LATSAR
ANGKATAN V
Pentingnya akuntabilitas untuk membentuk sikap dan perilaku PNS dengan mengedepankan kepentingan publik,
imparsial, dan berintegritas.
Akuntabilitas merupakan kontrak antara pemerintah dengan aparat birokrasi, serta antara pemerintah yang diwakili
PNS dengan masyarakat, dengan ciri:
1. Akuntabilitas eksternal yaitu tindakan pengendalian yang bukan bagian dari tanggung jawabnya.
2. Akuntabilitas interaksi yaitu pertukaran sosial dua arah antara yang menuntut dan yang menjadi bertanggung
jawabnya (dalam memberi jawaban, respon dan sebagainya)
3. Akuntabilitas struktural yaitu hubungan kekuasaan struktural (pemerintah dan publik) yang dapat dilakukan
sebagai haknya untuk menuntut jawaban
1. Akuntabilitas vertikal
Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi.
2. Akuntabilitas horizontal
Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas
Indikator Keberhasilan
Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas sendiri hingga membentuk perilaku yang berbeda-beda pula.
Contohnya, sistem penilaian kinerja, sistem akuntansi, sistem akreditasi dan sistem pengawasan (CCTV, finger prints
dan sebagainya).
Mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi:
Akuntabilitas tidak akan terwujud jika tidak ada alat akuntabilitas, seperti:
1. Kepempinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya, seperti memberikan contoh pada orang lain (lead by example).
2. Transparansi
Tujuan transparansi adalah:
a. Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara kelompok internal dengan kelompok eksternal
b. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan
c. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
d. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan
3. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang
berlaku.
4. Tanggungjawab (responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan perseorangan memberikan kewajiban bagi individu dan lembaga bahwa ada suatu
konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas
keputusan yang telah dibuat.
5. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas.
6. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
7. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8. Kejelasan
Kejelasan merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas.
9. Konsistensi
Ketersediaan informasi publik nampaknya telah memberikan pengaruh yang besar kepada berbagai sektor dan urusan
publik di Indonesia. Salah satu tema penting yang berkaitan dengan isu ini adalah perwujudan transparansi tata kelola
keterbukaan informasi publik, dengan diterbitkannya UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik
(selanjutnya disingkat KIP). Konteks lahirnya UU ini secara substansial adalah memberikan jaminan konstitusional agar
praktik demokratisasi dan good governance bermakna bagi proses pengambilan kebijakan terkait kepentingan publik,
yang bertumpu pada partisipasi mayarakat maupun akuntabilitas lembaga penyelenggara kebutuhan publik. Informasi
publik terbagi dalam 2 kategori :
1. Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan
2. Informasi yang dikecualikan (informasi publik yang perlu dirahasiakan). Pengecualiannya tidak boleh permanen.
Ukurannya : (i) Undang-undang, (ii) kepatutan, dan (iii) kepentingan umum.
Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul dimana tugas publik dan kepentingan pribadi bertentangan.
Tipe-tipe konflik kepentingan
1. Keuangan
Ex : menggunakan peralatan lembaga/unit/divisi/bagian untuk memproduksi barang yang akan digunakan atau
dijual secara pribadi.
2. Non Keuangan
Ex : berpartisipasi sebagai anggota panel eleksi tanpa menggunakan koneksi, asosiasi atau keterlibatan dengan
calon.
Sesuai UU no. 5/2014 tentang ASN bahwa penyelenggaraan kebijakan dan manajemen
ASN berdasarkan Asaz :
1. Kepastian hukum
2. Profesionalitas
3. Proporsionalitas
4. Keterpaduan
5. Delegasi
6. Netralitas
7. Akuntabilitas
8. Efektif dan efisien
9. Keterbukaan
10.Nondiskriminasi
11.Persatuan dan kesatuan
12.Keadilan dan kesetaraan
13.Kesejahteraan
1. PNS tidak mengungkapkan informasi resmi atau dokumen yang diperoleh selain seperti yang dipersyaratkan oleh
hukum.
2. PNS tidak meyalahgunakan informasi resmi untuk keuntungan pribadi atau komersial untuk diri mereka sendiri atau
yang lain.
3. PNS mematuhi persyaratan legislatif, kebijakan setiap instansi dan semua arahan yang sah lainnya.
Perilaku Berkaitan dengan Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah
1. Harus dapat memastikan kepentingan pribadi/keuangan tidak bertentangan dengan kemampuan mereka untuk
melakukan tugas dengan tidak memihak
2. Memilih kepentingan umum ketika konflik kepentingan yang timbul antara kinerjja tugas publik dan kepentingan
pribadi.
3. Konflik kepentingan dianggap ada / berpotensi ada di masa depan.
4. Jika konflik muncul, dapat melaporkan kepada pimpinan secara tertulis.
5. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam menjelaskan tugas.
Pengambilan Keputusan Secara Akuntabel dan Beretika berarti dapat membuat keputusan dan tindakan yang tepat
dan akurat. Dalam prakteknya, penempatan kepentingan umum berarti :
NASIONALISME
Nasionalisme
Suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Dalam arti luas, Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan
sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme
Suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Dalam arti luas, Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan
sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila
Pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilia-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa : menempatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi dan golongan, menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara, dll.
Wawasan kebangsaan
Cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Unsur-unsur dasar wawasan kebangsaan yaitu
wadah, isi, dan tata laku. Wawasan Nusantara adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia
sebagai satu kesatuan.
Ada dua perbedaan utama dalam melihat tumbuhnya kesadaran nasionalisme di Indonesia yaitu :
a. Kesadaran Nasionalisme Purba (Archaic Nationalism)
b. Nasionalisme Tua (Proto-Nationalism)
Berdasarkan UU ASN Pasal 5 ada 12 kode etik dan kode perilaku ASN yaitu :
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan yang berweanang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
8. Menjaga agar tidak menjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informamsi
terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat
atau mencari keuntungan.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.
Nilai-nilai Dasar Nasionalisme yaitu semua nilai yang terkandug dalam nilai-nilai Pancasila dari sila pertama sampai
sila kelima. Nilai-nila Dasar tersbut antara lain :
1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa:
a. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Hormat-menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-
beda sehingga terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati dan kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
ETIKA PUBLIK
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan
yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang
seharusnya dilakukan.
Etika publik adalah refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan,
dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
1. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni: Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan
alat evaluasi.
3. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
Tiga aspek penting dalam Perubahan mindset/ perilaku yang harus dilakukan aparatur pemerintah yaitu:
1. Penguasa menjadi pelayan,
2. Wewenang menjadi peranan
3. Menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah, yang harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi
juga di akhirat
Pengaruh buruk dari adanya konflik kepentingan secara rinci dapat dijelaskan dalam
berbagai bentuk perilaku sebagai berikut:
1. Aji mumpung (self dealing); memanfaatkan kedudukan politis untuk kepentingan yang sempit dan sistem
nepotisme. Kedudukan seseorang dalam jabatan publik seringkali dimanfaatkan untuk transaksi bisnis pribadi atau
keuntungan-keuntungan sempit lainnya.
2. Menerima/memberi suap (bribery, embezzlement, graft). Berbagai bentuk transaksi suap menyuap biasanya
terkait dengan digunakannya jabatan publik oleh seorang pemegang kekuasaan secara tidak bertanggungjawab.
3. Menyalahgunakan pengaruh pribadi (influence peddling); memanfaatkan pengaruh untuk kepentingan karir atau
bisnis yang sempit. Seseorang yang kurang memiliki penghayatan etika public akan mudah tergoda untuk
memanfaatkan kekuasaan untuk mengeruk keuntungan pribadi.
4. Pemanfaatan fasilitas organisasi/lembaga untuk kepentingan pribadi.
5. Pemanfaatan informasi rahasia; mengacaukan kedudukan formal dengan keuntungan yang diperoleh secara
informal
6. Loyalitas ganda (outside employment, moonlighting); menggunakan kedudukan dalam pemerintahan untuk
investasi pribadi.
Tindakan yang harus dihindari karena termasuk di dalam kategori konflik kepentingan, yaitu:
1. Ikut serta dalam transaksi bisnis pribadi atau perusahaan swasta untuk keuntungan pribadi dengan
mengatasnamakan jabatan kedinasan.
2. Menerima segala bentuk hadiah dari pihak swasta pada saat ia melaksanakan transaksi untuk kepentingan
kedinasan atau kepentingan pemerintah.
3. Membicarakan masa depan peluang kerja di luar instansi pada saat ia berada dalam tugas-tugas sebagai pejabat
pemerintah.
4. Membocorkan informasi komersial atau ekonomis yang bersifat rahasia kepada pihak-pihak yang tidak berhak.
5. Terlalu erat berurusan dengan orang-orang di luar instansi pemerintah yang dalam menjalankan bisnis pokoknya
tergantung kepada izin pemerintah
ASPA (American Society for Public Administration) menyebutkan 9 (sembilan) azas sebagai sumber kode etik
administrasi publik (1981) sebagai berikut:
1. Pelayanan kepada masyarakat adalah di atas pelayanan kepada diri sendiri.
2. Rakyat adalah berdaulat dan mereka yang bekerja dalam lembaga pemerintah pada akhirnya bertanggungjawab
kepada rakyat.
3. Hukum mengatur semua tindakan dari lembaga pemerintah. Apabila hukum dan peraturan itu dirasa bermakna
ganda, kurang bijaksana atau perlu perubahan, kita akan mengacu sebesar-besarnya kepada kepentingan rakyat
sebagai rujukan.
4. Manajemen yang efisien dan efektif adalah dasar bagi administrasi publik. Subversi melalui penyalahgunaan
pengaruh, penggelapan, pemborosan, atau penyelewengan tidak dapat dibenarkan. Para pegawai bertanggung
jawab untuk melaporkan jika ada tindak penyimpangan.
5. Sistem penilaian kemampuan, kesempatan yang sama, dan azas-azas itikad baik akan didukung, dijalankan dan
dikembangkan.
6. Perlindungan terhadap kepercayaan rakyat adalah hal yang sangat penting. Konflik kepentingan, penyuapan,
hadiah, atau favoritisme yang merendahkan jabatan publik untuk keuntungan pribadi tidak dapat diterima.
7. Pelayanan kepada masyarakat menuntut kepekaan khusus dengan ciri-ciri keadilan, keberanian, kejujuran,
persamaan, kompetensi, dan kasih sayang. Kita menghargai sifat-sifat seperti ini dan secara aktif
mengembangkannya.
8. Hati nurani memegang peran penting dalam memilih arah tindakan. Ini memerlukan kesadaran akan makna ganda
moral dalam kehidupan, dan pengkajian tentang prioritas nilai; tujuan yang baik tidak pernah membenarkan cara
yang tak bermoral ( good ends never justify immoral means).
9. Para administrator negara tidak hanya terlibat untuk mencegah hal yang salah, tetapi juga untuk mengusahakan
hal yang benar melalui pelaksanaan tanggungjawab. Nilai-nilai dasar yang mempengaruhi kualitas pelayanan
publik yaitu:
Sumber-sumber kode etik yang telah berkembang dalam sistem administrasi publik sejak
kemerdekaan antara lain :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan
Perang.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.
f. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
e. Rumusan sumpah itu lebih dikenal sebagai Sapta Prasetya Korpri yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut
1. Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia adalah warga negara kesatuan Republik Indonesia yang setia
kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia adalah pejuang bangsa, taat kepada negara dan pemerintah
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3. Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia adalah unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat
yang selalu mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat daripada kepentingan pribadi atau golongan.
4. Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara, bersikap jujur,
bersemangat, bertanggung jawab, serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela.
5. Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia senantiasa mengutamakan pelayanan kepada masyarakat,
berdisiplin, serta memegang teguh rahasia negara dan rahasia jabatan.
6. Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia mengutamakan persatuan-kesatuan bangsa, kesejahteraan
masyarakat serta kesetiakawanan Korps Pegawai Republik Indonesia.
7. Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia senantiasa bekerja keras serta berusaha meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
KOMITMEN MUTU
Komitmen adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan,prioritas dan
tujuan organisasi.
EFEKTIFITAS
adalah sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan. efektifitas organisasi adalah kepuasan pelanggan,alokasi
sumber daya,waktu yang efektif,kuantitas dan target mutu
EFISIENSI
adalah jumlah sumber daya yang digunakan.
ukuran efisiensi output = ketepatan realisasi tujuan organisasi
proses = - ada atau tidaknya pemborosan sumber daya
- penyalah gunaan alokasi
- penyimpangan prosedur
- mekanisme keluar alur
INOVASI
adalah cara utama organisasi beradaptasi terhadap perubahan-perubahan dipasar,teknologi dan persaingan.
aspek inovasi = - sistem manajemen
- perubahan mindset organisasi
- perubahan produk
- perubahan cara kerja
- perubahan teknologi
proses inovasi = - kecepatan berfikir, sarana pendukung, kelancaran implementasi, keberanian mengungkapkan
proses kreatifitas menghasilkan inovasi dan akan menghasilkan perubahan
MUTU
adalah kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen
ANTI KORUPSI
Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa
baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. menurut
UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001,
3 Tindakan Korupsi
Unsur-unsur korupsi :
1. Melawan hukum
2. Memperkaya diri/orang lain
3. Merugikan keuangan negara
Ketiga hal diatas termasuk kedalam Tindak Pidana Korupsi Ringan (Tipikor)
Tipikor merupakan penyalah gunaan wewenang atau jabatan. Terdapat tujuh kelompok yang
masuk dalam tipikor meliputi:
Gratifikasi adalah pemberian hadiah dalam bentuk apapun kepada pejabat negara dengan harapan adanya timbal
balik.
Contoh : Memberikan hadiah dengan nilai yang fantastis kepada pejabat negara karena menginginkan sesuatu dari
pejabat tersebut
Gratifikasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
(1) Gratifikasi yang dianggap suap dan (Gratifikasi dianggap suap apabila berhubungan dengan jabatan)
(2) Gratifikasi yang tidak dianggap suap.
Penyebab Korupsi
Menurut GONE Theory. Koropsi disebabkan oleh Greedy (serakah), Opportunities
(Keberuntungan), Needs (Kebutuhan), Exposure. Korupsi juga dapat disebabkan karena terpaksa,
memaksa dan dipaksa
Tunas Integritas
Tunas integritas adalah Konsep yang berprinsip bahwa manusia sebagai faktor kunci perubahan.
Serta makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan lingkungannya.
Kunci Perubahan : Pembenahan akhlak / moral
PELAYAN PUBLIK
Pelayan publik
Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan di pusat dan
daerah, suatu proses bantuan kepada orang lain. Dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan
hubungan interprofesional sehingga tercipta kepuasaan dan keberhasilan.
UUD tentang pelayanan public
UUD 25 tahun 2009 menyatakan bahwa pelayanan public adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administrative yang diselenggarakan oleh penyelengara pelayanan
public.
CONTOH-CONTOH PROBLEM YANG MENJERAT BIROKRASI YANG MENYEBABKAN LEMAHNYA PELAYANAN PUBLIK:
1. Penggelembungan organisasi
2. Duplikasi tugas dan fungsi
3. Red tape
4. Konflik kewenangan
5. KKN
6. Enggan melakukan perubahan
Tujuh sikap pelayanan: Passionate (bersemangat), Progresif (memakai cara yang terbaik), Proaktif , Prompt (tanpa
curiga), Patience (penuh rasa kesabaran), proporsional (tidak mengada-ada), Punctional (tepat waktu).
Manfaat Etiket:
1. Communicative (memudahkan berhubungan baik dengan setiap orang dan pandai membaca situasi)
2. Atrractive (mampu mencari bahan pembicaraan tanpa melukai perasaan pihak lain dengan diimbangi sense
of humor yang tinggi)
3. Respectable (lebih dahulu kita menghargai orang lain)
4. Self Confidence (memupuk kepercayaan dan keyakinan pada diri)
WHOLE OF GOVERNMENT
1. Latar Belakang
(1) Keragaman Indonesia dalam konteks suku bangsa, agama, nilai dan keyakinan menjadi ancaman
ketika primordialisme dan ego sektor menguat dan saling mengalahkan
(2) Ditubuh pemerintahan keberagaman menjadi warna sektor yang relatif berbeda satu sama lain,
perbedaan ini mendorong adanyaperbedaan visi dan orientasi masing2 sektor
(3) Mentalitas sempit yang lebih mentingkan sektor masing2
2. Pendekatan WoG
(1) Sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaborasi
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi lebih luas
(2) Pendekatan interagency yaitu melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan
yang relevan
3. Pengertian WoG menurut USIP (United States of Peace)
(1) Upaya-upaya lembaga pemerintah dalam pencapaian tujuan bersama
(2) Bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya
4. Definisi umum
WoG itu menunjukkan bagaimana lembaga pelayanan publik bekerja lintas batas untuk mencapai tujuan
bersama dan sebuah respon pemerintah yang terpadu terhadap satu masalah.
5. Fokus WoG
(1) Policy Development, ialah Pengembangan kebijakan oleh pemerintah yang terintegrasi dalam merespon
satu isu tertentu.
(2) Program Management, ialah Pengelolaan program yang terpusat dan terstandarisasi
(3) Service Delivery, ialah Pemberian layanan yang terintegrasi & memudahkan pengguna dalam
mengaksesnya
6. Prinsip Pendekatan
Kolaborasi : adanya beberapa lembaga/instansi yang terlibat
Kebersamaan : adanya kebersamaan dalam menyelesaikan pekerjaan
Kesatuan : Permasalahan diselesaikan secara utuh tidak memecah masalah
Tujuan bersama : tujuan kerjasama merupakan tujuan bersama bukan tujuan masing-masing instansi
7. Keuntungan WoG
(1) Outcomes-focused
Berfokus pada outcome yang tidak dapat dicapai oleh K/L sektoral secara masing-masing.
(2) Boundary-spanning:
Implementasi kebijakan tidak hanya melibatkan satu instansi, tetapi lintas instansi
(3) Enabling
Memungkinkan pemerintah mampu menangani tantangan kebijakan yang kompleks
(4) Strengthening prevention
Mendorong pencegahan terhadap masalah yang mungkin berkembang lebih jauh
- Faktor Internal
(1) Adanya kompetisi antar sektor dalam pembangunan
(2) Masing2 sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya
(3) Perbedaan orientasi sektor dalam pembangunan menyebabkan tumbuhnya ego sektoral
(4) Persaingan sektor yang kontra produktif thd tujuan2 yg lebih besar
9. Praktek WoG
(1) Penguatan kordinasi antar lembaga
(2) Membentuk lembaga kooordinasi khusus
(3) Membentuk gugus tugas
(4) Koalisi sosial
b. Best Practices
Negara yang memiliki pengalaman dalam penerapan pendekatan WoG yang berhasil
Inggris, adalah salah satu pionir dalam memperkenalkan joined-up government yang berhasil memodernisasi
proses penyelenggaraan pemerintahan. Salah satu produk WoG yang dilakukan adalah WGA (Wholeof-
Government Accounts). Dalam hal ini WGA memberikan kemudahan bagi publik atau pemangku
kepentingan tertentu dalam mengakses laporan-laporan keuangan dan memahami posisi keuangan secara
makro.
c. E-government
Laporan E- government survey tahun 2012 oleh PBB meyakini kapasitas e-government sebuah negara dapat
mendukung penerapan WoG.
MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang Profesional memiliki nilai dasar
etika profesi, bebas dari interversi politik bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.
1. PNS, yaitu WNI yang memenuhi syarat tertentu yang diangkat oleh pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan memiliki induk pegawai secara nasional.
2. PPPK, yaitu WNI yang memenuhi syarat tertentu yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan
perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintah.
Peran ASN (Pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa) Selain itu ASN juga berperan
sebagai perencana pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayan publik yang profesional bebas dari interversi politik bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme.
Hak dan Kewajiban ASN Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan, suatu kepentingan yang diberikan oleh
Hukum, baik pribadi maupun umum. Hak PNS dan PPPK antara lain:
1. Gaji tunjangan dan fasilitas
2. Cuti
3. Perlindungan
4. Pengembangan kompetensi
5. Jaminan pensiun dan hari tua (PNS)
KODE ETIK DAN PERILAKU ASN SUDAH TERANGKUM DALAM MATERI ETIKA PUBLIK.
Fungsi dan komponen dalam manajemen ASN tercantum dalam UU ASN.
Pasal 55 (mengatur manajemen PNS) menyebutkan bahwa: manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karir, pola karir, promosi, mutasi, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua.
Pasal 93 tentang Manajemen PPPK, meliputi penetapan kebutuhan pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan kerja dan
perlindungan.
Jaminan merit sistem dalam monitoring dan penilaian antara lain diwujudkan dengan:
a. Pangkat dan jabatan
b. Pengembangan karir
c. Mutasi pegawai
d. Penilaian kinerja
e. Promosi pegawai
Manajemenn PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan
karir, pola karir, promosi, mutasi, penilaian kerja, penggajian, dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian,
jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan.
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kerja, penggajian dan tunjangan,
pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja, dan
perlindungan.
-Soekarno-