Makalah EKSPONEN & LOGARITMA
Makalah EKSPONEN & LOGARITMA
Disusun Oleh:
Albert Vincentius S
X IPA 2 / 003
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan dalam profesi keguruan.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................ 2
A. Eksponen ................................................................................................................. 2
B. Pangkat Bulat Negatif Dan Nol .............................................................................. 2
C. Pangkat Pecahan ..................................................................................................... 3
D. Bentuk Akar ............................................................................................................ 4
E. Logaritma ................................................................................................................ 6
F. Sifat-Sifat Eksponen Dan Logaritma ...................................................................... 7
BAB III............................................................................................................................... 8
BAB IV ............................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
LATAR BELAKANG
. Ilmu matematika merupakan mata pelajaran yang pasti diajarkan baik di SD, SMP,
maupun SMA. Di SMA biasanya materi yang diajarkan merupakan pengembangan dari
materi di jenjang sebelumnya, seperti halnya materi eksponen dan logaritma. Ketika
berbicara tentang matematika yang terbayang adalah bahwa matematika itu sulit. Sebab yang
terfikir adalah teori-teori dan rumus-rumus yang banyak dan merepotkan. Padahal, justru
disitulah letak daya tarik matematika, mampu mengasah kesabaran dan ketajaman logika
seseorang.
Matematika selalu dilibatkan dan dibutuhkan oleh seluruh bidang keilmuan dan segala
aspek kehidupan, termasuk ilmu kimia, fisika dan bidang ilmu lainnya. Hubungan antara
kimia, fisika dengan matematika seolah hubungan ibu dan anak. Dimana sang anak selalu
bersandar pada ibunya untuk memecahkan segala kerumitan hidupnya. Matematika selalu
dibutuhkan oleh ilmu kimia untuk menyelesaikan permasalahannya, misalnya penggunaan
logaritma dalam menentukan derajat keasaman.
Dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi maupun dalam kehidupan sehari-hari, fungsi
eksponen dan logaritma seringkali digunakan untuk mendeskripsikan suatu peristiwa
pertumbuhan. Misalnya uang yang diinvestasikan di bank, pertambahan penduduk dan lain
sebagainya. Hal ini dikarenakan logaritma merupakan invers atau kebalikan dari eksponen.
Logaritma juga digunakan untuk memecahkan masalah-masalah eksponen yang sulit untuk
dicari akar-akar atau penyelesaiannya
1
BAB II
ISI MATERI
A. EKSPONEN
Untuk menemukan dan memahami konsep eksponen, maka kita perhatikan
ilustrasi dibawah ini:
Misalkan kita mempunyai beberapa lembar kaca. Andaikan setiap lembar kaca
mengurangi cahaya yang menembusnya sebanyak 10 %, maka intensitas cahaya yang
berhasil menembus lembaran kaca ke 1, 2, 3 sampai ke-t adalah ?
Penyelesaian :
Lembaran kaca 1 : 100 (1-0,10) = 90
Lembaran kaca 2 : 90 (1-0,10) = 100 (1-0,10) (1-0,10) = 100 (1-0,10)2 = 81
Lembaran kaca 3 : 81 (1-0,10) = 100 (1-0,10) (1-0,10) (1-0,10) = 100 (1-0,10)3 =72,9
..
..
..
Lembaran kaca ke-t : 100 (1-0,10) (1-0,10) (1-0,10) ... (1-0,10) = 100 (1-0,10)t
(1-0,10) merupakan bilangan pokok
t merupakan pangkat (eksponen) dari bilangan pokok
Berdasarkan ilustrasi di atas maka kita dapat menuliskan bahwa eksponen itu
adalah bentuk perkalian berulang dengan bilangan yang sama. Misalkan a adalah
bilangan ril dan x adalah bilangan bulat positif. 𝒂𝒙 adalah hasil kali bilangan a
sebanyak x faktor. Secara matematika dapat ditulis sebagai berikut:
𝒂𝒙 → ⏟
𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × …× 𝑎
𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
2
eksponen terdapat sifat 𝑎 𝑥 : 𝑎 𝑦 = 𝑎 𝑥−𝑦 . Sifat ini hanya mempunyai arti jika 𝑥 > 𝑦.
𝑎3
Sekarang kita perhatikan bentuk berikut 𝑎5 = 𝑎3 : 𝑎5 = 𝑎3−5 = 𝑎−2 .
Selanjutnya jika x dan y bilangan bulat positif, kita sudah memiliki sifat 𝑎 𝑥 : 𝑎 𝑦 =
𝑎 𝑥−𝑦 . Bagaimana jika x = y, maka 𝑎 𝑥 = 𝑎 𝑦 . Sehingga 𝑎 𝑥 : 𝑎 𝑦 = 1. Dari sisi lain, jika
x=y maka x – y = 0, sehingga 𝑎 𝑥−𝑦 = 𝑎0 = 1.
C. PANGKAT PECAHAN
Pangakat biasanya ditemui sebagai bilangan bulat atau bilangan asli. Satu lagi
pangkat yang mulai di pelajari di SMA, yaitu pangkat pecahan. Pangkat pecahan ini
berhubungan dengan operasi akar.
𝑚
Pecahan adalah bilangan yang dapat dituliskan dalam bentuk dengan 𝑚, 𝑛 ∈
𝑛
3
Dengan memanfaatkan rumus perkalian pangkat.
𝑚 1 1 𝑚
𝑎𝑛 = 𝑎𝑛×𝑚 = (𝑎 )
𝑛
1
Dari rumus pangkat tersebut, kita bisa mengubah 𝑎𝑛 menjadi operasi akar,
kemudian bilangan hasil dari menarik akar dipangkatkan oleh m. Cara ini
digunakan sebagai alternatif cara pertama, yaitu jika kesulitan dalam
menghitung pangkat dan menarik akar secara langsung dari bilangan yang
sudag dipangkatkan, misalnya karena alasan bilangan hasil pangkatnya
sangat besar.
2 1 1 2 2
273 = 273×2 = (273 ) = ( √27) = 32 = 9
3
1
Perhatikan bahwa pangkat pecahan artinya sama dengan akar pangkat n.
𝑛
𝑚
Itulah alasan kenapa pangkat dipisahkan terlebih dahulu menjadi
𝑛
1
perkalian 𝑛 dan m.
D. BENTUK AKAR
Dalam matematika kita mengenal berbagai jenis bilangan. Beberapa contoh jenis
bilangan diantaranya adalah bilangan rasional dan bilangan irrasional.
4
Bilangan rasional merupakan bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
𝑝
dengan 𝑝, 𝑞 ∈ 𝒁, 𝑞 ≠ 0. Bilangan irasional sering juga disebut dengan
𝑞
bilangan pecahan.
Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam
𝑝
bentuk 𝑞 dengan 𝑝, 𝑞 ∈ 𝒁, 𝑞 ≠ 0.
1
Bilangan √25, √9 bukan merupakan bilangan irrasional karena dari bilangan
tersebut bisa didapatkan akarnya, yaitu suatu bilangan rasional. Sedangkan bilangan-
3
bilangan seperti √2, √12, 𝜋, √4, dsb merupakan bilangan irrasional karena tidak dapat
𝑝
dinyatakan dalam bentuk dengan 𝑝, 𝑞 ∈ 𝒁, 𝑞 ≠ 0. Bilangan semacam itu disebut
𝑞
𝑎 √𝑐 + 𝑏√𝑐 = (𝑎 + 𝑏)√𝑐
𝑎 √𝑐 − 𝑏√𝑐 = (𝑎 − 𝑏)√𝑐
5
√𝑎 × √𝑏 = √𝑎 × 𝑏
𝑎, 𝑏, ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑛𝑜𝑛 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓, 𝑏 ≠ 0.
√𝑎 𝑎
Berlaku: = √𝑏
√𝑏
E. LOGARITMA
𝑎log 𝑦 = 𝑥 ↔ 𝑎 𝑥 = 𝑦
6
Dengan demikian logartima dapat pula dikatakan sebagai invers dari
perpangkatan, yaitu mencari pangkat dari suatu bilangan pokok sehingga hasilnya
sesuai dengan yang diketahui.
2. a
log a = 1 𝑎𝑥
= 𝑎 𝑥−𝑦
𝑎𝑦
3. a
log a x = x (𝑎 𝑥 )𝑦 = 𝑎𝑚 .𝑛
4. 𝑎𝑎𝑙𝑜𝑔 𝑦 = 𝑦 𝑎 𝑥 . 𝑏 𝑥 = (𝑎 . 𝑏)𝑥
5. a
log xy = a log x + a log y 𝑎𝑥 𝑎 𝑥
=( )
𝑏𝑥 𝑏
x 1
6. a
log y = a log x - a log y = 𝑎−𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 0
𝑎𝑛
x log b
7. a
log b = 𝑎0 = 1 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 0
x log a
1
= b log a
am
= log bm
8. a
log xn = n .a log x 𝑥 1 𝑥
𝑎𝑦 = (𝑎𝑦 )
9. a
log x . b log y = a log y 𝑥 𝑦 𝑥+𝑦
(𝑎𝑛 ) (𝑎 𝑛 ) = (𝑎) 𝑛
𝑥 𝑦 𝑥 𝑦
10. a
log x = 𝑎𝑛 log 𝑥 𝑛 (𝑎𝑚 ) (𝑎 𝑛 ) = (𝑎)𝑚+𝑛
1 𝑥
11. 𝑦
𝑎𝑚 log 𝑥 = .𝑎 𝑎 𝑦 = √𝑎 𝑥
𝑚 log 𝑥
7
BAB III
2. Kadar radioaktif suatu zat meluruh secara eksponensial dengan laju peluruhan 25
% setiap jam. Tinggal berapa persen kadar radioaktif yang tersisa dari zat tersebut
setelah 5 jam ?
Jawab :
Langkah dalam menyelesaikan soal ini adalah sebagai berikut :
a. Soal memberikan informasi bahwa kadar radioaktif mula-mula po dan setelah
n jam menjadi pn . Laju peluruhan yang diketahui adalah 25 %. Kadar
radioaktif meluruh setelah 5 jam, yang ingin dicari adalah berapa % sisa kadar
radioaktif setelah 5 jam.
b. Dari langkah (a) diperoleh persamaan :
pn = po (1 – 0,25)n
c. Setelah 5 jam akan diperoleh p5 dengan nilai :
p5 = po (1 – 0,25)5
= po ( 0,75)5
= po ( 0,2373)
= 0,2373 po
8
Setelah 5 jam kadar radioaktif zat tersebut tertinggal 23,7 % dari kadar
radioaktif zat mula-mula (po)
3. Harga jual sebuah mobil menyusut secara eksponensial dengan laju pertumbuhan
30 % setahun. Jika harga mobil tersebut pada awal tahun 2005 adalah Rp.
100.000.000,00, hitung harga jual mobil tersebut pada awal tahun 2009.
Jawab :
Masalah ini dapat dselesaikan dengan 2 cara sebagai berikut :
Cara I :
pn = po (1 – i)n
= 100.000.000 (1 – 0,3)4
= 100.000.000 ( 0,7)4
= 10.000 (7)4
= 24.010.000
Cara II :
Pada tahun 2005 = Rp. 100.000.000,00
Pada tahun 2006
Susutnya = 30 % x Rp. 100.000.000,00 = Rp. 30.000.000,00
Nilai jualnya = Rp. 100.000.000,00 – Rp. 30.000.000,00 = Rp. 70.000.000,00
Pada tahun 2007
Susutnya = 30 % x Rp. 70.000.000,00 = Rp. 21.000.000,00
4. Di dalam sebuah uji coba ledakan nuklir, sebagian strontium 90 terlepas ke
atmosfer. Zat ini mempunyai waktu paruh 28 tahun.
a) Nyatakan persentase P strontium 90 yang tersisa di atmosfer sebagai fungsi
dari:
(i) Berapakah waktu paruh N telah berlalu
(ii) Berapa tahun t telah berlalu sejak ledakan terjadi
b) Berapakah persentase stronium 90 yang masih tersisa di atmosfer akibat
ledakan tadi 50 tahun kemudian ?
Jawab :
a) (i) Setelah setiap kali satu waktu paruh berlalu, persentase yang tersisa
tinggal separuhnya. Karenanya, persentase yang tersisa setelah n waktu paruh
1 2
berlalu adalah 𝑃 = 100 (2)
9
(ii) Karena t = 28, maka persamaan eksponen di atas dapat kita nyatakan
𝑡
dalam t. Kita subtitusikan ke dalam n, sehingga kita dapatkan 𝑃 =
28
𝑡
1 28
100 (2)
10
BAB IV
KESIMPULAN
Adapun peta konsep dari pemaparan materi tentang eksponen dan logaritma pada bab
sebelumnya yang merupakan kesimpulan dari seluruh pembahasan materi yaitu sebagai
berikut:
BILANGAN
MATERI
PRASYARAT
MASALAH
OTENTIK
BASIS BASIS
11
DAFTAR PUSTAKA
Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA, Salinan Permendikbud No 69, 2013
Sri, Kuntarti, Sulistiono, Matematika SMA dan MA untuk kelas X semester 1, Esis, 2007.
Sobirin, Kumpulan lengkap rumus matematika SMA, Puspa swara, Jakarta, 2006.
Pintardenganmatematika.wordpress.com/2012/01/26/pangkat-bulat-negatif-dan-nol/ (diakses
tanggal 21 September 2013)