Anda di halaman 1dari 20

MODUL SAKTI

LATSAR
ANGKATAN V

“Ketika orang lain meragukanmu yang harus kamu


lakukan adalah percaya pada dirimu sendiri dan
buktikan kemampuanmu”
-NN-

Selamat belajar! Semangat!


AKUNTABILITAS
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang harus dicapai.

Aspek – aspek akuntabilitas

1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)


Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan
masyarakat.
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is result oriented)
Hasil yang diharapkan adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil, dan inovatif.
3. Akuntabilitas membutuhkan laporan (Accountability requires reporting)
Dalam dunia birokrasi, bentuk akuntabilitas setiap individu berwujud suatu laporan yang didasarkan pada kontrak
kerja sedangkan untuk institusi adalah LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without consequences)
Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan tanggung jawab dan tanggung jawab menghasilkan
konsekuensi. Konsekuensi dapat berupa penghargaan atau sanksi.
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves perfomance)
Akuntabilitas ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pentingnya akuntabilitas untuk membentuk sikap dan perilaku PNS dengan mengedepankan kepentingan publik,
imparsial, dan berintegritas.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:

1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi)


2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional)
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar)

Akuntabilitas merupakan kontrak antara pemerintah dengan aparat birokrasi, serta antara pemerintah yang diwakili
PNS dengan masyarakat, dengan ciri:

1. Akuntabilitas eksternal yaitu tindakan pengendalian yang bukan bagian dari tanggung jawabnya.
2. Akuntabilitas interaksi yaitu pertukaran sosial dua arah antara yang menuntut dan yang menjadi bertanggung
jawabnya (dalam memberi jawaban, respon dan sebagainya)
3. Akuntabilitas struktural yaitu hubungan kekuasaan struktural (pemerintah dan publik) yang dapat dilakukan
sebagai haknya untuk menuntut jawaban

Akuntabilitas publik ada dua macam:

1. Akuntabilitas vertikal
Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi.
2. Akuntabilitas horizontal
Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas

Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yaitu:

1. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)


Mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Pribadi yang
akuntabel adalah yang menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi dan bukan masalah.
2. Akuntabilitas Individu
Mengacu pada hubungan atara individu dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai
pemberi kewenangan.
3. Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukana atas kerjasama kelompok. Dalam hal ini tidak istilah “saya” tetapi yang
ada adalah “kami”.
4. Akuntabilitas organisasi
Mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai.
5. Akuntabilitas Stakeholder
Akuntabilitas Stakeholder adalah tanggungjawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja
yang adil, responsif dan bermartabat.

Indikator Keberhasilan

Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas sendiri hingga membentuk perilaku yang berbeda-beda pula.
Contohnya, sistem penilaian kinerja, sistem akuntansi, sistem akreditasi dan sistem pengawasan (CCTV, finger prints
dan sebagainya).
Mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi:

1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality)


Akuntabilitas hukum terkait dengan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang ditetapkan.
2. Akuntabilitas proses (process accountability)
Akuntabilitas proses diterjemahkan melalui pemberian pelayanan publik yang cepat, responsif dan murah.
Pengawasan dan pemeriksaan akuntabilitas proses dilakukan untuk menghindari terjadinya KKN.
3. Akuntabilitas program (program accountability)
Akuntabilitas ini memberikan pertimbangan Apakah tujuan yang ditetapkan dapat tercapai dan Apakah ada
alternatif program lain yang memberikan hasil maksimal dengan biaya minimal.
4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)
Akuntabilitas ini terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah atas kebijakan yang diambil terhadap DPR/DPRD
dan masyarakat luas.

Mekanisme Akuntabilitas Birokrasi Indonesia

Akuntabilitas tidak akan terwujud jika tidak ada alat akuntabilitas, seperti:

1. Perencanaan Strategis (Strategic Plans)


Dapat berupa Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional/Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Nasional/Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Nasional/Daerah, Rencana Strategis
(Renstra) untuk setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) damn Sasaran Kerja Pegawai (SKP) untuk setiap PNS.
2. Kontrak kinerja
Kontrak kerja dibuat tiap tahun, merupakan kesepakatan antara pegawai dengan atasan langsungnya sesuai
dengan implementasi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.
3. Laporan Kinerja
Laporan kinerja berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang berisi perencanaan dan
perjanjian kinerja pada tahun tertentu, pengukuran dan analisis capaian kinerja serta akuntabilitas keuangan.

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Akuntabel

1. Kepempinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya, seperti memberikan contoh pada orang lain (lead by example).
2. Transparansi
Tujuan transparansi adalah:
a. Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara kelompok internal dengan kelompok eksternal
b. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan
c. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
d. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan
3. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang
berlaku.
4. Tanggungjawab (responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan perseorangan memberikan kewajiban bagi individu dan lembaga bahwa ada suatu
konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas
keputusan yang telah dibuat.
5. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas.
6. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
7. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8. Kejelasan
Kejelasan merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas.
9. Konsistensi

Transparansi dan Akses Informasi

Ketersediaan informasi publik nampaknya telah memberikan pengaruh yang besar kepada berbagai sektor dan urusan
publik di Indonesia. Salah satu tema penting yang berkaitan dengan isu ini adalah perwujudan transparansi tata kelola
keterbukaan informasi publik, dengan diterbitkannya UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik
(selanjutnya disingkat KIP). Konteks lahirnya UU ini secara substansial adalah memberikan jaminan konstitusional agar
praktik demokratisasi dan good governance bermakna bagi proses pengambilan kebijakan terkait kepentingan publik,
yang bertumpu pada partisipasi mayarakat maupun akuntabilitas lembaga penyelenggara kebutuhan publik. Informasi
publik terbagi dalam 2 kategori :
1. Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan
2. Informasi yang dikecualikan (informasi publik yang perlu dirahasiakan). Pengecualiannya tidak boleh permanen.
Ukurannya : (i) Undang-undang, (ii) kepatutan, dan (iii) kepentingan umum.

Praktik Kecurangan (Fraud) dan Perilaku Korup


Pada umumnya fraud terjadi karena 3 hal yang dapat terjadi secara bersamaan, yaitu :

1. Peluang untuk melakukan fraud


Peluang ini biasanya muncul sebagai akibat lemahnya pengendalian internal diorganisasi.
2. Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud
Ex : berjudi, narkoba, berhutang berlebihan, tenggat waktu dan target kerja yang tidak relistis.

Penggunaan Sumber Daya Milik Negara


Untuk kelancaran aktivitas pekerjaan, hampir semua instansi pemerintah dilengkapi dengan berbagai fasilitas telepon,
komputer, internet dan sebagainya. Tidak hanya itu, bahkan semua instansipemerintah memiliki aset-aset lain, seperti
: rumah dinas, mobil dan kendaraan dinas lainnya. Setiap PNS harus memastikan bahwa :

- Peggunaannya diatur sesuai dengan prosedur yang berlaku


- Penggunaannya dilakukan secara bertanggungjawab dan efisien
- Pemelliharaan fasilitas secara benar dann bertanggungjawab

Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul dimana tugas publik dan kepentingan pribadi bertentangan.
Tipe-tipe konflik kepentingan

1. Keuangan
Ex : menggunakan peralatan lembaga/unit/divisi/bagian untuk memproduksi barang yang akan digunakan atau
dijual secara pribadi.
2. Non Keuangan
Ex : berpartisipasi sebagai anggota panel eleksi tanpa menggunakan koneksi, asosiasi atau keterlibatan dengan
calon.

Bagaimana cara mengidentifikasi konflik kepentingan :

1. Tugas publik dengan kepentingan pribadi


2. Potensialitas
3. Proporsionalitas
4. Presence of Mind
5. Janji

Konsekuensi Kepentingan Konflik

1. Hilanngya/berkurangnya kepercayaan pegawai dan stakeholder


2. Memburuknya reputasi pribadi atau reputasi institusi
3. Tindakan indisipliner
4. Pemutusan hubungan kerja
5. Dapat dihukum baik perdata atau pidana

Sesuai UU no. 5/2014 tentang ASN bahwa penyelenggaraan kebijakan dan manajemen
ASN berdasarkan Asaz :

1. Kepastian hukum
2. Profesionalitas
3. Proporsionalitas
4. Keterpaduan
5. Delegasi
6. Netralitas
7. Akuntabilitas
8. Efektif dan efisien
9. Keterbukaan
10.Nondiskriminasi
11.Persatuan dan kesatuan
12.Keadilan dan kesetaraan
13.Kesejahteraan

Yang diharapkan dari seorang PNS


1. Bertindak sesuai persyaratan legislatif, kebijakan lembaga dan kode etik
2. Tidak mengganggu menindas/diskriminasi terhadap rekan atau anggota masyarakat. Lingkungan kerja yang nyaman
dan produktif.
3. Memperlakukan masyarakat dengan hormat, penuh kesopanan, kejujuran dan keadilan.
4. Membuat keputusan adil, tidak memihak.
5. Melayani stakeholder

Perilaku Berkaitan dengan Transparansi dan Akses Informasi

1. PNS tidak mengungkapkan informasi resmi atau dokumen yang diperoleh selain seperti yang dipersyaratkan oleh
hukum.
2. PNS tidak meyalahgunakan informasi resmi untuk keuntungan pribadi atau komersial untuk diri mereka sendiri atau
yang lain.
3. PNS mematuhi persyaratan legislatif, kebijakan setiap instansi dan semua arahan yang sah lainnya.

Menghindari Perilaku yang Curang dan Koruptif

1. PNS tidak terlibat dalam penipuan atau korupsi.


2. PNS dilarang untuk melakukan penipuan yang menyebabkan kerugian keuangan aktual.
3. PNS dilarang berbuat curang dalam menggunakan posisi dan kewenangan mereka untuk keuntungan pribadinya.
4. PNS melaporkan setiap pelanggaran kode etik
5. PNS memahami dan menerapkan kerangka akuntabilitas yang berlaku di sektor publik.

Perilaku Terhadap Penggunaan Sumber Daya Negara

1. Tidak menggunakan waktu kantor untuk pekerjaan politik


2. Bertanggungjawab untuk pengeluaran resmi
3. Menggunakan sumber daya yang didanai publik secara teliti dan efisien
4. Hanya menggunakan pengeluaran yang berhubungan dengan pekerjaan
5. Mematuhi kebijakan dan pedoman dalam penggunaan komputasi dan komunikasi fasilitas dan menggunakan
sumber daya tersebut secara bertanggungjawab.
6. Berhati-hati memastikan bahwa setiap perjalanan dinas yang dilakukan untuk tujuan resmi dan benar-benar
diperlukan.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan efisien.

Perilaku Berkaitan dengan Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah

1. Bertindak dan mengambil keputusan secara transparan


2. Menjamin penyimpanan informasi yang berifat rahasia
3. Mematuhi perencanaan yang telah ditetapkan
4. Diperboehkan berbagi informasi untuk mendorong efisien dan kreativitas
5. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
6. Memberikan informasi secara benar kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
7. Tidak meyalahgunakan informasi intern negara.

Perilaku Berkaitan dengan Konflik Kepentingan

1. Harus dapat memastikan kepentingan pribadi/keuangan tidak bertentangan dengan kemampuan mereka untuk
melakukan tugas dengan tidak memihak
2. Memilih kepentingan umum ketika konflik kepentingan yang timbul antara kinerjja tugas publik dan kepentingan
pribadi.
3. Konflik kepentingan dianggap ada / berpotensi ada di masa depan.
4. Jika konflik muncul, dapat melaporkan kepada pimpinan secara tertulis.
5. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam menjelaskan tugas.

Pengambilan Keputusan Secara Akuntabel dan Beretika berarti dapat membuat keputusan dan tindakan yang tepat
dan akurat. Dalam prakteknya, penempatan kepentingan umum berarti :

1. Memastikan tindakan dan keputusan yang berimbang dan tidak bias.


2. Bertindak adil dan mematuhi prnsip-prinsip due proses
3. Akuntabel dan trasparan
4. Melakukan pekerjaan secara penuh, efekt f dan efisien
5. Berperilaku sesuai dengan standar sektor publik
6. Mendeklarasikann secara terbuka bila terjadi adanya potensi konflik kepentingan.

NASIONALISME
Nasionalisme
Suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Dalam arti luas, Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan
sekaligus menghormati bangsa lain.

Nasionalisme
Suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Dalam arti luas, Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan
sekaligus menghormati bangsa lain.

Nasionalisme Pancasila
Pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilia-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa : menempatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi dan golongan, menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara, dll.

Wawasan kebangsaan
Cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Unsur-unsur dasar wawasan kebangsaan yaitu
wadah, isi, dan tata laku. Wawasan Nusantara adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia
sebagai satu kesatuan.

Ada dua perbedaan utama dalam melihat tumbuhnya kesadaran nasionalisme di Indonesia yaitu :
a. Kesadaran Nasionalisme Purba (Archaic Nationalism)
b. Nasionalisme Tua (Proto-Nationalism)

Berdasarkan UU ASN Pasal 5 ada 12 kode etik dan kode perilaku ASN yaitu :
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan yang berweanang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
8. Menjaga agar tidak menjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informamsi
terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat
atau mencari keuntungan.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.

Nilai-nilai Dasar Nasionalisme yaitu semua nilai yang terkandug dalam nilai-nilai Pancasila dari sila pertama sampai
sila kelima. Nilai-nila Dasar tersbut antara lain :
1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa:
a. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Hormat-menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-
beda sehingga terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati dan kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

2. Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab:


a. Saling mencintai sesama manusia.
b. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
c. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
d. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
e. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
f. Berani membela kebenaran dan keadilan.
g. Saling menghormati dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia


a. Kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber Bhineka Tunggal Ika.
4. Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan:
a. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
b. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
c. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
d. Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
e. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
f. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
5. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia:
a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan suasana kekeluargaan.
b. Bersikap adil.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak-hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak bersikap boros.
h. Tidak bergaya hidup mewah.
i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
j. Suka bekerja keras.
k. Menghargai karya orang lain.

ETIKA PUBLIK
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan
yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang
seharusnya dilakukan.

Etika publik adalah refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan,
dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.

Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.

Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.

Kode perilaku ASN yakni sebagai berikut:


1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi
terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.

Nilai-Nilai Dasar Etika Publik


1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.

1. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni: Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan
alat evaluasi.
3. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.

Dimensi Etika Publik


1. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
Etika publik mengarahkan analisa politik sosial budaya (polsosbud) dalam perspektif pencarian sistematik bentuk
pelayanan publik dengan memperhitungkan interaksi antara nilai-nilai masyarakat dan nilai-nilai yang dijunjung
tinggi oleh lembaga-lembaga publik.
2. Dimensi Modalitas
Membangun integritas publik pejabat dan politisi harus disertai perbaikan sistem akuntabilitas dan transparansi
yang didukung modalitas etika public. Unsur-unsur modalitas dalam etika publik yakni akuntabilitas, transparansi
dan netralitas
3. Dimensi Tindakan Integritas Publik
Integritas publik dalam arti sempit yakni tidak melakukan korupsi atau kecurangan. Integritas publik juga
dimaksudkan kualitas dari pejabat publik yang sesuai nilai, standar, aturan moral yang diterima masyarakat.

Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia yakni:


1. Manajemen Perubahan.
2. Penataan Peraturan Perundang-undangan.
3. Penataan dan Penguatan Organisasi.
4. Penataan Tatalaksana.
5. Penataan Sistem Manajemen SDM.
6. Penguatan Akuntabilitas.
7. Penguatan Pengawasan.
8. Peningkatan Pelayanan Publik.

Tiga aspek penting dalam Perubahan mindset/ perilaku yang harus dilakukan aparatur pemerintah yaitu:
1. Penguasa menjadi pelayan,
2. Wewenang menjadi peranan
3. Menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah, yang harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi
juga di akhirat

Pengaruh buruk dari adanya konflik kepentingan secara rinci dapat dijelaskan dalam
berbagai bentuk perilaku sebagai berikut:
1. Aji mumpung (self dealing); memanfaatkan kedudukan politis untuk kepentingan yang sempit dan sistem
nepotisme. Kedudukan seseorang dalam jabatan publik seringkali dimanfaatkan untuk transaksi bisnis pribadi atau
keuntungan-keuntungan sempit lainnya.
2. Menerima/memberi suap (bribery, embezzlement, graft). Berbagai bentuk transaksi suap menyuap biasanya
terkait dengan digunakannya jabatan publik oleh seorang pemegang kekuasaan secara tidak bertanggungjawab.
3. Menyalahgunakan pengaruh pribadi (influence peddling); memanfaatkan pengaruh untuk kepentingan karir atau
bisnis yang sempit. Seseorang yang kurang memiliki penghayatan etika public akan mudah tergoda untuk
memanfaatkan kekuasaan untuk mengeruk keuntungan pribadi.
4. Pemanfaatan fasilitas organisasi/lembaga untuk kepentingan pribadi.
5. Pemanfaatan informasi rahasia; mengacaukan kedudukan formal dengan keuntungan yang diperoleh secara
informal
6. Loyalitas ganda (outside employment, moonlighting); menggunakan kedudukan dalam pemerintahan untuk
investasi pribadi.

Tindakan yang harus dihindari karena termasuk di dalam kategori konflik kepentingan, yaitu:
1. Ikut serta dalam transaksi bisnis pribadi atau perusahaan swasta untuk keuntungan pribadi dengan
mengatasnamakan jabatan kedinasan.
2. Menerima segala bentuk hadiah dari pihak swasta pada saat ia melaksanakan transaksi untuk kepentingan
kedinasan atau kepentingan pemerintah.
3. Membicarakan masa depan peluang kerja di luar instansi pada saat ia berada dalam tugas-tugas sebagai pejabat
pemerintah.
4. Membocorkan informasi komersial atau ekonomis yang bersifat rahasia kepada pihak-pihak yang tidak berhak.
5. Terlalu erat berurusan dengan orang-orang di luar instansi pemerintah yang dalam menjalankan bisnis pokoknya
tergantung kepada izin pemerintah

ASPA (American Society for Public Administration) menyebutkan 9 (sembilan) azas sebagai sumber kode etik
administrasi publik (1981) sebagai berikut:
1. Pelayanan kepada masyarakat adalah di atas pelayanan kepada diri sendiri.
2. Rakyat adalah berdaulat dan mereka yang bekerja dalam lembaga pemerintah pada akhirnya bertanggungjawab
kepada rakyat.
3. Hukum mengatur semua tindakan dari lembaga pemerintah. Apabila hukum dan peraturan itu dirasa bermakna
ganda, kurang bijaksana atau perlu perubahan, kita akan mengacu sebesar-besarnya kepada kepentingan rakyat
sebagai rujukan.
4. Manajemen yang efisien dan efektif adalah dasar bagi administrasi publik. Subversi melalui penyalahgunaan
pengaruh, penggelapan, pemborosan, atau penyelewengan tidak dapat dibenarkan. Para pegawai bertanggung
jawab untuk melaporkan jika ada tindak penyimpangan.
5. Sistem penilaian kemampuan, kesempatan yang sama, dan azas-azas itikad baik akan didukung, dijalankan dan
dikembangkan.
6. Perlindungan terhadap kepercayaan rakyat adalah hal yang sangat penting. Konflik kepentingan, penyuapan,
hadiah, atau favoritisme yang merendahkan jabatan publik untuk keuntungan pribadi tidak dapat diterima.
7. Pelayanan kepada masyarakat menuntut kepekaan khusus dengan ciri-ciri keadilan, keberanian, kejujuran,
persamaan, kompetensi, dan kasih sayang. Kita menghargai sifat-sifat seperti ini dan secara aktif
mengembangkannya.
8. Hati nurani memegang peran penting dalam memilih arah tindakan. Ini memerlukan kesadaran akan makna ganda
moral dalam kehidupan, dan pengkajian tentang prioritas nilai; tujuan yang baik tidak pernah membenarkan cara
yang tak bermoral ( good ends never justify immoral means).
9. Para administrator negara tidak hanya terlibat untuk mencegah hal yang salah, tetapi juga untuk mengusahakan
hal yang benar melalui pelaksanaan tanggungjawab. Nilai-nilai dasar yang mempengaruhi kualitas pelayanan
publik yaitu:

a. Komitmen kepada pekerjaan,


b. Kepekaan kepada kebutuhan warga masyarakat
c. Pelaksanaan pekerjaan secara bertanggung jawab

Sumber-sumber kode etik yang telah berkembang dalam sistem administrasi publik sejak
kemerdekaan antara lain :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan
Perang.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.
f. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
e. Rumusan sumpah itu lebih dikenal sebagai Sapta Prasetya Korpri yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut

1. Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia adalah warga negara kesatuan Republik Indonesia yang setia
kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia adalah pejuang bangsa, taat kepada negara dan pemerintah
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3. Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia adalah unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat
yang selalu mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat daripada kepentingan pribadi atau golongan.
4. Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara, bersikap jujur,
bersemangat, bertanggung jawab, serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela.
5. Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia senantiasa mengutamakan pelayanan kepada masyarakat,
berdisiplin, serta memegang teguh rahasia negara dan rahasia jabatan.
6. Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia mengutamakan persatuan-kesatuan bangsa, kesejahteraan
masyarakat serta kesetiakawanan Korps Pegawai Republik Indonesia.
7. Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia senantiasa bekerja keras serta berusaha meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

KOMITMEN MUTU
Komitmen adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan,prioritas dan
tujuan organisasi.

EFEKTIFITAS
adalah sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan. efektifitas organisasi adalah kepuasan pelanggan,alokasi
sumber daya,waktu yang efektif,kuantitas dan target mutu

EFISIENSI
adalah jumlah sumber daya yang digunakan.
ukuran efisiensi output = ketepatan realisasi tujuan organisasi
proses = - ada atau tidaknya pemborosan sumber daya
- penyalah gunaan alokasi
- penyimpangan prosedur
- mekanisme keluar alur
INOVASI
adalah cara utama organisasi beradaptasi terhadap perubahan-perubahan dipasar,teknologi dan persaingan.
aspek inovasi = - sistem manajemen
- perubahan mindset organisasi
- perubahan produk
- perubahan cara kerja
- perubahan teknologi
proses inovasi = - kecepatan berfikir, sarana pendukung, kelancaran implementasi, keberanian mengungkapkan
proses kreatifitas menghasilkan inovasi dan akan menghasilkan perubahan

MUTU
adalah kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen

NILAI-NILAI Dasar Komitmen Mutu


TQM ( Total Quality Managemen) / manajemen mutu terpadu terdiri atas kegiatan perbaikan berkelanjutan yang
melibatkan setiap orang dalam organisme melalui usaha yang teintegrasi secara total.
Lima pilar TQM : organisasi,produk,proses, komitmen dan pemimpin

4 kriteria utama pengukur keberhasilan manajemen mutu:


1. Berorientasi pada mutu
2. Sifat kemanusiaan yang kuat
3. Didasarkan pada pendekatan desentralisasi
4. TQM harus ditetapkan secara menyeluruh

Teknik perbaikan mutu : plan Do Check dan Act

4 kategori yang menjadi fokus inovasi:


1. Mutu layanan institusi
2. Penetapan diversivikasi mutu layanan tiap unit kerja
3. Capaian mutu pada tiap jenis kegiatan layanan
4. Capaian mutu pada setiap aktivitas
4 cara berinovasi: dengan cara penemuan, pengembangan, duplikasi, dan sintesis

Nilai-nilai dasar komitmen mutu:


1. Profesionalisme
2. Orientasi mutu
3. Konsisten
4. Efisiensi
5. Efektif
6. Inofatif

ANTI KORUPSI
Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian.

Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa
baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.

Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. menurut
UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001,

7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari:

1) kerugian keuangan negara,


2) suap-menyuap,
3) pemerasan,
4) perbuatan curang,
5) penggelapan dalam jabatan,
6) benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
7) gratifikasi.

Korup = Tindakan yang meliputi penyuapan, pemerasan dan nepotisme

3 Tindakan Korupsi

1. Mateiral benefit (Mendepankan material tidak hanya melalui kekuasaan)


2. Abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan)
3. Betrayel of Trust (Penghianatan kepercayaan)

Unsur-unsur korupsi :

1. Melawan hukum
2. Memperkaya diri/orang lain
3. Merugikan keuangan negara

Ketiga hal diatas termasuk kedalam Tindak Pidana Korupsi Ringan (Tipikor)

Tipikor merupakan penyalah gunaan wewenang atau jabatan. Terdapat tujuh kelompok yang
masuk dalam tipikor meliputi:

1. Merugikan keuangan negara


2. Suap menyuap
contoh : melanggar erarturan lalulintas yang meberikan sejumlah uang kepada polisi
3. penggelapan dalam jabatan
contoh : menggunakan kwitansi kosong
4. Pemerasan (memaksa orang lain)
contoh : pungli
5. perbuatan curang
6. benturan kepentingan dalam keadaan (conflict of interest)
7. Gratifikasi

Gratifikasi adalah pemberian hadiah dalam bentuk apapun kepada pejabat negara dengan harapan adanya timbal
balik.
Contoh : Memberikan hadiah dengan nilai yang fantastis kepada pejabat negara karena menginginkan sesuatu dari
pejabat tersebut
Gratifikasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
(1) Gratifikasi yang dianggap suap dan (Gratifikasi dianggap suap apabila berhubungan dengan jabatan)
(2) Gratifikasi yang tidak dianggap suap.

Penyebab Korupsi
Menurut GONE Theory. Koropsi disebabkan oleh Greedy (serakah), Opportunities
(Keberuntungan), Needs (Kebutuhan), Exposure. Korupsi juga dapat disebabkan karena terpaksa,
memaksa dan dipaksa

Tunas Integritas
Tunas integritas adalah Konsep yang berprinsip bahwa manusia sebagai faktor kunci perubahan.
Serta makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan lingkungannya.
Kunci Perubahan : Pembenahan akhlak / moral

Peran Tunas Integritas


1. Menjadi jembatan masa depan kesuksesan organisasi
2. membangun sistem integritas, berpartisipasi aktif dalam pembangunan
3. Mempengaruhi orang lain untuk berintegritas

Penanaman nilai dan integritas


tiga porses sosial yang berperan dalam proses perubahan
sikap dan perilaku, yaitu : (1) Kesediaan, (2) Identifikasi, dan (3) Internalisasi.

Nilai-Nilai Anti Korupsi


Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
1) Kejujuran
2) Kepedulian
3) Kemandirian
4) Kedisiplinan
5) Tanggung Jawab
6) Kerja Keras
7) Sederhana
8) Keberanian
9) Keadilan

PELAYAN PUBLIK
Pelayan publik
Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan di pusat dan
daerah, suatu proses bantuan kepada orang lain. Dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan
hubungan interprofesional sehingga tercipta kepuasaan dan keberhasilan.
UUD tentang pelayanan public
UUD 25 tahun 2009 menyatakan bahwa pelayanan public adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administrative yang diselenggarakan oleh penyelengara pelayanan
public.

Tiga unsur pelayanan public :


 Organisasi penyelenggara pelayanan public
 Penerima layanan (pelanggan)
 Kepuasan yang diberikan dana tau di terima oleh penerima layanan

Prinsip pelayanan public :


 Partisipatif
 Transparan
 Responsive
 Tidak diskriminatif
 Mudah dan murah
 Efektif dan efisien
 Akuntabel
 Berkeadilan

Hasil pembahasan dalam pelayanan public :


 hidup harus punya tujuan
 karena pelanggan ada maka anda ada
 bangun branding untuk membedakan diri anda dengan orang lain
 merubah paradigma pelayanan
 tahu hitam putih pelayanan prima
 menguasai teknis manajemen dan HIP tiap pekerjaan
 selalu berorientasi pada pelanggan
 perbaikan terus menerus (USE PDCA) untuk menjadi yang terbaik

Pola pikir ASN sebagai pelayan public:


1. Pelayanan public merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi.
2. Pelayanan public diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara.
3. Pelayanan public diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi kemajuan
bangsa di masa yang akan datang.
4. Pelayanan public memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar warga negara sebagai
manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi warga negara (proteksi).

CONTOH-CONTOH PROBLEM YANG MENJERAT BIROKRASI YANG MENYEBABKAN LEMAHNYA PELAYANAN PUBLIK:
1. Penggelembungan organisasi
2. Duplikasi tugas dan fungsi
3. Red tape
4. Konflik kewenangan
5. KKN
6. Enggan melakukan perubahan

PRINSIP-PRINSIP PELAYANAN PRIMA ANTARA LAIN:


1. Responsif terhadap pelanggan/ memahami pelanggan
2. Membangun visi misi pelayanan
3. Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan
4. Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana memberikan pelayanan yang baik
5. Memberikan apresiase kepada pegawai

Tujuh sikap pelayanan: Passionate (bersemangat), Progresif (memakai cara yang terbaik), Proaktif , Prompt (tanpa
curiga), Patience (penuh rasa kesabaran), proporsional (tidak mengada-ada), Punctional (tepat waktu).

Pengertian ETIKA dan ETIKET


Etika berarti moral, bersifat saklek dan tidak bisa ditawar lagi. Muncul dari batiniah manusia
Etika berarti sopa santun, bersifat relative dan muncul dari lahiriah manusia. ( misal di daerah A memegang kepala
diperbolehkan, di daerah B itu tidak sopan)

Dasar- dasar Etiket:


1. Politeness (sikap sopan yang harus diperlihatkan)
2. Respectful (sikap menghormati dan menghargai pihak lain)
3. Attentive (sikap penuh perhatian)
4. Cooperative (sikap suka menolong pihak lain yang memang membutuhkan pertolongan )
5. Tolerance (tenggang rasa)
6. Informality (sikap ramah yang diperlihatkan )
7. Self control (sikap menguasai diri dan mengendalikan emosi)

Manfaat Etiket:
1. Communicative (memudahkan berhubungan baik dengan setiap orang dan pandai membaca situasi)
2. Atrractive (mampu mencari bahan pembicaraan tanpa melukai perasaan pihak lain dengan diimbangi sense
of humor yang tinggi)
3. Respectable (lebih dahulu kita menghargai orang lain)
4. Self Confidence (memupuk kepercayaan dan keyakinan pada diri)

WHOLE OF GOVERNMENT
1. Latar Belakang
(1) Keragaman Indonesia dalam konteks suku bangsa, agama, nilai dan keyakinan menjadi ancaman
ketika primordialisme dan ego sektor menguat dan saling mengalahkan
(2) Ditubuh pemerintahan keberagaman menjadi warna sektor yang relatif berbeda satu sama lain,
perbedaan ini mendorong adanyaperbedaan visi dan orientasi masing2 sektor
(3) Mentalitas sempit yang lebih mentingkan sektor masing2
2. Pendekatan WoG
(1) Sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaborasi
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi lebih luas
(2) Pendekatan interagency yaitu melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan
yang relevan
3. Pengertian WoG menurut USIP (United States of Peace)
(1) Upaya-upaya lembaga pemerintah dalam pencapaian tujuan bersama
(2) Bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya
4. Definisi umum
WoG itu menunjukkan bagaimana lembaga pelayanan publik bekerja lintas batas untuk mencapai tujuan
bersama dan sebuah respon pemerintah yang terpadu terhadap satu masalah.
5. Fokus WoG
(1) Policy Development, ialah Pengembangan kebijakan oleh pemerintah yang terintegrasi dalam merespon
satu isu tertentu.
(2) Program Management, ialah Pengelolaan program yang terpusat dan terstandarisasi
(3) Service Delivery, ialah Pemberian layanan yang terintegrasi & memudahkan pengguna dalam
mengaksesnya
6. Prinsip Pendekatan
Kolaborasi : adanya beberapa lembaga/instansi yang terlibat
Kebersamaan : adanya kebersamaan dalam menyelesaikan pekerjaan
Kesatuan : Permasalahan diselesaikan secara utuh tidak memecah masalah
Tujuan bersama : tujuan kerjasama merupakan tujuan bersama bukan tujuan masing-masing instansi
7. Keuntungan WoG
(1) Outcomes-focused
Berfokus pada outcome yang tidak dapat dicapai oleh K/L sektoral secara masing-masing.
(2) Boundary-spanning:
Implementasi kebijakan tidak hanya melibatkan satu instansi, tetapi lintas instansi
(3) Enabling
Memungkinkan pemerintah mampu menangani tantangan kebijakan yang kompleks
(4) Strengthening prevention
Mendorong pencegahan terhadap masalah yang mungkin berkembang lebih jauh

8. Alasan WoG penting


- Faktor Eksternal
(1) Dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar
tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik
(2) Perkembangan tehnologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih komplek

- Faktor Internal
(1) Adanya kompetisi antar sektor dalam pembangunan
(2) Masing2 sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya
(3) Perbedaan orientasi sektor dalam pembangunan menyebabkan tumbuhnya ego sektoral
(4) Persaingan sektor yang kontra produktif thd tujuan2 yg lebih besar

- Keberagaman nilai budaya adat istiadat mendorong terjadinya disintegrasi bangsa

9. Praktek WoG
(1) Penguatan kordinasi antar lembaga
(2) Membentuk lembaga kooordinasi khusus
(3) Membentuk gugus tugas
(4) Koalisi sosial

10. Bentuk WoG


(1) Integrating Service Delivery (ISD) = Proses penyatuan pemberian layanan kepada publik
(2) Koordinasi & Kolaborasi = Pemerintah horizontal yang berkoordinasi atau berkolaborasi dalam mencapai
tujuan bersama
(3) Integrating and Rebalancing Governance = Kontrol politik dan otonomi administrasi
(4) Culture Change = Konsep-konsep social glue, budaya organisasi

11. Tantangan WoG


(1) Kapasitas SDM dan institusi
(2) Nilai dan budaya organisasi
(3) Kepemimpinan

PENERAPAN WoG DALAM PELAYANAN TERINTEGRASI


Pelayanan Publik adalah kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

KEBIJAKAN DALAM PENERAPAN WoG DALAM PELAYANAN PUBLIK


 Dalam penerapan kebijakan dalam pelayanan publik menggunakan pendekatan konsep WoG yg mengadopsi
prinsip koordinasi dan integrasi strategi dalam pelayanan serta mengedepankan ilmu sosial
 WoG menunjukkan lembaga pelayanan publik yang bekerja melintasi batas-batas sektoral untuk mencapai
tujuan bersama dan respon pemerintah yang terintegrasi untuk isu-isu tertentu
 WoG dapat diterapkan untuk memberikan efek keputusan kebijakan pemerintah, meningkatkan konsistensi
dan control untuk memberikan penghematan dan efisiensi, shingga kepuasan masyarakat akan meningkat

Prinsip Pelayanan publik pendekatan WoG


 Tidak menekankan adanya kelembagaan secara formal, tetapi lebih menekankan pada terlaksananya fungsi
pelayanan secara efektif
 Pelayanan publik lebih berorientasi sosial, sehingga menghilangkan stigma selama ini bhw pelayanan
perizinan merupakan sumber pendapatan
 Lebih menekankan adanya koordinasi dan integrasi dari OPD terkait, shg akan menghilangkan ekosektor
 Lebih berorientasi kepada kepentingan masyarakat
 Melibatkan masyarakat secara optimal dalam proses kebijakan, proses pelayanan dan monev(sistem
partisipatori)

Jenis Pelayanan Publik :


1. Pelayanan bersifat administrasi
- Pelayanan Publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan masy
- Praktek dlm WoG dapat dilihat dalam praktek penyatuan penyelenggaraan izin dalam satu pintu mis :
PTSP/samsat
2. Pelayanan Jasa
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yg dibutuhkan warga masyarakat, mis : pendidikan,
kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan, dll
3. Pelayanan Barang
Pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan warga masyarakat misal : jalan, perumahan,
jaringan, telepon, listrik, air bersih, dll
4. Pelayanan Regulatif
Pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang-undangan maupun kebijakan publik yang
mengatur sendi2 kehidupan masyarakat

Jenis Pola Pelayanan Publik :


1. Pola pelayanan Teknis Fungsional
- Pelayanan yang diberikan pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya
- Dilakukannya pelayanan sektor
- Mempunyai keterkaitan antar satu sektor dengan lainnya
2. Pola Pelayanan Satu Atap
- Pola Pelayanan yang dilakukan secara terpadu pada satu instansi yang bersangkutan sesuai
kewenangan masing2. Pola ini memudahkan masy dalam mengurus permohonan izinya, walaupun
belum mengurangi jumlah rantai birokrasi
3. Pola Pelayanan Satu Pintu
Pola Pelayanan masy yang diberikan secara tunggal oleh satu unit kerja berdasarkan pelimpahan dari
unit kerja yang terkait
4. Pola Pelayanan Terpusat
- Pola Pelayanan masy yang dilakukan instansi yang bertindak selaku koordinator thd pelayanan instansi
yang terkait
- Pola ini mirip pelayanan satu atap dan satu pintu, perbedaan tergantung sejauhmana kewenangan
koordinasi yang diberikan koordinator
5. Pola Pelayanan Elektronik
Pola pelayanan dengan menggunakan teknologi dan komunikasi

BEST PRACTICES PENERAPAN WoG


a. Prasyarat Best Practices
1. Budaya dan Filosofi
- Menggabungkan adaptasi nilai2 WoG kedalam budaya yang dianut sebelumnya merupakan keharusan
agar tidak terjadi “ Culture Shock”
- Berbagi informasi sera manajemen pengetahuan kerjasama juga menjadi prasyarat dalam penerapan
WoG
2. Cara Kerja yang baru
- Penyelenggaraan kepemimpinan yang berbagi antara satu sektor dengan lainnya
- WoG mensyaratkan adanya keahlian yang melekat pada SDM yang terlibat
3. Akuntabilitas dan insentif
Outcame dan pelaporan yang dibagi antar sektor, fleksibilitas serta bagaimana reward dan pengakuan
menjadi bagian dari manajemen horizontal
4. Cara baru pengembangan kebijakan, mendesain program
- Pendekatan kolegial dimana masing2 sektor mempunyai kesetaraan dalam pengambilan keputusan /
kebijakan
- Fokus outcame dari proses WoG
- Melaksanakan proses2 konsultasi dan pelibatan masy di dalamnya

b. Best Practices
Negara yang memiliki pengalaman dalam penerapan pendekatan WoG yang berhasil
Inggris, adalah salah satu pionir dalam memperkenalkan joined-up government yang berhasil memodernisasi
proses penyelenggaraan pemerintahan. Salah satu produk WoG yang dilakukan adalah WGA (Wholeof-
Government Accounts). Dalam hal ini WGA memberikan kemudahan bagi publik atau pemangku
kepentingan tertentu dalam mengakses laporan-laporan keuangan dan memahami posisi keuangan secara
makro.
c. E-government
Laporan E- government survey tahun 2012 oleh PBB meyakini kapasitas e-government sebuah negara dapat
mendukung penerapan WoG.

MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang Profesional memiliki nilai dasar
etika profesi, bebas dari interversi politik bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.

Berdasarkan jenisnya pegawai ASN terdiri atas:

1. PNS, yaitu WNI yang memenuhi syarat tertentu yang diangkat oleh pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan memiliki induk pegawai secara nasional.
2. PPPK, yaitu WNI yang memenuhi syarat tertentu yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan
perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintah.

Peran ASN (Pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa) Selain itu ASN juga berperan
sebagai perencana pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayan publik yang profesional bebas dari interversi politik bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme.

Hak dan Kewajiban ASN Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan, suatu kepentingan yang diberikan oleh
Hukum, baik pribadi maupun umum. Hak PNS dan PPPK antara lain:
1. Gaji tunjangan dan fasilitas
2. Cuti
3. Perlindungan
4. Pengembangan kompetensi
5. Jaminan pensiun dan hari tua (PNS)

Kewajiban adalah suatu beban/tanggungan yang bersifat kontraktual. Kewajiban ASN


dalam UU ASN, adalah:
1. Setia dan taat pada pancasila, UUD NKRI tahun 1945, NKRI dan Pemerintah yang sah
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
4. Menaati ketentuan peraturan perundang undangan.
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian kejujuran kesadaran dan tanggungjawab.
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap perilaku, ucapan, dan tindakan pada setiap orang, baik di
dalam maupun di luar kedinasan.
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
8. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah NKRI.

KODE ETIK DAN PERILAKU ASN SUDAH TERANGKUM DALAM MATERI ETIKA PUBLIK.
Fungsi dan komponen dalam manajemen ASN tercantum dalam UU ASN.

Pasal 55 (mengatur manajemen PNS) menyebutkan bahwa: manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karir, pola karir, promosi, mutasi, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua.

Pasal 93 tentang Manajemen PPPK, meliputi penetapan kebutuhan pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan kerja dan
perlindungan.

Pelaksanaan sistem merit terbagi menjadi beberapa komponen:


1. Perencanaan
2. Monitoring, penilaian dan pengembangan.

Jaminan merit sistem dalam monitoring dan penilaian antara lain diwujudkan dengan:
a. Pangkat dan jabatan
b. Pengembangan karir
c. Mutasi pegawai
d. Penilaian kinerja
e. Promosi pegawai

Lembaga-lembaga yang menjamin sistem merit yaitu:


1. Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN)
2. Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Manajemenn PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan
karir, pola karir, promosi, mutasi, penilaian kerja, penggajian, dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian,
jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan.
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kerja, penggajian dan tunjangan,
pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja, dan
perlindungan.

“GANTUNGKANLAH CITA-CITA MU SETINGGI LANGIT! BERMIMPILAH


SETINGGI LANGIT. JIKA ENGKAU JATUH, ENGKAU AKAN JATUH DI
ANTARA BINTANG - BINTANG”

-Soekarno-

Anda mungkin juga menyukai