Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul
“Penyajian Laporan Keuangan”.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan semampu kami dan kami berharap makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca khususnya untuk kami.
Semoga makalah ini dapat diterima oleh Bapak Akhyar selaku dosen mata kuliah Teori
Akuntansi sebagai salah satu tugas dari mata kuliah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman kami, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Akuntansi merupakan suatu sistem dengan input data/ informasi dan output berupa
informasi laporan keuangan yang bermanfaat bagi pihak internal dan eksternal. Input
akuntansi merupakan transaksi transaksi atau bukti. Proses akuntansi merupakan kegiatan
identifikasi, pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran sehingga menghasilkan laporan
keuangan.
Dewan standar akuntansi keuangan atau DSAK memiliki kewenangan untuk mengatur
standar akuntansi keuangan Indonesia dan untuk menyetujui interpretasi standar tersebut.
PSAK dimaksudkan untuk diterapkan oleh entitas yang berorientasi profit. Laporan keuangan
entitas memberikan informasi tentang kinerja, posisi keuangan, perubahan entitas, arus kas,
catatan atas laporan keuangan yang berguna untuk berbagai pengguna dalam membuat
keputusan keuangan. Pengguna ini adalah investor dan calon investor, bank dan kreditur,
pemasok, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat umum. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka.
Kerangka dasar menurut PSAK menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. PSAK adalah standar yang digunakan
untuk pelaporan keuangan di Indonesia. Menurut PSAK No. 1 laporan keuangan adalah suatu
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Tujuan umum,
Laporan keuangan dibuat dengan tujuan:
Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber daya
ekonomi dan kewajiban dari perusahaan bisnis.
Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan dalam
sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk
memperoleh laba.
Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk
mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.
Untuk mengungkapkan informasi lainyang relevan terhadap kebutuhan pengguna
laporan keuangan.
3. Tujuan kualitatif,
Laporan keuangan bertujuan:
Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan paling
besar untuk memberikan bantuan kepada pengguna laporan keuangan dalam
keputusan ekonomi mereka.
Dapat dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi tsb harus jelas tetapi para
pengguna juga harus dapat memahaminya.
Dapat diverifikasi, yang artinya hasil akuntansi dapat didukung oleh pengukuran-
pengukuran yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang
sama.
Netralitas, yang artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan umum
dari pengguna bukannya kebeutuhan-kebutuhan tertentu dari pengguna yang
spesifik.
Ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal untuk
menghindari adanya kelambatanatau penundaan dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Komparabilitas (daya banding), yang secara tidak langsung berarti perbedaan-
perbedaan yang terjadi seharusnya bukan diakibatkan oleh perbedaan perlakuan
akuntansi keuangan yang diterapkan.
Kelengkapan, yang artinya adalah telah dilaporkan seluruh informasi yang secara
wajar memenuhi persyaratan dari tujuan kualitatif yang lain.
4
Pengguna Laporan Keuangan
Adapun pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan beserta tujuannya
sebagaimana dikemukakan oleh Harahap (1999) meliputi:
1) Pemilik perusahaan, bagi pemilik perusahaan laporan keuangan dimaksudkan
untuk: a) Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen, b)Mengetahui hasil
dividen yang akan diterima, c) Menilai posisi keuangan perusahaan dan
pertumbuhannya, d) Mengetahui nilai saham dan laba per lembar saham, e) Sebagai
dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa datang, dan f) Sebagai dasar
untuk menambah atau mengurangi investasi.
2) Manajemen perusahaan, laporan keuangan digunakan manajemen untuk: a) alat
untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik, b) mengukur tingkat
biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, bagian atau segmen tertentu, c)
mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan, divisi, atau bagian,
d) untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu atau tidaknya
diambil kebijaksanaan baru, dan e) memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan,
anggaran dasar, pasar modal, dan lembaga keuangan lainnya.
3) Investor, laporan keuangan dimaksudkan untuk: a) menilai kondisi keuangan dan
hasil usaha perusahaan, b) menilai kemungkinan menanamkan dana dalam
perusahaan, c) menilai kemungkinan menarik investasi (divestasi) dari perusahaan,
& d) menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan di masa datang.
4) Kreditur atau perbankan, banker atau supplier laporan keuangan digunakan untuk:
a) menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang, b) menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk
menopang kredit yg akan diberikan, c) melihat & memprediksi prospek keuntungan
yang mungkin diperoleh dari perusahaan / menilai rate of return perusahaan, d)
menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar
dalam pertimbangan keputusan kredit, & e) menilai sejauh mana perusahaan
mengikuti perjanjian kredit yg sudah disepakati.
5) Pemerintah atau regulator, laporan keuangan dimaksudkan untuk: a) menghitung
dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar, b) sebagai dasar dalam penetapan
kebijakan baru, c) menilai kepatuhan perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan
lain, d) menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan, dan e) bagi
lembaga pememrintah lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data dan statistik.
5
Elemen-elemen Dasar Laporan Keuangan
Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.3, Elements of Financial
Statements of Business Enterprises, mendefinisikan elemen-elemen yang saling berkaitan
yang secara langsung berhubungan dengan pengukuran kinerja dan status dari
perusahaan antara lain:
Aktiva, adalah kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan yang diperoleh atau
dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa
masa lalu.
Kewajiban, adalah kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi di masa depan yang
timbul dari hutang saat ini suatu entitas untuk mengalihkan aktiva atau memberikan
jasa kepada entitas lain di masa depan sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa
masa lalu.
Ekuitas, adalah kepentingan residual dari aktiva suatu entitas yang tersisa setelah
mengurangi dengan kewajibannya. Dalam perusahaan bisnis, .ekuitas ini adalah
saham kepemilikan,
Investasi oleh pemilik, adalah peningkatan aktiva bersih dari perusahaan yang
diakibatkan dari pengalihan sesuatu yang bernilai kepada perusahaan dari entitas lain
untuk mendapatkan atau meningkatkan kepemilikan (ekuitas) dari perusahaan.
Distribusi kepada pemilik, adalah penurunan aktiva bersih dari perusahaan yang
diakibatkan oleh pengalihan aktiva, pemberian jasa, atau timbulnya kewajiban oleh
perusahaankepada pemilik. Distribusi kepada pemilik menurunkan kepemilikan
(ekuitas) dalam perusahaan.
laba komprehensif, adalah perubahan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan selama
periode tertentu yang diakibatkan dari transaksi dan peristiwa serta kejadian-
kejadian lain dari sumber non pemilik. Laba komprehensif mencakup semua
perubahan yang terjadi pada ekuitas selama satu periode kecuali perubahan yang
ditimbulkan oleh investasi pemilik dan distribusi kepada pemilik.
Pendapatan, adalah arus masuk atau peningkatan lain dari suatu aktiva sebuah entitas
atau pelunasan kewajiban sebuah entitas (atau kombinasi dari keduanya) selama satu
periode tertentu yang dihasilkan oleh penyampaian atau produksi barang, pemberian
jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang menjadi bagian dari operasi-operasi pusat
atau utama entitas yang sedang berjalan.
6
Beban, adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva sebuah entitas
atautimbulnya kewajiban kewajiban sebuah entitas (atau kombinasi dari keduanya)
selama satu periode tertentu yang dihasilkan oleh penyampaian atau produksi
barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang menjadi bagian dari
operasi-operasi pusat atau utama entitas yang sedang berjalan.
Keuntungan, adalah peningkatan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi
entitas yang insidental atau sampingan dan dari semua transaksi dan peristiwa serta
kejadian lainnya yang mempengaruhi entitas selama periode tertentu kecuali yang
timbul dari pendapatan atayentitas investasi pemilik.
Kerugian, adalah penuruan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi entitas
yang insidental atau sampingan dan dari semua transaksi dan peristiwa serta
kejadian lainnya yang mempengaruhi entitas selama periode tertentu kecuali yang
timbul dari beban atau distribusi kepada pemilik.
Definisi-definisi di atas memberikan metode penyaringan pertama yang
signifikan dalam menentukan isi dari laporan keuangan, Definisi ini menguraikan
karakteristik penting yang harus dipenuhi sebelum peristiwa dan kejadian dapat
dianggap sebagai elemen dari laporan keuangan.
7
Laporan laba rugi (Income statement)
Adalah laporan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode
tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-
sumber pendapatan yang diperoleh, laporan laba rugi memiliki dua bentuk penyajian
(Fraser dan Ormiston, 2004) yaitu: a) format satu tahap (single step format)
mengumpulkan pendapatan-pendapatan dalam satu kelompok kemudian dipotong
dengan beban untuk mencapai laba bersih, b) format fase berjenjang (multiple step
format) yang menyajikan laba berjenjang (laba kotor, laba usaha, dan laba sebelum
pajak) sebelum sampai ke laba bersih untuk periode berjalan.
8
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi
akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini
merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah
dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:
o Relevan;
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan,
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan
demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan
maksud penggunaannya.
9
f) Penyajian Jujur Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan.
g) Dapat Diverifikasi (verifiability) Informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh
pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda
jauh.
h) Netralitas Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan pihak tertentu.
i) Dapat dibandingkan Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih
berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya
atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan
dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal
dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama
dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas
yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila
entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada
kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan
pada periode terjadinya perubahan.
j) Dapat dipahami. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat
dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan
operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari
informasi yang dimaksud.
Karakteristik umum penyajian laporan keuangan yang diatur dalam PSAK no.1
Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap PSAK
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan
arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur
dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria
pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban. Entitas yang laporan keuangannya
telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali
tentang kepatuhan terhadap SAK tersebut dalam catatan atas laporan keuangan.
10
Kelangsungan usaha
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun
laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen
bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak
mempunyai alternatif lainnya yang realistis selain melakukannya.
Dasar akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset,
laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan).
Saling hapus
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan laibilitas atau pendapatan
dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK. Saling hapus dalam
laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan atau dalam laporan
laba rugi terpisah (jika disajikan) mengurangi kemampuan pengguna laporan
keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa dan kejadian lain yang telah
terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika saling
hapus mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto
setelah dikurangi penyisihan penilaian (misalnya, penyisihan keusangan atas
persediaaan dan penyisihan piutang tak tertagih) tidak termasuk kategori saling
hapus.
11
Frekuensi pelaporan
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)
setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan
keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari
periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan,
maka entitas mengungkapkan:
alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek
fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat
diperbandingkan secara keseluruhan.
Informasi komparatif
Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya
untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan,
kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan
deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika
relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
Konsistensi penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus
konsisten kecuali:
setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau
review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau
pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan
mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan
akuntansi; atau
perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK
12
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan keuangan perusahaan terdiri dari beberapa komponen, salah satunya
laporan laba rugi. Pada dasarnya tujuan pelaporan laba rugi yaitu menilai kinerja
perusahaan, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah laba atau rugi yang diperoleh oleh
perusahaan (Chariri dan Ghozali, 2007).
Laporan laba rugi mencerminkan aktivitas operasi entitas. Laporan laba rugi
menyediakan rincian penghasilan, beban, laba dan rugi entitas untuk suatu periode waktu.
Laba mengindikasikan profitabilitas entitas dan mencerminkan pengembalian (return)
kepada pemegang saham untuk periode yang bersangkutan, sementara pos-pos dalam
laporan merinci bagaimana laba diperoleh. Dalam akuntansi berbasis akrual, penghasilan
diakui saat entitas menjual barang atau menyerahkan jasa pada saat diperoleh/dihasilkan
(earned) dan ditandingkan (matching) dengan beban yang diakui terlepas dari saat
pembayaran.
Model akuntansi yang masih digunakan sekarang adalah biaya historis, di mana
aset dan liabiitas dinilai berdasarkan harga yang diperoleh pada saat transaksi aktual di
masa lalu. Akuntansi biaya historis (historical cost accounting) disebut juga
sebagai model akuntansi berdasar transaksi (transaction-based model). Laba terutama
ditentukan dengan mengakui penghasilan yang direalisasi atau dapat direalisasi dan
diperoleh (realized or realizable and earned) selama periode dan mengaitkan beban
dengan penghasilan yang diakui. Alternatif model biaya historis ini adalah akuntansi nilai
wajar (fair value accounting) atau disebut juga dengan mark-to-market
accounting.Dengan model akuntansi nilai wajar, nilai aset dan liabilitas ditentukan oleh
nilai wajar (biasanya harga pasar) pada saat tanggal pengukuran (kira-kira tanggal laporan
keuangan). Laba dengan model ini cukup merefleksikan perubahan bersih dalam nilai
wajar aset dan liabilitas selama periode, di mana keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi diakui. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, standar akuntansi keuangan
Indonesia berbasis prinsip dan banyak menggunakan konsep fair value dalam penilaian
aset dan liabilitas.
tahun 2011, komponen laporan keuangan mengalami sedikit perubahan. Perubahan
tersebut antara lain, terlihat dalam laporan laba rugi menjadi laporan laba rugi
komprehensif. Pendapatan komprehensif ini berisi perubahan-perubahan karena
penggunaan model nilai wajar, pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain mencakup
keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi.
13
Laporan laba rugi komprehensif tidak hanya mencakup keuntungan atau kerugian
yang belum direalisasi, tetapi juga mencakup keuntungan atau kerugian yang telah
direalisasi. Bagian yang menyajikan keuntungan atau kerugian yang telah direalisasi
disebut sebagai laporan laba rugi, sedangkan bagian yang menyajikan keuntungan atau
kerugian yang belum direalisasi disebut sebagai bagian pendapatan komprehensif lain.
Menurut FASB memutuskan bahwa Laba komprehensif meliputi semua perubahan
ekuitas selama satu periode kecuali perubahan akibat investasi dan distribusi kepada
pemilik pos yang melewati laporan laba rugi ini disebut sebagai pos laba komprehensif
(other comprehensive income). Komponen pos laba komprehensif hanya dapat disajikan
melalui cara berikut, pelaporan laba komprehensif dalam laporan yang terpisah
mengindikasikan bahwa keuntungan dan kerugian yang didefinisikan sebagai pos laba
komprehensif memiliki status yang sama dengan keuntungan dan kerugian tradisional.
pelaporan laba rugi gabungan dimana laba bersih tradisional akan menjadi sub angka total,
sementara total akhirnya adalah total laba komprehensif, pendekatan terakhir adalah
melaporkan pos-pos laba komprehensif dalam laporan perubahan ekuitas.
Perubahan laba rugi mejadi laba rugi komprehensif menurut PSAK No. 1 (revisi
2009) menjadikan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan menjadi lebih
informatif bagi pengambil keputusan, hal ini tampak nyata dari format laporan keuangan
yang sedikit berbeda dengan sebelumnya. Alasan yang masuk akal karena penggunaan
laporakeuangan bersifat umum sehingga dibuat sesederhana mungkin dan semudah
mungkin dimengerti oleh pengguna. Sementara format sebelumnya bersifat untuk
keperluan internal manajemen yang memisahkan laba kotor dan laba operasi.
14
Komponen Pendapatan Komprehensif Lain (Other Comprehensive Income)
Pendapatan komprehensif lain (Other Comprehensive Income) adalah total penghasilan
dikurangi beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi
sebagaimana yang disyaratkan dalam SAK lainnya.
Menurut PSAK No.1 (revisi 2009) komponen pendapatan komprehensif lain mencakup:
1. Perubahan dalam surplus revaluasi aset tetap dan aset tidak berwujud
- Berdasarkan PSAK-16, aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untukdigunakan
dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkankepada pihak lain
atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari
satu periode.
- Berdasarkan PSAK-19, aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas
sebagai akibat peristiwa masa lalu, dan manfaat ekonomis di masa depan dari aset
tersebut diharapkan diterima oleh entitas. Aset dapat diklasifikasikan sebagai asset
moneter dan non moneter, dimana aset moneter adalah kas dimiliki dan aset yang
akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat
ditentukan.Sebaliknya, aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat
diidentifikasi tanpa wujud fisik.
3. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari
kegiatanusaha luar negeri.
Selisih kurs valuta asing yaitu keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran
laporan keuangan dari kegiatan usaha luar negeri adalah yang paling banyak dilaporkan
perusahaan yang diteliti oleh penulis. Dalam menjalankan kegiatan usaha yang memiliki
cabang di luar negeri dan harus dikonsolidasi ataupun perusahaan yang melakukan
transaksi menggunakan mata uang asing, arus kas dari transaksi mata uang asing
15
dibukukan dalam mata uang fungsionalentitas dengan mengalikan jumlah mata uang
asing tersebut dengan nilai tukar padatanggal transaksi.
Hasil dari transaksi mata uang tersebut akan mengakibatkan selisihkurs yang dapat
bernilai positif atau negatif Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran
sejumlah tertentu satumata uang ke dalam mata uang lain pada kurs yang berbeda.
Selisih kurs yang timbul pada penyelesaian pos nonmoneter atau pada proses penjabaran
pos moneter pada kursyang berbeda dari kurs pada saat pos nonmoneter tersebut
dijabarkan, pada pengakuan awal selama periode atau pada periode laporan keuangan
sebelumnya, diakui dalam laba atau rugi dalam periode saat terjadinya.
- Selisih kurs yang timbul dari dari penyelesaian pos moneter diakui dalam laba
rugiperiode pada saat terjadinya
- Selisih kurs dari pos non moneter diakui dalam pendapatan komprehensif lain
5. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam
rangka lindung nilai arus kas.
Berdasarkan PSAK-55 (Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran), bagian dari
keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung
nilai yang efektif diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sedangkan bagian yang
tidak efektif
16
Penyajian Other Comprehensive Income
FASB memutuskan bahwa Laba komprehensif meliputi semua perubahan ekuitas selama satu
periode kecuali perubahan akibat investasi dan distribusi kepada pemilik pos yang melewati
laporan laba rugi ini disebut sebagai pos laba komprehensif (other comprehensive income).
Komponen pos laba komprehensif hanya dapat disajikan melalui salah satu cara berikut :
1. Laporan Laba rugi kedua yang terpisah
Pelaporan laba komprehensif dalam laporan yang terpisah mengidikasikan bahwa
keuntungan dan kerugian yang diidentifikasikan sebagai laba komprehensif lainnya
memiliki status yang sama dengan keuntungan dan kerugian tradisional. Di samping itu,
hubungan antara laporan laba-rugi tradisional dengan laporan laba-rugi komprehensif
terlihat jelas karena lab-bersih merupakan titik awal dalam laporan laba-rugi
komprehensif.
17
Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif
• PSAK No 1 mengatur bahwa dalam laporan laba rugi komprehensif memuat minimal
informasi-informasi terkait dengan pos-pos berikut selama satu periode:
1. pendapatan;
2. biaya keuangan;
3. bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint venture yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas;
4. beban pajak;
5. suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari: (a) laba rugi setelah pajak dari operasi
yang dihentikan; dan (b) keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan
pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau
kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;
6. laba rugi;
7. setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai
dengan sifat (selain jumlah dalam no.8)
8. bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang
dicatat dengan menggunakan metode ekuitas; dan
9. total laba rugi komprehensif.
• PSAK 1 Mensyaratkan penyajian baik laba rugi periode berjalan maupun laba rugi
komprehensif untuk dialokasikan kepada kepentingan non pengendali dan pemilik entitas
induk (paragraf 08)
• PSAK 1 mengatur bahwa pos, judul, dan subjudul lainnya harus disajikan dalam laporan
laba rugi komprehensif bila diwajibkan oleh SAK atau bila penyajiannya relevan untuk
pemahaman terhadap kinerja keuangan entitas (paragraf 82)
• PSAK 1 tidak memperbolehkan penyajian segala pos pendapatan dan beban sebagai pos
luar biasa di laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan (paragraf
84)
• PSAK 1 mensyaratkan pengungkapan pos-pos pendapatan dan beban yang material secara
terpisah (pargraf 94)
• PSAK 1 mensyaratkan bahwa suatu entitas menyajikan analisis beban (96) dalam laporan
laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi terpisah (pargraf 97)
18
• PSAK 1 mengatur bahwa beban harus disubklasifikasikan berdarkan sifat dan fungsinya,
mana yang memberikan informasi lebih andal dan relevan (paragraf 98)
• PSAK mensyaratkan bahwa suatu entitas mengungkapkan dalam laporan laba rugi
komprehensif atau laporan perubahan ekuitas atau dalam CALK, jumlah dividen yang
diakui sebagai pembagian kepada pemegang saham selama periode berjalan dan nilai per
saham terkait (paragraf 104).
Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan
klasifikasi berdasarkan sifat (nature) atau fungsinya (function) dalam entitas, mana yang
dapat menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan.
1. Klasifikasi menurut sifat. Klasifikasi menurut sifat mengidentifikasi biaya (cost) dan
beban (expense) dalam bentuk karakter biaya, seperti gaji dan upah, pembelian bahan
baku, beban pennyusutan, dan beban iklan.
2. Klasifikasi menurut fungsi. Klasifikasi menurut fungsi menyajikan beban dilihat dari
tujuan pengeluaran (expenditure), seperti biaya manufaktur, distribusi, dan administrasi.
19
Laporan Perubahan Ekuitas
Modal
20
PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS
Definisi
Beberapa istilah yang dipergunakan dalam Pernyataan-ini, masing-masing didefinisikan
sebagai berikut:
Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.
Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka
pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa
menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal
revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan .
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas.
Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan .
21
Penyajian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi
menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis
perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang
memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap
posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut
dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.
Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas yang diklasifikasi ke dalam lebih dari
satu aktivitas. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank meliputi pokok pinjaman dan
bunga, maka bunga merupakan unsur yang dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi
dan pokok pinjaman merupakan unsur yang diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Aktivitas Operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang
menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen
dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna
dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama
pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari
transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa
contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain;
pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
pembayaran kas kepada karyawan;
penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi,
klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya;
pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika
dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan
investasi;
22
Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan keuntungan
atau kerugian yang dimasukkan dalam perhitungan laba atau rugi bersih. Arus kas yang
menyangkut transaksi semacam itu merupakan arus kas dari aktivitas investasi.
Perusahaan sekuritas dapat memiliki sekuritas untuk diperdagangkan sehingga sama
dengan persediaan yang dibeli untuk dijual kembali.Karenanya, arus kas yang berasal dari
pembelian dan penjualan dalam transaksi atau perdagangan sekuritas tersebut diklasifikasikan
sebagai aktivitas operasi. Sama halnya dengan pemberian kredit oleh lembaga keuangan juga
harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, karena berkaitan dengan aktivitas penghasil
utama pendapatan lembaga keuangan tersebut.
Aktivitas Investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan
sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan
sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka
panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang
dibangun sendiri;
penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud
dan aktiva jangka panjang lain;
perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya
(kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan) .
pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option
contracts dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan
perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan
sebagai aktivitas pendanaan;
Jika suatu kontrak dimaksudkan untuk menangkal (hedge) suatu posisi yang dapat
diidentifikasi, maka arus kas dari kontrak tersebut diklasifikasikan dengan cara yang
sama seperti arus kas dari posisi yang ditangkalnya.
23
Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan
sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok
modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya
pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham
perusahaan
penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya
pelunasan pinjaman
pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).
Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam
mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak
langsung. Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas
bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik:
a. dari catatan akuntansi perusahaan; atau
b. dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan
laba rugi untuk:
perubahan persediaan, piutang usaha, dan hutang usaha selama periode berjalan;
pos bukan kas lainnya; dan
pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
24
Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan
menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
a) perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan;
b) pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan
kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum
dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi; dan
c) semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Sebagai
alternatif, berdasarkan arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak
langsung) dengan menyajikan pendapatan dan beban yang diungkapkan dalam laporan
laba rugi serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama
periode.
Beberapa contoh penerimaan dan pembayaran kas sebagaimana dijelaskan pada paragraf
21(a) adalah:
penerimaan dan pembayaran rekening giro;
dana pelanggan yang dikelola oleh perusahaan investasi; dan
sewa yang ditagih oleh pengelola dan selanjutnya disetor kepada pemilik properti.
25
Beberapa contoh penerimaan dan pengeluaran kas sebagaimana dijelaskan pada paragraf
21(b) adalah pembayaran dan penerimaan untuk:
transaksi kartu kredit para nasabah;
pembelian dan penjualan surat-surat berharga; dan pinjaman jangka pendek lain
dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang.
Arus kas yang berasal dari aktivitas suatu lembaga keuangan berikut ini dapat dilaporkan
dengan dasar arus kas bersih:
penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan deposito berjangka waktu tetap;
penempatan dan penarikan deposit pada lembaga keuangan lainnya; dan
pemberian dan pelunasan kredit.
26
Pos Luar biasa
Arus kas sehubungan dengan pos luar biasa harus diklasifikasi sebagai aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan sesuai dengan sifat transaksinya dan diungkapkan secara
terpisah.
Arus kas yang menyangkut pos luar biasa diungkapkan secara tersendiri pada arus kas
aktivitas operasi, investasi atau pendanaan dalam laporan arus kas, agar para pemakai dapat
memahami hakekat dan pengaruhnya terhadap arus kas saat ini dan masa mendatang.
Pengungkapan tersebut dilakukan sebagai tambahan dari pengungkapan terpisah mengenai
hakekat dan jumlah dari pos luar biasa yang dipersyaratkan dalam Pernyataan Akuntansi
Keuangan No. 25 tentang Laba atau Rugi Bersih Untuk Periode Berjalan, Kesalahan
Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi.
27
Pajak Penghasilan
Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan harus diungkapkan tersendiri dan
diklasifikasi sebagai arus kas aktivitas operasi kecuali jika secara spesifik dapat
diidentifikasikan sebagai aktivitas pendanaan dan investasi.
Pajak penghasilan atas pendapatan yang diterima dapat diklasifikasikan sebagai
aktivitas operasi, investasi, atau pendanaan dalam laporan arus kas. Walaupun beban pajak
penghasilan (tax expense) dapat dengan mudah diidentifikasikan dengan aktivitas investasi
atau pendanaan, arus kas yang bersangkutan seringkali tidak mudah diidentifikasikan dan
dapat terjadi dalam periode yang berbeda dengan transaksi arus kas yang mendasarinya. Oleh
karena itu, pajak yang dibayar biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas
operasi. Namun demikian, jika arus kas pajak tersebut dapat diidentifikasikan dengan
transaksi individual yang menimbulkan arus kas yang bersangkutan, maka arus kas tersebut
diklasifikasi sebagai aktivitas pendanaan atau investasi, sesuai dengan jenis aktivitas tersebut.
Apabila arus kas pajak dialokasikan pada lebih dari satu jenis aktivitas, maka jumlah
keseluruhan pajak yang dibayar harus diungkapkan .
28
Penyajian tersendiri pengaruh arus kas dari akuisisi dan pelepasan anak perusahaan
dan unit bisnis lainnya sebagai suatu pos tunggal, bersama-sama dengan pengungkapan
tersendiri jumlah aktiva dan kewajiban yang diakuisisi akan membantu membedakan arus kas
yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan lainnya. Pengaruh arus kas dari
pelepasan tidak boleh dikurangkan dari arus kas dalam rangka akuisisi.
Jumlah keseluruhan kas yang dibayarkan untuk pembelian atau diterima atas
pelepasan tersebut dilaporkan dalam laporan arus kas setelah memperhitungkan dalam jumlah
neto yaitu kas atau setara kas yang diperoleh atau dibayarkan.
29
Pengungkapan Lain
Perusahaan harus mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas yang signifikan
yang tidak dapat digunakan dengan bebas, oleh perusahaan atau group usaha tersebut.
Dalam keadaan tertentu saldo kas dan setara kas yang dimiliki oleh perusahaan tidak
dapat digunakan dengan bebas oleh group perusahaan. Misalnya, saldo kas dan setara kas
milik anak perusahaan yang beroperasi di suatu negara yang memberlakukan lalu lintas
devisa atau memberlakukan pembatasan hukum lainnya sehingga saldo kas tersebut tidak
dapat dialihkan oleh anak perusahaan kepada induk perusahaan.
30
Arus kas yang berasal dari aktivitas suatu lembaga keuangan berikut ini dapat dilaporkan
dengan dasar arus kas bersih:
penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan deposito berjangka waktu tetap;
penempatan dan penarikan deposit pada lembaga keuangan lainnya; dan
pemberian dan pelunasan kredit.
Pajak Penghasilan
Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan harus diungkapkan tersendiri dan
diklasifikasi sebagai arus kas aktivitas operasi kecuali jika secara spesifik dapat
diidentifikasikan sebagai aktivitas pendanaan dan investasi.
Perolehan dan Pelepasan (Disposal) Anak perusahaan dan Unit Bisnis lainnya
Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan pelepasan anak perusahaan atau
unit bisnis lainnya harus diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasi sebagai aktivitas
investasi.
31
Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut secara keseluruhan, sehubungan dengan
perolehan dan pelepasan anak perusahaan dan unit bisnis lainnya selama satu periode:
a) jumlah harga perolehan atau pelepasan;
b) bagian nilai perolehan atau pelepasan yang dibayarkan dengan kas dan setara kas.
c) jumlah kas dan setara kas pada anak perusahaan atau unit bisnis yang diperoleh atau
dilepaskan; dan
d) jumlah aktiva dan kewajiban selain kas atau setara kas pada anak perusahaan atau
unit bisnis yang diperoleh atau dilepaskan, diikhtisarkan berdasarkan kategori utamanya.
Pengungkapan Lain
Perusahaan harus mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas yang signifikan
yang tidak dapat digunakan dengan bebas, oleh perusahaan atau grup usaha tersebut.
Masa Transisi
Pernyataan ini berlaku secara prospektif dan pada saat permulaan pelaksanaan
Pernyataan ini bila disusun laporan keuangan komparatif, maka Laporan Arus Kas tidak
wajib disusun secara komparatif.
Tanggal Efektif
Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang mencakupi periode laporan yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan lebih dini sangat dianjurkan.
32
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan oleh laporan
keuangan :
• Catatan atas laporan keuangan PSAK 1 (Paragraf 109)
– Menyajikan informasi dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
dasar pengukuran, kebijakan yang relevan, asumsi dalam estimasi;
– Mengungkapkan informasi yang diwajibkan oleh SAK yang tidak disajikan di
bagian mana pun dalam laporan keuangan;
– Memberikan informasi tambahan yang tidak di sajikan dalam laporan keuangan
tetapi secara wajar.
• Penyajian catatan atas laporan keuangan dilakukan secara sistematis . (PSAK 1 Paragraf
10).
• PSAK 1 (Paragraf 111 )
a. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK
b. Dasar akuntansi
c. Kebijakan akuntansi signifikan
d. Informasi pendukung untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan.
e. Pengungkapan Lainya termasuk :
liabilitas kontinjensi,ikatan, pengungkapan keuangan lainya ( misalnya peristiwa
setelah periode pelaporan (PSAK 8) , informasi segemen operasi ( PSAK 5) dan
pengungkapan pihak-pihak berelasi (PSAK 7)
pengungkpan non keuangan.
33
PENGUNGKAPAN LAINYA
• Pengungkapan berikut jika tidak diungkapkan di bagiian manapun dalam informasi yang
dipublikasi bersama LK:
• Domisili dan bentuk hukum, negara pendirian, alamat kantor dan lokasi utama
kantor
• Keternagan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama
• Nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha
• Bagi entitas yang mempunyai umur terbatas, informasi tentang umur entitas
• Pengungkapan lain
• Jumlah dividen diumumkan atau diumumkan sebelum penyelesaian laporan
keuangan.
• Jumlah dividen preferen yang tidak diakui.
34
DAFTAR PUSTAKA
35