Laporan - TN.K - Gerontik (XXXXXXXXXX
Laporan - TN.K - Gerontik (XXXXXXXXXX
DISUSUN OLEH :
AHMAD SYAMSUDIN
DELLA SUKAWATI
DARAS HERDIAN
EUIS RATNASARI
PERMANA AJI
RENI SEPTIANI
RISKA PRATIWI
RYANTI DEBI
2017/2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan
Gerontik pada Tn K di rpstw Karawang. Tak lupa kami haturkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini. Begitupun kepada dosen
yang membimbing kami guna menyelesaikan asuhan keperawatan gerotik ini. Meskipun
masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam asuhan keperawatan gerontik ini, tapi
kami selalu berusaha agar asuhan keperawatan yang kami buat bisa bermanfaat baik bagi
kami sendiri maupun orang lain.
2
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan .............................................................................................................
BAB II
Definisi ...........................................................................................................
Etiologi ...........................................................................................................
Patofisiologi ............................................................................................................
Penatalaksanaan ...............................................................................................
BAB III
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan muskuloskeletal adalah salah satu kondisi yang mempengaruhi sistem
muskuloskeletal yang dapat terjadi pada tendon, otot, sendi, pembuluh darah dan atau saraf
pada anggota gerak. Gejala dapat berupa nyeri, rasa tidak nyaman, kebas pada bagian yang
terlibat dan dapat berebeda derajat keparahannya mulai dari ringan sampai kondisi berat dan
lemah (HSE, 2014)
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Khusus
1) Untuk memenuhi tugasi kami dalam mata kuliah keperawatan gerontik semester Vyang
di bimbing oleh Ibu Nita Puspita,S.Kep
Tujuan Umum
1) Menambah ilmu pengetahuan kami tentang penyakit gangguan muskuloskeletal
2) Mengetahui ilmu pengetahuan kami tentang terapi komplemeter untuk rematoid artritis
3) Dapat mempraktikkan terapi komplementer rematoid artritis
C. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan rematoid artritis?
2) Apa saja terapi komplementer untuk rematoid artritis?
3) Apa saja terapi modalitas untuk rematoid artritis?
D. Sistematika penulisan
Bab I pendahuluan terdiri dari: latar belakang, tujuan penulisan, rumusan masalah,
dan sistematika penulisan.
Bab II Konsep teori teridiri dari: pengertian dan terapi komplemeter.
Bab III Pelaksanaan terdiri dari pengumpulan data, daftar masalah keperawatan,
diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas, rencana tindakan keperawatan,
pelaksanaan tindakan dan evaluasi serta asuhan keperawatan.
Bab IV penutup terdiri dari: kesimpulan dan saran
Daftar pustaka
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Reumatoid artritis adalah penyakit inflamasi kronis dan sistemik yang simetris, yang terutama
menyerang sendi perifer dan otot tendon, ligamen, dan pembuluh darah di sekitarnya. Remisi
spontan dan eksaserbasi yang tidak dapat diperkirakan menandai jalannya penyakit yang
menyebabkan kecacatan ini.
B. Etiologi
Penyebab penyakit ini belum diketahui tetapi berbagai teori menyebutkan faktor infeksi,
genetik, dan endokrin.
5
boutonniere (fleksi persisten sendi interfalangeal proksimal degan hiperekstensi sendi
interfalangeal distal) tangan tampak memendek
6. Otot kaku, lemah atau nyeri
D. Patofisiologi
Respon inflamasi
(Suratun, 2008)
E. Penatalaksanaan
1. Istirahat mutlak pada tingkat akut atau memakai bidai sendi
2. Terapi fisik, bantu latihan ROM, dan kompres
3. Pembedahan rekonstruksi jika perlu atau sesuai program
4. Pengobatan dengan obat-obat antiinflamasi nonsteroid dan kortikosteroid
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Sinar-X menunjukkan demineralisasi tulang dan pembengkakan jaringan tulang pada
tahap awal.
2. Uji faktor reumatoid positif pada 75% sampai 80% pasien. Meskipun adanya faktor
reumatoid tidak dapat memastikan prognosis tersebut.
3. Analisis cairan sinovialmenunjukkan peningkatan volume dan kekeruhan (turbiditas).
4. Elektroforesis protein serum menunjukkan peningkatan kadar globulin serum
6
5. Laju endapan eritrosit (ESR) meningkat pada 85% sampai 90% pasien.
6. Hitung darah lengkap biasanya menunjukkan anemia sedang dan leukosit ringan.
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Aktivitas / istirahat
Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada
sendi : kekakuan pada pagi hari. Keletihan
Tanda: Malaise
Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan pada
sendi dan otot
Kardiovaskular
Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun
Integritas ego
Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, factor-faktor hubungan Keputusasaan dan ketidak berdayaan
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya
ketergantungan pada orang lain
7
Makanan atau Cairan
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan
adekuat : mual anoreksia Kesulitan untuk mengunyah
Tanda: Penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa
Higient
Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan
pada orang lain
Neurosensori
Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan
Tanda: Pembengkakan sendi
Nyeri / kenyamanan
Gejala: fase akut dari nyeri, terasa nyeri kronis dan kekakuan
Keamanan
Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga
Kekeringan pada mata dan membran mukosa
Interaksi sosial
Gejala: kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan peran: isolasi
1. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri b/d penurunan fungsi tulang
2) Intoleran aktivitas b/d perubahan otot
3) Resiko tinggi cedera b/d penurunan fungsi tulang
4) Perubahan pola tidur b/d nyeri
5) Deficit perawatan diri b/d nyeri
6) Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran b/d perubahan kemampuan untuk
melakukan tugas-tugas umum
8
2. RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA 1: Nyeri akut,Kriteria hasil: nyeri hilang atau tekontrol
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan membantu dalam menentukan kebutuhan
intensitas (skala 0 – 10). Catat managemen nyeri dan keefektifan program
factor-faktor yang mempercepat dan
tanda-tanda rasa sakit non verbal
berikan matras atau kasur keras, matras yang lembut/empuk, bantal yang besar
bantal kecil. Tinggikan linen tempat akan mencegah pemeliharaan kesejajaran
tidur sesuai kebutuhan tubuh yang tepat, menempatkan setres pada
sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur
menurunkan tekanan pada sendi yang
terinflamasi / nyeri
pada penyakit berat, tirah baring mungkin
biarkan pasien mengambil posisi diperlukan untuk membatasi nyeri atau cedera
yang nyaman pada waktu tidur atau sendi
duduk di kursi. Tingkatkan istirahat
di tempat tidur sesuai indikasi
anjurkan pasien untuk mandi air Panas meningkatkan relaksasi otot dan
hangat atau mandi pancuran pada mobilitas, menurunkan rasa sakit dan
waktu bangun. Sediakan waslap melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitifitas
9
hangat untuk mengompres sendi- pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal
sendi yang sakit beberapa kali sehari. dapat disembuhkan
Pantau suhu air kompres, air mandi
Meningkatkan relaksasi/mengurangi tegangan
berikan masase yang lembut otot
10
DIAGNOSA 2 : Intoleran aktivitas b/d perubahan otot
INTERVENSI RASIONAL
11
DIAGNOSA 3 : Resiko tinggi cedera b/d penurunan fungsi tulang
INTERVENSI RASIONAL
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. TINJAUAN KASUS
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. K
TTL : Karawang, Februari 1926
Umur : 92
Alamat : karawang
Pendidikan : Tidak sekolah
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Sunda
Agama : Islam
Status perkawinan : Sudah Menikah (Duda)
13
Hidung : Simetris, bersih tidak ada secret, tidak ada
nyeri tekan.
Mulut : Kotor, ada karies gigi, ada plak gigi. Mukosa
bibir lembab.
Telinga : bersih, tidak ada serumen, tidak ada nyeri
tekan.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan
tidak ada Pembesaran kelenjar getah bening.
Dada : ekspansi dada simetris dan bentuk dada
normal. Bunyi nafas vesikuler, pola nafas regular, tidak ada retraksi
dada, irama jantung regular, bunyi jantung normal S1, S2(lup dup).
Abdomen : datar, bising usus 8 x/menit, timpani, tidak ada
Nyeri tekan dan nyeri lepas.
Ekstremitas : akral hangat, tidak ada oedema, ada nyeri di
bagian kaki.
Integument : turgor kulit elastic
Refleks fisiologis : normal
System pencernaan : kurang baik, karena klien kurang nafsu makan
karena kesibukan klien yang bekerja sebagai penarik ojek, biasanya
klien ditempat dia mangkal dia makan dengan mie rebus, dirumah
makan dua kali sehari kadang-kadang hanya satu kali sehari, menu
makan nasi, tempe, ikan dan sayur.
System pernafasan : klien tidak sesak nafas, bunyi nafas vesikuler,
dada simetris, tidak menggunakan otot bantu nafas, tidak ada retraksi
dada,
System perkemihan : klien BAK 6 kali sehari, tidak ada nyeri saat
berkemih, bunyi Timpani (dalam batas normal)
System integument : turgor kulit elastic, tidak ada lesi, tidak
adajaringan parut.
System musculoskeletal : kekuatan otot klien berada pada nilai 5
berarti kekuatan Otot baik.
System penginderaan : klien tidak ada masalah pada system
penginderaan
System reproduksi : tidak ada masalah
System endokrin : tidak ada masalah
System persarafan :tidak ada masalah
System kardiovaskuler : bunyi jantung vesikuler, irama jantung regular
7. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Psikososial
Tn. K mengatakan pasrah akan penyakitnya dan ia bersyukur selama
penyakitnya tidak terlalu serius.
14
b. Emosional
Tn. K mengatakan tidak pernah marah selama dipanti, Tn. K merasa nyaman
tinggal dipanti.
PERTANYAAN TAHAP 1
Apakah klien mengalami perubahan pola tidur? TIDAK
Apakah klien mengalami perubahan mood? TIDAK
Apakah klien mengalami susah tidur ? TIDAK
Apakah klien mengalami perubahan konsentrasi ? TIDAK
lanjutkan pe pernyataan tahap 2 jika lebih dari atau sama
dengan 1 jawaban ‘YA’
PERNYATAAN TAHAP 2
Keluhan lebih dari tiga bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ?
Ada masalah atau banyak pikiran ?
Ada gangguan masalah dengan keluarga lain ?
Menggunakan obat tidur atau penenang atas saran dokter?
Cenderung mengurung diri ?
bila lebih dari sama dengan 1 jawaban “Ya”
MASALAH EMOSIONNAL
c. Spiritual
Tn. K beragama islam dan selalu melaksanakan solat 5 waktu.
15
Modifikasi dari Barthel Indeks
No KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN
BANTUAN
1. Makan Frekuensi : 3x sehari
Jumlah : 1 piring
0 10
Jenis : sayur dan lauk
pauk
2. Minum Frekuensi : jika haus
0 10 Jumlah : 3-5 liter/ hari
Jenis : air teh, air putih
3 Berpindah dari kursi roda ke Tn. K melakukan
0 10
tempat tidur, sebaliknya dengan mudah
4 Personal oilet (cuci muka Frekuensi : 3x sehari
0 10
menyisir rambu, gosok gigi)
5 Keluar masuk toilet Tn. K Melakukanya
(membuka pakaian , menyeka 0 10 sendiri
tubuh, menyiram)
6 Mandi 0 10 Frekuensi : 3x sehari
7 Jalan di permukaan datar Tn. K melakukanya
3 8
sendiri
8 Naik turun tangga Tn. K melakukanya
3 7
sendir
9. Mengenakan pakaian Tn. K melakukanya
0 10
sendiri
10 Control bowel (BAB) Frekuensi : 1-2 xsehari
0 10
Konsistensi : semi solid
11 Control bladder Frekuensi : 3-4 x sehari
0 10
Warna : kuning
12 Olahraga/latihan Frekuensi : tidak pernah
0 10
Jenis : -
13 Rekreasi pemanfaatan Jenis : menonton tv atau
5 5
waktuluang bercengkrama
TOTAL 11 120
Keterangan :
a. 130 : mandiri
b. 60-125 : ketergantungan sebagian
c. 55 : ketergantungan total
Hasil perhitungan adala 120, jadi Tn. K melakukan kegiatan sehari-hari
secara mandiri
16
9. PENGKAJIAN STATUS MENTAL GERONTIK
SPSMQ (Short portable mental status quesioner)
Mental Status Quesioner (SPMSQ)
Instruksi : ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan dan masukkan
jawaban dalam interpretasi
SCORE TOTAL : 7
Interpretasi hasil :
a. Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat
Hasil dari perhitungan menunjukan angka 3, jadi kondisi intelektual Tn. K dalam
kondisi utuh.
17
MMSE (Mini mental status exam)
No ASPEK KOGNITIF NILAI NILAI KRITERIAN
MAKS. KLIEN
1 Orintasi 5 4 Menyebutkan dengan benar
o Tahun
o Musim
o Tanggal
o Hari
o Bulan
Total 24
Interpretasi hasil :
>23 : aspek kognitif dan fungsi mental baik
18-22 : keruskana aspek fungsi mental
<17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Hasil dari perhitungan adalah 24, jadi kondisi mental Tn. K dalam keadaan
baik.
19
bergerak sendiri)
6. Status Mental 0
- Lansia menyadari kondisi dirinya 0
- Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15
Total Nilai 20
Keterangan
20
ANALISA DATA
Umur : 92 Tahun
Wisma : Aula
Diagnosa Keperawatan.
1. Nyeri akut akibat proses inflamasi pada daerah kaki b.d kesemutan dan rasa ngilu
pada persendian.
2. Gangguan Pola Tidura
21
potensial cedera
akibat jatuh
ketika tidur
misalnya matras yang
menggunakan lembut/empuk,
penyanggah bantal yang besar
tempat tidur, akan mencegah
usahakan posisi pemeliharaan
tempat tidur kesejajaran tubuh
rendah, gunakan yang tepat,
pencahayaan menempatkan
malam siapkan setres pada sendi
lampu panggil yang sakit.
Peninggian linen
Memantau regimen tempat tidur
medikasi menurunkan
tekanan pada
Izinkan sendi yang
kemandirian dan terinflamasi /
kebebasan nyeri
maksimum pada penyakit
dengan berat, tirah
memberikan baring mungkin
kebebasan dalam diperlukan untuk
lingkungan yang membatasi nyeri
aman, hindari atau cedera sendi
penggunaan
restrain, ketika
pasien melamun
alihkan Mencegah
perhatiannya terjadinya
ketimbang kelelahan umum
mengagetkannya dan kekakuan
22
sendi.
Menstabilkan
sendi,
mengurangi
gerakan/rasa
sakit pada sendi
Panas
meningkatkan
relaksasi otot dan
mobilitas,
menurunkan rasa
sakit dan
melepaskan
kekakuan di pagi
hari. Sensitifitas
pada panas dapat
dihilangkan dan
luka dermal
dapat
disembuhkan
Meningkatkan
relaksasi/mengur
angi tegangan
otot
Meningkatkan
relaksasi,
mengurangi
tegangan otot,
23
memudahkan
untuk ikut serta
dalam terapi
IMPLEMENTASI
NO TGL/JAM IMPLEMETASI RESPON PARAF
24
mengurangi potensial tehnik relaksasi
cedera akibat jatuh untuk mengurangi
nyeri
ketika tidur misalnya
menggunakan
penyanggah tempat
tidur, usahakan posisi
tempat tidur rendah,
gunakan pencahayaan
malam siapkan
lampu panggil
Memantau regimen
medikasi
Mengajarkan tehnik
relaksasi untuk
mengurangi nyeri
EVALUASI
NO EVALUASI PARAF
25
P :intervensi dilanjutkan Ahmad
Syamsudin
P : intervensi dilanjutkan
26
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang kelompok kami peroleh di Wisma Mawar. selama satu minggu,
kebanyakan lansia di wisma mawar mengalami penyakit rematik, dan masing - masing
lansia di Wisma Mawar tidak mengetahui pengertian, tanda dan gejala rematik tapi sudah
dilakukan penyuluhan dan cara pengobatan tradisional. Sekarang para lansia sudah mengerti
dan dapat menerapkan kedalam kehidupan sehari-hari apa yang sudah di berikan pendidikan
sangat baik dan termotivasi untuk menjaga kesehatannya ditandai dengan lansia mau
mengikuti saran dan demontrasi yang diajarkan bagi perawat baik secara kognitif, afektif
dan psikomotor.Adapun dampak dari tindakan yang diberikan untuk para lansia adalah rasa
B. REKOMENDASI
Dari hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan diharapkan kepada pengelola panti
terhadap masalah keperawatan yang ada di wisma Mawar berupa presentasi tentang masalah
27
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC. 2002.
28
29