Contents
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 1
BAB I ...................................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 2
A. Esensi Judul ............................................................................................................................ 2
B. Latar Belakang ........................................................................................................................ 3
C. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 5
D. Tujuan dan Sasaran Perancangan ............................................................................................ 5
E. Metode Penyelesaian .............................................................................................................. 6
F. Sistematika Pembahasan ......................................................................................................... 8
BAB II................................................................................................................................................... 10
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................... 10
A. Bangunan Umum Yang Akan Dirancang ............................................................................. 10
B. Preseden ................................................................................................................................ 16
C. Kesimpulan ........................................................................................................................... 20
BAB III ................................................................................................................................................. 22
TINJAUAN KOTA........................................................................................................................... 22
A. Tinjauan Kota........................................................................................................................ 22
B. Prospek Bangunan di Perkotaan ........................................................................................... 27
BAB IV ................................................................................................................................................. 28
PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ........................................ 28
A. Pendekatan Konsep Perencanaan .......................................................................................... 28
B. Pendekatan Konsep Perancangan.......................................................................................... 46
BAB V .................................................................................................................................................. 59
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN.................................................................... 59
A. KONSEP PERENCANAAN ................................................................................................ 59
B. KONSEP PERANCANGAN ................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Esensi Judul
Pengertian Judul dapat ditelusuri dari masing-masing arti kata yaitu sbb :
Resort Hotel : Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi
pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama
diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka
yang ingin berekreasi (e-journal.uajy.ac.id.)
Kawasan : Kawasan adalah suatu wilayah yang teritorial didasarkan pada pengertian,
batasan dan perwatakan fungsional tertentu. UU No. 24/1992 mendefinisikannya sebagai
ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas
dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional serta memiliki ciri
tertentu/spesifik/khusus. Kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki
Wisata potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam
satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, social, dan budaya, pemberdayaan
sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahan dan keamanan.
(repository.ut.ac.id.)
Pantai Salur : Pantai merupakan batas antara wilayah yang bersifat daratan dengan wilayah
yang bersifat lautan di mana daerah daratan adalah daerah yang terletak diatas dan di bawah
permukaan daratan dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Sedangkan daerah lautan adalah
yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut dimulai dari sisi laut pada garis surut
terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi dibawahnya (Triadmodjo, 1999: 77).
Pantai Salur ini merupakan sebuah pantai yang terletak di desa Mororejo ,
kecamatan Mlonggo, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia.
2
B. Latar Belakang
Kabupaten Jepara teletak di Pantura Timur Jawa Tengah, dimana bagian barat dan
utara dibatasi oleh laut. Jepara memiliki garis pantai sepanjang 82,73 km termasuk
keberadaan Karimunjawa dengan luas wilayah mencapai 1.500km². Selain pantai, wilayah
Kabupaten Jepara juga mencangkup luas lautan seluas 1.845,6 km². Pada lautan tersebut
terdapat daratan kepulauan sejumlah 27 pulau, dengan 5 pulau berpenghuni dan 24 pulau
belum berpenghuni. (www.pn-jepara.go.id)\
Tiga sektor terpenting penyangga ekonomi Kabupaten Jepara adalah sektor industri
pengolahan, pertanian dan perdagangan. Tiga sektor yang kontribusinya dominan pada tahun
2005 sampai dengan 2008 adalah sektor Industri dengan kisaran 27%; sektor Pertanian pada
kisaran 23% dan sektor Perdagangan dengan kisaran 21 %. Jumlah tenaga kerja yang terserap
di tiga sektor tersebut sebesar 78,67% dari angkatan kerja yang ada di Kabupaten Jepara.
Fluktuasi di tiga sektor ini, mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat Jepara (PDRB Jepara,
2009).
Tidak bisa dipungkiri, Jepara memiliki potensi yang sangat tinggi untuk bidang
pariwisata dan tentu dapat menarik minat bagi para wisatawan. Pariwisata merupakan salah
satu sektor potensial yang memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah melalui
pendapatan di sektor usaha perhotelan, rumah makan dan hiburan, transportasi serta
perdagangan jasa dan lainnya. Potensi ini jika ditangani secara maksimal akan mampu
menjadi salah satu andalan yang dapat meningkatkan kontribusi yang sangat besar karena
sektor pariwisata mempunyai sifat multi player effect terhadap sektor lain. Namun sektor
pariwisata ini belum di dimaksimalkan oleh pemerintah, sehingga sektor ini masih tidak
mendapat andil besar dalam roda perekonomian Jepara.
Sejalan dengan pengertian Resort Hotel yaitu, hotel yang terletak dikawasan wisata,
dimana sebagian pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya
terletak cukup jauh dari pusat kota (terletak didaerah pegunungan atau pantai) sekaligus
difungsikan sebagai tempat peristirahatan dan menyediakan fasilitas untuk berlibur dan
rekreasi. (repository.ut.ac.id) .
Tentu daerah pesisir Pantai Salur, Desa Mororejo ini sangat cocok untuk dibangun
sebuah Resort Hotel. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa Desa Mororejo ini memiliki
potensi wisata pantai yang berada di kawasan pesisir pantai Salur yang memiliki fenomena
alam berupa adanya pasir putih yang terhampar luas disepanjang bibir pantai dan laut biru
yang jernih. Kawasan pantai yang juga dikelilingi oleh bukit hijau menambah panorama dan
eksotisme alam sekitar pesisir pantai. Serta pantai ini masih jarang dikunjungi sehingga masih
sepi, tidak seperti pantai lain di Jepara yaitu Pantai Bandengan dan Pantai Kartini.
3
Gambar 1 Kawasan Pantai Salur dengan hamparan
pasir putih dan laut biru
Sumber: Dokumentasi oleh Dany, 2017
Maka, Pembangunan Resort Hotel tentu sangat diperlukan di daerah Pesisir Pantai Salur, Desa
Mororejo ini agar perkembangan sektor wisata di Jepara dapat maksimal. Sehingga nantinya
Pantai salur ini dapat menjadi daerah wisata yang dapat menarik lebih banyak wisatawan lagi
untuk datang berkunjung ke Jepara. Kemudian nantinya dapat memeberikan kontribusi yang
besar bagi perekonomianyang ada di Jepara.
4
C. Rumusan Masalah
1. Pemasalahan
Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan Resort Hotel di Kawasan Pantai Salur
Mororejo Jepara sebagai landasan keputusan desain yang mampu mewadahi kebutuhan
wisata sebagai fasilitas akomodasi yang nyaman berupa tempat penginapan, berekreasi
dan memiliki desain sesuai trend mode terbaru dengan arsitekturalnya dan diperuntukan
untuk wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang hendak berwisata di
Kabupaten Jepara.
2. Persoalan
1. Tujuan Perancangan
Tujuan dari konsep perencanaan dan perancangan bangunan ini adalah untuk mendapatkan
rumusan konsep desain perencanaan dan perancangan bangunan Resort Hotel di Kawasan
Pantai Salur Mororejo Jepara
2. Sasaran Perancangan
5
e. Mendapatkan merumuskan konsep struktur dan utilitas bangunan Resort Hotel di
Kawasan Pantai Salur Mororejo Jepara.
E. Metode Penyelesaian
Metode yang digunakan dalam proses perancangan bangunan Resort Hotel ini adalah
metode analisis-deskriptif. Analisis merupakan suatu aktivitas berfikir untuk menguraikan
suatu permasalahan secara menyeluruh dari data-data yang telah dikumpulkan sehingga dapat
ditarik menjadi sebuah informasi baru (berupa kesimpulan analisis). Deskriptif merupakan
salah satu kaedah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas
dan tepat agar tujuan dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya
sendiri. Metode penelitian analisisdeskriptif adalah sebuah metode penelitian yang dilakukan
dengan cara menguraikan dan menganalisa data dan fakta yang telah dikumpulkan dan
menerangkannya menjadi sebuah paragraf agar dapat dengan mudah dipahami dan dimengerti
orang lain.
1. Merumuskan Tujuan
Tujuan dapat diperoleh dari nilai-nilai yang dipegang oleh klien, persoalan aktual
yang berkembang, atau sesuatu yang dipercaya kebenarannya. Tujuan harus dapat
dipahami dan juga tersirat dari pertanyaan “apa yang ingin dicapai” dan “mengapa hal
tersebut ingin dicapai” terhadap obyek/karya desain tersebut. Tujuan harus bersifat khusus
bukan umum.
6
2. Mengumpulkan Data dan Menganalisis
Fakta yang dibutuhkan antara lain kegiatan pengguna dan kondisi fisik tapak,
bentuk tapak, yang didapatkan melalui penelitian lapangan di rumah sakit orthopaedi.
Sedangkan data yang dibutuhkan antara lain peraturan, iklim dan suhu, yang didapatkan
melalui arsip lembaga yang berkaitan. Kemudian fakta dan data tersebut diubah menjadi
informasi yang dibutuhkan secara grafis atau arsitektural.
4. Merumuskan Kebutuhan
Analisis kebutuhan pada Resort Hotel mencakup serangkaian data atau informasi
yang saling berkaitan, yaitu:
c. Kebutuhan ruang Dari rumusan penghuni dan aktivitas yang dilakukan dapat
dirumuskan kebutuhan ruang dan jenis-jenis ruang yang dibutuhkan.
e. Desain ruang Merumuskan bentuk dan layout ruangan dengan desain yang
sedemikian rupa sehingga ruangan akan berfungsi dengan baik.
b. Apa arahan umum dari rancangan? Dari dua poin di atas maka bagaimana
desain seharusnya menjadi jelas nantinya.
7
F. Sistematika Pembahasan
Penulisan konsep perencanaan dan perancangan Resort Hotel di Kawasan Pantai Salur
Mororejo Jepara ini menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut :
1. BAB I. PENDAHULUAN
Tahap ini mengungkap tentang pemahaman judul, latar belakang masalah, tujuan
dan sasaran, metoda penyelesaian, dan sistematika pembahasan yang menjadi pedoman
dan dasar dalam perancangan sebuah Resort Hotel tersebut.
Tahap ini berisi kajian teori mengenai Resort Hotel dan beberapa contoh
bangunan preseden Resort Hotel. Bagian ini selanjutnya akan menjadi landasan teori bagi
proses perencanaan dan perancangan secara keseluruhan.
Tahap ini berisi analisis konsep perencanaan yang berisi deskripsi bangunan, visi,
misi, dan tujuan, kemudian spesifikasi kegiatan, berupa kelembagaan dan organisasi dan
kebutuhan ruang.
Tahap ini berisi analisis desain rancangan yang akan dicapai. Bagian ini juga
berisi program ruang, analisis tapak, dan rancangan bentuk massa bangunan. Dari analisa
tersebut, diambil kesimpulan yang selanjutnya akan digunakan sebagai konsep
perencanaan dan konsep perancangan rumah sakit mata.
8
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Hotel
a. Pengertian hotel
b. Jenis Hotel
a.) Business Hotel: hotel yang digunakan oleh para businessmen yang datang untuk
melakukan kegiatan bisnis, dan hotel pun melengkapinya dengan fasilitas yang
menunjang untuk keperluan bisnis.
b.) Resort Hotel: hotel yang digunakan untuk kegiatan rekreasi atau bersantai, dan
hotel pun menyediakan fasilitas pendukungnya.
a.) City Hotel: hotel yang berlokasi di tengah kota, dimana tamu yang menginap
dengan tujuan melakukan kegiatan bisnis.
b.) Resort Hotel: hotel yang berlokasi di daerah wisata, dimana tamu yang
menginap dengan tujuan melakukan kegiatan rekreasi.
d.) Urban Hotel: hotel yang berlokasi jauh dari kota besar.
e.) Airport Hotel: hotel yang berlokasi di dekat atau di kompleks bandar udara.
a.) Transit Hotel: hotel dengan waktu inap tiak lama (harian). Fasilitas yang dapat
mendukung hotel seperti ini adalah layanan pada tamu dalam waktu singkat
seperti laundry, restoran, dan agen perjalanan.
b.) Semi residential Hotel: hotel dengan rata-rata waktu inap tamu cukup lama
(mingguan). Fasilitas hotel seperti ini perlu dilengkapi dengan fasilitas yang
lebih bervariasi, tidak membosankan, dan untuk waktu yang relatif lebih lama,
seperti fasilitas kebugaran (spa, jogging track, tenis, kolam renang,dll), dan
fasilitas rekreasi (restoran, cafe, taman bermain,dll).
10
c.) Residential Hotel: hotel dengan waktu kunjungan tamu yangtergolong lama
(bulanan). Hotel seperti ini mengedepankan rasa nyaman dan keamanan pada
tamu hotel. Fasilitas yang disediakan biasanya fasilitas yang dibutuhkan sehari-
hari seperti supermaket atau perbelanjaan, fasilitas kebugaran, (spa, jogging
track, tenis, kolam renang,dll), fasilitas rekresi (taman bermain, restoran, cafe,
dll). Maka dari itu perletakan hotel yang seperti ini biasanya digabungkan atau
join dengan tempat perbelanjaan atau supermaket agar saling dapat memberikan
keuntungan, layanan dan sebagai daya tarik pengunjung.
Ruangan kamar tidur tipe standar berukuran paling tidak 22 meter persegi,
atau minimum berukuran 44 meter persegi untuk tipe kamar yang lebih
mahal.
Jumlah kamar tidur dengan tipe standart minimal 20 kamar dan tipe kamar
suite minimal 1 kamar.
Ruangan kamar tidur tipe standar berukuran paling tidak 24 meter persegi,
atau minimum berukuran 48 meter persegi untuk tipe kamar yang lebih
mahal (Suite).
Jumlah kamar tidur dengan tipe standart minimal 30 kamar dan tipe kamar
suite minimal 2 kamar.
Fasilitas hotel: memiliki Loby yang lebih luas dari Hotel bintang 2, sarana
olahraga, tempat rekreasi, tersedia restaurant untuk sarapan, makan siang,
dan makan malam, memiliki tempat parkir (Valet Parking), Bar
Ruangan kamar tidur tipe standar berukuran paling tidak 24 meter persegi, atau
minimum berukuran 48 meter persegi untuk tipe kamar yang lebih mahal
(Suite).
11
Jumlah kamar tidur dengan tipe standart minimal 50 kamar dan tipe kamar
suite minimal 3 kamar.
Fasilitas kamar: kamar mandi dengan pilihan air panas dan dingin, tersedia
toilet, televisi, AC, telepon, pengaman pintu, jendela, ventilasi udara, WIFI
sebagai fasilitas ekstra
Fasilitas hotel: memiliki Loby yang lebih luas dari Hotel bintang 3, sarana
olahraga, tempat rekreasi, tersedia restaurant untuk sarapan, makan siang, dan
makan malam, memiliki tempat parkir (Valet Parking), Bar
Ruangan kamar tidur tipe standar berukuran paling tidak 26 meter persegi, atau
minimum berukuran 52 meter persegi untuk tipe kamar yang lebih mahal
(Suite).
Jumlah kamar tidur dengan tipe standart minimal 100 kamar dan tipe kamar
suite minimal 4 kamar.
Fasilitas kamar: kamar mandi dengan pilihan air panas dan dingin, tersedia
toilet, televisi, AC, telepon, pengaman pintu, jendela, ventilasi udara, WIFI
sebagai fasilitas ekstra, tempat tidur dan perabot lain memiliki kualitas terbaik
12
Fasilitas hotel: memiliki Loby yang lebih luas dari Hotel bintang 3, sarana
olahraga, tempat rekreasi, tersedia restaurant untuk sarapan, makan siang, dan
makan malam, memiliki tempat parkir (Valet Parking), Bar, Fitness, sarana
kebugaran serta kolam renang.
2. Resort
a. Pengertian Resort
1.) Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk
kegiatan bersantai dan berolahraga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging,
dan lain sebagainya. Sebuah resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya
dengan obyek wisata, oleh sebab itu sebuah hotel resort berada pada perbukitan,
pegunungan, lembah, palung kecil, dan juga pinggiran pantai. (Nyoman S Pendit,
1999)
2.) Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk seseorang diluar tempat
tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapati kesegaran jiwa dan raga serta
hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kegiatan yang
berkaitan dengan olahraga, kesehatan, konvensi, keagaman serta keperluan usaha
lainnya. (Dirjen Pariwisata 1988:13)
b. Karakteristik Resort
13
2.) Lokasi
3.) Fasilitas
b.) Fasilitas tambahan, yang disediakan pada lokasi khusus dengan memanfaatkan
kekayaan alam yang ada pada tapak dan sekitarnya untuk kegiatan rekreasi yang
lebih spesifik.
c. Jenis-Jenis Resort
1.) Penggolongan Resort berdasarkan kelas dan minimal kamar tidur yang harus
tersedia :
a.) Bintang 1, terdiri dari 15 kamar tidur standart dengan luas 20m2 .
b.) Bintang 2, terdiri dari 20 kamar tidur standart dengan luas 22m2 , dan 1 kamar
suite dengan luas 48m2 .
c.) Bintang 3, terdiri 30 kamar tidur standart dengan luas 24m2 , dan 3 kamar suite
dengan luas 48m2 .
d.) Bintang 4, terdiri 50 kamar tidur standart dengan luas 24m2 , dan 3 kamar suite
dengan luas 48m2 .
14
2
e.) Bintang 5, terdiri 100 kamar tidur standart dengan luas 26m , dan 4 kamar
2
suite dengan luas 52m .
b.) Resort Terpadu, merupakan suatu bentuk resort yang dikembangkan secara
terpadu dan terencana dengan kontrol dalam penzoningan. Contohnya seperti
resort dengan tema-tema khusus seperti marina, resort pantai dan pegunungan.
c.) Desa Wisata, merupkan suatu bentuk Resort yang biasanya terletak di daerah
terpencil dan mempunyai orientasi pelayanan untuk keluarga. Bentuk
bangunan yang muncul biasanya bergaya arsitektur vernakular dengan
menonjolkan bentuk penataan landscape dan fasilitas rekreasi.
3.) Penggolongan Resort Berdasar Pada Tipologi Massa Bangunan Menurut Rutes dan
Penner (1985), berdasar pada bentuk bangunan resort dapat digolongkan menjadi 3
macam, antara lain :
a.) Convention Highrise Building, resort yang umumnya memiliki beberapa lantai,
dengan pola penataan ruang secara vertikal.
b.) Bangunan Menyebar, merupakan resort yang terdiri dari sejumlah unit-unit
bangunan. Pola penataan ruang tersusun secara horizontal.
15
B. Preseden
Sumber: archdaily.com
Proyek ini terletak di Lingshui County of Hainan. Langit biru dan laut, pasir putih
merupakan pemandangan alam yang ditawarkan pada Resort Hotel ini. Selama beberapa
tahun terakhir, peningkatan hotel bintang lima yang baru dibangun di Hainan telah
meningkatkan persaingan. Dengan demikian, untuk menonjol diantara hotel dengan
karakteristik tersendiri menjadi tugas inti untuk desain ini.
16
Gambar 3. Denah dari Hainan Blue Bay Westin Resort Hotel
Sumber: archdaily.com
Sebagai pengganti gaya arsitektur tradisional Asia Tenggara untuk hotel-hotel di daerah
tropis, para arsitek telah secara kreatif menargetkan gaya unik hotel santai modern yang
juga menawarkan suasana tepi laut. Selama proses perancangan, para arsitek awalnya
mengadopsi kurva sederhana, membuat hampir semua kamar tamu berhadapan langsung
dengan laut dan memanfaatkan air mancur Hainan dengan biak. Berdasarkan hal itu dan
dalam kombinasi lingkungan iklim Hainan local angin laut, para perancang telah
mengangkat kurva lebih jauh dari 8 m dari tanah, membentuk saluran yang dapat dilalui
oleh angin laut.
Gambar 3. Interior dan Eksterior dari Hainan Blue Westin Resort Hotel, China
Sumber: archdaily.com
12
17
Angin laut yang fresh dan nyaman di Hainan bisa menjadi buruk di musim topan. Untuk
menjaga operasi normal di musim-musim tersebut, hampir semua ruang penting di hotel
dilengkapi dengan pintu dan jendela luar yang bisa dibuka dan ditutup.
2. Seamarq Hotel
Sumber: archdaily.com
Tower Hotel ini berada di puncak dataran tinggi dan terletak sangat dekat dengan laut.
Sebaliknya, Hall dari hotel ini terletak di dataran rendah yang dihubungkan oleh
jembatan. Ruang yang paling luas dimulai dari jalan utama di sepanjang Danau
Gyeongpo, melewati pintu masuk ke plaza dan pintu masuk hotel yang ditandai dengan
adanya vegetasi. Jalan menuju hotel dikelilingi dengan vegetasi alami melalui hutan
pinus yang menawarkan pemandangan sekilas dan pemandangan Teroris Gyeongpo
18
dan Hotel. Kemudian ruang terbuka dan konsep desain lanskap dikembangkan bekerja
sama dengan James Corner Field Operations dan konsultan lanskap lokal.
Sumber: archdaily.com
Menurut sang arsitek, Richard Meier dengan hotel ini mereka memiliki cita-cita
menciptakan sesuatu yang baru dan inovatif. Prinsip-prinsip yang membimbing pekerjaan
di kantor mereka berakar pada masalah desain klasik tanpa akhir, seperti Site, dan
penggunaan pencahayaan alami. Tujuan dari Richard Meier adalah untuk memberikan
arsitektur modern asli yang bijaksana dan indah. Ini adalah arsitektur yang berkaitan
dengan individu maupun masyarakat luas.
Tujuan utama dari Hotel Seamarq adalah menciptakan rasa tempat yang kuat dengan
meningkatkan dan mengubah site yang ada secara dramatis. Banyak isyarat untuk desain
berasal dari site, bentang alam, dan topografinya.
19
Gambar 6. Eksterior dan Interior Seamarq Hotel, South Korea
Sumber: archdaily.com
Konsep dari ruang-ruang pada Seamarq hotel ini adalah arsitektur minimalis yang sejuk dan
nyaman, penerangan menjadi hal utama yang sangat diperhatikan untuk menyoroti semua
elemen pada suatu ruang, seperti tangga kayu dan panel langit-langit kayu, untuk membawa
kehangatan pada interior. Alternatif cove dan spot light bergantian menonjolkan sudut
geometris yang digunakan untuk menggambarkan ruang interior dan eksterior.
C. Kesimpulan
Resort Hotel merupakan fasilitas umum yang dapat dijadikan sebuah tempat rekreasi
bagi wisatawan. Dalam merancang Resort Hotel ini perlu memperhatikan beberapa aspek
yaitu site, zonasi, peruangan dan potensi alam. Resort hotel menghadirkan nuansa alami yang
tidak membosankan, dengan adanya ruangan-ruangan terbuka dengan vegetasi alami dapat
menambah kesan pendekatan dengan alam yang baik.
Dari tinjauan diatas, preseden yang dambil keduanya memiliki tempat dipinggir
pantai dengan nuansa alam yang menarik. Keduanya memiliki gaya minimalis dengan
menggunakan sentuhan-sentuhan alam berupa kayu sebagai interiornya. Memperbanyak area
terbuka dan juga bukaan setiap ruangannya agar tetap mendapatkan view terbaik.
20
Perbedaan pada kedua bangunan terletak dari fasad bangunan, pada Hainan Blue Bay
Westin Resort Hotel fasad bangunan ini cenderung berbentuk curve, atau bentuk yang tidak
monoton, dengan menggunakan bukaan bukaan pada setiap sisinya agar angin laut akan tetap dapat
berhembus kedalam dan keluar bangunan. Berbeda dengan Seamarq yang memiliki bentuk
geometris dan bersudut, namun tetap terlihat mewah dan minimalis dengan adanya sentuhan alam.
21
BAB III
TINJAUAN KOTA
A. Tinjauan Kota
1. Kondisi Demografis
Kabupaten Jepara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah
yang beribukota di Jepara. Kabupaten Jepara letaknya berbatasan langsung dengan
Laut Jawa di sebelah utara, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kudus,
sebelah barat berbatasan dengan Laut Jawa dan di sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Demak.
22
2. Kondisi Sosial-Ekonomi
Kondisi sosial-ekonomi masyarakat dapat dilihat melalui 3 hal yaitu pendidikan,
mata pencaharian dan pendapatan masyarakat.
50.382 23.783
dan Perikanan
39.804 71.417
15.393 2.006
Komunikasi
27.778 27.560
Perorangan
23
Produk Domestik Regional Bruto atas
Lapangan Usaha
Pertanian, Kehutanan,
Perikanan
Pertambangan dan
Penggalian
Ulang
Eceran,
Motor
Transportasi dan
Pergudangan
24
Penyediaan Akomodasi
dan Minum
3. Kondisi Sosio-Kultural
Tradisi kedua yang terkenal adalah kirab yang dilakukan sehari menjelang Hari
Ulang Tahun Kabupaten Jepara. Kirab ini sebagai rasa syukur masyarakat Jepara
terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta untuk memohon keselamatan bagi seluruh
masyarakat. Tradisi ini juga berkaitan dengan penghormatan kepada Pangeran Hadirin
dan Ratu Kalinyamat atas segala jasa yang pernah mereka lakukan. Upacara tradisi Hari
Jadi Kabupaten Jepara ini menampilkan aksi-aksi berupa tarian atau drama yang
menggambarkan keberanian Ratu Portugis.
25
4. Rencana Tata Ruang Wilayah
a. KDB
Koefisien Dasar Bangunan adalah angka presentase perbandingan antara luas
seluruh lantai dasar bangunan dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata bangunan dan lingkungan.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara, Koefisien Dasar
Bangunan adalah maksimal 80% dari total luas lahan.
b. KLB
Koefisien Lantai Bangunan adalah angka presentase perbandingan antara luas
seluruh lantai bangunan dan luas tanah perpetakan/derah perencanaan yang dikuasai
sesuai rencanan tata ruang dan rencanan tata bangunan dan lingkungan. Berdasarkan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara, Koefisien Lantai Bangunan
maksimal 80% dari total luas lahan.
c. GSB
Garis Sempadan Bangunan atau dapat disingkat GSB adalah garis rencana yang
tidak boleh dilampaui oleh denah bangunan ke arah GSJ yang ditetapkan dalam
Rencana Kota. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara, Garis
Sepadan Bangunan adalah minimal 2 meter dari garis batas lahan.
d. KDH
Koefisien Daerah Hijau atau disingkat KDH adalah angka presentase
perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan yang
diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan
lingkungan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara, nilai
Koefisien Lantai Bangunan adalah minimal 10% dari total luas lahan.
26
B. Prospek Bangunan di Perkotaan
1. Wisata
Dengan dibangunya Resort hotel ini tentu sangat menguntungkan karena ada bangunan baru
yang mensupport kebutuhan wisata baik bagi warga / wisatawan di luar Jepara.
2. Perekonomian
Tentu perekonomian akan meningkat baik pendapat daerah . Pendapatan daerah akan
bertambah karena semakin banyak wisatawan baik dalam maupun luar negeri yang datang ke
resort ini.
3. lingkungan bangunan
Dibangunnya bangunan ini tidak akan memberikan kerugian bagi masyarakat sekitar,
dikarenakan bangunan ini nantinya akan menggunakan beberapa teknologi untuk
meminimalisir pengeluaran energy sehingga tidak akan memberikan efek negative bagi
masyarakat yang tinggal di sekitar bangunan.
27
BAB IV
PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
a. Visi
Menjadikan resort hotel yang dapat menarik dan diminati banyak wisatawan, turis
dan travelers dari semua kalangan dengan menghadirkan keindahan alam Jepara
dan segala fasilitas yang lengkap.
Mengembangkan potensi alam yang ada dan sumber daya manusia sehingga dapat
menambah nilai ekonomi pada masyarakat sekitar.
b. Misi
Memberikan pelayanan resort hotel yang terbaik sehingga membuat pengguna
merasa nyaman.
Pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengembangan wisata yang akan
berdampak pada pertumbuhan ekonomi di kawasan sekitar.
Memberikan kontribusi pada pemerintahan kabupaten Jepara dalam hal
pariwisata dengan menghadirkan fasilitas resort hotel yang lengkap.
c. Tujuan
Mengembangkan potensi pantai sebagai sumber daya alam yang dapat dijadikan
tempat wisata dan dijadikan destinasi yang banyak diminati sehingga dapat
dijadikan tempat pemenuhan berlibur para wisatawan.
Memberikan kepuasan terhadap pengguna melalui pelayanan dan akomodasi yang
terbaik.
Mampu merespon segala kebutuhan pengguna dan kebutuhan pelayanan.
a. Analisis User
Pelaku kegiatan hotel terbagi menjadi dua yaitu tamu dan pengelola. Pengelola
dapat dibagi menjadi dua yaitu administrasi dan servis dan tamu dapat dibagi
menjadi dua yaitu tamu yang menginap dan tidak menginap.tamu yang menginap
adalah tamu yang menyewa kamar hotel dan tamu yang tidak menginap adalah tamu
yang hanya menggunakan fasilitas hotel.
28
1.) Pengelola
Pengelola adalah orang yang mengordinir segala kegiatan yang berlangsung di
hotel dan bertanggung jawab atas kenyamanan aktifitas bagi pengunjung.
Pengelola dapat dikelompokan lagi menurut kegiatan dan tugas yang dijalani
yaitu:
a.) Pimpinan
Jabatan pimpinan dipegang oleh direktur yang memegang tanggung
jawab utama atas pengelolaan dan keberlangsungan hotel.
b.) Staff front office
Staff food and beverage : bagian yang bertugas melayani makanan dan
minuman pada hotel
29
Staff security department : bertugas dan bertanggung jawab dalam keamanan
hotel. Yang dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu kelompok keamanan luar,
kelompok keamanan dalam, dan kelompok keamanan khusus
2.) Tamu
b. Analisis Kegiatan
Analisis Kegiatan adalah, penjabaran yang terkait dengan analisis fungsi
sebagai sarana akomodasi resort untuk kebutuhan beraktifitas para tamu. Kegiatan
yang digunakan sebagai kajian analisis didapat dari fungsi primer, sekunder, dan
penunjang yang terdapat pada kajian sebelumnya. Analisis Kegiatan bertujuan
untuk mengetahui kegitan apa saja yang nantinya akan ada dalam sebuah akomoasi
resort hotel di pantai Salur.
Analisis Kegiatan berdsarkan penjabaran dari analisis fungsi adalah sebagai berikut,
30
Chek out Rutin, Publik Tamu menuju lobi hotel,
melunasi administrasi, duduk
menunggu
penjemputan(membaca koran,
membaca majalah, atau
menonton TV), kemudian
menuju parkir
Beristirahat / Kondisional, Publik Tamu yang akan melakukan
santai chek in, chek out bersantai di
lounge. Duduk minum-minum
mengobrol. Dan menikmati
hiburan lokal
Buang air Kondisional, Privat Duduk dan berdiri
Kamar hotel Rutin, Privat Tamu melakukan kegiatan
resort bersantai dan menikmati
fasilitas yang terdapat pada
kamar dan pelayanan dari resort
hotel
Rekreasi
Prepare Rutin, Privat Pengunjung melakukan kegiatan
buang air kecil/besar, bersuci,
ganti pakaian, merapikan diri
Kegiatan di dalam Rutin, Publik Melakukan kegiatan dalam air
air Laut surfing, diving, snorkling, wind
surfing, water skiing
(dalam pengawasan coast
guard)
Kegiatan di Pantai Rutin, Publik Melakukan keiatan di Pantai
seperti bersantai, melihat
pemandangan, mengobrol,
makan minum, bermain pasir,
ber foto-foto
Prepare Rutin, Publik Melakukan kegiatan buang air
kecil/besar, bersuci, ganti
pakaian, merapikan diri
31
Sarapan/ makan Rutin, Jam 06.30- Duduk sambil membaca menu,
pagi fast food 09.00 pagi, Publik memesan menu makanan,
menunggu hidangan,
mengobrol, main hp, makanan
datang, menyantap makanan
Makan siang Rutin, Jam 12.00- Duduk sambil membaca menu,
lunch 13.00 siang, Publik memesan menu makanan,
menunggu hidangan,
mengobrol, main hp, makanan
datang, menyantap makanan
Makan malam Rutin, Jam 19.00 Duduk sambil membaca menu,
dinner pagi-21.00 malam, memesan menu makanan,
Publik menunggu hidangan,
mengobrol, main hp, makanan
datang, menyantap makanan
Buang air Kondisional, Privat Duduk dan berdiri
Coffe break Kondisional, Publik Duduk sambil membaca menu,
memesan minuman, menunggu
minuman/ makanan ringan,
mengobrol, bersantai
Buang air Kondisional, Privat Duduk dan berdiri
Meeting Room atau Funcion room
meeting Tidak Rutin, Semi menyiapkan ruangan,
Publik mempersilahkan anggota
pertemuan, kemudian meeting
dimulai
Buang air Kondisional, Privat Duduk dan berdiri
Kegiatan resepsi Tidak Rutin, Publik menyiapkan ruangan,
mempersilahkan tamu
undangan, kemudian resepsi
dimulai
Buang air Kondisional, Privat Duduk dan berdiri
Penunjang Aktifitas Sebelum Sampai ke Plengkung
Datang ke pos Rutin, Publik Menuju ke areal parkir di pos
Pancur Polhut Pancur
Parkir Rutin, Publik Areal parkir di pos Polhut
Pancur memarkir kendaraan
Info wisata Rutin, Publik Menerima brosur wisata
kemudian mengisi daftar tamu
dan mendapat informasi wisata
Plengkung
Memesan Rutin, Publik Memesan kendaraan khusus
kendaraan khusus yang disediakan oleh
penyelenggara Wisata
TNAP(Taman Nasional)
Buang air Kondisional, Privat Duduk dan berdiri
Perjalanan ke Rutin, Publik Perjalanan dari Pos Pancur ke
Plengkung Plengkung 9 km, menikmati
panorama hutan, berhenti
mengamati keunikan ekosistem
flora dan fauna, melakukan
foto-foto, mengobrol, merekam
Pelayanan tamu
House keeping Rutin, Publik Melakukan kegiatan bersih-
bersih, pada kamar hotel resort
apabila sedang tidak ada
tamu/kosong, membersihkan
ruang koridor, lift, Lobby, dan
kamar mandi tamu
32
Laundry and dry Rutin, Publik Fasilitas laundry dapat di
cleaning hubungi melalui pihak bagian
urusan rumah tangga, kemudian
mengambil pakaian kotor dari
kamar tamu, mencuci,
mengeringkan dan strika,
kemudian kembali di antar
kamar tamu
Menyiapkan Rutin, Semi Publik Melakukan aktifitas mengolah
hidangan bagi makanan, mengambil bahan
para tamu dan dasar ke gudang
pekerja resort harian,membersihkan bahan,
hotel mempersiapkan peralatan,
memasak di dapur utama,
menyiapkan makanan ke
ruangan saji, mengantar pesanan
makanan
Tempat Rutin, Privat Melakukan aktifitas bongkar
penyimpanan muat barang, kemudian
logistik mengambil/memindah bahan-
bahan yang diperlukan ke
gudang harian
Buang air Kondisional, Privat Duduk dan berdiri
Ibadah
Musholla Rutin jam-jam Melakukan aktifitas sholat
sholat wajib, Publik berjamaah, melakukan amalan
sunnah
33
3. Kebutuhan Ruang
Pada objek perancangan resort di pantai Salur memeiliki persyaratan yang berbeda dalam
tiap-tiap karakteristik ruangnya. Tingkat perbedaanya disesuaikan dari fungsi masing-masing
ruang. Pengkondisian ini bertujuan untuk kesempurnaan suasana yang nantinya digunakan
sebagai acuan perancangan resort. Analisis ini berdasarkan studi banding dan studi literatur
yang didapat sebagai acuan pengadaan ruang dan disesuaikan dengan objek perancangan.
34
Musholla Ruang sholat sifat publik
Tempat wudlu sifat publik
Toilet sifat prifat
Office/ kantor Direktur utama dan wakil sifat prifat
pengelola direktur
Toilet khusus direktur sifat prifat
Kantor urusan rumah tangga sifat semi prifat
Kantor staf umum sifat semi prifat
Kantor karyawan sifat semi publik
Toilet karyawan dan staf sifat prifat
Mekanikal Ruang pompa sifat prifat
Tandon sifat prifat
Ruang trafo sifat prifat
Ruang genset sifat prifat
Ruang PLN sifat prifat
Fasilitas keamanan Kantor satpam pintu masuk sifat publik
Perawata/ Perbaikan sifat publik
Tabel 2. Kebutuhan Ruang
35
4. Besaran dan Persyaratan Ruang
a. Persyaratan Ruang
Dalam perancangan sebuah sarana akomodasi resort, memerlukan kebutuhan yang harus
dipenuhi guna persyaratan sebuah penginapan yang layak dan memenuhi standar huni.
Untuk kebutuhan ruang dan persyaratannya akan dijelaskan pada Tabel di bawah ini:
36
Executive ++ ++ Alami ++ Alami +++ Ke dalam ++ ++
Swwet ++ Buatan + Buatan +
Room Ke luar
++
Rekreasi
Pantai ++ ++ Alami ++ Alami + Ke dalam +++ x
+ Buatan x Buatan +
Ke luar
++
Kamar ganti, + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
dan untuk ++ Buatan x Buatan x
buang air Ke luar
+
Kolam renang ++ ++ Alami ++ Alami + Ke dalam ++ +++
x Buatan x Buatan ++
Ke luar
++
Kamar ganti, + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
dan untuk ++ Buatan x Buatan x
buang air Ke luar
+
Sauna dan ++ ++ Alami ++ Alami +++ Ke dalam ++ ++
Spa ++ Buatan ++Buatan x
Ke luar
++
Fitness + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
Center ++ Buatan ++ Buatan x
Ke luar
++
Administrasi
Sekertaris + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ +
++ Buatan + Buatan x
Ke luar
++
Kasir ++ ++ Alami ++ Alami + Ke dalam ++ +
++ Buatan + Buatan +
Ke luar
+
Bagian + ++ Alami ++ Alami + Ke dalam ++ +
pemesanan ++ Buatan + Buatan x
Ke luar
+
Bagian + ++ Alami ++ Alami + Ke dalam ++ +
pembukuan ++ Buatan + Buatan x
Ke luar
+
Makan minum/ konsumsi
Restoran ++ ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ +
food and ++ Buatan x Buatan +
baverag Ke luar
e ++
Toilet umum + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
++ Buatan + Buatan x
Ke luar
+
Caffe ++ ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ +
++ Buatan x Buatan +
Ke luar
++
37
Toilet umum + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
++ Buatan + Buatan x
Ke luar
+
Meeting Room atau Funcion room
Meetin ++ ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ x
g Room ++ Buatan ++ Buatan x
Ke luar
+
Toilet + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
umum ++ Buatan + Buatan x
Ke luar
+
Funcio ++ ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ x
n room/ ++ Buatan ++ Buatan x
ruang Ke luar
resepsi +
Toilet + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
umum ++ Buatan + Buatan x
Ke luar
+
Pos informasi dan fasilitas layanan
Parking ++ ++ Alami ++ Alami x Ke dalam ++ x
area ++ Buatan x Buatan +
Ke luar
x
Pos informsi ++ ++ Alami ++ Alami x Ke dalam ++ x
wisata ++ Buatan x Buatan +
Ke luar
+
Fasilitas pelayanan
House ++ + Alami + Alami + Ke dalam ++ x
keeping + Buatan + Buatan x
Ke luar
x
Laundry and ++ ++ Alami ++ Alami + Ke dalam ++ +++
dry cleaning ++ Buatan + Buatan x
Ke luar
x
Dapur +++ +++ Alami ++ Alami + Ke dalam ++ +++
++ Buatan +++ Buatan x
Ke luar
+
Gudang +++ + Alami ++ Alami + Ke dalam ++ +
penyimpan- ++ Buatan +++ Buatan x
an makanan/ Ke luar
logistik x
Toilet + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
karyawan ++ Buatan x Buatan x
Ke luar
+
Musholla
Tempat + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
sholat ++ Buatan x Buatan +
Ke luar
+
Tempat + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
wudlu ++ Buatan x Buatan x
Ke luar
+
38
Toilet + ++ Alami ++ Alami ++ Ke dalam ++ ++
++ Buatan x Buatan x
Ke luar
+
Office/ kantor pengelola
Direktur + ++ Alami ++ Alami +++ Ke dalam +++ x
utama dan ++ Buatan ++ Buatan +++
wakil Ke luar
direktur ++
39
Ruang PLN ++ + Alami + Alami + Ke dalam ++ x
+ Buatan + Buatan x
Ke luar
X
Fasilitas keamanan
Pos satpam + ++ Alami ++ Alami + Ke dalam ++ x
+ Buatan x Buatan +
Ke luar
+++
Perawatan + + Alami + Alami + Ke dalam ++ x
dan + Buatan x Buatan x
perbaikan Ke luar
x
Tabel 3. Persyaratan Ruang
b. Besaran Ruang
Besaran ruang yang dibutuhkan pada perancangan resort hotel di pantai Plengkung
Banyuwangi berdasarkan jenis aktifitas dan kebutuhan ruangnya secara keseluruhan.
Mini Market
40
Bussiness Center
40
Money Changer
40
ATM
40
40
MENGINAP Suite Room 20 ruang 400 2050
41
House keeping 1 ruang, 55
(kapasitas 10
orang)
Dapur utama 1 ruang dapur 250
utama
(kapasitas
6orang koki,
dan 9 pembantu
koki)
Dapur karyawan 1 dapur 25
(kapasitas 1
orang
koki, dan 2
pembantu
koki)
Gudang bususk dan 60
ruang pendingin
Gudang kering/ untuk bahan 50
makanan kering, dan gudang
harian
MUSHOL Tempat ibadah 1 ruang, 20 28
LA (kapasitas
20orang)
Tempat wudlu 1 ruang, 4
(kapasitas
4orang)
Toilet 1 ruang, 4
(kapasi-tas
1orang)
OFFICE Direktur 1 ruang, 10 150
(kapasitas
5orang)
Wakil Direktur 1 ruang, 10
(kapasitas
3orang)
Urusan rumah tangga 1 ruang, 10
(kapasitas 4
orang)
General manager, front office 1 ruang, 40
manager, F&B manager, chief (kapasitas 8
accounting orang)
, personal manager
Kantor pegawai 1 ruang, 30
(kapasitas 10
orang)
Kantor untuk gudang 1 ruang, 10
(kapasitas 4
orang)
Toilet karyawan dan staf -Toilet wanita 5 40
ruang
-Toilet pria 5
ruang
MEKANI Ruang 50 252
K pompa
Tandon 80
Ruang 12
trafo
Ruang 100
genset
Ruang 10
PLN
Fasilitas Pos Satpam 1 ruang, 10 10
42
keaman (kapasitas 2
an orang)
Peng- Perawata n, 1 ruang, 16 106
unjung (kapasitas
tambah- 4 orang)
an Kantin karyawan 1 ruang, 40
(kapasitas 30
orang)
Ruang locker ganti pakaian 1 ruang, 50
(kapasitas 30
orang)
TOTAL LUAS 7.322,5
43
5. Hubungan Antar Ruang
Analisis hubungan antar ruang berfungsi untuk mengetahui kedekatan antar ruang
dalam perancangan resort hotel. analisis ini juga memiliki fungsi sebagai penzoningan ruang
dari tiap-tiap karakteristik rungnya yang disesuaika pada tema rancangan. Berikut ini
penjelasan terkait dengan hubungan kedekatan antar ruang pada zona kawasan yang kemudian
dijelaskan secara terprinci dari tiap zoning area yang terdapat pada rancangan resort.
44
Gambar . Hubungan Ruang Tiap Kelompok Ruang
45
B. Pendekatan Konsep Perancangan
Sumber: www.google.co.id/maps
a. Batas-batas Site
Utara : Lahan kosong
Selatan : Lahan kosong
Barat : Pantai Salor Mororrejo
Timur : Jalan Coconut
b. Potensi Tapak
Lokasi berada pada kawasan wisata.
Berbatasan langsung dengan jalan sehingga memiliki akses yang mudah
dari jalan utama.
Memiliki pemandangan yang menarik berupa view pantai Salor.
Mempunyai kontur yang tidak curam sehingga memudahkan dalam
mengolah site.
46
c. Kendala Tapak
Tapak berada di pinggir pantai yang membuat konsentrasi dalam pemilihan
desain, konstruksi, dan utilitas harus dapat direncanakan dengan baik. Serta
pemilihan material agar tidak cepat rusak terkena angina laut dan air laut
2. Analisis Tapak
a. Aksesibilitas
Akses utama berada di timur dan selatan tapak, lebar jalan 8 meter yang dapat
dilalui oleh mobil kendaraan bermotor, dll.
b. Orientasi Bangunan
1.) Orientasi matahari pada tapak
47
Orientasi terhadap matahari didasarkan pada arah pergerakan matahari dari terbit
hingga terbenam. Arah lintas matahari adalah dari arah timur tapak kemudian bergerak
menuju barat. Intensitas matahari didaerah site cukup dan terkadang akan terasa sedikit
menyengat dikarenakan berada dipinggir pantai, sehingga pencahayaan alami dapat
digunakan secara optimal tetapi dengan tetap menjaga agar panas yang masuk tidak
berlebihan.
Tapak berada dipinggir pantai mengakibatkan angin dapat berhembus dengan besar
saat siang hari yaitu angin akan bergerak dari lautan ke daratan. Kemudian pada saat
malam hari angina daratan akan bergerak menuju ke lautan, maka suhu didaratan akan
terasa lebih dingin dibandingkan suhu di lautan.
48
Tapak berada pada daerah yang cenderung tidak terlalu bising, dikarenakan
sekelilingnya merupakan daerah lahan kosong dan banyak pepohonan atau barrier
sehingga ketenangan dapat dirasakan pada tapak ini. Hanya saja mungkin kebisingan
berasal pada suara ombak pantai dan sedikit kendaraan yang lewat di daerah tapak.
View yang paling menarik pada tapak adalah laut, pantai salur merupakan salah satu
pantai yang terdapat di Jepara. View yang paling dapat memiliki potensi adalah dari sisi
utara tapak, dikarenakan langsung berhadapakn pada laut.
a. Alternatif Bentuk
Bagian yang menunjukkan berbagai penataan yang mungkin dapat
dilaksanakan sebgai bentuk-bentuk rencana denah untuk kamar kamar hotel adalah
sebgai berikut:
1.) Bentuk blok ganda
Dapat dikembangkan menurut bentuk L dan U, yang diterapkan pada lahan
yang luas dan membentuk taman ditengahnya. Bentuk ini hanya membutuhkan
dua daerah tangga dan memungkinkan penataan blok yang ekonomis.
49
2.) Bentuk blok T
Memungkinkan dibangun dengan ekonomis walaupun dibutuhkan tiga
daerah tangga.
50
b. Pemilihan Tampilan
Pemilihan tampilan bangunan Resort Hotel didasarkan pada pertimbangan
tampilan bangunan terkesan modern, kemudahan layout ruang, dan fleksibilitas. Konsep
tampilan bangunan resort hotel agar terkesan lebih modern dan alami, diharapkan dapat
menjadi sebuah bangunan yang dapat dalam proses kreatifitas sehingga bisa memberikan
nuansa baru. Pada tampilan arsitektur di hotel resort ini terdapat beberapa aspek yang telah
dipertimbangkan dalam perancangan yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung di
kawasan resort, suasana yang ada pada lingkungan resort, kondisi pengunjung dan sasaran.
Berdasarkan kondisi site, maka sistem alternative sub struktur yang akan
digunakan adalah :
1.) Footplate
Mampu mendukung bangunan ditanah berkontur, cocok untuk jenis tanah
yang tidak terlalu keras dan berkontur, tidak perlu menggali tanah terlalu dalam.
Pondasi ini lebih efisien dan murah.
2.) Sumuran
Mendukung bangunan ditanah berkontur, dapat digunakan pada berbagai
jenis tanah, dimensi yang besar dan banyak membuang tanah galian.
3.) Footplate
Mampu mendukung bangunan di tanah berkontur, cocok untuk jenis tanah
yang tidak terlalu keras dan berkontur, tidak perlu menggali tanah terlalu dalam.
Pondasi lebih efisien dan murah.
Dari hasil analisa sub struktur, maka pondasi yang digunakan adalah pondasi
footplate sehingga tanah tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan iklim lingkungan
sekitarnya.
51
dinding kayu sebagai secondary skin yang dapat menyimpan panas dan membuat
kehangatan di dalam ruang pada malam hari.
Dinding dapat tersusun dari batako maupun batu bata merah. Berikut merupakan
perbedaan batu bata merah dan batako :
Selain itu pada dinding penahan gaya berat tinggi, bobot dinding penahan tanah
menyalurkan beban ke pondasinya. Konstruksi dinding penahan tanah gaya berat tinggi
dapat dibaut dari batu kali atau beton, dapat pula dibuat dari beronjong (gabion) berupa
keranjang panjang terbuat dari kawat kasa baja yang diisi batu-bata dengan elemen
prakilang dari beton (elemen sendok beton) atau bekas ban mobil (yang dua-duanya dapat
diisi dengan tanah dan tanaman)
Kesesuaian dengan 3 3 3
iklim
52
Kemudahan dalam 3 3 1
material
Mendukung 3 2 1
estetika bangunan
Efisiensi 3 1 1
Kekuatan untuk 1 2 3
bentangan lebar
Berdasarkan studi di atas maka struktur atap yang terpilih adalah struktur beton
bertulang dan baja ringan. Selain itu penerapan roof garden pada atap bangunan dengan
tanaman rambat sebagai perputaran udara peminimalan emisi, penanggulangan air hujan
yang berlebih tak berserap.
1) Air bekas buangan merupakan air bekas cucian pakaian, peralatan masak, dan lain
sebagainya. Pembuangan air bekas buangan menggunakan pipa PVC baik yang
digunakan untuk pipa vertikal maupun pipa horizontal.
2) Air limbah adalah air bekas buangan yang tercampur kotoran. Air ini tidak boleh
dibuang langsung ke lingkungan, tetapi harus melalui proses di dalam bak
penampungan. Pada bangunan skala besar (banyak penghuni) penampungan air
limbah menggunakan bak pengolahan (sewage treatment). Adapun tempatnya disebut
dengan Sewage Treatment Plant (STP). Limbah terkumpul diolah secara mekanis,
diaduk dan diberi udara agar bakteri pengurai dapat hidup dengan baik. Hasil
pengolahan limbah diberi zat pebersih sehingga air hasil pengolahan limbah dapat
dipompa keluar ke riol kota atau digunakan untuk menyiram tanaman. Sewage
treatment dapat diletakkan di luar atau di dalam bangunan pada bagian lantai
terbawah yang letaknya lebih rendah dari toilet, dan orang harus bisa masuk untuk
maintenance.
3) Air limbah khusus diantaranya adalah air beka cucian kotoran dan alat tertentu seperti
buangan dari dapur, restoran yang banyak mengandung lemak treatmentnya berupa
grease trap (penangkap lemak).
4) Air hujan merupakan air yang turun dari langit menuju ke tanah. Sebaiknya dibuatkan
resapan (hidropori) agar air dengan mudah meresap ke tanah. Air hujan yang jatuh di
atap bangunan tinggi (atap plat/dak) diatur alirannya ke lubang pembuangan yang
kemudian disalurkan ke bawah melalui pipa-pipa yang diletakkan di ruang shaft.
1) Air.
Air merupakan media pemadam api yang paling umum digunakan, karena air
dipandang memiliki berbagai sifat yang baik untuk memadamkan api dan relatif
mudah dan murah didapatkan dalam jumlah yang banyak. Pada kondisi normal air
54
mempunyai panas laten penguapan 2250 kJ/kg. Dengan sifat ini maka air sangat
mudah untuk mendinginkan api (memisahkan panas dari unsur api).
2) Busa (foam)
Busa atau foam terbentuk bila udara atau gas terjebak di dalam media cairan. Busa
mempunyai efek menyelimuti dan mendinginkan api. Sebagai media pemadaman api
busa dibuat dari campuran antara air, udara dan campuran busa.
3) Karbon dioksida
Karbon dioksida dipakai sebagai media memadamkan api karena sifatnya yang dapat
mengganggu proses oksidasi pada bahan yang terbakar. Bila oksigen berkurang
sampai kurang dari 15 % maka proses kebakaran akan berhenti. Karbon dioksida
mempunyai sifat yang tidak konduktif maka bisa dipakai untuk kebakaran jenis C
(listrik bertegangan), namun demikian tidak cocok untuk pemakaian kebakaran yang
sudah meluas atau di tempat terbuka.
4) Gas halon
Halon merupakan keluarga dari senyawa halogenated hydrocarbon yang semua atau
sebagian atom hidrogennya diganti dengan fluorine, chlorine atau bromine. Senyaea
hidrocarbon yang paling sering digunakan adalah metane atau ethane. Material ini
memadamkan api dengan cara menekan terjadinya reaksi rantai kebakaran. Sayang
bahwa halon merusak atmosfer sehingga tidak dipergunakan lagi sebagai media
pemadam kebakaran. Sebagai penggantinya dipakai gas pasca halon.
Selain itu dibutuhkan juga alat pemadam api. Alat pemadam api telah berkembang
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara garis besar alat
pemadam api ini dapat dibedakan menjadi alat pemadam api gerak yaitu alat pemadam api
yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan mudah misalnya: alat
pemadam api ringan (APAR), mobil pemadam api dan lain sebagainya. Pemadam api
instalasi tetap misalnya springkle, hydrant dan lain sebagainya.
Alat pemadam api ringan (APAR) atau fire extinguisers adalah alat pemadam
api yang mudah dipergunakan oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal
55
terjadinya kebakaran. APAR dapat berupa tabung jinjing, gendong maupun beroda.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa APAR berhasil menanggulangi sekitar
30 % kejadian kebakaran. APAR dapat berisi air, busa, karbondioksida, kimia kering
(dry chemical powder), dan gas halon atau pasca halon. Namun sejak diketemukan
lubang pada lapisan ozon yang diduga disebabkan oleh salah satu unsur gas halon
maka menurut perjanjian Montreal gas halon tidak boleh dipergunakan lagi, dan
mulai 1 Januari 1994 gas halon tidak boleh diproduksi.
Sistem ini bekerja apabila gelas (quartzoid bulb) pada kepala sprinklers pecah
karena panas. Dengan pecahnya quartzoid bulb ini maka air bertekanan memercik ke
seluruh tempat yang kebakaran dan memadamkan api.
d. Sistem Kelistrikan
Ruang lingkup pekerjaan elektrikal dalam suatu gedung adalah menyangkut
persediaan sarana distribusi listrik tegangan rendah dari panel utama tegangan rendah
(LVMDP (Low Voltage Distribution Paanel) ke panel sub distribusi hingga peralatan atau
accesories.
Dalam gedung yang lebih besar lagi, ruang lingkup elektrikal dari suatu gedung juga
menyangkut pengubahan tegangan menengah PLN (20ribu volt) menjadi tegangan
rendah. Pada gedung ini tegangan listrik didistribusikan dari saluran tegangan menengah
melalui trafo menjadi saluran tegangan rendah 3 fase R,S,T, dimana tegangan antar fase
380 volt, dan 220 pada jalur netral.
Secara khusus pengertian dari AC (Air Conditioner) adalah suatu mesin yang di
gunakan untuk mendinginkan udara dengan cara mensirkulasikan gas refrigerant berada
di pipa yang di tekan dan di hisap oleh kompresor.
56
tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara baik maupun kelembaban agar udara
terasa lebih nyaman.
f. Transportasi Vertikal
1) Elevator ( Lift )
Elevator sering disebut lift adalah kereta alat angkut untuk mengangkut orang
atau barang dalam suatu gedung tinggi. Lift dapat dipasang pada bangunan –
bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai karena kemampuan orang untuk naik
turun menjalankan tugas atau keperluannya dalam bangunan tersebut hanya mampu
dilakukan sampai 4 lantai
2) Tangga
Tangga merupakan alat tranportasi dalam gedung yang paling konvensional.
Dalam merencanakan tangga terdapat beberapa unsur yang paling penting dan patut
dicermati, yakni kenyamanan, keamanan dan keindahan.
Aman dalam hal ini tangga yang direncanakan dibuat dengan konstruksi yang
kokoh sehingga mampu menampung beban manusia saat menapaki tangga. Disebut
nyaman apabila, tangga mudah dilalui dan tidak membuat orang mudah lelah maupun
bosan saat menapakinya. Tangga selain aman dan nyaman, semestinya dibuat
mendukung tampilan ruang secara keseluruhan, baik itu proposi ukuran maupun
dimensi tangga terhadap sebuah ruang.
g. Sistem Komunikasi
Sistem network atau hubungan telepon dalam suatu gedung / bangunan, yaitu :
1) Hubungan eksternal
Berhubungan dengan nomor diluar yang tidak dalam ruang lingkup lingkunan sistem
PABX sebagai sentral telepon dalam gedung baik panggilan masuk (incoming) atau
panggilan keluar, seperti hubungan lokal, SLJJ, dan SLI.
2) Hubungan internal
Berhubungan masih dalam lingkungan sistem PABX sebagai sentral telepon antar
sambungan cabang/ nomor extension yang satu dengan sambungan cabang/ nomor
extension yang lain.
57
h. Sistem Tata Suara
Tata Suara adalah suatu teknik pengaturan peralatan suara atau bunyi pada suatu
acara pertunjukan, pertemuan, rapat dan lain lain. Tata Suara memainkan peranan penting
dalam suatu pertunjukan langsung dan menjadi satu bagian tak terpisahkan dari Tata
Panggung dan bahkan acara pertunjukan itu sendiri. Tata Suara erat kaitannya dengan
pengaturan penguatan suara agar bisa terdengar kencang tanpa mengabaikan kualitas dari
suara-suara yang dikuatkan. Pengaturan tersebut meliputi pengaturan mikropon-
mikropon,kabel-kabel,prosesor dan efek suara, pengaturan konsul mixer, kabel-kabel, dan
juga Audio Power amplifier dan Speaker-speakernya.
Pekerjaan sistem tata suara atau sound system diantaranya meliputi pemasangan
peralatan sentral sound system yang terdiri dari unit sinyal suara (program source) dan
penguat sinyal suara (audio amplifier), yang ditempatkan pada rak peralatan sentral
sistem tata suara.
58
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
A. KONSEP PERENCANAAN
1. Besaran Ruang
Bus 380
MENGI Resepsionis 20 2514,5
NAP
Toilet Umum 40
60
2. Tapak
2) Side Entrance
Side entrance terletak di bagian utara dan selatan tapak yang merupakan jalan
kampung. Hal ini membuat pengunjung dengan mudah dapat keluar dari lokasi dan
agar tidak membuat pengunjung bingung maka butuh direncanakan suatu alur
kendaraan dengan baik.
b. View
View yang diutamakan pada tapak ini adalah pemandangan laut dimana laut tersebut
berada di sebelah utara tapak, dengan massa penerima orientasinya mengarah ke utara
agar semua ruangan dapat view yang dapat dilihat dan menarik pengunjung.
c. Matahari
Matahari pada tapak merata dan terkadang akan menyengat pada siang hari sehingga
bangunan akan didesain dengan :
1.) Memaksimalkan bukaan atau pintu pada balkon untuk pencahayaan alami (natural
laighting) pada kamar penginapannya dengan material kaca agar jika ditutup cahaya akan
tetap bisa masuk, sehingga tidak langsung masuk kedalam ruangan.
2.) Penggunaan kisi atau secondary skin pada bukaan sisi barat ataupun timur bangunan.
d. Angin
Tapak berada di pinggiran pantai sehingga angin yang berhembus cukup kencang pada
siang hari dan malam hari sehingga bangunan akan didesain dengan :
61
2) Bukaan berkisi pada bagian barat bangunan untuk menahan radiasi matahari yang
tidak baik.
e. Kebisingan
Pada tapak tidak terdapat kebisingan yang begitu mengganggum namun untuk tetap menjaga
keamanan pengguna agar tetap merasa nyaman untuk mengingap diperlukan adanya beberapa hal
berikut:
62
B. KONSEP PERANCANGAN
1. Struktur
Struktur yang digunakan bangunan resort hotel ini adalah sistem struktur
bangunan tinggi yaitu rigid frame dan core.
a. Upper Structure
Struktur atap yang digunakan pada bangunan Resort Hotel dan Pusat Handicraft
terdiri dari:
Digunakan pada bangunan yang tidak membutuhkan bentang lebar dan fungsi
kompleks.
a.) Atap dak beton: digunakan pada bangunan utama dengan ketinggian 10
lantai agar atap stabil dan tidak terpengaruh angin. Letak site yang berada
di tepi pantai dikhawatirkan akan menimbulkan korosi pada material yang
bersifat logam. Oleh karena itu penggunaan struktur atap dak dirasa paling
tepat untuk penggunaan jangka panjang.
b. Supper Structure
Resort Hotel dan Pusat Handicraft ini akan menggunakan struktur rangka
kolom dan balok. Selain itu, menurut analisa kebisingan pada hotel maka struktur
dinding yang digunakan adalah dinding dilapisi oleh material yang memberikan
perlindungan dari sinar matahari, angina, dan hujan. Maka dari itu dinding
dilengkapi dengan secondary skin yang dapat menyimpan panas dan membuat
kehangatan pada malah hari. Dinding disusun dengan menggunakan struktur yang
terbuat dari batu bata merah. Selain itu dinding juga menggunakan penahan tanah
gaya berat dari batu kali.
63
c. Sub Structure
Struktur bangunan yang akan digunakan adalah struktur pondasi foot plate
karena hotel akan memiliki lantai yang cukup banyak serta dibangun di daerah
penggunungan sehingga tanah tidak muah dipengaruhi oleh keadaan iklim
lingkungan sekitarnya.
2. Utilitas
64
b. Sistem Air Kotor
c. Pemadam Kebakaran
65
d. Sistem Kelistrikan
54
66
g. Sistem Komunikasi
67
DAFTAR PUSTAKA
https://dwar4tune.wordpress.com/2012/01/02/hotel-dan-klasifikasinya/
https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.co.id/2017/04/perbedaan-hotel-
bintang-1-2-3-4-5.html
https://mustakhirohblog.wordpress.com/2016/09/02/budaya-makanan-dan-ciri-
khas-daerah-asalku-jepara/
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00028-
ar%20%20bab%202.pdf
http://handycraft77.blogspot.co.id/2016/04/pengertian-handycraft.html
68