Anda di halaman 1dari 5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Parkir

Menurut kamus besar bahasa Indonesia definisi parkir ialah menghentikan


atau menaruh (kendaraan bermotor) untuk beberapa saat ditempat yang sudah
disediakan. Pengertian diatas memiliki definisi dari penyedia jasa layanan parkir
yaitu penyedia tempat untuk menerima penghentian atau penaruhan (kendaraan
bermotor) untuk beberapa saat. Jika melihat fungsi dari perparkiran terdapat juga
asumsi parkir digunakan sebagai tempat penitipan barang yang memiliki arti
apabila seseorang menerima sesuatu barang dari orang lain, dengan syarat bahwa
ia akan menyimpannnya dan mengembalikannya dalam wujud asalnya menurut
Pasal 1694 KUH Perdata.

Menurut isi Pasal 1694 KUH Perdata, penitipan adalah suatu perjanjian “
riil ” yang berarti bahwa ia baru terjadi dengan dilakukannya suatu perbuatan
yang nyata, yaitu diserahkannya barang yang dititipkan. Jadi bentuk dari jasa
parkir ini tidak seperti perjanjian-perjanian lainnya yang pada umumnya bersifat
konsensual yaitu sudah dilahirkan pada saat tercapainya sepakat tentang hal-hal
yang pokok dari perjanjian itu (R.Subekti, 1995 : 107).

Sehingga parkir dapat diartikan sebagai keadaan tidak bergerak suatu


kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya.
Secara hukum dilarang untuk parkir di tengah jalan raya, namun parkir di sisi
jalan umumnya diperbolehkan. Fasilitas parkir dibangun bersama-sama dengan
kebanyakan gedung, untuk memfasilitasi kendaraan pemakai gedung. Termasuk
dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-
tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas ataupun tidak, serta
tidak semata-mata untuk kepentingan menaikkan dan/atau menurunkan orang
dan/atau barang.

Fasilitas parkir untuk umum di luar badan jalan dapat berupa taman parkir
dan/atau gedung parkir. Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk
umum, dilakukan dengan memperhatikan rencana umum tata ruang daerah,
keselamatan dan kelancaran lalu lintas, kelestarian lingkungan, dan kemudahan
bagi pengguna jasa. Penyelenggaraan fasilitas parkir untuk umum dilakukan oleh
pemerintah, badan hukum negara atau warga negara. Penyelenggara fasilitas
parkir untuk umum dapat memungut biaya terhadap penggunaan fasilitas yang
diusahakan.

2.2 Transportasi Online

Transportasi berbasis online merupakan trend terbaru yang menjadi


kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi
online menjawab setiap keluhan warga Negara dalam mengatasi kemacetan dan
kemudahan dalam penggunaan maupun kenyamanan pelayanan dalam setiap
perjalan. Data survey yang di lakukan oleh Astri Fuji RS, Desta Fransiska, Meitry
Ayu P, Niky Juliani Politeknik Bandung, 2016 menunjukkan data GOJEK
menunjang masyarakat untuk melakukan mobilitas dari suatu tempat ke tempat
lain degan nilai responden 4.24 dari 5 dan Driver GOJEK selalu mendengarkan
keinginan konsumen 3.94 dari 5.

Dari nilai diatas menunjukkan bahwa mayoritas rata-rata responden yang


menanggapi indikator nomor satu tersebut dengan menjawab setuju dan
cenderung menuju sangat setuju, terhadap pernyaataan yang bermakna bahwa
Gojek senantiasa selalu menunjang konsumen Gojek dalam melakukan
mobilitasnya. Memberikan pelayanan mobilitasi konsumen bagi Gojek sangat
penting, karena Gojek sendiri sebenarnya memang perusahaan yang bergerak
dibidang transportasi umum sehingga sudah pasti bahwa indikator nomor satu
tersebut memiliki bobot yang paling besar dalam pemenuhan kepuasan konsumen
terhadap pelayanan Gojek. Setelah indikator nomor satu, dapat kita lihat juga
bahwa indikator yang terbesar kedua adalah indikator nomor 3 yang menyatakan
bahwa “driver Gojek selalu mendengarkan keinginan konsumen“ dengan bobot
nilai mean sebesar 3.94.

Berdasarkan dua penjelasan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa


viarbel empathy bagi kepuasan konsumen Gojek cukup besar. Hal ini didukung
oleh tabel deskriptif varibel empathy yang penulis jadikan acuan diatas bahwa
nilai rata-rata dari variable empathy tersebut cukup besar yaitu 3.95 dengan
standar deviasi sebesar 0.72.

2.3 Kerangka Pikir

Aplikator Konsumen Mita/Driver

Shelter Ojek Online

Keamanan Kenyamanan Kepuasan

Pada proses pelaksanaan pengelolaan shelter/parkir di kawasan Malioboro


melibatkan beberpa pihak antara lain:

1. Konsumen

2. Management Kawasan Malioboro

3. Mitra dan Aplikator Ojek Online

Dimana mitra driver menaikkan dan menurunkan penumpang di shelter


ojek online kawasan Malioboro. Pemanfaatan lahan untuk parkir/shelter
dimaksimalkan guna meningkatkan pelayan keaman antara kedua belah pihak dan
mengurangi tingkat kamcetan di Jalan Malioboro

2.4 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak
menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis.
Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam
memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian
terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan
penulis.

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


Hasil Evaluasi Kebijakan Pengelolaan
Parkir di Kota Semarang adalah
pengelolaan parkir masih sangat buruk.
Keberhasilan kebijakan perpakiran
EVALUASI KEBIJAKAN sangat tergantung dari manajemen
Hendrawan Toni
PENGELOLAAN PARKIR Studi pengelolaan layanan parkir. Pengelolaan
Taruno, 2017
Kasus: Kota Semarang yang transparan dan akuntabel, bisa
menjadi sebuah terobosan agar
pelayanan perparkiran menjadi bai dan
target pendapatan retribusi parkir dapat
tercapai.
Perbedaan : Penelitan yang dilakukan oleh Hendrawan Toni Taruno mengevaluasi angka
kinerja management parkir sedangkan penulis mengevaluasi dampak dari parkir ojek online
di kawasan malioboro bagi lingkungan sekitar
Hasil dari penerapan dan pemanfaatan
Sistem Parkir dapat menggunakan
Aplikasi Pengelolaan Parkir
Amuharnis , Arief bahasa pemrograman web dan MySQL
Kendaraan Dengan
Rahmadian, 2017 yang kemudian di tampilkan pada
Menentukan Blok Parkir
sebuah layar monitor, dapat membantu
dalam hal efesiensi tenaga manusia.
Perbedaan : Penelitan yang dilakukan oleh Amuharnis dan Arief Rahmadian menerapkan
bahasa pemrograman MySQL sebagai solusi sistem parkir yang akan membantu petugas
sedangkan artikel penulis mengangkat pengelolaan parkir Ojek Online secara swasembada-
solidaritas.
Realisasi kebijakan di lapangan nyatanya
banyak yang tak sesuai dengan aturan
pengelolaan parkir yang tertuang dalam
Perda No. 1 Tahun 2004 tentang
Penyelenggaraan Tepi Jalan Umum dan
EVALUASI TERHADAP Perda No. 2 Tahun 2012 tentang
PENGELOLAAN PARKIR TEPI Retribusi. Banyaknya perilaku para juru
Syaffa Rahmah,
JALAN UMUM DI KAWASAN parkir yang tidak tertib yakni melakukan
2016
SIMPANG LIMA KOTA parkir di daerah larangan sehingga
SEMARANG menimbulkan parkir liar, banyaknya para
juru parkir yang tidak melakukan
penarikan retribusi sesuai tarif,
banyaknya para juru parkir yang bahkan
tidak mensetorkan retribusi parkir
kepada Dishubkominfo.
Perbedaan : Penelitian yang di lakukan oleh Syaffa Rahman 2016 mengacu pada perda No. 1
Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Tepi Jalan Umum dan Perda No. 2 Tahun 2012 tentang
Retribusi dengan pembahasan evaluasi pengelolaan parkir di tepi jalan umum sedangkan
penelitian penulis tentang Parkir Ojek Online (shelter) di kawasan malioboro mengacu pada
Revisi Undang Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Anda mungkin juga menyukai