Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurrahman Alvin Juniansyah

NIM : 175030200111066

Cara Apple meminimalisir Tax Haven


Penghindaran pajak (tax evasion) menjadi salah satu bentuk dari permasalahan pajak
yang ada. Tax evasion dapat diartikan sebagai upaya penghindaran pajak yang dilakukan
secara legal oleh wajib pajak. Dalam implementasinya, tax evasion pada umumnya terjadi
karena adanya celah dan lemahnya aspek regulasi pajak yang berlaku di suatu negara.
Lemahnya aspek regulasi tersebut yang menyebabkan wajib pajak sering melakukan
penghindaran pajak secara legal yang seharusnya mereka bayarkan.

Apple. merupakan perusahaan besar yang bergerak di bidang teknologi informasi.


Perusahaan ini didirikan pada tahun 1976 oleh dua inventor yang bekerja pada dua perusahaan
yang berbeda. Mereka adalah Steve Jobs dan Steve Wozniak. Tingginya kompetisi yang
dihadapi Apple tidak menyurutkannya untuk terus mengembangkan produk-produk inovatif
yang berbeda. Pendapatan tahunan global Apple mencapai $229 miliar pada tahun
fiskal 2017. Perusahaan ini mempekerjakan 123.000 karyawan purnawaktu dan memiliki
504 toko ritel di 24 negara hingga 2018.

Apple mendirikan sejumlah anak perusahaan di daerah-daerah berpajak rendah


seperti Irlandia, Belanda, Luksemburg, dan Kepulauan Virgin Britania untuk memangkas
pajak yang dibayarkan perusahaan di seluruh dunia. Menurut The New York Times, pada tahun
1980-an, Apple merupakan salah satu perusahaan teknologi pertama yang mempekerjakan
karyawan luar negeri di negara-negara berpajak tinggi dengan cara-cara yang memungkinkan
perusahaan melakukan penjualan atas nama anak perusahaan berpajak rendah di benua lain
sehingga luput dari aturan pajak pendapatan.

Apple yang mempunyai kantor pusat di Cupertino, California ternyata juga


membangun kantor kecil di Nevada yang berjarak 200 mil dari kantor pusat di California. Tentu
hal ini bukan tanpa alasan. Kantor kecil yang berada di Reno, Nevada ini memang pusat dari
investasi dan pendapatan Apple. Ternyata, memang Apple menghindari beban pajak di
California dan 20 negara bagian lain di Amerika Serikat. Nevada memang salah satu daerah
tax haven di AS. Di mana perusahaan dibebaskan pajaknya di negara bagian itu. Inilah yang
menjadi potensi menggiurkan untuk perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang. Tak
heran bila Apple adalah salah satu perusahaan yang sama sekali tidak mempunyai utang.
CNBC telah melansir bahwa Apple termasuk perusahaan dengan utang nol persen didukung
oleh kapitalisasi yang tinggi. Membangun kantor kecil di Reno, Nevada hanyalah salah satu
metode perusahaan milik Steve Jobs ini untuk mengurangi kewajiban pajaknya di seluruh
dunia.

Menurut New York Times, seperti di Nevada, Apple juga menciptakan beberapa
cabang perusahaan di negara-negara yang mengenakan pajak yang rendah. Contohnya saja
Irlandia, Belanda, Luxembourg dan Virgin Island.
Di tahun 2006, jumlah uang di rekening Apple dan harga saham Apple menanjak.
Seorang eksekutif dari Apple datang ke Reno, Nevada dan mendirikan anak usaha bernama
Braeburn Capital untuk mengelola dan investasi pundi-pundi Apple. Saat ada orang yang
membeli iPhone atau iPad atau produk Apple yang lain, keuntungan dari penjualan tersebut
dimasukkan dalam rekening yang dikelola oleh Braeburn, lalu diinvestasikan ke dalam saham,
obligasi dan instrumen keuangan lain. Setelah itu, ketika investasi tersebut menghasilkan
keuntungan, sebagian dari laba tersebut dilindungi dari kewajiban pajak di California, yaitu
dengan menyebutkan alamat virtual di Nevada. Jika saja kantor Braeburn berada di Cupertino,
California di mana kantor pusat Apple berada, maka Apple harus membayar pajak sebesar 8,84
persen dari pendapatan perusahaan. Tapi di Nevada, tidak dikenakan pajak untuk perusahaan
sama sekali.

Kasus ‘Tax Evation’ Apple di Irlandia


Pada tahun 2003, pajak Apple Inc. yang dibayarkan adalah sebesar 1% dari keuntungan
perusahaan. Namun pada tahun 2014 diketahui bahwa Apple Inc. mendapatkan perlakuan
khusus di mana pajak yang harus mereka bayarkan hanya sebesar 0.005% dari keuntungan
perusahaan.

Press Release Uni Eropa tanggal 30 Agustus 2016, menguraikan secara singkat strategi
yang dilakukan Apple Inc. dalam melakukan penghindaran pajak perusahaannya yang ada di
Irlandia. Irlandia menjadi pusat Apple Sales International karena adanya daya tarik yang ada
di negara ini. Apple Sales International yang bermarkas di Irlandia ini tidak memproduksi
produk Apple Inc. secara riil. Seluruh produk yang seharusnya diproduksi di Irlandia ini
disubkontrakkan kepada perusahaan manufaktur Apple yang ada di Shenzen, yaitu salah satu
wilayah yang terletak di negara Cina. Produk Apple yang dihasilkan oleh perusahaan
manufaktur Apple yang ada di Shenzen tersebut kemudian didistribusikan ke dalam pasar yang
telah menjadi target perusahaan Apple Sales International yang berada di Irlandia. Produk
Apple tersebut didistribusikan ke dalam pasar yang ada di India, Eropa, Timur Tengah, dan
Afrika. Di wilayah Eropa, Irlandia bukan termasuk target pasar dari produk Apple yang
diproduksi oleh perusahaan manufaktur Apple yang berada di Shenzen tersebut. Setelah produk
Apple berhasil dipasarkan di wilayah India, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, hasil
penjualannya diserahkan kepada Apple Sales International yang berada di Irlandia.
Keuntungan yang dikumpulkan oleh Apple Inc. di Irlandia tersebut kemudian dialihkan kepada
perusahaan induk yang keberadaannya tidak diketahui secara pasti. Apple Inc. diyakini
menggunakan the Irish―Dutch Sandwich Strategy (Knobel, 2015) untuk menjalankan praktik
tax evasion-nya ketika mengalirkan hasil keuntungannya kepada perusahaan induk tersebut.
Lebih jauh, perusahaan induk yang tidak diketahui keberadaannya itu diduga berada di negara
yang mempunyai wilayah Tax Haven atau Offshore Financial Center (OFC). Sementara itu,
perusahaan induk yang terletak di kota Cupertino yang merupakan bagian wilayah Amerika
Serikat hanya mendapatkan pembayaran lisensi atas pemberian hak lisensi yang diberikan
perusahaan induk Apple Inc. kepada Apple Sales International yang berada di Irlandia.

Anda mungkin juga menyukai