Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Meltini Pakiding

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Nim : F 121 16 071

Acara 5 Praktek : Sedimentologi


Analisa Paleocurrent

A. Tujuan Praktikum :
Dalam praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui serta menganalisis analisa untuk
mengetahui asal arah ( sumber ) dari mana asal batuan sedimen itu di endapkan.

B. Dasar Teori
Analisis arus purba (paleo current) merupakan analisis untuk mengetahui asal arah
(sumber) dari mana batuan sedimen tersebut diendapkan, dan hal ini lebih ditekankan
pada analisa orientasi dari cekungan-cekungan sedimen dan tubuh-tubuh batupasir yang
ada.
Penentuan atau analisa arus purba dapat dilakukan dengan menggunakan struktur
sedimen, khususnya pada struktur-struktur sedimen yang dapat memperlihatkan indikasi
arah transport sedimen, baik berupa bidang maupun garis. Beberapa struktur tersebut antara
lain :
• Cross bedding
• Flute cast
• Groove cast
• Ripple mark

Dalam penentuan atau analisa arus purba dengan menggunakan struktur sedimen di
atas harus memperhatikan geometri dari struktur sedimen tersebut baik berupa bidang atau
berupa garis,karena terdapat perbedaan khas dalam cara penentuan arah arus purbanya,
antara lain: Pada struktur sedimen dengan geometri garis, arah arus purba akan searah
dengan sumbu dari struktur sedimen. Struktur sedimen tersebut antara lain: flute cast,
groove cast, dll.
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Meltini Pakiding
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Nim : F 121 16 071

Acara 5 Praktek : Sedimentologi


Analisa Paleocurrent

Arah arus

Arah arus

Gambar 9.1
a) Kenampakan arah arus dari Flute Cast
b) Kenampakan struktur Flute Cast

Dalam analisa arus purba yang menjadi pokok pemasalahan adalah :

 Arah transport klastik dari sumber cekungan (meliputi arah pengendapan fluvial,
yang diperkirakan bearingnya.

Penentuan arah arus purba (paleocurrent) dapat dilakukan dengan beberapa metode,
diantaranya dengan memanfatkan keberadaan suatu fosil dalam suatu lapisan sedimen, serta
ada cara lain yaitu dengan metode AMS (Anisotropy of Magnetic Suscaptibility). Namu
pada kali ini analisis ini tidak digunakan. Dalam penentuan atau analisa arus purba
menggunakan struktur sedimen , terdapat perbedaan khas, antara lain :
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Meltini Pakiding
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Nim : F 121 16 071

Acara 5 Praktek : Sedimentologi


Analisa Paleocurrent

 Arah arus purba akan searah dengan sumbu dari struktur sedimen, bila
struktur tersebut adalah, imbricated pebble, flute casts, scour marks, prod
casts, frondescent casts, groove casts, brush marks,
parting liniation danerotionalmarks
 Arah arus tegak lurus sumbu struktur sedimen dan searah dip perlapisan,
bila struktur – struktur sedimen tersebuit adalah, current ripple, slump structures,high
angle planercross stratifocation, trough cross stratifocation dan rip and furrow
structure
 Arah arus tegak lurus sumbu struktur sedimen dan berlawanan arah dengan
 kemiringan perlapisan, bila struktur-struktur tersebut adalah low angle
crossstratifocation (Koesoemadinata, 1980).
 Lereng purba dan gradien facies (lereng ini dianggap serah dengan arah transport.
Arah dip/slope searah dengan bearing transportasi).
 Jurus dan arah kemiringan pengendapan dimana jurus dari endapan dianggap tegak
lurus arah transport untuk analisa ketiga hal diatas, harus ada struktur-struktur
sedimen sebagai indikasi yang menunjukan arah transport sedimen yang bersifat
vector (Koesoemadinata, 1980).
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Meltini Pakiding
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Nim : F 121 16 071

Acara 5 Praktek : Sedimentologi


Analisa Paleocurrent

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah :
1. Stereonet
2. Mistar
3. Kalkulator
4. Alat tulis-menulis
5. Buku penuntun
6. Kalkir
7. Kertas A4
8. Aplikasi Geo Rose

D.Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam pengamatan ini adalah :

1. Menghitung Azimuth menggunakan 2 metode yaitu metode matematis dan grafis


2. Buat analisa stereonet berdasarkan data yang diberikan dan tentukan tegasan
utamanya
3. Buatlah diagram Rose dari data imbrikasi serta bahas hasil analisa tersebut
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Meltini Pakiding
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Nim : F 121 16 071

Acara 5 Praktek : Sedimentologi


Analisa Paleocurrent

E. Soal dan Pembahasan


1. Dari data azimuth dibawah ,buatlah pembahasan menggunakan metode matematis dan
metode Grafis
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Meltini Pakiding
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Nim : F 121 16 071

Acara 5 Praktek : Sedimentologi


Analisa Paleocurrent

Jawab :
1. a. Metode Matematis

Set A ∑𝑆𝑖𝑛 𝑋 8,761


Sin X Cos X N Tan X = ∑𝐶𝑜𝑠 𝑋 = −7,770 = −1,127
(Azimuth)
86 0,998 0,070
93 0,999 -0,052 𝐴𝑟𝑐 𝑡𝑎𝑛 = (−48,416°) + 180° = 131,5°
163 0,292 -0,956
𝑅 = √(∑𝑠𝑖𝑛𝑥 2 ) + (∑𝑐𝑜𝑠𝑥 2 )
192 -0,208 -0,978
123 0,839 -0,545 = √8,7612 ) + (−7,7702 )
154 0,438 -0,899
121 0,857 -0,515
434 0,961 0,276 = √76,755 + (−60,372)
132 0,743 -0,669
139 0,656 -0,755 = √16,383
101 0,982 -0,191
129 0,777 -0,629 = 4,047
218 -0,616 -0,788 L = R/n x 100
98 0,990 -0,139 4,047
177 0,052 -0,999 = 15
x 100 = 26,98
n= 8,761 -7,770
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Meltini Pakiding
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Nim : F 121 16 071

Acara 5 Praktek : Sedimentologi


Analisa Paleocurrent

Set B
Sin X Cos X ∑𝑆𝑖𝑛 𝑋 0,476
(Azimuth) N Tan X = ∑𝐶𝑜𝑠 𝑋 = −12,139 = −0,039
174 -0,995
193 -0,225 -0,974 𝐴𝑟𝑐 𝑡𝑎𝑛 = (−2,233°) + 180° = 177,767°
120 0,866 -0,500
211 -0,515 -0,857 𝑅 = √(∑𝑠𝑖𝑛𝑥 2 ) + (∑𝑐𝑜𝑠𝑥 2 )
187 -0,122 -0,993
= √0,4762 ) + (−12,1392 )
209 -0,485 -0,875
152 0,469 -0,883
191 -0,191 -0,982 = √0,226 + −147,355
222 -0,669 -0,743
= √147,129
161 0,326 -0,946
238 -0,848 -0,530 = 12,129
133 0,731 -0,682
179 0,017 -1,000 L = R/n x 100
101 0,982 -0,191 =
12,129
x 100 = 80,86
15
172 0,139 -0,990
n= 0,476 -12,139
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Meltini Pakiding
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Nim : F 121 16 071

Acara 5 Praktek : Sedimentologi


Analisa Paleocurrent

Set C
Sin X Cos X
(Azimuth) N Tan X =
∑𝑆𝑖𝑛 𝑋
=
−6,070
= 0,844
∑𝐶𝑜𝑠 𝑋 −7,190
208 -0,469 -0,883
299 -0,875 0,485 𝐴𝑟𝑐 𝑡𝑎𝑛 = 40,164° + 180° = 220,164°
144 0,588 -0,809
163 0,292 -0,956 𝑅 = √(∑𝑠𝑖𝑛𝑥 2 ) + (∑𝑐𝑜𝑠𝑥 2 )
211 -0,515 -0,857
177 0,052 -0,999 = √6,0702 ) + (−7,1902 )
228 -0,743 -0,669
241 -0,875 -0,485 = √36,844 + −51,696
193 -0,225 -0,974
234 -0,809 -0,588 = √14,852
106 0,961 -0,276
273 -0,999 0,052 = 3,853
214 -0,559 -0,829
L = R/n x 100
281 -0,982 0,191
3,853
294 -0,914 0,407 = 15
x 100 = 25,686
n= -6,070 -7,190
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Meltini Pakiding
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Nim : F 121 16 071

Acara 5 Praktek : Sedimentologi


Analisa Paleocurrent

2. Bedding ( Lapisan)
Mengetahui arah lapisan sedimen menggunakan Stereonet.
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Meltini Pakiding
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Nim : F 121 16 071

Acara 5 Praktek : Sedimentologi


Analisa Paleocurrent
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Meltini Pakiding
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Nim : F 121 16 071

Acara 5 Praktek : Sedimentologi


Analisa Paleocurrent

3. Analisa Data Imbrikasi menggunakan Diagram Rose

No Strike + stambuk Dip No Strike + stambuk Dip


1 4 50 24 5 39
2 345 46 25 358 42
3 325 30 26 313 46
4 7 50 27 339 37
5 305 48 28 13 34
6 3 46 29 17 33
7 355 32 30 318 36
8 34 26 31 12 40
9 311 50 32 316 41
10 25 38 33 328 45
11 334 49 34 10 29
12 314 43 35 311 40
13 291 32 36 313 41
14 302 40 37 2 32
15 304 52 38 318 44
16 359 41 39 6 37
17 23 42 40 312 42
18 334 35 41 317 43
19 315 40 42 20 41
20 3 37 43 312 51
21 338 53
22 333 44
23 312 38
Data Imbrikasi
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Meltini Pakiding
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Nim : F 121 16 071

Acara 5 Praktek : Sedimentologi


Analisa Paleocurrent

Maksima 1

Sumbuh Lipatan Maksima 2


Arah Gaya utama

Maksima 1 dan 2 yaitu N 132,50 E dan N 137,50 W. Arah gaya utama membagi dua sudut
kecil 1350 E dengan sumbu lipatan tegak lurus gaya utama N 2250 E.
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Meltini Pakiding
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Nim : F 121 16 071

Acara 5 Praktek : Sedimentologi


Analisa Paleocurrent

F. Hasil Dan pembahasan


Berdasarkan hasil analisa data menggunakan beberapa metode dapat di di lihat
bahwa hasil perhitungan metode matematis dapat di buktikan dengan metode grafis di mana
hasilnya sama. Hal ini dapat digunakan untuk mengetahui arah arus purba (paleocurrent).
Selanjutnya menggunakan metode stereonet, metode ini digunakan untuk
menentukan arah lapisan arus purba. Dari metode ini didapatkan arah arus purba dominan
bersal dari arah timur sampai tenggara, yaitu:
a. N 145o W / 50o NE
b. N 130 o W /50 o NE
c. N 328 o E / 40 o SE
d. N 151o W/ 40 o NE
e. N 138 o W / 60 o NE

Kemudian, dari data imbrikasi di olah menggunakan stereonet di dapatkan hasil


barupa Maksima 1 dan 2 yaitu N 132,50 E dan N 137,50 W. Arah gaya utama membagi dua
sudut kecil 1350 E sehingga dapat disimpulkan arah arus pembentuk struktur berasal dari
arah tenggara.

Anda mungkin juga menyukai