Panduan Transfer RSMM
Panduan Transfer RSMM
NOMOR :
TENTANG
DIREKTUR UTAMA
Mengingat :
MEMUTUSKAN
Kesatu : Menyusun Panduan Transfer Pasien di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor sebagaimana terlamapir dalam Surat Keputusan ini
Keempat : Apabila dalam surat keputusan ini terdapat kekeliruan maka akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : B o g o r
NIP 196204301987111001
Tembusan :
LATAR BELAKANG
Transfer pasien dapat dilakukan apabila kondisi pasien layak untuk di transfer.
Prinsip dalam melakukan transfer pasien adalah memastikan keselamatan dan
keamanan pasien saat menjalani transfer. Pelaksanaan transfer pasien dapat
dilakukan intra rumah sakit atau antar rumah sakit.
BAB II
PENGERTIAN TRANSFER
Transfer pasien adalah memindahkan pasien dari satu ruangan keruang perawatan/
ruang tindakan lain didalam rumah sakit (intra rumah sakit) atau memindahkan
pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain (antar rumah sakit).
I. Tujuan
Tujuan dari manajemen transfer pasien adalah:
- Agar pelayanan transfer pasien dilaksanakan secara profesional.
- Agar proses transfer berlangsung dengan aman dan pelaksanaannya
dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
I. Pengaturan Transfer
1. Prinsip dalam melakukan transfer pasien adalah memastikan keselamatan
dan keamanan pasien saat menjalani transfer
2. Tim transfer bertanggung jawab untuk memastikan segala sesuatu berjalan
dengan lancar dan aman
3. Dalam mentransfer pasien dengan sakit berat/kritis, dibutuhkan koordinasi
dengan berbagai fihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan , jasa
ambulans. Semuanya ini bertujuan untuk mewujudkan standar pelayanan
medis yang optimal kepada pasien.
4. Transfer pasien untuk alasan non medis hanya dilakukan pada kondisi-
kondisi khusus dan idealnya dilakukan pada siang hari
5. Keputusan melakukan transfer harus melibatkan klinis yang berpengalaman
6. Tim transfer bertanggung jawab untuk memastikan bahwa koordinasi dan
pengaturan penerimaan pasien transfer di tempat tujuan berjalan lancar
sesuai dengan protocol yang telah disepakati bersama dan juga
meminimalisir penundaan akibat masalah administrasi
7. Semua pasien harus stabil sebelum ditransfer
8. Protokol, dokumentasi, dan peralatan selama transfer harus terstandarisasi
9. Semua personel yang terlibat dalam transfer harus kompeten memenuhi
kualifikasi dan berpengalaman serta telah mengikuti pelatihan transfer
10. Rumah sakit memastikan tersedianya peralatan transfer yang lengkap dan
sesuai
11. Rumah Sakit memiliki pengaturan untuk memastikan bahwa personel dan
peralatan transfer dapat kembali ke rumah sakit asal dengan aman dan
kondisi baik.
12. Detail berlangsungnya setiap transfer harus dicatat dan dilakukan evalusi
13. Berikut adalah metode transfer yang ada di RSMM Bogor.
a. Layanan Antar-Jemput Pasien: merupakan layanan / jasa umum
khusus untuk pasien jiwa dengan tim transfer dari petugas IGD, di
mana tim tersebut akan mengambil / menjemput pasien dari rumah/
rumah sakit jejaring untuk dibawa ke RSMM
b. Tim transfer lokal: tim transfer yang kompeten mengirimkan sendiri
pasiennya ke rumah sakit lain, berkoordinasi dengan jasa ambulans
rumah sakit.
11. Saat keputusan transfer telah diambil, dokter yang bertanggung jawab/
dokter ruangan akan menghubungi unit / rumah sakit yang dituju.
12. Dalam mentransfer pasien antar rumah sakit, tim transfer RSMM Bogor
(DPJP/ PPJP/ dr ruangan) akan menghubungi rumah sakit yang dituju
dan melakukan negosiasi dengan unit yang dituju. Jika unit tersebut
setuju untuk menerima pasien rujukan, tim transfer RSMM Bogor harus
memastikan tersedianya peralatan medis yang memadai di rumah sakit
yang dituju.
13. Keputusan final untuk melakukan transfer ke luar RSMM Bogor dipegang
oleh dokter senior / DPJP/ konsultan rumah sakit yang dituju.
14. Beritahukan kepada pasien (jika kondisinya memungkinkan) dan keluarga
mengenai perlunya dilakukan transfer antar rumah sakit, dan mintalah
persetujuan tindakan transfer.
15. Proses pengaturan transfer ini harus dicatat dalam status rekam medis
pasien yang meliputi: nama, jabatan, dan detail kontak personel yang
membuat kesepakatan baik di rumah sakit yang merujuk dan rumah sakit
penerima; tanggal dan waktu dilakukannya komunikasi antar-rumah sakit;
serta saran-saran / hasil negosiasi kedua belah pihak.
16. Personel tim transfer harus mengikuti pelatihan transfer; memiliki
kompetensi yang sesuai; berpengalaman; mempunyai peralatan yang
memadai; dapat bekerjasama dengan jasa pelayanan ambulan, protokol
dan panduan rumah sakit, serta pihak-pihak lainnya yang terkait; dan juga
memastikan proses transfer berlangsung dengan aman dan lancar tanpa
mengganggu pekerjaan lain di rumah sakit yang merujuk
17. Pusat layanan ambulan harus diberitahu sesegera mungkin jika
keputusan untuk melakukan transfer telah dibuat, bahkan bila waktu
pastinya belum diputuskan. Hal ini memungkinkan layanan ambulan untuk
merencanakan pengerahan petugas dengan lebih efisien.
Perawat:
Minimal 2 tahun bekerja di
ICU
Keterampilan bantuan
hidup dasar dan lanjut
(BHD, BTCLS)
Harus mengikuti pelatihan
untuk transfer pasien
dengan sakit berat / kritis
BAB IV
PENUTUP
Panduan ini semoga dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan
pelayanan terbaik kepada pasien. Panduan ini berlaku terhitung mulai tanggal
ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan ditinjau kembali untuk diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Direktur Utama,