ABS Pertemuan 2
ABS Pertemuan 2
ABS Pertemuan 2
Pertemuan 2
THE STRUCTURAL ANALYSIS OF INDUSTRIES
FIRM PERFORMANCE AND COMPETITIVE ADVANTAGE
Oleh :
Tujuan strategi kompetitif unit bisnis dalam suatu industri adalah menemukan posisi
dalam industri dimana perusahaan memiliki kemampuan untuk menghadapi kelima kekuatan-
kekuatan kompetitif tersebut. Analisis struktural merupakan tiang pokok dalam merumuskan
strategi kompetitif. Selain itu, analisis struktural juga dapat digunakan untuk mendiagnosis
tingkat kompetisi industri di suatu negara atau di pasar internasional dengan keadaan
institusional yang berbeda-beda.
THREAT OF ENTRY
Ancaman pedatang baru ke dalam suatu industri bergantung pada hambatan untuk
masuk, serta reaksi dari kompetitor yang ada. Jika hambatan tersebut tinggi atau pendatang
baru memperkirakan “tajamnya” reaksi pembalasan dari kubu competitor yang telah ada di
pasar, maka ancaman pendatang baru menjadi rendah.
Barriers to Entry
Secara umum, ada 7 hambatan utama bagi pendatang baru untuk masuk ke pasar :
Skala Ekonomi (Economies of Scale) merupakan ukuran skala industri yang dihadapi
oleh para pesaing baru, baik dari produksi, riset, marketing dan service Apakah produk
bisa dibuat dalam jumlah kecil atau harus dalam jumlah yang besar, misal: dalam pabrik
kertas, nilai efisiensi yang menguntungkan baru bisa dicapai dalam skala yang besar
sehingga sulit bagi pesaing baru jika ingin masuk dengan skala industri yang kecil.
Diferensiasi Produk (Product Differentiation) menciptakan hambatan bagi pendatang
baru dalam merebut loyalitas pelanggan yang telah dimiliki oleh perusahaan terkemuka
yang telah ada di pasar. Dengan melakukan diferensiasi produk, perusahaan terkemuka
telah memiliki identitas merek dan loyalitas pelanggan. Hal ini biasanya baru dapat
terwujud setelah melalui periode yang cukup lama, sehingga sulit untuk dicapai oleh
pendatang baru.
Persyaratan Modal (Capital Requierements). Kebutuhan investasi yang besar dalam
sumber daya keuangan menjadi hambatan bagi pendatang baru untuk dapat berkompetisi
di pasar.
Switching Cost adalah biaya yang dibutuhkan untuk melakukan perpindahan dari satu
pos ke pos lain. Biaya ini termasuk pula biaya psikologis akibat perpindahan yang
terjadi. Misalnya: ketika melakukan ‘pemindahan’ dari suplier A ke suplier B.
Akses ke Jalur Distribusi (Access to Distribution Channels). Dalam industri tertentu,
akses ke jalur distribusi memegang peranan yang krusial. Sebagai contoh, dalam bisnis
distribusi minuman ringan, pemain baru akan sulit untuk meminta ruang lebih ke armada
distribusi (pihak III) bila pemain yang sudah mapan menggunakan distributor yang sama.
Cost Disadvantages Independent of Scale. Pada umumnya, biaya produksi akan
menurun ketika sebuah perusahaan telah memiliki pengalaman di dalam suatu industri.
Hal ini merupakan keuntungan yamg dimiliki oleh perusahaan terkemuka dalam suatu
industri, dan menjadi hambatan bagi pendatang baru. Sehingga sulit bagi pendatang baru
untuk mampu menyaingi perusahaan terkemuka.
Kebijakan Pemerintah (Government Policy). Pemerintah dapat turut andil dalam
membuat sebuah barrier to entry, sebagai contoh banyak izin pendirian usaha yang
dibatasi oleh pemerintah, hal ini perlu diperhatikan oleh market challenger bila
ingin memasuki sebuah persaingan dalam sebuah industri yang banyak dibatasi
oleh peraturan pemerintah.