Anda di halaman 1dari 22

AKAD JUAL BELI DALAM PERSPEKTIF FIKIH DAN

PRAKTIKNYA DI PASAR MODAL INDONESIA


Eka Nuraini Rachmawati & Ab Mumin bin Ab Ghani
Mahasiswa Program Doktor & Profesor Muda Akademi Pengajian Islam University of Malaya Malaysia
University of Malaya 50603, Kuala Lumpur, Malaysia
E-mail: ekanura212@yahoo.co.id

Abstract: Sales Contracts in the Perspective of Islamic Law and Their Practice in Indonesia
Stock Market. This article reviews the perspective of Islamic law on a particular sale agreement (Bay
Muzayadah, Bay wafa ‘and Bay istighlâl) and its implementation in the issuance of sukuk (certificate
of compliance bond) both corporate and government bonds (SBSN). The discussion covers the
types of sukuk, its legal basis, the issuance mechanisms, including the nature of ownership transfer.
Generally, the issuance of corporate sukuk in Indonesia uses two types of contracts, namely Ijârah-
using 12 structures of contracts-and Mudharabah-using 7 seven structures. Although the contract
takes similar form, the structure may vary-depending on the type of business, the purposes, as well
as the selection of the contracts.
Keywords: sale and purchase of sukuk, stock market

Abstrak: Akad Jual Beli dalam Perspektif Fikih dan Praktiknya di Pasar Modal Indonesia.
Artikel ini mengulas perspektif fikih terhadap akad jual beli (Bay muzayadah, Bay wafa’ dan Bay
istighlâl) dan implementasinya dalam penerbitan sukuk, baik sukuk korporasi maupun sukuk
negara (SBSN). Materi pembahasan meliputi jenis-jenis sukuk, landasan hukum, mekanisme
penerbitan, termasuk bentuk pemindahan kepemilikan dari penerbit sukuk kepada investor apakah
berupa pemindahan kepemilikan, kepemilikan hutang atau kepemilikan manfaat atas suatu aset.
Dalam praktik, penerbitan sukuk korporasi di Indonesia hanya menggunakan dua jenis akad, yakni
akad Ijârah-yang menggunakan 12 struktur akad-dan akad Mudhârabah-yang menggunakan tujuh
struktur. Meski akadnya sama, tetapi ternyata strukturnya berbeda, tergantung pada jenis usaha
emiten, tujuan penggunaan, serta pilihan akad pada saat penerbitan.
Keywords: jual beli sukuk, pasar modal

Pendahuluan bagi pihak pemodal maupun pihak yang


Dalam dunia bisnis, akad memiliki peranan mengelola bisnis atau antara pembeli dengan
sangat penting karena keberlangsungan penjual.
kegiatan bisnis ke depan akan tergantung Ilmu fikih menawarkan berbagai rincian
seberapa baik dan rinci akad yang dibuat dan penetapan dasar-dasar perjanjian bisnis
untuk menjaga dan mengatur hak dan sehingga dapat merealisasikan tujuan dan
kewajiban kedua belah pihak yang melakukan kepentingan yang berakad. Selain itu ilmu
akad. Akad merupakan perjanjian yang fikih khususnya ilmu fikih muamalah
mengikat hubungan kedua pihak itu sekarang akan memjawab persoalan serta membuat
dan yang akan datang. Pemilihan akad akan aturan untuk menjalankan aktivitas bisnis
mencerminkan seberapa besar risiko dan yang sesuai dengan prinsip syariah serta
keuntungan bagi kedua pihak, terutama melahirkan kaidah-kaidah dan pandangan

785
786|  AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 4, Desember 2015

yang digunakan untuk transaksi bisnis yang dipahami bahwa akad adalah suatu perbuatan
baru muncul dan semakin beragam di era yang sengaja dibuat oleh dua orang atau lebih
modern. Semakin jelas, cermat serta rinci berdasarkan keridaan masing-masing pihak
dalam membuat akad maka semakin kecil yang melakukan akad dan memiliki akibat
kemungkinan terjadi konflik antar kedua hukum baru bagi mereka yang berakad.
belah pihak yang berakad di masa yang Landasan akad mengacu kepada firman
akan datang karena masing-masing pihak Allah Swt. dalam Alquran, Q.s. al-Mâidah
memahami hak dan kewajibannya. [5]:1 dan Q.s. al-Nisâ [4]: 29:

Pengertian Akad
Istilah akad berasal dari bahasa Arab yakni Hai orang-orang yang beriman, penuhilah
al-‘Aqd. Secara bahasa kata al-‘Aqd, bentuk akad-akad itu...... (Q.s. al-Mâidah [5]: 1).
masdarnya adalah ‘Aqada dan jamaknya
adalah al-‘Uqûd yang berarti perjanjian
(yang tercatat) atau kontrak.1 Di dalam
buku Ensiklopedi Hukum Islam, al-‘aqd
memiliki arti perikatan, perjanjian, dan Hai orang-orang yang beriman, janganlah
per­mufakatan (al-ittifaq).2 Dalam kaidah kamu saling memakan harta sesamamu
fikih, akad didefinisikan sebagai pertalian dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
kabul (pernyataan penerimaan ikatan) sesuai suka di antara kamu...(Q.s. al-Nisâ [4]:29).
dengan kehendak syariat yang berpengaruh Dari dua ayat tersebut di atas menegaskan
kepada objek perikatan sehingga terjadi bahwa setiap mukmin berkewajiban untuk
perpindahan pemilikan dari satu pihak menunaikan apa yang telah dijanjikan dan
kepada pihak yang lain.3 diakadkan baik berupa perkataan maupun
Adapun pengertian akad menurut istilah, perbuatan. Pelaksanaan akad dalam transaksi
ada beberapa pendapat di antaranya adalah perdagangan diharuskan adanya kerelaan
Wahbah al-Zuhaylî dalam kitabnya al-Fiqh kedua belah pihak, atau yang diistilahkan
Al-Islâmi wa Adillatuh yang dikutip oleh ‘antarâdhin minkum’. Walaupun kerelaan ter­
Dimyauddin Djuwaini bahwa akad adalah sebut merupakan sesuatu yang tersembunyi
hubungan/keterkaitan antara ijâb dan qabûl di lubuk hati, tetapi indikator dan tanda-
atas diskursus yang dibenarkan oleh syara’ tandanya dapat terlihat. Ijâb dan qabûl
dan memiliki implikasi hukum tertentu.4 atau apa saja yang dikenal dalam adat
Sedangkan menurut Hasbi Ash-Shiddieqy kebiasaan di masyarakat sebagai serah terima
bahwa akad adalah perikatan antara ijâb merupakan bentuk-bentuk yang digunakan
dengan qabûl yang dibenarkan syara’ yang hukum untuk menunjukkan kerelaan.6
menetapkan keridaan kedua belah pihak.5 Akad atau kontrak berkaitan dengan
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat barang/harta benda (mâl), hak pemanfaatan
harta benda, dan transfer kepemilikan atas
barang/hak atas pemanfaatan harta benda
1
A.W. Munawwair, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia
Lengkap, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), h. 953. dari satu pihak ke pihak lain. Mâl atau harta
2
Abdul Aziz Dahlan dan dkk, Ensiklopedi Hukum Islam, benda dalam fikih muamalah dibagi dua,
(Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeva, 2001), jilid 1, h. 63.
3
T.M Hasbi Ash- Shieddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h. 21
4
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, 6
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Kesan dan
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 48. Keserasian Alquran, (Ciputat: Lentera Hati, 2001), h. 413 dalam
5
T.M Hasbi Ash- Shieddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, Ahmad Darsuki, Teori Akad dan Implikasinya dalam Bisnis,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h. 21 galiyao,blogspot.co.id diakses 20 Juli 2014.
Eka Nuraini Rachmawati: Akad Jual Beli Dalam Perspektif Fikih  |787

yakni: yang dapat dipindahkan dan yang tidak pada Perbankan Syariah dengan produk yang
dapat dipindahkan, dapat diganti dan tidak lebih banyak dan bervariasi jenisnya.
dapat diganti, yang pasti ‘ayn dan yang tidak
pasti (dayn). ‘Ayn berupa aset riil sedangkan Jenis Akad dalam Pasar Modal Syariah
dayn berupa aset keuangan, seperti uang, Pada bulan Mei 2003, Accounting and
emas, valuta asing, saham, dan sukuk.7 Auditing Organization for Islamic Institutions
Kepemilikan harta dapat dibedakan (AAOIFI) ditetapkan 14 sukuk yang
tiga, yaitu: 8 kepemilikan aset (milk al- dapat diterbitkan sesuai dengan standard
‘ayn), kepemilikan utang (milk al-dayn), syariah.9 Sukuk yang sesuai dengan standar
serta kepemilikan hak pemanfaatan atas AAOIFI adalah Sukuk Mudhârabah, Sukuk
barang (milk al-manfa’at). Apabila seseorang Musyârakah, Sukuk Ijârah, Sukuk Murâbahah,
mendapatkan kepemilikan atas ‘ayn (aset Sukuk Salam, dan Sukuk Istishnâ. Selain
riil), maka ia juga mendapat kepemilikan enam akad tersebut, terdapat dua akad
atas manfaat. Milk al-’ayn bersifat pasti penerbitan sukuk yang dipraktikkan pada
dan tidak terkait waktu, yang berarti jika penerbitan sukuk di Malaysia, yakni akad
seseorang mendapat kepemilikan atas aset bay al-inah dan akad bay al-dayn.
melalui pembelian, asetnya tersebut tunduk Penjelasan kedelapan akad tersebut di­
pada kebijaksanaannya. tinjau dari perspektif fikih sebagai berikut:
Kepemilikan tidak dapat diakhiri atau
dihilangkan, tetapi dapat dialihkan atas 1. Akad Murâbahah
keinginannya dan sesuai dengan kontrak
Murâbahah berasal dari kata ribh, yang berarti
(akad) sah yang sesuai dengan peraturan
perolehan, keuntungan, atau tambahan.10
hukum yang relevan. Penetapan akad dalam
Pelaksanaan jual beli dengan akad murâbahah,
keuangan syariah sangat penting, khususnya
penjual harus mengungkapkan biayanya
dalam penerbitan sukuk di Pasar Modal
pada saat akad terjadi serta penetapan
karena pelaksanaannya harus sesuai dengan
marjin keuntungan yang disetujui. Bay’ al-
prinsip syariah.
Murâbahah adalah menjual barang dengan
Oleh sebab itu, konsep akad dalam harga yang ditetapkan di pasaran dengan
perspektif fikih dan bagaimana implementasi tambahan keuntungan yang diketahui.11
penggunaan akad dalam menerbitkan sukuk
Jual beli murâbahah dipraktikkan pada
harus jelas terutama berkaitan dengan
zaman sebelum Islam yang terdapat dalam
pemindahan kepemilikan antara penerbit
al-Muwatta’ kitab pertama Imam Mâlik yang
sukuk dengan investor apakah terjadi
mencatat berbagai hadis Nabi Muhammad
pemindahan kepemilikan aset, kepemilikan
Saw. Menurut Imam Mâlik, murâbahah
hutang atau kepemilikan manfaat atas suatu
dilakukan dan diselesaikan dengan pertukaran
barang. Dalam konsep fikih terdapat banyak
barang dengan harga, termasuk marjin
jenis akad yang dapat digunakan dalam
keuntungan yang telah disetujui bersama
keuangan syariah baik pada pasar uang syariah
maupun pada pasar modal syariah. Namun
tidak semua akad syariah dapat diterapkan 9
Fatwa ke-10 Dewan Syariah AAOIFI ,Standar sukuk
pada Pasar Modal Syariah karena produk yang ini dihasilkan dari sidang Fatwa ke-10 Dewan Syariah AAOIFI
yang diadakan di Madinah pada 2-7 Rabi’ul Awal 1425 H 3-8
ditawarkan lebih sedikit, berbeda penerapan Mei 2003, dalam keputusan tersebut disebutkan bahwa standard
Sukuk ini dapat dilaksanakan sejak tanggal 1 Muharram 1425 H
atau 1 Januari 2004. http://www.islamfeqh.com, diunduh pada
7
Muhammad Ayub, Understanding Islamic Finance, 8 Juni 2012
Aditya Wisnu Pribadi, (Pent.), (Jakarta: Gramedia Pustaka 10
Muhammad Ayub, Understanding Islamic Finance, h. 337.
Utama, 2007), h. 159. 11
Muhammad Rawwas Qal’ahji, Urusan Kewangan Semasa
8
Abdul Rahman Ghazaly, Ghufron Ihsan dan Sapiudin Menurut Persfektif Syariah Islam, Basri bin Ibrahim al-Hasan al
Shiddiq, Fiqh Muamalat, h.159. Azhari, (Pent.), (Selangor: 2009), h.131.
788|  AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 4, Desember 2015

pada saat itu dan pada tempat itu. Jadi Oleh sebab itu bay’ bithaman al ajil disebut
jual beli tidak dilakukan secara kredit. juga sebagai bay’ al-taqshith.
Namun Imam Syâfii dalam kitab al-Umm Dalam kontrak jual beli bay’ bithaman
memperluas konsep pelaksanaan murâbahah ajil, jika harga naik, pembeli mendapatkan
secara kredit. keuntungan karena membeli barang tersebut
Al-Marghinani, fukaha Hanâfi, men­ berbasiskan pembayaran ditunda dengan
definisikan murâbahah sebagai penjualan harga yang lebih murah, jika harga turun,
barang apa pun pada harga pembelian yang penjual mendapatkan keuntungan karena
ditambah dengan jumlah yang tetap sebagai berhasil menjual barang yang dibelinya
keuntungan.12 Ibn Qudâmah, fukaha Hambali, dengan berbasiskan pembayaran tangguh
mendefinisikan bay’ murâbahah sebagai dengan harga yang lebih tinggi. Jadi dalam
penjualan pada biaya modal ditambah dengan kontrak bay’ bithaman ajil, sesuai dengan
keuntungan yang diketahui, pengetahuan konsep al-ghunm bil al-ghurm, yakni ke­
biaya modal adalah persyaratan atasnya. untungan beriringan dengan risiko. Dengan
Berdasarkan beberapa definisi, maka syarat jual-beli harus diselesaikan pada satu
akad murâbahah merupakan akad jual beli harga sehingga kewajiban diketahui oleh
yang pada harga asal dengan tambahan semua pihak. 17
keuntungan yang disepakati. Akadnya men­
jadi sah apabila pembeli mengetahui harga 2. Akad Istishnâ’
awal, biaya tambahan jika ada, dan jumlah Secara bahasa Istisnâ’ berasal dari akar kata
keuntungannya.13 Oleh sebab itu, murâbahah sana’a (‫ )صنع‬ditambah alif, sin, dan ta’ menjadi
adalah kontrak yang berdasarkan kepercayaan istisnâ’ (‫ )استصناع‬yang dapat diartikan talab al-
atau kontrak buyu’ al-amânah.14 Dinamakan sun’ah )‫ (طلب الصنعة‬meminta dibuatkan barang
jual-beli amanah, karena ia bergantung atau “meminta untuk dibuatkan sesuatu”18
kepada kepercayaan penjual kepada harga Pengertian istisnâ’ menurut istilah, di­
barang yang dijual di pasar yang diberitahu definisikan sebagai akad meminta seseorang
oleh pembeli.15 untuk membuat sebuah barang tertentu
Jika pembayaran dilakukan secara tangguh dalam bentuk tertentu.19 Pengertian istisnâ’
yang harganya dibayar secara angsuran dalam merupakan akad yang dilakukan dengan
tempo waktu yang disepakati, jual beli ini seseorang untuk membuat barang tertentu
disebut bay’ bithaman al-ajil (BBA) atau bay’ dalam tanggungan dan akad tersebut me­
mu’ajjal. Ajil memiliki makna jangka waktu rupakan akad membeli sesuatu yang akan
yang ditetapkan untuk melunasi hutang. dibuat oleh seseorang.
Angsuran di dalam bahasa Arab dikenal Menurut ahli fikih, pengertian istisnâ’
dengan istilah al-taqshith yaitu pembagian adalah suatu permintaan untuk mengerjakan
hutang kepada beberapa bagian tertentu, sesuatu yang tertentu menurut cara tertentu
yang dilunasi pada masa-masa tertentu.16 yang materinya (bahan bakunya) dari pihak
pembuat (tukang).20
12
al-Jaziri, dalam Muhammad Ayyub, Understanding Menurut jumhur ulama, hukum
Islamic Finance, h. 337.
13
al- Kasani, dalam Muhammad Ayyub, Understanding transaksi istisnâ’ hukumnya boleh, begitu
Islamic Finance, h. 338.
14
Ab. Mumin Ab. Ghani, ”Sistem Kewangan Islam dan
Pelaksanaannya di Malaysia”, Jabatan Kemajuan Islam Malaysia,
(Kuala Lumpur: 1999). h. 410. 17
Muhammad Ayub, Understanding Islamic Finance, h. 345
15
Muhammad Rawwas Qal’ahji, Urusan Kewangan 18
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, ( Jakarta:
Semasa Menurut Persfektif Syariah Islam, Basri bin Ibrahim al- Amzah, 2010), h. 252.
Hasan al Azhari, (Pent.), (Selangor: 2009), h. 131. 19
Wahbah al-Zuhaylî,Fiqh Islâm wa Adillatuhu, jilid 5,
16
Muhammad Rawwas Qal’ahji, Urusan Kewangan (Jakarta: Darul Fikri, 2011), h. 268.
Semasa Menurut Persfektif Syariah Islam, h. 112. 20
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, h. 253.
Eka Nuraini Rachmawati: Akad Jual Beli Dalam Perspektif Fikih  |789

pula pendapat ahli fikih Hanâfiyah, jual tunai. Menurut al-Bahuty, bay’ al-‘inah
beli istisnâ’ di­perbolehkan karena telah lama adalah penjualan barang kepada seseorang
men­jadi ke­biasaan (‘urf) yang mengandung dengan harga kredit dan barang diserahkan
unsur ke­baikan (istihsân). Jadi hikmah di­ kepada pembeli, kemudian dibeli kembali
bolehkannya jual beli istisnâ’ karena ke­ oleh penjual sebelum mengambil bayarannya
beradaannya telah menjadi keperluan dengan uang tunai lebih kecil dari harga
manusia.21 asalnya.24
Menurut al-Jauhari kata “inah” bermakna
3. Akad Salam pinjaman dan utang. Dia mengatakan bahwa
Akad salam disyaratkan berdasarkan dalil ‘inah’ adalah jika ada seorang pedagang
dari Alquran, sunnah dan ijma ulama. Akad menjual barang secara kredit, kemudian dia
salam atau salaf adalah penjualan sesuatu membelinya kembali dengan harga yang
di masa yang akan datang dengan imbalan lebih rendah. Jual beli secara ‘inah berarti
sesuatu yang sekarang, atau menjual sesuatu seseorang menjual barang kepada orang lain
yang dijelaskan sifatnya dalam tanggungan. dengan pembayaran diangsur, lalu barang
Para ulama Syafi’iyyah dan Hanabilah men­ itu diserahkan kepada pembeli, kemudian
definisikan akad salam sebagai akad atas penjual itu, membeli kembali barangnya
sesuatu yang disebutkan dalam sifatnya sebelum uangnya lunas dengan harga lebih
dalam perjanjian dengan penyerahan tempo rendah dari harga pertama.25
dengan imbalan harga yang diserahkan dalam Pendapat ulama berbeda tentang bay’
majelis akad.22 al-‘inah, Abû Hanîfah mengatakan hukum
Pengertian salaf atau istalafa sama dengan nya fâsid, sedangkan Imam Mâlik dan
iqtarada yang artinya “berutang”. Menurut Hambali mengatakan akadnya batal. Abû
istilah, mazhab Hanâfi mendefinisikan salam Yûsuf berpendapat bahwa bay’ al-‘inah
sebagai jual beli tempo dengan tunai. Menurut hukum­nya makruh, sedangkan pandangan
Mazhab Maliki, salam adalah akad jual beli para sahabat seperti Aisyah dan Ibn Abbas
dimana modal (harga) dibayar di muka, dan dari tabi’in Ibn Sirin, al-Sha’bi dan
sedangkan barang diserahkan di belakang. pandangan jumhur ulama hukum bay’ al-
Jadi salam adalah salah satu bentuk jual beli ‘inah haram. Mayoritas ulama fikih selain
di mana uang harga barang dibayarkan secara Imam Syâfi’i menyatakan bahwa jual beli ini
tunai, sedangkan barang yang dibeli belum adalah rusak (fâsid) dan tidak sah. Karena,
ada, hanya sifat-sifat, jenis, dan ukurannya jual beli ini menjadi sarana munculnya riba
sudah disebutkan pada waktu perjanjian dan menyebabkan terjadinya sesuatu yang
dibuat.23 dilarang oleh Allah sehingga jual beli ini
tidak sah.26 Namun mazhab Imam Syâfi’i
4. Akad Bay al-Inah membolehkan penggunaan kontrak bay’ al-
‘inah karena akad jual beli yang dilakukan
Kata ‘al-‘inah” berasal dari bahasa Arab yang
telah memenuhi rukun yaitu ijâb dan qobûl,
berarti “tunai” atau “segera”. Tetapi, yang
tanpa memandang kepada niat pelaku.27
dimaksud dengan bay-‘inah adalah menjual
harta dengan bayaran angsuran, kemudian
segera membelinya kembali dengan bayaran
24
Nazaruddin Abdul Wahid, Sukuk Memahami &
Membedah Obligasi pada Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2010), h. 57.
21
Burhanuddin S, Fiqh Muamalah Dasar-dasar Transaksi 25
Abdurrahman al-Sa’di, dkk , Fikih Jual-Beli Panduan
dalam Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Ijtihad Ilmu, 2010), h. 103. Praktis Bisnis Syariah, (Jakarta: Senayan Publishing, 2008), h.135.
22
Wahbah al-Zuhaylî, Fiqh Islâm wa Adillatuhu, Jilid 5, 26
Wahbah al-Zuhaylî, Fiqh Islâm wa Adillatuhu, Jilid 5,
h. 242. h.135.
23
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, h. 243. 27
Wahbah al-Zuhaylî, Fikih Islam wa adillatuhu, h. 59.
790|  AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 4, Desember 2015

5. Akad Bay’ al-Dayn atau pihak ketiga tetapi dengan cara


Bay’ al-Dayn adalah suatu akad jual beli pembayaran tertangguh. Menurut Ibn
dengan objek jual belinya adalah piutang Taimiyah jual beli utang seperti ini
atau tagihan (dayn).28 Bay’ al-dayn adalah tidak dibenarkan dan golongan ulama
seseorang yang mempunyai hak mengutip terdahulu menamakan bay’ al-kali bi al-
hutang yang akan dibayar pada masa yang kali yakni akad jual beli hutang dengan
akan datang dan dia dapat menjual haknya hutang.
kepada orang lain dengan harga yang di­
setujui bersama.29 6. Akad Mushârakah
Konsep bay’ al-dayn sebenarnya merujuk Pengertian shirkah (mushârakah) secara
kepada pembiayaan hutang yaitu peruntukkan harfiah berarti percampuran. Menurut
sumber keuangan yang di­perlukan oleh unit- bahasa, shirkah adalah bercampurnya suatu
unit pembiayaan, perdagangan dan jasa harta dengan harta yang lain sehingga
dengan cara menjual atau membeli kertas- keduanya tidak dapat dibedakan. Menurut
kertas dan dokumen-dokumen perdagangan.30 ulama Syafi’iyyah, shirkah adalah tetapnya
Bentuk jual beli hutang diklasifikasi hak kepemilikan bagi dua atau lebih sehingga
menjadi tiga, yaitu: 31 tidak terbedakan antara hak pihak yang satu
a. Bentuk jual beli utang oleh pihak dengan hak pihak yang lain dan menurut
kreditur kepada pihak pengutang ulama Hanâfiyah, shirkah adalah transaksi
(debitur) lebih dekat pada kontrak antara dua orang yang bersekutu dalam
hiwâlah. Jual beli utang seperti ini modal dan keuntungan.32
dibenarkan oleh ulama Hanâfi, karena Pengertian mushârakah menurut bahasa
tidak termasuk ke dalam jual beli gharar. ialah pencampuran harta di antara dua orang
Mazhab Mâliki memiliki pendapat yang atau lebih.33 Menurut Saad Abdul Sattar
sama bahwa jual beli utang kepada al-Harran, mushârakah (shirkah) sebagai
pihak debitur dibolehkan. bentuk perkongsian di mana dua orang
b. Bentuk jual beli utang oleh pihak atau lebih bergabung baik dalam bentuk
kreditur kepada pihak ketiga dengan modal atau tenaga kerja atau keduanya
harga tunai. Penjualan utang semacam dalam kadar tertentu bagi masing-masing
ini tidak dibenarkan oleh Mazhab Hanâfi dengan pembagian keuntungan, kerugian,
dan Hambali, karena penjual utang tidak dan tanggung jawab masing-masing.
berkemampuan untuk menyerahkan Hukum shirkah dibolehkan oleh syariat,
utang tersebut pada waktunya. Mazhab berdasarkan Alquran, sunnah dan Ijma’.
Mâliki membenarkan jual beli hutang Dalil dari Alquran, firman Allah:
kepada pihak ketiga dengan persyaratan
tertentu.
c. Penjualan utang kepada pihak pengutang

...maka mereka bersekutu dalam bagian yang


28
Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, sepertiga itu (Q.s. al-Nisa’[4]:12)
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. 140.
29
Nor Muhamed Yacop, Sistem Keuangan Islam di
Malaysia,(Kuala Lumpur: Urusan Publications & Distributors
Sdn.Bhd,1999), h. 2.
30
Ab. Mumin Ab. Ghani ,”Sistem Kewangan Islam dan
Pelaksanaannya di Malaysia”, (Kuala Lumpur: Jabatan Kemajuan 32
Wahbah al-Zuhaylî, Fikih Islam wa adillatuhu, Jilid 5,
Islam Malaysia,1999), h. 280. h.441
31
Nazaruddin Abdul Wahid , Sukuk Memahami & 33
Nazaruddin Abdul Wahid , Sukuk Memahami &
Membedah Obligasi pada Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Ar- Membedah Obligasi pada Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2010), h. 51-55. Ruzz Media, 2010) h. 62.
Eka Nuraini Rachmawati: Akad Jual Beli Dalam Perspektif Fikih  |791

7. Akad Mudhârabah
Mudhârabah dari segi bahasa berasal dari
kata dasar al-darb: ‫ ضرب يضرب ضربا‬yang ber­arti
bergerak, menjalankan, memukul, kemudian
...dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-
mendapat tambahan huruf sehingga menjadi
orang yang berserikat itu sebagian mereka
berbuat zalim kepada sebagian yang lain, ‫ ضارب يضارب مضارب‬yang berarti saling bergerak,
kecuali orang-orang yang beriman dan me­ saling pergi, atau saling menjalankan atau
ngerjakan amal yang saleh; dan amat sedikit­ saling memukul. Dalam arti lain, ‫ ضارب‬berarti
lah mereka ini (Q.s. Shâd [38]:24). berdagang atau memperdagangkan.36
Adapun dalil dari sunnah, hadis qudsi Di dalam Alquran kata daraba diguna­
yang diriwayatkan oleh Abû Hurairah kan dalam rangkaian kata ayat “darb fî
secara marfû’ dari Rasullulah bahwa beliau al-ardi”, yang memberi maksud keluar
bersabda, “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla mengembara untuk menjalankan perniagaan
berfirman,” Aku adalah pihak ketiga dari dua atau melakukan perjalanan untuk berniaga.37
orang yang bersekutu, selama salah seorang Penggunaan makna ini adalah bersesuaian
dari keduanya tidak menghianati yang lain, dengan firman Allah dalam Alquran surah
maka Aku keluar dari persekutuan tersebut. al-Muzammil [73]: 20,
(H.r. Abû Dawud serta Hâkim).
Shirkah dikelompokkan menjadi dua,
iaitu shirkah amlak (kongsi harta) dan syirkah ... dan orang-orang yang berjalan di muka
uqûd (kongsi transaksi). Shirkah amlak atau bumi mencari sebagian karunia Allah...(Q.S.
Al-Muzammil[73]: 20).
shirkah milk merupakan bentuk persekutuan
di antara dua orang atau lebih dalam Istilah Mudhârabah dengan pengertian
kepemilikan harta yang di­ peroleh tanpa berpergian untuk berdagang digunakan oleh
disertai akad. Shirkah amlak dikelompokkan penduduk Irak. Sedangkan penduduk Hijaz
menjadi dua, yaitu syirkah ikhtiyâr (suka menggunakan istilah qirâd, yang diambil dari
rela), yaitu shirkah yang lahir atas kehendak kata qard (‫ )قرض‬yang artinya al-qat’u (‫)القطع‬
dua pihak yang bersekutu. yakni memotong. Dinamakan demikian,
Kedua, shirkah jabar (paksa), yaitu per­ karena pemilik modal memotong sebagian
sekutuan yang terjadi di antara dua orang hartanya untuk diperdagangkan oleh ’âmil
atau lebih tanpa kehendak mereka. Hukum dan memperoleh keuntungannya.
kedua jenis syirkah ini bagaikan pihak Praktik seperti ini dikenal sebagai “al-
asing atas sekutunya yang lain. Sehingga, muqâradah” yang berarti sama rata karena
salah satu pihak tidak berhak melakukan masing-masing berkongsi modal dan akan
tindakan apapun terhadap harta tersebut turut sama mendapatkan keuntungan dari
tanpa izin dari yang lain, karena masing- sesuatu perniagaan yang dijalankan.”38
masing sekutu tidak memiliki kekuasaan atas Mudhârabah adalah akad yang berlaku
bagian saudaranya.34 Shirkah ‘uqûd adalah antara dua pihak dengan syarat salah seorang
bentuk persekutuan di antara dua pihak dari keduanya menyerahkan sejumlah uang
atau lebih untuk menjalankan suatu usaha
berdasarkan prinsip bagi hasil.35
36
Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2011), h. 187.
37
Muhammad al-Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Jilid 6, Nor
Hasanuddin & Aisyah Saipudin, (Pent.), (Kuala Lumpur: al-
34
Wahbah al-Zuhaylî, Fikih Islam wa adillatuhu, h.443 Hidayah Publications, 2009), h.173.
35
Burhanuddin S, Fiqh Muamalah Dasar-dasar Transaksi 38
Mustafa al-Khin et al, al- Fiqh Al-Manhaji Mazhab al-
Dalam Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Ijtihad Ilmu, 2010), Syafie, Zulkifle bin Mohamad al-Bakri, (Pent.), ( Kuala Lumpur:
h. 121-122. Jabatan Kemajuan Islam Malaysia, 2011), h.371.
792|  AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 4, Desember 2015

kepada pihak yang lain untuk didagangkan Praktik akad Mudhârabah dalam transaksi
dan keuntungan yang diperoleh dibagi dua keuangan Islam menggunakan landasan
sesuai dengan kesepakatan.39 hukum atas dasar firman Allah Swt. dalam
Sebagaimana dalam sebuah hadis yang Alquran, Q.s. al-Muzammil [73]: 20) dan
diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a. (Q.s. al-Jumu’ah [62]:10).
dari bapaknya al-Abbas Mutalib r.a.:
Hadis-hadis Rasul yang dapat dijadikan
rujukan dasar akad transaksi mudhârabah ...dan orang-orang yang berjalan di muka
adalah: bumi mencari sebagian karunia Allah....(Q.s.
al-Muzammil [73]: 20).
‫ كان‬:‫روى ابن عباس رضي اهلل عنهما انه قال‬
‫سيدنا العباس بن عبد املطلب اذا دفع املال مضربة‬
‫اشرتط على صاحبه ان اليسلك به حبرا والينزل‬
‫به واديا واليشرتى به دابة ذات كبد رطبة فان‬ Apabila salat telah dilaksanakan, maka ber­
tebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah
‫فعل ذلك ضمن فبلغ شرطة رسول اهلل صلى اهلل‬ karunia Allah”. (Q.s. al-Jumu’ah [62]:10).
‫عليه وسلم فاجازه‬ Dalil Mudhârabah dalam hadis Rasulullah
“Diriwayatkan oleh ibnu Abbas bahwasannya Saw.:
Sayyidina Abbas jikalau memberikan dana
ke mitra usahanya secara Mudhârabah, ia ‫ث فِْي ِه َّن‬
ٌ َ‫ َثل‬: ‫َّيب صلى اهلل عليه وسلم قال‬ َّ ‫أ‬
َّ ‫َن الن‬
ِ
َ ‫َج ٍل والْ ُم َقا َر‬
mensyaratkan agar dananya tidak dibawa ‫ط اْلَبـَُّر‬
mengarungi lautan, menuruni lembah yang
ُ ‫ضةُ َو َخل‬ َ ‫اَلْبـَْي ُع ا َل أ‬: ُ‫الْبـََر ْكة‬
berbahaya, atau membeli ternak yang berparu- ‫ت الَ لِْلبـَْي ِع‬
ِ ‫بِالشَّعِ ِي لِْلبي‬
ْ ْ
paru basah, jika menyalahi peraturan maka “Tiga hal yang di dalamnya terdapat ke­
yang bersangkutan bertanggungjawab atas berkahan: jual beli tangguh, muqâradah
dana tersebut. Disampaikannyalah syarat- (mudhârabah), dan mencampur gandum
syarat tersebut kepada Rasulullah Saw., dan dengan tepung untuk keperluan bukan untuk
Rasulullah pun membolehkannya.” (Riwayat keperluan rumah, bukan untuk dijual”. (H.r.
al-Baihaqi, 6:111) Ibnu Majah).
Dari Ibn Suhaib r.a. bahwa Nabi Menurut Wahbah al-Zuhayli, mudhârabah
Muhammad Saw. bersabda: didefinisikan sebagai akad yang di dalamnya
‫ قال رسول‬:‫عن صاحل بن صهيب عن ابيه قال‬ pemilik modal memberikan (harta) pada
‘âmil (pengelola) untuk mengelolanya, dan
‫اهلل صلى اهلل عليه وسلم ثالث فيهن البيع اىل‬ keuntungannya menjadi milik bersama se­
‫اجل واملقارضة واخالط الرب بااشعري للبيت الللبيع‬ suai dengan apa yang mereka sepakatkan,
sedangkan kerugiannya hanya menjadi
Dari Shalih bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah tanggung­an pemilik modal saja.40
Saw. bersabda, “Tiga hal yang di dalamnya
terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, Sayid Sabiq, memberikan definisi
muqâradhah (mudhârabah), dan mencampur mudhârabah adalah suatu akad antara dua
gandum dengan tepung untuk keperluan pihak di mana salah satu pihak memberikan
rumah, bukan untuk dijual.” (H.r. Ibnu uang (modal) kepada pihak lain untuk
Majah: 2289) diperdagangkan dengan ketentuan bahwa
keuntungan dibagi di antara mereka berdua

39
Muhammad al-Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Jilid 6, h.
173. 40
Wahbah al-Zuhaylî, Fikih Islam wa Adillatuhu, Jilid 5,
h. 476.
Eka Nuraini Rachmawati: Akad Jual Beli Dalam Perspektif Fikih  |793

sesuai dengan kesepakatan mereka.41 Jadi tertentu. Kontrak ini dilaksanakan dengan
mudhârabah merupakan akad yang dilakukan memindahkan hak milik jasa (manfaat)
antara dua pihak yakni pihak pemilik modal tersebut.46
dan pengelola untuk melakukan kerjasama Akad ijârah (sewa) akad untuk mem­
aktivitas bisnis di mana keuntungan yang peroleh manfaat dengan disertai bayaran.
diperoleh akan dibagi dua sesuai dengan Dengan kata lain, ijârah merupakan bentuk
kesepakatan. jual beli manfaat, untuk mendapat­ k an
imbalan. Praktik akad ijârah dalam transaksi
8. Akad Ijârah keuangan Islam menggunakan landasan
Sewa-menyewa dalam bahasa Arab dikenal hukum dari Alquran dan Hadis Nabi. Hal ini
dengan istilah Ijârah. Ijârah berasal dari merujuk kepada pendapat mayoritas ulama
kata “ajara (‫ )اجر‬dan memiliki beberapa memperbolehkan akad ijârah dengan dalil
sinonim, dapat diartikan: menyewakan, Alquran, Sunnah, dan Ijma’. Kemudian akad
memberinya upah dan memberinya pahala. ijârah tersebut, digunakan dalam penerbitan
Menurut bahasa, ijârah artinya, sewa Sukuk ijârah di Pasar Modal Indonesia,
menyewa atau jual beli manfaat.42 Sayid berdasarkan:
Sabiq mengemukakan, bahwa al-ijârah ber­ Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan
asal dari kata ‘al-ajru’ (‫ )االجر‬yang berarti Syariah Nasional pada hari Kamis, tanggal
‘al-‘iwâdh’ (sewa atau imbalan, ganjaran 8 Muharram 1412 H/13 April 2000.
atau pahala). Jadi Ijarah menurut bahasa Landasan hukum akad ijârah berdasarkan
dan secara syara’ memiliki makna jual beli Alquran:
manfaat.43
Dalam pengertian istilah, terdapat per­
bedaan pendapat tentang ijârah di kalangan
ulama Hanâfiah, Mâlikiyah, Syâfi’iyyah dan
Hanâbilah.44 Ulama Hanâfiah, mendefinisi­
...dan Kami telah meninggikan sebagian
kan ijârah sebagai akad atas manfaat di­ mereka atas sebagian yang lain beberapa
sertai imbalan berupa harta. Namun ulama derajat, agar sebagian mereka dapat mem­
Mâlikiyah dan Hanâbilah memberi pe­ngerti­ pergunakan sebagian yang lain...(Q.S. Al-
an bahwa ijârah adalah suatu akad yang Zukhruf [43]: 32)
memberikan hak kepemilikan manfaat sesuatu
yang mubah untuk masa tertentu disertai
imbalan.45
Adapun menurut ulama Syâfi’iyyah,
akad ijârah adalah suatu akad atas manfaat
yang mengandung maksud yang tertentu,
mubah, dan dapat didermakan serta diboleh­ ...dan jika kamu ingin anakmu disusukan
kan dengan imbalan tertentu. Menurut oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu
istilah fukaha, ijârah ialah kontrak untuk apabila kamu memberikan pembayaran
mendapatkan manfaat (jasa) tertentu yang menurut yang patut. bertakwalah kamu
boleh dibayar dan dihalalkan dengan barang kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.s.
al-Baqarah [2]: 233).
41
Muhammad al-Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Jilid 6, h.173.
42
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, h. 315-316.
43
Muhammad al-Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Jilid 6, h.155.
44
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, h. 316-317.
45
Wahbah al-Zuhaylî, Fikih Islam wa Adillatuhu, Jilid 5, 46
Burhanuddin S, Fiqh Muamalah Dasar-dasar Transaksi
h. 387. Dalam Ekonomi dan Bisnis, h. 110.
794|  AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 4, Desember 2015

‫ احتجم‬:‫عن ابن عباس رضي اهلل عنهما قال‬


‫رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم واعطى احلجام‬
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: ‫ (رواه البخاري‬.‫ ولو علمه خبيثا مل يعطه‬,‫أجره‬
“Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang )‫وابو داود‬
bekerja (pada kita), karena sesungguhnya
Dari Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau
orang yang paling baik yang kamu ambil
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang
sallam pernah berbekam dan memberikan
kuat lagi dapat dipercaya.” (Q.s. al-Qasas
upah tukang bekam itu, dan sekiranya upah
[28]: 26)
profesi bekam itu buruk maka niscaya beliau
tidak akan memberikannya. (H.r. Bukhâri
dan Abû Daud).
...dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak)
itu sedang hamil, maka berikanlah kepada ‫َُو َسلَ َم اِ ْحتَ ِج ْم َواَ ْع ِط‬ ‫لى هلل َعلَْي ِه‬
َ ‫ص‬َ
ِ ‫أَ َن رسو ُل‬
‫هلل‬ ُْ َ
mereka nafkahnya hingga mereka bersalin,
kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak) )‫ومسلم‬ ‫(رواه البخارى‬ ُ‫َجَره‬
ْ ‫احلُ َج َام أ‬
mu untukmu, maka berikanlah kepada mereka Bahwa Rasululah Saw. bersabda: “Berbekamlah
upahnya (Q.s. al-Talaq [65]: 6). kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya
kepada tukang bekam itu.” (H.r. Bukhâri
Selain itu, landasan hukum akad ijârah dan Muslim).
yang tercantum dalam Fatwa Dewan Syariah
Nasional No. 72 /MUI/VI/2008 tentang ‫ هنى رسول‬:‫عن ايب سعيد رضي اهلل عنه قال‬
SBSN Ijârah Sale and Lease Back.
‫اهلل صلى اهلل عليه وسلم عن استعجار األ جري‬
Hadis riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abû
Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi ‫ وألقاء‬,‫ وعن النجش واللمس‬,‫حىت يبني له أجره‬
Saw. bersabda: .‫ رواه ابن أمحد‬.»‫احلجر‬
ِ ِ Dari Abû Sa’id radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
.ُ‫َجَره‬ ْ ‫َم ِن‬
ْ ‫استَأْ َجَر أَجيـًْرا فـَْليـُْعل ْمهُ أ‬ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Barang siapa mempekerjakan pekerja, beri­ melarang untuk mengangkat seorang pekerja
tahukanlah upahnya. (H.R. Abd ar-Razzaq). sampai upahnya dijelaskan terlebih dahulu,
beliau juga melarang jual beli dengan cara
ِ
ُ ‫َجَرهُ قـَْب َل اَ ْن َِي‬
ُ‫ف عُُرقُه‬ ْ ‫أُعُطُو اْاألَجيـَْرأ‬ al-Najasy, al-Lams, dan dengan cara melempar
batu. (H.r. Ibnu Mâjah).
Berikanlah olehmu upah orang sewaan sebelum
keringatnya kering. (H.r. Ibnu Mâjah) Kaidah fikih:

‫ِم َن‬ ‫الس َواقِ ْي‬


َّ ‫ض ِبَا َعلَى‬ ‫َص ُل ِف اْألَ ْشيَ ِاء اْ ِإل بَا َحة َح َّت يَ ُد َّل اْلدَّلِْي ُل‬ ْ ‫اَأل‬
‫الزْرِع‬
َّ َ ‫ُكنَّا نُ ْك ِري اْأل َْر‬
‫صلَّى‬ ِ
‫اهلل‬ ‫ فـَنـََهانَا َر ُس ْو ُل‬،‫اسعِ َد بِالْ َم ِاء ِمنـَْها‬ ‫َّح ِرِْي‬
ْ ‫َعلَى الت‬
َ َ ‫َوَم‬ “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah
ِ ِ
َ ‫اهللُ َعلَْي ِه َوآل ِه َو َسلَّ َم َع ْن َذل‬
‫ك َوأ ََمَرنَا أَ ْن نُ ْك ِريـََها‬ boleh dilakukan kecuali ada dalil yang meng­
haramkannya.”47
.‫ب أ َْو فِض ٍَّة‬ ٍ ‫بِ َذ َه‬
Ijârah menurut istilah bahasa Arab me­
“Kami pernah menyewakan tanah dengan rujuk kepada upah yang diberikan kepada
(bayaran) hasil pertaniannya, maka Rasulullah orang yang melakukan suatu pekerjaan sebagai
melarang kami melakukan hal tersebut dan
ganjaran kepada apa yang dilakukannya.
memerintahkan agar kami me­nyewakannya
dengan emas atau perak.” (H.r. Ahmad dan
Abû Daud). Suyûthi, al-Imam al-Hâfidz Abdurrahman Jalaludin, al-
47

Asbâh Wa al-Nadhâir, (Bayrût: Dârul Fikri,1983), h. 60.


Eka Nuraini Rachmawati: Akad Jual Beli Dalam Perspektif Fikih  |795

Ganjaran tersebut disebut sebagai ajr atau namun zat barang tersebut tetap ada,
ujrah. Kata ‘ajjarahu’ atau ‘âjarahu’ bermakna seperti buah sebagai hasil dari penyewaan
memberi upah karena kerja yang dilakukan. pohon.
Perkataan ini hanya digunakan bagi merujuk Dari beberapa pendapat tersebut, maka
kepada sesuatu yang memberikan keuntungan ijârah merupakan akad sewa menyewa atau
dan tidak digunakan untuk sesuatu yang jual beli manfaat antara dua pihak yaitu
merugikan. Ajr biasanya digunakan untuk antara penyewa dan yang menyewakan
merujuk ganjaran akhirat, sementara ujrah barang, yang memberikan hak kepemilikan
pula merujuk kepada ganjaran dunia.48 manfaat dari barang, manfaat dari pekerjaan
Rukun ijârah menurut Hanâfiyah adalah manusia, perpaduan manfaat dari barang dan
ijâb dan qabûl, yaitu dengan lafadz ijârah. dari pekerjaan manusia untuk jangka waktu
Sedangkan rukun ijârah menurut mayoritas tertentu dan menerima imbalan.
ulama ada empat, yaitu dua pelaku akad
(pemilik sewa dan penyewa), sighah (ijâb Akad Jual Beli (Bay’) Sebagai Landasan
dan qabûl), upah, dan manfaat barang. Penerbitan Sukuk Negara
Objek Ijârah terbagi empat:49 Akad jual beli selain diterapkan sebagai
• Ijarah terhadap manfaat dari barang, landasan penerbitan sukuk korporasi seperti
disebut juga ijârah ‘ala al-manâfi atau akad Salam, Istishnâ dan Murâbahah juga
ijârah al-a’yân. Contohnya seperti me­ diterapkan sebagai landasan penerbitan sukuk
nyewakan gedung, rumah, kapal, mobil negara, yang dikenal dengan sebutan Sertifikat
dan lainnya. Berharga Syariah Negara (SBSN). Sukuk
• Ijârah terhadap manfaat dari pekerjaan Negara diterbitkan dengan menggunakan akad
manusia (ijârah ‘ala al-a’mal). Seperti bay’ wafa’ dikombinasi dengan akad ijârah
mengupah seorang manajer untuk me­ yang dikenal dengan istilah bay’ istighlâl.
ngelola perusahaan, dan tukang angkat
untuk memindahkan barang. 1. Bay al-Wafâ’
• Ijârah terhadap perpaduan manfaat Menurut bahasa Arab, al-bay’ berarti jual
manusia dan barang (Ijârah ‘ala al- beli, dan al-wafa’ dapat diartikan membayar
manâfi wa al-a’mal). Seperti mengupah hutang, pelunasan hutang, menepati janji,
se­o rang atau lembaga membangun setia serta tak menyalahi janji.50
rumah sedang alat-alat berasal dari Nama lain dari bay’ al-wafa’ adalah bay
pekerja atau lembaga tersebut; atau me­ ita’ah (Syiria), bay al-amânah (Mesir). Ulama
ngendarai angkutan umum di mana Syâfiiyyah menyebutnya bay ‘uhdah dan bay
upah diberikan untuk sopir dan mobil ma’ad. Ulama Hanâbilah menyebutnya bay
atau kendaraan beratnya. amânah dan ulama Hanâfiyah dikenal istilah
• Bila dimasukkan pendapat Ibnu Qayim, bay jâiz.51 Bay’ al-wafa’ adalah salah satu
maka terdapat objek Ijârah keempat, bentuk transaksi (akad) yang muncul di
yaitu: ijârah bukan tehadap manfaat, Asia Tengah (Bukhâra dan Balkh) pada
tapi terhadap “barang”-‘ain, yaitu hasil pertengahan abad ke 5 Hijriyah dan me­
berkelanjutan dari suatu barang asal, rambat ke Timur Tengah, dengan tujuan
menghindari terjadinya riba dalam pinjam
48
Mustofa al-Khin, Mustofa al-Bugho & Ali al-Syarbaji,
meminjam.
Kitâb Fikah Mazhab Syafii, Jilid 6,(Kuala Lumpur: Pustaka
Salam, 2005), h.1483.
49
Alimin,”Aplikasi Pasar Sukuk dalam Perspektif Syariah 50
S. Askar, (Peny.), Kamus Arab-Indonesia al-Azhar,
(Studi Analisis Kesesuaian Syariah terhadap Aplikasi Pasar Sukuk (Jakarta Selatan: Penerbit Senayan Publishing, t.t.), h. 1071
Domestik dan Global)”, Disertasi Pascasarjana Universitas Islam 51
Suheri Syariah Knowledge, Bay al- wafa, htpp://
Negri Syarif Hidayahtullah, Jakarta: 2010, h.156. suherilbs.wordpress.com/fikih.hal.20, diakses pada 12 juli 2012
796|  AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 4, Desember 2015

Pada masa itu banyak di antara orang bahwa barang yang dijual itu dapat dibeli
kaya tidak mau meminjamkan uangnya tanpa kembali oleh penjual, apabila tenggang waktu
ada imbalan yang mereka terima. Sementara yang ditentukan telah tiba. Tenggang waktu
banyak juga para peminjam uang tidak pembelian kembali dapat terjadi satu tahun
mampu melunasi uangnya akibat imbalan atau dua tahun. Sayyid Sabiq mendefinisikan
yang harus mereka bayarkan bersamaan bay’ al-wafa’ merupakan jual beli pelunasan
dengan sejumlah uang yang mereka pinjam. yakni seseorang yang memerlukan uang tunai
Menurut para fukaha imbalan yang diberikan menjual barang, namun jika pembayaran
atas dasar pinjam meminjam uang ini tersebut telah dilunasi dan dibayar kembali
termasuk riba.52 kepada pemiliknya, maka barang yang
Menurut para ulama fikih, bay’ al- dijualnya hendaklah dikembalikan lagi
wafa’ dapat didefinisikan sebagai: “jual beli kepada pemilik asal. Hukum jual beli seperti
yang dilangsungkan dua pihak yang diikuti ini sama seperti gadai menurut pendapat
dengan syarat bahwa barang yang dijual itu yang paling kuat.55
dapat dibeli kembali oleh penjual, apabila Bay al-wafa’ ini sangat populer di
tenggang waktu yang telah ditentukan telah kalangan mayoritas mazhab Hanâfi. Pada
tiba.” hakikatnya akad ini merupakan perpaduan
Akad bay’ al-wafa’ adalah akad jual antara akad jual beli (bay) dengan akad
beli, maka pembeli dapat dengan bebas gadai (rahn). Mazhab Hanâfi membolehkan
memanfaatkan barang yang dibeli tersebut. hukum jual beli al-wafa’ dan beberapa negara
Hanya saja, pembeli tidak boleh menjual telah mengakui dan memasukkannya dalam
barang tersebut kepada orang lain selain perundang-undangan perdata, seperti Turki
kepada penjual. Menurut ulama, jual beli Usmani dan Lebanon, namun para ulama
ini dibolehkan, karena tujuannya untuk Syâfi’iyyah, Mâlikiyah dan Hanâbilah tidak
menghindari riba.53 Definisi lain, bay’ al- setuju dengan kebolehan bay al-wafa’.
wafa’ adalah jual beli yang meletakkan syarat Musthafa Ahmad al-Zarqa mengemuka­
bahwa apabila penjual membayar kembali kan bahwa barang yang diperjualbelikan
harga barang yang dijual maka pembeli akan dalam bay’ al-wafa, adalah barang tidak
mengembalikan barang yang dijual kepada bergerak, seperti tanah perkebunan, rumah,
penjual. tanah perumahan, dan sawah. 56 Ulama
Menurut Ibnul ‘Abidin, adalah suatu Hanâfiyah menganggap bay’ al-wafa’ adalah
akad di mana seorang yang memerlukan sah dan tidak termasuk ke dalam larangan
uang menjual barang kepada seseorang Rasulullah Saw. yang melarang jual beli yang
yang memiliki uang kas. Barang yang dijual diikuti syarat, karena, sekalipun disyaratkan
tersebut tidak dapat dipindah-pindah dengan bahwa harta itu harus dikembalikan kepada
kesepakatan, jika ia dapat mengembalikan pemilik awal, namun pengembalian itu pun
harga barang tersebut maka ia dapat meminta harus melalui akad jual beli.57
kembali barang itu.54 Mekanisme akad bay’ al-wafa’ terdiri
Mustafa Ahmad al-Zarqa mendefinisikan, atas tiga tahapan, yaitu:58
bay’ al-wafa’ ialah dua jual beli yang dilakukan
oleh dua pihak yang diikuti dengan syarat
55
Muhammad As-Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Jilid
6, Peterjemah Nor Hasanuddin & Aisyah Saipudin,(Kuala
52
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, ( Jakarta: Gaya Media Lumpur: Al-Hidayah Publications,2009), h.155
Pratama, 2007), h. 152. 56
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah( Jakarta:Gaya Media
53
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, h.152. Pratama,2007), h.152
54
Ibnul ‘Abidin, Raddul Muchtar, vol.iv /h.257 dalam 57
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah( Jakarta:Gaya Media
suheri .htpp:// suherilbs.wordpress.com/fikih.hal.15, 20 diakses Pratama,2007), h.152
pada 12 juli 2012. 58
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah , h.153.
Eka Nuraini Rachmawati: Akad Jual Beli Dalam Perspektif Fikih  |797

Pertama, ketika dilakukan transaksi, Yaitu barang dijual secara bay’ al-wafa,
akad ini merupakan jual beli, karena di selanjutnya penjual menyewa kembali barang
dalam akad dijelaskan bahwa transaksi itu tersebut. Artinya, pembeli mengambil
adalah jual beli, melalui ucapan penjual manfaat dari barang tersebut dengan me­
“saya menjual sawah saya kepada engkau nyewakannya kepada penjual sendiri.59
seharga Rm 1000 selama dua tahun”. Definisi bay’ istighlâl adalah barang
Kedua, setelah transaksi dilaksanakan dan yang dijual secara wafa’, selanjutnya penjual
harta beralih ke tangan pembeli, transaksi menyewa kembali barang tersebut. Artinya,
ini berbentuk ijârah (pinjam meminjam/ pembeli mengambil manfaat dari barang
sewa menyewa), karena barang yang dijual tersebut dengan menyewakan kepada penjual
itu harus dikembalikan kepada penjual, sendiri. 60
sekalipun pemegang harta itu berhak me­ Berdasarkan konsep akad bay’ istighlâl,
manfaatkan dan menikmati hasil barang penerbitan sukuk yang dikembangkan
itu selama waktu yang disepakati. saat ini tidak lain adalah bay’ istighlâl, yaitu
Ketiga, di akhir akad, ketika waktu yang akad bay’ al-wafa’ yang disertai akad ijârah
disepakati berakhir, bay’ al-wafa’ ini sama di dalamnya.
dengan al-rahn, karena dengan jatuh tempo Contoh pelaksanaan akad bay’ istighlal ini
yang telah disepakati kedua pihak, penjual digunakan dalam penerbitan Surat Berharga
harus mengembalikan barang yang dibeli Syariah Negara (SBSN) yang dikenal dengan
itu kepada penjual secara utuh. Jadi bay’ al- SBSN Ijârah Sale and Lease Back.
wafa’ merupakan gabungan antara akad jual
beli dengan akad gadai yang pada awalnya Adapun mekanisme penerbitan sukuk
dipraktikkan untuk menghindari riba dan Ijârah Negara sebagai berikut:61
sebagaian besar ulama membolehkannya • Pemerintah menjual aset kepada investor
dengan syarat barang yang dijual berupa dengan janji akan dibeli kembali 10
harta tidak bergerak seperti tanah, bangunan, tahun mendatang.
rumah dan lainnya. • Dana investor masuk ke pemerintah.
• Pemerintah sebagai “issuer” (penerbit
2. Bay Istighlâl sukuk) menyerahkan sukuk kepada
Bay’ istighlal sebenarnya hampir sama dengan investor.
jual beli al-wafa’, namun pada jual beli • Sekarang aset menjadi milik investor
istighlâl benda yang dijual tersebut disewa secara syirkah. Dalam sepuluh tahun,
kembali oleh penjual sehingga akad bay’ pemerintah menyewa (ijârah) aset
al-wafa’ berubah menjadi bay’ istighlâl. Bay’ tersebut kepada investor yang dibayar
istighlâl merupakan jual beli wafa’ dengan setiap tiga bulan sekali.
syarat bahwa penjual menyewa kembali • Setelah sepuluh tahun, pemerintah
barang yang dijualnya dari pembeli. Bay’ membeli kembali aset tersebut.
istighlâl ini telah dicantumkan pada kitab Para ahli ekonomi saat ini menyebut
Undang-undang Perdata Turki (Majallah SBSN diterbitkan dengan menggunakan
al-Ahkâm al-‘Adiyah, pasal 119).
Bay’ Istighlâl didefinisikan sebagai
berikut: 59
Abdul Azhim Jalaluddin Abu Zaid, Fiqh Riba ( Bayrût:
Muassasah al-Risâlah, 2004), h. 540.
‫و هو أن تباع العني بيع الوفاء علي أن تستأجر‬ 60
Ibnul ‘Abidin ,Raddul Muchtar, vol.iv /h.257 dalam
suheri .htpp:// suherilbs.wordpress.com/fikih.h.21, diunduh
‫البائع املبيع أي أن املشرتي ينتفع من املبيع‬ pada 12 Juli 2012
61
Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk

‫باجارته للبائع نفسه‬ Negara): Instrumen Keuangan Berbasis Syariah,Jakarta, Juni


2010, h.22 www.dmo.or.id, diunduh pada 5 Agustus 2011
798|  AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 4, Desember 2015

akad Ijârah namun menurut konsep fikih mana para calon pembelinya saling menambahi
muamalah namanya bay’ istighlâl. nilai tawar harga, hingga berhenti pada
penawar tertinggi. Dan sebagaimana kita tahu,
3. Bay Muzâyadah (Jual Beli Lelang) dalam praktiknya dalam sebuah penjualan
lelang, penjual menawarkan barang kepada
Transaksi jual beli sekuritas di pasar beberapa calon pembeli.
modal seperti saham dan sukuk digunakan
mekanisme lelang (auction), karenanya Kemudian para calon pembeli itu saling
sering disebut sebagai auction market. Akad mengajukan harga yang mereka inginkan.
jual beli selain digunakan pada penerbitan Sehingga terjadilah semacam saling tawar
sukuk juga digunakan dalam transaksi dengan suatu harga. Penjual nanti akan
sukuk. Adapun mekanisme transaksi jual menentukan siapa yang menawarkan harga
beli sukuk melalui cara jual beli lelang paling tinggi, maka dialah yang berhak
(auction) atau dalam konsep fikih disebut menjadi pembeli. Lalu terjadi akad dan
dengan bay’ muzâyadah. pembeli tersebut mengambil barang dari
penjual.
Lelang dalam literatur fikih, dikenal
dengan istilah muzâyadah (‫)مزايدة‬. Secara Hukum jual beli dengan cara lelang
bahasa, kata muzâyadah (‫ )مزايدة‬berasal dari menurut pendapat para ulama, yaitu me­
kata zâda-yazidu-ziyâdah (‫ زيادة‬- ‫ يزيد‬- ‫ )زاد‬yang nurut al-Kasni dan Ibn Human, ulama
artinya bertambah, maka muzâyadah berarti dari Mazhab Hanâfi mengatakan jual
saling menambahi. Maksudnya, orang-orang beli lelang (al-muzâyadah) tidak dilarang
saling menambahi harga tawar atas suatu karena Rasulullah Saw. secara pribadi mem­
barang. 62 Lelang (al-muzâyadah) dapat di­ praktikkan hal tersebut. Ada pendapat
artikan sebagai berlomba-lomba menambah ulama yang membolehkan hukum lelang,
harga pada produk yang dipamerkan untuk tapi ada juga yang memakruhkannya karena
dijual. terdapat sumber hukumnya yang berbeda.
Jumhur (mayoritas ulama) membolehkan
Dalam kamus bahasa Arab, al-Mu’jam al-
lelang, dasarnya adalah apa yang dilakukan
Wasith, kata muzayadah diartikan sebagai :63
langsung oleh Rasulullah Saw. di masa
‫وض ِة لِْلبـَْي ِع‬ ِ ِّ ‫التـَّنَافُس ِف ِزياد ِة َثَ ِن‬
َ ‫الس ْل َعة الْ َم ْع ُر‬ ََ ُ
beliau hidup. Hadis yang membolehkannya
Persaingan dalam menambahi harga suatu antara lain:

‫صا ِر َجاءَ إِ َل‬ ِ ٍ ِ‫س ب ِن مال‬


َ ْ ِ َ‫َع ْن أَن‬
barang yang ditawarkan untuk dijual. َّ ‫ك أ‬
َ ْ‫َن َر ُج ًل م ْن ْالَن‬
َ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم يَ ْسأَلُهُ فـََق‬
Di dalam kitab al-Qawânîn al-Fiqhiyah,
secara istilah definisi dari muzâyadah
‫ك ِف‬ َ َ‫ال ل‬ َ ‫َّب‬ ِّ ِ‫الن‬
‫ط‬ُ ‫ضهُ َونـَْب ُس‬ ِ َ ِ‫بـَْيت‬
adalah:64 َ ‫س بـَْع‬ ُ َ‫س نـَْلب‬ٌ ‫ال بـَلَى ح ْل‬ َ َ‫ك َش ْيءٌ ق‬
‫ض ُه ْم‬ ِ ‫الس ْلع ِة وي ِزيد الن‬
ُ ‫َّاس ف َيها بـَْع‬ ُ ُ َ َ َ ِّ ‫ادى َعلَى‬َ َ‫أَ ْن يـُن‬ ‫ال‬َ َ‫ال ائْتِِن بِِ َما ق‬ َ َ‫ب فِ ِيه الْ َماءَ ق‬ ُ ‫ضهُ َوقَ َد ٌح نَ ْشَر‬ َ ‫بـَْع‬
‫آخ ِر َزائِ ٍد فِ َيها فـَيَأْ ُخ َذ َها‬
ِ ‫ض ح َّت تَِقف علَى‬ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ِ ُ ‫فَأَتَاه بِِما فَأَخ َذ ُها رس‬
َ َ َ ٍ ‫َعلَى بـَْع‬ َ ‫ول اللَّه‬ َُ َ َ َ ُ
Mengajak orang membeli suatu barang, di ‫ال َر ُج ٌل‬ َ ‫ال َم ْن يَ ْش َِتي َه َذيْ ِن فـََق‬ َ َ‫َو َسلَّ َم بِيَ ِد ِه ُثَّ ق‬
‫ي‬ِ َْ‫يد َعلَى ِد ْرَه ٍم َمَّرتـ‬ ُ ‫ال َم ْن يَِز‬ َ َ‫آخ ُذ ُهَا بِ ِد ْرَه ٍم ق‬
ُ ‫أَنَا‬
62
Ahmad Sarwat, “Bolehkah Kita Bertransaksi Dengan
Cara Lelang”, dalam http:// rumah fikih.com diunduh 15 Mei ‫اهَا‬ُ َ‫َعط‬ ْ ‫ي فَأ‬ ِ ْ َ‫آخ ُذ ُهَا بِ ِد ْرَه‬
ُ ‫ال َر ُج ٌل أَنَا‬ َ َ‫أ َْو ثََلثًا ق‬
َّ ‫صا ِر‬ ِ ْ َ‫ِّرَه‬ َ ‫إِيَّاهُ َوأ‬
2014
63
Ahmad Sarwat, “Bolehkah Kita Bertransaksi Dengan
Cara Lelang”, dalam http:// rumah fikih.com diunduh 15 Mei
‫ي‬ َ ْ‫اهَا ْالَن‬ ْ ‫ي فَأ‬
ُ َ‫َعط‬ ْ ‫َخ َذ الد‬
2014 Dari Anas bin Malik ra. bahwa ada seorang
64
Ahmad Sarwat, “Bolehkah Kita Bertransaksi Dengan lelaki Anshar yang datang menemui Nabi
Cara Lelang”, dalam http:// rumah fikih.com diunduh 15 Mei Saw. dan dia meminta sesuatu kepada Nabi
2014
Eka Nuraini Rachmawati: Akad Jual Beli Dalam Perspektif Fikih  |799

saw. Nabi Saw. bertanya kepadanya,”Apakah yang ditawarkan yakni harga tertinggi. 66
di rumahmu tidak ada sesuatu?” Lelaki itu Proses jual beli lelang dilakukan dengan
menjawab, “Ada. Dua potong kain, yang tawar menawar oleh para peserta lelang. Jika
satu dikenakan dan yang lain untuk alas belum ada kesepakatan antar peserta yang
duduk, serta cangkir untuk meminum air.”
melakukan penawaran, maka dimungkinkan
Nabi Saw. berkata,”Kalau begitu, bawalah
kedua barang itu kepadaku.” Lelaki itu seorang lain mengajukan tawaran dan mem­
datang membawanya. Nabi Saw. bertanya, beri tambahan atas harga pertama.
“Siapa yang mau membeli barang ini?” Salah Hal itu sesuai dengan hadis yang di­
seorang sahabat beliau menjawab,”Saya mau riwiyatkan dari Anas: “ Sesungguhnya Nabi
membelinya dengan harga satu dirham.” Saw., pernah menawarkan anak panah dan
Nabi Saw. bertanya lagi,” Ada yang mau pelana kepada beberapa sahabatnya. Lalu
membelinya dengan harga lebih mahal?” Nabi seorang laki-laki berkata, “Keduanya bagiku
Saw. menawarkannya hingga dua atau tiga dengan harga satu dirham”. Kemudian
kali. Tiba-tiba salah seorang sahabat beliau orang yang lain berkata, “ Keduanya bagiku
berkata, “Aku mau membelinya dengan
dengan dua dirham”. (H.r. Bukhâri dan
harga dua dirham.” Maka Nabi Saw. mem­
Muslim).67
berikan dua barang itu kepadanya dan beliau
mengambil uang dua dirham itu dan mem­ Hukum jual beli secara muzâyadah
berikannya kepada lelaki Anshar tersebut… adalah dibolehkan karena dalam jual beli
(H.r. Ahmad, Abû Dawud, al-Nasa`i, dan atau sewa seseorang individu terhadap
al-Tirmidzi). harta miliknya sendiri dan sunah di dalam
Hadits ini menjadi dasar hukum di­boleh­ jual beli atau sewa seseorang yang diper­
kannya lelang dalam syariah Islam. Lantaran tanggungjawabkan menjaga harta seseorang
Nabi Saw. sendiri mempraktekkannya. yang lain. 68 Argumen pembolehan bay’
Ibnu Juzaiy, ulama dari Mazhab Maliki muzâyadah 69 seperti yang tercantum dalam
memperbolehkan prinsip ini karena tidak hadis tersebut.
ada elemen ketidaktransparan dalam memilih
barang.65 Ibn Qudamah, ulama dari mazhab Jenis Akad Sukuk di Pasar Modal
Hambali memperbolehkan hal ini mengacu Sukuk (‫)ص ُك ْوك‬
ُ adalah istilah yang berasal
pada ijma’ berdasarkan apa yang dilakukan dari bahasa Arab dan merupakan bentuk
oleh Rasulullah Saw. Sehingga tidak ada jamak (plural) dari kata ‘Sakk’ (‫ك‬َّ ‫)ص‬,
َ yang
alasan untuk mengharamkannya. Kebolehan berarti dokumen atau sertifikat. Pada abad
transaksi lelang ini dikomentari oleh Ibnu pertengahan abad 20, sukuk lazim digunakan
Qudamah sebagai sesuatu yang sudah sampai oleh para pedagang Muslim sebagai dokumen
ke level ijma` (tanpa ada yang menentang) yang menunjukkan kewajiban finansial
di kalangan ulama. yang timbul dari perdagangan dan aktivitas
Praktik perdagangan saham dan sukuk komersial lainnya.70
pada pasar modal dilakukan dengan
mekanisme al-muzâyadah (lelang). Kontrak 66
Ibnu Juzaiy: dalam Muhammad Rawwas Qal’ahji,
muzâyadah adalah penawaran sekuritas untuk Urusan Kewangan Semasa Menurut Perspektif Syariah Islam,
diterjemahkan oleh Basri bin Ibrahim al-Hasani al-Azhari,
di­
j ual dengan harga terbaik, kemudian (Selangor:Al-Hidayah Publication, 2009), h.213
kontrak dilakukan atas salah satu harga 67
Yusuf as-Sabatin, Bisnis Islami & Kritik Atas Praktik
Bisnis Ala Kapitalis, (Bogor: Al -Azhar Press, 2009), h.256
68
Muhammad Rawwas Qal’ahji.Urusan Kewangan Semasa
Menurut Perspektif Syariah Islam, h.215
69
Muhammad Nashrullah, Akad-Akad Fiqh Pada Pasar
65
Ibnu Juzaiy: dalam Muhammad Rawwas Qal’ahji, Modal Syariah dan Aplikasinya, dalam Muamalah Jurnal Ekonomi
Urusan Kewangan Semasa Menurut Perspektif Syariah Islam, Syariah, Vol.4, No.1,( Januari, 2007).
diterjemahkan oleh Basri bin Ibrahim al-Hasani al-Azhari, 70
Muhammad Ayub , Understanding Islamic Finance,
(Selangor:Al-Hidayah Publication, 2009), h. 175 diterjemahkan oleh Aditya Wisnu Pribadi, (Jakarta: Gramedia
800|  AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 4, Desember 2015

Berdasarkan Standard Syariah The Dari empat belas jenis akad sukuk yang
Accounting and Auditing Organization for disetujui AAOIFI, terdapat enam jenis akad
Islamic Financial Institutions (AAOIFI) No. 17 yang sering digunakan dalam penerbitan
tentang Investment Sukuk (Sukuk Investasi), sukuk, yakni:
Sukuk didefinisikan sebagai sertifikat bernilai
sama yang merupakan bukti atas bagian 1. Sukuk Ijârah
kepemilikan yang tak terbagi terhadap suatu Sukuk ijârah adalah pembiyaan yang meng­
aset, hak manfaat, dan jasa-jasa, atau atas gunakan akad ijârah. Sukuk ijârah dapat juga
kepemilikan suatu proyek atau kegiatan diartikan sebagai surat berharga yang berisi
investasi tertentu. akad pembiayaan berdasarkan pada prinsip
Fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis syariah yang dikeluarkan oleh perusahaan
Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 32/DSN- (emiten), pemerintah pusat/daerah atau
MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah, institusi lainnya yang mewajibkan pihak
Sukuk (Obligasi Syariah) didefinisikan yang mengeluarkannya untuk membayar
sebagai surat berharga jangka panjang pendapatan kepada pemegang sukuk berupa
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan fee dari hasil pembayaran menyewakan aset
Emiten kepada pemegang obligasi syariah serta dibayar kembali dana pokok sukuk pada
yang mewajibkan Emiten untuk membayar saat jatuh tempo.71 Sukuk Ijârah diterbitkan
pendapatan kepada pemegang obligasi berdasarkan perjanjian atau akad ijarah,
syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta dimana satu pihak bertindak sendiri atau
membayar kembali dana obligasi pada saat melalui wakilnya menyewakan hak manfaat
jatuh tempo. Ada pula yang menyebut sukuk atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan
dengan istilah obligasi syariah. Menurut harga dan periode yang disepakati, tanpa
para pakar, obligasi syariah adalah suatu diikuti perpindahan kepemilikan aset itu
kontrak perjanjian tertulis yang bersifat sendiri.
jangka panjang untuk membayar kembali
pada waktu tertentu seluruh kewajiban yang 2. Sukuk Mudhârabah
timbul akibat pembiayaan untuk kegiatan
Sukuk Mudhârabah adalah surat berharga yang
tertentu menurut syarat dan ketentuan
berisi akad pembiayaan yang menggunakan
tertentu serta membayar sejumlah manfaat
sistem akad mudhârabah. Sukuk Mudhârabah
secara periodik menurut akad.
dapat juga didefinisikan sebagai surat ber­
Berdasarkan keputusan Ketua Badan harga berisi akad pembiyaan berdasar­kan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga pada prinsip syariah yang dikeluarkan
Keuangan (Bapepam–LK) Nomor KEP- oleh perusahaan (emiten), pemerintah atau
181/BL/2009, Sukuk didefinisikan sebagai institusi lainnya yang mewajibkan pihak
Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti yang menerbitkannya untuk membayar pen­
kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili dapatan kepada pemegang sukuk berupa
bagian penyertaan yang tidak terpisahkan bagi hasil dari hasil pengelolahan dana yang
atau tidak terbagi atas: telah disetorkan oleh pemilik dana serta
a. Kepemilikan aset berwujud tertentu. dibayar kembali dana pokok sukuk pada
b. Nilai manfaat dan jasa atas asset proyek saat jatuh tempo.72 Sukuk Mudhârabah di­­
tertentu atau aktivitas investasi tertentu. terbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
c. Kepemilikan atas aset proyek tertentu
atau aktivitas investasi tertentu.
71
Muhammad Nafik H.R, Bursa Efek dan Investasi Syariah
(Surabaya: Cahaya Amanah, 2008), h.360
72
Muhammad Nafik H.R, Bursa Efek dan Investasi Syariah
Pustaka Utama,2009), h. 55 (Surabaya: Cahaya Amanah, 2008), h.357
Eka Nuraini Rachmawati: Akad Jual Beli Dalam Perspektif Fikih  |801

mudhârabah, di mana satu pihak me­nyedia­ untuk membayar pendapatan kepada


kan modal (rab-al-mâl/shâhibul mâl) dan pemegang sukuk berupa bagi hasil dari marjin
pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian keuntungan serta dibayar kembali dana pokok
(mudhârib), keuntungan dari kerjasama sukuk pada saat jatuh tempo.74
tersebut akan dibagi berdasarkan proporsi Definisi sukuk istishnâ’ juga hampir
perbandingan (nisbah) yang disepakati sama dengan definisi sukuk salam. Pada
sebelumnya. Kerugian yang timbul akan dasarnya, kedua akad tersebut hampir sama
ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia juga. Hanya cara penyerahan pembiayaannya
modal, sepanjang kerugian tersebut tidak yang membedakannya. Pada akad salam
ada unsur moral hazard. penyerahan pembiayaannya terjadi pada
awal akad. Namun jika pada akad istishnâ’
3. Sukuk Musyârakah pembayarannya pada akhir periode akad atau
Sukuk Musyârakah adalah surat berharga yang secara angsuran. Sukuk istishnâ’ diterbitkan
berisi akad pembiayaan yang meng­gunakan berdasarkan perjanjian atau akad istishna,
akad musyârakah. Sukuk Musyârakah dapat di mana para pihak menyepakati jual-beli
juga didefinisikan sebagai surat ber­harga yang dalam rangka pembiayaan suatu proyek atau
berisi akad pembiayaan ber­dasarkan prinsip barang. Adapun harga, waktu penyerahan
yang dikeluarkan oleh perusahaan (emiten) dan spesifikasi proyek/barang ditentukan
pemerintahan atau institusi lainnya yang terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan.
mewajibkan pihak yang mengeluarkannya
untuk membayar pendapatan kepada 5. Sukuk Murâbahah
pemegang sukuk berupa bagi hasil dari hasil Sukuk Murâbahah adalah surat berharga yang
pengelolaan dana kontribusi dari pihak- berisi akad pembiayaan yang mengguna­
pihak yang berakad serta dibayar kembali kan akad murâbahah. Sukuk murâbahah di
dana pokok pada saat jatuh tempo.73 Sukuk per­dagangkan di pasar. Sukuk murâbahah
Musyârakah diterbitkan berdasarkan perjanjian dapat juga diartikan sebagai surat berharga
atau akad musyârakah, di mana dua pihak yang berisi akad pembiayaan berdasarkan
atau lebih bekerjasama menggabungkan pada prinsip syariah yang dikeluarkan
modal untuk membangun proyek baru, oleh perusahaan (emiten), pemerintah,
me­ngembangkan proyek yang sudah ada, atau institusi lainnya, yang mewajibkan
atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan pihak mengeluarkannya untuk membayar
maupun kerugian yang timbul ditanggung pendapatan kepada pemegang sukuk berupa
bersama sesuai dengan jumlah partisipasi bagi hasil marjin keuntungan serta dibayar
modal masing-masing pihak. kembali dana pokok sukuk pada saat jatuh
tempo.75
4. Sukuk Istishnâ’
Sukuk Istishnâ’ adalah surat berharga yang 6. Sukuk Salam
berisi akad pembiyaan yang menggunakan Sukuk Salam adalah surat berharga yang
akad istishnâ’. Sukuk istishnâ’ dapat juga berisi akad pembiyaan yang menggunakan
diartikan sebagai surat berharga yang berisi akad salam. Sukuk salam dapat juga di­
akad pembiayaan berdasarkan pada prinsip artikan sebagai surat berharga yang berisi
syariah yang dikeluarkan oleh perusahaan akad pembiayaan berdasarkan pada prinsip
(emiten) pemerintahan atau institusi lainnya
yang mewajibkan pihak yang mengeluarkannya
74
Muhammad Nafik H.R, Bursa Efek dan Investasi Syariah
Ibid, h.359
73
Muhammad Nafik H.R, Bursa Efek dan Investasi Syariah 75
Muhammad Nafik H.R, Bursa Efek dan Investasi Syariah
Ibid, h.358 (Surabaya: Cahaya Amanah, 2008), h. 356
802|  AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 4, Desember 2015

syariah yang dikeluarkan oleh perusahaan nilai emisi Rp 175 milyar yang saat itu
yang mengeluarkannya untuk membayar masih menggunakan istilah obligasi syariah,
pendapatan kepada pemegang sukuk. Biasa­ perkembangannya masih tergolong lambat.
nya berupa bagi hasil dari marjin ke­untungan Setelah 13 tahun berlalu, perkembangan
serta dibayar kembali dana pokok sukuk penerbitan sukuk korporasi di Pasar Modal
pada saat jatuh tempo.76 Indonesia baru mencapai 80 emisi sukuk
Beberapa sukuk yang diterbitkan men­ dengan total nilai 14.483,4 milyar. Dari 80
jadi sasaran kritikan tajam disebabkan karena emisi sukuk tersebut, 41 sukuk masih beredar
keterlibatannya dari bay’ al-inah, bay’ al- dengan nilai nominal Rp 8.284 milyar, sisanya
dayn dan sifat-sifat landasan non syariah 39 sukuk sudah dilunasi dengan total nilai
yang membuat sukuk sama dengan obligasi Rp 6.039,4 milyar. Akad yang digunakan
berdasarkan bunga. Bay’ al-inah merupakan untuk keseluruhan penerbitan sukuk korporasi
penjualan dua kali di mana pinjam dan orang tersebut, hanya menggunakan dua jenis akad,
yang meminjam menjual dan kemudian yakni akad Ijârah dan Mudhârabah.
menjual kembali suatu objek di antara mereka Total penerbitan sukuk dengan akad ijârah
sekali untuk tujuan memperoleh uang tunai 53 emisi sukuk dan sukuk sisanya 27 sukuk
dan sekali lagi untuk tujuan harga yang lebih menggunakan akad mudhârabah. Sampai bulan
tinggi berdasarkan kredit, dengan hasil bersih Juli 2015. Sukuk Mudhârabah didominasi oleh
dari suatu pinjaman dengan bunga. sektor keuangan terutama perbankan syariah,
Menurut aturan syariah, pemegang sukuk sedangkan sukuk Ijârah diterbitkan oleh
secara bersama memiliki risiko terhadap harga perusahaan ritel, manufaktur, insfrastruktur.
aset dan biaya-biaya yang terkait dengan Jumlah emisi sukuk terbanyak menggunakan
kepemilikan dan bagian dari uang sewanya akad Ijârah 53 emisi dan menggunakan akad
dengan melakukan sewa pada pengguna Mudhârabah 27 emisi sukuk. Penerbitan sukuk
tertentu. Sumber pendapatan (imbal hasil) korporasi di Indonesia baru menggunakan
sukuk dapat dibedakan menjadi tiga jenis, dua jenis akad saja, yakni akad ijârah dan
yaitu marjin, fee dan bagi hasil. Sukuk akad Mudhârabah. Dalam praktiknya, ternyata
yang pembayaran pendapatannya bersumber terdapat perbedaan struktur antara akad ijârah
dari marjin keuntungan akad jual beli satu ijârah lainnya, begitu juga pada akad
adalah sukuk murâbahah, sukuk salam dan mudhârabah, tergantung kondisi masing-
sukuk istishnâ’. Sukuk yang membayarkan masing penerbit (emiten), yaitu perbedaan
pendapatannya bersifat tetap karena bersumber aset dasar (underlying asset), penggunaan dana
dari pendapatan tetap dari sewa atau fee, hasil penerbitan sukuk serta akad paling
yaitu sukuk ijârah. Sukuk yang pembayaran memungkinkan untuk diterapkan pada saat
pendapatannya berdasarkan bagi hasil dari hasil penerbitan. Dari empat puluh delapan (48)
yang diperoleh dalam menjalankan usahanya penerbitan sukuk yang diterbitkan oleh dua
yang dibiayai, yaitu sukuk mudhârabah dan puluh delapan (28) emiten, yang menggunakan
sukuk musyârakah.77 akad Mudhârabah terdapat 7 struktur dan
akad Ijârah menggunakan 12 struktur (model).
Praktik Penerbitan Sukuk Korporasi di
Pasar Modal Indonesia
1. Praktik Penerbitan Sukuk Mudhârabah
Sejak penerbitan sukuk yang pertama kali
Penerbitan sukuk korporasi dengan akad
pada tahun 2002 oleh PT. Indosat dengan
mudhârabah di Indonesia tidak hanya
meng­gunakan satu struktur sukuk, tetapi
76
Muhammad Nafik H.R, Bursa Efek dan Investasi menggunakan tujuh struktur mulai dari
Syariah, h. 358-359 skema A sampai skema G. Berikut ini contoh
77
Muhammad Nafik H.R, Bursa Efek dan Investasi Syariah
(Surabaya: Cahaya Amanah, 2008),h. 360-361 skema sukuk mudharabah model A untuk
Eka Nuraini Rachmawati: Akad Jual Beli Dalam Perspektif Fikih  |803

penerbitan Sukuk Mudhârabah PT. Bank Model G • PT. Indosat Pendapatan Nisbah bagi Untuk
(2002) yang hasil dari pengembangan
Syariah Mandiri (2008). • PT.Berlian
Laju Tanker
diperoleh atas
pengoperasian
pendapatan
yang
usaha bisnis
emiten.
(2003) objek (satelit diperoleh atas
Gambar 1: Skema Sukuk Mudhârabah Model A dan kapal pengoperasian
tanker) objek

Skema Sukuk Mudhârabah A Sumber: Tim Penyusun Himpunan Skema Sukuk


(2011) & Andri.S (2014)

2. Praktik Penerbitan Sukuk Ijârah


Praktik penerbitan Sukuk Ijârah di Pasar
Modal Indonesia menggunakan dua belas
struktur (modal). Contoh skema penerbitan
sukuk Ijârah dengan model A untuk
Sumber: Tim Penyusun Himpunan Skema Sukuk (2011) penerbitan Sukuk Ijârah. PT. Aneka Gas
Rangkuman ke tujuh model Sukuk Industri I Tahun 2008.
Mudhârabah dirangkum dalam tabel berikut Gambar 4: Skema Sukuk Ijârah A
ini: Skema Sukuk Ijârah
Tabel 1 : Model Akad Mudhârabah pada
Penerbitan Sukuk Korporasi
Model Akad Aset Dasar Tujuan
Sukuk Emiten (Underlying Imbal Hasil Penggunaan
Mudhârabah Asset) Dana
Model A • PT.Bank Pendapatan Nisbah Meningkatkan
Syariah Proyek bagi hasil aktiva
Mandiri (2004) Pembiayaan dari margin produktif
• PT.Bank aset murâbahah yang akan
Muamalat murâbahah. yang disalurkan
Indonesia dipeloreh. untuk
(2008) pembiayaan
murâbahah. Sumber: Tim Penyusun Himpunan Skema Sukuk
Model B • PT.BPD Pendapatan Nisbah Untuk
Sumatra Barat Proyek bagi hasil pengembangan (2011)
(2010) Pembiayaan dari margin usaha berupa
• PT.Bank aset Murâbahah pembiayaan
Bukopin Murâbahah yang syariah yang
(2003) dan dipeloreh dilakukan Unit Tabel 2: Rangkuman Model Akad Ijârah pada
kegiatan Usaha Syariah Penerbitan Sukuk Korporasi
UUS emiten.
lainnya.
Model
Model C • PT.Mayora Pendapatan Nisbah Untuk Akad
(2008) Kegiatan bagi hasil penambahan Emiten Aset Dasar (Underlying Asset)
Usaha tunggal kapasitas Sukuk
(produksi/ dari produksi dan Ijârah
kontrak kontrak modal kerja.
penjualan) penjualan. Model A1 • PT.Humpus Obyek Ijârah yang dijadikan
emiten. Intermoda aset dasar dalam penerbitan
Transportasi (2004) sukuk berupa aset tetap milik
Model D • PT.Cilandra Pendapatan Nisbah Untuk
Perkasa (2003) produksi bagi hasil pembangunan • PT.Apexindo emiten baik yang sudah ada
/kontrak tunggal dari pabrik anak Pratama Duta dengan jenis aset dan spesifikasi
penjualan pendapatan perusahaan. (2005) yang jelas. Contoh objek
anak anak • PT.PLN Ijârah: Kapal Tanker dengan
perusahaan perusahaan. (2006,2009,2010) bobot mati tertentu, jaringan
Model E • PT. Pendapatan Nisbah bagi Untuk • PT.Berlian Laju listrik dengan jenis, nilai dan
Perkebunan penjualan hasil bersifat peningkatan Tanker (2007,2009) spesifikasi tertentu, bangunan
NegaraVII komoditas multinisbah kapasitas • PT.Indosat yang berfungsi sebagai mall,sirkit
2004) (menurun) produksi (2005, 2007, 2008, dengan kapasitas tertentu.
dari dan sarana
pendapatan pendukung. 2009)
penjualan • PT. Sumercon
komoditas Agung (2008)
dikurangi • PT. Metro
biaya. Data Electronics
Model F • PT.Adhi Pendapatan Nisbah Untuk modal (2008)
Karya(2007) proyek bagi hasil penyelesaian Model A2 • PT.CSM Aset tetap milik emiten, yaitu
kerja sama tunggal proyek proyek Corporatama sekumpulan aset tetap yang sudah
penjualan dari laba yang sedang
usaha jasa kotor dari dan akan (2009) ada maupun belum ada. Contoh
konstruksi pendapatan dikerjakan. objek Ijârah: Kendaraan
atas satu proyek. Model A3 • PT.Aneka Gas Objek Ijârah berupa jasa
atau lebih Industri(2009) (kontrak /perjanjian jual beli)
proyek
atas pemanfaatan objek ijârah
yang sedang
dan akan milik emiten. contoh: Mesin dan
dikerjakan Tangki Penyimpanan
804|  AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 4, Desember 2015

Model A4 • PT.Mitra Aset tetap milik emiten, yaitu akad yang digunakan untuk menerbitkan
Adiperkasa (2009) sekumpulan aset tetap yang sudah
ada maupun belum ada. Contoh sukuk, akan tetapi terdapat enam jenis akad
objek Ijârah: Kendaraan
yang sering digunakan dalam penerbitan
Model B1 • PT.Matahari Aset tetap milik pihak ketiga
Putra Prima yang sudah ada dengan jenis aset sukuk di dunia, yaitu: akad Mudhârabah,
(2004,2009) dan spesifikasi yang jelas. Contoh
• PT. PLN (2007) objek Ijârah: Mesin Pembangkit Musyârakah, Ijârah, Salam, Istishnâ dan akad
Listrik Tenaga Diesel, Ruangan
Usaha.
Murâbahah. Selain itu, akad jual beli (bay’)
Model B2 • PT.Salim Ivomas Objek Ijârah yang dijadikan juga digunakan sebagai landasan penerbitan
Pratama (2009)
• PT.Pupuk
underlying aset dalam penerbitan
sukuk berupa jasa milik pihak
sukuk negara, yakni akad bay al-wafa’ dan
Kalimantan Timur ketiga.Contoh: Jasa Pengangkutan bay’ istighlâl. Akad bay’ juga dipraktikkan
(2009)
Model C • PT.Titan Aset tetap milik emiten, yaitu
pada transaksi jual beli sukuk di Pasar
Petrokimia sekumpulan aset tetap yang sekunder menggunakan akad bay’ muzâyadah.
Nusantara(2010) sudah ada. Contoh objek: Tanah,
Bangunan Saat ini penerbitan sukuk korporasi di
Model D1 • PT.Berlina (2004) Aset tetap milik emiten, yaitu
sekumpulan aset tetap yang Pasar Modal Indonesia baru menggunakan
sudah ada. Contoh objek: Tanah,
Bangunan, Mesin.
dua jenis akad yakni, akad Mudhârabah
Model D2 • PT.Ricky Putra Aset tetap yang akan dibeli dan Ijârah. Setiap akad menggunkan
Globalindo (2005) emiten, dengan menggunakan
dana hasil penawaran sukuk. banyak struktur (skema) sehingga walaupun
Contoh objek: Tanah, Bangunan,
Mesin
akadnya sama namun dengan skema
Model E • PT.Citra Sari Aset tetap milik emiten, yaitu (model) yang berbeda. Perbedaan skema
Makmur (2004) sekumpulan aset tetap yang sudah
ada. Contoh objek: Peralatan
dalam penerbitan sukuk tersebut tergantung
Jaringan Telekomunikasi. kondisi perusahaan, aset dasar (underlying
Model F • PT.Sona Topas Aset tetap milik anak perusahaan
Tourism Industry yang sudah ada dengan jenis aset asset), tujuan penggunaan dana sukuk serta
(2004) dan spesikasi yang jelas. Contoh
objek Ijârah: Mall.
penetapan akad yang memungkinkan pada
Model G • PT.Bakrieland Aset tetap milik anak perusahaan saat sukuk diterbitkan. Pada saat Indonesia
Development(2009) yang sudah ada dengan jenis aset
dan spesikasi yang jelas. Contoh baru menerbitkan empat puluh delapan
objek Ijârah: Edutainment Mall. (48) Sukuk Korporasi, sukuk Mudhârabah
Sumber: Tim Penyusun Himpunan Skema Sukuk telah menggunakan tujuh skema (model)
(2011) & Andri.S (2014)
dan sukuk Ijârah menggunakan dua belas
skema (model). Di masa yang akan datang
Penutup penerbitan sukuk korporasi mestinya me­
Dalam dunia bisnis, akad memiliki peranan miliki struktur akad yang standard sehingga
sangat penting karena keberlangsungan ke­ lebih seragam dan tetap memenuhi aspek
giatan bisnis ke depan akan tergantung kepatuhan syariahnya.
seberapa baik dan rinci akad yang dibuat
untuk menjaga dan mengatur hak dan Pustaka Acuan
kewajiban kedua belah pihak. Akad merupa­
kan perjanjian yang mengikat hubungan Abdul Wahid, Nazaruddin, Sukuk Memahami
kedua pihak itu sekarang dan yang akan & Membedah Obligasi pada Perbankan
datang. Pemilihan akad akan mencerminkan Syariah, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.
seberapa besar tingkat risiko dan keuntungan Ab. Ghani, Ab. Mumin, Sistem Keuangan
bagi kedua pihak, terutama bagi pihak Islam dan Pelaksanaannya di Malaysia,
pemodal maupun pihak yang mengelola Kuala Lumpur: Jabatan Kemajuan Islam
bisnis atau antara pembeli dengan penjual. Malaysia, 1999.
Tidak semua akad yang terdapat dalam Alimin, Aplikasi Pasar Sukuk dalam Perspektif
keuangan syariah dapat diimplementasikan Syariah (Studi Analisis Kesesuaian Syariah
di Pasar Modal Syariah khususnya akad Terhadap Aplikasi Pasar Sukuk Domestik
yang digunakan dalam penerbitan sukuk. dan Global), Disertasi Pascasarjana
AAOIFI menetapkan empat belas jenis Universitas Islam Negeri Syarif
Eka Nuraini Rachmawati: Akad Jual Beli Dalam Perspektif Fikih  |805

Hidayahtullah, Jakarta, 2010. (Pent.) Jakarta: Pustaka Firdaus, Jakarta,


Ash-Shieddieqy, T. M Hasbi, Pengantar Fiqh 2000.
Muamalah, Jakarta: Bulan Bintang, 1984. Ibn Manzur, Muhammad bin Makram, Lisân
al-Arab, Bayrût: Dâr al-Sâdir, 1968.
Askar, S., (Peny), Kamus Arab-Indonesia
al-Azhar, Jakarta: Senayan Publishing, Ibnul ‘Abidin, Raddul Muchtar, Syariah
2010. Knowledge, vol.iv /h.257 dalam suheri.
htpp:// suherilbs.wordpress.com/fikih,
Ayob, Syeikh Hasan, Fiqh Muamalah, diakses pada 12 juli 2012.
Abdurrahman Saleh S, (Pent.), Selangor:
Berlian Publications, 2008. Ibn Katsir, Tafsîr Ibnu Katsîr, M. ‘Abdul
Ghoffar E.M, (Pent.), Jakarta: Pustaka
Ayub, Muhammad, Understanding Islamic Imam al-Syâfi’i, 2008.
Finance, Aditya Wisnu Pribadi, (Pent.),
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007 Iqbal, Zamir and Abbas Mirakhor, An
Introduction to Islamic Finance-Theory
Dahlan, Abdul Aziz, dkk, Ensiklopedi Hukum and Practice, New Jersey: Wiley Finance
Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeva, Editions, John Wiley & Sons, Inc., 2006
2001.
Jauziyyah, al-, Ibn Qayyim, I’lâm al
Djuwaini, Dimyauddin, Pengantar Fiqh Muwaqqi’in, Rabb al-Âlamin. Mishr:
Muamalah,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Mathba’ah al-Sa’adah, 1955.
2010. Jaziri, al-, Kitâb al-Fiqh ’alâ Madhâhib al
Fatwa ke-10 Dewan Syariah AAOIFI, Standar Arba’ah al-Qâhirah: Maktabah Tijârah
sukuk ini dihasilkan dari sidang Fatwa Kubrâ, 1969.
ke-10 Dewan Syariah AAOIFI yang Khin, al-, Mustafa, et al, al-Fiqh al-Manhâji
diadakan di Madinah pada 2-7 Rabi’ul Mazhab al-Syâfie, Zulkifle bin Mohamad
Awal 1425 H 3-8 Mei 2003, dalam al-Bakri, (Pent.), Kuala Lumpur: Jabatan
keputusan tersebut disebutkan bahwa Kemajuan Islam Malaysia, 2011.
standard Sukuk ini dapat dilaksanakan
sejak tanggal 1 Muharram 1425 H atau Munawwir, A.W., Kamus al-Munawwir Arab-
1 Januari 2004. Indonesia Lengkap, Surabaya: Pustaka
Progresif, 1997.
Ghazaly, Abdul Rahman, Ghufron Ihsan
Muslich, Ahmad Wardi, Fiqh Muamalat,
dan Sapiudin Shiddiq, Fiqh Muamalat,
Jakarta: Amzah, 2010.
Jakarta: Kecana Prenada Media, 2010.
Nashrullah, Muhammad, “Akad-akad Fiqh Pada
Haroen, Nasrun, Fiqh Muamalah, Jakarta: Pasar Modal Syariah dan Aplikasinya”,
Gaya Media Pratama, 2007. dalam Muamalah Jurnal Ekonomi Syariah,
HR. Muhammad Nafik, Bursa Efek & Vol.4, No.1,( Januari, 2007).
Investasi Syariah, Jakarta: Serambi Ilmu Peraturan Bapepam dan LK dalam http://
Semesta, 2009. www.bapepam.go.id diakses pada 15
http://www.galiyao.blogspot.co.id diakses 20 Desember 2010.
Juli 2014. Qal’ahji, Muhammad Rawwas, Urusan
http://www.islamfeqh.com, diakses pada 8 Kewangan Semasa Menurut Perspektif
Juni 2012. Syariah Islam, Basri bin Ibrahim al-
http://www.bapepam.go.id, 2011 diakses Hasani al-Azhari, (Pent.), Selangor: Al-
pada 16 Desember 2013. Hidayah Publication, 2009.
Ibn Khaldun, Muqaddimah, Ahmadie Thoha, Sabatin, al-, Yusuf, Bisnis Islami & Kritik
806|  AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 4, Desember 2015

Atas Praktik Bisnis ala Kapitalis, Bogor: Suyûthi, al-Imam al-Hâfidz Abdurrahman
al-Azhar, 2009. Jalâludin, al-Asbâh Wa al-Nadhâir,
Sabiq, Muhammad al-Sayyid, Fiqh Sunnah, Baiyût: Dâr al-Fikri, 1983.
Nor Hasanuddin dan Aisyah Saipuddin, Syahatah, Husein, Pokok-pokok Pikiran
(Pent.), Kuala Lumpur: al-Hidayah, Akuntansi Islam, Husnul Fatarib, (Pent.),
2009. Jakarta: Akbar, 2001.
Sa’di, al-, Abdurrahman dkk, Fikih Jual-Beli Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara
Panduan Praktis Bisnis Syariah, Jakarta: (Sukuk Negara): Instrumen Keuangan
Senayan Publishing, 2008. Berbasis Syariah, Jakarta, Juni 2010
S. Burhanuddin, Fiqh Muamalah: Dasar- www.dmo.or.id, diakses pada 5 Agustus
dasar Transaksi dalam Ekonomi dan 2011.
Bisnis, Edisi Pertama, Yogyakarta: Ijtihad The Accounting and Auditing Organization
Ilmu, 2010. of Islamic Financial Institutions
Sahrani, Sohari, dan Ru’fah Abdullah, Fikih (AAOIFI), Shariah Standard No. 17,
Muamalah, Jakarta: Ghalia Indonesia, Bahrain: AAOIFI May 2003.
2011 Tim Penyusun Himpunan Skema Sukuk,
Sholihin, Ahmad Ifham, Buku Pintar Departemen Keuangan Republik Indonesia
Ekonomi Syariah, Jakarta: Gramedia Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Pusaka Utama, 2010. Keuangan BAPEPAM-LK.

Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Misbah, Kesan Zarqa’, al-, Ahmad, Al-Sharh al-Qawâ’id
dan Keserasian Alquran, Ciputat: Lentera al-Fiqhiyyah, Dâr al-Qalam, Damaskus:
Hati, 2001. 1993.

Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: Zuhaylî, al-, Wahbah, Fikih Islam wa
Raja Grafindo Persada Jakarta, 2010. Adillatuhu, Abdul Hayyie al-Kattani,
dkk, (Pent.), Jilid 5, Jakarta: Gema
Soemita, Andri, Masa Depan Pasar Modal Insani, 2011.
Syariah di Indonesia, Jakarta: Kencana,
2014.

Anda mungkin juga menyukai