Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KE-PGRI-AN

MEMBAHAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005

PASAL 39, 40, 41, 42, 43, 44.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 6 :

1. DWI NOFITA SARI (16.1.01.08.0001)


2. ROMADELA DWI P (16.1.01.08.0007)
3. GALIH PRASETYO ()
4. NILTON DAVID JA ()

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI


2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Guru, adalah unsur penting yang menentukan berhasil tidaknya pendidikan. Jika guru
berkualitas baik, maka pendidikanpun akan baik.
Dari berbagai studi yang telah dilakukan, tingkat kesejahteraan merupakan penentu yang
amat penting bagi kinerja guru dalam menjalankan tugasnya. Kesejahteraan guru meliputi
gaji, tunjangan, dan rasa aman dalam menjalankan tugasnya perlu dikedepankan
mengingat kesejahteraan guru di Indonesia masih memprihatinkan. Lahirnya Undang-
Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 merupakan legalitas formal yang
menjamin perlindungan hukum bagi para guru untuk dapat bekerja secara aman, kreatif,
profesional, dan menyenangkan.
Implementasi Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 telah menuntut
guru untuk memenuhi kualifikasi akademik yaitu S1 atau D/Akta IV, memiliki
seperangkat kompetensi secara integral holistik yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Kualifikasi akademik dan
seperangkat kompetensi tersebutlah yang akan mengantarkan guru untuk mengikuti
sertifikasi guna memperoleh tunjangan profesi dari pemerintah.[1]
Upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan sejak dulu.
Upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain menata sarana dan prasarana, melakukan
perubahan kurikulum, meningkatkan kualitas guru baik melalui peningkatan kualifikasi
pendidikan guru, memberikan berbagai diklat atau penataran, maupun peningakatan
tunjangan profesi guru dalam arti meningkatkan kesejahteraan guru. Semua ini dilakukan
guna tercapainya tujuan pendidikan nasional yang bermutu secara merata.
Disebutkan dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) dan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menata kembali sistem pendidikan
nasional. Undang-undang Sisdiknas merupakan pengganti Undang-undang Nomor 2
tahun 1989 yang dianggap tidak mengusung prinsip reformasi yang mulai digembor-
gemborkan pada tahun 1998. Sedangkan Undang-undang Guru dan Dosen memuat
berbagai pasal yang mengatur berbagai hal tentang tenaga pendidik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang munculnya Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 ?
2. Bagaimana isi Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 pasal 39, 40, 41, 42, 43 ?
3. Bagaimana analisa Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 pasal 39, 40, 41, 42, 43 ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Munculnya Undang-Undang tentang Guru dan Dosen

Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar ketertinggalan di segala
aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan global dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia melalui DPR dan Presiden pada tanggal 11 Juni
2003 telah mengesahkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang baru, sebagai
pengganti Undang-undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun 1998. Undang-undang Sisdiknas
Nomor 20 tahun 2003 yang terdiri dari 22 Bab dan 77 pasal tersebut merupakan perwujudan
dari salah satu tuntutan reformasi yang marak sejak tahun 1998.
Dalam Bab XI pasal 39 sampai pasal 44 dijelaskan bahwa tugas pendidik pada intinya
adalah melaksanakan pembelajaran dan tenaga kependidikan bertugas dalam kegiatan
administrasi. Selanjutnya dijelaskan pula mengenai hak dan kewajiban dari pendidik dan
tenaga kependidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan ditempatkan berdasarkan kebutuhan
satuan pendidikan formal, melihat dari kebutuhan daerah dimana pemerintah memfasilitasi
segala keperluan dari pendidik dan tenaga kependidikan. Selain itu dalam hal ini dipaparkan
juga mengenai ketentuan kualifikasi, promosi, penghargaan, dan sertifikasi bagi pendidik
(Guru). Maka hal ini menimbulkan Peraturan Pemerintah berupa Undang-Undang bagi Guru
dan Dosen (Tenaga pendidik).
Kondisi yang sering dikaitkan dengan tingkat kesejahteraan guru sangat rendah.
Bagaimana guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik, sementara mereka masih bingung
harus memenuhi kebutuhan hidupnya yang semakin tidak dapat dicukupi dengan penghasilan
atau gaji yang diterimanya? Berdasarkan realitas itu, kualitas dan kesejahteraan guru menjadi
salah satu solusi dalam menyelesaikan masalah rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
Dengan pendanaan yang memadai, diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan
di Indonesia. Untuk merealisasikan hal itu kemudian disahkan Undang-undang Guru dan
Dosen No. 14 tahun 2005 yang diikuti dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tahun 2007 yang antara lain tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru (Nomor 16), dan Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan (Nomor 18).
Undang-undang Guru dan Dosen lahir bertujuan untuk memperbaiki pendidikan
nasional, baik secara kualitas maupun kuantitas, agar sumber daya manusia Indonesia bisa
lebih beriman, kreatif, inovatif, produktif, serta berilmu pengetahuan luas demi meningkatkan
kesejahteraan seluruh bangsa. Perbaikan mutu pendidikan nasional yang dimaksud meliputi,
Sistem Pendidikan Nasional, Kualifikasi serta Kompetensi Guru dan Dosen, Standar
Kurikulum yang digunakan, serta hal lainnya.
Undang Undang Guru dan Dosen mengatur hal-hal yang penting bagi kemajuan dan
kesejahteraan para guru. Ada lima implikasi yang sekaligus menjadi latar belakang
diundangkannya Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005, antara lain :
a. Pemerintah menganggap pendidikan mempunyai peran yang strategis dalam rangka
pembangunan sumber daya manusia;
b. Penerbitan legalitas formal Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005
merupakan upaya untuk mengakui dan mengembangkan guru sebagai profesi;
c. Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 dalam dataran realitas apabila
diimplementasikan akan meningkatkan martabat dan kesejahteraan guru;
d. Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 juga akan memberikan arah
pengembangan profesi guru agar mampu menghadapi tantangan sesuai dengan perubahan
kehidupan lokal, nasional, dan global yang perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan
mutu guru secara terencana, terarah dan berkesinambungan;
e. Aturan formal yang rinci di dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005
juga akan meningkatkan komitmen guru untuk meningkatkan diri sendiri, pemerintah untuk
memfasilitasi, dan masyarakat untuk mendukung profesionalitas guru.

2.2 Isi dari Undang-Undang nomor 14 tahun 2005

Bagian Ketujuh
Perlindungan
Pasal 39

(1) Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan


pendidikan wajib memberikapn perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perlindungan hukum,
perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan
hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau
perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi,
atau pihak lain.

(4) Perlindungan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan
terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam menyampaikan
pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan pembatasan/pelarangan lain yang dapat
menghambat guru dalam melaksanakan tugas.

(5) Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mencakup perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja,
kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau risiko lain.

Bagian Kedelapan
Cuti
Pasal 40

(1) Guru memperoleh cuti sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Guru dapat memperoleh cuti untuk studi dengan tetap memperoleh hak gaji penuh.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kesembilan
Organisasi Profesi dan Kode Etik
Pasal 41

(1) Guru membentuk organisasi profesi yang bersifatindependen.

(2) Organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi untuk memajukan
profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan profesi,
kesejahteraan, dan pengabdian kepada masyarakat.
(3) Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.

(4) Pembentukan organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

(5) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat memfasilitasi organisasi profesi guru dalam
pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi guru.

Pasal 42

Organisasi profesi guru mempunyai kewenangan:

a. menetapkan dan menegakkan kode etik guru;

b. memberikan bantuan hukum kepada guru;

c. memberikan perlindungan profesi guru;

d. melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru; dan

e. memajukan pendidikan nasional.

Pasal 43

(1) Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam pelaksanaan
tugas keprofesionalan, organisasi profesi guru membentuk kode etik.
(2) Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan etika yang mengikat
perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan.

Pasal 44

(1) Dewan kehormatan guru dibentuk oleh organisasi profesi guru.

(2) Keanggotaan serta mekanisme kerja dewan kehormatan guru sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dalam anggaran dasar organisasi profesi guru.
(3) Dewan kehormatan guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk untuk mengawasi
pelaksanaan kode etik gurudan memberikan rekomendasi pemberian sanksi atas pelanggaran
kode etik oleh guru.
(4) Rekomendasi dewan kehormatan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
objektif, tidak diskriminatif, dan tidak bertentangan dengan anggaran dasar organisasi profesi
serta peraturan perundang-undangan.
(5) Organisasi profesi guru wajib melaksanakan rekomendasi dewan kehormatan guru
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

2.3 Analisa Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 Pasal 39, 40, 41, 42, 43, 44.

a. Penjelasan Pasal 39 : Setiap guru harus mendapatkan perlindungan dalam menjalankan


tugasnya baik dari pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, maupun organisasi profesi
baik perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan keselamatan, dan kesehatan
kerja karena guru sebagai tenaga pendidik maka berhak mendapatkan perlindungan.

b. Penjelasan Pasal 40 : Guru berhak meminta cuti untuk kepentingan dirinya yang dianggap
penting sesuai dengan peraturan pemerintah dan tetap mendapatkan gaji tetap.

c. Penjelasan Pasal 41 : Guru berhak membentuk organisasi profesi sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berfungsi untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier,
wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada
masyarakat seperti PGRI yang sekarang ini sudah mencapai usia menginjak 72 tahun dan
pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat memfasilitasi organisasi profesi guru dalam
pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi guru.

d. Penjelasan Pasal 42 :

Organisasi profesi guru yaitu PGRI menetapkan dan menegakkan kode etik guru,
memberikan bantuan hukum kepada guru; memberikan perlindungan profesi guru,
melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru; dan memajukan pendidikan nasional
agar kesejahteraan guru dan pendidikan di Indonesia meningkat.

e. Penjelasan Pasal 43 :

Guru harus membentuk kode etik agar norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam
pelaksanaan tugas keprofesionalan berjalan dengan baik sesuai Undang-Undang.

f. Penjelasan Pasal 44 :

PGRI membentuk dewan kehormatan guru untuk membentuk mengawasi pelaksanaan kode
etik guru untuk memberikan rekomendasi pemberian sanksi atas pelanggaran kode etik oleh
guru yang mana dewan kehormatan profesi guru harus objektif, tidak diskriminatif, dan tidak
bertentangan dengan anggaran dasar organisasi profesi serta peraturan perundang-undangan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Guru dan Dosen merupakan ujung tombak utama dalam pendidikan, karena Guru maupun
dosen merupakan komponen utama dalam pendidikan yang bersentuhan dan berinteraksi
langsung dengan peserta didik yang nantinya akan menjadi penerus bangsa.
Hadirnya UU tentang Guru dan Dosen ini diharapkan mampu menghadirkan suatu payung
hukum tersendiri yang memberikan perlindungan hukum dan hak Guru dan agar dapat lebih
bersungguh-sungguh dan meningkatkan kinerja nya untuk mencapai tujuan pendidikan
bangsa. Terutama dengan diakuinya status guru sebagai profesi diharapkan mampu
memotivasi guru untuk meningkatkan kinerjanya dalam pendidikan dan memotivasi guru
untuk terus mengembangkan diri.
Berdasarkan analisa secara keseluruhan pada Undang Undang Guru dan Dosen dapat
disimpulkan bahwa peningkatan kesejahteraan profesi guru, diakuinya guru dan Dosen
sebagai profesi yang sejajar dengan profesi lain, dan memotivasi guru untuk meningkatkan
profesionalitas. Disamping itu kelemahan dari UU ini masih minimnya anggaran untuk
sertifikasi yang menyebabkan proses sertifikasi mengalami permasalahan teknis.
Sebagai tenaga profesional guru dituntut mampu melaksanakan sistem pendidikan nasional
dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif. Peningkatan kualifikasi guru disamping untuk
meningkatkan kompetensinya, sehingga layak untuk menjadi guru yang profesional.

3.2 Saran
Pemerintah mensosialisasikan tentang Undang-Undang No. 14 Bagi Guru Dan Dosen
keseluruh daerah agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik. Sehingga dapat
diminimalisilir beberapa kekurangan yang telah dipaparkan di atas, diantaranya adalah UU
Guru dan Dosen lemah implementasiannya, masih banyak Guru-Dosen tak tahu esensi UU
No 14 2005, terjadinya diskriminatif, banyak aturan yang menyebabkan sebagian guru tidak
memperoleh haknya karena aturan tersebut hanya mengatur guru-guru dalam jabatan
struktural dan UU No 14 2005 hanya sebagai pepesan kosong belaka.

Anda mungkin juga menyukai