Anda di halaman 1dari 2

2.

3 Empat Pilar Pendidikan Menurut UNESCO


2.3.1 Pendidikan dan UNESCO
Sebelum membahas lebih jauh tentang empat pilar menurut UNESCO,
terlebih dahulu akan dijelaskan sedikit tentang apa itu UNESCO. United Nation
Educational Scientific and Cultural Organization atau disingkat sebagai UNESCO
yang merupakan suatu oranisasi internasional yang berada dibawah naungan PBB
dimana mereka mengurusi segala hal yang berkaitan dengan pendidikan, sains,
dan budaya demi menjaga kedamaian bangsa. Unesco ditemukan pada 16
november 1945 di kota paris-perancis. Tugas utama dari organisasi ini yaitu untuk
Sekarang ini UNESCO telah memiliki 195 negara termasuk Indonesia.
Pendidikan merupakan suatu hal terpenting dizaman modern ini, karena
pendidikanlah dunia mengalami perubahan yang sangat drastis. Bisa dilihat dari
beberapa kemajuan dalam bidan sains dan teknologi dari temuan-temuan para
ilmuan yang tentunya karena pendidikan. Semua teknologi dan kemudahan yang
dirasakan hari ini merupakan hasil temuan dari berbagai bidang ilmu pendidikan.
Jika suatu negara tidak mampu menyeimbangkan diri dengan kejuan yang sangat
cepat dan persaingan intenasioanl maka tak mengherankan jika negara tersebut
akan tertinggal jauh. Pendidikan memiliki tombak penting dalam bidang nilai
sikap dan pengetahuan.
Pentingnya pendidikan didunia ini menyebabkan tergeraknya organisasi
internasional UNESCO untuk membuat suatu gerakan yang dikenal sebagai
Education For All ( EFA) yang mana artinya pendidikan untuk semua. EFA ini
merupakan pemerataan pendidikan untuk semua lapisan masyarakat tanpa
membeda-bedakan SARA ( suku, ras, agama dan golongan), pendidikan adalah
hak Warga Negara tanpa terkecuali baik pendidikan non formal maupun formal
sesuai dengan yang tertuang pada UUD 1945 pasal 31.

2.3.2 Empat Pilar Pendidikan Menurut UNESCO


Cara utama untuk meningkatkan kualitas bangsa yaitu dengan cara
meiningkatkan mutu pendidikannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan
merupakan hal yang harus diprioritaskan dalam bangsa. Dimasa depan nanti
manusia yang dapat bertahan dengan sengitnya kompetisi adalah manusia yang
berkualitas, yang artinya dengan mutu pendidikan yang tinggi. Manusia
demikianlah yang diharapkan dapat bersama-sama manuia yang lain turut
berpartisipasi dalam percaturan dunia yang senantiasa berubah dan penuh teka-
teki( Isjoni, 2008:vii).
Berdasarkan dari pemaparan diatas Persrikatan Bangsa-bangsa melalui
lembaga UNESCO, yang mana UNESCO sebagai organisasi internasional yang
mengurusi hal tentang pendidikan, sains dan budaya mengancangkan empat pilar
pendidikan yang akan digunakan baik dimasa depan maupun dimasa sekarang.
Dimana keempat pilar ini bertujuan untuk membentuk peserta didik yang tidak
hanya bagus dalam nilai akademik tapi juga mampu dhidup dengan masyarakat.
Empat pilar menurut UNESCO ini anatara lain learning to know ( belajar untuk
tahu), learning to to ( belajar untuk melakukan), learning to live together ( belajar
untuk hidup bersama), learning to be ( belajar untuk menjai diri sendiri)
a. Learning to Know
Pilar yang pertama ini yaitu Learning to Know yang merupakan
pilar paling dasar, yang mana pilar ini mengajarkan peserta didik untuk
belajar mencari tahu dan memahami pengetahuan sebanyak-banyaknya,
dengan perantara pengalaman-pengalaman yang mereka miliki. Dalam
konsep Learning to Know tidak sekedar memungkinkan peserta didik
untuk mengetahui atau mendapatkan pengetahuan, tapi juga menguasai
teknik untuk mendapatkan pengetahuan tersebut, karena dalam learning to
know tedapat learning to learn yang artinya peserta didik memahami apa
yang ada disekitarnya sebagai salah satu dari proses belajarnya. Yang
dapat dikategorikan sebgai proses belajar bukan hanya tedapat di bangku
sekolah saja, tapi berinteraksi dengan lingkungan juga dapat dikatakan
sebagai proses belajar. Belajar adala suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkh laku baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkunganya ( Abu Ahmadi dkk, 2008 : 128). Pada hahikatnya
belajar tidak dapat diukur dari segi nilai saja, bukan juga hanya diukur dari
hasil yang diperoleh tapi belajar dapat juga dilihat dari bagaimana cara
memperoleh hasil tersebut, dan bagaimana prosesnya.

Anda mungkin juga menyukai