Anda di halaman 1dari 12

PELAYANAN KURATIF TERBATAS

MEKANISME BAHAN ANASTESI TOPIKAL DAN INFILTRASI


TERHADAP TUBUH
DOSEN PEMBIMBING : Drg. Ani Subekti,MD.Sc, Sp.KGA

OLEH : KELOMPOK 2

1. BARITA YULIANDHA P1337425218132


2. DARYANTO P1337425218133
3. ELFIANA ASAON P1337425218074
4. ISRO’ATI AMALIA P1337425218095
5. MERY SARTIKA P1337425218105
6. NGATMIATI P1337425218107
7. RINA HERLINA P1337425218115
8. SUMIYEM P1337425218124
9. SWARI FEKA ANISA P1337425218125
10. SYURMI ASTUTI P1337425218126

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019
BAB 1

PENDAHULUAN

Obat-obat anestetik local mempengaruhi semua sel tubuh, tapi mempunyai


predileksi khusus pada jaringan saraf.Pengaruh utamanya adalah memblok hantaran saraf
bila mengadakan kontak dengan suatu neuron. Obat anastetika local bergabung dengan
protoplasma saraf dan menghasilkan analgesia (blok hantaran impuls nyeri) dangan
mencegah terjadinya depolarisasi dengan cara menghambat masuknya ion sodium (Na+).
Sifat blok ini disebut ‘nondepolarizing block’. Reaksi ini bersifat reversible dan fungsi
fisiologis saraf tersebut akan kembali sempurna seperti sediakala setelah blok berakhir.
Intensitas dan luasnya blok analgesia tergantung dari tempat, volume total dan
konsentrasi obat anestetika local dan kemampuan penetrasi obat anestetika local tersebut.
Umumnya obat-obat anestetika local adalah ‘ hydrophilic amino group’ yang bergabung
dengan rantai ‘lyphophilic aromatic residue’.
Obat-obat anestetika local mempunyai efek vasodilatasi (kecuali kokain).Infiltrasi
ke daerah radang menghasilkan analgesi yang kurang memuaskan karena bertambahnya
keasaman jaringan yang meradang mengurangi aktivitas obat anestetika local.
Anestetik local ialah obat yang menghasilkan blockade konduksi atau blockade
lorong natrium pada dinding saraf secara sementara terhadap rangsang transmisi
sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau perifer.Teknik anestesi lokal dan
regional tergantung pada kelompok obat-lokal anestesi-yang menghasilkan hilangnya
sementara dari fungsi sensorik, motorik, dan otonom saat obat yang disuntikkan dekat
dengan jaringan saraf. Anestetik local setelah keluar dari saraf diikuti oleh pulihnya
konduksi saraf secara spontan dan lengkap tanpa diikuti oleh kerusakan struktur
saraf.Semua obat anestetik local baru adalah sebagai rekayasa obat lama yang dianggap
masih mempunyai kekurangan-kekurangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambar Sel Saraf

B. Mekanisme Bahan
Anastesi Lokal
(Topikal Dan
Infiltrasi) Terhadap
Tubuh
Obat anestesi local mencegah transmisi impuls saraf (blokade konduksi) dengan
menghambat pengiriman ion natrium melalui gerbang ion natrium selektif pada
membrane saraf (Butterworth dan Strichartz, 1990).Gerbang natrium sendiri adalah
reseptor spesifik molekul obat anestesi local.Penyumbaatn gerbang ion yang terbuka
dengan molekul obat anestesi local berkontribusi sedikit sampai hampir keseluruhan
dalam inhibisi permeabilitas natrium.Kegagalan permeabilitas gerbang ion natrium untuk
meningkatkan perlambatan kecepatan depolarisasi seperti ambang batas potensial tidak
tercapai sehingga potensial aksi tidak disebarkan.Obat anestesi local tidak mengubah
potensial istirahat transmembran atau ambang batas potensial.
Lokal anestesi juga memblok kanal kalsium dan potasium dan reseptor Nmethyl-
D-aspartat (NMDA) dengan derajat yang berbeda-beda. Beberapa golongan obat lain,
seperti antidepresan trisiklik (amytriptiline), meperidine, anestesi inhalasi, dan ketamin
juga memiliki efek memblok kanal sodium. Tidak semua serat saraf dipengaruhi sama
oleh obat anestesi lokal. Sensitivitas terhadap blokade ditentukan dari diameter aksonal,
derajat mielinisasi, dan berbagai faktor anatomi dan fisiologi lain. Diameter yang kecil
dan banyaknya myelin meningkatkan sensitivitas terhadap anestesi lokal. Dengan
demikian, sensitivitas saraf spinalis terhadap anestesi lokal: autonom > sensorik >
motorik.
Selama eksitasi, saluran natrium terbuka dan arus natrium masuk ke dalam sel dengan
cepat mendepolarisasi membran ke arah keseimbangan potensial natrium (+40mV). Sebagai
akibat depolarisasi ini, maka saluran natrium menutup (inaktif) dan saluran kalium terbuka.Aliran
kalium keluar sel merepolarisasi membran ke arah keseimbangan potensial kalium (sekitar
-95mV); terjadi lagi repolarisasi saluran natrium menjadi keadaan istirahat.Perbedaan ionic
transmembran dipertahankan oleh pompa natrium. Sifat ini mirip dengan yang terjadi pada otot
jantung dan anestesi local pun mempunyai efek yang sama pada kedua jaringa tersebut.
Anestesi local mengikat reseptor dekat ujung intrasel saluran dan menghambat saluran dalam
keadaan bergantung waktu dan voltase.
Bila peningkatan konsentrasi dalam secara progresif anestesi local digunakan pada satu
serabut saraf, nilai ambang eksitasinya meningkat, konduksi impuls melambat, kecepatan muncul
potensial aksinya menurun, amplitude potensial aksi mengecil dan akhirnya kemampuan melepas
satu potensial aksi hilang. Efek yang bertambah tadi merupakan hasil dari ikatan anestesi local
terhadap banyak dan makin banyak saluran natrium; pada setiap saluran, ikatan menghasilkan
hambatan arus natrium.Jika arus ini dihambat melebihi titik kritis saraf, maka propagasi yang
melintas daerah yang dihambat ini tidak mungkin terjadi lagi.Pada dosis terkecil yang dibutuhkan
untuk menghambat propagasi, potensial istirahat jelas tidak terganggu.
Karakteristik Struktur-Aktivitas Anestesi Lokal
Makin kecil dan makin banyak molekul lipofilik, makin cepat pula kecepatan interaksi dengan
reseptor saluran natrium. Potensi mempunyai hubungan positif pula dengan kelarutan lipid
selama obat menahan kelarutan air yang cukup untuk berdifusi ke tempat kerja. Lidokain,
prokain, dan mepivakain lebih larut dalam air dibandingkan tetrakain, etidokain, dan bupivakain.
Obat yang terakhir lebih kuat dengan masa kerja yang panjang. Obat-obat tadi terikat lebih
ekstensif pada protein dan akan menggeser atau digeser dari tempat ikatannya oleh obat-obatan
lain.

C. Kandungan Bahan Anastesi


Bahan anestesi lokal merupakan gabungan dari garam laut dalam air dan alkaloid larut
dalam lemak dan terdiri dari bagian kepala cincin aromatik tak jenuh bersifat lipofilik, bagian
badan sebagai penghubung terdiri dari cincin hidrokarbon dan bagian ekor yang terdiri dari
amino tersier bersifat hidrofilik. Bahan anestesi lokal dibagi menjadi dua golongan:
a. Golongan Ester
Bahan-bahan dimetabolisme melalui proses hidrolisis. Yang termasuk kedalam
golongan ester, yakni : Kokain, Benzokain, ametocaine, prokain, piperoain, tetrakain,
kloroprokain.
Bahan anastesi lokal ini dihidrolisis di dalam plasma oleh enzim
pseudocholinesterase. Kadar hidrolisis akan berdampak pada potensi toksisitas dari
anastesi obat. Reaksi alergi bisa terjadi akibat respon dari obat anastesi golongan ester
yang biasanya tidak berhubungan dengan PABA, yang sebagian besar produk dari
metabolisme anastesi lokal golongan ester.
1. Kokain
Saat ini pemakaian klinis kokain umumnya terbatas pada anestesi topikal
untuk tindakan telinga, hidung dan tenggorokan, kokain memiliki efek
vasokonstriktor yang kuat sehingga berfungsi mengurangi perdarahan.
Pemakaiannya semakin berkurang karena digantikan oleh bahan anestesi lain
yang dikombinasikan dengan vasokonstriktor karenaakandapat menyebabkan
toksisitas secara sistemik.
2. Prokain
Prokain disintesis dan diperkenalkan tahun 1905 dengan nama dagang
novokain. Selama lebih dari 50tahun, bahan ini merupakan obat terpilih untuk
anestesi lokal, namun kegunaannya digantikan oleh bahan anestesi lain, yaitu
lidokain yang lebih kuat dan lebih aman berbanding prokain.
Sebagai bahan anestesi lokal, prokain pernah digunakan untuk anestesi
infiltrasi, anestesi blok saraf, anestesi spinal, anestesi epidural dan anestesi
kaudal. Namun karena potensinya rendah, mula kerja lambat serta masa kerjanya
pendek, maka penggunaannya sekarang ini hanya terbatas untuk anestesi infiltrasi
dan kadang-kadang untuk anestesiblok saraf. Didalam tubuh, prokain akan
dihidrolisis menjadi PABA, yang dapat menghambat kerja sulfonamide.
Efek samping yang serius adalah hipersensitasi,yang kadang-kadang pada
dosis rendah sudah dapat mengakibatkan kolaps dan kematian.Efek samping yang
harus dipertimbangkan pula adalah reaksi alergi terhadap kombinasi prokain
penisilin. Berlainan dengan kokain, zat ini tidak mengakibatkan adiksi.
3. Benzokain
Benzokain merupakan turunan dari prokain di mana bahan ini tidak dapat
larutsempurna dalam cairan encer , benzokain cenderung tetap di lokasi aplikasi
dan tidak mudah diserap ke dalam sirkulasi sistemik dan memiliki efek toksisitas
rendah, benzokain sangat berguna untuk anestesi pada area permukaan besar
dalam rongga mulut .Efek samping penggunaan benzokain adalah warna kebiruan
pada kuku, bibir, kulit atau telapak tangan.
b. Golongan amida (-NHCO-)
Bahan-bahan ini termetabolisme melalui oksidasi di dalam hati. Yang termasuk
kedalam golongan amida, yakni : lidokain, mepivakain, prilokain, bupivakain, etidokain,
dibukain, ropivakain, levobupivakain.
Ikatan amida dari bahan anestesi lokal amida dihidrolisis oleh enzim mikrosomal
hati.Kecepatan metabolisme senyawa amida di dalam hati ini bervariasi bagi setiap
individu, perkiraan urutannya adalah Prilokain (tercepat) > etidokain > lidokain >
mepivakain > bupivakain (terlambat). Akibatnya, toksisitas dari anestesi lokal tipe amida
ini akan meningkat pada pasien dengan gangguan fungsi hati. Sebagai contoh, waktu
paruh lidokain rerata akan memanjang dari 1,8 jam pada pasien normal menjadi lebih dari
6 jam pada pasien dengan penyakit hati yang berat.
1. Artikain
Artikain mulai digunakan di Amerika Serikat sebagai bahan anestesi lokal
pada gigi sejak April 2000, dari berbagai anestetikum amino-amida karena
memiliki suatu tiofen, dan bukan cincin benzene. 12Saat ini jenis artikain
direkomendasikan untuk infiltrasi saja. Ini memiliki onset yang cepat(< 2 menit )
dengan kemampuan menembus kepadatan tulang kortikal mandibula. Dosis
maksimum yang aman untuk orang dewasa 7 mg/kgBB 1.Kontraindikasi dari
jenis ini adalah memiliki riwayat apabila pasien alergi atau hipersensitivitas
dengan sulfat.

2. Prilokain
Prilokain di antara bahan anestesi amoni-amida yang dapat menurunkan
toksisitas sistemik.14Biasanya bahan ini digunakan untuk blok dan infiltrasi yang
membutuhkan waktu analgesia yang lebih dari 90 menit. Dosis maksimum 400
mg sekalinya, 600 mg bersama vasokonstriktor.Efek sampingnya berupa
methemoglobinemia dan sianosis, terutama pada dosis besar, yang disebabkan
oleh metabolit o-toluidin.
3. Mepivakain
Bahan anestesi lokal golongan amida ini sifat farmakologiknya mirip
lidokain.Mepivakain digunakan untuk anestesi infiltrasi, blokade saraf regional
dan anestesi spinal. Sediaan untuk suntikan merupakan larutan 1,0; 1,5 dan
2%.Kecepatan timbulnya efek, durasi aksi, potensi, dan toksisitasnya mirip
dengan lidokain. Mepivakain tidak mempunyai sifat alergenik terhadap agen
anestesi lokal tipe ester.
Agen ini dipasarkan sebagai garam hidroklorida dan dapat digunakan untuk
anestesi infiltrasi atau regional namun kurang efektif bila digunakan untuk
anestesi topikal. Mepivakain dapat menimbulkan vasokonstriksi lebih ringan
daripada lidokain tetapi biasanya mepivakain digunakan dalam bentuk larutan
dengan penambahan adrenalin 1: 80.000. maksimal 5 mg/kg berat tubuh. Satu
buah cartridge biasanya sudah cukup untuk anestesi infiltrasi atau regional.
4. Lidokain
Lidokain adalah bahan anestesi lokal yang kuat dan dapat digunakan secara
luas dengan pemberian topikal maupun suntikan.Anestesi terjadi lebih cepat,
lebih kuat, lebih lama dan lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan oleh
prokain.Lidokain merupakan aminoetilamid.
Pada larutan 0,5% toksisitasnya sama, tetapi pada larutan 2% lebih toksik
daripada prokain. Larutan lidokain 0,5% digunakan untuk anestesi infiltrasi,
sedangkan larutan 1,0-2% untuk anestesi blok dan topikal. Bahan anestesi ini
efektif bila digunakan tanpa vasokonstriktor, tetapi kecepatan absorbs dan
toksisitasnya bertambah serta masa kerjanya lebih pendek.
Lidokain terutama bersifat toksik pada susunan saraf pusat.Efek samping
yang terjadi akibat toksisitas dapat berupa kejang, agitasi, disorientasi, euforia,
pandangan kabur, dan mengantuk.Kejang berlangsung singkat dan berespon baik
dengan pemberian diazepam. Secara umum bila kadar dalam plasma tidak
mencapai 9 mg/ml, maka lidokain dapat ditoleransi dengan baik.
Kecuali kokain, maka semua bahan anestesi lokal bersifat vasodilator (melebarkan
pembuluh darah).Sifat ini membuat bahan anestesi lokal cepat diserap, sehingga
toksisitasnya meningkat dan lama kerjanya jadi singkat karena bahan ini cepat masuk ke
dalam sirkulasi.Untuk memperpanjang kerja serta memperkecil toksisitas sering
ditambahkan vasokonstriktor. Vasokonstriktor merupakan kontraindikasi pada kondisi
sebagai berikut:12
a. Anestesi pada telinga dan jari.
b. Infiltrasi, blok saraf pada persalinan spontan.
c. Penderita usia lanjut.
d. Penderita hipertensi.
e. Penderita dengan penyakit-penyakit kardiovaskuler.
f. Penderita diabetes mellitus.
g. Penderita tirotoksikosis.

D. Reaksi Jaringan Terhadap Obat Anastesi Lokal (Topikal Dan Infiltrasi)


1. Absorpsi
Sebagian besar membran mukosa memiliki barier yang lemah terhadap penetrasi
anestesi lokal, sehingga menyebabkan onset kerja yang cepat.Kulit yang utuh
membutuhkan anestesi lokal larut-lemak dengan konsentrasi tinggi untuk
menghasilkan efek analgesia. Absorpsi sitemik dari anestesi lokal yang diinjeksi
bergantung pada aliran darah, yang ditentukan dari beberapa faktor dibawah ini :
a. Lokasi injeksi—laju absorpsi sistemik proporsional dengan vaskularisasi lokasi
injeksi :intravena > trakeal > intercostal >caudal > paraservikal > epidural >
pleksus brakhialis > ischiadikus > subkutaneus.
b. Adanya vasokonstriksi—penambahan epinefrin—atau yanglebih jarang
fenilefrin—menyebabkan vasokonstriksi padatempat pemberian anestesi.
Sebabkan penurunan absorpsi dan peningkatan pengambilanneuronal, sehingga
meningkatkan kualitas analgesia, memperpanjang durasi, dan meminimalkan
efek toksik. Efek vasokonstriksi yang digunakan biasanya dari obat yang
memiliki masa kerja pendek. Epinefrin juga dapat meningkatkankualitas
analgesia danmemperlama kerja lewat aktivitasnya terhadap resptoradrenergik.
c. Agen anestesi lokal—anestesilokal yang terikat kuat denganjaringan lebih
lambat terjadi absorpsi. Dan agen ini bervariasidalam vasodilator intrinsik
yangdimilikinya.
2. Distribusi
Distribusi tergantung dari ambilan organ,yang ditentukan oleh faktor-faktor di bawah ini:
a. Perfusi jaringan-organ denganperfusi jaringan yang tinggi (otak, paru, hepar,
ginjal, dan jantung)bertanggung jawab terhadapambilan awal yang cepat (fase
α),yang diikuti redistribusi yang lebihlambat (fase β) sampai perfusijaringan
moderat (otot dan salurancerna
b. Koefisien partisi jaringan/darahikatan protein plasma yang kuat cenderung
mempertahankan obat anestesi di dalam darah, dimana kelarutan lemak yang
tinggi memfasilitasi ambilan jaringan.
c. Massa jaringan—otot merupakanreservoar paling besar untukanestesi lokal
karena massa dari otot yang besar. Metabolisme dan Ekskresi Metabolisme dan
ekskresi dari local anestesi dibedakan berdasarkanstrukturnya :
 Ester-anestesi lokal ester dominan dimetabolisme oleh
pseudokolinesterase(kolinesterase palsma atau butyrylcholinesterase).
Hidrolisa ester sangat cepat, dan metabolitnya yang larut-air diekskresikan
ke dalam urin. Procaine dan benzocaine dimetabolisme menjadi asam
paminobenzoiz (PABA), yang dikaitkan dengan reaksi alergi. Pasien yang
secara genetic memiliki pseudokolinesterase yang abnormal memiliki resiko
intoksikasi, karena metabolism dari ester yang menjadi lambat.
 Amida-anestesi lokal amida dimetabolisme(N-dealkilasi dan hidroksilasi)
oleh enzim mikrosomal P-450 di hepar. Laju metabolisme amida tergantung
dari agent yang spesifik (prilocine > lidocaine > mepivacaine > ropivacaine
> bupivacaine), namun secara keseluruhan jauh lebih lambat dari hidrolisis
ester. Penurunan fungsi hepar (misal pada sirosis hepatis) atau gangguan
alirandarah ke hepar (misal gagal jantung kongestif, vasopresor, atau
blokade reseptor H2) akan menurunkan laju metabolism dan merupakan
predisposisi terjadi intoksikasi sistemik. Sangat sedikit obat yang
diekskresikan tetap oleh ginjal, walaupun metabolitnya bergantung pada
bersihan ginjal.

E. Reaksi Jaringan (Pembekuan Darah Dan Penyembuhan Jaringan) Pasca


Pencabutan
Proses penyembuhan luka pencabutan gigi pada dasarnya tidak berbeda dengan
penyembuhan luka pada bagian tubuh lainnya. Berikut ini merupakan tahapan
penyembuhan luka pasca pencabutan gigi yang kesemua tahapan saling overlapping.
Adapun prosesnya berlangsung sebagai berikut:
a. Pada tahap pertama, bekuan darah terbentuk dan terdiri dari sel darah merah dan sel
darah putih dengan rasio yang sama seperti yang ada dalam sirkulasi darah. Bekuan
darah tersebut disertai dengan pengendapan benang-benang fibrin.
Penyembuhan luka secara normal tampak sangat komplek, dengan melibatkan
sel radang dan faktor-faktor pertumbuhan yang saling mempengaruhi pada setiap
fase penyembuhan. Pembekuan darah yang terdiri dari fibronektin dan fibrin,
merupakan tahap awal yang sangat menentukan dalam proses penyembuhan luka
yang terjadi dalam hitungan menit hingga beberapa jam fase inflamasi akan
didominasi oleh neutrofil dalam waktu beberapa jam hingga beberapa hari untuk
mengeliminasi etiologi infeksi. Neutrofil kemudian digantikan oleh makrofag
sebagai bagian dari fase inflamasi akhir pada 48 – 72 jam setelah terjadi luka untuk
melanjutkan proses fagositosis.
b. Pada tahap kedua, pada hari ke-4 sampai 5 terjadi penggantian bekuan darah oleh
jaringan granulasi yang sehat.
c. Pada tahap ketiga, jaringan ikat secara bertahap menggantikan jaringan granulasi
pada hari ke-14 sampai 16.
d. Pada tahap keempat, mulai terjadi pembentukan tulang pada hari ke-7 dengan
terbentuknya fibrillar, poorly calcified osteoid pada dasar dan tepian soket. Serta
pengisian 2/3 soket gigi oleh trabekula pada hari ke-38.
e. Pada tahap kelima, epitel mulai tumbuh atau ber-regenerasi pada hari ke-4 dan akan
menutupi soket secara sempurna setelah hari ke 24-35.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Anestetik lokal ialah obat yang menghambat hantaran saraf biladikenakan secara
local pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Obat anestesi local digolongkan menjadi 2
kelompok besar, yaknigolongan amida dan golongan ester.
Obat anestesi local mencegah transmisi impuls saraf (blokade konduksi) dengan
menghambat pengiriman ion natrium melalui gerbang ion natrium selektif pada
membrane saraf.
DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6454 (diakses 20-01-2019


pada 21:36)
https://www.academia.edu/5420364/Jurnal_Anestesiologi_Indonesia (diakses pada
20-01-2019 pada 21:40)
Putra, I Komang Barda Bagaskara.2015.Tugas Bedah Veteriner ; Mekanisme Kerja
Anastesi local.Makalah : Universitas Udayana Bali

Budi, H., Soesilowati, P., Imanina, Z.2017.Gambaran histopatologi penyembuhkan


luka pencabutan gigi pada makrofag dan neovaskular dengan pemberian getah batang
pisang ambon. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia, 3(3).

Anda mungkin juga menyukai