Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

DIMAS SULISTIO (F1061181011)

NOVAL LERIAN (F1061181049)

NUR ANJAR ASTUTI (F1061181025)

NURUL BANI (F1061181015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

FEBRUARI

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT yang telah begitu banyak
memberikan nikmat kepada kita semua.Alhamdulillah, dengan nikmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘Teori Belajar
Behavioristik’ ini.. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas Belajar
dan Pembelajaran.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Belajar dan Pembelajaran, Bapak Rody Putra Sartika,
M.Pd yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan


baik isinya maupun struktur penulisannya yang kurang rapi. Oleh karena itu kami
mohon kritik dan saran agar kedepannya dapat menyelesaikan makalah dengan
baik dan benar.

Demikian makalah ini kami buat, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat pada pembaca dan khususnya bagi kami sendiri.

Pontianak, Februari 2019

Penyusun

ii
Daftar Isi

Cover ................................................................................................................ i

Kata Pengantar ................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

D. Manfaat........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

A. Pengertian Teori Belajar Behavioristik ....................................................... 3

B. Tujuan Pembelajaran Teori Behavioristik ................................................... 4

C. Teori Pembelajaran Behavioristik Menurut Para Ahli ................................ 5

D. Tahap-Tahap Perkembangan Behavioristik ................................................ 8

E. Kelebihan dan Kekurangan Teori Behavioristik ......................................... 9

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 11

A. Kesimpulan ................................................................................................. 11

B. Saran ............................................................................................................ 13

Daftar Pustaka .................................................................................................. 14

Lampiran

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses yang tidak bisa dilepaskan dari


kehidupan manusia. Menurut Wikipedia, belajar adalah perubahan yang
relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari
pengalaman atau latihan yang diperkuat. Ada banyak sekali teori yang
menjelaskan tentang metode-metode pembelajaran. Salah satunya adalah
yang akan dibahas kali imi yaitu teori belajar behavioristik. Menurut
pandanngan psikologi, behavioristik merupakan akibat adanya interaksi
antara stimulus dan respon. Seseorang yang dianggap telah belajar sesuatu
jika yang bersangkutan dapat menunjukan perubahan perilakunya.
Menurut teori ini yang penting dalam belajar adalah input yang berupa
stimulus dan output yang berupa respon. Jika ditinjau dari konsep dan
teori, teori behavioristik ini tentu berbeda dengan teori yang lain. Hal ini
dapat kita lihat dalam pembelajaran sehari-hari dikelas. Ada berbagai
asumsi dan pandangan yang muncul tentang teori behavioristik. Teori
behavioristik memandang bahwa belajar adalah mengubah tingkah laku
siswa dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti,
dan tugas guru adalah mengontrol stimulus dan lingkungan belajar agar
perubahan mendekati tujuan yang di inginkan.
Maka dari itu, kali ini kami akan membahas tentang teori belajar
behavioristik dan diharapkan pembaca dapat mengerti dan memahami
sebagian besar aspek yang terkait dalam teori belajar behavioristik agar
tidak teerjadi kekeliruan dalam penanggapan dan agar menambah
wawasan kita tentang teori belajar behavioristik.

1
2

B. Rumusan Maslah

1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar behavioristik ?


2. Apa tujuan pembelajaran teori behavioristik ?
3. Apa pandangan para ahli mengenai teori belajar behavioristik ?
4. Apa tahap-tahap perkembangan behavioristik ?
5. Apa kelebihan dan kekurangan teori belajar behavioristik ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian teori belajar behavioristik.


2. Mengetahui tujuan pembelajaran teori behavioristik.
3. Mengetahui pandangan para ahli mengenai teori belajar behavioristik.
4. Mengetahui tahap-tahap perkembangan behavioristik.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar behavioristik.

D. Manfaat

1. Dapat mengetahui dan memahami konsep tentang teori belajar


behavioristik.
2. Dapat memberikan informasi kepada para pembaca tentang penerapan
teori belajar behavioristik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Behavioristik.

Teori Behavioristik adalah teori yang mempelajari perilaku manusia.


Perspektif behavioral berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan
tingkah laku manusia dan terjadi melalui ransangan bedasarkan stimulus
yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) hokum - hokum
mekanistik. Asumsi dasar mengenai tingkah laku menurut teori ini adalah
bahwa tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan, bisa diramalkan,
dan bisa ditentukan. Menurut teori ini, seseorang terlibat dalam tingkah
lakutertentu karena mereka telah mempelajarinya, melalui pengalaman-
pengalaman terdahulu,meghubungkan tingkah laku tersebut dengan
hadiah. Seseorang menghentikan tingkah laku, mungkin karena tingkah
laku tersebut belum diberi hadiah atau telah diberi hukuman. Karena
semua tingkah laku yang baik memberi manfaat ataupun merusak,
merupakan tingkah laku yang dipelajari.
Pendekatan psikologi ini mengutaka tingkah laku dalam mempelajari
individu dan bukan mengamati bagian dalam tubuh atau mencermati
penilaian orang tentang penasarannya. Behaviorisme menginginkan
psikologi sebagai pengetahuan yang ilmiah, yang dapat diamati secara
obyektif. Data yang didapat dari observasi diri dan intropeksi diri
dianggap tidak obyektif. Jika ingin menelaah kejiwaan manusia, amatilah
perilaku yang muncul, maka akan memperoleh data yang dapat
dipertanggungjawabkan data keilmiahannya. Jadi, behaviorisme
sebenarnya adalah sebuah kelompok teori yang memiliki kesamaan dalam
mencermati dan menelaah perilaku manusia yang menyebar di berbagai
wilayah. Selain Amerika, teori ini berkembang di Inggris, Prancis, dan
Rusia. (Amalia.A.Rizka,dkk.2016:1)

3
4

Contoh penerapan teori behavioristik dapat kita lihat pada saat


pembelajaran di kelas. Guru akan memberikan stimulus dengan
memberikan sebuah studi tentang suatu materi dan siswa akan merespon
yaitu mereka akan berpikir dan akan bertanya kepada guru tersebut. Disini
secara tidak langsung telah terjadi interaksi antara guru dan siswa . Disini
guru telah mengubah tingkah laku siswanya dari yang semula diam
kemudian melakukan sebuah respon. Inilah apa yang dimaksud dengan
teori belajar behavioristik.

B. Tujuan Pembelajaran Teori Behavioristik

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada


penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas
mimetic,yang menuntut pembelajar untuk mengungkapkan kembali
pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.
Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada keterampilan yang
terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian keseluruhan.
1. Berkomunikasi atau transfer perilaku adalah pengambaran
pengetahuan dan kecakapan peserta didik (tidak
mempertimbangkan proses mental ).
2. Pengajaran adalah untuk memperoleh keinginan respons dari
peserta didik yang dimunculkan dari stimulus.
3. Peserta didik harus mengenali bagaimana mendapatkan respons
sebaik mungkin pada kondisi respon diciptakan.
Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat,sehingga
aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib
dengan penekanan pada keterampilan mengungkapkan kembali isi buku
teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada
hasil belajar.
Evaluasi menekankan pada respons pasif, keterampilan secara
terpisah, dan biasanya menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil
5

belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila pebelajar


menjawab secara benar dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan
bahwa pebelajar telah menyelesaikan tugas belajarnya. Evaluasi belajar
dipandang sebagai bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan
biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Dari ini
menekankan evaluasi pada kemampuan pebelajar sebagai individual.

C. Teori Pembelajaran Behavioristik Menurut Para Ahli

1) Thorndike
Menurut Thorndike (1911), salah seorang pendiri aliran tingkah laku,
teori behavioristic dikaitkan dengan belajar adalah proses interaksi antara
stimulus (yang berupa pikiran,perasaan, atau gerakan ) dan respons (yang
juga berupa pikiran, perasaan, dan gerakan). Jelasnya menurut Thorndike,
perubahan tingkah laku boleh berwujud sesuatu yang konkret ( dapat
diamati),atau yang non-konkret (tidak bias diamati).
Meskipun Thorndike tidak menjelaskan bagaimana cara mengukur
berbagai tingkah laku yang non-konkret(pengukuran adalah satu hal yang
menjadi obsesi semua penganut aliran tingkah laku), tetapi teori Thorndike
telah memberikan inspirasi kepada pakar lain yang dating sesudahnya.
Teori Thorndike disebut sebagai aliran koneksionisme.
Prosedur eksperimennya ialah membuat setiap binatang lepas dari
kurungnya sampai ke tempat makanan. Dalam hal ini apabila binatang
terkurung maka binatang itu sering melakukan bermacam-macam
kelakuan, seperti menggigit,menggosokkan badannya ke sisi sisi kotak,
dan cepat atau lambat binatang itu tersandung pada palang sehingga kotak
terbuka dan binatang itu akan lepas ke tempat makanan.
6

2) Watson
Berbeda dengan Thorndike,menurut Watson pelopor yang dating
sesudah Thorndike, stimulus dan respons tersebut harus berbentuk
tingkah laku yang bias diamati (observable). Dengan kata lain, Watson
mengabaikan berbagai perubahan mental yang mungkin terjadi dalam
belajar dan menganggapnya sebagai faktor yang tidak perlu diketahui.
Bukan berarti perubahan mental yang terjadi dalam benak siswa tidak
pentng. Akan tetapi, faktor-faktor tersebut tidak biasa menjelaskan
apakah proses belajar sudah terjadi atau belum.
Hanya dengan asumsi demikianlah, menurut Watson, dapat
diramalkan perubahan apa yang bakal terjadi pada siswa. Hanya dengan
demikian pula psikologi dan ilmu belajar dapat disejajarkan dengan ilmu
yang lainnya seperti fisika dan biologi yang sangan berorientsi pada
pengalaman empiris. Bedasarkan uraian ini, penganut tingkah laku lebih
suka memilih untuk tidak memikirkan hal-hal yang tidak bias diukur,
meskipun mereka tetap mengakui bahwa hal itu penting.

3) Burrhus Frederic Skinner


Menurut skinner, deskripsi antara stimulus dan respons untuk
menjelaskan perubahan tingkah laku (dalam hubungannya dengan
lingkungan) menurut versi Watson tersebut adalah deskripsi yang tidak
lengkap. Respons yang diberikan oleh siswa tidaklah sesederhana itu,
sebab pada dasarnya setiap stimulus yang diberikan berinteraksi satu
dengan yang lainnya, dan interaksi ini akhirnya mempengaruhi respons
yang dihasilkan. Sedangkan respons yang diberikan juga menghasilkan
berbagai konsekuensi, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkah
laku siswa. (Amalia.2016:2-3)
7

4) Clark Hull
Hull berpendirian, tingkah laku itu berfungsi menjaga agar organisasi
tetap bertahan hidup. Konsep sentral dalam teorinya berkisar pada
kebutuhan biologis dan pemuas kebutuhan, hal yang penting bagi
kelangsungan hidup. Oleh Hull, kebutuhan di konsepkan sebagai
dorongan (drive) seperti lapar, haus, tidur, hilangnya rasa nyeri,dan
sebagainya. Stimulus yang disebut stimulus dorongan dikaitkan dengan
dorongan primer dan karena itu mendorong timbulnya tingkah laku.
Sebagai contoh, stimulus yang dikaitkan dengan rasa nyeri,seperti bunyi
alat pengebor gigi,dapat menimbulkan rasa takut, dan takut itu
mendorong timbulnya tingkah laku.

5) Edwin Ray Guthrie


Teori Guthrie mengatakan, hubungan stimulus dan respon bersifat
sementara, oleh karenanya dalam kegiatan belajar, peserta didik perlu
sesering mungkin diberi stimulius agar hubunganstimulus dan respon
bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya, hukuman
(punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar.
Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah
tingkah laku seseorang. Penguatan hanya melinndungi hasil belajar yang
baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang
baru (Irwan, 2015: 103-105).
Jadi, setiap ahli memiliki pandangan-pandangan tersendiri
mengenai teori belajar behavioristik Walaupun sedikit berbeda namun
poin utama mereka sama yaitu adanya interaksi antara stimulus dan
respon untuk mengubah tingkah laku seseorang.
8

D. Tahap- Tahap Perkembangan Behavioristik

Fakta penting tentang perkembangan ialah bahwa dasar


perkembangan adalah kritis. Sikap,kebiasaan dan pola perilaku yang
dibentuk selama tahun pertama, menentukan seberapa jauh individu
berhasil menyesuaikan diri dalam kehidupan mereka selanjutnya. Pola
pola perkembangan pertama cenderung mapan tapi bukan berarti tidak
dapat berubah. Ada tiga kondisi yang memungkinkan perubahan :
1. Perubahan dapat terjadi apabila individu memperoleh bantuan atau
bimbingan untuk membuat perubahan.
2. Perubahan cenderung terjadi apabila orang-orang yang dihargai
memperlakukan individu dengan cara yang baru atau
berbeda(kreatif dan tidak monoton).
3. Apabila ada motivasi yang kuat dari pihak individu sendiri untuk
melakukan perubahan.
Dengan mengetahui bahwa dasar-dasar permulaaan perkembangan
memungkinkan orang tua untuk meramalkan perkembangan anak dimasa
yang akan dating. Penganut aliran lingkungan (behavioristik) yakin bahwa
lingkungannya optimal mengakibatkan ekspresi faktor keturunan yang
maksimal.
Proses perkembangan itu berlangsung secara bertahap, dalam arti :
1. Bahwa perubahan yang terjadi dan bersifat maju meningkat atau
mendalam atau meluas secara kualitatif maupun kuantitatif
(prinsip progressif)
2. Bahwa perubahan yang terjadi antar bagian dan atau fungsi
organisme itu terdapat interpedensi sebagai kesatuan integral yang
harmonis ( prinsip sistematik)
3. Bahwa perubahan atau organisme itu berlangsung secara beraturan
dan tidak kebetulan dan meloncat-loncat (prinsip
berkesinambungan).
(Nahar,2016:72)
9

Semua tahapan itu merupakan proses dalam perkembangan


behavioristik. Semua tidak terjadi secara instan dan cepat namun harus
memilki tahapan-tahapan tertentu.

E. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Belajar Behavioristik

Kelebihan dari Teori Behavioristik adalah:


1. Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka terhadap situasi dan
kondisi belajar.
2. Guru tidak membiasakan memberikan ceramah sehingga murid
dibiasakan belajar mandiri. Jika murid menemukan kesulitan, baru
ditanyakan pada guru yang bersangkutan.
3. Mampu membentuk suatu perilaku yang diinginkan dengan
mendapatkan pengakuan positif dan perilaku yang kurang sesuai
mendapat penghargaan negatif yang didasari pada perilaku yang
tampak.
4. Melalui pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan, dapat
mengoptimalkan bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk
sebelumnya. Jika anak sudah mahir dalam satu bidang tertentu, akan
lebih dapat dikuatkan lagi dengan pembiasaan dan pengulangan yang
berkesinambungan tersebut dan lebih optimal.
5. Bahan pelajaran yang telah disusun hirarkis dari yang sederhana
sampai pada yang kompleks dengan tujuan pembelajaran dibagi
dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu
keterampilan tertentu, mampu menghasilkan suatu perilaku yang
konsisten terhadap bidang tertentu.
6. Dapat mengganti stimulus yang satu dengan stimulus yang lainnya
dan seterusnya sampai respons yang diinginkan muncul.
7. Teori ini cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan
praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur kecepatan,
spontanitas, dan daya tahan.
10

8. Teori behavioristik juga cocok diterapkan untuk anak yang masih


membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan
harus dibiasakan, suka meniru, dan suka dengan bentuk-bentuk
penghargaan langsung.

Kekurangan dari Teori Behavioristik adalah:


1. Sebuah konsekuensi untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk
yang sudah siap.
2. Tidak setiap pelajaran dapat menggunakan metode ini.
3. Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan
menghapalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar
yang efektif, nyatanya tidak demikian.
4. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh
behavioristik justru dianggap sebagai metode yang paling efektif untuk
menertibkan siswa.
5. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat
dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan oleh guru.
6. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan dari guru dan
mendengarkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar
yang efektif sehingga inisiatif siswa terhadap suatu permasalahan yang
muncul secara temporer tidak bisa diselesaikan oleh siswa.
7. Cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir linier, konvergen, tidak
kreatif, tidak produktif, dan menundukkan siswa sebagai individu yang
pasif.( Familus, 2016:108-109)

Jadi teori behavioristik tidak semuanya memiliki kelebihan, adan juga


beberapa kekurangan yang tentunya menjadi antisipasi bagi kita
kedepannya untuk menerapkan teori belajar behavioristik
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Teori Behavioristik adalah teori yang mempelajari tingkah laku


manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.
2. Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada
penambahan pengetahuan.
3. Pendapat para ahli tentang teori behavioristik :
a. Menurut Thorndike (1911), teori behavioristic dikaitkan dengan
belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang berupa
pikiran,perasaan, atau gerakan ) dan respons (yang juga berupa
pikiran, perasaan, dan gerakan).
b. Menurut Watson stimulus dan respons tersebut harus berbentuk
tingkah laku yang bias diamati (observable).
c. Menurut skinner, deskripsi antara stimulus dan respons untuk
menjelaskan perubahan tingkah laku (dalam hubungannya dengan
lingkungan).
d. Hull berpendirian, tingkah laku itu berfungsi menjaga agar
organisasi tetap bertahan hidup.
e. Teori Guthrie mengatakan, hubungan stimulus dan respon bersifat
sementara, oleh karenanya dalam kegiatan belajar, peserta didik
perlu sesering mungkin diberi stimulius agar hubungannstimulus
dan respon bersifat lebih kuat dan menetap.
4. Proses perkembangan itu berlangsung secara bertahap, dalam arti :
a. Bahwa perubahan yang terjadi dan bersifat maju meningkat atau
mendalam atau meluas secara kualitatif maupun kuantitatif
(prinsip progressif)

11
12

b. Bahwa perubahan yang terjadi antar bagian dan atau fungsi


organisme itu terdapat interpedensi sebagai kesatuan integral
yang harmonis ( prinsip sistematik)
c. Bahwa perubahan atau organisme itu berlangsung secara
beraturan dan tidak kebetulan dan meloncat-loncat (prinsip
berkesinambungan).

5. Kelebihan dan kekurangan teori belajar behavioristik


a. Kelebihan:
1. Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka terhadap situasi
dan kondisi belajar.
2. Guru tidak membiasakan memberikan ceramah sehingga murid
dibiasakan belajar mandiri. Jika murid menemukan kesulitan, baru
ditanyakan pada guru yang bersangkutan.
3. Mampu membentuk suatu perilaku yang diinginkan
denganmendapatkan pengakuan positif dan perilaku yang kurang
sesuai mendapat penghargaan negatif yang didasari pada perilaku
yang tampak dan lain-lain.

b. Kekurangan:
1. Sebuah konsekuensi untuk menyusun bahan pelajaran dalam
bentuk yang sudah siap.
2. Tidak setiap pelajaran dapat menggunakan metode ini.
3. Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan
menghapalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara
belajar yang efektif, nyatanya tidak demikian.
4. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh
behavioristik justru dianggap sebagai metode yang paling efektif
untuk menertibkan siswa dan lain-lain.
13

B. Saran

1. Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran
sangat kami harapkan demi perbaikan makalah yang akan datang.
2. Unruk saran bisa berupa kritik terhadap penulisan juga bisa
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah
dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
.
Amalia.A.Rizka, dkk. 2016. Teori Behavioristik. Makalah dikutip dari
http://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
eprints.umsida.ac.id/1278/1/PSI%2520Teori&2520bljr.pdf&ved=
2ahUKEwiB7eO_h8rgAhWNWysKHR8VBBwQFjAAegQIBBA
B&USg=AOvVaw3Si_JYfLiX0FFVeHooO0xU.(Diakses tanggal
17 Februari 2019)

Familus.(2016).Teori Belajar Aliran Behavioristik serta Impilkasinya dalam


Pembelajaran. Jurnal PPKn & Hukum, Vol.11, No.3, hlm. 98-115

https://id.m.wikipedia/wiki/Belajar. (Diakses tanggal 17 Februari 2019)

Irwan. (2015). Teori Belajar Aliran Behavioristik serta Implikasinya dalam


Pembelajaran Jazz. Jurnal PPKn & Hukum, Vol 10, hlm 95-117

Nahar,Irwan,Novi.(2016).Penerapan Teori Belajar Behavioristik dalam Proses


Pembelajaran. Nusantara (Jurnal Ilmu Pengetahuan
Sosial), Vol.1, hlm. 64-74

14
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai