Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

SARS saat ini sudah dinyatakan sebagai wabah internasional. Penyakit yang mengancam kehidupan
seseorang ini pertama kalinya dilaporkan pada november tahun silam dari tiongkok diprovinsi
guangdong, tepatnya di kabupaten futsan lalu ke Guangzhou, kemudian menyebar kewilyah asia
lainnya- Hong kong, taiwan, singapura, batam, dan diprediksi mulai masuk ke wilayah jakarta. Hingga
saat ini, SARS belum ditemukan asal muasalnya dan bagaimana pengobatannya. Wabah SARS
mengingatkan kita pada tahun 1918 tahun terjadinya wabah flu spayol yang menyebabkan 40 juta
orang meninggal dunia. Pada negara asia yang terkena wabah tersebut, SARS bukan hanya
mengancam.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1.2.1. Apa yang dimaksud dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) ?

1.2.2. Apa penyebab dari Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) ?

1.2.3. Apa epidemiologi dari Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) ?

1.2.4. Bagaimana distribusi, patofisiologi, manifestasi, tanda & gejala dari Severe

Acute Respiratory Syndrome (SARS) ?

1.2.5. Jenis-jenis klasifikasi dari Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) ?

1.2.6. Bagaimana pemeriksaan fisik dan penunjang Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS) ?

1.2.7. Bagaimana pemberian asuhan keperawatan pada pasien SARS ?

1.3. TUJUAN

1.3.1. Untuk mengetahui apa itu penyakit, penyebab, epidemiologi, distribusi,

patofisiologi, manifestasi, tanda dan gejala, serta penanganannya dari SARS .

1.3.2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dalam penaktalaksanaan SARS.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN MEDIS

2.1.1 DEFINISI

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) adalah penyakit infeksi saluran nafas yang disesbakan
oleh virus corona dengan sekumpulan gejala klinis yang sangat berat (Chen &Rumende, 2006).

SARS adalah sindrom pernapasan akut berat yang merupakan penyakitinfeksi pada jaringan paru
manusia yang penyebabnya adalah Coronavirus (Poutanen et al .,2003).

Menurut literatur lain, SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit
pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksisaluran pernafasan yang
disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus (Zhang et al.,2006).

SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru- paru dengan berbagai
kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru (edema
paru). (Svoboda. 2006).

2.1.2 ETIOLOGI
WHO mengumumkan kesepakatan bahwa coronavirus yang baru teridentifikasi adalah mayoritas
agen penyebab SARS. Coronavirus berasal dari kata Corona yang berasal dari bahasa Latin yang
artinya mahkota. Ini sesuai dengan bentuk Coronavirus itu sendiri yang kalau dilihat dengan
mikroskop nampak seperti mahkota.

Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung ataupun tidak langsung yang
melukai paru-paru, diantaranya :

a) Pneumonia.

b) Tekanan darah yang sangat rendah (syok).

c) Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari lambung).

d) Beberapa karena transfusi darah.

e) Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi.

f) Emboli paru.

g) Cedera pada dada.

h) Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin.

i) Trauma hebat.

j) Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak).

2.1.3 EPIDEMIOLOGI

SARS diduga berasal dari Propinsi Guangdong di Cina daratan, muncul dan menyerang manusia
sekitar bulan November 2002. Namun pertama kali dikenal pada bulan Februari 2003. Penyebabnya
adalah coronavirus. Penyakit dengan gejala infeksi saluran pernafasan berat disertai dengan gejala
saluran pencernaan.Pada bulan Juli 2003 Out break (KLB) terjadi di 6 wilayah yaituKanada, Cina
daratan (yang berasal dari Guangdong kemudian menyebar ke beberapakota besar, Taiwan dan
Hongkong), Singapura dan Vietnam.

2.1.4 DISTRIBUSI

2.1.4.1 Distribusi Menurut Orang


Pada distribusi menurut orang ini, orang yang paling berisiko terkena penyakit SARS adalah petugas
kesehatan yaitu dengan persentase sebesar 30%. Hal ini disebabkan oleh petugas kesehatan
merupakan orang yang merawat pasien yang menderita SARS sehingga sangat besar risikonya
mereka juga akan terkena SARS sesuai dengan cara penularan penyakit SARS.

2.1.4.2 Distribusi Menurut Tempat

Negara di dunia yang memiliki jumlah kasus SARS terbesar adalah Negara China yaitu sebesar 5327
kasus dengan jumlah kematian sebesar 349 orang. Hal ini disebabkankarena Negara China
merupakan Negara yang pertama kali terkena penyakit SARS yaitu pada bulan November
2002, namun belum dilaporkan sehingga orang tidak mengetahuinya dan tidak dapat dicegah. Baru
pada bulan Februari 2003 kasus inidiketahui. Hal ini mengakibatkan orang yang terkena SARS di
China makin banyak. Dari China kemudian virus SARS ini menyebar ke negara lain seperti melalui
kunjungan kedaerah tersebut.

2.1.2.3 Distribusi Menurut Waktu

Singapura terdeteksi SARS pertama kali pada bulan Februari 2003 dan penderitanya bertambah dan
mencapai puncak di bulan Maret. Selain itu, karena banyaknya kunjungan ke Singapura ataupun
warga Singapura yang berlibur ke Negara lain yang banyak kejadian SARS memungkinkan terjadinya
perpindahan virus dari orang tersebut ke orangdi Singapura.

2.1.5 FAKTOR PREDISPOSISI

a. Faktor diri (host)

b. umur, jenis kelamin, status gizi, kelainan congenital,imunologis, BBLR dan premature.

c. Faktor lingkungan

d. Pola hidup, asap rokok, keterpaparan terhadap infeksi,s osial ekonomi, kepadatan tempat
tinggal, cuaca dan polusi udara.
e. Defisiensi vitamin.

f. Tingkat sosioekonomi rendah.

g. Tingkat jangkauan pelayanan kesehatan yang rendah.

h. Menderita penyakit kronis.

i. Aspek kepercayaan setempat dalam praktek pencarian pengobatan yang salah.

2.1.6 PATOFISIOLOGI

SARS secara klinis lebih melibatkan saluran nafas baian bawah dibandingkan dengan saluran nafas
dibagian atas. Pada saluran nafas bagian bawah, sel-sel asinus adalah sasaran yang lebih banyak
terkena dibandingkan trakea maupun bronkus. Patogenesis SARS terdiri dari 2 macam fase (Chen
dan Rumende, 2006),

2.1.6.1 Fase Pertama

Terjadi selama 10 hari pertama penyakit, pada fase ini melibatkan proses akutyang
mengakibatkan diffuse alveolar damage (DAD) yang eksudatif. Fase ini dicirikan dengan adanya
infiltrasi dari sel-sel inflamasi serta edema dan pembentukan membran hialin.

Membran hialin ini terbentuk dari endapan protein plasma serta debris nucleus
dan sitoplasma sel-sel epitel paru (pneumosit) yang rusak. Dengan adanya nekrosis sel-sel epitel
paru maka barrier antara sirkulasi darah dan jalan udara menjadi hilang sehingga cairan yang berasal
dari pembuluh darah dapat masuk ke dalam ruang alveolus (efusi). Namun masih belum dapat
dibuktikan apakah kerusakan sel-sel paru tersebut diakibatkan karena efek toksik dari virus tersebut
secara langsung atau kerusakan tersebut terjadi karena perantara sistem imun. Pada saat
fase eksudatif ini dapat diamati dan diidentifikasi RNA dan antigen virus yang terdapat pada
makrofag alveolar.

2.1.6.2 Fase kedua

Fase ini dimulai tepat setelah fase pertama selesai (setelah 10 hari). Fase iniditandai dengan
perubahan pada DAD eksudatif menjadi DAD yang terorganisir. Pada periode ini didapati metaplasia
sel epitel skuamosa bronchial, bertambahnya ragam sel dan fibrosis pada dinding lumen alveolus.
Pada fase ini juga tampak dominasi pneumosit tipe 2 dengan perbesaran nucleus dan nucleoli
yang eosinofilik.

Selanjutnya juga ditemukan adanya sel raksasa dengan banyak nucleus (multinucleated giant
cell) dalam rongga alveoli. Sel raksasa tersebut diduga merupakan akibat langsung dari COV SARS,
namun sumber lain mengatakan bahwa hal tersebut bukan karena COV SARS namun
disebabkan karena proses inflamasi yang berat pada tahap DAD eksudatif.

2.1.7 KLASIFIKASI

Secara proposional ada 2 kasus SARS, yaitu suspect dan probable sesuai kriteriaWHO:

2.1.7.1 Suspect SARS

Adalah seseorang yang menderita sakit dengan gejala demam tinggi (>380C ),dengan satu atau lebih
gangguan pernafasan, yaitu batuk, nafas pendek dan kesulitan bernafas.

Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit, mempunyai riwayat kontak erat denganseseorang yang telah
didiagnosis sebagai penderita SARS, dimana orang yang beresiko tersebut adalah orang yang
merawat, tinggal serumah atau berhubungan langsung dengan cairan saluran pernafasan maupun
atau jaringan tubuh seseorang penderita SARS.

2.1.7.2 Probable SARS

Adalah kasus Suspect ditambah dengan gambaran foto toraks menunjukkan tanda-tanda pneumonia
atau respiratory distress syndrome, atau seseorang yang meninggal karena penyakit saluran
pernafasan yang tidak jelas penyebabnya, dan pada pemeriksaan autopsi ditemukan tanda patologis
berupa respiratory distress syndrome yang tidak jelas penyebabnya.

2.1.8 TANDA DAN GEJALA

Secara spesifik, gejala SARS hampir serupa dengan radang paru – paru namun masa inkubasi SARS
lebih pendek dari pneumonia, yaitu sekitar 2-10 hari.
Ø Demam > 380C

Ø Sesak nafas

Ø Myalgia

Ø Menggigil

Ø Rasa kaku ditubuh

Ø Batuk non produktif

Ø Nyeri kepala dan pusing

Ø Malaise

Gejala-gejala tersebut merupakan gejala tipikal yang sering timbul pada penderitaSARS, namun
tidak semua gejala tersebut timbul pada setipa pasien , pada beberapa kasus demam muncul dan
menghilang dengan sendirinya pada hari ke 4 hingga ke 7, tapi hal tersebut sama sekali tidak
menunjukkan adanya perbaikan pada pasien, dan terkadang demam muncul kembali pada minggu
ke 2 (Chen & Rumende, 2006).

2.1.9 FAAL PARU

Faal Paru normal

Faal Paru yang terkena SARS

Volume tidal = 1L

Volume cadangan inspirasi = 1,57 L

Volume cadangan ekspirasi =1L

VC = 3,57

2.1.10 PATHWAY

Tinja, droplet, udara terkontaminasi corona Virus )

kurang informasi

REAKSI PERTAHANAN

Batuk, Bersin
Kurang pengetahuan

Kontak/invasi saluran pernafasan

Masuk saluran pernafasan bawah

Aktifkan antibodi

masuk

Asam laktat

Penekanan SSP

Penurunan kesadaran

Reaksi inflamasi

Kelebihan CO2

Metabolism anaerob

Asidosis respiratory

Inefektifitas bersihan jalan nafas

Sekresi mukus

Pelepasan mediator kimia

Tidak seimbang suplai O2

Proses Radang

Kerusakan pertukaran gas

Penurunan 02 ke jaringan

suhu tubuh

Metabolism meningkat

Resiko kekurangan cairan

Perubahan penurun nutrisi dari kebutuhan

cemas
Predisposisi edema serebral

Metabolism anaerob

Proses reflikasi cepat

keluar

Antigen antibody
2.1.11 MANIFESTASI UMUM
Meskipun SARS merupakan virus yang menyerang system pernafasan namun beberapa kasus
ditemukan penderita dengan gejala multiorgan.

2.1.11.1 Manifestasi Pernafasan

Penyakit paru adalah gejala klinis utama dari penderita SARS, gejala- gejalautama yang timbul antara
lain :

1. Batuk kering

2. Sesak nafas

Pada tahap awal infeksi, gejala tersebut seperti pada Infeksi saluran nafas padaumumnya, namun
gejala tersebut mengalami perburuakan pada awal minggu kedua.Dimana gejala sesak makin lama
akan semakin berat dan mulai membatasi aktifitas fisik pasien.

Sebanyak 20-25% pasien SARS mengalami progresi buruk kearah acute respiratory distress
syndrome (ARDS) akibat kerusakan pada pneumosit tipe 2 yang memproduksi surfaktan.

Gejala lain yang mungkin timbul adalah pneumotoraks dan penumomedistinum,yang diakibatkan
karena udara yang terjebak dalam ringga dada, hal ini dilaporkan sebanyak 12% terjadi secara
spontan dan 20% timbul setelah pengunaan ventilator di ICU (Chen & Rumende, 2006).

Penyebab kematian tersering pada SARS adalah dikarenakan oleh ARDS berat,kegagalan multiorgan,
infeksi sekunder, septicemia, serta komplikasitromboembolik.

2.1.11.2 Manifestasi Pencernaan

Gejala yang timbul pada system pencernaan diduga disebabkan karena transmisi
penularan virus SARS melalui oral. Gejala utamanya adalah diare. Pada kasus ini didapati sebanyak
20% pasien SARS mengalami diare pada kedatangan pertama dan 70% dari jumlah tersebut tetap
mengalami gejala ini selama masa perjalanan penyakitnya.

Diare yang ditimbulkan biasanya cair dengan volume yang banyak tanpa disertaidarah maupun
lendir. Pada kasus berat biasanya dijumpai ketidakseimbangan elektrolit dan dehidrasi karena
penurunan cairan tubuh akibat diare (Chen &Rumende, 2006).

Pada beberapa kasus yang tidak disertai pneumonia, gejala diare ini adalah satu-satunya gejala yang
tampak, namun pada beberapa kasus lain dengan pneumonia, diare mulai tampak pada mingu
kedua sakit bersamaan dengan timbulnya demam dan perburukan pada paru.
2.1.11.3 Manifestasi Lain

1) Sebanyak 25% pasien SARS mengalami peningkatan SGPT pada kedatangan pertama. Belum
bisa dipastikan penyebab peningkatan SGPT namun diduga peningkatan SGPT ini disebabkan karena
respon tubuh terhadapa infeksi CoV SARS pada tubuh manusia, dan bukan karena infeksi spesisfik
CoV pada hepar.

2) Beberapa kasus dilaporkan gejala epilepsy dan disorientasi pada pasien SARS. Meskipun
demikian tetap harus diwaspadai terhadap kemungkinan manifestasi SARS pada system saraf
mengingat adanya laporan kasus yang menunujukkan adanya status epileptikus pada pasien dengan
disertai penemuan CoV SARS pada CSS dengan kadar yang cukup signifikan. Menurut ( Chen dan
Rumende 2006),

3) CoV SARS ini juga dapat mengakibatkan demyelinisasi pada saraf otak.Penyakit demielinisasi
merupakan sekelompok gangguan neurologis yang melibatkan destruksi fokal atau bebercak
selubung mielin susunan saraf pusat disertai respons peradangan. Penyakit degeneratif sering
bersifat herediter, dan ditandai dengan kematian neuron yang gradual dan progresif tanpa sebab
yang jelas.

2.1.12 PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG

1. PADA PEMERIKSAAN FISIK :

a) INSPEKSI,

Frekuensi dan kedalam nafas, kesimetrisan ekspansi dada, menggunakan otot – otot tambahan atau
tidak, ada nya batuk atau tidak, diameter dada anteros posterior.

b) PALPASI,

Adanya fremitus, kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena kekurangan oksigen).

c) PERKUSI

Perkusi lapang paru

d) AUSKULTASI

Dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan abnormal (seperti ronki atau
wheezing), Tekanan darah seringkali rendah.

2. PEMERIKSAAN RADIOLOGIS :
Ø air bronchogram :

Ø Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yangseharusnya terisi udara)

3. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Ø Gas darah arteri untuk hitung jenis darah dan kimia darah.

Ø Pemeriksaan Bakteriologis : sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau transtrakeal, aspirasi jarum
transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsye.

Ø Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8 jamdan sangat
akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.

2.1.13 PENATALAKSANAAN KASUS SUSPECT SARS

1. Kasus dengan gejala SARS melewati triase (petugas sudah memakai masker N95). Untuk segera
dikirim ke ruangan pemeriksaan atau bangsal yang sudah disiapkan.

2. Berikan masker bedah pada penderita.

3. Petugas yang masuk keruang pemeriksaan sudah memakai penggunaan alat proteksi perorangan
( PAPP ).

4. Catat dan dapatkan keterangan rinci mengenai tanda klinis, riwayat perjalanan,riwayat kontak
termasuk riwayat munculnya gangguan pernapasan pada kontak sepuluh hari sebelumnya.

5. Pemeriksaan fisik .

6. Lakukan pemeriksaan foto toraks dan darah tepi lengkap.

7. Bila foto toraks normal lihat indikasi rawat atau tetap dirumah, anjurkan untuk melakukan
kebersihan diri, kurangi aktifitas, dan anjurkan menghindari menggunakanangkutan umum selama
belu

8. Pengobatan di rumah diberikan antibiotik bila ada indikasi, vitamin dan makanan bergizi.

9. Anjurkan pada pasien apabila keadaan memburuk segera hubungi dokter, atau rumah sakit.

10. Bila foto toraks menunjukkan gambaran infiltrat satu sisi atau dua sisi paru dengan atau tanpa
infiltrat interstial lihat penatalaksanaankasus probable Suspek SARS yang dirawat, seperti :

11. Isolasi

12. Perhatikan :

a. Keadaan umum

b. Kesadaran
c. Tanda vital (tensi, nadi, frekuensi napas, suhu)

13. Terapi suportif

14. Antibiotik : b laktam atau b laktam + Anti b laktamase oral ditambah makrolidgenerasi baru oral
(roksitromisin, klaritromisin, azitromisin).

2.1.14 PENATALAKSANAAN KASUS PROBABLE SARS

1. Rawat di Rumah Sakit dalam ruang isolasi dengan kasus sejenis.

2. Pegambilan darah untuk: darah tepi lengkap, fungsi hati, kreatin fosfokinase, urea,elektrolit, C
reaktif protein.

3. Pengambilan sampel untuk membedakan dari kasus pneumonia tipikal/atipikal lainnya;

a. pemeriksaan usap hidung dan tenggorokan,

b. biakan darah, serologi

c. urine

4. Pemantauan darah 2 hari sekali

5. Foto toraks diulang sesuai indikasi klinis

6. Pemberian pengobatan

a. Ringan atau sedang

Antibiotik Golongan b laktam + anti b laktamase (intravena) ditambah makrolidgenerasi baru oral
atau Sefalosporin G2, G3 (intravena),ditambah makrolid generasi baru oral atau Fluorokuinolon
respirasi (intravena): Moxifloxacin, Levofloxacin,Gatifloxacin

b. Berat

pasien yang tidak ada faktor resiko infeksi pseudomonas, diberikan sefalosporin G3 non
pseudomonas (intravena) ditambah makrolid generasi baru oral atau fluorokuinolon respirasi
(intravena).

Antibiotic untuk pasien dengan faktor resiko infeksi pseudomonas, diberikan, sefalosporin anti
pseudomonas (seftazidim, sefoperazon,sefipim) / karbapenem (intravena) ditambah luorokuinolon
anti pseudomonas (siprofloksasin, levofloksasin) intravena / aminoglikosida intravena
ditambah,makrolid generasi baru oral

Kortikosteroid
Hidrokortison ( intravena ) 4 mg/kg BB tiap 8 jam, tapering ataumetilprednisolon (intravena) 240 ±
320 mg tiap hari

Ribavirin 1,2 gr oral tiap 8 jam atau 8 mg/kg BB intravena tiap 8.

Anonym. 2003. Pedoman Surveilans Epidemiologi penyakit SARS.

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume3, EGC, Jakarta

Capernito, Linda juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta. EGC

Ceri Andriana, Khairun Nisak Sari, Bunga pasande, Endang Wahyuni,Askep SARS (2010)

Chen K ,Rumende CM. 2006. Buku ajar ilmu penyakit Dalam . FK UI : Jakarta

T .Heather Herdman. 2010. Diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi.Jakarta : EGC,

Doenges, Marilyn. E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih bahasa I Made Kaniasa, edisi 3. Jakarta : EGC

Wijayakusuma Hembing. 2003 . Proteksi Dini Terhadap SARS ( Severe Acute Respiratory Syndrome
), edisi 1. Jakarta : Pustaka Populer Obor

http://digilib.litbang.depkes.go.id (diakses : 20 oktober 2012)

http://www.scribd.com/doc/44969814/Askep-sars ,(diAkses : 20 oktober 2012 )

Anda mungkin juga menyukai