Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Irman Ginanjar,S.T.

NOSIS : 201905073375
PLETON : J
KELOMPOK : 1

Etika Publik ASN Kaitannya dengan Etika Diri Sendiri :

Dasar Hukum :

 UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)


 PP No. 42 Tahun 2004 tentang kewajiban PNS tentang kode etik
 Peraturan Bupati Bandung No. 58 Tahun 2017 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku PNS di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung

Etika terhadap diri sendiri meliputi :

1. Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar
2. Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan
3. Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan
4. Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap
5. Memiliki daya juang yang tinggi
6. Memelihara kesehatan jasmani dan rohani
7. Menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga
8. Berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan
9. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain

Kondisi etika diri sendiri di Indonesia dewasa ini semakin menurun hal tersebut dibuktikan dengan makin
banyaknya pelanggaran-pelanggaran kode etik khususnya yang dilakukan oleh para ASN di Indonesia.

Faktor penyebab menurunnya kondisi etika ASN di Indonesia:

1. Kurangnya kesadaran dari diri ASN dalam mengamalkan Panca Prasetya ASN dengan kode etik
ASN
2. Pribadi yang kurang disiplin
3. Penyalahgunaan sebagian ajaran moral oknum ASN menghalalkan segala cara untuk mencapai
tujuannya seperti perilaku KKN
4. Penyalahgunaan konsep moral seperti penyalahgunaan ajaran agama untuk tujuan pribadi dan
kelompok
5. Perkembangan teknologi seperti ponsel pintar. Banyak oknum ASN yang lebih suka memainkan
gawai/gadget dibandingkan bersosialisasi dengan satu sama lain atau bekerja
Salah satu solusi pemecahan masalah untuk menyikapi menurunnya etika diri sendiri sebagai ASN adalah
dengan berpegang teguh kepada Panca Prasetya Korpri . Untuk mengamalkan dengan baik, Panca
Prasetya Korpri harus dihayati dan dipahami secara seksama. Dengan demikian diharapkan makna yang
terkandung di dalamnnya dapat ditegakkan secara tepat.

Kesimpulan

Berdasarkan undang-undang no 5 tahun 2004 , PP no 42 tahun 2004 , dan Perbup No. 58 tahun 2017, dan
kondisi etika ASN terhadap diri sendiri yang menurun karena beberapa faktor yang disebutkan di atas,
maka sudah sepantasnya ASN di Indonesia menyadari dengan penuuh tanggung jawab akanpengamalan
kode etik yang tertuang pada Panca Prasetya KORPRI. Dengan pengamalan Panca Prasetya Korpri
diharapkan masing-masing ASN dapat memiliki sebuah standar sikap yang mencerminkan ASN sebagai
pemikir,perencana, pelaku, pengendali, pelayan dan pengawas dalam tugas-tugas pemerintahan untuk
kepentingan anggota serta panutan bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai