Anda di halaman 1dari 5

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH

MATA PELAJARAN :
MEKANISME DUKUNGAN BRIMOB TERHADAP SATUAN KEWILAYAHAN

I. PENDAHULUAN
Perkembangan lingkungan strategis di tingkat global, regional, nasional dan
lokal mendorong Polri untuk terus melakukan inovasi dan kreasi sehingga akan dapat
meningkatkan kinerja organisasi yang pofesional, bermoral dan modern. Organisasi
Polri yang paripurna hanya akan dapat dicapai di tengah arus globalisasi saat ini
dengan kualitas SDM Polri yang kompeten. Tantangan tugas yang komplek,
tantangan jaman yang rumit dan perkembangan situasi kamdagri yang beragam
menuntut organisasi Polri untuk terus melakukan pembenahan, penataan, dan
perubahan dalam aspek sumber daya manusianya.
Terwujudnya keamanan dalam negeri sangat dipengaruhi oleh bagaimana
sumber daya manusia yang dimiliki oleh Polri dalam mengawaki gerak laju
organisasi Polri. Tanpa adanya sumber daya manusia yang berkualitas, maka
organisasi Polri akan sulit mencapai visi dan misinya. Oleh karena itu, sumber daya
manusia merupakan ujung tombak dalam meningkatkan roda organisasi mencapai
Polri yang paripurna. Betapapun baiknya sarana prasarana yang dimiliki, berapapun
anggaran yang dimiliki, dan sebagus apapun sistem dan metode yang dikembangkan,
namun tanpa adanya sumber daya manusia yang berkualitas, maka organisasi Polri
akan mengalami kesulitan mencapai cita-citanya.
Dengan adanya berbagai potensi gangguan dari berbagai aspek ideologi, politik,
ekonomi, sosial dan budaya serta keamanan. Membuat Polri harus bekerja lebih
ekstra lagi untuk mewujudkan kamdagri. Hal ini dikarenakan saat ini terdapat
gangguan nyata yang berintensitas tinggi, seperti adanya unjuk rasa, kerusuhan,
bentrok antar kelompok, terror bom, KBR dan serangan teroris bersenjata serta
berbagai kejahatan konvensional lainnya semakin berkembang.
Sesuai dengan hal tersebut, dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2012 menyatakan bahwa tugas pokok Polri adalah memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan

1
2

kepada masyarakat serta menegakan hukum. Dalam melaksanakan tugas pokoknya,


Polri bertidak melalui fungsi preemtif, preventif, represif, kuratif dan rehabilitasi.
Selain itu, untuk mengoptimalkan dalam pelaksanaan tugas pokoknya, Polri menjalin
sinergitas dengan berbagai instansi seperti TNI, Pemerintah Daerah, aparat penegak
hukum, stakeholders, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh daerah.
Salah satu fungsi operasional Polri dan sebagai unsur pelaksana utama Polri
yaitu Korps Brimob Polri sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 21 Tahun 2010
tentang SOTK tingkat Mabes. Sehingga dengan adanya Korps Brimob Polri
diharapkan mampu mengoptimalkan pelaksanaan tugas Polri di lapangan.
Sesuai dengan latar belakang yang diuraikan sebelumnya serta tugas yang
diberikan kepada peserta didik, maka permasalahan yang diangkat dalam laporan
penugasan ini adalah “bagaimana mekanisme dukungan Brimob terhadap Satuan
kewilayahan serta upaya apa yang dapat dilakukan dalam mengoptimalkan
pelaksanaan tugas Polri?”

II. PEMBAHASAN
Tugas pokok Korps Brimon Polri adalah membina kemampuan dan
mengerahkan kekuatan (personel, logistik, kemampuan dan metode) guna
menanggulangi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat yang berkadar dan
berintensitas tinggi dalam rangka pemeliharaan keamanan dalam negeri. Adapun
fungsi dari Korps Brimob Polri yaitu melakukan penanggulangan kejahatan
terorganisir yang menggunakan senjata api dan bom, perlawanan aksi terror,
penggunaan bahan kimia biologi dan radioaktif, penindakan kerusuhan masa, anarkis,
kejahatan insurjensi, pertolongan dan penyelamatan masyarakat serta bantuan
pertahanan dan tugas lain dalam lingkup tugas pokok Polri dalam rangka pemeliharan
keamanan dalam negeri.
Adapun peranan Korps Brimob Polri dalam rangka pemeliharaan keamanan
dalam negeri, yaitu :
1. Membantu fungsi kepolisian lainnya.
2. Melengkapi dalam operasi kepolisian yang dilaksanakan bersama-sama dengan
fungsi kepolisian lainnya.
3

3. Melindungi anggota kepolisian dan masyarakat yang sedang mendapat


ancaman.
4. Memperkuat fungsi kepolisian lainnya dalam pelaksanaan tugas operasi.
5. Berperan untuk menggantikan tugas kepolisian pada satuan kewilayahan
apabila situasi atau sasaran tugas sudah mengarah pada kejahatan yang
berintensitas tinggi.
6. Memberi bantuan pertahanan kepada TNI dalam keadaan darurat militer dan
keadaan perang.
Adapun contoh dari jenis kejahatan berintensitas dan berkadar tinggi yaitu
kejahatan transnasional (terorisme, perdangangan narkotika, perdagangan manusia,
kejahtan ekonomi internasional), kejahatan konvensional (curat, curas, curanmor),
kejahatan terhadap kekayaan Negara (korupsi, illegal logging), dan kejahatan yang
berimplikasi kontijensi (konflik sara, unjur rasa anarkis, GAM). Dalam mendukung
pelaksanaan tugas di satuan kewilayahan Korps Brimob memiliki berbagai
kemampuan. Adapun kemampuan yang dimiliki yaitu Sat I gegana, Sat II-III pelopor,
Sat IV Demlat dan Satbrimobda.
Adapun mekanisme dukungan Brimob terhadap Satuan Kewilayahan, meliputi
situasi dan prosedur yaitu:
1. Rutin
Melibatkan kekuatan brimob pada satuan kewilayahan dalam rangka
melaksanakan kegiatan kepolisian yang dilakukan berdasarkan kirka intel dan
kalender kamtibmas yang berulang pada tiap tahunnya.
2. Insidentil
Melibatkan kekuatan brimob pada satuan kewilayahan dalam rangka
melaksanakan operasi kepolisian guna menghadapi situasi yang semula
tergolong biasa, kemudian menunjukan indikasi adanya potensi terjadinya
gangguan keamanan kadar tinggi.
3. Darurat
Melibatkan kekuatan brimob pada satuan kewilayahan dalam rangka
melaksanakan operasi kepolisian bersifat kontijensi dalam menghadapi situasi
yang timbul tiba-tiba dan merupakan gangguan keamanan kadar tinggi.
4

Mekanisme perbantuan kekuatan brimob terhadap satuan kewilayah dalam


kondisi biasa, yaitu :
1. Kasatwil meminta bantuan perkuatan Satuan Brimob sesuai dengan tupoksiran
Brimob secara tertulis kepada Kapolda;
2. Kapolda secara tertulis membuat Nota Dinas untuk Kasat Brimob Polda dalam
rangka bantuan perkuatan Brimob;
3. Kasat Brimob memerintahkan Kaden dan Kasiops untuk mempersiapkan
personil, peralatan dan kendaraan yang di butuhkan sesuai dengan ancaman
tugas yang dibutuhkan dalam memback up satuan kewilayahan;
4. Dukungan administrasi dan logistik disesuaikan dengan Peraturan Kapolri
(Perkap) dan Prosedur Tetap Kapolri (Protap) serta SOP yang berlaku;
5. Komandan pasukan BKO berkoordinasi dengan Kasatwil dan dalam
pelaksanaan tugas di bawah kendali Kasatwil serta melaporkan secara
berjenjang kepada pimpinan di korps Brimob.
6. Kasatwil setempat bertanggung jawab penuh atas penggunaan kekuatan Brimob
Polda.
Mekanisme perbantuan kekuatan brimob terhadap satuan kewilayah dalam
kondisi darurat, yaitu:
1. Kasatwil meminta bantuan perkuatan Satuan Brimob sesuai dengan tupoksiran
Brimob secara langsung kepada Kaden/Kasubden;
2. Kaden/Kasubden menyiapkan personil, peralatan dan perlengkapan sesuai
dengan fungsi Brimob yang dibutuhkan dalam rangka bantuan perkuatan
Satuan Kewilayahan, dalam pelaksanaan tugas dilapangan;
3. Kaden/Kasubden melaporkan kepada Kasat Brimob tentang adanya permintaan
perkuatan Brimob dari Satuan Kewilayahan;
4. Dukungan administrasi awal dikeluarkan Kaden/Kasubden dan ditembuskan
kepada Kasat Brimob untuk dibuatkan Surat Perintah Kapolda;
5. Logistik dan peralatan disesuaikan dengan Peraturan Kapolri (Perkap) dan
Prosedur Tetap Kapolri (Protap) serta SOP yang berlaku;
6. Kasatwil setempat bertanggung jawab penuh atas penggunaan kekuatan Brimob
Polda.
5

III. PENUTUP
1. Kesimpulan
Kondisi perkembangan global semakin komplek dan beragam, ditandai
dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, good govvernance,
dan transnasionalisme, sehingga diperlukan strategi peningkatan kualitas SDM
Polri yang mampu mengadaptasi, mengadopsi dan merespon perkembangan
globalisasi tersebut secara cepat, tepat dan mumpuni.
Mekanisme perbantuan perkuatan brimob ini diharapkan untuk dapat
memberikan pelayanan prima kepada Satuan Kewilayahan dan masyarakat
dengan kecepatan, ketepatan, kemampuan dan peralatan yang mencukupi yang
dilandasi dengan etika untuk melaksanakan dan mendatangi TKP dalam rangka
penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri Berkadar Tinggi. Dalam
rangka pelaksanaan mekanisme perbantuan perkuatan Brimob diperlukan
pengelolaan sumber daya baik personel maupun sarana yang dimiliki Satuan
Brimob untuk melaksanakan segala upaya, pekerjaan, dan kegiatan serta
tindakan yang terarah agar lebih integratife, proporsional, akuntabel, efektif dan
efisien, proaktif dan non diskriminatif guna mewujudkan keamanan dalam
negeri.

2. Rekomendasi
a. Merekomendasikan kepada Kapolda U.p Kasat Brimob agar satuan-
satuan Brimob tidak hanya bermarkas disatuan Brimob Polda namun
disebar di seluruh jajaran baik setingkat kompi atau peleton guna
memudahkan dan mempercepat gerakan / bantuan teknis fungsi Brimob
kepada satuan kewilayahan (Polres/Ta/Tabes) ketika dibutuhkan.
b. Merekomendasikan kepada Kapolda U.p Karo Ops, Karo SDM dan
Kasat Brimob agar membuat pelatihan bersama antara Sat Brimob dan
satuan wilayah (Polres/Ta/Tabes) sehingga akan lebih bersinergi antara
Sat Brimob dan satuan kewilayahan, sehingga memudahkan koordinasi
dan pelaksanaan bantuan tugas Sat Brimob satuan kewilayahan.

Anda mungkin juga menyukai