Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
EVALUASI DIRI
Evaluasi Diri Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, 2017 Halaman i
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim,
Sebagai pembuka kalimat, terlebih dahulu kami ucapkan puji dan syukur
ke hadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat dan karunia-Nya penyusunan
dokumen Laporan Evaluasi Diri Program Studi Magister (S-2) Penciptaan
dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara
bisa diselesaikan, sesuai dengan rencana yang telah kami susun. Seterusnya
kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu penyelesaian laporan evaluasi diri ini, yaitu: Drs. Irsyad Lubis,
M.A., Ph.D.; Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., Ph.D. sebagai pendamping
internal, dalam konteks laporan evaluasi diri ini. Laporan evaluasi diri ini
adalah dokumen yang memuat refleksi diri terhadap pelaksanaan tridharma
perguruan tinggi dengan tinjauan dari berbagai sudut pandang. Data yang
kami muat di dalam laporan evaluasi diri ini merupakan rangkuman dari
segala aktivitas akademik Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU
selam 5 tahun terakhir (tahun ajaran 2012/2013—2016/2017 yang telah
termuat dalam Borang Akreditasi Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni,
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Evaluasi internal atau evaluasi diri yang telah dilakukan oleh Prodi
Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU ini dituangkan dalam
Laporan Hasil Evaluasi Diri yang terbagi dalam 7 komponen, yaitu: (1) Visi,
Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian; (2) Tata Pamong,
Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu; (3) Mahasiswa
dan Lulusan; (4) Sumber Daya Manusia (SDM); (5) Kurikulum,
Pembelajaran, dan Suasana Akademik; (6) Pembiayaan, Sarana dan Prasarana,
serta Sistem Informasi; dan (7) Penelitian, Pelayanan/ Pengabdian kepada
Masyarakat dan Kerjasama. Setiap komponen tersebut dideskripsikan dan dan
dianalisis secara SWOT, yang mencakup kekuatan dan kelemahan dari dalam
prodi secara internal, serta peluang dan ancaman dari luar program studi, yaitu
eksternal. Pada akhir laporan akan disajikan analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, Threat) antarkomponen serta referensi dan lampiran
untuk mendukung data-data yang telah dikemukakan.
Melalui evaluasi diri ini, profil lembaga (prodi) yang komprehensif dapat
dibaca dan diinformasikan pada stakeholders yang berkepentingan dengan
Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU. Kemudian dalam
tataran dampak akhir, evaluasi diri ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan acuan manajemen (pengelolaan) dalam pengambilan keputusan dan
perencanaan guna mencapai sistem penjaminan mutu yang ditargetkan, baik di
peringkat prodi, FIB, USU, maupun Kementerian Riset, Teknologi, dan
Evaluasi Diri Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, 2017 Halaman ii
Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia. Semoga ke depan
pendidikan Indonesia semakin berjaya.
Evaluasi Diri Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, 2017 Halaman iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Evaluasi Diri Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, 2017 Halaman iv
DAFTAR ISI
LAMPIRAN 120
Evaluasi Diri Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, 2017 Halaman v
DESKRIPSI DAN ANALISIS SWOT
UNTUK SETIAP STANDAR
1. Rumusan visi program studi yang konsisten dengan visi USU dan FIB USU
1
1. 2014-2016 pemantapan daya saing peringkat nasional;
2. 2017-2019 pemantapan daya saing Asia Tenggara,
3. 2020-2022 pencapaian daya saing Asia,
4. 2023-2025 pencapaian daya saing internasional
1.2 Rumusan Visi Program Studi yang Diturunkan dari Misi USU dan FIB USU
Misi USU:
(1) Menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis otonomi yang menjadi wadah bagi
pengembangan karakter dan profesionalisme sumber daya manusia yang didasarkan
pada pemberdayaan yang mengandung semangat demokratisasi pendidikan yang
mengakui kemajemukan dengan orientasi pendidikan yang menekankan pada aspek
pencarian alternatif penyelesaian masalah aktual berlandaskan kajian ilmiah, moral,
dan hati nurani.
(2) Menghasilkan lulusan yang menjadi pelaku perubahan sebagai kekuatan modernisasi
dalam kehidupan masyarakat luas, yang memiliki kompetensi keilmuan, relevansi dan
daya saing yang kuat serta berperilaku kecendekiawanan yang beretika, dan
(3) Melaksanakan, mengembangkan, dan meningkatkan pendidikan, budaya penelitian dan
program pengabdian masyarakat dalam rangka peningkatan mutu akademik dengan
mengembangkan ilmu yang unggul, yang bermanfaat bagi perubahan kehidupan
masyarakat luas yang lebih baik. (sumber: Sinar, T. Silvana dkk., 2014. Rencana
Jangka Panjang USU 2015--2039. Medan: Universitas Sumatera Utara Press).
Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU memiliki misi:
(1) Menyelenggarakan pendidikan Penciptaan dan Pengkajian Seni yang berkualitas dan
mampu bersaing baik secara nasional maupun internasional;
(2) Mengembangkan penelitian dalam bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni yang
mendorong kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
berfungsi untuk kepentingan umat manusia;
2
(3) Melaksanakan pengabdian pada masyarakat, berwawasan seni budaya untuk
menyelesaikan masalah-masalah seni dan masyarakat;
(4) Menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan lembaga lainnya, baik di dalam maupun di
luar negeri dalam bidang seni budaya untuk mengembangkan pendidikan, penelitian,
dan pengabdian pada masyarakat;
(5) Menyiapkan lulusan yang berwawasan dan berkompetensi seni budaya serta
keberagamannya, berkarakter, beretika, inovatif, jujur, berjiwa kepemimpinan, dan
perduli terhadap masalah-masalah kemasyarakatan.
Misi Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni adalah sejalan dan seirama
dengan misi USU dan FIB. Misi USU pada butir (1) menegaskan tentang penyelenggaraan
pendidikan tinggi yang berbasis otonomi dan demokratisasi. Misi USU ini dijabarkan
dalam turunannya di FIB dan Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni sebagai penyelenggara
tridharma Perguruan Tinggi yang meliputi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat, berupa ilmu budaya di peringkat FIB dan ilmu seni budaya di peringkat Prodi
Penciptaan dan Pengkajian Seni, yang dijiwai semangat otonomi dan demokratisasi dalam
kerangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkarakter. Kata kuncinya
terletak pada otonomi, karakter, dan demokratisasi.
Seterusnya misi kedua USU yaitu menghasilkan lulusan (alumni) yang menjadi agen
peribahan yang memiliki kompetensi keimuan yang berdaya saing berperilaku sebagai
ilmuwan dan beretika. Misi ini dijabarkan di peringkat FIB dengan menyiapkan lulusan
yang berwawasan dan berkompetensi budaya beserta keberagamannya, berkarakter,
beretika, inovatif, jujur, berjiwa kepemimpinan dan peduli terhadap masalah-masalah
kemasyarakatan. Sementara di peringkat Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni., misi ini
diuraikan sebagai menyiapkan lulusan yang berwawasan dan berkompetensi seni budaya
serta keberagamannya, berkarakter, beretika, inovatif, jujur, berjiwa kepemimpinan, dan
perduli terhadap masalah-masalah kemasyarakatan. Perbedaan tipis kata kunci misi FIB
dengan Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni adalah terletak pada kata berkompetensi
budaya pada FIB dan berkompetensi seni budaya pada misi Prodi Penciptaan dan
Pengkajian Seni.
Kemudian misi ketiga USU, adalah melaksanakan, mengembangkan, dan
meningkatkan pendidikan, budaya penelitian dan program pengabdian masyarakat dalam
rangka peningkatan mutu akademik dengan mengembangkan ilmu yang unggul, yang
bermanfaat bagi perubahan kehidupan masyarakat luas yang lebih baik. Misi ini selaras
dengan misi FIB dan Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni yang menyelenggarakan
tridharma perguruan tinggi, mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat, dengan fokus kalau USU lebih umum, FIB ke bidang ilmu budaya, dan Prodi
Penciptaan dan Pengkajian Seni ke bidang kesenian.
3
2. Rumusan Tujuan Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni yang Merujuk pada
Tujuan USU dan FIB USU
Tujuan USU:
(1) Menghasilkan lulusan yang berkualitas yang mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, humaniora, dan seni, berdasarkan moral agama serta mampu
bersaing di tingkat nasional dan internasional;
(2) Menghasilkan penelitian inovatif yang mendorong pengembangan ilmu pengetahuan
teknologi, humaniora, dan seni dalam lingkup nasional dan internasional;
(3) Menghasilkan pengabdian kepada masyarakat berbasis penalaran dan karya penelitian
yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan pemberdayaan masyarakat secara inovatif agar masyarakat
mampu menyelesaikan masalah secara mandiri dan berkelanjutan;
(4) Mewujudkan kemandirian yang adaptif, kreatif, dan proaktif terhadap tuntutan
masyarakat dan tantangan pembangunan, baik secara nasional maupun secara
internasional.
4
(3) Menghasilkan pengabdian di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni yang bermanfaat
bagi masyarakat;
(4) Membangun kerja sama dengan dunia usaha dan lembaga lainnya, baik di dalam
maupun di luar negeri dalam bidang seni budaya untuk membangun pendidikan,
penelitian, dan pengabdian pada masyarakat;
(5) Membangun pusat kajian seni budaya bertaraf nasional;
(6) Menghasilkan dan mengembangkan tata pamong program studi yang transparan,
akuntabel, dan demokratis.
Seperti terurai di atas, tujuan USU adalah menghasilkan lulusan yang berkualitas
(bermutu) dan mampu mengembangkan ilmu, dan berdaya saing. Tujuan ini selaras dan
seiring dengan tujuan FIB yang juga bertujuan menghasilkan ilmuwan bidang-bidang ilmu
budaya (bahasa, sastra, seni, sejarah, pustaka, informasi, dan pariwisata) yang juga
berkompetensi, mengembanglan ilmu, dan berdaya saing.
Selain itu, di peringkat USU tujuannya adalah menghasilkan penelitian dan
pengabdian pada masyarakat yang inovatif untuk memajukan masyarakat umum, serta
mewujudkan kemandirian masyarakat dalam menjalani kehidupannya. Sementara di
peringkat FIB tujuannya adalah berpartisipasi dalam pembelajaran di peringkat perguruan
tinggi, memberdayakan prodi di lingkungan fakultas, inovasi ilmu, menciptakan tata
pamong yang baik, menjalin kerjasama dengan dunia usaha. Sementara di level prodi
Penciptaan dan Pengkajian Seni, tujuannya selain menghasilkan lulusan yang disebut
magister seni, yang berkarakter, juga menghasilkan penelitian dan pengabdian masyarakat
di bidang seni, dan membangun pusat kajian budaya bertaraf nasional dan
mengembangkan tata pamong. Dengan demikian terjadi relevansi tujuan USU, FIB, dan
Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni.
3. Rumusan Sasaran Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni yang Relevan dengan
Misinya
Tahap sasaran pengembangan Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB
USU disesuaikan dengan rencana pengembangan Fakultas Ilmu Budaya, dan
Universitas Sumatera Utara, yaitu sebagai berikut:
1. 2014-2016 pemantapan daya saing peringkat nasional;
2. 2017-2019 pemantapan daya saing Asia Tenggara,
3. 2020-2022 pencapaian daya saing Asia,
4. 2023-2025 pencapaian daya saing internasional
Sasaran perencanaan strategis yang akan dicapai Prodi Penciptaan dan Pengkajian
Seni FIB USU dalam lima tahun ke depan untuk mencapai daya saing nasional
dibagi ke dalam kelompok utama:
1. Sasaran bidang tridarma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat);
2. Sasaran bidang organisasi dan pengelolaaan (manajemen),
3. Sasaran bidang kemamasiswaan dan alumni (lulusan);
4. Sasaran bidang sarana dan prasarana; serta
5
5. Sasaran bidang kerjasama antar Prodi sejenis di Sumatera Utara, Sumatera, dan
nasional, Asia Tenggara, serta semua lembaga yang terkait dengan Prodi Magister
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU.
Sasaran Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU adalah sebagai berikut.
1. Proses pendidikan yang berlangsung mendapat pengakuan atau standar nasional
pada tahun 2015 dan internasional pada tahun 2025,
2. Kualitas penelitian dosen selalu meningkat, yang dibuktikan dengan memenangkan
dana penelitian yang dikompetisikan dan dipublikasikan dalam prosiding
(proceeding), seminar dan jurnal baik nasional maupun internasional.
3. Kerjasama dengan institusi lain, guna mendukung proses pendidikan dan penelitian
bertambah ekstensif dan meningkat.
4. Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU lebih berperan aktif dalam
pembangunan seni budaya masyarakat.
Dalam konteks mewujudkan sasaran-sasaran yang telah dirumuskan, Program Studi
Penciptaan dan Pengkajian Seni telah memilih strategi pencapaian yang efektif dan efisien,
yaitu:
(1) Meningkatkan relevansi dengan mengintensifkan jaringan dan kerjasama antara
Program Studi MPPSn dengan stakeholder serta secara berkesinambungan
mengevaluasi dan memperbaiki kurikulum pendidikan agar dapat memenuhi kebutuhan
dunia kerja dan pengembangan keilmuan setidak-tidaknya dalam periode 4 tahun
setelah mendapat masukan berbagai pihak baik dalam seminar ataupun workshop
kurikulum.
(2) Meningkatkan kualitas dosen sebagai tenaga pendidik untuk mencapai jenjang
pendidikan tertinggi dalam keahliannya, yaitu dengan cara menugaskan dosen untuk
sekolah ke jenjang S3 setidak-tidaknya 1 dosen dalam setahun.
(3) Menciptakan suasana akademik yang mendukung proses belajar mengajar dan bekerja,
yaitu melalui penyediaan ruang kelas yang nyaman, penyediaan fasilitas penunjang
seperti buku, jurnal ataupun jaringan internet yang cepat, serta melalui perbaikan
manajemen internal dengan evaluasi dan pengembangan yang dilakukan secara intensif
setiap semester.
(4) Secara aktif menjalin dan meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak eksternal, baik
dengan lembaga-lembaga pemerintah maupun dengan alumni baik yang telah bekerja
maupun belum dalam konteks formal di temu alumni maupun secara informal di dunia
virtual (internet) seperti melalui facebook, twitter, dan laman web: Penciptaan dan
Pengkajian Seni pada http://www.magisterseniusu.weebly.com, serta terus berusaha
memperkenalkan dan mempromosikan program studi ke masyarakat melalui brosur
dan website ini.
(5) Mengembangkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni dengan mengikuti minimal
10 kegiatan ilmiah pada tingkat nasional dan 4 kegiatan ilmiah pada tingkat
internasional dalam 1 tahunnya.
(6) Membuat dan memperbaharui (update) isi website Program Studi Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU dengan memuat berbagai informasi yang diperlukan baik
dalam proses belajar mengajar, penelitian, manajemen internal maupun hasil-hasil
pengabdian masyarakat dan pengenalan program studi kepada masyarakat umumnya.
.
6
5. Analisis Keterkaitan Antara Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Prodi Penciptaan dan
Pengkajian Seni
Dalam konteks mencapai visi Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni
untuk menjadi lembaga pendidikan tinggi Penciptaan dan Pengkajian Seni yang
berwawasan global dan berdaya saing tinggi pada tahun 2025, program studi telah
menetapkan misinya menjadi penyelenggaran pendidikan yang berkualitas, pelaksana
kegiatan untuk mengembangkan keilmuan serta menjadi program studi yang aktif
menerapkan keahlian Penciptaan dan Pengkajian Seni kepada masyarakat luas.
Berbekal misi dan visi tersebut, maka dirumuskan tujuan Program Studi Penciptaan
dan Pengkajian Seni dalam segi pendidikan untuk membekali lulusannya dari segi
wawasan, profesionalitas, inovasi, kreativitas, kerjasama, kepribadian, pengembangan diri
dan kewirausahaan serta berkepribadian luhur serta segi penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan visi, misi serta tujuan program studi, maka
disusunlah berbagai sasaran untuk mendapatkan standarisasi pendidikan tingkat nasional,
peningkatan kualitas penelitian dosen, peningkatan kerjasama dengan institusi lain, serta
peran serta aktif dalam pengabdian masyarakat dengan mengedepankan ciri khas PS S2
Penciptaan dan Pengkajian Seni yaitu dalam hal layanan seni budaya etnik dan seni secara
umum.
Tabel 1:
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni
7
(3) Melaksanakan (3) Menghasilkan 3. Kerjasama
pengabdian pada pengabdian di dengan institusi (2) Meningkatkan
masyarakat, bidang lain, guna kualitas dosen
berwawasan seni Penciptaan dan mendukung sebagai tenaga
budaya untuk Pengkajian Seni proses pendidikan pendidik untuk
menyelesaikan yang bermanfaat dan penelitian mencapai jenjang
masalah-masalah bagi masyarakat; bertambah pendidikan tertinggi
seni dan ekstensif dan dalam keahliannya,
masyarakat; (4) Membangun meningkat. yaitu dengan cara
kerja sama menugaskan dosen
(4) Menjalin dengan dunia 4. Prodi untuk sekolah ke
kerjasama dengan usaha dan Penciptaan dan jenjang S3 setidak-
dunia usaha dan lembaga lainnya, Pengkajian Seni tidaknya 1 dosen
lembaga lainnya, baik di dalam FIB USU lebih dalam setahun.
baik di dalam maupun di luar berperan aktif
maupun di luar negeri dalam dalam (3) Menciptakan
negeri dalam bidang seni pembangunan seni suasana akademik
bidang seni budaya untuk budaya yang mendukung
budaya untuk membangun masyarakat. proses belajar
mengembangkan pendidikan, mengajar dan
pendidikan, penelitian, dan bekerja, yaitu
penelitian, dan pengabdian pada melalui penyediaan
pengabdian pada masyarakat; ruang kelas yang
masyarakat; nyaman, penyediaan
(5) Membangun fasilitas penunjang
(5) Menyiapkan pusat kajian seni seperti buku, jurnal
lulusan yang budaya bertaraf ataupun jaringan
berwawasan dan nasional; internet yang cepat,
berkompetensi serta melalui
seni budaya serta (6) Menghasilkan perbaikan
keberagamannya, dan manajemen internal
berkarakter, mengembangkan dengan evaluasi dan
beretika, inovatif, tata pamong pengembanganyang
jujur, berjiwa program studi dilakukan secara
kepemimpinan, yang transparan, intensif setiap
dan perduli akuntabel, dan semester.
terhadap masalah- demokratis.
masalah (4) Secara aktif
kemasyarakatan. menjalin dan
meningkatkan
kerjasamadengan
pihak-pihak
eksternal, baik
dengan lembaga –
lembaga pemerintah
maupun dengan
alumni baik yang
telah bekerja
maupun belum
dalam konteks
formal di temu
alumni maupun
secara informal di
dunia virtual
(internet) seperti
melalui facebook,
twitter, dan laman
web: Penciptaan dan
Pengkajian Seni
8
pada http://www.
magisterseniusu.
weebly.com, serta
terus berusaha
memperkenalkan
dan
mempromosikan
program studi ke
masyarakat melalui
brosur dan website.
(5) Mengembangkan
disiplin Penciptaan
dan Pengkajian Seni
dengan mengikuti
minlmal 10 kegiatan
ilmiah pada tingkat
nasional dan 4
kegiatan ilmiah pada
tingkat internasional
dalam 1 tahunnya.
Identifikasi SWOT
Strength/S (Kekuatan)
1. Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah menjalin kerjasama dengan
pemerintah daerah, swasta, dan stakeholder di dalam negeri, baik di bidang pendidikan,
peneltian, dan pengabdian kepada masyarakat.
2. Penyelenggaraan proses pendidikan di Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU
didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
9
3. Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU yang berdiri sejak tahun 2009 telah
memiliki banyak alumni yang tersebar di dalam dan luar negeri, di berbagai instansi
pemerintah, swasta maupun wirausaha.
4. Meningkatnya suasana akademik dalam segi penelitian oleh dosen yang telah
dipublikasikan sebagai makalah, seminar, prosiding dan jurnal.
5. Dilaksanakannya evaluasi secara berkala terhadap proses akademik dan sistem
manajemen, seperti evaluasi kinerja dosen, management review dan sebagainya, untuk
pengembangan dan perbaikan program studi.
Weakness/W (Kelemahan)
1. Kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kredibilitas di tingkat internasional.
2. Masih 12,5 % dosen yang memiliki gelar guru besar dan 75 % dosen yang memiliki
kualifikasi S3, dan 25 % sedang tugas belajar S3.
3. Penelitian dan kerjasama tingkat internasional yang masih harus ditindaklanjuti.
4. Keberadaan peralatan laboratorium yang masih kurang didukung oleh tenaga listrik
yang memadai untuk menunjang penelitian dan praktik, serta perlunya mengadakan
saran studio seni rupa dan fotografi untuk ilmuwan yang bidang kajian dan karyanya di
bidang ini.
5. Masih kurangnya jumlah kegiatan ilmiah, seperti seminar atau kuliah tamu, dalam
lingkup nasional dan internasional
Opportunity/O (Peluang)
1. Semakin meningkatkan peluang beasiswa tenaga pengajar untuk jenjang S3.
2. Semakin banyaknya peluang untuk dana-dana penelitian dan pengabdian yang
bersumber dari pemerintah (LIPI, DIKTI atau DP2M) dan pihak swasta (dana CSR,
Pemerintah Daerah, dan kerjasama internasional).
3. Semakin terbukanya sistem informasi secara global sebagai dukungan mewujudkan
visi, misi dan tujuan program studi.
4. Suasana sosial dan politik yang membaik, membuka peluang untuk melakukan
berbagai kerjasama dalam hal pembangunan seni budaya untuk pengabdian
masyarakat.
5. Terjalinnya korespondensi dosen dengan akademisi di luar negeri membuka peluang
kerjasama dengan perguruan tinggi atau dosen luar negeri.
10
Pembobotan Matriks I-E
Tabel 1.1: Pembobotan dan Rating Faktor Internal Standar 1
Berbagai Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Keterangan
Kekuatan
•Terjalin kerjasama PT 0,20 4 0,80
•Prasarana dan sarana memadai 0,20 4 0,80
•Tersebar dan menibgkatnya jumlah 0,10 3 0,30
alumni 0,15 3 0,45
•Meningkatnya suasana akademis dalam
penelitian 0,25 4 0,10
•Evaluasi dan perbaikan secara berkala
Kelemahan
•Kurangnya SDM tingkat internasional 0,03 2 0,06
•Masih kurangnya jumlah guru besar dan 0,02 1 0,04
doktor (S3)
•Kerjasama internasional yang masih 0,05 2 0,10
perlu ditindaklanjuti
•Masih kurangnya daya listrik untuk 0,02 1 0,04
operasional peralatan laboratorium
•Masih kurangnya kegiatan ilmiah di 0,03 2 0,06
peringkat internasional
11
Deskripsi Matriks Internal Eksternal
Eksternal
Tinggi (3-4) Sedang (2-3) Rendah (1-2)
Internal
Pertumbuhan melalui Pertumbuhan melalui Strategi turn around
Tinggi (3-4) integrasi vertical integrasi horizontal
Strategi stabilitas
Sedang (2-3) Stabilitas keuntungan Strategi diversifikasi
Berdasarkan Analisis Matriks Internal Eksternal sesuai dengan bobot dan ranking yang
telah ditetapkan dalam tabel 1.1 dan 1.2, maka Program Studi Magister Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU berada dalam kuadran “pertumbuhan melalui integrasi
horizontal,” yang diharapkan agar program-program yang telah dilakukan dapat terus
dijaga konsistensinya dan stabilitas dalam pelaksanaan tata kerja manajemen internal
maupun dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Meski demikian, pengembangan dan
perbaikan mengarah ke sisi horizontal, khususnya untuk program yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas secara berkesinambungan. Oleh karena itu, diharapkan adanya
perluasan dan pengembangan program yang berkaitan dengan peningkatan kerjasama
dengan institusi pemerintahan, swasta, maupun pengguna lulusan, serta peningkatan dalam
semangat melakukan penelitian sehingga membuka kesempatan yang lebih lebar dalam
menggapai berbagai peluang yang ada seperti penawaran beasiswa, dana penelitian, dan
pembangunan infrastruktur.
Deskripsi SWOT
Tabel Deskripsi SWOT Komponen A
Kekuatan: Kelemahan:
- Meningkatkan jalinan kerjasama - Kurangnya SDM tingkat
- Prasarana dan sarana memadai internasional
- Tersebar dan meningkatnya jumlah - Masih kurangnya guru besar dan
alumni S3
- Meningkatnya suasana akademis - Kerjasama tingkat internasional
dalam penelitian yang masih harus ditindak lanjuti
- Evaluasi dan perbaikan secara - Daya listrik yang kurang untuk
Berkala laboratorium untuk penelitian dan
praktik
- Kurangnya kegiatan ilmiah
Tingkat internasional
12
Peluang:
- Meningkatnya peluang beasiswa studi - Memanfaatkan suasana penelitian - Memanfaatkan peluang beasiswa
lanjut bagi dosen untuk mendukung pengambilan untuk meningkatkan
- Banyaknya peluang dana -dana peluang studi lanjut jumlah S3
penelitan dan pengabdian - Memanfaatkan kerjasama dan - Memanfaatkan terbukanya Sistem
- Terbukanya sistem informasi tingginya keinginan penelitian untuk Informasi
global mengambil peluang dana untuk membantu menyelenggarakan
- Meningkatnya peluang kerjasama - Meningkatkan kerjasama, penelitian, kegiatan ilmiah dan kerjasama
pembangunan infrastruktur pengabdian dan jalinan alumni internasional
- Terjalinnya komunikasi dengan dengan memanfaatkan keterbukaan - Memanfaatkan komusikasi
dosen / PT di luar negeri SI yang ada untuk melaksanakan
- Memanfaatkan kerjasama dan kegiatan ilmiah atau kerjasama
sarana-prasarana untuk mengambil internasional
peluang kerjasama pembangunan - Memanfaatkan hibah-hibah
seni budaya penelitian untuk membantu
-Dengan sarana dan prasarana pemukhtahiranp eralatan laboratorium
memadai dapat mengintensifkan dan pelistrikannya
komunikasi akademik
Ancaman
- Kompetisi proses penyelenggaraan Memanfaatkan jaringan - Berusaha meningkatkan kualitas
pendidikan yang semakinketat kerjasama dan alumni untukmenarik dosen dan kerjasama internasional
- Masuknya PT luar negeri di animo calon mahasiswa Sehinggameningkatkan animo
Indonesia - Evaluasi dan perbaikan yang - Berusaha meningkatkan kualitas
- Terbukanya pasar konstruksi berkala akan meningkatkan dosen dan kegiatan ilmiah untuk
internasional di Asia Tanggara dan penyelenggaran pendidikan Meningkatkan daya saing.
Asia sehingga mampu bersaing. - Berusaha meningkatkan kredibilitas
- Semakin mahalnya biaya - Memanfaatkan prasarana dan dan kerjasama internasional untuk
Pendidikan sarana, serta sistem evaluasi menangkal persaingan dengan PT luar
yang baik sehingga mampu negeri
bersaing dengan PT luar negeri - Berusaha meningkatkan
- Jalinan kerjasama dan sebaran kredibilitas SDM di tingkat
alumni diharap mampu meningkatkan internasional untuk mengatasi
daya saing dalam persaingan pasar seni budaya Asia
Keterbukaan pasar seni budaya Tenggara dan Asia.
13
STANDAR II: TATAPAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM
PENGELOLAAN, DAN PENJAMINAN MUTU
(i) Menyusun kebijakan untuk mencapai visi Program Studi Penciptaan dan Pengkajian
Seni FIB USU;
(ii) Menyusun rencana strategis, operasional, dan program kerja tahunan program studi
sebagai pedoman kerja;
(iii) Sebagai penanggung jawab semua kegiatan operasional Program Studi Penciptaan
dan Pengkajian Seni FIB USU;
(iv) Bertanggung jawab kepada Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU atas keseluruhan
operasional Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni;
(v) Membina kinerja keseluruhan dosen dan tenaga kependidikan pada Program Studi
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU;
(vi) Merintis dan mengembangkan kerja sama di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni
(termasuk juga seni pertunjukan, rupa, media rekam, pendidikan seni) di lingkungan
internal Universitas Sumatera Utara sendiri, serta di luar USU, baik di dalam maupun
di luar negeri.
Kepala Laboratorium
a. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam memelihara, menggunakan,
dan mengoperasikan peralatan-peralatan laboratorium.
b. Mengelola kegiatan operasional yang berkaitan dengan laboratorium Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU dan bertanggung jawab kepada Dekan FIB USU, serta
berkoordinasi dengan Ketua/Sekretaris Program Studi.
c. Mendata dan menjaga asset-aset laboratorium dibantu dengan pegawai laboratorium.
14
4. Gugus Jaminan Mutu
a. Melaksanakan koordinasi, pemantauan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas yang
dilakukan sivitas akademika Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB
USU.
b. Bertanggung jawab dalam kontkes pelaksanaan tugas gugus jaminan mutu Prodi
Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni dan melaporkannya kepada Ketua Prodi
Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU.
5. Tim Kurikulum
a. Menyusun dan mengembangkan struktur kurikulum, juga mempolarisa-sikan
penerapan kurikulum setiap semester di Program Studi Magister Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU.
b. Mengevaluasi kurikulum yang telah diaplikasikan setiap lima tahun sekali.
c. Menyusun GBPP (RPP) dan SAP bersama dengan dosen pengasuh mata kuliah.
d. Menyusun metode pembelajaran dan waktu yang dibutuhkan oleh setiap mata kuliah.
6. Tim Akademik
a. Menyiapkan penerimaan mahasiswa baru.
b. Melakukan koordinasi dengan tim kurikulum tentang aplikasi kurikulum pada setiap
semester di Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU.
c. Merencanakan dan melaksanakan jalannya kuliah sesuai dengan kurikulum yang
telah ditetapkan.
d. Menyusun jadwal perkuliahan di setiap semester.
e. Menyusun jadwal perkuliahan di setiap semester.
f. Mempersiapkan evaluasi tahunan mahasiswa.
Administrasi Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU terintegrasi
dengan Fakultas Ilmu Budaya USU. Proses pemilihan Ketua dan Sekretaris Program Studi
Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU mengikuti tahapan-tahapan sebagai
berikut.
Dilakukan rapat di tingkat program studi yang dihadiri seluruh dosen yang bisa
diajukan lebih dari satu pasangan calon. Hasil pemilihan secara musyawarah dari Program
Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni ini, kemudian diajukan ke Dekan FIB
USU. Kemudian dekan membawa nama-nama pasangan calon ke tingkat universitas.
Setelah itu, Rektor Universitas Sumatera Utara Medan mementukan ketua dan sekretaris
program studi. Berdasarkan Statuta USU, kualifikasi minimal yang melekat kepada
seorang Ketua Prodi di lingkungan USU yang juga mengasuh program magister (S-2)
minimal adalah seorang doktor (S-3) dengan jabatan sekurang-kurangnya lektor. Di
sisinya, seorang Sekretaris Program Studi di lingkungan USU yang juga mengasuh
program magister (S-2) minimal adalah seorang magister (S2) dengan jabatan sekurang-
kurangnya lektor. Keduanya mandiri, bertanggung jawab, memiliki kemampuan
memimpin dan bekerjasama dengan segenap sivitas akademika baik di peringkat program
studi, fakultas, maupun universitas, komunikatif, serta setia dan taat kepada institusi.
Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah memiliki
sistem informasi akademik untuk membantu mahasiswa dan dosen dalam pelaksanaan
15
kegiatan belajar-mengajar, yaitu Sistem Informasi Akademik (SIA), Sistem Informasi
Dosen (SIAD), Sistem Informasi Wisuda, dan Sistem Informasi Registrasi. Program Studi
MPPSn FIB USU juga secara mandiri menyusun sistem informasi yang berguna dalam
pembentukan database pengarsipan kegiatan belajar mengajar, pengarsipan dokumen Unit
Manajemen Mutu (UMM) serta database alumni, yaitu Sistem Informasi Arsip, dan Sistem
Informasi Mahasiswa.
20
Bagan
Struktur Organisasi Penjaminan Mutu (UMM, GJM, GKM) USU
21
12. Dampak Penjaminan Mutu terhadap Belajar Mahasiswa
Dalam realitasnya, proses penjaminan mutu memberikan manfaat yang signifikan
terhadap pengalaman dan mutu hasil belajar mahasiswa Prodi MPPSn FIB USU. GKM
membantu dalam penyusunan dokumen-dokumen pendukung pengelolaan Prodi
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, seperti Manual Mutu (MM), Manual Prosedur
(MP), dan Instruksi Kerja (IK) yang efektif, dalam konteks mewujudkan pelaksanaan
akadeik dan proses belajar mengajar yang lebih baik, lebih cepat, lebih terarah, dan lebih
tepat. Contoh dari dampak penerapan penjaminan mutu adalah tersusunnya data
akademik yang rapi dan teratur, peningkatan keaktifan dosen dalam pengabdian
masyarakat, penelitian dan publikasi, peningkatan IPK lulusan, penurunan waktu lama
studi, peningkatan peran serta mahasiswa dalam kompetisi dan seminar-seminar.
Contoh lain dari dampak proses penjaminan mutu adalah dikembangkannya kelas-
kelas kecil pada mata kuliah tertentu untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa pada
materi-materi perkuliahan yang mendasar, seperti pada mata kuliah Pengkajian Seni dan
Penciptaan Seni. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan bahwa mahasiswa banyak
mengalami kesulitan pada mata kuliah lanjut yang terindikasi nilai-nilai mahasiswa yang
banyak didominasi nilai B+. Setelah dilakukan evaluasi yang lebih mendalam, diketahui
bahwa pemahaman pada mata kuliah tersebut yaitu kurang. Oleh karena itu, selanjutnya
Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU berusaha meningkatkan pemahaman
terhadap mata kuliah ini dengan mengupayakan kelas-kelas kecil dengan jumlah maksimal
3 mahasiswa per kelas. Hasilnya terjadi peningkatan yang baik penguasaan materi dan
kompetensi mahasiswa dalam mata kuliah ini.
22
14. Pengembangan dan Penilaian Pranata Kelembagaan
Pengembangan dan penilaian pranata kelembagaan dilakukan oleh Prodi Magister
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dan stakeholder melalui monitoring dan
evaluasi (monev) untuk mengetahui sejauh mana mutu yang telah diberikan. Penilaian ini
digunakan sebagai pendorong untuk memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan
mutu dari Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU. Pranata kelembagaan
mengacu pada organisasi tata kelola Fakultas Ilmu Budaya dan Universitas Sumatera
Utara, pedoman pendidikan tahun akademik universitas tata tertib kepegawaian dan kode
etik Universitas Sumatera Utara, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
A. Identifikasi SWOT
STRENGTH (S)
1. Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah memiliki
struktur tata pamong yang jelas, efektif, dan efisien beserta dengan deskripsi kerja
masing-masing jabatan.
2. Pengelolaan atau manajmen Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU
telah berjalan dengan demokratis dan menerapkan asas kredibilitas, transparansi,
akuntabel, bertanggung jawab, dan adil.
3. Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah membentuk
Gugus Kendali Mutu (GKM) yang bekerja secara optimal dalam mengawasi,
mengevaluasi dan meningkatkan kualitas atau mutu Prodi Magister Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU, antara lain dengan menyusun MP dan indikator kualitas.
4. Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah memiliki
sistem informasi akademik dan administratis secara online.
5. Sumber daya manusia, antara lain: dosen, laboran, staf administrasi, mendukung dan
berperan serta aktif dalam pengelolaan Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB
USU.
WEAKNESS (W)
1. Keputusan akhir dari berbagai kebijakan strategis dipegang oleh Rektorat dan Dekanat,
sehingga program studi lebih bersifat sebagai pelaksana.
2. Penelitian, kerjasama, dan kemitraan dengan perguruan tinggi atau instansi yang lain,
terutama dalam tingkat internasional, masih dinilai kurang.
3. Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU masih mengalami kesulitan
dalam melacak lulusan, terutama yang telah lulus lebih dari lima tahun.
24
4. Dana yang dibutuhkan masih mengandalkan SPP-DPP dan DIPA, sedangkan
keputusan penetapan anggaran yang diajukan masih bergantung terhadap kebijakan
Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Ilmu Budaya.
OPPORTUNITY (O)
1. Adanya dana hibah untuk penjaminan mutu Program Studi (seperti hibah SPMI) atau
hibah-hibah penelitian, baik yang berasal dari Kemenristek Dikti maupun instansi lain.
2. Adanya akses pimpinan Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB
USU untuk memberikan pendapat dan pandangan dalam rapat pimpinan dan rapat kerja
fakultas (RKF) di tingkat fakultas ataupun rapat kerja pimpinan (rakerpim) di level
Universitas Sumatera Utara.
3. Adanya koordinasi yang intensif antara UMM (universitas) dengan GJM (fakultas) dan
GKM (prodi)
4. Adanya lembaga organisasi alumni yaitu Ikatan Alumni (IKA) Magister Penciptaan
dan Pengkajian Seni untuk meningkatkan mutu lulusan serta meningkatkan intensitas
kerjasama dengan instansi ataupun dengan stakeholder.
5. Terkondisinya berbagai pelatihan untuk meningkatkan kemampuan manajemen serta
organisasi untuk meningkatkan mutu pengelolaan Prodi Magister Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU.
THREAT (T)
1. Semakin banyaknya program pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk
dijalankan di peringkat Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU akan
membuat beban tanggung jawab pimpinan Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian
Seni FIB USU bertambah.
2. Masih rendahnya kepedulian masyarakat dalam pengenalan Prodi Magister Penciptaan
dan Pengkajian Seni FIB USU yang tidak berhUSUungan secara langsung dengan
kegiatan sehari-hari.
3. Sistem informasi yang online menimbulkan ancaman dari hacker untuk merubah dan
memanipulasi data.
4. Semakin tingginya persaingan dalam memperoleh berbagai jenis hibah.
5. Perguruan tinggi internasional atau instansi-instansi enggan bekerjasama dengan Prodi
yang memiliki nilai akreditasi yang sedang.
25
mengelola
Kelemahan:
○ Keputusan akhir berada pada kewenangan Dekan 0,10 2 0,20
dan Rektor
○ Kurangnya kerjasama dan kemitraan 0,05 2 0,10
internasional 0,05 1 0,05
○Kesulitan dalam pelacakan alumni 0,05 1 0,05
○Masih mengandalkan dana SPP-DPP dan DIPA
1.00 3,15
Eksternal
Tinggi (3-4) Sedang (2-3) Rendah (1-2)
Internal
Pertumbuhan melalui Pertumbuhan melalui Strategi turn around
Tinggi (3-4) integrasi vertikal integrasi horizontal
Strategi stabilitas
Sedang (2-3) Stabilitas keuntungan Strategi diversifikasi
Berdasarkan analisis matriks internal eksternal sesuai dengan bobot dan ranking yang
telah ditetapkan dalam 2 tabel di atas, maka Prodi MPPSn FIB USU berada dalam kwadran
“pertumbuhan melalui integrasi vertikal,” hal itu berarti bahwa progam yang ada telah
26
berjalan dengan baik, namun diharapkan program-program tersebut ada dapat
dikembangan dan diperbaiki secara berkesinambungan. Pengembangan ini berkaitan
dengan peningkatan mutu pengelolaan dan soliditas tata pamong yang ada. Selain itu
peran serta dari SDM harus dapat ditingkatkan lebih tinggi untuk memperoleh
berbagai peluang.
Analisis SWOT
Kekuatan Kelemahan
○ Struktur tata pamong yang ○ Keputusan akhir berada
jelas, efektif, dan efisien pada kewenangan Dekan
○ Pengelolaan Prodi dan Rektor
Penciptaan dan Pengkajian ○ Kurangnya kerjasama dan
Seni FIB USU yang kemitraan internasional
kredibel, adil, transparan, ○Kesulitan dalam pelacakan
akuntabel, bertanggung alumni
jawab ○ Masih mengandalkan dana
○ GJM yang terbentuk SPP-DPP dan DIPA
dilengkapi MP dan IK
○ Sistem informasi
akademik dan administrasi
secara online
○ SDM yang mendukung
serta aktif dalam
mengelola
Peluang
○ Adanya dana hibah untuk ○Pemanfaatan sistem tata ○Memanfaatkan akses dalam
penjaminan mutu dan pene- pamong yang padu untuk RKF dan Universitas untuk
litian mendapatkan peluang dana memberikan masukan positif
○ Adanya hak untuk hibah dan pelatihan yang ada kepada pemegang keputusan.
berpendapat dalam ○Menggunakan bekal GKM ○Memanfaatkan hibah
RKF dan universitas yang padu untuk penelitian dan penjaminan
○ Adanya koordinasi meningkatkan koordinasi dan mutu
yang intensif kerjasama dengan lembaga Untuk mengatasi
antarpenjamin mutu di penjaminan mutu lain. permasalahan dana.
setiap peringkat ○Meningkatkan manajemen ○Memanfaatkan organisasi
○ Adanya organisasi dan prodi yang baik agar dapat dan jaringan alumni untuk
jaringan alumni Etno meningkatkan organisasi dan meingkatkan kerjasama
○ Banyaknya pelatihan jaringan alumni Prodi internasional dan kemudahan
untuk peningkatan mutu Penciptaan dan Pengkajian pelacakan lulusan.
manajemen Seni FIB USU
Ancaman:
○ Bertambahnya ○ Sistem tata pamong yang ○ Mengatasi beban tugas
program pendidikan ada telah memudahkan yang berlebihan secara
menambah pimpinan dalam perorangan dengan sistem
tanggungjawab prodi mendelegasikan tugas dan delegasi yang baik.
○ Rendahnya beban program pendidikan ○ Mengusahakan penguatan
keperdulian yang baru. organisasi dan jaringan
masyarakat dalam ○ Mendorong SDM untuk alumni untuk mengatasi
pengenalan prodi berperan aktif dalam permasalahan kerjasama
○ SI online rawan oleh konteks pengabdian dan kurangnya keperdulian
hacker masyarakat sehingga Prodi masyarakat terhadap
○ Semakin tinggi Penciptaan dan Pengkajian eksisten Prodi Penciptaan
persaingan Seni FIB USU menjadi dan Pengkajian Seni FIB
27
memperoleh hibah dikenal dan memiliki USU.
○ Keenggan PT/instansi kredibilitas akademik.
internasional bekerjasama ○ Meningkatkan kualitas
dengan Prodi yang prodi dengan bantuan
berakreditasi sedang. GKM,GJM, dan UMM,
agar memperoleh
akreditasi paling tinggi
(A) dan memenangkan
persaingan hibah.
28
STANDAR III: MAHASISWA DAN LULUSAN
Untuk Program Diploma Tiga, seleksi masuknya adalah merupakan hak otonomi
USU, yang diatur menurut universitas. Biasanya ujian Diploma Tiga dilakukan setelah
ujian penerimaan mahasiswa S2.
Selain itu, USU juga setiap tahunnya menerima calon mahasiswa S2 dan S3 (yang
disebut juga mahasiswa pascasarjana). Pengelolaan prodi-prodi magister dan doktor ini,
ada yang dikelola oleh pihak Pascasarjana USU langsung, dan ada pula yang dikelola
oleh Fakultas. Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU,
dikelola oleh Fakultas Ilmu Budaya.
Sitem penerimaan mahasiswa baru pada Program Studi Magister Penciptaan dan
Pengkajian Seni dilakukan dalam dua gelombang. Gelombang Pertama adalah pada
bulan Juli dan yang kedua adalah bulan Agustus.
29
Sistem seleksi mahasiswa baru di Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB
USU ini bertujuan untuk memilih dan menyeleksi calon mahasiswa yang memiliki potensi
akademik dan keterampilan seni yang baik, agar dapat menyelesaikan studinya dengan
prestasi yang tinggi, tepat waktu, dan memiliki kemampuan akademik dan keahlian
seninya ketika menjadi magister seni nantinya.
Standardisasi penerimaan mahasiswa baru berasaskan kepada nilai yang ditetapkan dan
pemenuhan kuota mahasiswa setiap angkatan pada setiap program studi. Petunjuk teknis
atau cara pendaftaran dilakukan secara online pada situs resmi USU, yaitu:
http://www.usu.ac.id serta laman web resmi panitia SNMPTN yaitu
http://www.snmptn.ac.id.
Tata cara pelaksanaan sustem rekrutmen mahasiswa baru, yang mencakup kebijakan,
kriteria, instrument, dan cara penyeleksian mahasiswa baru, terdapat dalam Dokumen
Manual Prosedur Penerimaan Mahasiswa Baru Ujian Tulis dan Manual Prosedur
Penerimaan Mahasiswa Baru Non Tulis USU.
Berdasarkan data jumlah peminat Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU
sesuai mengalami kecenderungan peningkatan, meskipun fluktuatif. Data-data kuantitatif
penerimaan mahasiswa baru Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, dalam lima
tahun terakhir adalah sebagai berikut.
a. Tahun ajaran 2012-2013 diterima sebanyak 8 mahasiswa;
b. Tahun ajaran 2013-2014 diterima sebanyak 11 mahasiswa;
c. Tahun ajaran 2014-2015 diterima sebanyak 14 mahasiswa;
d. Tahun ajaran 2015-2016 diterima sebanyak 6 mahasiswa; dan
e. Tahun ajaran 2016-2017 diterima sebanyak 13 mahasiswa.
Demikian pula peminat calaon mahasiswa yang hendak masuk ke Prodi Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU, juga memperlihatkan kecenderungan terus meningkat namun
dengan fluktuasi, dalam lima tahun terakhir ini. Dalam pengkajian di lapangan, baik turun
langsung dalam penelitian dan sosialisasi maupun melalui website prodi, memperlihatkan
bahwa masih perlu dilakukannya sosialisasi mengenai eksistensi Prodi Magister
Penciptaan dan Pengkajian Seni ke tengah-tengah masyarakat, bukan hanya calon
mahasiswa din seputar Medan dan Provinsi Sumatera Utara (dengan 33 Kabupaten dan
Kotanya), tetapi perlu juga sosialisasi sampai ke provinsi-provinsi tetangga, seperti
Provinsi Aceh, Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera
Selatan, Provinsi bangka Belitung, Provinsi Lampung, dan lainnya. Bila perlu Prodi akan
melakukan sosialisasi ke negara-negara rumpun Melayu, yang dicanangkan mulai
dilakukan pada tahun ajaran 2018-2019 ke Malaysia dan Thailand.
4. Kegiatan Ekstrakurikuler
Dalam rangka meningkatkan dan memberdayakan potensi setiap sivitas
akademikanya, Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU memberikan
fasilitas sarana dan prasarana untuk kegiatan ekstrakurikuler yang hampir semua
dikoordinir oleh lembaga mahasiswa di tingkat Prodi, yaitu Ikatan Mahasiswa Magister
Penciptaan dan Pengkajian Seni (IMMPPSn) FIB USU, sebagai organisasi himpunan
mahasiswa Departemen (HMD).
Sebagai prodi yang memelopori bidang kesenian, maka kegiatan ekstrakurikuler yang
utama adalah bidang kesenian, yang ditambah juga bidang keilmuan, dan olahraga. Di
antara kegiatan kesenian itu, yang terprogram secara periodik adalah:
1. Pertunjukan Musik Dadakan (Musdak),
2. Festival Musik Etnik,
3. Ujian pertunjukan resital akhir semester,
4. Pertunjukan Tari Tradisi,
5. Pameran Seni Rupa,
6. Workshop Media Rekam, dan lain-lain.
Dalam konteks memperkuat kompetensi di bidang praktik seni pertunjukan, maka para
mahasiswa Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, umumnya
membentuk grup-grup pertunjukan yang mereka istilahkan dengan komunitas. Di antara
komunitas itu adalah: komunitas saksofon, komunitas gitar, komunitas perkusi, komunitas
31
tari tradisi, komunitas band, komunitas perkusi etnik, komunitas vokal, dan lain-lainnya.
Mereka ini selalu mengisi acara-acara pertunjukan budaya di Kota Medan, kabupaten kota
di provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jakarta, Yogyakarta, Makasar, bahkan sampai
ke mancanegara seperti: Malaysia, Thailand, Singapura, Belanda, Jepang, dan lainnya.
Kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler tersebut telah memberi kontribusi yang nyata bagi
Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dengan berbagai prestasi yang
telah diraih. Tercatat lebih dari 30 penghargaan diterima oleh mahasiswa Prodi Penciptaan
dan Pengkajian Seni FIB USU dalam tingkatan lokal, regional, dan nasional, baik yang
bersifat keilmuan maupun minat dan bakat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
33
7. Kompetensi dan Etika Lulusan yang Diharapkan
Sesuai dengan tujuan Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU yaitu untuk
memberi bekal dari segi wawasan, profesionalitas, inovasi, kreativitas, wirausaha,
pengembangan diri dan kepribadian luhur sehingga mampu untuk berkompetisi dalam
lingkup global. Oleh karena itu kompetensi yang diharapkan dapat dikategorikan menjadi
hard skill, soft skill, dan etika profesi. Hard skill merupakan keahlian yang berhubungan
dengan akademis dan bagaimana penerapannya dalam kondisi riil di lapangan, sedangkan
soft skill adalah keahlian lulusan dalam berkomunikasi, bersosialisasi serta berkerja sama
dalam satu tim. Etika profesi yang dimaksudadalah meliputi cara lulusan bersikap dan
berperilaku dalam membawa diri berkarya di bidang seni.
Hard skill dan etika profesi telah diberikan melalui mata kuliah di Prodi S2 Penciptaan
dan Pengkajian Seni FIB USU, sedangkan soft skill dapat dipelajari melalui perkuliahan di
dalam kelas dan kegiatan-kegiatan akademik di luar kelas lainnya, seperti Kuliah Kerja
Nyata (KKN), Kemah Kerja Mahasiswa (KKM), studi ekskursi, seminar, diskusi
akademis, kuliah tamu oleh praktisi atau alumni, dan lain-lainnya.
8. Hasil Pembelajaran
Kompetensi yang Dicapai Dibandingkan dengan yang Diharapkan
Dalam 5 tahun terakhir, telah terjadi kenaikan trend untuk IPK kelulusan Prodi S2
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU. Hal ini bisa digunakan sebagai indikasi bahwa
pencapaian lulusan untuk hard skill telah berjalan dengan baik. Sedangkan untuk
pencapaian soft skill serta etika profesi belum terdapat indikator secara nyata dalam
pengukuran pencapaian kompetensi ini, namun data-data masukan dari para pengguna
KKN, dosen tamu praktisi ahli maupun dosen tamu dari alumni dapat digunakan sebagai
indikator untuk pencapaian soft skill dan etika profesi.
Penilaian menurut tracer studi yang dilakukan menunjukkan bahwa lebih dari 80%
responden menyatakan lulusan memiliki kemampuan yang baik dan sangat baik dalam
menerapkan keahlian berdasarkan bidang ilmu.
34
9. Kepuasan Lulusan
Berdasarkan tracer study yang dilakukan oleh Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian
Seni FIB USU, maka kondisi nyatanya adalah bahwa 75 % lulusan menyatakan bahwa
kemampuan mereka berada di dalam level baik dan sangat baik ketika menghadapi dunia
kerja, khususnya di bidang kebudayaan, seni, dan kepariwisataan; baik yang bekerja
sebagai pengkaji seni, pengelola seni, maupun pencipta seni. Sebanyak 21 % menyatakan
bahwa kompetensi keilmuan dan keterampilan mereka ketika menghadapi dunia kerja
dalam tingkat cukup saja. Selebihnya sebanyak 4% menyatakan bahwa kompetensi mereka
adalah kurang ketika menghadapi pasar kerja yang mereka masuki. Keadaan tersebut
menjadi tantangan khusus bagi Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni, untuk membekali
kompetensi lulusannya dalam memasuki dunia ketenagakerjaan, khususnya di bidang-
bidang yang terkait dengan disiplin etnmomusikologi, baik di dalam negeri maupun di luar
negeri.
35
perangkat lunak program musik, perangkat lunak tulisan musik, tulisan tari, teknologi
untuk seni rupa, dan sejenisnya.
Ketika dilakukan pengamatan terhadap kompetensi berkomunikasi, kerjasama tim,
dan pengembangan diri pada para lulusan Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni
FIB USU ini, maka sebahagian besar (95 %) menyatakan bahwa mereka ini memiliki
kemampuan yang baik dan sangat baik pada bisang-bidang sosial tersebut. Walau
demikian, masih ada beberapa responden di kalangan alumni Penciptaan dan Pengkajian
Seni FIB USU ini yang menyatakan dirinya hanya sampai kategori cukup saja dalam hal
berkomunikasi, kerjasama tim, dan pengembangan diri. Keadaan ini mendorong Prodi
Penciptaan dan Pengkajian Seni ke depan untuk mengatasi problema tersebut, baik yang
akan dilakukan melalui mata-mata kuliah yang berkaitan maupun kelas-kelas khusus.
A. Identifikasi SWOT
STRENGTH (S)
1. Meningkatnya jumlah animo calon mahasiswa terhadap Prodi S2 Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU dan meningkatnya jumlah rasio keketatan menghasilkan
input calon mahasiswa yang lebih berkualitas.
2. Meningkatnya IPK lulusan Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU
sebagai indikasi peningkatan kompetensi mahasiswa, khususnya pada hard skill, untuk
memenuhi kebutuhan dunia kerja.
3. Telah terbentuknya sistem dan tim bimbingan konseling untuk mahasiswa yang
tersusun dengan jelas dan rinci dalam Manual Prosedur (MP)
4. Tingginya kreativitas dan motivasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
ekstra-kulikuler memberikan prestasi-prestasi kepada Prodi Magister Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU.
5. Telah disusunnya MP dalam prosedur-prosedur akademik mahasiswa sehingga
membantu dalam memperjelas birokrasi dan efisiensi masa studi.
36
WEAKNESS (W)
1. Capaian akreditasi C dan kurang dikenalnya Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian
Seni FIB USU dalam konteks nasional dan multinasional, menjadi salah satu
penyebab kurangnya apresiasi masyarakat kepada Prodi Etnomuskologi FIB USU.
2. Semakin bertambahnya daya tampung mahasiswa mengakibatkan bertambahnya beban
dosen.
3. Masih kurangnya kemampuan lulusan dalam menghadapi dunia kerja, khususnya pada
kemampuan bahasa Inggris dan penggunaan teknologi informasi.
4. Masih terbatasnya Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dalam
mengumpulkan masukan-masukan untuk kemajuan di masa depan pada kegiatan
tracer study.
5. Menurunnya kualitas input mahasiswa yang disebabkan oleh semakin bertambahnya
jumlah daya tampung dalam jalur seleksi undangan dan mandiri.
OPPORTUNITY (O)
1. Semakin tersedianya dana beasiswa dikarena peningkatan perhatian pemerintah
terhadap pendidikan.
2. Tersedianya pelatihan-pelatihan di luar proses perkuliahan untuk meningkatkan
kemampuan mahasiswa baik dalam bidang bahasa Inggris, keterampilan software,
maupun penggunaan teknologi informasi.
3. Teknologi yang berkembang semakin memudahkan dalam pencariaan informasi disiplin
Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti jurnal, skripsi, tesis, disertasi, dan artikel
ilmiah.
4. Adanya jaringan alumni untuk meningkatkan mutu lulusan serta memberi masukan
terhadap kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja.
5. Membaiknya iklim perekonomian bangsa yang mendorong pembangunan seni budaya
membuka kesempatan dalam perekrutan lulusan Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni
FIB USU.
THREAT (T)
1. Ekspektasi stakeholders terhadap kompetensi lulusan semakin tinggi.
2. Tingginya biaya pendidikan mengakibatkan menurunnya motivasi dan fo-kus
mahasiswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
3. Banyaknya pembukaan program studi sejenis dari PT lain menyebabkan kenaikan
persaingan dalam rekruitmen mahasiswa.
4. Adanya lulusan dari perguruan tinggi lain yang menambah ketatnya persaingan mencari
kerja.
5. Srandard semakin tinggi.
37
Tabel Pembobotan dan Rating Faktor Internal Standar 3
Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Keterangan
Kekuatan:
Kelemahan:
38
Tabel Pembobotan dan Rating Faktor Eksternal Standar 3
Ancaman:
1,00 3,15
Berdasarkan Analisis Matrik internal-eksternal sesuai dengan bobot dan ranking yang
telah ditetapkan dalam tabel di atas, maka posisi Program Studi Penciptaan dan Pengkajian
Seni FIB USU berada dalam kwadran “stabilitas” yang memperlihatkan program-program
yang ada telah berjalan dengan stabil tanpa ada hambatan yang signifikan, namun
39
diharapkan program-program yang ada ini dapat dikembangan dan diperbaiki terutama
yang berkaitan dengan peningkatan mutu kemampuan dan kompetensi dari lulusan. Selain
itu telah tersusunnya sistem penjamin mutu yang baik, terutama dengan adanya MP dan
IK, dapat digunakan untuk memperoleh peluang-peluang yang ada.
Analisis SWOT
Tabel Analisis SWOT Standar 3
Eksternal
Tinggi (3-4) Sedang (2-3) Rendah (1-2)
Internal
Pertumbuhan melalui Pertumbuhan melalui Strategi turn around
Tinggi (3-4) integrasi vertikal integrasi horizontal
Strategi stabilitas
Sedang (2-3) Stabilitas keuntungan Strategi diversifikasi
Analisis SWOT
Analisis SWOT Standar 3
Kekuatan: Kelemahan:
40
prestasi kepada Prodi S2 masukan-masukan
Penciptaan dan Pengkajian untuk kemajuan di masa
Seni FIB USU. depan pada kegiatan
5. Telah disusunnya MP dalam tracer study
prosedur-prosedur
akademik mahasiswa
sehingga membantu dalam
memperjelas birokrasi dan
efisiensi masa studi.
Peluang:
○ Banyaknya dana ○ Memanfaatkan situasi ○ Memanfaatkan pelatihan-
beasiswa semakin dibutuhkannya pelatihan dan kemudahan
○ Tersedianya pelatihan Penciptaan dan mendapat informasi
untuk meningkatkan Pengkajian Seni serta untuk mengatasi
kemampuan mahasiswa tersedianya beasiswa permasalahan kurangnya
○ Kemudahan dalam untuk meingkatkan kompetensi lulusan serta
memperoleh informasi animo calon mahasiswa. kurangnya kualitas
disiplin Penciptaan dan ○ Memanfaatkan masukan dalam konteks
Pengkajian Seni mudahnya memperoleh meningkatkan akreditasi.
○ Adanya jaringan alumni akses informasi serta ○ Memanfaatkan jaringan
○ Kesempatan perekrutan jaringan alumni untuk dan organisasi alumni
lulusan Penciptaan dan meingkatkan kreativitas untuk membantu
Pengkajian Seni FIB dan motivasi mahasiswa. kegiatan tracer study.
USU ○Memanfaatkan berbagai
pelatihan untuk
meningkatkan hard skill
lulusan etnomuskologi
USU.
Ancaman:
○Ekspektasi stakeholder ○Memanfaatkan beasiswa ○Mengatasi permasalahan
semakin tinggi dalam mengatasi daya tampung sehingga
○Tingginya biaya permasalhan tingginya dapat meningkatkan
pendidikan biaya kualitas lulusan dan dapat
○Banyaknya pembukaan ○Memaksimalkan memenangkan persaingan
prodi seni yang menjadi penggunaan MP dan IK pencarian kerja dan
saingan baru dalam untuk meningkatkan memenuhi kebutuhan
perekrutan kualitas pengelolaan dan stakeholder.
○Banyaknya saingan dari memenangkan persaingan ○Mengatasi kurangnya
PT lain dalam konteks perekrutan dan pencarian input dengan metode
mencari kerja kerja. pembelajaran yang baik
○Membuat karya tulis yang sehingga mampu mengatasi
berkualitas untuk saingan dalam perekrutan .
meingkatkan kualitas
pendidikan.
41
STANDAR IV: SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
42
peningkatan mutu PBM. Sistem penerimaan dosen baru melalui kedua jalur di atas,
dibangun berdasarkan transparansi, akuntabel, dan terintegrasi.
43
6 dosen tetap PNS, dan (b) 2 dosen tetap USU Non-PNS. Ditambah dengan dua orang
tenaga administrasi, satu orang kepala laboratorium, dan satu orang laboran.
Seterusnya, berdasarkan kualifikasi pendidikannya, maka dosen tetap PNS USU pada
Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU adalah: enam orang strata tiga, dan dua
orang dalam proses pendidikan mencapai strata tiga
Selanjutnya, berdasarkan jabatan yang disandangnya, maka dari 8 dosen tetap PNS
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, dapat digambarkan sebagai berikut. (a) Satu
orang guru besar, (b) 5 orang lektor kepala, dan (c) 2 orang lektor.
44
6. Pengembangan Dosen
Pengembangan dosen pada Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah
dilakukan melalui berbagai teknik. Salah satunya dimulai sejak dosen yang bersangkutan
dinyatakan sebagai dosen tetap Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, yaitu
dengan mengikuti program pelatihan wajib Pekerti atau AA. Selain itu, dosen juga
diberikan pelatihan-pelatihan, seminar, workshop (bengkel), serta lokakarya, dalam
konteks meningkatkan kualitas masing-masing individu dosen, yang dikoordinasi oleh
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, atau lembaga lain. Di lain sisi, untuk
pengembangan jenjang kualifikasi dosen, saat ini terdapat 2 dosen tetap non PNS SU
pada Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU yang sedang menempuh studi
lanjut strata tiga, di dalam negeri. Diharapkan di ujung tahun 2019 kesemuanya telah
menyelesaikan studi doktoralnya.
Di sisi lainnya dalam kurang waktu 3 tahun terakhir telah dilaksanakan kuliah tamu
sebanyak 10 kali dengan dosen tamu dari dalam dan luar. Dosen Prodi S2 Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU juga telah aktif mengikuti berbagai seminar dalam peringkat
nasional dan internasional. Hal ini terlihat pada 42 kegiatan akademik yang diikuti pada
kurun waktu 2013-2017. Dalam kerangka meningkatkan motivasi dosen dalam melakukan
publikasi jurnal internasional, Universitas Sumatera Utara memberi penghargaan khusus
(insentif) dan bantuan bagi dosen untuk mengurus proses submit hingga jurnal tersebut
diterbitkan. Demikian pula untuk buku yang berkualitas, dengan standar yang dinilai oleh
tim penilai buku terbitan dosen USU, mereka juga diberi penghargaan berupa insentif,
yang besarannya adalah sekitar sepuluh juta rupiah per buku.
45
Analisis SWOT dan Matriks I-E untuk Standar 4
STRENGTH (S)
1. Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU-FTUSU telah memiliki rasio dosen
mahasiswa sesuai standar, yaitu 1:2,13
2. Seleksi dosen Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah melibatkan
pihak Program Studi, FIB, dan USU.
3. Secara bulat yakni 100% dosen tetap PNS Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB
USU memiliki sertifikat pendidikan profesional.
4. Jumlah publikasi penelitian yang cukup tinggi dalam kurun waktu 3 tahun.
5. Jumlah dosen Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU yang berkualifikasi S3
sebesar (6 dari 8) yakni 75%, ditambah dengan dua dosen yang studi lanjut S3 sebanyak
2 orang, yakni 25 %.
WEAKNESS (W)
1. Jumlah guru besar baru satu orang dan doktor baru 5 orang, dan 2 masih studi dari 8
orang, yang dirasa masih kurang dan harus ditingkatkan jumlah guru besar ini.
2. Jumlah karya cipta dan karya paten (bidangseni) yang dimiliki dosen Prodi S2
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU masih kurang.
3. Jumlah penelitian yang memenangkan hibah kompetisi masih kurang.
OPPORTUNITY (O)
1. Tersedianya berbagai sumber dana yang dapat digunakan untuk melaksanakan tridharma
pendidikan pada PT.
2. Tersedianya berbagai beasiswa untuk meningkatkan kualifikasi dosen (jenjang S3).
3. Kebutuhan akan pakar-pakar ahli Penciptaan dan Pengkajian Seni (seni) yang cukup
tinggi.
THREAT (T)
1. Keputusan akhir penerimaan dosen ditentukan oleh Universitas Sumatera Utara dan
DIKTI
2. Adanya persaingan dengan program studi Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB
USU dari perguruan tinggi yang lain.
46
3. Secara bulat yakni 100% dosen tetap PNS
Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni
FIB USU memiliki sertifikat pendidikan 0,10 3 0,30
profesional.
4. Jumlah publikasi penelitian yang cukup 0,10 3 0,30
tinggi dalam kurun waktu 3 tahun.
5. Jumlah dosen Prodi S2 Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU yang
berkualifikasi S3 sebesar 75%, ditambah
dengan dosen yang studi lanjut S3 sebanyak
2 orang (25%), dari 8 orang dosen.
Kelemahan:
1. Jumlah guru besar baru satu orang yang 0,10 2 0,20
dirasa masih kurang dan harus ditingkatkan.
2. Jumlah karya cipta dan karya paten (bidang
seni) yang dimiliki dosen Prodi S2 0,10 2 0,20
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU
masih kurang.
3. Jumlah penelitian yang memenangkan hibah 0,10 1 0,10
kompetisi masih kurang.
Ancaman:
1. Keputusan akhir penerimaan dosen 0,15 1 0,15
ditentukan oleh Universitas Sumatera Utara
dan DIKTI 0,10 1 0,10
2. Adanya persaingan dengan program studi
Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni
FIB USU dari perguruan tinggi yang lain.
47
Analisis Matriks Internal Eksternal Standar 4
Eksternal
Tinggi (3-4) Sedang (2-3) Rendah (1-2)
Internal
Pertumbuhan melalui Pertumbuhan melalui Strategi turn around
Tinggi (3-4) integrasi vertikal integrasi horizontal
Strategi stabilitas
Sedang (2-3) Stabilitas keuntungan Strategi diversifikasi
Analisis SWOT
Tabel Analisis SWOT Standar 4
Kekuatan:
1. Prodi S2 Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU
telah memiliki rasio dosen
mahasiswa sesuai standar,
yaitu 1:2,13
2. Seleksi dosen Prodi S2
Penciptaan dan Pengkajian
Seni FIB USU telah
melibatkan pihak Program
Studi, FIB, dan USU.
3. Secara bulat yakni 100%
dosen tetap Prodi S2
Penciptaan dan Pengkajian
Seni FIB USU memiliki
sertifikat pendidikan
profesional.
4. Jumlah publikasi penelitian
yang cukup tinggi dalam
48
kurun waktu 3 tahun.
5. Jumlah dosen Prodi S2
Penciptaan dan Pengkajian
Seni FIB USU yang
berkualifikasi S3 sebesar
75%, ditambah dengan
dosen yang studi lanjut S3
sebanyak 2 orang (25%),
dari 8 orang.
Kelemahan:
1. Jumlah guru besar baru satu
orang yang dirasa masih
kurang dan harus
ditingkatkan.
2. Jumlah karya cipta dan
karya paten (bidang seni)
yang dimiliki dosen Prodi S2
Penciptaan dan Pengkajian
Seni FIB USU masih
kurang.
3. Jumlah penelitian yang
memenangkan hibah
kompetisi masih kurang.
Peluang:
○Tersedia banyak jalur ○Memanfaatkan peluang ○Memanfaatkan banyak jalur
sumber dana untuk tri banyaknya sumber dana sumber dana untuk kegiatan
dharma PT untuk kegiatan tridharma PT tri dharma, termasuk untuk
serta kebutuhan akan mengatasi jumlah hak paten /
○Tersedia berbagai beasiswa kepakaran Penciptaan dan karya cipta yang masih kurang.
untuk studi lanjut Pengkajian Seni dengan
menggunakan kekuatan ○Memanfaatkanya
○Kebutuhan akan ilmuwan seluruh dosen yang tersedianya
dan pencipta seni cukup berkualifikasi S3, serta telah beasiswa untuk
tinggi memiliki sertifikasi studi lanjut sehingga
pendidikan profesional dapat menambah
jumlah doktor.
○Memanfaatkan peluang
beasiswa untuk studi lanjut
dengan menggunakan
kekuatan keaktifan dosen
dalam mempublikasikan
penelitian dalam dan luar
negeri .
Ancaman
49
semakin menambah
permasalahan yang ada.
50
V. STANDAR 5: KURIKULUM, PEMBELAJARAN, DAN
SUASANA AKADEMIK
51
kompetensi ini dibuat dalam kerangka peningkatan profesionalitas setiap jejang lulusan
pendidikan tersebut, yang dapat digambarkan seperti pada bagan berikut ini.
Sesuai dengan bagan di atas, maka lulusan Program Studi Penciptaan dan
Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (FIB USU), berada
di dalam tingkatan 8 sebagai magister seni yang berkemampuan sebagai ahli yang
mengaplikasikan, mengkaji, membuat desain, memanfaatkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni, serta menyelesaikan masalah-masalah seni di dalam fenomena
sosiobudaya masyarakat pendukung seni tersebut di seluruh dunia.
Ada dua acuan dasar secara nasional untuk capaian pembelajaran ini, yaitu yang
pertama adalah Keragka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan yang kedua adalah
Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNDIKTI). Kedua acuan dasar nasional ini saling
bersinerji dan menguatkan. Untuk KKNI diterapkan untuk semua jenjang pendidikan
nasional, sedangkan SNDIKTI khusus untuk perguruan tinggi saja. Di dalam KKNI ada
empat unsur deskripsi untuk kemampuan pendidikan di setiap peringkatnya, yang terdiri
dari: (1) sikap dan tata nilai; (2) kewenangan dan tanggung jawab; (3) penguasaan
pengetahuan; dan (4) kemampuan kerja.
Pada SNDIKTI juga terdapat empat deskripsi mengenai capaian pembelajaran ini.
Keempatnya adalah: (i) sikap, (ii) keterampilan umum, (iii) keterampilan khusus, dan
(iv) penguasaan pengetahuan. Untuk poin (i) dan (ii) deskripsiya ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Untuk poin (iii) dan (iv) diputuskan oleh forum
program studi sejenis. Dalam hal ini, di Indonesia program studi Penciptaan dan
Pengkajian Seni sebenarnya perlu mengadakan forum nasional. Program-program studi
Penciptaan dan Pengkajian Seni ada di: (a) Fakultas Ilmu Budaya USU, (b) Institut
Kesenian Jakarta; (c) Institut Seni Indonesia Yogyakarta; (d) Institut Seni Indonesia
52
Surakarta; (e) Institus Seni Indonesia Denpasar; (f) Institus Seni Indonesia Bandung; (g)
Institus Seni Indonesia Padangpanjang; dan (h) Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Mulawarman (yang baru berdiri tahun 2014 yang baru lalu). Forum pertama antara
Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni (Etnomusikologi) dan Karawitan telah
dilakukan pada tahun 2005 di Medan, yang dimotori oleh Program Studi Penciptaan dan
Pengkajian Seni FS USU, bekerjasama dengan The Ford Foundation. Saat itu dihasilkan
kurikulum bersama tentang prodi-prodi ini di seluruh Indonesia.
Kurikulum pendidikan tinggi merupakan program konseptual yang
kemudian diwujudkan dalam realitas untuk menghasilkan lulusan, sehingga program
tersebut menjamin lulusannya memiliki kualitas yang setara dengan kualitas yang
disepakati dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). KKNI merupakan
pernyataan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, di mana tolak ukur
kualifikasinya ditetapkan berdasarkan capaian pembelajaran (learning outcomes) yang
dimiliki. Jenjang kualifikasi merupakan kesepakatan nasional, khususnya untuk
pendidikan tinggi, yaitu lulusan setiap program studi paling rendah harus setara dengan
deskripsi capaian pembelajaran tertentu menurut jenjangnya yakni magister (S-2) setara
dengan peringkat 7 pada KKNI.
Konsep yang dikembangkan DIKTI (Ditjen Belmawa) selama ini dalam
menyusun kurikulum dimulai dengan menetapkan profil lulusan yang kemudian
dirumuskan kemampuan/kompetensinya. Dengan adanya KKNI rumusan kompetensi
lulusan perlu dikaji terhadap deskripsi dan jenjang kualifikasi yang ditetapkan dalam
KKNI.
Dalam KKNI, kompetensi dirumuskan ke dalam istilah “capaian
pembelajaran” di mana kompetensi tercakup di dalamnya atau merupakan bagian dari
capaian pembelajaran. Penggunaan istilah kompetensi yang digunakan DIKTI selama
ini sebenarnya setara dengan capaian pembelajaran yang digunakan dalam KKNI, hanya
karena di dunia kerja penggunaan istilah kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang
sifatnya lebih terbatas, terutama yang terkait dengan uji kompetensi dan sertifikat
kompetensi. Maka selanjutnya dalam kurikulum “kompetensi lulusan” digunakan istilah
capaian pembelajaran. Di samping hal tersebut di dalam kerangka kualifikasi di dunia
internasional, untuk mendeskripsikan kemampuan setiap jenjang kualifikasi digunakan
istilah learning outcomes.
Deskripsi capaian pembelajaran dalam KKNI, mengandung 4 (empat)
unsur, yaitu unsur sikap dan tatanilai, unsur kemampuan kerja, unsur penguasaan
keilmuan, dan unsur kewenangan dan tanggungjawab. Dengan terbitnya Standar
Nasional Pendidikan Tinggi (SNDIKTI) rumusan capaian pembelajaran tercakup dalam
salah satu standar yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Dalam SNDIKTI capaian
pembelajaran terdiri dari unsur sikap, keterampilan umum, keterampilan umum,
keterampilan khusus, dan pengetahuan. Unsur sikap dan keterampilan umum telah
dirumuskan secara rinci dan tercantum dalam lampiran SNDIKTI, sedangkan unsur
keterampilan khusus dan pengetahuan harus dirumuskan oleh forum program studi
sejenis yang merupakan ciri lulusan program studi tersebut. Rumusan capaian
pembelajaran setiap jenis program studi ditetapkan oleh Dirjen DIKTI setelah melalui
kajian tim pakar yang ditunjuk. Berdasarkan rumusan capaian pembelajaran tersebut
kurikulum suatu program studi disusun.Secara garis besar kurikulum, sebagai sebuah
rancangan, terdiri dari empat unsur, yakni capaian pembelajaran, bahan kajian yang
harus dikuasai, strategi pembelajaran untuk mencapai dan sistem penilaian
ketercapaiannya.
Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengakjian Seni FIB USU
telah menjalankan kegiatan pendidikan S-2 di bidang seni sejak tahun akademik
53
2009/2010 berdasarkan surat izin operasional dari SK Rektor USU No.
924/H5.1.R/SK/PRS/2009. Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian
Seni memiliki konsentrasi keilmuan Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan
Pengkajian Seni: (1) Penelitian etnografi kesenian, (2) Penelitian terapan kesenian
(pendidikan dan pemberdayaan), (3) Seni kreatif (jalur kekaryaan), yang dibutuhkan
oleh pasar. Sampai kini telah meluluskan lima puluh satu orang yang tersebar di seluruh
Provinsi Sumatera Utara. Program Studi bertanggungjawab mempersiapkan peserta
didik untuk mampu memenuhi tujuan dan arah pendidikan pada bidang ilmu seni,
menghasilkan lulusan yang dapat memenuhi kompetensi yang diharapkan dan dapat
bekerja di tempat kerjanya masing-masing dengan kinerja yang baik dan memuaskan.
Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU sebagai salah
satu institusi Pendidikan Tinggi dituntut untuk mengadopsi perubahan paradigma di
atas. Salah satu wujud respons Program Studi terhadap perubahan itu adalah dalam
bentuk tinjauan kurikulum (evaluasi).
Dalam kaitan dengan proses evaluasi kurikulum, Program Studi Magister (S-2)
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU membutuhkan masukan pendapat dari para
pakar di bidangnya, dan Stakeholder serta pengguna lulusan Program Studi Magister (S-
2) Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU mengenai kompetensi yang dimiliki oleh
lulusan Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU. Selain
itu, Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni juga membutuhkan
masukan dari alumni dan staf pengajar pendidikan tinggi lain yang menyelenggarakan
Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni seperti UGM, ISI
Padangpanjang. Berdasarkan pemikiran dan tujuan di atas maka perlu dilakukan
lokakarya untuk merevisi kurikulum Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU.
3. Proses
1. Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni telah beberapa kali
berdiskusi untuk membahas kompetensi utama lulusan S-2 Penciptaan dan Pengkajian Seni
FIB USU dan menyepakati bahan-bahan kajian mata kuliah yang wajib diberikan.
2. Pembahasan diawali dengan pemetaan kurikulum S-2 Penciptaan dan Pengkajian
Seni PTN di Indonesia (UGM, ISI Padangpanjang) yang juga mengacu pada kurikulum di
berbagai universitas.
3. Beberapa Program studi telah melakukan tracer study dan diskusi dengan para
stakeholder, penggunaan lulusan dan alumni.
a. Hasil diskusi kesepakatan tersebut yang disajikan dasar untuk menetapkan
Capaian Pembelajaran dan Stuktur Kurikulum.
b. Rancangan Capaian Pembelajaran dan Kurikulum Inti Program Studi Magister (S-
2) Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU ini juga sudah diperkaya melalui diskusi
dalam beberapa kali pertemuan tim kurikulum.
4. Sosialisasi
Upaya penyebaran/sosialisasi visi, misi dan tujuan program studi serta
pemahaman sivitas akademika (dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa) secara:
1. Tatap muka dosen dan mahasiswa.
2. Tertulis, visi dan misi ini dinyatakan dalam buku panduan.
3. Banner yang diletakkan di dalam ruang kantor Program Studi Magister (S-2)
Penciptaan dan Pengkajian Seni.
4. Brosur yang dibagikan kepada para stakeholder dan masyarakat.
54
5. Melalui pertemuan-pertemuan dalam Rapat Tinjauan Manajemen, pertemuan
informal dengan dosen, mahasiswa dan stakeholder.
6. Sosialisai ke daerah-daerah di wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya.
7. Publikasi melalui teknologi informasi di media sosial.
5. KKNI dan SNDIKTI untuk Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni
Dalam konteks menghadapi persaingan dan kemitraan dalam lingkup global di
bidang pendidikan, yang sesuai dengan perkembangan zaman, maka setiap institusi
pendidikan tinggi di manapun di dunia ini, mau atau tidak harus menggagas dan
menerapkan kurikulumnya bagi kepentingan bersama, terutama kemampuan lulusannya.
Untuk hal tersebut, maka setiap program studi pada pendidikan tinggi di Indonesia
mendisain sebuah kurikulum yang didasari oleh apa yang disebut Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNDIKTI).
Dasar dibentuknya kurikulum KKNI adalah berdasarkan tantangan eksternal
berupa persaingan global, yang memang menjadi fakta internasional, dalam hubungan
ilmuwan (scholar) antarnegara. Selain itu pula Indonesia telah melakukan ratifikasi
berbagai konvensi di dunia internasional. Sedangkan tantangan internal yang terjadi
adalah kenyataan fakta-fakta berikut: (a) kesenjangan mutu, jumlah, dan kemampuan
lulusan pendidikan tinggi; (b) relevansi penghasil versus pengguna; (c) beragamnya
aturan kualifikasi; dan (d) beragamnya pendidikan.
Oleh karena itu, maka KKNI merupakan sebuah pernyataan kualitas sumber
daya manusia (SDM) Indonesia, yang substansinya adalah sebagai penilaian kesetaraan
dan pengakuan kualifikasi (secara internasional). Pernyataan kualitas ini dibuktikan
melalui kemampuan setiap sumber daya manusia Indonesia, yang berdasarkan
pendidikan formalnya mestilah dijenjangkan dengan akurat.
Selaras dengan kebijakan perlunya mendisain kurikulum yang berbasis KKNI
ini, maka ditentukanlah setiap jenjang pendidikan itu, lulusannya memiliki kompetensi
tertentu. Adapun dalam konteks ini, sebagai gambaran umum, jika dipandang dari
pengalaman atau belajar mandiri: (a) lulusan SMP, SMA, dan D1 adalah berkompetensi
sebagai operator; (b) lulusan D2, D3, dan S2 adalah sebagai analis (pengkaji) dilihat
dari sudut pandang pengalaman atau belajar mandiri, dan sebagai teknisi dalam konteks
peningkatan karakter di dunia kerja; dan (c) lulusan profesi, S2, dan S3 adalah sebagai
ahli. Jika dilihat dari sudut peningkatan karakter dunia kerja, maka: (i) lulusan SMP,
SMA, dan D1 adalah sebagai operator; (ii) lulusan D2, D3, dan S2 adalah sebagai
teknisi; dan (iii) lulusan profesi, S2, dan S3 adalah sebagai ahli. Kesemua jenjang
kompetensi ini dibuat dalam kerangka peningkatan profesionalitas setiap jejang lulusan
pendidikan tersebut, yang dapat digambarkan seperti pada Bagan 1 berikut ini.
Sesuai dengan bagan berikut, maka lulusan Program Studi Magister Penciptaan
dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (FIB USU),
berada di dalam tingkatan 7 sebagai magister penciptaan dan pengkajian seni yang
berkemampuan sebagai ahli yang mengaplikasikan, mengkaji, membuat desain,
memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta menyelesaikan masalah-
masalah seni di dalam fenomena sosiobudaya masyarakat pendukung seni tersebut di
seluruh dunia.
Ada dua acuan dasar secara nasional untuk capaian pembelajaran ini, yaitu yang
pertama adalah Keragka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan yang kedua adalah
Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNDIKTI). Kedua acuan dasar nasional ini saling
bersinerji dan menguatkan. Untuk KKNI diterapkan untuk semua jenjang pendidikan
nasional, sedangkan SNDIKTI khusus untuk pendidikan tinggi saja. Di dalam KKNI
ada empat unsur deskripsi untuk kemampuan pendidikan di setiap peringkatnya, yang
55
terdiri dari: (1) sikap dan tata nilai; (2) kewenangan dan tanggung jawab; (3)
penguasaan pengetahuan; dan (4) kemampuan kerja.
Bagan 1:
Hubungan antara Jenjang Pendidikan Formal, Peningkatan Profesionalitas, Peningkatan
Karakter di Dunia Kerja, dan Pengalaman atau Belajar Mandiri
56
Bagan 2.
Deskripsi Capaian Pembelajaran dalam KKNI dan SNDIKTI
57
Bagan 3.
Skema Penyusunan Capaian Pembelajaran
59
Bagan 4.
Ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni dalam Konteks
Induk Disiplin-disiplin Ilmu
60
Bagan 5.
Disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni
dalam Konteks Kebudayaan
Bahwa Penciptaan dan Pengkajian Seni adalah sebuah disiplin ilmu pengetahuan
multidisiplin yang didukung oleh ilmu-ilmu: musikologi, etnomusikologi, etnologi tari, seni rupa,
antropologi teater, seni media rekam, dan sejenisnya. Para ahlinya (lulusan magister Penciptaan
dan Pengkajian Seni) disebut sebagai magister seni (M.Sn.). Untuk menghasilkan profil lulusan
yang berkualifikasi sebagai magister seni yang diakui secara nasional dan internasional, maka perlu
didukung oleh gagasan akademik berupa visi, misi, dan tujuan, seperti yang diuraikan berikut ini.
7 Profil Lulusan
Profil lulusan Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Sumatera Utara (USU), mengacu kepada tujuan Prodi Magister
Penciptaan dan Pengkajian Seni yaitu studi seni dalam konteks kebudayaan umat
manusia. Lulusannya disebut magister seni (disingkat M.Sn.).
Setelah menyelesaikan studi di Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian
Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (FIB USU), maka lulusan
ini akan menjadi:
1. Peneliti seni budaya khususnya musik, tari, teater, rupa, dan media dalam
kebudayaan, yang bisa berprofesi sebagai ilmuwan seni budaya, peneliti ahli untuk
61
seni musik, peneliti ahli untuk seni tari, peneliti ahli untuk seni teater, peneliti ahli
untuk seni rupa, peneliti ahli untuk media seni, peneliti ahli untuk bidang seni
budaya dan pariwisata, peneliti ahli bidang budaya, tenaga ahli sejarah seni, dan
lain-lainnya.
2. Narasumber seni budaya yang berprofesi sebagai narasumber musik, tari, teater,
rupa, dan media seni dalam kebudayaan, dan lain-lainnya.
3. Konsultan seni budaya, yang berprofesi sebagai konsultan (pemberi saran dan
perencanaan) seni, musik, tari, teater, rupa, dan media seni dalam kebudayaan, dan
lain-lainnya.
4. Pencipta seni, yang berprofesi sebagai komponis, koreografer, penggubah lagu,
penulis lirik lagu, pencipta tari, koreografer tari, art director, pelukis ahli, pemahat
ahli, pematung ahli, pengrajin ahli, pemain tetaer ahli, stage manager ahli,
penciptaan media, ahli disain grafis, praktisi seni , dan lain-lain.
Tabel 1.
Profil Lulusan Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU
No. Program Studi Profil
Magister Penciptaan dan 1. Peneliti Seni Budaya
Pengkajian Seni FIB 2. Narasumber Seni
USU 3. Konsultan Seni
4. Pencipta Seni
Tabel 2
Profil dan Deskripsi Lulusan
62
lainnya) untuk pengembangan penciptaan seni.
Tabel 3:
Rincian Bahan Kajian dan Tingkat Kedalaman
serta Keluasan Bidang Ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni yang Harus Dikuasai
Sebagai sebuah disiplin ilmu yang akan menghasilkan magister (ahli) seni di
bidang penciptaan dan pengkajian: musik, tari, teater, rupa, media, dan lainnya.
Bidang ilmu yang dipelajari itu disebut dengan Penciptaan dan Pengkajian Seni,
yaitu ilmu yang mempelajari seni dalam konteks kebudayaan. Tingkat keluasan
materinya adalah seni dalam konteks kebudayaan, yang dapat dirinci lagi menjadi
tiga kajian yang saling terkait, yaitu: (a) seni sebagai kebudayaan, (b) seni dalam
kebudayaan, dan (c) seni dan hubungannya dengan kebudayaan. Yang dimaksud
seni sebagai kebudayaan, adalah seni yang dikaji oleh para magister pengkajian dan
itu dipandang sebagai sebuah ide, kegiatan, maupun bentuk audio, visual, benda-
benda seni dari sebuah kebudayaan yang menghasilkannya. Kemudian yang
dimaksud dengan seni dalam kebudayaan, adalah seni adalah sebagai salah satu
unsur kesenian dan kesenian adalah salah satu unsur kebudayaan universal. Dalam
hal ini melihat seni di dalam kebudayaan, adalah berfokus kepada seni itu sendiri
dan kemudian melihatnya dengan unsur-unsur kebudayaan lain. Seni menjadi
bahagian integral dengan kebudayaan, yang tidak dapat berdiri sendiri.
Di sisi lain, studi seni dan hubungannya dengan kebudayaan adalah bahwa
dalam melakukan kajian seni ini, para calon magister penciptaan dan pengkajian
seni harus mengaitkannya dengan unsur-unsur seni budaya, seperti dalam konteks
bahasa, agama, teknologi, ekonomi, organisasi, dan pendidikan.
Kemudian, tingkat kedalaman bahan kajian yang harus dikuasai oleh seorang
magister pengkajian dan lulusan strata satu Penciptaan dan Pengkajian Seni ini
adalah konsep teoretis baik yang bersifat emik (yang berasal dari masyarakat yang
dikaji) maupun yang bersifat etik (yaitu konsep teoretis yang dikembangkan oleh
para ilmuwan di dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni itu sendiri).
63
Capaian Pembelajaran
64
dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil
kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.
g. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya
serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek
struktural dan estetika.
h. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; dalam tugas
meneliti fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta musik itu
sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan
estetika.
i. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri; dalam tugas meneliti fenomena seni dalam
konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan
yang mengandung aspek struktural dan estetika.
j. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan
kewirausahaan, dalam tugas meneliti fenomena seni dalam konteks
sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang
mengandung aspek struktural dan estetika.
65
musik dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai
hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.
e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian
masalah terutama di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni,
berdasarkan hasil analisis informasi dan data; dalam keterampilan umum
meneliti fenomena musik dalam konteks sosial dan budaya serta musik
itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural
dan estetika.
f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan
pembimbing, kole-ga, sejawat baik di dalam maupun di luar
lembaganya, dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam
konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan
yang mengandung aspek struktural dan estetika.
g. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan
melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan
yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung
jawabnya; dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam
konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan
yang mengandung aspek struktural dan estetika.
h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang
berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola
pembelajaran secara mandiri; dalam keterampilan umum meneliti
fenomena seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri
sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan
estetika.
i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan
menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah
plagiasi, dalam keterampilan umum meneliti fenomena seni dalam
konteks sosial dan budaya serta musik itu sendiri sebagai hasil
kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan estetika.
66
Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan
budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial,
pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani,
kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;
c. Mampu mengkaji struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu
mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek
sosiokulturalnya.
d. Mampu mengkaji teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan
pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup
makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya.
e. Mampu mempraktikkan seni, sesuai dengan minat utamanya, dalam
lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan
capaian pada tingkat ahli.
f. Mampu melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni
kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip
enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.
g. Mampu membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni
dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.
67
e. Menguasai secara teoretis dan teknis untuk mempraktikkan seni, sesuai
dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan
sentuhan estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli;
f. Menguasai metodologi dan teknik enkulturasi (pembelajaran) teori dan
praktik seni kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan
prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan
Pengkajian Seni;
g. Menguasai metode, teori, dan terapan untuk membuat komposisi seni
berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat
pemilik seni tersebut.
68
g. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya
serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek
struktural dan estetika.
h. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; dalam tugas sebagai
narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri
sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan
estetika.
i. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri; dalam tugas sebagai narasumber seni dalam
konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan
yang mengandung aspek struktural dan estetika.
j. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan,
dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya
serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek
struktural dan estetika.
69
sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan
estetika.
e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian
masalah terutama di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni,
berdasarkan hasil analisis informasi dan data; dalam keterampilan umum
sebagai narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu
sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan
estetika.
f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan
pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya,
dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam konteks
sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang
mengandung aspek struktural dan estetika.
g. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan
melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan
yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung
jawabnya; dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam
konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan
yang mengandung aspek struktural dan estetika.
h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang
berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola
pembelajaran secara mandiri; dalam keterampilan umum sebagai
narasumber seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri
sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan
estetika.
i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan
menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah
plagiasi, dalam keterampilan umum sebagai narasumber seni dalam
konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan
yang mengandung aspek struktural dan estetika.
70
berdasarkan disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya
untuk upacara, perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai
hiburan, komunikasi, integrasi sosial, pengabsahan upacara,
penghayatan estetika, reaksi jasamani, kesinambungan kebudayaan,
integrasi sosial, dan lainnya;
c. Mampu mengkaji dan mendiseminasikan tentang struktur seni sebagai
hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun
dengan segala aspek sosiokulturalnya.
d. Mampu mengkaji dan mendiseminasikan teks dan konteks seni yang
mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan
Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni
budaya.
e. Mampu mempraktikkan seni, dan mendiseminasikan sesuai dengan
minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan
estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.
f. Mampu melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni
kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip
enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.
g. Mampu membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni
dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.
71
itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek
sosiokulturalnya.
d. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan mendiseminasikan
teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-
pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-
makna teks dan konteks dalam seni budaya.
e. Menguiasai metode, teori, dan aplikasi keilmuan dalam mempraktikkan
seni, dan mendiseminasikan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas
etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian
pada tingkat ahli.
f. Menguasai metode dan teori dalam rangka melakukan enkulturasi
(pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang
memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam
disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.
g. Menguasai metode dan teori penciptaan seni dalam membuat komposisi
seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan
masyarakat pemilik seni tersebut.
72
itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural
dan estetika.
f. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan; dalam tugas sebagai konsultan seni dan
menyelesaikan permasalahan pada fenomena seni dalam konteks sosial
dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang
mengandung aspek struktural dan estetika.
g. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
dalam tugas sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya
serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek
struktural dan estetika.
h. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; dalam tugas sebagai
konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri
sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan
estetika.
i. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri; dalam tugas sebagai konsultan seni dalam
konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan
yang mengandung aspek struktural dan estetika.
j. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan
kewirausahaan, dalam tugas sebagai narasumber seni dalam konteks
sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang
mengandung aspek struktural dan estetika.
73
budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung
aspek struktural dan estetika.
d. Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam
bentuk tesis magister atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya
dalam laman pendidikan tinggi; dalam keterampilan umum sebagai
konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri
sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan
estetika.
e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian
masalah terutama di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni,
berdasarkan hasil analisis informasi dan data; dalam keterampilan umum
sebagai konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu
sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan
estetika.
f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan
pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya,
dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam konteks sosial
dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang
mengandung aspek struktural dan estetika.
g. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan
melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan
yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung
jawabnya; dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam
konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan
yang mengandung aspek struktural dan estetika.
h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang
berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola
pembelajaran secara mandiri; dalam keterampilan umum sebagai
konsultan seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri
sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan
estetika.
i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan
menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah
plagiasi, dalam keterampilan umum sebagai konsultan seni dalam
konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan
yang mengandung aspek struktural dan estetika.
74
teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni
dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan
pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan
mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel,
kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat
nasional maupun internasional;
b. Mampu mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan
kepada masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang
mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan
Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan
budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial,
pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani,
kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;
c. Mampu mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan
tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup
materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya.
d. Mampu mengkaji dan memberikan keputusan terbaik sebagai konsultan
teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan pendekatan-
pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup makna-
makna teks dan konteks dalam seni budaya.
e. Mampu mempraktikkan seni, dan memberikan arahan sesuai dengan
minat utamanya, dalam lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan
estetika baru, dengan capaian pada tingkat ahli.
f. Mampu melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni
kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip
enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.
g. Mampu membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni
dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.
75
kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin
Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara,
perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi,
integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi
jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;
c. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan memberikan
keputusan terbaik sebagai konsultan tentang struktur seni sebagai hasil
kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan
segala aspek sosiokulturalnya.
d. Menguasai metode dan teori dalam mengkaji dan memberikan
keputusan terbaik sebagai konsultan teks dan konteks seni yang
mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan
Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam seni
budaya.
e. Menguasai ilmu pengetahuan dalam rangka mempraktikkan seni, dan
memberikan arahan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di
dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada
tingkat ahli.
f. Menguasai metode dan teori dalam melakukan enkulturasi
(pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang
memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam
disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.
g. Menguasai ilmu pengetahuan seni dalam rangka membuat komposisi
seni berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan
masyarakat pemilik seni tersebut.
76
d. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air,
memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan
bangsa; dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan
budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung
aspek struktural dan estetika.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan
kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; dalam
tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni
itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural
dan estetika.
f. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan; dalam tugas sebagai pencipta seni dan
menyelesaikan permasalahan pada fenomena seni dalam konteks sosial
dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang
mengandung aspek struktural dan estetika.
g. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta
seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek
struktural dan estetika.
h. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; dalam tugas sebagai
pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri
sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan
estetika.
i. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri; dalam tugas sebagai pencipta seni dalam
konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan
yang mengandung aspek struktural dan estetika.
j. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan
kewirausahaan, dalam tugas sebagai pencipta seni dalam konteks sosial
dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang
mengandung aspek struktural dan estetika.
77
budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung
aspek struktural dan estetika.
c. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai
humaniora sesuai dengan keahliannya (yaitu Penciptaan dan Pengkajian
Seni) berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka
menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni; dalam
keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan
budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung
aspek struktural dan estetika.
d. Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam
bentuk tesis magister atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya
dalam laman pendidikan tinggi; dalam keterampilan umum sebagai
pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri
sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan
estetika.
e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian
masalah terutama di bidang Penciptaan dan Pengkajian Seni,
berdasarkan hasil analisis informasi dan data; dalam keterampilan umum
sebagai pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu
sendiri sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan
estetika.
f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan
pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya,
dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks sosial
dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang
mengandung aspek struktural dan estetika.
g. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan
melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan
yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung
jawabnya; dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam
konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan
yang mengandung aspek struktural dan estetika.
h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang
berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola
pembelajaran secara mandiri; dalam keterampilan umum sebagai
pencipta seni dalam konteks sosial dan budaya serta seni itu sendiri
sebagai hasil kebudayaan yang mengandung aspek struktural dan
estetika.
i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan
menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah
plagiasi, dalam keterampilan umum sebagai pencipta seni dalam konteks
sosial dan budaya serta seni itu sendiri sebagai hasil kebudayaan yang
mengandung aspek struktural dan estetika.
78
Keterampilan Khusus Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni
sebagai Pencipta Seni
Seterusnya, keterampilan khusus yang dimiliki oleh lulusan
Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU
sebagai pencipta seni adalah sebagai berikut.
a. Mampu meneliti dan mencipta seni secara ilmiah tentang fenomena seni
dalam konteks kebudayaan. seperti: artefak seni, seni dan masyarakat,
teks pertunjukan, seni dan dinamika kebudayaan, seni dan sejarah, seni
dan teknologi, seni dan filsafat, seni dan ritual, dan sejenisnya—dengan
pendekatan-pendekatan ilmu penciptaan dan pengkajian seni dan
mempublikasikannya secara ilmiah baik dalam bentuk makalah, artikel,
kartas karya, maupun tesis magister, dan lainnya baik dalam tingkat
nasional maupun internasional;
b. Mampu mengkaji dan mencipta seni, kemudian memungsikannya
kepada masyarakat tentang fungsi seni dalam kebudayaan manusia yang
mendukung seni tersebut berdasarkan disiplin Penciptaan dan
Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara, perayaan, kegiatan
budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi, integrasi sosial,
pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi jasamani,
kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;
c. Mampu mengkaji tentang struktur seni sebagai hasil kebudayaan, baik
itu mencakup materi seni itu sendiri maupun dengan segala aspek
sosiokulturalnya, kemudian membuat ciptaan seni atas kajiannya itu.
d. Mampu mengkaji teks dan konteks seni yang mendukungnya dengan
pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni mencakup
makna-makna teks dan konteks dalam seni budaya, kemudian
menciptakan seni berdasarkan kajian tersebut.
e. Mampu mempraktikkan dan menciptakan seni, kemudian
mendiseminasikan sesuai dengan minat utamanya, dalam lintas etnik di
dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan capaian pada
tingkat ahli.
f. Mampu melakukan enkulturasi (pembelajaran) teori dan praktik seni
kepada komunitas yang memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip
enkulturasi budaya dalam disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.
g. Mampu membuat komposisi seni berdasarkan hasil penelitian seni
dalam konteks kebudayaan masyarakat pemilik seni tersebut.
79
dan ritual, dan sejenisnya—dengan pendekatan-pendekatan ilmu
penciptaan dan pengkajian seni dan mempublikasikannya secara ilmiah
baik dalam bentuk makalah, artikel, kartas karya, maupun tesis magister,
dan lainnya baik dalam tingkat nasional maupun internasional;
b. Menguasai metode dan teori untuk mengkaji dan mencipta seni,
kemudian memungsikannya kepada masyarakat tentang fungsi seni
dalam kebudayaan manusia yang mendukung seni tersebut berdasarkan
disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni, seperti gunanya untuk upacara,
perayaan, kegiatan budaya, juga fungsinya sebagai hiburan, komunikasi,
integrasi sosial, pengabsahan upacara, penghayatan estetika, reaksi
jasamani, kesinambungan kebudayaan, integrasi sosial, dan lainnya;
c. Menguasai metode dan teori untuk mengkaji tentang struktur seni
sebagai hasil kebudayaan, baik itu mencakup materi seni itu sendiri
maupun dengan segala aspek sosiokulturalnya, kemudian membuat
ciptaan seni atas kajiannya itu.
d. Menguasai metode san teori untuk mengkaji teks dan konteks seni
yang mendukungnya dengan pendekatan-pendekatan ilmu Penciptaan
dan Pengkajian Seni mencakup makna-makna teks dan konteks dalam
seni budaya, kemudian menciptakan seni berdasarkan kajian tersebut.
e. Menguasai pengetahuan dalam mempraktikkan dan menciptakan seni,
kemudian mendiseminasikan sesuai dengan minat utamanya, dalam
lintas etnik di dunia maupun dengan sentuhan estetika baru, dengan
capaian pada tingkat ahli.
f. Menguasai metode dan teori untuk melakukan enkulturasi
(pembelajaran) teori dan praktik seni kepada komunitas yang
memerlukannya sesuai dengan prinsip-prinsip enkulturasi budaya dalam
disiplin Penciptaan dan Pengkajian Seni.
g. Menmguasai ilmu pengetahuan dalam membuat komposisi seni
berdasarkan hasil penelitian seni dalam konteks kebudayaan masyarakat
pemilik seni tersebut.
80
tertentu, dimana antar mahasiswa dimungkinkan memiliki minat yang tidak
sama, maka mata kuliah pilihan bukan mata kuliah yang menjadi syarat pada
mata kuliah tingkat lanjut.
81
mahasiswa untuk memahami materi khusus sesuai dengan minat yang diambil.
Selain itu dengan adanya tema penelitian dari tiap kelompok dosen keahlian
akan membantu mahasiswa dalam menentukan pilihan dan mempermudah
mahasiswa dalam mencari dosen yang sesuai dengan bidang studi yang
dipilihnya. Beberapa kegiatan tambahan, semisal diskusi informal, juga
menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mempelajari dan memahami materi
khusus bersama dengan dosen yang berkompetensi di bidangnya.
Pengembangan keterampilan yang dapat ditransfer, terorientasikan ke arah
karir dan pemerolehan pekerjaan.
Pengembangan keterampilan yang diberikan oleh Prodi S2 Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU,dapat dikategorikan ke dalam akademis dan non-
akademis. Sebagai contoh akademis adalah keterlibatan mahasiswa dalam
praktik seni, sebagai asisten, dalam kepanitian lokakarya atau seminar dan
dalam pengabdian masyarakat. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan seperti
ini dibuktikan melalui sertifikat yang diharap dapat menjadi nilai tambah
dalam pemerolehan pekerjaan. Pada kategori non-akademis, mahasiswa dapat
berkecimpung dalam kegiatan kesenian, olahraga ataupun jurnalistik yang
dikoordinir oleh Ikatan Mahasiswa Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB
Universitas Sumatera Utara.
82
Pengembangan dan pelatihan kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan
misi pembelajaran yang dicanangkan Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni
FIB USU, mahasiswa diharapkan aktif dalam kegiatan penelitian, baik yang
berhubungan dengan penelitian maupun penelitian yang berorientasi pada
pengabdian masyarakat. Kegiatan penelitian ini diharapkan mampu mendorong
mahasiswa untuk dapat mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensi
sehingga dapat berkompetisi secara global. Selain itu dengan adanya proses
perkuliahan yang bersifat praktikum, seperti Seminar dan praktik seni (untuk
penciptaan seni), diharapkan bisa menjadi suatu latihan bagi mahasiswa untuk
pencapaian kompetensi yang diharapkan.
Efisiensi internal dan eksternal. Efisiensi pengajaran ditunjukkan melalui
alur pengambilan mata kuliah yang terencana dan terarah sesuai dengan tingkat
pemahaman dan kedalaman materi. Proses belajar mengajar juga telah
mengalami efisiensi internal, dimana diberlakukannya berbagai kelas kecil
untuk mata kuliah dasar dan praktik Penciptaan dan Pengkajian Seni, sehingga
dosen pengampu bisa leluasa memantau perkembangan mahasiswa. Efisiensi
internal juga terlihat dalam pelaksanaan semester pendek pada masa libur
antara semester genap dan semester ganjil. Pelaksanaan kelas paralel bagi
mahasiswa yang berprestasi juga merupakan salah satu bentuk efisiensi
internal. Sedangkan efisiensi ekternal dilaksanakan dengan adanya pemberian
tugas-tugas individu atau kelompok yang menuntut peran aktif mahasiswa
untuk terus belajar dan mengembangkan diri di luar jam perkuliahan. Efisiensi
pada pengaturan jadwal praktik juga dilakukan, yaitu dengan melaksanakan
praktik pada siang dan sore hari sehingga tidak mengganggu perkuliahan
regular di kelas teori yang umumnya dilaksanakan pada pagi hari. Bentuk
efisiensi ekternal yang lain adalah pelatihan atau kursus yang dilakukan
sebagai peningkatan soft skill mahasiswa.
83
atau tindak lanjut diperoleh dari hasil evaluasi yang segera dilaksanakan pada
semester selanjutnya.
Efisiensi dan produktivitas. Produktivitas perkuliahan dapat dilihat dari
tingkat kehadiran / tata muka tiap semester yang cukup tinggi (standar 4 buku
III-A). Lembar berita acara perkuliahan juga menunjukkan produktivitas suatu
kelas perkuliahan dalam mencapai tujuan pembelajaran matakuliah tersebut.
Efisiensi dalam perkuliahan dilakukan dengan menempatkan tim dosen
pengampu dalam setiap mata kuliah, dengan harapan sistem pembelajaran
dapat terus berjalan meskipun ada salah satu dosen pengampu yang berhalang
hadir. Efisiensi juga dilaksanakan dalam bentuk konsultasi dan asistensi oleh
mahasiswamengenai tugas atau materi perkuliahan diluar jam perkuliahan.
Efisiensi dan produktivitas ini terus dimonitor dan direkam dalam bentuk
daftar kehadiran yang dievaluasi secara periodik oleh Prodi S2 Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU.
Struktur dan rentang kegiatan mengajar. Secara resmi, kegiatan belajar
mengajar di kelas berlangsung selama 5 hari dalam satu minggu, dan
dilaksanakan dalam jam kerja, yaitu 07.00-16.00. Hal ini akan memberikan
keuntungan bagi mahasiswa untuk membagi waktu dengan pelaksanaan
kegiatan mandiri tugas terstruktur, serta memberi keuntungan bagi dosen
dalam melaksanakan tugas lainnya, seperti penelitian dan pengabdian
masyarakat. Untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap penyerapan
materi, Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah melaksanakan
kelas-kelas kecil dimana dalam satu mata kuliah dibuka lebih dari satu kelas
dengan dosen pengampu yang berbeda.
Pengunaan teknik informasi. Dalam proses perkuliahan, penyerapan materi
dapat dioptimalkan dengan penerapan teknik informasi audio dan visual yang
baik. Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah memberikan
fasilitas penggunaan LCD pada setiap ruang kelas. Penambahan fasilitas
wireless LCD memudahkan dosen pengampu untuk berkonsentrasi dalam
pemberian materi di depan kelas tanpa harus diam disudut ruang untuk
pergantian slide.
Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU juga telah
memfasilitasi akses internet wireless (wifi) untuk seluruh area di Prodi
Penciptaan dan Pengkajian Seni (Gedung M). Penggunaan internet wireless
memungkinkan dosen untuk menampilkan informasi-informasi yang terkini
dalam kelas perkuliahan, selain itu adanya internet memudahkan mahasiswa
dalam mengunduh materi-materi perkuliahan, pembahasan soal-soal dan
pengecekan nilai yang telah di muat oleh dosen pengampu dalam blog pribadi.
Selain itu pelayanan akademik juga telah diberikan melalui Sistem Informasi
84
Akademik (SIA) yang dapat diakses secara mudah dan cepat baik didalam
kampus maupun diluar kampus.
Keterlibatan mahasiswa, dalam perkuliahan dapat dipantau melalui daftar
kehadiran. Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU menetapkan
80% kehadiran dari total jumlah 16 tatap muka (2 SKS) dalam satu semseter
yang direncanakan sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester.
Keterlibatan mahasiswa dalam perkuliahan di kelas didasarkan atas metode
pembelajaran yang telah dirancang bersama, yaitu: diskusi, tanya jawab,
presentasi, atau praktik. Selain itu, di luar kelas, mahasiswa dapat berperan
aktif dalam kegiatan praktikum laboratorium, seminar ilmiah, penelitian,
pengabdian masyarakat dan penyelesaian berbagai tugas terstruktur.
Bimbingan skripsi sarjana, diberikan oleh dua dosen pembimbing yang
berkompeten dan sesuai dengan keahlian yang diperlukan untuk
penyelesaianskripsi tersebut. Dosen pembimbing diwajibkan memenuhi syarat
dan ketentuan yang telah diatur dalam Buku Pedoman Fakultas Ilmu Budaya
USU. Bimbingan skripsi dilakukan secara kontinu di dalam lingkungan
kampus melalui konsultasi, diskusi dan pemberian studi literatur. Monitoring
dan evaluasi kegiatan bimbingan skripsi dilakukan melalui lembar asistensi
yang berisi proses dan kegiatan yang harus dipenuhimahasiswa selama
penelitian lapangan dalam konteks menulis skripsi sarjana..
85
Pada akhir tahun pertama, mahasiswa harus mengumpulkan minimal 24
sks (tanpa nilai C) dengan IPK ≥ 2,00. Pada akhir tahun kedua, mahasiswa
harus mengumpulkan minimal 40-44 SKS (tanpa nilai C) dengan IPK ≥ 2,00.
Pada semester 4, mahasiswa Prodi MPPSn dinyatakan lulus bila telah
mengumpulkan minimal 41 sks (tanpa nilai E) dengan IPK ≥ 2,00 dan telah
memenuhi persyaratan lainnya, seperti telah menyelesaikan tesis, tugas
akademik, lulus ujian akhir sarjana, memenuhi syarat-syarat administrasi.
Keberhasilan studi mahasiswa terlihat dari nilai setiap mata kuliah yang
dikonversikan ke dalam IPK. Ketika lulus, mahasiswa memiliki predikat
kelulusan, yaitu dengan peringkat: cumlaude (pujian), sangat memuaskan, dan
memuaskan berdasar atas nilai IPK dan lama studi.
Strategi dan metode penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa
dilakukan melalui evaluasi atas Indek Prestasi dan perolehan angka kredit.
Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU melakukan evaluasi
terhadap kemajuan dan keberhasilan mahasiswa setiap semester, mahasiswa
yang terlihat kritis (menurun) akan segera dievaluasi baik denganmemanggil
mahasiswa yang bersangkutan, memanggil orang tua atau wali dari mahasiswa
maupun dengan tindakan tegas yang berupa DO (drop out) bila memang tidak
dapat dipertahankan lagi. Mahasiswa boleh menempuh SKS tertentu apabila
telah mendapatkan nilai IP Semester tertentu. Nilai yang digunakan dalam IPK
adalah nilai yang terbaik apabila mahasiswa mengulang mata kuliah yang
sama.
Penentuan yudisium (pernyataan kualitatif dari hasil belajar seorang
mahasiswa pada akhir jenjang pendidikan). Yudisium dilakukan apabila
mahasiswa telah mengumpulkan minimal 141 sks (tanpa nilai C) dengan IPK ≥
2,00 dan telah memenuhi persyaratan lainnya, seperti telah menyelesaikan
skripsi sarjana, tugas akademik, lulus ujian akhir magister, memenuhi syarat-
syarat administrasi. Adapun syarat-syarat tambahan adalah telah
menyelesaikan perbaikan tesis magister, dan menyelesaikan semua tanggungan
peminjaman peralatan maupun buku.
Analisis mengenai kepuasan mahasiwa. Mahasiswa memberikan penilaian
mengenai kepuasan terhadap proses pembelajaran melalui angket (kusioner)
yang diberikan pada akhir perkuliahan. Selain itu tersedia kotak saran bagi
mahasiswa yang ingin memberikan saran atau keluhan terhadap proses belajar
mengajar. Evaluasi terhadap kepuasan mahasiswa dilakukan secara periodik
dengantindakan perbaikan berupa teguran langsung kepada dosen pengampu
mata kuliah bila ditemukan kepuasan mahasiswa yang bernilai rendah.
86
13. Sarana untuk memelihara interaksi dosen mahasiswa
Interaksi dosen-mahasiswa di dalam kelas dilakukan dalam ruang yang
representatif dengan kapasitas maksimum antara 20 orang dan sudah
dilengkapi dengan fasilitas meja-kursi perkuliahan, wireless infocus, AC, audio
sistem, dan akses internet. Interaksi juga dilaksanakan dalam laboratorium dan
studio di saat mahasiswa melakukan penyelesaian tugas besar, praktikum, dan
pengolahan data lapangan saat membuat tesis magister. Interaksi yang berupa
bimbingan dan konsultasi dapat dilaksanakan di ruang dosen yang
representatif, di ruang-ruang terbuka atau di ruang rapat. Prodi S2 Penciptaan
dan Pengkajian Seni FIB USU telah memfasilitasi adanya meja-meja diskusi
serta gazebo yang mendukung mahasiswa dalam berdiskusi dan berinteraksi
dengan dosen. Interaksi dapat juga dilakukan di luar kampus, dimana
mahasiswa dan dosen menghadiri rapat, seminar, lokakarya ataupun dalam
kegiatan pengabdian masyarakat. Selain itu interaksi dapat dilakukan melalui
email, twitter, facebook, dan media lainnya, karena Prodi S2 Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU telah menyediakan jaringan internet wireless di
lingkungan kampusya.
STRENGTH (S)
1. Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU terus berbenah untuk
memperbaiki dan mengembangkan kurikulum KKNI dan SNDIKTI secara
periodik
2. Suasana akademik yang kondusif untuk kegiatan tri dharma perguruan tinggi
87
3. Partisipasi yang cukup besar dari sivitas akademika terhadap kegiatan
akademis.
4. Interaksi yang baik antar sivitas akademika baikdi kelas, dalam kampus
maupun luar kampus.
5. Telah tersusunnya GBPP (RPP) dan SAP Prodi Penciptaan dan Pengkajian
Seni dan Bahan Ajar pada hampir seluruh mata kuliah .
WEAKNESS (W)
1. Koleksi jurnal ilmiah terakreditasi dan internasional yang masih terbatas.
2. Sistem informasi yang masih berubah-ubah karena menyesuaikan dengan
sistem informasi pusat atau universitas (USU).
OPPORTUNITY (O)
1. Tersedianya hibah dari Dikti untuk penyusunan kurikulum berbasis
kompetensi.
2. Minat mahasiswa untuk bekerja sama dengan dosen dalam penelitian dan
pengabdian masyarakat yang tinggi.
3. Sistem informasi yang dapat terus dikembangkan untuk mendukung
pelaksanaan belajar mengajar.
THREAT (T)
1. Mahalnya dana bagi penyediaan akses jurnal internasional yang terakreditasi
dan dapat diakses secara online.
2. Tuntutan stakeholder akan kompetensi lulusan yang terus berkembang.
Kelemahan:
88
1. Koleksi jurnal ilmiah terakreditasi dan 0,10 2 0,20
internasional yang masih terbatas.
2. Sistem informasi yang masih berubah-ubah
karena menyesuaikan dengan sistem 0,10 2 0,20
informasi pusat atau universitas (USU).
0,10 1 0,10
Jumlah total 1,00 3,00
Ancaman:
1. Mahalnya dana bagi penyediaan akses jurnal 0,10 1 0,10
internasional yang terakreditasi dan dapat
diakses secara online
2. Tuntutan stakeholder akan kompetensi 0,20 2 0,40
lulusan yang terus berkembang.
Eksternal
Tinggi (3-4) Sedang (2-3) Rendah (1-2)
Internal
Pertumbuhan melalui Pertumbuhan melalui Strategi turn around
Tinggi (3-4) integrasi vertikal integrasi horizontal
Strategi stabilitas
Sedang (2-3) Stabilitas keuntungan Strategi diversifikasi
89
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU berada dalam kwadran
“pertumbuhan melalui integrasi vertical,”artinya diharapkan program-program
yang ada dapat dikembangkan dan diperbaiki terutama yang berhubungan
dengan kurikulum. Pengembangan program dapat dilaksanakan dengan salah
satunya memperkuat keberadaan kurikulum berbasis KKNI dan SNPT sebagai
upaya pengendalian mutu lulusan sehingga mampu berkompetisi secara global
Analisis SWOT
Tabel Analisis SWOT Standar 5
Kekuatan: Kelemahan:
1. Perbaikan kurikulum secara 1. Koleksi jurnal ilmiah
periodic. terakreditasi dan
2. Suasana akademik yang internasional yang masih
kondusif. terbatas
3. Partisipasi akademika yang 2. Sistem informasi yang
besar pada kegiatan masih berubah-ubah karena
akademis. menyesuaikan dengan
4. Interaksi yang baik antar sistem informasi pusat atau
civitas akademika. universitas (USU).
5. Telah tersusunnya GBPP
(RPP)/SAP dan buku ajar.
Peluang:
○Tersedianya hibah ○Menggunakan ○ Mengatasi sistem
penyusunan kurikulum besarnya informasi yang
berbasis kompetensi partisipasi berubah -ubah
akademika guna dengan
○Minat mahasiswa memenangkan menerapkan data
yang tinggi untuk hibah base yang bersifat
bekerjasama dengan dosen penyusunan compatible untuk
kurikulum dan semua jenis sistem
○Sistem informasi yang mengembangkan informasi,
dapat terus dikembangan sistem informasi sehinggasistem
informasi terus
○Memanfaatkan berkembang.
minat susana
akademik, ○Mengatasi
partisipiasi permasalahan
akademika dan jurnal yang
interaksi yang terbatas dengan
baik untuk bekerjasama
menjaga minat dengan instansi
mahasiswa lain, sehingga
dapat
meningkatkan
suasana akademis
yang mendorong
90
peningkatan
kerjasama
mahasiswa dan
dosen
Ancaman
○Mengoptimalkan
penggunaansistem
informasi melalui
forum saran dan
masukan sehingga
dapat mengetahui
tuntutan
stakeholder
91
STANDAR VI: PEMBIAYAAN, SARANA, DAN
PRASARANA
92
Dalam pengelolaannya, Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB
USU telah menerapkan sistem yang transparan dan akuntabel, oleh karena itu
pihak manajemen Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah
memaparkan cash-flow (pemasukan dan pengeluaran) kepada dosen Prodi S2
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dalam rapat jurusan secara periodik.
93
dilaksanakan secara periodik untuk menghindari penurunan pemanfaatan
sarana dan prasarana.
Pengelola Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dibantu oleh
kepala laboratorium dan civitas akademika melaporkan kondisi inventaris
peralatan yang beradadalam lingkungan kerja masing-masing setiap tahun.
Selain itu, Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU juga telah
melakukan monitoring terhadap sarana dan prasarana di dalam ruang
perkuliahan dengan pengecekan dan pengawasan secara rutin serta laporan
sivitas akademika pengguna ruang kuliah melalui borang laporan kehilangan
dan kerusakan sarana dan prasarana yang berada di ruang pengajaran.
Kerusakan sarana dan prasarana mendapat perhatian khusus oleh Prodi S2
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU untuk segera dilakukan perbaikan
sehingga kegiatan belajar dan mengajar serta penelitan dan pengabdian
masyarakat tidak terganggu. Sedangkan untuk sarana dan prasarana yang
berada di luar lingkungan Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU,
seperti gedung perpustakaan, poliklinik, laboratorium diluar Prodi S2
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, lapangan olahraga dan auditorium,
tanggung jawab pengelolaan, pemanfaatan dan pemeliharaan dilakukan oleh
Universitas atau instansi terkait.
94
Di lingkungan Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU juga
terdapat fasilitas yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk berkumpul dan
berdiskusi bersama, yaitu ruangan Ikatan Mahasiswa Penciptaan dan
Pengkajian Seni (IME), juga terdapat mushola, kantin, dan fasilitas internet,
olahraga, perpustakaan Prodi dan Fakultas (Cabang Perpstakaan Pusat USU),
dan ruang kuliah bersama yang terletak di luar lingkungan Prodi S2 Penciptaan
dan Pengkajian Seni FIB USU namun masih milik PT sendiri untuk menunjang
proses belajar mengajar.
95
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU memiliki 4 ruangan, yang terdiri
dari ruang kelas dengan daya tampung yang bervariasi antara 20 mahasiswa.
Ruangan kelas ini terdiri dari dua jenis, yaitu ruangan untuk kelas teori, dan
ruang kelas untuk praktik seni musik, tari, teater, dan rupa. Demikian pula
ruangan tersebut ditambah dengan 1 studio musik, 1 ruang perpustakaan Prodi
Penciptaan dan Pengkajian Seni, ruang Perpustakaan FIB USU, dan
perpustakaan pusat USU. Keseluruhan perpustakaan ini, pengelolaannya di
bawah perpustakaan pusat USU. Demikian pula runag dosen, dan ruang
mahasiswa Ikatan Mahasiswa Prodi MPPSn FIB USU.
Namun demikian, dengan adanya strategi kelas-kelas kecil (terutama untuk
praktik musik dan tari) untuk meningkatkan efektivitas penyerapan mahasiswa
terhadap materi perkuliahan, perlu adanya penambahan jumlah kelas. Hal ini
disikapi oleh Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dengan
merencanakan penambahan jumlah ruang kelas di lingkungan Prodi S2
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU, dalam masa yang tidak terlalu lama.
Peralatan dan perlengkapan yang di miliki oleh laboratorium dan studio
telah sesuai dengan standar laboratorium untuk Prodi S2 Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU. Meski begitu, dirasa perlu adanya penambahan
beberapa peralatan mengikuti perkembangan terbaru teknologi serta
penambahan beberapa peralatan yang memiliki beban load tinggi, karena
digunakan secara bersama dengan mahasiswa S1 Etnomusikologi (daftar
peralatan Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU ada di lampiran).
Ruang perpustakaan dan sekaligus ruang baca di Prodi S2 Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU dirasa telah cukup relevan dengan kebutuhan
mahasiswa akan materi pendukung pembelajaran dan pendidikan. Selain itu,
untuk menumbuhkan minat baca, Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni juga
memanfaatkan laman web prodi, dengan unggahhan berupa skripsi-skripsi
sarjana, buku-buku, dan artikel-artikel, baik karya sivitas akademika
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU atau laman web yang berkait dengan
disiplin ilmu Penciptaan dan Pengkajian Seni. Ini merupakan bagian dari
digitalisasi perpustakaan Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU,
dalam menjawab dan masuk kepada tantangan zaman, dan masuk pula ke
dalam persaingan global, sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan sasran prodi.
96
proporsional dari fakultas, serta secara periodik memonitor dan mengevaluasi
penggunaan sarana dan prasarana serta merencanakan pengadaan sarana dan
prasarana baru, bila dirasa dibutuhkan oleh Prodi S2 Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU sebagai pendukung dalam pencapaian tridharma
perguruan tinggi.
Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU juga menerima
masukan dan kritik dari segenap sivitas akademika dalam kaitannya dengan
kondisi atau kebutuhan akan sarana dan prasarana, baik melalui kotak saran,
form inventaris, kegiatan informal, rapat-rapat di program studi ataupun secara
langsung ke pengelola Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU
sebagai salah satu aktivitas untuk mendukung keberlanjutan pengadaan,
pemeliharaan, dan pemanfaatan saran dan prasarana.
97
e. Sistem Informasi Registrasi, yang dituju kan bagi operator akademik dan
keuangan untuk memperbaharui informasi seputar pelaksanaan registrasi
mahasiswa. Sistem ini membantu perUSUahan kalender, status akademik
serta besar biaya untuk setiap item pembayaran di registrasi. Prodi S2
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU secara mandiri telah
mengembangkan sistem informasi yang berguna untuk menunjang kegiatan
akademik dan administrasi serta untuk mempercepat transfer informasi.
a. Sistem Informasi Arsip, sebagai salah satu strategi dalam pelacakan dan
pengarsipan surat yangmasuk dan keluar dari Prodi S2 Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU.
b. Sistem Informasi Kemahasiswaan, adalah sistem informasi yang menampil-
kan data-data kemahasiswaan.
c. SMS Center adalah suatu sistem berbasis SMS untuk mempercepat infor-
masi yang berhubungan dengan akademik dan informasi yang lain kepada
seluruh sivitas. Selain itu mahasiswa dan dosen dapat menggunakan fasilitas
blog yang disediakan oleh universitas untuk berbagi pengetahuan serta
informasi maupun untuk pendukung kegiatan belajar mengajar.
98
1. Efektivitas Pemanfaatan Sistem Informasi
Efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sistem informasi terlihat dari mudah
diaksesnya serta mudah digunakannya sistem informasi secara online di dalam
dan luar kampus. Sebagai contoh, pendaftaran KRS (Kartu Rencana Studi)
mahasiswa serta informasi-informasi lain melalui SIA secara online
mengurangi beban pekerjaan dan antrian aktivitas administrasi di ruang
recording. Meski begitu, efektivitas penggunaan sistem informasi ini dapat
ditingkatkan dengan cara penambahan jumlah unit wifi gratis yang dapat
digunakan secara bebas oleh mahasiswa serta penambahan kapasitas database
centre yang dapat diakses oleh pimpinan Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni
FIB USU dan dosen.
99
Pengkajian Seni FIB USU sebagai salah satu sarana untuk memperkenalkan
Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU kepada masyarakat luas
melalui website http://www.magisterseniusu.weebly.com).
Identifikasi SWOT
STRENGTH (S)
1. Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah mampu secara
berkelanjutan untuk mendapatkan dana di luar dana PNPB, yaitu melalui
hibah, beasiswa, ataupun kerjasama.
2. Pengelolaan dana Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah
berjalan dengan efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
3. Sarana dan prasarana Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU
telah memadai untuk pelaksanaan kegiatan belajar danmengajar.
4. Sistem informasi Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU yang
terus berkembang memudahkan dalam pencarian, pengolahaan dan
pelayanan data.
5. Tersedianya jaringan internet wireless yang memudahkan segenap sivitas
akademika untuk mengakses sistem informasi.
WEAKNESS (W)
1. Jumlah dan kompetensi sumber daya manusia dalam pengelolaan sistem
informasi masih kurang.
2. Kecepatan dan koneksi internet yang masih belum stabil.
3. Masih rendahnya jumlah dosen dan karyawan yang memanfaatkan blog dan
layanan online lainnya.
OPPORTUNITY (O)
1. Tersedianya program hibah kompetisi dan beasiswa yang dapat digunakan
untuk menambah dana pengembangan Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian
Seni FIB USU
2. Teknologi sistem informasi yang terus berkembangan memungkinkan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan sistem informasi.
3. Dukungan penuh FIB dan USU dalam pengembangan sarana-prasarana dan
sistem informasi di Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU.
4. Penggunaan sistem informasi sebagai sarana Prodi Etnomusikoligi FIB USU
untuk lebih dikenal di masyarakat baik kalangan akademis atau profesional,
dunia usaha, maupun masyarakat umum yang ingin mengetahui informasi
mengenai Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU Medan..
100
THREAT (T)
1. Sistem informasi yang dapat diakses secara online memungkinkan adanya
pembajakan atau hacker terhadap sistem informasi tersebut.
2. Perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang cepat dan
dinamis menuntut pergantian peralatan laboratorium sehingga memenuhi
standar yang baru.
3. Perubahan dan perkembangan yang cepat dari peralatan penunjang SI
menuntut untuk selalu dilakukan pemutakhiran peralatan.
Kelemahan:
1. Jumlah dan kompetensi sumber daya 0,05 1 0,05
manusia dalam pengelolaan sistem
informasi masih kurang.
2. Kecepatan dan koneksi internet yang masih 0,05 1 0,05
belum stabil.
3. Masih rendahnya jumlah dosen dan
karyawan yang memanfaatkan blog dan 0,05 2 0,10
layanan online lainnya.
101
Tabel Pembobotan dan Rating Faktor Eksternal Standar 6
Ancaman:
1. Sistem informasi yang dapat diakses secara 0,10 1 0,10
online memungkinkan adanya pembajakan
atau hacker terhadap sistem informasi
tersebut. 0,10 1 0,10
2. Perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni yang cepat dan dinamis menuntut
pergantian peralatan laboratorium sehingga
memenuhi standar yang baru.
3. Perubahan dan perkembangan yang cepat
dari peralatan penunjang SI menuntut untuk 0,10 1 0,10
selalu dilakukan pemutakhiran peralatan.
102
Analisis Matriks Internal Eksternal Standar 5
Eksternal
Tinggi (3-4) Sedang (2-3) Rendah (1-2)
Internal
Pertumbuhan melalui Pertumbuhan melalui Strategi turn around
Tinggi (3-4) integrasi vertikal integrasi horizontal
Strategi stabilitas
Sedang (2-3) Stabilitas keuntungan Strategi diversifikasi
Analisis SWOT
Tabel Analisis SWOT Standar 6
Kekuatan: Kelemahan:
1. Prodi S2 Penciptaan dan 1. Jumlah dan kompetensi
Pengkajian Seni FIB USU sumber daya manusia dalam
telah mampu secara pengelolaan sistem
berkelanjutan untuk informasi masih kurang.
mendapatkan dana di luar 2. Kecepatan dan koneksi
dana PNPB, yaitu melalui internet yang masih belum
hibah, beasiswa, ataupun stabil.
kerjasama. 3. Masih rendahnya jumlah
2. Pengelolaan dana Prodi S2 dosen dan karyawan yang
Penciptaan dan Pengkajian memanfaatkan blog dan
Seni FIB USU telah layanan online lainnya.
berjalan dengan efektif,
efisien, transparan dan
akuntabel.
3. Sarana dan prasarana Prodi
S2 Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU
telah memadai untuk
103
pelaksanaan kegiatan
belajar danmengajar.
4. Sistem informasi Prodi S2
Penciptaan dan Pengkajian
Seni FIB USU yang terus
berkembang memudahkan
dalam pencarian,
pengolahaan dan pelayanan
data.
5. Tersedianya jaringan
internet wireless yang
memudahkan segenap
sivitas akademika untuk
mengakses sistem
informasi.
Peluang:
○ Tersedianya ○Memanfaatkan ○ Berusaha
program hibah kekuatan dan menambah SDM
dan beasiswa pengalaman Prodi pengelola SI
untuk menambah S2 Penciptaan dan Pengkajian sehingga dapat
dana PS S2 Seni memanfaatkan
Penciptaan dan Pengkajian dalam mendapatkan peluang
Seni dana diluar dana perkembangan
- Teknologi SI PNPB untuk teknologi.
terus berkembang mendapatkan
untuk efisiensi hibah kompetisi -Berlangganan
dan efektivitas atau beasiswa internet sendiri
-Dukungan penuh -Menggunakan untuk mendapatkan
FIB dan USU pengelolaan SI di kecepatan yang
dalam pengembangan Prodi Penciptaan dan stabil, sehingga
sarana-prasarana Pengkajian Seni dapat memanfaatkan
dansistem informasi yang terus teknologi SI yang
-Menggunakan SI berkembang untuk terus berkembang
sebagai sarana mengikuti perkembangan dan membuka
pengenalan teknologi kesempatan
masyarakat -Memanfaatkan untuk meraih
sarana-prasarana beasiswa / hibah
yang memadai yang diumumkan
sehingga secara online
mendapat -Berusaha
dukungan dari memotivasi dosen
FIB dan UBSU untuk memanfaatkan
untuk terus blog sehingga
melakukan dapat digunakan
pengembangan. sebagai sarana
-Memanfaatkan pengenalan
akses internet terhadap
yang mudah masyarakat.
melalui wireless
untuk mengelola
website sebagai
sarana
104
pengenalan
kepada
masyarakat.
Ancaman
105
STANDAR VII: PENELITIAN, PENGABDIAN PADA
MASYARAKAT, DAN KERJASAMA
106
Umumnya penelitian yang dilakukan oleh segenap sivitas akademika
Prodi MPPSn FIB USU, mencakup wilayah-wilayah kajian seni dalam konteks
sosial dan kebudayaan, seperti:
1. Organologi dan akustik alat-alat music dan nilai ekonominya,
2. Penggunaan dan fungsi musik,
3. Musik dan dinamika kebudayaan,
4. Studi teks nyanyian,
5. Struktur musik,
6. Hubungan musik dan tari dalam kebudayaan masyarakat,
7. Klasifikasi dan etnosains dalam musik, dan lain-lainnya.
8. Seni tari dan kebudayaan,
9. Struktur tari,
10. Makna tari,
11. Properti tari,
12. Pertunjukan kesenian dalam kebudayaan,
13. Studi teks pertunjukan,
14. Teater dalam konteks kebudayaan,
15. Analisis peran di dalam pertunjukan,
16. Hubungan musik dan tari dalam kebudayaan,
17. Hubungan musik, tari, teater,
18. Simbolik dalam seni rupa,
19. Katarsis,
20. Seni rupa terapan,
21. Seni kriya,
22. Media dalam kontes kebudayaan manusia
23. dan lain-lain.
107
3. Kualitas dan Kurun Waktu Penyelesaian Skripsi
Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah memiliki Mata
kuliah Penyusunan Tesis/ Karya Seni. Pada mata kuliah tersebut tersebut
dijelaskan bahwa sebelum mahasiswa melakukan pengambilan tesis,
mahasiswa harus melalui proses pengecekan persyaratan tesis. Mahasiswa
harus mendapat persetujuan dari manajemen Prodi MPPSn FIB USU dan calon
dosen pembimbing terhadap proposal seminar.
Mahasiswa melaksanakan seminar proposal yang dihadiri oleh majelis
dosen keahlian, dan mendapatkan waktu 1 bulan untuk proses revisi proposal
apabila sidang dosen keahlian setuju untuk pelaksanaan penelitian dan
penyusunan tesis. Pada saat seminar porposal, mahasiswa dapat mengajukan
nama dosen pembimbing dan secara resmi Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian
Seni FIB USU akan menunjuk dua dosen pembimbing, yang disesuaikan minat
keilmuannya dengan topik tesis yang diajukan. Mahasiswa memiliki waktu
maksimal 6 bulan untuk menyelesaikan teswis dengan bimbingan dari dosen
pembimbing maupun dosen terkait lainnya. Apabila dari kurun waktu yang
telah ditentukan mahasiswa tidak dapat menyelesaikan proses, maka tesis
mahasiswa dibatalkan, dan mahasiswa yang bersangkutan haruskan untuk
menempuh seminar proposal kembali. Penilaian ujian akhir dinyatakan oleh
dosen pembimbing dan dosen penguji pada saat ujian akhir. setelah ujian akhir,
mahasiswa memperoleh waktu 1 bulan untuk melaksanakan revisi.
Tahapan-tahapan akademik tersebut, menunjukkan bahwa Prodi S2
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU berupaya untuk menjaga kualitas
tesis mahasiswa agar tetap pada standar serta kurun waktu dari penyusunan
skripsi mahasiswa yangtidak berlarut-larut. Dalam kurun 3 tahun terakhir,
Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU telah berupaya mendorong
penyelesaian masa penyelesaian tesis mahasiswa menjadi kurang dari 6 bulan,
yaitu dengan rata 3,3 bulan per mahasiswa.
108
5. Kerjasama dengan Instansi yang Relevan
Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dalam tiga tahun
terakhir telah bekerjasama dengan instansi-instansi yang relevan, Taman
Budaya, Dinas Pariwisata Sumatera Utara, GBKP Moria, MABMI, Partuha
Maujana, Dinas Pariwisata dan Budaya Sergai, Dinas Pariwisata, Pemuda, dan
Olahraga Deliserdang, Akademi Pengajian Melayu Universiti Malaya, Fakulti
Muzik Universiti Teknologi MARA, dan lainnya dalam bentuk kerjasama
kegiatan penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat sebagai salah satu
upaya keikutsertaan Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dalam
mendukung pembangunan nasional sesuai dengan keahlian kesenian yang
dimiliki oleh sivitas akademika.
109
Analisis SWOT dan Matriks IE-Matrix pada Standar 7)
A. Identifikasi SWOT
STRENGTH
1. Peningkatan kuantitas penelitian, pengabdian dan kerjasama yang cukup
baik.
2. Peran serta aktif mahasiswa dalam penelitian danpengabdian kepada
masyarakat
3. Kerjasama yang baik dengan instansi-instansi yang relevan di dalam negeri.
4. Terdapat sistem monitoring dan evaluasi yang baik untuk mewujudkan
kerjasama yang saling menguntungkan.
5. Banyak informasi dan ilmu yang dapat dibagikan oleh dosen yang pulang
dari studi belajar di luar negeri.
WEAKNESS (W)
1. Penelitian dan kerjasama dengan instansi luar negeri masih perlu
ditingkatkan
2. Jumlah penelitian, pengabdian dan kerjasama dalam hibah bersaing masih
kurang
3. Peralatan di laboratorium masih perlu diupdate /dikinikan, dan juga
ditambah sehingga memisahkan penggunaan antara penelitian dan
praktikum mahasiswa
OPPORTUNITY (O)
1. Banyaknya kesempatan untuk melakukan kerjasama dengan instansi diluar
negeri baik dalam bidang penelitian maupun pendidikan.
2. Adanya otonomi daerah dan program peningkatan pembangunan daerah
yang dicanangkan oleh pemerintah pusat akan membuka peluang lebih luas
untuk bekerjasama dengan pemerintah daerah, baik dalam bidang penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat.
3. Adanya hibah kompetisi, hibah penelitian dan hibah pengabdian masyarakat
yang dapat dimanfaatkan untuk membuka kesempatan kerjasama.
4. Adanya program studi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni di Universitas
Sumatera Utara sehingga mahasiswa S2 Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian
Seni FIB USU dapat dilibatkan sebagai tenaga peneliti dalam penelitian
yang dilakukan baik oleh mahasiswa S2 tersebut.
110
THREAT (T)
1. Adanya persaingan dengan program studi lain serumpun yang mengajukan
hibah kompetisi, hibah penelitian dan hibah pengabdian kepada
masyarakat.
Kelemahan:
1. Penelitian dan kerjasama dengan instansi luar 0,15 2 0,30
negeri masih perlu ditingkatkan
2. Jumlah penelitian, pengabdian dan kerjasama
dalam hibah bersaing masih kurang 0,15 2 0,30
3. Peralatan di laboratorium masih perlu
diupdate /dikinikan, dan juga ditambah
sehingga memisahkan penggunaan antara 0,20 1 0,20
penelitian dan praktikum mahasiswa.
111
3. Adanya hibah kompetisi, hibah penelitian
dan hibah pengabdian masyarakat yang 0.20 3 0,60
dapat dimanfaatkan untuk membuka
kesempatan kerjasama.
4. Adanya program studi S2 Penciptaan dan
Pengkajian Seni di Universitas Sumatera 0,10 4 0,40
Utara sehingga mahasiswa S2 Prodi S2
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU
dapat dilibatkan sebagai tenaga peneliti
dalam penelitian yang dilakukan baik oleh
mahasiswa S2 tersebut.
Ancaman:
Adanya persaingan dengan program studi lain 0,30 2 0,60
serumpun yang mengajukan hibah kompetisi,
hibah penelitian dan hibah pengabdian kepada
masyarakat
Eksternal
Tinggi (3-4) Sedang (2-3) Rendah (1-2)
Internal
Pertumbuhan melalui Pertumbuhan melalui Strategi turn around
Tinggi (3-4) integrasi vertikal integrasi horizontal
Strategi stabilitas
Sedang (2-3) Stabilitas keuntungan Strategi diversifikasi
112
Analisis SWOT
Tabel Analisis SWOT Standar 7
Kekuatan: Kelemahan:
1. Peningkatan kuantitas 1. Penelitian dan kerjasama
penelitian, pengabdian dan dengan instansi luar negeri
kerjasama yang cukup baik. masih perlu ditingkatkan
2. Peran serta aktif mahasiswa 2. Jumlah penelitian,
dalam penelitian pengabdian dan kerjasama
danpengabdian kepada dalam hibah bersaing masih
masyarakat kurang
3. Kerjasama yang baik 3. Peralatan di laboratorium
dengan instansi – instansi masih perlu diupdate
yang relevan di dalam /dikinikan, dan juga
negeri. ditambah sehingga
4. Terdapat sistem monitoring memisahkan penggunaan
dan evaluasi yang baik antara penelitian dan
untuk mewujudkan praktikum mahasiswa.
kerjasama yang saling
menguntungkan
5. Banyak informasi dan ilmu
yang dapat dibagikan oleh
dosen yang pulang dari
studi belajar di luar negeri.
Peluang:
○Kesempatan ○Menggunakan ○ Berusaha
untuk sistem monitoring mengidentifikasi
melakukan dan evaluasi yang permasalahan
kerjasama baik untuk kurangnya
dengan instansi mendapatkan penelitian dan
di luar negeri kesempatan kerjasama luar
-Otonomi daerah kerjasama dengan negeri dan
membuka instansi luar mencari solusi
peluang untuk negeri. sehingga dapat
kerjasama meraih
dengan Pemda -Menggunakan kesempatan
kerjasama yang kerjasama
-Adanya hibah baik dengan dengan luar
kompetisi, hibah instansi yang negeri
penelitian dan relevan untuk
hibah mendapatkan -Berusaha mencari
pengabdian peluang solusi
masyarakat kerjasama dengan permasalahan
emda kurangnya
-Adanya -Memanfaatkan pemenangan
kesempatan transfer ilmu dari hibah kompetisi
mahasiswa S2 dosen studi lanjut untuk
untuk turut serta untuk mendapatkan
dalam penelitian mendapatkan peluang hibah
113
mahasiswa S2 hibah bersaing kompetisi yang
ada.
-Memanfaatkan
keaktifan
mahasiswa dalam
penelitian untuk
mengambil
peluang ikut serta
dalam penelitian
S2
Ancaman
114
II. ANALISIS SWOT PROGRAM STUDI
115
b. Kurang atau masih rendahnya penelitian dan kerjasama yang berskala
internasional (Standar 1, 2, dan 7)
c. Sulitnya untuk melakukan tracer studi atau pelacakan alumni, terutama
alumni yang telah lulus di atas 20 tahun yang lalu (Standar 2 dan 3)
d. Akses dan koneksi internet yang tidak stabil (Standar 5 dan 6)
Berdasarkan permasalah tersebut, maka dilakukan pemetaan untuk mencari
tahu akar pemasalahan yang ada serta hubungan permasalahan tersebut dengan
permasalahan-permasalahan yang lain.
Berdasarkan analisis SWOT antar komponen, maka dapat disimpulkan
bahwa untuk mengatasi permasalah utama dan permasalahan lain, serta untuk
menjaga dan mempertahankan kualitas pengelolaan Prodi S2 Penciptaan dan
Pengkajian Seni FIB USU, disusun sasaran sebagai berikut.
a. Proses pendidikan yang berlangsung mendapat pengakuan atau standar
nasional pada tahun 2017 dan internasional pada tahun 2025.
b. Kualitas penelitian dosen selalu meningkat dimana dibuktikan dengan
memenangkan dana penelitian yang dikompetisikan dan dipublikasikan
dalam prosiding, seminar, dan jurnal baik nasional maupun internasional.
c. Kerjasama dengan institusi lain, guna mendukung proses pendidikan dan
penelitian bertambah luas dan meningkat.
d. Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU lebih berperan dalam
evaluasi pembangunan budaya yang berakar dari tradisi etnik dan juga
peradaban bangsa.
Strategi pengembangan:
1. Meningkatkan relevansi dengan memperkuat jalinankerjasama antara Prodi
S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU dengan masyarakat pengguna
dan memperbaiki kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan
perkembangan ilmu pengetahuan, yang dilakukan minimal sekali dalam 4
tahun dengan mengundang pihak-pihak tersebut dalam seminar atau
workshop kurikulum.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan tingkat
profesional bidang teknik sipil dengan memprogram dosen sekolah ke
jenjang S3 minimal 1 dosen dalam setahun sampai seluruh staf pengajar
bergelar S3.
3. Menciptakan suasana akademik yang lebih nyaman untuk bekerja, belajar
mengajar, melalui penyediaan ruang belajar yang nyaman, penyediaan
buku-buku ajar, penyediaan jurnal, peningkatan jangkauan dan aksesibilitas
internet, serta perbaikan manajemen internal dengan evaluasi terhadap
pimpinan jurusan, dosen dan tenaga kependidikan setiap semester.
116
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas peralatan laboratorium, serta
mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah pada tingkat nasional minimal 10
kegiatan per tahun dan internasional minimal 2 kal setahun.
5. Meningkatkan keberlanjutan dengan cara memperkuat kerjasama dengan
lembaga-lembaga pemerintahan, membentuk jaringan alumni dengan
mengadakan temu alumni setiap tahun, serta secara aktif melakukan
promosi dan pengenalan Prodi S2 Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB
USU kepada masyarakat umum melalui laman (website) maupun brosur.
A. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Pencapaian. Perbaikan visi dan misi
dengan mengakomodir umpan balik untuk memenuhi tuntutan perkembangan
jaman, melalui lokakarya atau workshop umpan balik dengan alumni dan
stake holder, serta evaluasi dan monitoring kesesuaian visi dan misi melalui
rapat / pertemuan internal.
117
C. Mahasiswa dan Lulusan
1. Meningkatkan animo calon mahasiswa dan pengurangan jumlah tidak
daftar ulang mahasiswa baru dengan cara sosialiasi secara intens dan
terpadu kepada calon mahasiswa dan masyarakat. Sosialisasi dilakukan
kepada masyarakat umum melalui laman (website) maupun brosur.
2. Mengupayakan database alumni yang lengkap dan rapi, sehingga dapat
dipergunakan untuk kegiatan tridharma perguruan tinggi, dengan secara
aktif mengirim kuisoner biodata kepada alumni atau melalui persyaratan
pengisian biodata kepada alumni yang meminta legalisir ijazah.
3. Meningkatkan kualitas jaringan alumni teknik sipil untuk mendukung
peningkatan kualitas pengelolaan Prodi melalui komunikasi yang intens
dengan alumni dan perwakilannya untuk mendapatkan umpan balik dan
kerjasama, serta mengadakantemu alumni setiap tahun.
4. Meningkatkan kualitas pemahaman mahasiswa terhadap materi perku-
liahaan, sehingga meningkatkan IPK mahasiswa dan mempersingkat masa
studi mahasiswa serta menjaga rasio dosen dan mahasiswa dalam batas
yang disyaratkan BAN-PT.
D. Sumberdaya Manusia
1. Meningkatkan kualitas SDM untuk mendukung pencapaian tridharma PT
berskala internasional dengan meningkatkan jumlah dosen berjenjang S3,
meningkatkan jumlah guru besar dan meningkat jumlah paten atay HaKI.
2. Meningkatkan kualitas SDM untuk mendukung proses belajar mengajar
dengan cara meningkatkan jumlah dosen yang memiliki sertifikat pendidik
profesional dan mengoptimalkan rata-rata beban dosen per semester atau
rata-rata full teaching equivalent (FTE).
3. Meningkatkan kualitas SDM tenaga kependidikan dan tenaga laboran
dengan pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan bidang keahlian masing-
masing.
118
F. Pembiayaan, Saran dan Prasarana
1. Meningkatkan kemudahan pencarian informasi ilmiah yang terbaru dengan
meningkatkan jumlah langganan jurnal terakreditasi internasional serta
peningkatan bandwith internet, ataupun dengan penambahan pustaka cetak
yang terakreditasi dan terdaftar.
2. Menjaga dan meningkatkan suasana akademik yang nyaman, dengan
penyediaan dan pemeliharaan fasilitas sarana prasarana penunjang, baik di
ruang kelas, diluar ruang kelas maupun di ruang dosen.
3. Revitalisasi dan penambahan peralatan laboratorium sehingga dapat
digunakan secara optimal untuk kegiatan penelitian, pelayanan dan praktik
musik dan tari. Serta menjaga alat laboratorium update dan mengikuti
perkembangan jaman sehingga dapat meningkatkan efektivitas ketiga
kegiatan tersebut.
119
LAMPIRAN
No/ No Urut di RAB/ Nama Alat/ Merk/ Tipe/ Vol atau Unit/ Satuan
1. A1.01/ Audio Interface and Control Surface/ M-Audio/ Project Mix I/O/
1/ unit
2. A1.02/ Sofware Program/ M-Audio/ M-Powered B/ 1/ unit
4. A1.04/ Keyboard Sinthesizer/ Roland/ Fantom G-7/ 1/ piece
5. A1.05/ Digital Piano/ Roland/ RD-700 GX/ 1/ pieces
6. A1.06/ Preamp and A/D Converter/ M-Audio/ Octane 8-Ch/ 1/ piece
7. A1.07/ Midi Cable 2,5 M/ Roland/ MSC-25 2,5 M/ 2/ piece
8. A1.08/ MIDI Interface USB/ Edirol/ UM-SEX/ 3/ pieces
9. A1.09/ Monitor Spekaer Studiophone/ M-Audio/ BX5a/ 1/ pr
10. A1.10/ Headphone Ampli/ Samson/ SAMP 4-CH/ 1/ piece
11. A1.11/ Headphone/ M-Audio/ STUDIOPHILEQ40/ 4/ pieces
12. A1.12/ Equipment Rack/ Samson/ SRKB/ 1/ piece
13. A1.13/ Mic Tube Condenser MLT PLD/ M-Audio/Sputnik/ 2/ pc
14. A1.14/ ind Screen/ Samson/ WS-03/ 4/ pc
15. A1.15/ Direct Box/ Ross/ D1-1/ 4/ pc
16. A1.16/ Microphone/ Samson/ Q-8/ 2/ pc
17. A1.17/ Direct Gtr Sec Solution/ Line 6/ POD X3 PRO/ 1/ pc
18. A1.18/ Pro Direct Bass Rec Soklution/ Line 6/ Bs POD XT Pro/ 1/ pc
19. A1.19/Mic Boom Stand Telescopic Boom/ Samson/ BT4/ 4/ pc
20. A1.20/ Compact V-Drum/ Roland/ TD20K/ 1/ pc
21. A1.21/ Drum Pedal/ Pearl/ P-2002C/ 1/ unit
22. A1.22/ D Throne/ Pearl/ D1000/ 1/ set
23. A1.23/ Hi-Hat Stand/ Pearl/ H-900/ 1/ unit
24. A1.24/ Sampling Pad/ Roland/ SPD5/ 1/ unit
25. A1.25/ Total Percussion Pad/ Roland/ SPD20/ 1/ unit
26. A1.26/ Hand Percussion Pad/ Roland/ HPD15/ 1/ pc
27. A1.27/ All Purpose Clamp Set/ Roland/ APC33/ 3/ pc
28. A1.28/ Cymbal Boom Stand/ Pealr/ B70W/ 3/ pc
29. A1.29/ Microphone Stereo Cardioid/ Edirol/ CS-15/ 30/ pc
30. A1.30/ Alat Perekam Wab MP3/ Edirol/ R-09HR/ 30/ pc
31. A1.31/ Cover Stand Set/ Edirol/ OPR09HR-C/ 30/ pc
32. A1.32/ Keyboard Stand Dua Susun/ Hercules/ RS4108/ 1/ pc
33. A1.33/ Keyboard Amplifier/ Roland/ KC350/ 1/ pc
120
34. A3.15/ Gu Zheng/ Custom/ Custom/ 4/ pc
35. A3.16/ Coda Percussion/ Custom/ Custom/ 1/ pc
36. B1.05/ Alat Musik Nusantara Sulawesi/ Lokal/ Custom/ 1/ set
37. B1.06/ Alat Musik Nudsantara Kalimantan/ Lokal/ Custom/ 1/ set
38. B1.07/ Alat Musik Ambon/ Lokal/ Custom/ 1/ set
39. B1.08/ Alat Musik Nusatenggara/ Lokal/ Custom/ 1/ set
40. B2.12/ Gamelan Degung Salendro/ Lokal/ Custom/ 1/ set
41. B2.13/ Gm Ageng Jawa Double Balungan Super Pelog Slendro/ Lokal.
Custom. 1/ set
42. B2.16/ Piano Upright/ Samick/ Samick UprightIS2216/ 5/ pc
43. B2.17/ Grand Piano/ Boston/ GP163/ 1/ pc
44. B2.19/ Concert Marimba 41/3 oktave/ Adams/ 2MBC2KKF43, 41/3
Octave/ 2/ unit
45. B2.20/ Xilophone Soloist 3 1/2 Oct/ Adams/ 2XFS2KKF35SOLOIST 3
1/2 Oct/ 2/ unit
46. B2.21/ Vibraphone 3 Oct, F3-F6/ Adams/ VCNF30, 3OCT, F3-F6/ 2/
unit
47. B2.22/ Klarinet/ Jupiter/ XCL-631NT WOOD/ 6/ pc
48. B2.23/ Bb Saxsophone Tenor/ Jupiter/ JAS-567N NICKEL/ 4/ pc
49. B2.24/ Bb Alto Saxsophone/ Jupiter/ JAS-567N NICKEL/ 4/ pc
50. B2.25/ Bb Trumpet Quantum/ Jupiter/ JTR-5000N/ 6/ pc
51. B2.26/ Bb Slide Trombone/ Jupiter/ JSL-432N NICKEL/ 4/ pc
52. B2.27/ Flute/ Jupiter/ JFL511N NICKEL/ 6/ pc
53. B2.28/ Picolo Flute/ Jupiter/ JPC-3055/ 4/ pc
54. B2.29/ Biola 4/4/ Eastman/ VL305 4/4 ROSIN/ 12/ unit
55. B2.30/ Cello 4/4/ Eastman/ VC305 4/4 ROSIN/ 6/ unit
56. B2.31/ Ukulele/ Custom/ Custom/ 10/ pc
57. B2.32/ Gitar Akustik/ Taylor/ 214-EGrand Auditorium/ 6/ pc
58. B2.33/ Gitar Klasik/ Washburn/ C-104 SCE/ 10/ pc
59. B2.34/ Acoustic Chorus Guitar Ampli/ Roland/ AC-60/ 16/ pc
60. VI.35/ Headphone/ M Audio/ Studiophille Q-40/ 16/ pc
61. VI-36/ Digital Piano/ Roland/ RD-300GX/ 2/ pc
62. B2.37/ Keyboard Synthesizer/ Roland/ Fanthom G7/ 3/ pc
63. B2.38/ Keyboard Amplifier/ Roland/ KC-550/ 6/ pc
64. B2.39/ Keyboard Stand Dua Susun/ Hercules/ KS4108/ 3/ pc
65. B2.40/ Electric Guitar/ Washburn/ Nuno/ 3/ pc
66. B2.41/ Electric Guitar/ Fender/ VGStratMN, 3TSW/C, C0117502700/ 3/
pc
67. B2.42/ Electric Bass/ Fender/ M Miller Jazz Bass VSHGW/C,
C0187802844/ 3/ pc
121
68. B2.43/ Guitar Strap/ Fender/ Oven Running Blk/Silver 0990671000/ 9/
pc
69. B2.44/ Guitar Stand/ Hercules/ GS412B/ 9/ pc
70. B2.45/ Guitas Effect Processor/ Boss/ GT10/ 6/ pc
71. B2.46/ Guitar Effect Processor Bass/ Boss/ BT-106 Bass/ 3/ pc
72. B2.47/ Guitar Amplifier Jazz Chorus/ Roland/ JC-12DB120W/ 6/ pc
73. B2.48/ Guitar Amplifier Head Cabinet/ Marshall/ JCM-2000DSL-200
Cabinet1960A/ 3/ set
74. B2.49/ Head Bass Guitar Ampli/ Hartke/ UH1000, HEAD 2X500W/ 3/
set
75. B2.50/ Cabinet for Bass Guitar Ampli/
Hartke/B10XL800W,8x10InchHCX810/ 3/ set
76. B2.51/ Drum Set/ DW/ BKV6/1/ set
77. B2.52/ Drum Set/ PDP/ PDFS2206/ 2/ set
78. B2.53/ Cymbal/ Zildjian/ Avetis A0912(14HHJ620)/ 3/ set
79. B2.54/ Cymbal Boom Stand/ Pearl/ 870W/ 6/ pc
80. B2.55/ Cymbal Splash/ Zildjian/ N0211/ 3/ pc
81. B2.56/ Cymbal 18 Inch China Trash/ Zildjian/ Fx Oriental A0616 16 Ich
China Trash/ 3/ pc
82. B2.57/ Drum Pedal/ Pearl/ P2002C. P Shifter Elimntr Twin/ 3/ pc
83. B2.58/ Sound System/ FBT/ AMICO 1000 600W, 2x1500W Pros Actv/
5/ unit
84. B2.59/ Wireless Mic/ Alto/ AU800R/AU800H/ 9/ unit
85. B2.60/ Dynamic Microphone/ Samson/ Q-8/ 9/ unit
86. B2.61/ Mic Boom Stand Telescopic Boom/ Samson/ BT4 Telescopic
Boom/ 18/ pc
87. B2.62/ Tuner Chromatioc/ Boss/ TU-12Ex Chromatic/ 10/ pc
88. B2.63/ Tuner and Micro Monitor/ Boss/ TU-888K/ 10/pc
89. B2.64/ Mic Drum Kit/ Samson/ Mic Drum Kit/ 2/ set
90. B2.65/ Alat Musik Marawis/ lokal/ Custom/ 2/ set
91. B2.66/ Workstation Keyboard/ Roland/ Fantom G8/ 1/ pc
92. C1.11/ Realtime Video Presenter/ Edirol/ PR-50/ 1/ pc
93. C1.12/ Video Mixer Multiformat/ Edirol/ PR50/ 1/ pc
94. C3.04/ Monitor Speaker Studiophile/ M Audio/ 8X5a, 70W BI-AMP/
20/ pr
94. C3.07/ Headphone/ M Audio/ Studiophile Q-40/ 20/ unit
95. C3-08/ Headphone Ampli/ Samson/ SAMSON S + AMP 4
CHSASAMP/ 5/ pc
96. C5.01/ Kabel Listrik, Kabel Audio, Konektor, Jack, Stop Kontak, Steker
Arde/ Canare/Neutrik/ Custom/ 1/ lot
122
1. B2.03/ Alat Musik Karo/ Lokal. Custom/ 2/ set
2. B2.04/ Alat Musik Simalungun (G 7 dan G2)/ Lokal/ Custom/ 2/ set
3. B2.05/ Alat Msuik Mandailing/ Lokal/ Custom/ 1 set
4. B2.06/ Alat Musik Batak Toba/ Lokal/ Custom/ 2/ set
5. B2.07/ Alat Musik Pakpak-Dairi/ Lokal/ Custom/ 2/ set
6. B2.08/ Alat Musik Pesisir Tapanuli Tengah/ Lokal/.Custom/ 2/ set
7. B2.09/ Alat Musik Melayu/ Lokal. Custom/ 2/ set
8. B2.10/ Alat Musik dan Tari Tradisional Nias/ Lokal/ Custom/ 1/ set
9. B2.11/ Alat Musik Minangkabau/ Lokal/ Custom/ 1/ set
10. B2.14/ Angklung untuk Orkestra Besar/ Lokal/ Custom/ 2/ set
11. B2.15/ Gamelan Bali Gong Kebyar/ Lokal/ Custom/ 1/ set
12. B2.18/ Alat Musik Angkola/ Lokal/ Custom/ 1/ set
123
22. C4.11/ Printer/ Canon/ MP568/ 3/ pc
1. C2.01/ Komputer desktop dan LCD Monitor/ Dell/ Optiplex 780 MT/
35/ pc
2. C2.04/ Notebook/ Dell/ Vostro V3300/ 25/ pc
3. A2.21/ DVD Player/ LG/ RH837/ 1/ unit
4. B1.01/ Lemari kaca dan lampu/ Berkat Jasa/ Custom/ 3/ pc
5. B1.02/ Meja Kepala bagian/ Berkat Jasa/ Custom/ 1/ pc
6. B1.03/ Kursi Manejer/ Asean/ DC9200HD/ 1/ pc
7. B1.04/ Kursi Hadap/ Asean/ VC6280/ 2/ pc
8. B2.01/ DVD Player/ LG/ RH387/ 3/ pc
9. B2.02/ TV LCD 42 inch/ LG 42PJ350/ 2/ pc
10. C1.05/ AC 2 PK/ LG/ Artcool18LCR/ 25/ unit
11. C2.06/ AC 1PK/ LG/ 1PK091CE/ 2/ unit
12. C2.07/ TV Plasma 50 inch/ LG/ Plasma 50'SDP1350/ 2/ pc
13. C2.08/ DVD Player/ LG/ RH387/ 4/ pc
14. C3.01/ Kursi Belajar/ Asean/ PC88NK/ 20/ pc
15. C3.02/ Meja Belajar/ Berkat Jasa/ Meja Belajar/ 20/ pc
16. C3.03/ Meja Rapat/ Berkat Jasa/ Meja Rapat/ 3/ unit
17. C3.09/ TV LCD 42 Ich/ LG/ 42PJ350/ 6/ pc
18. C3.11/ Meja Lab/ Berkat Jasa/ Double reading Deks/ 12/ unit
19. C3.12/ Kursi Lab/ Asean/ FC88NK/ 12/ pc
20. C3.13/ Meja Staf/ Berkat Jasa/ Meja 1/2 Biro/ 1/ pc
21. C3.14/ Kursi Staf/ Asean/ 2500ARHD/ 2/ pc
22. C4.07/ TV LCD 42 inch/ LG/ 42PJ350/ 1/ pc
23. C4.08/ DVD Player/ LG/ RH387/ 1/ pc
24. C9.09/ Meja Kerja/ Berkat Jasa/ Meja Kerja/ 2 pc
25. C4.10/ Kursi/ Asean/ 2500ARHD/ 2/ pc
124
DAFTAR PUSTAKA
Ashcraft, K. and L.F. Peek, 1995. The Lecture’s Guide to Quality and
Standards in Colleges and Universities. London: The Falmer Press.
125
Ditjen Dikti, 1975. Kebijakan Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi.
Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas.
Hudson, W.J. Intellectual Capital. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Irmawati Soeprapto et al., 2015. Rencana Strategis USU 2015-2019.
Medan: Universitas Sumatera Utara Press.
126
Muhammad Takari, Heristina Dewi. Fadlin, Arifni, 2015. Kurikulum
Pendidikan Tinggi Mengacu Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia dan Standar Nasional Perguruan Tinggi Program Studi
Penciptaan dan Pengkajian Seni FIB USU. Medan: Bartong Jaya.
QAAHE (The Quality Assurance Agency for Higher Education). 2002. QAA
external review process for higher education in England. Operational
Description. QAA 019 03/02.
Tengku Silvana Sinar et al., 2015. Rencana Jangka Panjang USU 2015-
2039. Medan: Universitas Sumatera Utara Press.
127
WASC (Western Association of Schools and Colleges), 2001. Handbook of
Accreditation. Alameda, CA.
128