
Mini Market sifat publik
Bussiness Center sifat publik
Money Changer sifat publik
ATM sifat publik
Menginap Suite room sifat privat
Deluxe room sifat privat
Ocean suite room sifat privat
Executive room sifat privat
Rekreasi Di Pantai sifat publik
Kamar prepare sifat privat
Kolam Renang sifat publik
Di luar kolam sifat publik
Kamar prepare sifat privat
Sauna and Spa sifat publik
Fitness Center sifat publik
Administrasi Kasir sifat publik
` Pemesanan sifat publik
Sekertaris sifat publik
Toilet umum sifat privat
Makan minum/ Resto food and baverage sifat publik
konsumsi
Toilet umum sifat privat
Caffe sifat publik
Toilet umum sifat privat
Meeting Room atau Meeting room sifat privat
Funcion room
Toilet umum sifat prifat
Kegiatan resepsi sifat publik
Toilet umum sifat prifat
Pos informasi dan Parking area sifat publik
fasilitas layanan
Pos informasi wisata sifat publik
Terminal angkutan khusus sifat publik
Fasilitas Pelayanan House keeping sifat publik
Laundry and dry cleaning sifat publik
Dapur sifat prifat
Gudang sifat prifat
Toilet umum sifat prifat

34
Musholla Ruang sholat sifat publik
Tempat wudlu sifat publik
Toilet sifat prifat
Office/ kantor Direktur utama dan wakil sifat prifat
pengelola direktur
Toilet khusus direktur sifat prifat
Kantor urusan rumah tangga sifat semi prifat
Kantor staf umum sifat semi prifat
Kantor karyawan sifat semi publik
Toilet karyawan dan staf sifat prifat
Mekanikal Ruang pompa sifat prifat
Tandon sifat prifat
Ruang trafo sifat prifat
Ruang genset sifat prifat
Ruang PLN sifat prifat
Fasilitas keamanan Kantor satpam pintu masuk sifat publik
Perawata/ Perbaikan sifat publik
Tabel 2. Kebutuhan Ruang

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

35
4. Besaran dan Persyaratan Ruang

a. Persyaratan Ruang
Dalam perancangan sebuah sarana akomodasi resort, memerlukan kebutuhan yang harus
dipenuhi guna persyaratan sebuah penginapan yang layak dan memenuhi standar huni.
Untuk kebutuhan ruang dan persyaratannya akan dijelaskan pada Tabel di bawah ini:

Jenis ruang Aksesibilitas Pencahayaan Penghawaan Ketenangan View Kebersihan Sanitasi


Kegiatan Umum
resepsionis ++ ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ x
+ Buatan ++ Buatan +++
Ke luar
+++
Lobby hotel +++ ++ Alami ++ Alami +++ Ke dalam +++ x
resort ++ Buatan ++ Buatan +++
Ke luar
++
Lounge area +++ ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam +++ ++
++ Buatan + Buatan +
Ke luar
+
Costumer + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ x
service + Buatan ++ Buatan x
Ke luar
+
Toilet umum + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
++ Buatan + Buatan x
Ke luar
+
Mini Market +++ ++ Alami ++ Alami x Ke dalam +++ +
++ Buatan ++ Buatan +
Ke luar
+
Bussiness +++ ++ Alami ++ Alami x Ke dalam +++ +
Center ++ Buatan ++ Buatan +
Ke luar
+
Money +++ ++ Alami ++ Alami x Ke dalam +++ +
Changer ++ Buatan ++ Buatan +
Ke luar
+
ATM +++ ++ Alami ++ Alami x Ke dalam +++ +
++ Buatan ++ Buatan +
Ke luar
+
Menginap
Suite Room ++ ++ Alami ++ Alami +++ Ke dalam +++ ++
++ Buatan ++ Buatan +
Ke luar
++
Deluxe Room ++ ++ Alami ++ Alami +++ Ke dalam +++ ++
++ Buatan x Buatan +
Ke luar
++
Ocean ++ ++ Alami ++ Alami +++ Ke dalam +++ ++
Sweet Room ++ Buatan ++ Buatan +
Ke luar
++

36
Executive ++ ++ Alami ++ Alami +++ Ke dalam ++ ++
Swwet ++ Buatan + Buatan +
Room Ke luar
++

Rekreasi
Pantai ++ ++ Alami ++ Alami + Ke dalam +++ x
+ Buatan x Buatan +
Ke luar
++
Kamar ganti, + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
dan untuk ++ Buatan x Buatan x
buang air Ke luar
+
Kolam renang ++ ++ Alami ++ Alami + Ke dalam ++ +++
x Buatan x Buatan ++
Ke luar
++
Kamar ganti, + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
dan untuk ++ Buatan x Buatan x
buang air Ke luar
+
Sauna dan ++ ++ Alami ++ Alami +++ Ke dalam ++ ++
Spa ++ Buatan ++Buatan x
Ke luar
++
Fitness + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
Center ++ Buatan ++ Buatan x
Ke luar
++
Administrasi
Sekertaris + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ +
++ Buatan + Buatan x
Ke luar
++
Kasir ++ ++ Alami ++ Alami + Ke dalam ++ +
++ Buatan + Buatan +
Ke luar
+
Bagian + ++ Alami ++ Alami + Ke dalam ++ +
pemesanan ++ Buatan + Buatan x
Ke luar
+
Bagian + ++ Alami ++ Alami + Ke dalam ++ +
pembukuan ++ Buatan + Buatan x
Ke luar
+
Makan minum/ konsumsi
Restoran ++ ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ +
food and ++ Buatan x Buatan +
baverag Ke luar
e ++
Toilet umum + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
++ Buatan + Buatan x
Ke luar
+
Caffe ++ ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ +
++ Buatan x Buatan +
Ke luar
++

37
Toilet umum + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
++ Buatan + Buatan x
Ke luar
+
Meeting Room atau Funcion room
Meetin ++ ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ x
g Room ++ Buatan ++ Buatan x
Ke luar
+
Toilet + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
umum ++ Buatan + Buatan x
Ke luar
+
Funcio ++ ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ x
n room/ ++ Buatan ++ Buatan x
ruang Ke luar
resepsi +
Toilet + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
umum ++ Buatan + Buatan x
Ke luar
+
Pos informasi dan fasilitas layanan
Parking ++ ++ Alami ++ Alami x Ke dalam ++ x
area ++ Buatan x Buatan +
Ke luar
x
Pos informsi ++ ++ Alami ++ Alami x Ke dalam ++ x
wisata ++ Buatan x Buatan +
Ke luar
+
Fasilitas pelayanan
House ++ + Alami + Alami + Ke dalam ++ x
keeping + Buatan + Buatan x
Ke luar
x
Laundry and ++ ++ Alami ++ Alami + Ke dalam ++ +++
dry cleaning ++ Buatan + Buatan x
Ke luar
x
Dapur +++ +++ Alami ++ Alami + Ke dalam ++ +++
++ Buatan +++ Buatan x
Ke luar
+
Gudang +++ + Alami ++ Alami + Ke dalam ++ +
penyimpan- ++ Buatan +++ Buatan x
an makanan/ Ke luar
logistik x
Toilet + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
karyawan ++ Buatan x Buatan x
Ke luar
+
Musholla
Tempat + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
sholat ++ Buatan x Buatan +
Ke luar
+
Tempat + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
wudlu ++ Buatan x Buatan x
Ke luar
+

38
Toilet + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
++ Buatan x Buatan x
Ke luar
+
Office/ kantor pengelola
Direktur + ++ Alami ++ Alami +++ Ke dalam +++ x
utama dan ++ Buatan ++ Buatan +++
wakil Ke luar
direktur ++

Toilet + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++


khusus ++ Buatan + Buatan x
direktur Ke luar
+
Kanto +++ ++ Alami ++ Alami +++ Ke dalam +++ x
r ++ Buatan ++ Buatan +++
urusan Ke luar
rumah ++
tangga
Kantor staf ++ ++ Alami ++ Alami +++ Ke dalam +++ x
umum ++ Buatan ++ Buatan +++
Ke luar
++
Kantor ++ ++ Alami ++ Alami +++ Ke dalam +++ x
karyawan ++ Buatan ++ Buatan +++
Ke luar
++
Kantin ++ ++ Alami ++ Alami + Ke dalam ++ +
karyawan ++ Buatan x Buatan +
Ke luar
+
Ruang ++ + Alami + Alami + Ke dalam ++ x
locker + Buatan + Buatan x
karyawan/ga Ke luar
nti pakaian x
Direktur dan + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ +
wakil ++ Buatan + Buatan x
direktur Ke luar
++
Tiolet ++ ++ Alami + Alami + Ke dalam ++ ++
karyawan + Buatan + Buatan x
Ke luar
x
Mekanikal
Ruang ++ + Alami + Alami + Ke dalam ++ x
pompa + Buatan + Buatan x
Ke luar
x
Tandon ++ x Alami + Alami + Ke dalam ++ x
+ Buatan + Buatan x
Ke luar
x
Ruang trafo ++ ++ Alami ++ Alami + Ke dalam ++ x
++ Buatan + Buatan +
Ke luar
x
Ruang ++ + Alami + Alami + Ke dalam ++ x
genset + Buatan + Buatan x
Ke luar
x

39
Ruang PLN ++ + Alami + Alami + Ke dalam ++ x
+ Buatan + Buatan x
Ke luar
X
Fasilitas keamanan
Pos satpam + ++ Alami ++ Alami + Ke dalam ++ x
+ Buatan x Buatan +
Ke luar
+++
Perawatan + + Alami + Alami + Ke dalam ++ x
dan + Buatan x Buatan x
perbaikan Ke luar
x
Tabel 3. Persyaratan Ruang

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Ket: + cukup diperlukan +++ sangat diperlukan dengan perlakuan kusus

++ sangat diperlukan x tidak perlu

b. Besaran Ruang
Besaran ruang yang dibutuhkan pada perancangan resort hotel di pantai Plengkung
Banyuwangi berdasarkan jenis aktifitas dan kebutuhan ruangnya secara keseluruhan.

Jenis Kebutuhan Ruang Ruang Luas Luas


Aktifitas (m²) total
PARKIR Mobil 80 mobil 1000 1600
Motor 100 motor 220

Bus 10 bus 380


Resepsionis 1 ruang, 20 654,5
KEGIA (kapasitas
TAN 10orang)
UMUM Main Lobby 1 ruang, 250
(kapasitas
100orang)

Lounge Area 1 ruang, 140


(kpasitas
40orang)
Costumer service 14,5

Toilet Umum Toilet wanita 40


6ruang
Toilet pria 6
ruang

Mini Market

40
Bussiness Center
40
Money Changer
40
ATM
40
40
MENGINAP Suite Room 20 ruang 400 2050

Deluxe Room 100 unit 770

Ocean View Room 15 unit 400

Executive Room 8 unit 480

REKREASI Gasebo 80 570


Kamar ganti, dan toilet 6 pria, 6 wanita 40
Kolam renang 1 unit 250
Kamar ganti, dan toilet 6 pria, 6 wanita 40
Sauna dan Spa 1 unit 80
Fitness Center 1 unit 80
ADMINISTR Sekertaris 1 ruang, 6 24
(kapasitas
ASI
2orang)
Kasir 1 ruang, 6
(kapasitas
2orang)
Bagian pemesanan 1 ruang, 6
(kapasitas
2orang)
Bagian pembukuan 1 ruang, 6
(kapasitas
2orang)
KONSUMSI Restoran 1 ruang, 200 355
(kapasitas 120
orang)
Toilet Umum Toilet wanita 6 40
ruang Toilet
pria
6 ruang
Caffe 1 ruang, 95
(kapasitas
60orang)
Toilet Umum Toilet wanita 3 20
ruang Toilet
pria
3 ruang
FUNCTION Rapat/ pertemuan Kecil 2 ruang 40 1065
ROOM Sedang 2 ruang 65
Besar 1 ruang 80
Toilet Umum Toilet wanita 6 40
ruang Toilet
pria
6 ruang
Resepsi / ruang serba guna 1 ruang (kapasitas 800
50)
Toilet Umum Toilet wanita 6 40
ruang Toilet
pria
6 ruang
PELAYANA Laundry and dry cleaning 1 ruang, 18 458
(kapasitas
N
7orang)

41
House keeping 1 ruang, 55
(kapasitas 10
orang)
Dapur utama 1 ruang dapur 250
utama
(kapasitas
6orang koki,
dan 9 pembantu
koki)
Dapur karyawan 1 dapur 25
(kapasitas 1
orang
koki, dan 2
pembantu
koki)
Gudang bususk dan 60
ruang pendingin
Gudang kering/ untuk bahan 50
makanan kering, dan gudang
harian
MUSHOL Tempat ibadah 1 ruang, 20 28
LA (kapasitas
20orang)
Tempat wudlu 1 ruang, 4
(kapasitas
4orang)
Toilet 1 ruang, 4
(kapasi-tas
1orang)
OFFICE Direktur 1 ruang, 10 150
(kapasitas
5orang)
Wakil Direktur 1 ruang, 10
(kapasitas
3orang)
Urusan rumah tangga 1 ruang, 10
(kapasitas 4
orang)
General manager, front office 1 ruang, 40
manager, F&B manager, chief (kapasitas 8
accounting orang)
, personal manager
Kantor pegawai 1 ruang, 30
(kapasitas 10
orang)
Kantor untuk gudang 1 ruang, 10
(kapasitas 4
orang)
Toilet karyawan dan staf -Toilet wanita 5 40
ruang
-Toilet pria 5
ruang
MEKANI Ruang 50 252
K pompa
Tandon 80
Ruang 12
trafo
Ruang 100
genset
Ruang 10
PLN
Fasilitas Pos Satpam 1 ruang, 10 10

42
keaman (kapasitas 2
an orang)
Peng- Perawata n, 1 ruang, 16 106
unjung (kapasitas
tambah- 4 orang)
an Kantin karyawan 1 ruang, 40
(kapasitas 30
orang)
Ruang locker ganti pakaian 1 ruang, 50
(kapasitas 30
orang)
TOTAL LUAS 7.322,5

Tabel 4. Besaran Ruang

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

43
5. Hubungan Antar Ruang
Analisis hubungan antar ruang berfungsi untuk mengetahui kedekatan antar ruang
dalam perancangan resort hotel. analisis ini juga memiliki fungsi sebagai penzoningan ruang
dari tiap-tiap karakteristik rungnya yang disesuaika pada tema rancangan. Berikut ini
penjelasan terkait dengan hubungan kedekatan antar ruang pada zona kawasan yang kemudian
dijelaskan secara terprinci dari tiap zoning area yang terdapat pada rancangan resort.

44
Gambar . Hubungan Ruang Tiap Kelompok Ruang

Sumber: Dokumentasi Pribadi

6. Kebutuhan Luas Lahan dan Bangunan


Berdasarkan analisis besaran ruang, luas bangunan yang diperlukan adalah 7.132,5
m2. Sehingga luas lahan yang diperlukan adalah kurang lebih sekitar 10.000 m2

45
B. Pendekatan Konsep Perancangan

1. Pemilihan Lokasi dan Tapak

Gambar 8. Lokasi Site di Mororejo, Kabupaten Jepara

Sumber: www.google.co.id/maps

Lokasi : Mororejo, Kabupaten Jepara


Luas Area : 12.097 m2
Garis Sempadan Bangunan :5m
Koefisien Dasar Bangunan : 80% yaitu 9.077,6 m2
Koefisien Lauas Bangunan : 2-10 lantai

a. Batas-batas Site
 Utara : Lahan kosong
 Selatan : Lahan kosong
 Barat : Pantai Salor Mororrejo
 Timur : Jalan Coconut

b. Potensi Tapak
 Lokasi berada pada kawasan wisata.
 Berbatasan langsung dengan jalan sehingga memiliki akses yang mudah
dari jalan utama.
 Memiliki pemandangan yang menarik berupa view pantai Salor.
 Mempunyai kontur yang tidak curam sehingga memudahkan dalam
mengolah site.

46
c. Kendala Tapak
Tapak berada di pinggir pantai yang membuat konsentrasi dalam pemilihan
desain, konstruksi, dan utilitas harus dapat direncanakan dengan baik. Serta
pemilihan material agar tidak cepat rusak terkena angina laut dan air laut

2. Analisis Tapak

a. Aksesibilitas

Gambar . Aksesiblitas tapak

Sumber: dokumentasi pribadi

Akses utama berada di timur dan selatan tapak, lebar jalan 8 meter yang dapat
dilalui oleh mobil kendaraan bermotor, dll.

b. Orientasi Bangunan
1.) Orientasi matahari pada tapak

Gambar 5. Orientasi matahari pada tapak

Sumber: dokumentasi pribadi

47
Orientasi terhadap matahari didasarkan pada arah pergerakan matahari dari terbit
hingga terbenam. Arah lintas matahari adalah dari arah timur tapak kemudian bergerak
menuju barat. Intensitas matahari didaerah site cukup dan terkadang akan terasa sedikit
menyengat dikarenakan berada dipinggir pantai, sehingga pencahayaan alami dapat
digunakan secara optimal tetapi dengan tetap menjaga agar panas yang masuk tidak
berlebihan.

2.) Orientasi angin pada tapak

Gambar 6. Orientasi angin pada tapak

Sumber: dokumentasi pribadi

Tapak berada dipinggir pantai mengakibatkan angin dapat berhembus dengan besar
saat siang hari yaitu angin akan bergerak dari lautan ke daratan. Kemudian pada saat
malam hari angina daratan akan bergerak menuju ke lautan, maka suhu didaratan akan
terasa lebih dingin dibandingkan suhu di lautan.

3.) Kebisingan pada tapak

Gambar 7. Kebisingan pada tapak

Sumber: dokumentasi pribadi

48
Tapak berada pada daerah yang cenderung tidak terlalu bising, dikarenakan
sekelilingnya merupakan daerah lahan kosong dan banyak pepohonan atau barrier
sehingga ketenangan dapat dirasakan pada tapak ini. Hanya saja mungkin kebisingan
berasal pada suara ombak pantai dan sedikit kendaraan yang lewat di daerah tapak.

d. Orientasi view pada tapak

Gambar 13. Orientasi view pada tapak

Sumber: dokumentasi pribadi

View yang paling menarik pada tapak adalah laut, pantai salur merupakan salah satu
pantai yang terdapat di Jepara. View yang paling dapat memiliki potensi adalah dari sisi
utara tapak, dikarenakan langsung berhadapakn pada laut.

3. Pemilihan Bentuk Ruang dan Bangunan

a. Alternatif Bentuk
Bagian yang menunjukkan berbagai penataan yang mungkin dapat
dilaksanakan sebgai bentuk-bentuk rencana denah untuk kamar kamar hotel adalah
sebgai berikut:
1.) Bentuk blok ganda
Dapat dikembangkan menurut bentuk L dan U, yang diterapkan pada lahan
yang luas dan membentuk taman ditengahnya. Bentuk ini hanya membutuhkan
dua daerah tangga dan memungkinkan penataan blok yang ekonomis.

49
2.) Bentuk blok T
Memungkinkan dibangun dengan ekonomis walaupun dibutuhkan tiga
daerah tangga.

3.) Bentuk blok berderet tunggal


Dapat juga dikembangkan menjadi bentuk L dan U diatas lahan yang luas
dengan taman ditengah. Bukan pemecahan yang ekonomis, walaupun bentuk ini
banyak dipakai. Bila bentuk ini dikembangakan lebih lanjut, akan dapat
memperjelas bentuk taman yang ada ditengahnya dan dapat digunakan untuk
memberi kesan bentuk atrium.
4.) Bentuk blok bujur sangkar
Dengan menyatukan semua sirkulasi vertical pada core, baik untuk sirkulasi
pelayanan maupun untuk sirkluasi petugas hotel dan sebagainya.Bentuk ini
cukup terpadu dan dapat diterapkan pada lahan yang semput dan dapat
dikembangkan bentuk menara.
5.) Bentuk denah Y
Membutuhkan tiga empat tangga, stukturnya lebih rumit dibandingkan dengan
bentuk blok yang tegas. System struktur ini akan menyulitkan pembentukan
ruang-ruang yang bersifat umum
6.) Bentuk lengkung tiga sudut
Sama dengan bentuk Y walaupun tempat sirkulasi lebih luas.Lengkung yang
ada memungkinkan penambahan luas beberapa kamar tidur
7.) Bentuk melingkar
Perhitungan yang seksama diperlukan untuk memperhitungkan kerumitan
dalam pengaturan kamar saling membelakangi ataupun berhadapan.
8.) Bentuk melingkat dengan blok ditengah
Bentuknya mirip blok bujur sangkar, tetapi lebih membutuhkan perhitungan
seksama bagi ruang-ruang yang saling membelakangi.

50
b. Pemilihan Tampilan
Pemilihan tampilan bangunan Resort Hotel didasarkan pada pertimbangan
tampilan bangunan terkesan modern, kemudahan layout ruang, dan fleksibilitas. Konsep
tampilan bangunan resort hotel agar terkesan lebih modern dan alami, diharapkan dapat
menjadi sebuah bangunan yang dapat dalam proses kreatifitas sehingga bisa memberikan
nuansa baru. Pada tampilan arsitektur di hotel resort ini terdapat beberapa aspek yang telah
dipertimbangkan dalam perancangan yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung di
kawasan resort, suasana yang ada pada lingkungan resort, kondisi pengunjung dan sasaran.

4. Pemilihan Sistem Struktur dan Konstruksi

a. Sub Struktur (pondasi)


Tanah andosol memiliki kelebihan dalam sisi pertanian yaitu bertekstur gembur,
namun jenis tanah ini memiliki kelemahan yang sangat mudah terseret air hujan dan
longsor atau mengalami erosi.

Berdasarkan kondisi site, maka sistem alternative sub struktur yang akan
digunakan adalah :

1.) Footplate
Mampu mendukung bangunan ditanah berkontur, cocok untuk jenis tanah
yang tidak terlalu keras dan berkontur, tidak perlu menggali tanah terlalu dalam.
Pondasi ini lebih efisien dan murah.
2.) Sumuran
Mendukung bangunan ditanah berkontur, dapat digunakan pada berbagai
jenis tanah, dimensi yang besar dan banyak membuang tanah galian.
3.) Footplate
Mampu mendukung bangunan di tanah berkontur, cocok untuk jenis tanah
yang tidak terlalu keras dan berkontur, tidak perlu menggali tanah terlalu dalam.
Pondasi lebih efisien dan murah.

Dari hasil analisa sub struktur, maka pondasi yang digunakan adalah pondasi
footplate sehingga tanah tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan iklim lingkungan
sekitarnya.

b. Super Struktur (Dinding)


Dinding bangunan harus memberikan perlindungan terhadap panas, daya serap panas
dan tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya dan dapat
melindungi bangunan dari sinar matahari, angin, dan hujan. Maka dariitu, penggunaan

51
dinding kayu sebagai secondary skin yang dapat menyimpan panas dan membuat
kehangatan di dalam ruang pada malam hari.

Dinding dapat tersusun dari batako maupun batu bata merah. Berikut merupakan
perbedaan batu bata merah dan batako :

1) Batu Bata Merah


 Lebih kuat
 Ukurannya lebih kecil (umumnya 5 cm x 10 cm x 20 cm)
 Pengerjaan lebih lama
 Sebagai insulasi peredam panas
 Lebih mahal
2) Batako
 Kurang kuat
 Ukurannya lebih besar (umumnya 10 cm x 20 cm x 40 cm)
 Pengerjaan lebih cepat
 Lebih irit
Dari hasil analisis diatas maka digunakan struktur dinding yang terbuat dari batu bata
merah untuk resort.

Selain itu pada dinding penahan gaya berat tinggi, bobot dinding penahan tanah
menyalurkan beban ke pondasinya. Konstruksi dinding penahan tanah gaya berat tinggi
dapat dibaut dari batu kali atau beton, dapat pula dibuat dari beronjong (gabion) berupa
keranjang panjang terbuat dari kawat kasa baja yang diisi batu-bata dengan elemen
prakilang dari beton (elemen sendok beton) atau bekas ban mobil (yang dua-duanya dapat
diisi dengan tanah dan tanaman)

c. Upper Struktur (Atap)


Merupakan struktur bangunan bagian atas yang berfungsi sebagai perisai bangunan
yang melindungi ruang-ruang didalamnya, terutama dari panas matahari, dan curahan air
hujan. Berikut merupakan pemilihan struktur atap yaitu :

Kriteria Alternatif Struktur Atap

Kayu Baja Beton Bertulang

Kesesuaian dengan 3 3 3

iklim

52
Kemudahan dalam 3 3 1

material

Mendukung 3 2 1

estetika bangunan

Efisiensi 3 1 1

Kekuatan untuk 1 2 3

bentangan lebar

Sumber : Widiasti Festia, 2011

Berdasarkan studi di atas maka struktur atap yang terpilih adalah struktur beton
bertulang dan baja ringan. Selain itu penerapan roof garden pada atap bangunan dengan
tanaman rambat sebagai perputaran udara peminimalan emisi, penanggulangan air hujan
yang berlebih tak berserap.

5. Pemilihan Sistem Utilitas

a. Sistem Penyediaan Air Bersih


Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan
biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas
mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Jenis sistem distribusi air
bersih pada bangunan antara lain:

1) Sistem Tangki Atap (Gravitasi)


Pada sistem ini air dari sumber air (PDAM/sumur) ditampung lebih
dahulu di tangki bawah (ground tank), kemudian dipompa ke tangki atas
(elevated water tank). Dari tangki atas ini air dialirkan ke lantai-lantai
dibawahnya dengan sistem gravitasi.

2) Sistem Tangki Tekan


Pada sistem ini, air dari ground tank dipompakan ke dalam suatu bejana
tertutup sehingga udara didalamnya terkompresi. Air dari tangki terkompresi ini
didistribusikan ke seluruh gedung yang dilayani. Pompa bekerja secara otomatis yang
diatur suatu detetor tekanan/pressure switch yang akan membuka/ menutup saklar
motor penggerak pompa. Pompa berhenti bekerja jika tekanan dalam tangki telah
53
mencapai tekanan tertentu yang telah ditetapkan. Sumber air yang digunakan pada
sistem ini biasanya dari PDAM, atau sumur dangkal/dalam.

b. Sistem Pembuangan Air Kotor


Yang termasuk kedalam air kotor ini adalah air limbah, , air buangan dari dapur, air
dari kamar mandi, dan air sebagai sisa proses perusahaan atau industri. Berikut ini
pembagian air kotor berdasarkan sumbernya:

1) Air bekas buangan merupakan air bekas cucian pakaian, peralatan masak, dan lain
sebagainya. Pembuangan air bekas buangan menggunakan pipa PVC baik yang
digunakan untuk pipa vertikal maupun pipa horizontal.
2) Air limbah adalah air bekas buangan yang tercampur kotoran. Air ini tidak boleh
dibuang langsung ke lingkungan, tetapi harus melalui proses di dalam bak
penampungan. Pada bangunan skala besar (banyak penghuni) penampungan air
limbah menggunakan bak pengolahan (sewage treatment). Adapun tempatnya disebut
dengan Sewage Treatment Plant (STP). Limbah terkumpul diolah secara mekanis,
diaduk dan diberi udara agar bakteri pengurai dapat hidup dengan baik. Hasil
pengolahan limbah diberi zat pebersih sehingga air hasil pengolahan limbah dapat
dipompa keluar ke riol kota atau digunakan untuk menyiram tanaman. Sewage
treatment dapat diletakkan di luar atau di dalam bangunan pada bagian lantai
terbawah yang letaknya lebih rendah dari toilet, dan orang harus bisa masuk untuk
maintenance.
3) Air limbah khusus diantaranya adalah air beka cucian kotoran dan alat tertentu seperti
buangan dari dapur, restoran yang banyak mengandung lemak treatmentnya berupa
grease trap (penangkap lemak).
4) Air hujan merupakan air yang turun dari langit menuju ke tanah. Sebaiknya dibuatkan
resapan (hidropori) agar air dengan mudah meresap ke tanah. Air hujan yang jatuh di
atap bangunan tinggi (atap plat/dak) diatur alirannya ke lubang pembuangan yang
kemudian disalurkan ke bawah melalui pipa-pipa yang diletakkan di ruang shaft.

c. Sistem Pemadam Kebakaran


Dalam memadamkan kebakaran ada beberapa media yang digunakan, diantaranya air,
busa, karbon dioksida, gas halon serta pasca halon, dan serbuk kimia kering. Berikut cara
kerja dari kelima media tersebut:

1) Air.
Air merupakan media pemadam api yang paling umum digunakan, karena air
dipandang memiliki berbagai sifat yang baik untuk memadamkan api dan relatif
mudah dan murah didapatkan dalam jumlah yang banyak. Pada kondisi normal air

54
mempunyai panas laten penguapan 2250 kJ/kg. Dengan sifat ini maka air sangat
mudah untuk mendinginkan api (memisahkan panas dari unsur api).

2) Busa (foam)
Busa atau foam terbentuk bila udara atau gas terjebak di dalam media cairan. Busa
mempunyai efek menyelimuti dan mendinginkan api. Sebagai media pemadaman api
busa dibuat dari campuran antara air, udara dan campuran busa.

3) Karbon dioksida
Karbon dioksida dipakai sebagai media memadamkan api karena sifatnya yang dapat
mengganggu proses oksidasi pada bahan yang terbakar. Bila oksigen berkurang
sampai kurang dari 15 % maka proses kebakaran akan berhenti. Karbon dioksida
mempunyai sifat yang tidak konduktif maka bisa dipakai untuk kebakaran jenis C
(listrik bertegangan), namun demikian tidak cocok untuk pemakaian kebakaran yang
sudah meluas atau di tempat terbuka.

4) Gas halon
Halon merupakan keluarga dari senyawa halogenated hydrocarbon yang semua atau
sebagian atom hidrogennya diganti dengan fluorine, chlorine atau bromine. Senyaea
hidrocarbon yang paling sering digunakan adalah metane atau ethane. Material ini
memadamkan api dengan cara menekan terjadinya reaksi rantai kebakaran. Sayang
bahwa halon merusak atmosfer sehingga tidak dipergunakan lagi sebagai media
pemadam kebakaran. Sebagai penggantinya dipakai gas pasca halon.

5) Bubuk kimia kering (dry chemical powder)


Bubuk kering dari zat kimia tertentu dapat memadamkan api. Zat kimia yang
biasanya digunakan untuk ini adalah sodium, potasium atau urea bikarbonat. Namun
dapat juga dipergunakan potassium chloride atau mono-ammonium phospat. Cara
memadamkan api media ini adalah dengan isolasi, pendinginan, dan mengganggu
proses reaksi rantai.

Selain itu dibutuhkan juga alat pemadam api. Alat pemadam api telah berkembang
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara garis besar alat
pemadam api ini dapat dibedakan menjadi alat pemadam api gerak yaitu alat pemadam api
yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan mudah misalnya: alat
pemadam api ringan (APAR), mobil pemadam api dan lain sebagainya. Pemadam api
instalasi tetap misalnya springkle, hydrant dan lain sebagainya.

1.) Alat pemadam api ringan (APAR)

Alat pemadam api ringan (APAR) atau fire extinguisers adalah alat pemadam
api yang mudah dipergunakan oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal

55
terjadinya kebakaran. APAR dapat berupa tabung jinjing, gendong maupun beroda.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa APAR berhasil menanggulangi sekitar
30 % kejadian kebakaran. APAR dapat berisi air, busa, karbondioksida, kimia kering
(dry chemical powder), dan gas halon atau pasca halon. Namun sejak diketemukan
lubang pada lapisan ozon yang diduga disebabkan oleh salah satu unsur gas halon
maka menurut perjanjian Montreal gas halon tidak boleh dipergunakan lagi, dan
mulai 1 Januari 1994 gas halon tidak boleh diproduksi.

2.) Pemercik Otomatis

Pemercik air otomatis (automatic sprinklers) merupakan sarana pemadam


kebakaran instalasi tetap yang paling sering digunakan/dipasang pada gedung-
gedung.

Sistem ini bekerja apabila gelas (quartzoid bulb) pada kepala sprinklers pecah
karena panas. Dengan pecahnya quartzoid bulb ini maka air bertekanan memercik ke
seluruh tempat yang kebakaran dan memadamkan api.

d. Sistem Kelistrikan
Ruang lingkup pekerjaan elektrikal dalam suatu gedung adalah menyangkut
persediaan sarana distribusi listrik tegangan rendah dari panel utama tegangan rendah
(LVMDP (Low Voltage Distribution Paanel) ke panel sub distribusi hingga peralatan atau
accesories.

Dalam gedung yang lebih besar lagi, ruang lingkup elektrikal dari suatu gedung juga
menyangkut pengubahan tegangan menengah PLN (20ribu volt) menjadi tegangan
rendah. Pada gedung ini tegangan listrik didistribusikan dari saluran tegangan menengah
melalui trafo menjadi saluran tegangan rendah 3 fase R,S,T, dimana tegangan antar fase
380 volt, dan 220 pada jalur netral.

e. Sistem Air Conditioning (AC)


Secara umum pengertian dari AC (Air Conditioner) suatu rangkaian mesin yang
memiliki fungsi sebagai pendingin udara yang berada di sekitar mesin pendingin tersebut.

Secara khusus pengertian dari AC (Air Conditioner) adalah suatu mesin yang di
gunakan untuk mendinginkan udara dengan cara mensirkulasikan gas refrigerant berada
di pipa yang di tekan dan di hisap oleh kompresor.

Kenyamanan dalam suatu ruangan diperkantoran atau perumahan merupakan suatu


kebutuhan, terutama di Indonesia yang beriklim tropis (panas). Karena itu, sistem
pendingin udara atau sistem tata udara (sistem AC) telah menjadi suatu kebutuhan di
gedung-gedung, perkantoran, mall/plaza, bandara, dan perumahan. Secara umum sistem

56
tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara baik maupun kelembaban agar udara
terasa lebih nyaman.

f. Transportasi Vertikal
1) Elevator ( Lift )
Elevator sering disebut lift adalah kereta alat angkut untuk mengangkut orang
atau barang dalam suatu gedung tinggi. Lift dapat dipasang pada bangunan –
bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai karena kemampuan orang untuk naik
turun menjalankan tugas atau keperluannya dalam bangunan tersebut hanya mampu
dilakukan sampai 4 lantai

2) Tangga
Tangga merupakan alat tranportasi dalam gedung yang paling konvensional.
Dalam merencanakan tangga terdapat beberapa unsur yang paling penting dan patut
dicermati, yakni kenyamanan, keamanan dan keindahan.

Aman dalam hal ini tangga yang direncanakan dibuat dengan konstruksi yang
kokoh sehingga mampu menampung beban manusia saat menapaki tangga. Disebut
nyaman apabila, tangga mudah dilalui dan tidak membuat orang mudah lelah maupun
bosan saat menapakinya. Tangga selain aman dan nyaman, semestinya dibuat
mendukung tampilan ruang secara keseluruhan, baik itu proposi ukuran maupun
dimensi tangga terhadap sebuah ruang.

Tangga adalah jalur bergerigi (mempuyai trap – trap) yang menghubungkan


satu lantai dengan lantai di atasnya, sehingga berfungsi sebagai jalan untuk naik dan
turun antar lantai tingkat.

g. Sistem Komunikasi
Sistem network atau hubungan telepon dalam suatu gedung / bangunan, yaitu :

1) Hubungan eksternal
Berhubungan dengan nomor diluar yang tidak dalam ruang lingkup lingkunan sistem
PABX sebagai sentral telepon dalam gedung baik panggilan masuk (incoming) atau
panggilan keluar, seperti hubungan lokal, SLJJ, dan SLI.

2) Hubungan internal
Berhubungan masih dalam lingkungan sistem PABX sebagai sentral telepon antar
sambungan cabang/ nomor extension yang satu dengan sambungan cabang/ nomor
extension yang lain.

57
h. Sistem Tata Suara
Tata Suara adalah suatu teknik pengaturan peralatan suara atau bunyi pada suatu
acara pertunjukan, pertemuan, rapat dan lain lain. Tata Suara memainkan peranan penting
dalam suatu pertunjukan langsung dan menjadi satu bagian tak terpisahkan dari Tata
Panggung dan bahkan acara pertunjukan itu sendiri. Tata Suara erat kaitannya dengan
pengaturan penguatan suara agar bisa terdengar kencang tanpa mengabaikan kualitas dari
suara-suara yang dikuatkan. Pengaturan tersebut meliputi pengaturan mikropon-
mikropon,kabel-kabel,prosesor dan efek suara, pengaturan konsul mixer, kabel-kabel, dan
juga Audio Power amplifier dan Speaker-speakernya.

Pekerjaan sistem tata suara atau sound system diantaranya meliputi pemasangan
peralatan sentral sound system yang terdiri dari unit sinyal suara (program source) dan
penguat sinyal suara (audio amplifier), yang ditempatkan pada rak peralatan sentral
sistem tata suara.

58
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

A. KONSEP PERENCANAAN

1. Besaran Ruang

Jenis Kebutuhan Ruang Luas Lua


Aktifitas (m²) s
total
PARKIR Mobil 1000 1600
Motor 220

Bus 380
MENGI Resepsionis 20 2514,5
NAP

Main Lobby 250

Lounge Area 140

Costumer service 14,5

Toilet Umum 40

Suite Room 400

Deluxe Room 770

Ocean View Room 400

Executive Room 480

REKREASI Gasebo 80 570


Kamar ganti, dan untuk buang 40
air
Kolam renang 250
Kamar ganti, dan untuk buang 40
air
Sauna dan Spa 80
Fitness Center 80
ADMINISTR Sekertaris 6 24
Kasir 6
ASI
Bagian pemesanan 6
Bagian pembukuan 6
KONSUMSI Restoran 200 355
Toilet Umum 40
Caffe 95
59
Toilet Umum 20
FUNCTION Rapat/ pertemuan Kecil 40 1065
ROOM Sedang 65
Besar 80
Toilet Umum 40
Resepsi / ruang serba guna 800
Toilet Umum 40
PELAYANA Laundry and dry cleaning 18 458
House keeping 55
N
Dapur utama 250
Dapur karyawan 25
Gudang bususk dan 60
ruang pendingin
Gudang kering/ untuk bahan 50
makanan kering, dan gudang
harian
MUSHOL Tempat ibadah 20 28
LA Tempat wudlu 4
Toilet 4
OFFICE Direktur 10 150
Wakil Direktur 10
Urusan rumah tangga 10
General manager, front office 40
manager, F&B manager, chief
accounting
, personal manager
Kantor pegawai 30
Kantor untuk gudang 10
Toilet karyawan dan staf 40
MEKANI Ruang 50 252
K pompa
Tandon 80
Ruang 12
trafo
Ruang 100
genset
Ruang 10
PLN
Fasilitas Pos Satpam 10 10
keaman
an
Peng- Perawata n, 16 106
unjung Kantin karyawan 40
tambah- Ruang locker ganti pakaian 50
an
7.132,5

60
2. Tapak

a. Peletakan Main Entrance dan Side Entrance


1) Main Entrance
Jalan utama pada tapak ini berada pada timur tapak yaitu jalan Coconut dengan lebar
jalan adalah 8 meter. Jalan coconut ini menajdi jalan utama untuk menuju ke tapak
dikarenakan jalan ini sangat lenggang dan tidak ada permasalahan yang berarti. Main
entrance dapat dibuat lebih mendominasi sebuah gerbang utama yang menunjukan
identitas utama gerbang masuk menuju ke Resort Hotel.

2) Side Entrance
Side entrance terletak di bagian utara dan selatan tapak yang merupakan jalan
kampung. Hal ini membuat pengunjung dengan mudah dapat keluar dari lokasi dan
agar tidak membuat pengunjung bingung maka butuh direncanakan suatu alur
kendaraan dengan baik.

b. View
View yang diutamakan pada tapak ini adalah pemandangan laut dimana laut tersebut
berada di sebelah utara tapak, dengan massa penerima orientasinya mengarah ke utara
agar semua ruangan dapat view yang dapat dilihat dan menarik pengunjung.

c. Matahari
Matahari pada tapak merata dan terkadang akan menyengat pada siang hari sehingga
bangunan akan didesain dengan :

1.) Memaksimalkan bukaan atau pintu pada balkon untuk pencahayaan alami (natural
laighting) pada kamar penginapannya dengan material kaca agar jika ditutup cahaya akan
tetap bisa masuk, sehingga tidak langsung masuk kedalam ruangan.
2.) Penggunaan kisi atau secondary skin pada bukaan sisi barat ataupun timur bangunan.

d. Angin
Tapak berada di pinggiran pantai sehingga angin yang berhembus cukup kencang pada
siang hari dan malam hari sehingga bangunan akan didesain dengan :

1) Memaksimalkan bukaan bangunan untuk memperlancar sirkulasi udara dalam ruang


sehingga menciptakan kenyamanan thermal

61
2) Bukaan berkisi pada bagian barat bangunan untuk menahan radiasi matahari yang
tidak baik.

3) Penghawaan silang (pendinginan pasif/passive cooling) agar sirkulasi udara dapat


menjangkau keseluruhan ruang dalam bangunan
4) Penempatan pohon peneduh pada bagian barat untuk melindungi bukaan dari panas
terik sinar matahari namun tetap membiarkan angin masuk ke dalam bangunan.

e. Kebisingan
Pada tapak tidak terdapat kebisingan yang begitu mengganggum namun untuk tetap menjaga
keamanan pengguna agar tetap merasa nyaman untuk mengingap diperlukan adanya beberapa hal
berikut:

1) Pemberian barier vegetasi di daerah yang berbatasan dengan sumber bising.


2) Menggunakan material bahan bangunan kedap suara.
3) Menggunakan konsep dinding berlapis untuk meredam suara

3. Tampilan Bangunan dan Gubahan Massa

Bentuk dasar bangunan merupakan bentuk polygon dengan menggunakan


secondary skin yang membuat bentuk bangunan terlihat seperti bentuk tabung,
dengan memiliki 2 tower yang berjajar dengan adanya selasar penghubung atau
koridor penghubung antar keduanya, dan terdapat masa penunjang lainnya yang
dapat dijadikan bangunan multi fungsi, restaurant dan juga tempat rekreasinya
berupa kolam renang. Pemilihan bentuk denah kamar menggunakan bentuk blok
berderet tunggal.

62
B. KONSEP PERANCANGAN

1. Struktur

Struktur yang digunakan bangunan resort hotel ini adalah sistem struktur
bangunan tinggi yaitu rigid frame dan core.

a. Upper Structure
Struktur atap yang digunakan pada bangunan Resort Hotel dan Pusat Handicraft
terdiri dari:

1) Struktur Atap Rangka Baja Ringan

Digunakan pada bangunan yang tidak membutuhkan bentang lebar dan fungsi
kompleks.

Digunakan untuk bangunan dengan fungsi yang kompleks, membutuhkan


kekhususan bentuk dan bentang lebar. Bangunan menggunakan beberapa jenis
atap yang dipadukan satu sama lain. Adapun sebagai berikut jenis-jenis atap
yang digunakan beserta penggunaannya:

a.) Atap dak beton: digunakan pada bangunan utama dengan ketinggian 10
lantai agar atap stabil dan tidak terpengaruh angin. Letak site yang berada
di tepi pantai dikhawatirkan akan menimbulkan korosi pada material yang
bersifat logam. Oleh karena itu penggunaan struktur atap dak dirasa paling
tepat untuk penggunaan jangka panjang.

b.) Atap genteng: digunakan untuk bangunan-bangunan penunjang seberti pos


penjagaan, gazebo.

b. Supper Structure

Resort Hotel dan Pusat Handicraft ini akan menggunakan struktur rangka
kolom dan balok. Selain itu, menurut analisa kebisingan pada hotel maka struktur
dinding yang digunakan adalah dinding dilapisi oleh material yang memberikan
perlindungan dari sinar matahari, angina, dan hujan. Maka dari itu dinding
dilengkapi dengan secondary skin yang dapat menyimpan panas dan membuat
kehangatan pada malah hari. Dinding disusun dengan menggunakan struktur yang
terbuat dari batu bata merah. Selain itu dinding juga menggunakan penahan tanah
gaya berat dari batu kali.

63
c. Sub Structure
Struktur bangunan yang akan digunakan adalah struktur pondasi foot plate
karena hotel akan memiliki lantai yang cukup banyak serta dibangun di daerah
penggunungan sehingga tanah tidak muah dipengaruhi oleh keadaan iklim
lingkungan sekitarnya.

2. Utilitas

a. System Air bersih

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Sumber: Dokumentasi Pribadi

64
b. Sistem Air Kotor

Sumber: Dokumentasi Pribadi

c. Pemadam Kebakaran

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Sumber: Dokumentasi Pribadi

65
d. Sistem Kelistrikan

Sumber: Dokumentasi Pribadi

e. Sistem Air Conditioning (AC)

Sumber: Dokumentasi Pribadi

54

f. Sistem Transportasi Vertikal

Sumber: Dokumentasi Pribadi

66
g. Sistem Komunikasi

Sumber: Dokumentasi Pribadi

h. Sistem Tata Suara

Sumber: Dokumentasi Pribadi

67
DAFTAR PUSTAKA

https://dwar4tune.wordpress.com/2012/01/02/hotel-dan-klasifikasinya/

https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.co.id/2017/04/perbedaan-hotel-
bintang-1-2-3-4-5.html

https://mustakhirohblog.wordpress.com/2016/09/02/budaya-makanan-dan-ciri-
khas-daerah-asalku-jepara/

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00028-
ar%20%20bab%202.pdf

http://handycraft77.blogspot.co.id/2016/04/pengertian-handycraft.html

68

Anda mungkin juga menyukai