S2 2013 351452 Introduction PDF
S2 2013 351452 Introduction PDF
PENDAHULUAN
yang mengukur kondisi pembangunan manusia dalam suatu negara. Kesehatan ibu
dan anak merupakan dua dari enam sasaran pencapaian tujuan MDGs. Indonesia
mempunyai target, menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup dan angka kematian bayi menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup.
Akan tetapi kematian ibu dan anak tetap menjadi masalah kesehatan utama di
dalam 20 tahun terakhir jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran mengalami
penurunan yang tidak signifikan dari 390 kematian ibu di tahun 1991, menjadi
228 di tahun 2007 dan 220 di tahun 2010, rata-rata penurunan hanya 0,1%. Pada
tahun 2012 angka kematian ibu meningkat sebesar 359 per 100.000 kelahiran
angka kematian ibu dan anak tinggi dibandingkan propinsi lainnya di Indonesia.
Pada tahun 2007, angka kematian ibu mencapai 271 per 100.000 kelahiran hidup.
Faktor utama yang menyebabkan kematian ibu dan bayi di Propinsi NTT adalah
kesehatan (43,4%). Hal ini menyebabkan pendarahan pada ibu dan kematian bayi
1
2
baru lahir (DinKes Pemprop. NTT, 2014). Pada tahun 2009, pemerintah NTT
keberhasilan akhir dari program Revo-KIA adalah penurunan kematian ibu dan
anak sesuai dengan target nasional atau minimal mendekati target nasional
dengan lancar. Hal itu dibuktikan dengan penurunan angka kematian ibu dan anak
tahun 2014. Angka kematian bayi di Propinsi NTT tahun 2012 adalah 45 per
1.000 kelahiran hidup sedangkan angka kematian bayi nasional tahun 2012 adalah
32 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Propinsi NTT tahun 2010
mencapai 536 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian ibu
nasional di tahun 2010 adalah 259 per 100.000 (Pemprop. NTT, 2014).
hambatan dalam pemenuhan pelayanan kesehatan ibu dan anak masih tetap terjadi
besar, status dan posisi perempuan yang tidak setara, prioritas anggaran keluarga
nifas, infeksi pada ibu dan bayi, serta infeksi saluran pernapasan atas pada bayi
(Fahik, 2004; Buka, 2005; Uduk, 2006; Raven et al., 2006; Njakarta, 2009;
gizi pada masa nifas akibat adanya pantangan-pantangan terhadap makanan yang
harus dilakukan ibu saat menjalani suatu tradisi (Baumali, 2009; Liu, 2006). Akan
terhadap kesehatan ibu dan bayi. Beberapa budaya yang menganjurkan ibu untuk
meningkatkan asupan makanan tinggi protein selama masa nifas serta mewajibkan
ibu melakukan vulva hygiene dan perineal hygiene secara rutin selama masa
nifas dan bayi baru lahir yang dikenal dengan budaya ka’o ma’u. Berdasarkan
Perawatan yang dijalani ibu nifas dalam budaya ka’o ma’u meliputi perawatan
jenis makanan makan kecuali jagung dan kacang, serta ibu diwajibkan mandi
4
mengasingkan wanita selama proses persalinan dan masa nifas di sebuah tempat
khusus yang disebut sukam selama 7 hari serta perawatan menggunakan ramuan
menghindari pengaruh iblis akibat bau tubuh ibu dan bayi setelah persalinan
(Kurniawan, 2012). Tradisi mengasingkan ibu juga dijalankan oleh Suku Timor,
propinsi NTT yang disebut budaya se’i. Setelah proses persalinan ibu nifas di
oleh ibu nifas di Kabupaten Sumba Timur, Propinsi NTT. Tradisi pengasingan
dekat api, serta perawatan bayi dan ibu menggunakan ramuan tertentu (Njakatara,
tempat tersebut adalah terletak pada lama pengasingan serta aktifitas yang
yang dilakukan oleh peneliti, proses pengasingan terhadap ibu pasca persalinan
Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca
pada masa nifas. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada
ibu nifas sesuai standar yang dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali sesuai
jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan,
pada hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29
pengasingan dalam budaya ka’o ma’u adalah ibu nifas tidak melakukan
mencapai 45%. Hal ini sesuai dengan data SDKI 2014, yang menunjukkan
bahwa cakupan perlayanan nifas tahun 2012 di Propinsi NTT baru mencapai
66%. Selain itu NTT merupakan salah satu propinsi dengan cakupan kunjungan
neonatus pertama, terendah yaitu 75,51% dan masih jauh dari target restra 2013
jenis penyakit terbanyak adalah ISPA (50%) dan masih ditemukan kejadian
yaitu 20%, dengan keluhan terbanyak adalah Mastitis (Dinkes Kab. Nagekeo,
melakukan perawatan kesehatan ibu dan anak, selain itu perbedaan budaya
2014)
dan bayi baru lahir dalam budaya ka’o ma’u mengenai di masyarakat Desa
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengalaman perawatan ibu nifas dan
bayi baru lahir berdasarkan budaya ka’o ma’u di Desa Wajomara, Kecamatan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
dalam melakukan perawatan masa nifas dan bayi baru lahir berdasarkan budaya
Propinsi NTT.
2. Tujuan Khusus
perawatan pada bayi baru lahir berdasarkan budaya ka’o ma’u meliputi
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi bagian pelayanan kesehatan ibu dan anak dinas kesehatan Kabupaten
Nagekeo
Hasil penelitian dapat dijadikan suatu evidence based yang menjadi landasan
Kabupaten Nagekeo.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada perawatan ibu nifas dan bayi baru lahir
dalam budaya ka’o ma’u di Desa Wajomara wilaya kerja Puskesmas Jawakisa,
diteliti sebelumnya. Akan tetapi ada beberapa penelitian sejenis yang telah
Tabel 1. Pengaruh Budaya Terhadap Perawatan Nifas Dan Bayi Baru Lahir
Fahik, V Faktor Penelitian ini Metodelogi Hasil penelitian Persamaan dengan Perbedaan
budaya bertujuan yang menunjukkan bahwa penelitian ini dengan
(2004)
hatuka ha’i untuk digunakan alasan ibu memilih adalah pada penelitian ini
dalam menggambarka adalah hatuka ha’i dalam metodelogi dengan
perawatan n perawatan kualitatif perawatan masa nifas penelitian dan penelitian yang
masa nifas ibu nifas dalam dengan karena alasan pada salah tema akan dilakukan
pada budaya hatuka pendekatan ekonomi, lebih penelitian adalah: pada
masyarakat ha’i pada fenomenolo nyaman berada di penelitian ini
suku Tetun masyarakat gi. Teknik rumah sendiri,serta hanya
di suku Tetun di sampling karena tingkat menggambarka
Kecamatan kecamatan yang keberhasilan penolong n perawatan
Tasifeto Tasifeto digunakan persalinan. pada ibu nifas
adalah saja, selain itu
purposive perbedaannya
sampling, terletak pada
metode karakteristik
pengumpula budaya.
n data
menggunak
an
wawancara
mendalam
Uduk, E Studi Mengambarka Metodelogi Hasil penelitian Persamaan dengan Perbedaan
10
(2006) kualitatif n perawatan yang menunjukkan bahwa penelitian ini penelitian ini
tentang bayi baru lahir digunakan budaya hatuka ha’i adalah metodelogi dengan
kebudayaa dalam adalah merupakan budaya penelitian yang penelitian yang
n hatuka kebudayaan kualitatif pengasingan selama digunakan, serta akan dilakukan
ha’i pada hatuka ha’i dengan 40 hari. Pemotongan tema dalam adalah pada
perawatan pendekatan dan perawatan tali penelitian penelitian ini
bayi baru fenomenolo pusat tidak sesuai hanya
lahir di gi. Teknik dengan kesehatan menggambarka
Pedesaan sampling karena menggunakan n perawatan
Kateri,keca yang teknik yang tidak pada bayi baru
matan digunakan steril. Cara lahir, selain itu
Malaka adalah memandikan bayi perbedaannya
Tengah purposive dalam tradisi ini terletak pada
Betun sampling, menyebabkan tubuh karakteristik
Kabupaten metode bayi sakit. budaya.
Belu , NTT pengumpula
n data
menggunak
an
wawancara
mendalam
Liu, N et al Postpartum Tujuan dari Metodelogi Diet pascsapartum dan Persamaan Perbedaan
(2006) pratice of penelitian ini penelitian perawatan kesehatan penelitian ini terletak pada
puerperal adalah ini adalah secara tradisional dengan penelitian metodelogi
women and mengekplorasi cross masih tetap populer di yang akan yang
their diet sectional kalangan wanita di dilakukan adalah digunakan
influencing pascapartum retrospektif Hubei. Faktor yang terletak pada salah serta
11
menolak pekerjaan
rumah dan membatasi
jumlah pengunjung,
higiene meliputi tidak
mandi dan mengosok
gigi; praktik yang
berkaitan dengan
menyusui meliputi:
pemberian suplemen
menyusui dan
memberikan madu
pada bayi. Responden
melaporkan bahwa
alasan melaksanakan
tradisi ini adalah
sebagai bentuk
penghormatan
terhadap tradisi dan
mengikuti anjuran dari
leluhur. Tradisi zuo
yuezi yang
menguntungkan bagi
kesehatan meliputi
peningkatan asupann
makanan, diet tinggi
protein, tidak
melakukan pekerjaan
13
rumah serta
melakukan perawatan
perineum dan vulva
setiap hari. Tradisi zuo
yuezi yang berpotensi
membahayakan
kesehatan yaitu
pemberian madu dan
tidak menyikat gigi
Njakatara Pengaruh Mengetahui Metodelogi Hasil penelitian Persamaan dengan Perbedaan
budaya pengaruh yang menunjukkanbahwa penelitian ini penelitian ini
(2009)
padarang budaya digunakan budaya padarang adalah teknik dengan
terhadap padarang adalah dalam perawatan masa pengungumpulan penelitian yang
kesehatan terhadap Kualitatif postpartum sampel, serta pada akan dilakukan
ibu kesehatan ibu dengan memberikan pengaruh tema penelitian terletak pada
postpartum postpartum dan rancangan yang bermanfaat tujuan
dan bayi di bayi survey secara ekonomi dan penelitian yang
wilayah etnografi. sosial kemasyarakatan melihat
kerja Teknik dan memberikan efek pengaruh
puskesmas sampling yang merugikan budaya
Rambangar yang kesehatan ibu dan bayi sedangkan
u digunakan karena perilaku dan penelitian yang
kecamatan adalah lingkungan yang akan dilakukan
Hahar purposive kurang sehat. menggambarka
kabupaten sampling. n perawatan ,
Sumba Pengumpula selain itu
Timur, n data perbedaannya
14