Anda di halaman 1dari 5

Soal

1. Bagaiman ketika seorang muslim menjual babi di daerah mayoritas nonmuslim, buat
dalilnya,alasan dan pendapat para ulama tentang hal tersebut?
2. Bagaimana ketika seorang muslim menjual khamr didaerah mayoritas islam?
Jawab
 Hadist atau dalil tentang seseorang non muslim yang menjualkan daging babi kepada
mayoritas non muslim.
Tentang menjual babi, Rasulullah Saw bersabda, di antaranya dalam kitab Shahih Bukhari:

‫س ِم َع‬ َ ُ‫َّللاُ َع ْن ُه َما أَ َّنه‬


َّ ‫ي‬ َ ‫ض‬ ِ ‫َّللا َر‬ ِ َّ ‫اء ب ِْن أَبِي َر َباحٍ َع ْن َجا ِب ِر ب ِْن َع ْب ِد‬ ِ ‫ط‬ َ ‫ب َع ْن َع‬ ٍ ‫ْث َع ْن َي ِزي َد ب ِْن أ َ ِبي َح ِبي‬ ُ ‫َح َّدثَنَا قُت َ ْي َبةُ َح َّدثَنَا ال َّلي‬
‫صن َِام فَ ِقي َل‬ َ ْ
ْ ‫ير َواْل‬ ْ ْ ْ ْ
ِ ‫سولهُ َح َّر َم بَ ْي َع الخ َْم ِر َوال َم ْيتَ ِة َوال ِخن ِز‬ َ ُ ‫َّللا َو َر‬ َ َّ
َ َّ ‫ام الفَتحِ َوه َُو بِ َمكة إِ َّن‬ ْ ْ َ ‫سل َم يَقو ُل َع‬ ُ َّ َ ‫عل ْي ِه َو‬ َ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫َر‬
‫سو ُل‬ ُ ‫اس فَقَا َل ََل ه َُو َح َرا ٌم ث ُ هم قَا َل َر‬ ُ ‫ص ِب ُح ِب َها النه‬ ْ
ْ َ ‫سفُنُ َويُدْ َهنُ ِب َها ال ُجلُودُ َويَ ْست‬ ْ
ُّ ‫وم ال َم ْيت َ ِة فَإِنه َها يُطلَى ِب َها ال‬ ْ َ ‫ح‬ ُ ُ
‫ش‬ ‫ي‬
َ‫ْت‬ َ ‫أ‬ ‫ر‬
َ َ ‫أ‬ ِ ‫ه‬
‫َّللا‬ ‫ل‬
َ ‫و‬ ‫س‬
ُ ‫ر‬
َ ‫يَا‬
َ‫اص ٍم َح َّدثنَا‬ َ َ َ ُ َ َ ُ ُ
ِ ‫َّللا ل َّما َح َّر َم ش ُحو َم َها َج َملوهُ ث َّم بَاعُوهُ فأ َكلوا ث َمنَهُ قا َل أبُو َع‬ ُ َ َّ
َ َّ ‫َّللاُ اليَ ُهو َد إِن‬ ْ َ َ
َّ ‫سل َم ِعن َد ذلِكَ قات َ َل‬ ْ َّ َ
َ ‫َّللاُ َعل ْي ِه َو‬ َّ ‫صلى‬ َّ ِ َّ
َ ‫َّللا‬
‫سلَّ َم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫ي‬ ‫ب‬
ِ َّ ‫ن‬‫ال‬ ْ
‫ن‬ ‫ع‬
َ ُ ‫ه‬ ْ
‫ن‬ ‫ع‬
َ ‫َّللا‬
ُ ََّ ‫ي‬ ‫ض‬ِ ‫ر‬
َ ‫ا‬ ‫ر‬
ً ‫ب‬
ِ ‫ا‬ ‫ج‬
َ ُ‫ت‬ ‫ع‬
ْ ‫م‬ ِ ‫س‬
َ ‫ء‬
ٌ ‫ا‬ َ
‫ط‬ ‫ع‬
َ ‫ي‬
َّ ِ َ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫َب‬ َ ‫ت‬‫ك‬َ ُ
‫د‬ ‫ي‬ ‫ز‬ِ ‫ي‬
َ ‫َا‬ ‫ن‬َ ‫ث‬‫د‬َّ ‫ح‬
َ ‫د‬
ِ ‫ي‬ ‫م‬
ِ ‫ح‬
َ ْ
‫ال‬ ُ
‫د‬ ‫ب‬
ْ ‫ع‬
َ

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari
[Yazid bin Abi Habib] dari [‘Atho’ bin Abi Rabah] dari [Jabir bin ‘Abdullah radliallahu ‘anhu]
bahwasanya dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ketika Hari
Penaklukan saat Beliau di Makkah: “Allah dan RasulNya telah mengharamkan khamar,
bangkai, babi dan patung-patung”. Ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan
lemak dari bangkai (sapi dan kambing) karena bisa dimanfaatkan untuk memoles sarung
pedang atau meminyaki kulit-kulit dan sebagai bahan minyak untuk penerangan bagi
manusia?. Beliau bersabda: “Tidak, dia tetap haram”. Kemudian saat itu juga Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Semoga Allah melaknat Yahudi, karena ketika Allah
mengharamkan lemak hewan (sapi dan kambing) mereka mencairkannya lalu memperjual
belikannya dan memakan uang jual belinya”. Berkata, [Abu ‘Ashim] telah menceritakan
kepada kami [‘Abdul Hamid] telah menceritakan kepada kami [Yazid]; [‘Atho’] menulis surat
kepadaku yang katanya dia mendengar [Jabir radliallahu ‘anhu] dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam. (H.R. Bukhari).

 Penjelasan tentang larangan babi


Berdasarkan hadits, tersebut, maka orang Islam yang menjual barang-barang yang
diharamkan Allah Swt, seperti BABI, maka hukumnya HARAM dan rezeki yang didapat TIDAK
HALAL.
Oleh sebab itu, supaya mendapat rezki yang halal dan berkah, maka jual beli lah dengan
barang-barang yang tidak dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Karena masih banyak barang-
barang halal yang dapat diperjualbelikan.
 Landasan hukum tentang babi
Pertama: Jika Allah mengharamkan sesuatu maka Allah juga mengharamkan jual belinya.
- Daging babi sudah diharamkan di dalam Al-Quran dalam surat Al-An’am. Maka jual
belinyapun diharamkan:
‫س أَ ْو فِ ْسقًا‬
ٌ ْ‫ير فَإِنَّهُ ِرج‬ ْ ‫طا ِع ٍم َي‬
ٍ ‫ط َع ُمهُ ِإ ََّل أَ ْن َي ُكونَ َم ْيتَةً أَ ْو َد ًما َم ْسفُو ًحا أَ ْو لَحْ َم ِخ ْن ِز‬ َ ‫ي ُم َح َّر ًما َعلَى‬
َّ َ‫ي ِإل‬ ِ ُ ‫قُ ْل ََل أ َ ِج ُد فِي َما أ‬
َ ‫وح‬
“Katakanlah: "Tidaklah aku mendapati dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu
yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai,
atau darah yang mengalir atau daging babi. Maka sesungguhnya dia adalah najis dan keji”
(QS. Al-An’am 145)
- Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
َ ‫هللا َع َّز َو َج َّل إِذَا َح َّر َم أَ ْك َل‬
ُ‫ َح َّر َم ث َ َمنَه‬، ٍ‫ش ْيء‬ َ ‫ِإ َّن‬
“Sesungguhnya Allah azza wa jalla jika mengharamkan sesuatu untuk dimakan, maka Allah
juga mengharamkan harganya” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Arna’uth)
Dapat kita petik faidah besar dari hadits ini bahwa Allah mengharamkan babi, maka Allah juga
mengharamkan harganya untuk diperjual belikan.
Kedua: Rasulullah secara tegas mengharamkan jual beli daging babi.
Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh Jabir bin
Abdillah:
ْ َ ‫ير َواْل‬
‫صن َِام‬ ِ ‫ َوال َم ْيت َ ِة َو‬،‫سولَهُ َح َّر َم بَ ْي َع الخ َْم ِر‬
ِ ‫الخ ْن ِز‬ َ َّ ‫ِإ َّن‬
ُ ‫َّللا َو َر‬
“Sesungguhnya Allah dan RasulNya mengharamkan jual beli khamr (miras), bangkai, babi, dan
patung” (HR. Bukhari Muslim)
Dari sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di atas, maka sudah sangat jelas bagi kita
tentang hukum permasalahan ini. Sehingga kita dapat beranjak kepada point berikutnya.
 Pendapat para ulama tentang babi
Mayoritas para ulama menjelaskan bahwa sebab pengharaman babi adalah karena
najisnya berdasarkan firman-Nya:
ً ‫جْس أَ ْو ِفسْقا‬ ْ ‫طا ِع ٍم َي‬
ِ ‫ط َع ُمهُ ِإَلَّ أَن َي ُكونَ َم ْيتَةً أ َ ْو َدما ً َّم ْسفُوحا ً أَ ْو لَحْ َم ِخ‬ ُ
ٌ ‫ير فَإِنَّهُ ِر‬ ٍ ‫نز‬ َ ‫ي ُم َح َّرما ً َعلَى‬ َ ‫قُل َلَّ أ َ ِج ُد ِفي َما أ ْو ِح‬
َّ َ‫ي إِل‬
ُ
ٌ ‫ضط َّر َغي َْر بَاغٍ َوَلَ َعا ٍد فَإ ِ َّن َربَّكَ َغف‬
‫ور َّر ِحي ٌم‬ ُ ُ
ْ ‫أ ِه َّل ِلغَي ِْر َّللاِ بِ ِه فَ َم ِن ا‬
Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau
darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu kotor (najis)” (QS. Al
An’aam: 145)
Sedangkan hikmah pengharamannya dijelaskan Syaikh Shalih Al Fauzan dalam
pernyataan beliau: “Ada yang diharamkan karena makanannya yang jelek seperti Babi, karena
ia mewarisi mayoritas akhlak yang rendah lagi buruk, sebab ia adalah hewan terbanyak makan
barang-barang kotor dan kotoran tanpa kecuali.” (Kitab Al Ath’imah hal. 40)
 Dalil tentang seseorang muslim yang menjualkan khamar di daerah muslim itu ialah
haram.
haramnya Jual Beli Khamr
Hadits di atas menunjukkan haramnya jual beli khamar. Begitu pula diharamkan
memproduksi dan mengonsumsinya karena kerusakan yang banyak serta dapat merusak akal.
Menurut jumhur ulama, khamar juga najis. Namun Ash Shon’ani dalam Subulus Salam (5: 10)
menyatakan bahwa khomr tidaklah najis. Jadi, kita katakan bahwa khomr dilarang diperjual-
belikan karena haramnya.
Dalam hadits lain disebutkan mengenai terlaknatnya setiap orang yang mendukung dalam
tersebarnya miras atau khamar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫املَ َها َو ْال َمحْ ُمولَةَ ِإلَ ْي ِه‬
ِ ‫َص َرهَا َو َح‬
ِ ‫اص َرهَا َو ُم ْعت‬
ِ ‫ساقِيَ َها َوبَائِ َع َها َو ُم ْبت َا َع َها َو َع‬ ِ ‫َّللاُ ْال َخ ْم َر َوش‬
َ ‫َاربَ َها َو‬ َّ َ‫لَ َعن‬
“Allah melaknat khomr, orang yang meminumnya, orang yang menuangkannya, penjualnya,
pembelinya, orang yang memerasnya, orang yang mengambil hasil perasannya, orang yang
mengantarnya dan orang yang meminta diantarkan.” (HR. Ahmad 2: 97, Abu Daud no. 3674
dan Ibnu Majah no. 3380, dari Ibnu ‘Umar, dari ayahnya. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan
bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih
karena ada berbagai penguatnya).
Yang dimaksud adalah Allah melaknat dzat khomr, agar setiap orang menjauhinya. Bisa
pula yang dimaksudkan dengan “Allah melaknat khomr” adalah melaknat memakan hasil
upah dari penjualan khomr. (Lihat ‘Aunul Ma’bud, 8: 174, Mawqi’ Al Islam). Ini menunjukkan
penjualan miras itu haram.
 Landasan hukum khamr
Khamr adalah benda. Sedangkan hukum benda tidak terlepas dari dua hal, yaitu halal atau
haram. Selama tidak ada dalil yang yang mengharamkannya, hukum suatu benda adalah halal.
Karena ada dalil yang secara tegas mengharamkannya, maka hukum khamr itu haram.
Hukum syara’ adalah seruan syari’ yang berkaitan dengan perbuatan hamba (manusia).
Sehingga, meskipun hukum syara’ menentukan status hukum benda, tetap saja akan berkait
dengan perbuatan manusia dalam menggunakannya. Misalnya, babi itu haram. Perbuatan
apa saja yang diharamkan berkenaan dengan babi? Apakah memakannya, menjualnya,
menternakkannya, memegangnya, melihatnya, atau bahkan membayangkannya hukumnya
juga haram? Untuk mengetahui hukum-hukum perbuatan yang berkenaan dengan benda
tidak cukup hanya melihat dalil tentang haramnya benda, tetapi harus meneliti dalil-dailil
syara’ yang menjelaskan perbuatan yang berkenaan dengan benda tersebut.
Beberapa perbuatan haram yang berkaitan dengan khamr, dijelaskan oleh Nabi SAW dari
Anas ra.
"Sesungguhnya Rasulullah SAW melaknat dalam khamr sepuluh personel, yaitu: pemerasnya
(pembuatnya), distributor, peminumnya, pembawanya, pengirimnya, penuangnya,
penjualnya, pemakan uang hasilnya, pembayarnya, dan pemesannya" (HR Ibnu Majah dan
Tirmidzy).
Dari hadits tersebut menunjukkan bahwa semua pelaku yang terlibat dalam khamr
termasuk yang diharamkan. Hukum haram disimpulkan karena ada celaan yang bersifat jazim
dengan kata “melaknat”. Berarti, itu merupakan sebuah sanksi yang diberikan kepada para
pelaku yang terlibat dalam khamr.
 Pendapat para ulama tentang jual beli najis dan barang bernajis termasuk (khamr)
Hanafi mengatakan bahwa jual beli minuman keras,babi,bangkai,dan darah adalah jual
beli yang batal, karena pada dasarnya semuanya dianggap sesuatu yang tidak bernilai.jual beli
kotoran dianggap makruh, tetapi boleh saja menjual kotoran hewan karena bisa
dimanfaatkan dan untuk memperbanyak produksi tanaman.karenanya, kotoran dianggap
sesuatu yang bernilai(maal).
Menjual barang bernajis boleh,begitu pula memamfaatkannya seelain untuk
dimakan,seperti dipakai untuk menyamak,mengecat,dan dibuat lampu selain dimesjid.
Namun ,tidak boleh memamfaatkan minyakyang terbuat dari bangkai karena tidak sah secara
syara’ untuk memamfaatkannya. Ketentuannya meurut hanafi,semua yang bisa
dimamfaatkan dan halal menurut agama maka boleh saj menjualnya,karena pada dasarnya
semua benda diciptakan untuk kepntingan manusia,berdasarkan firman allah swt.’’ Dialah
allah yang menjadikan segala yang ada dibumi untuk kamu.’’(Al-Baqarah: 29)
Adapun imam malik mengatakan bahwa jual beli minuman keras,babi,dan bangkai adalah
batal ,berdasarkan hadist jabir ra yang telah dijelaskan diatas bahwa rasulullah saw besabda
"Sesungguhnya, Allah dan Rasul-Nya mengharamkan jual beli khamar, bangkai, babi, dan
patung." Ada yang bertanya, "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu mengenai jual beli lemak
bangkai, mengingat lemak bangkai itu dipakai untuk menambal perahu, meminyaki kulit, dan
dijadikan minyak untuk penerangan?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak
boleh! Jual beli lemak bangkai itu haram." Kemudian, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, "Semoga Allah melaknat Yahudi. Sesungguhnya, tatkala Allah mengharamkan
lemak bangkai, mereka mencairkannya lalu menjual minyak dari lemak bangkai tersebut,
kemudian mereka memakan hasil penjualannya." Dalam hal jual beli minuman keras nabi saw
bersabda,”zat yang mengharamkan meminum minuman keras dia jug yang mengharamkan
jual belinya.
Adapun imam syafi’I dan ahmad,berpendapat bahwa tidak boleh menjual
babi,bangkai,darah,minuman keras,dan najis-najis lainnya. Ini berdasarkan hadist nabi yang
berbunyi "Sesungguhnya, Allah dan Rasul-Nya mengharamkan jual beli khamar, bangkai, babi,
dan patung,"disamping adanya anjuran untuk selalu menghidari najis dan mendekatinya.
Sementara menjual najis adalah salah satu cara mendekatinya.Tidak boleh menjual anjing
meskipun telah dididik,berdasarkan larangan seperti yang telah disebutkan
sebelumnya,yaitu,”Nabi saw melarang jual beli anjing …,”
Ibnu Utsaimin mengatakan: Khamar adalah segala yang memabukkan dan
menimbulkan rasa nikmat yang terbuat dari bahan apa pun, baik dari anggur, kurma, gandum,
ataupun biji-bijian yang lain. Memabukkan adalah menutupi akal dan menimbulkan rasa
nikmat, tidak hanya sekadar menihilkan kerja akal. Akal terkadang tertutup karena tidak
berfungsinya organ-organ penunjang kerja akal dan terkadang tertutup dengan rasa nikmat
yang menyebabkan pemilik akal tidak mampu mengontrol akalnya. Maka setiap yang
memabukkan adalah haram hukumnya. Sesuatu yang menutupi akal dan tidak merasakan
nikmat maka itu bukanlah termasuk khamar seperti obat bius dan hukum memakai itu boleh
karena sedang mudharat.
Jadi , kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan diatas adalah hanafi dan dhahiri
membolehkan jual beli najis yang bisa dimamfaatkan, kecuali najis yang dilarang oleh
hadis.bolehnya menjual suatu barang tergantung pada mamfaat atau tidaknya barang
tersebut,maka menurut kelompok ini semua yang bisa dimamfaatkan bisa juga dijual. Namun,
syafi’i,ahmad,dan pendapat yang masyhur dalam pengikut hanafi, tidak membolehkan jual
beli semua benda najis,karena boleh tidaknya dijual suatu barang tergantung pada bersih
tidaknya barang tersebut. Dengan demikian semua barang yang bersih artinya barang yang
dibolehkan oleh agama dalam pemamfaatannya maka ia boleh dijual.

Anda mungkin juga menyukai