Laporan Bioteknologi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN BIOTEKNOLOGI: Pupuk Organik Cair

Posted on 16.29by Fatma Lilia with No comments


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahanorganik asal tanaman dan
hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Penggunaan pupuk organik
tidak meninggalkan residu yang membahayakan bagi kehidupan. Pengaplikasiannya mampu
memperkaya sekaligus mengembalikan ketersediaan unsur hara bagi tanah dan tumbuhan
dengan aman.
Nilai tambah dari penggunaan pupuk organik diketahui bersama
seperti produk pertanian dengan menggunakan pupuk organik mempunyai
nilai jual yang lebih tinggi dibanding dengan pertanian anorganik (pupuk buatan pabrik), apal
agi dipadukan dengan penggunaan pestisida organik dimana produknya dikenal sebagai beras
organik non pestisida, mempunyai harga jual hampir dua kali dari produk pertanian
anorganik. Meskipun segmen pasarnya masih tertentu, misalnya jaringan perhotelan,
supermarket dengan pelanggan orang asing, restoran-restoran dll.
Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahanorganik asal tanaman dan
hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman
Berdasarkan hal tersebut maka dipandang perlu untuk melakukan praktikum
pembuatan pupuk organik cair sehingga kita dapat memahami cara pembuatan pupuk dan
memanfaatkan limbah.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan praktikum Pupuk organik cair adalah agar mahasiswa dapat mengetahui cara
membuat pupuk cair organik dengan menggunakan bahan yang ada disekitar kita.
Kegunaan praktikum ini untuk menambah pengetahuan kita dalam mengembangkan
pupuk organik cair.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas
bahanorganik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa,
dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik
lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik daripada kadar haranya,
nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik (Ayub Pranata, 2004).
Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai
starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama MOL terdiri
dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan
dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun
limbah organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme
dapat diperoleh dari limbah organik seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput
gajah, dan daun gamal. Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air
kelapa, serta sumber mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk, terasi, keong,
nasi basi, dan urin sapi (Hadinata, 2008).
Menurut Fardiaz (1992), semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-bahan
tertentu membutuhkan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme.
Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang pada suatu bahan dapat menyebabkan
berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi kimia, seperti adanya perubahan warna,
pembentukan endapan, kekeruhan, pembentukan gas, dan bau asam.
Mikro Organisme Lokal atau kumpulan mikro organisme yang dapat digunakan
sebagai pupuk mikroba bagi tanaman. Selain itu MOL juga dapat digunakan untuk
dekomposter dalam pembuatan kompos. Kegunaan MOL sebagai pupuk tergantung dari
bahan MOL itu sendiri. Misalnya pupuk dengan kandungan N tinggi untuk masa
pertumbuhan tanaman bahan dasarnya dari akar tanaman kacang-kacangan atau daun-daunan
terutama dari jenis leguminacea (gamal, lamtoro dll). Untuk pupuk dengan kandungan P
tinggi untuk masa pembentukan buah, bahan dasarnya batang pisang. Pupuk dengan
kandungan K tinggi bahan dasarnya sabut kelapa. Tetapi selain ketiga jenis tersebut diatas
sebetulnya semua bahan organic baik dari unsur tumbuhan maupun binatang bisa dijadikan
bahan MOL dan bisa diaplikasikan untuk pupuk cair (Hadinata, 2008).
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun
besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa acuminata, M. balbisiana,
dan M. paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi yang dinamakan sama. Hampir semua
bagian pisang dapat dimanfaatkan salah satunya yaitu bonggolnya yang dapat di jadikan
mikroorganisme lokal. Hal ini disebabkan karena pisang mengandung Zat Pengatur Tumbuh
Giberellin dan Sitokinin. Selain itu dalam mol bonggol pisang tersebut juga mengandung 7
mikroorganisme yang sangat berguna bagi tanaman yaitu:Azospirillium, Azotobacter,
Bacillus, Aeromonas, Aspergillus, mikroba pelarut phospat dan mikroba selulotik. MOL
bonggol pisang juga tetap bisa digunakan untuk dekomposer atau mempercepat proses
pengomposan (Lukitaningsih, 2010).

BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilakukan di laboratorium bioteknologi pertanian lantai empat gedung


Pusat Kegiatan Penelitian (PKP) Unversitas Hasanuddin Makassar pada hari selasa 26 maret
2013 pukul 08.00-09.45 WITA.
3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah ember beserta penutupnya,
pengaduk dan lakban.
Adapun bahan yang digunakan antara lain bonggol pisang, air kelapa muda, air cucian
beras, EM4, gula merah dan sabun colek.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengisi ember dengan air dengan ukuran setengah ukuran ember
2. Memasukan air cucian beras, air kelapa dan gula merah kedalam ember secara berurutan
3. Memasukan bongkol pisang yang telah dicacah
4. Mengaduk semua bahan dengan pengaduk lalu ditambahkan mikroorganisme dal hal ini
adalah EM4.
5. Mengoleskan sabun colek dipinggiran mulut ember
6. Menutup ember dan merekatkannya dengan lakban

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil yang bisa diperoleh dari praktikum pembuatan pupuk organic cair dan MOL
adalah sebagai berikut:
Tabel.1. Proses Pembuatan POC Dan MOL

NO GAMBAR KETERANGAN
1.
Penuangan air cucian
beras kedalam ember
yang berisi air.
2.
Air kelapa dituang
kedalam ember

3.

Penuangan gula merah


cair kedalam ember

4.

Bongkol pisang yang


telah dicacah dimasukan
kedalam ember yang
telah berisi air cucian
beras, air kelapa dan gula
merah cair.
5.

Ember ditutup dan


direkatkan dengan isolasi
tapi sebelumnya telah
pinggiran ember dengan
sabun colek.

4.2 Pembahasan

Pisang merupakan tanaman yang semua bagian pisang dapat dimanfaatkan. Salah
satunya yaitu bonggolnya yang dapat di jadikan mikroorganisme lokal. Hal ini disebabkan
karena pisang mengandung Zat Pengatur Tumbuh Giberellin dan Sitokinin. Selain itu dalam
mol bonggol pisang tersebut juga mengandung 7 mikroorganisme yang sangat berguna bagi
tanaman yaitu : Azospirillium, Azotobacter, Bacillus, Aeromonas, Aspergillus, mikroba
pelarut phospat dan mikroba selulotik. MOL bonggol pisang tetap bisa digunakan untuk
dekomposer atau mempercepat proses pengomposan (Lukitaningsih, 2010).
Air cucian beras merupakan bahan yang digunakan sebagai sumber karbohidrat,
karbohidrat disini berfungsi sebagai bahan makanan untuk mikroorganisme yang ada dalam
larutan pupuk.
Glukosa selain dari gula pasir, gula merah atau gula batu yang diencerkan dengan air
atau dihancurkan sampai halus, bisa juga diperoleh dari nira atau air kelapa. Glukosa
digunakan sebagai energy bagi mikroorganisme.
Bahan-bahan yang dipakai dalam percobaan ini diperuntukkan agar kebutuhan bakteri
akan karbohidrat, glukosa dan zat pengatur tumbuh dapat terpenuhi demi kualitas pupuk yang
sesuai dengan yang diharapkan
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapatkan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.


1. Bonggol pisang merupakan salah satu bahan yang dapat dibuat POC dan MOL lantaran
memilki zat pengatur tumbuh berupa giberelin dan sitokinin.
2. Gula merah, air kelapa muda dan air cucian beras merupakan sumber karbohidrat dan
glukosa.
5.2 Saran

Sebaiknya bila kita melakukan praktikum pembuatan POC dan MOL praktikan harus
memakai sarung tangan agar tangan tidak langsung menyentuh bahan yang akan dibuat, hal
ini ditunjukkan untuk menghindari kontaminasi bakteri yang tidak diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Bogor : Depdikbud Dirjen Dikti. IPB.


Hadinata, I. 2008. Membuat Mikroorganisme Lokal. Jakarta : Rajawali press.
Lukitaningsih, D. 2010. Bioteknologi Mikroba untuk Pertanian Organik. Jakarta : Grafindo
Persada
Parnata, Ayub.S. (2004). Pupuk Organik Cair. Jakarta:PT Agromedia Pustaka. Hal 15-18.

LAPORAN PRAKIKUM
PENGANTAR BIOTEKNOLOGI TANAMAN

PLANT GROWTH PROMOTING RHYZOBIUM


DISUSUN OLEH :

NAMA : FATMAWATI LILIASARI


NIM : G11112275
KELAS :C
KELOMPOK :3
ASISSTEN : ANDI AKBAR HAKKAR

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Posted in LAPORAN
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Poskan Komentar

Langganan: Poskan Komentar (Atom)


Search

Popular Posts
 Laporan ilmu Tanah: Bulk Density

I. PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Bobot isi tanah (Bulk Density) adalah
ukuran pengepakan atau kompresi partikel-partikel tanah (pas...

 Laporan Pupuk dan Pemupukan

Kata Pengantar Alhamdulillah Laporan Lengkap Praktikum Pupuk dan Pemupukan


telah selesai disusun. Laporan ini disusun berdasarkan pada k...
 LAPORAN ILMU

Anda mungkin juga menyukai