Anda di halaman 1dari 12

KONSEP TEORI DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN PRODUKSI PAGELARAN

SENI TARI SD

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Seni Tari dan Drama SD

Dosen Pengampu Joko Pamungkas S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Wenny Sulistya Ningrum 16108241056

Cindy Helda Ferrari 16108241088

Tri Noviani 16108244020

Galang Sansaka Megahantara 16108244022

Petaria Yawalka 16108249004

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019

1
PENGANTAR
Pendidikan seni khususnya pendidikan seni tari sangatlah penting bagi anak yang masih
duduk di bangku Sekolah Dasar. Pendidikan seni dapat memberikan dampak positif dan dapat
meningkatkan kreativitas anak serta mengembangkan polaberpikirnya. Begitu pula penanaman
nilai-nilai atau budi pekerti melalui berbagai cara (termasuk melalui seni tari), paling efektif
apabila di mulai sejak dini, remaja dan sampai dewasa (Sujamto 1992: 98-98).
Anak merupakan warisan budaya yang harus kita kembangkan untuk melestarikan
kebudayaan. Maka dari itu peran orang tua dan guru sangatlah penting untuk membantu anak
dalam meningkatkan daya ketertarikan untuk mengembangkan kebudayaan melalui pendidikan
seni tari. Karena pada dasarnya pendidikan seni tari juga menanamkan pengaruh yang
bermanfaat dari kegiatan menarik kreatif terhadap pembentukan kepribadian siswa, bukan
sekedar untuk menciptakan tarian-tarian untuk pertunjukan (Depdikbud 1999: 180).Namun
alangkah baiknya jika siswa pada jenjang Sekolah Dasar diberikan kesempatan untuk
menampilkan atau mempertunjukkan seni tari tersebut sebagai bentuk apresiasi seni.
Pertunjukan seni tari siswa jenjang sekolah dasar memiliki beberapa konsep dan aspek
di dalamnya agar pertunjukkan tersebut dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, pada
makalah ini, kami menyajikan informasi mengenai hal tersebut agar dijadikan acuan ataupun
pengetahuan tambahan mengenai bagaimana pelaksanaan pagelaran bagi siswa Sekolah Dasar.

2
PEMBAHASAN

A. Seni Tari di Sekolah Dasar


Pendidikan seni di sekolah pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan
rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiasif dan kreatif pada diri siswa
secara menyeluruh. Sikap ini akan tumbuh, apabila dilakukan serangkaian proses kegiatan
pada siswa yang meliputi kegiatan pengamatan, penilaian, dan pertumbuhan rasa memiliki
melalui keterlibatan siswa dalam segala aktivitas seni di dalam kelas dan atau di luar kelas.
Dengan demikian pendidikan seni melibatkan semua bentuk kegiatan berupa aktivitas fisik
dan cita rasa keindahan yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi,
berapresiasi dan berkreasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran (seni rupa,musik,
tari, dan teater). Masing-masing mencakup materi sesuai dengan bidang seni dan aktivitas
dalam gagasan-gagasan seni, keterampilan berkarya seni serta berapresiasi dengan
memperhatikan konteks sosial budaya masyarakat (Diknas, 2004:3).
Seni tari merupakan salah satu bagian dari kesenian yang dimunculkan melalui
keindahan gerak anggota-anggota badan manusia yang berirama dan berjiwa harmonis
(Kussudiardjo,1981). Dalam hal ini seni tari diartikan sebagai gerak yang merupakan
ekspresi dari jiwa manusia yang memiliki unsur keindahan, berirama, berjiwa, dan
harmonis. Gerak merupakan pengalaman fisikyang paling elementer dari kehidupan
manusia. Artinya dengan melakukan gerak tari dapat menjadi latihan untuk
mengembangkan kepekaan rasa gerak dan rasa irama.
Seni tari dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Sekolah Dasar,
mempunyai dampak yang positif, bukan saja bagi upaya pelestarian seni tari, akan tetapi
juga untuk kepentingan pendidikan itu sendiri. Bentuk pembelajaran seni di Sekolah Dasar
berdasarkan pada sifat pendidikan seni itu sendiri, yaitu: multilingual, multidimensional,
dan multikultural. Multilingual berarti seni bertujuan mengembangkan kemampuan
mengekspresikan diri dengan berbagai cara seperti melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan
paduannya. Multidimensional berarti seni mengembangkan kompetensi kemampuan dasar
siswa yang mencakup persepsi, pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi dan
produktivitas dalam menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri, dengan memadukan
unsur logika, etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan
menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhadap keragaman
budaya lokal dan global sebagai pembentukan sikap menghargai, toleran, demokratis,

3
beradab dan hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk (Depdiknas, 2001:
7).
Goldberg ( 1997: 17-20) memberikan alternatif belajar tentang seni melalui
pendekatan terpadu, yaitu : (1) belajar dengan seni (learning with the arts) adalah
pengetahuan suatu subject matter yang dipelajari dari mata pelajaran lain dengan bantuan
suatu karya seni, (2) belajar melalui seni (learning throught the arts) yaitu menggali suatu
subject matter melalui berkarya seni dengan mengungkapkan suatu konsep dari mata
pelajaran lain yang sedang dipelajari, dan (3) belajar tentang seni (learning with arts) yaitu
memahami dan mengekspresikan serta menciptakan berbagai konsep seni kedalam karya
seni, dimana siswa murni belajar seni dengan melalui proses penghayatan, penciptaan dan
kreativitas.
Dalam kaitannya dengan aspek pembelajaran, tujuan pendidikan seni diarahkan
untuk mengembangkan pengetahuan, kepekaan rasa dan keterampilan motorik anak.
Ketiga aspek tersebut tercermin pada rumusan tujuan pendidikan seni yang bersifat generic.
Setelah mengikuti program pendidikan seni di sekolah, anak diharapkan mampu (sesuai
dengan kapasitas dan tingkat perkembangannya) untuk:
1. Memiliki pengetahuan tentang hakekat karya seni dan prosedur penciptaannya (baik
yang dihasilkan murid atau seniman profesional dari masa dan latar belakang
etnis/budaya).
2. Memiliki kepekaan rasa yang memungkinkannya untuk menserap nilai-nilai keindahan
yang ada di sekelilingnya serta membuat penilaian yang sensitif terhadap kualitas
artistik suatu karya seni.
3. Memiliki keterampilan yang memungkinkannya untuk berekspresi melalui media rupa,
bunyi/suara, gerak atau lakon secara lancar atau menciptakan karya seni untuk
kehidupan pribadi dan sosialnya.
Bentuk pembelajaran seni tari, harus disesuaikan dengan pengorganisasian
materinya, yakni didasarkan pada aktivitas siswa. Selain itu juga diselaraskan dengan
tujuan utama pendidikan seni, untuk peningkatan sensitivitas dan kreativitas siswa serta
untuk pembaharuan masyarakat. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran, diharapkan
guru mampu menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi pengembangan individu
siswa sekaligus perbaikan masyarakatnya. Sebagaimana dinyatakan oleh Dewey (dalam
Ismiyanto 1999: 378), bahwa seni dan kehidupan berada dalam hubungan yang
berkesinambungan dan berkelanjutan. Kehadiran seni hanya akan dapat dipahami apabila
dipandang dari makna sosial yang terkandung di dalamnya.

4
B. Konsep Pagelaran Seni Tari Untuk Anak SD
Pergelaran karya seni tari merupakan pertunjukan tari atau penyajian yang
ditujukan kepada orang lain. Bagi siswa, pergelaran merupakan suatu proses belajar untuk
mengekspresikan pikiran dan perasaan. Di sini termasuk mengembangkan keterampilan
dalam berbagai bentuk untuk memproyeksikan dirinya kepada penonton.
Penyelenggaraan pergelaran seni pada dasarnya latihan dalam berorganisasi yang
memerlukan cara kerja yang sistematik. Pergelaran seni juga dijadikan sebagai kegiatan
apresiasi seni untuk mengembangkan kreativitas. Mengingat bahwa kegiatan atau pun
pergelaran seni tari sebagai tontonan yang melibatkan dua pihak, yaitu satu pihak yang
ditonton dan pihak lain yang menonton. Tentu saja harus didukung dengan cabang seni
yang lainnya, sehingga pergelaran seni tersebut akan terlihat sempurna.
Pergelaran karya tari juga sering diadakan di sekolah-sekolah, baik tingkat SD,
SMP, maupun SMU. Pergelaran karya tari di tingkat Sekolah mempunyai beberapa tujuan,
di antaranya, sebagai berikut.
1. Memberikan peluang kepada siswa untuk berkarya seni dan menampilkan hasil
karyanya.
2. Membuka wawasan siswa dalam bidang seni tari.
3. Memberikan sarana bagi siswa untuk mengapresiasi karya seni tari.
Hal itu karena biasanya sebuah pergelaran karya seni tari berakhir dengan diskusi dan
evaluasi. Untuk menggelar pertunjukan karya seni tari diperlukan persiapan. Persiapan
yang dilakukan sangat kompleks, mulai dari merencanakan hingga pada saat pergelaran
berlangsung. Namun, pada pagelaran seni tari untuk anak Sekolah Dasar biasanya masih
sederhana baik dari gerakannya, tata ruangnya, tata rias, kostum dll.
Baik tidaknya suatu pergelaran dapat diukur dengan melihat bagaimana respon dan
tanggapan serta perhatian penonton selama pergelaran itu berlangsung. Kadang-kadang ada
suatu pergelaran yang di tinggalkan oleh penonton, yang menandakan bahwa pergelaran
itu tidak dapat berkomunikasi dengan penontonnya. Pergelaran karya seni tari adalah
pertunjukan tari atau penyajian gerakan tari yang indah yang ditujukan kepada orang lain.
Pergelaran seni juga di jadikan sebagai kegiatan apresiasi seni untuk mengembangkan
kreativitas dan pengembangan karya seni tari.

C. Managemen Produksi Pagelaran Seni Tari Untuk Anak SD

5
Kesuksesan sebuah pertunjukan tidak lepas bagaimana pertunjukan tersebut
dipertsiapkan. Untuk menghasilkan pertnjukan yang baik tentunya dibutuhkan persiapan
yang matang. Berikut hal-hal yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan pertunjukan tari:
A. Pembentukan panitia
B. Menyusun Jadwal kegiatan
Menyusun jadwal kegiatan sangat diperukan agar kegiatan dapat terlaksana dengan
efektif , efisien, baik dan bermut.
C. Penampilan karya seni tari kelompok maupun individu

Panitia merupakan suatu kelompok dalam mengelola elaksanaan terhadap bentuk


kegiatan. Paniatia tebagi menjadi dua yaitu:

1. Steering Comitee (panitia pengarah) sebagai penasehat dan pemberi petunjuk


kepada kelompok bawahannya dalam menjalankan tugas.
2. Organizing Comitee (panitia peaksana) mempunyai tugas melaksanakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan di lapangan

Manajemen Produksi Menurut Rahmidah Setiawati (2008:329)


1. Pimpinan Produksi
Pimpinan produksi adalah orang yang ditunjuk untuk mengorganisir
pementasan suatu seni pertunjukan. Pimpinan produksi bertanggung jawab secara
keseluruhan atas pelaksanaan dan keberhasilan produksi seni dipergelarkan. Tugas
keberhasilan dan selesainya produksi menjadi taruhan bahwa pimpinan produksi
seni pertunjukan juga menjadi ujung tombak terdepan dalam penyelenggaraan
hingga selesainya pementasan maupun laporan pelaksanaan kegiatan dilakukan.
Pimpinan produksi harus memahami peran, tugas, dan tanggung jawabnya sebagai
pimpinan dan ia berada di garda depan produksi seni pertunjukan dalam
menjalankan tugas produksi.
Tugas kontroling kerja kerumahtanggaan, operasional staf, pemilihan
tempat pementasan, hingga standar kualifikasi gedung yang digunakan sebagai
pertunjukan produksi adalah kacakapan tugas yang diembannya. Peran pimpinan
produksi dalam pelaksanaan pementasan menjadi motor gerak bawahan agar
seluruh staf mau dan mampu bekerja maksimal, sehingga sukses dan tercapainya
pementasan yang berbobot. Target yang diharapkan bersama dalam produksi seni

6
pertunjukan merupakan simbol keberhasilan pimpinan produksi dalam mengawal
anak buahnya.
2. Sekretaris Produksi
Sekretaris adalah orang yang bertanggungjawab dalam membukukan dan
mencatat semua kegiatan yang berhubungan dengan produksi seni pertunjukan.
Tugas dan tanggungjawabnya adalah bersifat administrasi. Tugas yang dikerjakan
meliputi: membuat proposal pementasan, membuat surat-surat yang berhubungan
kegiatan pementasan pertunjukan (surat ijin, surat kerja sama dan lain-lain),
mengarsipkan surat masuk dan surat keluar serta membuat rancangan kegiatan yang
berhubungan dengan administrasi kesekretarisan.
3. Bendahara
Bendahara adalah orang yang bertanggungjawab terhadap semua hal yang
berhubungan dengan keuangan. Kegiatannya adalah berhubungan dengan
pelaksanaan maupun administrasi keuangan sampai dengan pelaporan keuangan
yang digunakan dalam pementasan pertunjukan (pembukuan keuangan).
4. Urusan Dokumentasi
Urusan dokumentasi dikerjakan dan menjadi tanggungjawab seorang
dokumentator yaitu orang yang bertanggungjawab atas dokumentasi kegiatan. Hasil
dari dokumentasi ini bisa berupa visual (foto, gambar dan dokumen cetak lainnya),
audio (rekaman suara, rekaman music dan lain-lain) serta audio visual (videografi,
film dan lain-lain). Jadi tanggungjawab seorang dokumentator adalah
merencanakan, melaksanakan dan menyimpan semua dokumentasi kegiatan
pementasan pertunjukan. Semua hasil kerjanya diserahkan kepada pimpinan
produksi untuk dapat digunakan untuk keperluan yang lain setelah pementasan
pertunjukan tersebut.
5. Urusan Publikasi

Urusan Publikasi bertanggungjawab terhadap segala urusan promosi dari


kegiatan pementasan pertunjukan. Tugasnya adalah merancang publikasi untuk
berbagai media, baik media cetak (Koran, majalah, poster, flyer), media audio
(radio) maupun media audio visual (untuk keperluan televisi, web internet).
Tanggungjawabnya tidak hanya merancang, tetapi juga melaksanakan dan
mewujud segala media yang telah dirancang dan disepakai oleh tim produksi.
6. Urusan Pendanaan

7
Urusan pendanaan bertanggungjawab terhadap penyediaan dana yang
dibutuhkan dalam proses dan pelaksanaan pementasan seni pertunjukan. Pada
dasarnya urusan pendanaan adalah upaya pengalangan dana dalam bentuk uang,
tetapi didalamnya tercakup upaya mendapatkan dukungan atau bantuan non uang,
seperti sumbangan pemikiran, tenaga, pinjaman tempat dan fasilitas. Maka orang-
orang yang dipercaya untuk bertanggungjawab pada urusan pendanaan adalah
orang-orang yang memiliki kemampuan untuk menyakinkan pada pihak lain
mengenai pentingnya visi dan misi pertunjukan yang digelar sehingga pihak lain
teryakinkan untuk mendukung pementasan yang akan digelar.
7. Tiketing
Mereka bertanggung jawab atas penjualan dan pembelian karcis
pertunjukan. Jumlah pengeluaran dan pemasukan harus seimbang. Komoditas
terciptanya layanan yang manusiawi dan berwibawa menjadi misi yang harus
ditampilkan staf ini dalam bentuk layanan publik secara langsung. Bagian karcis
juga bertugas dalam menghitung kapasitas dari gedung dan berapa tiket yang akan
di jual. Hak dan kewajiban yang dilakukan dalam bentuk melayani penonton
dengan ramah, murah senyum, serta menawan dan menarik, sehingga penghargaan
terhadap penonton cukup disegani. Kewajiban yang harus dilakukan berupa layanan
publik secara langsung ditunjukan melalui kontak interaksi dengan itu baik-buruk
layanan akan tercermin dari penampilan pada saat itu. Hak yang dimiliki oleh staf
ini adalah konsultasi dan konsolidasi kepada pimpinan staf produksi melalui mandat
dan kepada pimpinan kerumahtanggaan secara langsung tentang tugas, kewajiban,
dan tanggung jawab kerja yang harus direfleksikan.

8. House Manager
House Manager atau Pimpinan Kerumahtanggaan dalam suatu produksi
karya seni pertunjukan merupakan salah staf yang bertugas mengemban pelayanan
publik serta bertanggung jawab kepada pimpinan produksi dalam layanan staf dan
layanan publik. Pelayanan ditujukan kepada seluruh staf produksi yang bekerja
menyelenggarakan produksi seni pertunjukan. Layanan kepada publik diberikan
dalam hubungan pemberian servis kepada penonton mulai dari pembelian karcis,
pelayanan gedung, hingga kenyamanan penonton agar penonton merasa dihargai
dan dihormati secara tepat. Tugas pelayanan publik dilakukan mulai dari
kenyamanan menjamu penonton, pelayanan pemesanan karcis, hingga suasana

8
pementasan agar berjalan lancar dan nyaman menjadi bagian tugas yang harus
diciptakan. Kondisi pelayanan sejak awal pertunjukan, istirahat, hingga akhir
pementasan menjadi kordinasi seksi kerumahtanggaan di dalam gedung dan di luar
gedung. Artinya, kompleks pertunjukan harus terbebas dari keributan, suasana yang
menjadi kekuatan emosi penonton untuk menikmati pertunjukan secara antusias,
empati, dan simpati serta nyaman.

Pelayanan kepada staf produksi dalam bentuk memberikan kesejahteraan


berupa layanan konsumsi sejak penyelenggaraan produksi mulai dari rapat pertama,
pelatihan, gladi kotor, gladi bersih, pementasan/pertunjukan hingga acara
pembubaran produksi. Layanan tersebut terkait dalam bentuk kesejahteraan dan
pemenuhan konsumsi secara rutin acara kegiatan berlangsung. Hak dan kewajiban
pimpinan kerumahtanggaan adalah berkonsultasi kepada pimpinan produksi dan
pimpinan artistik dalam hal layanan staf. Dalam layanan publik, kepala bagian ini
minta dengar pendapat publik berkenaan dengan bagaimana teknik dan operasional
servis yang dapat memuaskan publik, serta memberikan layanan cepat pesan
melalui komunikasi bebas pulsa atau komunikasi lain dalam bentuk antaran servis.
Bidang-bidang yang termasuk dalam house manager yaitu:

• Seksi Keamanan
• Seksi Akomodasi
• Seksi Konsumsi
• Transportasi
• Seksi Gedung (untuk pementasan, latihan maupun untuk koonfrensi pers)

D. Implementasi Pagelaran Seni Tari Untuk Anak SD


Pagelaran seni tari yang ditampilkan di jenjang sekolah dasar biasanya bersifat
sederhana. Pagelaran ini di buat sedemikian rupa agar terlaksana dengan baik dan sesuai
dengan karakteristik siswa sekolah dasar. Dalam implementasinya produksi pagelaran seni
tari di Sekolah Dasar biasanya dilaksanakan sebagi berikut:
1. Implementasi sebagai kegiatan penilain pembelajaran seni tari.
Implementasi ini dilaksanakan di dalam kelas sebagai kegiatan penilain
pembelajaran seni tari. Pada kegiatan implementasi tersebut, biasanya siswa diberi
kesempatak guru untuk menampilkan seni tari dengan gerak kreatif yang

9
dipertunjukkan kepada orang terbatas, yaitu siswa satu kelas dan guru seni tari tersebut.
Segala tata rias, ruang dan kostum tidak menjadi hal yang difokuskan. Namun tetap
diperhatikan.
2. Implementasi sebagai pertujukan seni.
Implementasi ini biasanya di lpertunjukkan oleh siswa sekolah dasar di luar
kegiatan pembelajaran. Biasanya masih dilaksanakan di dalam sekolah, baik sebagai
pengisi acara maupun sebagai penyambutan tamu. Biasanya dalam kegiatan
implementasi ini, siswa sudah mendapat campur tangan dari orang ketiga baik guru
maupun orang tua, baik dari segi tarinya, tata riasnya, tata panggungnya, dan juga
kostumnya. Contoh implementasi ini adalah siswa Sekolah Dasar menari tari Saman
dsebagai salah satu pengisi acara dalam Perpisahan Sekolah.
3. Implementasi sebagai berpatisipasi/berkompetisi
Implementasi ini hampir sama dengan implementasi sebagai pertunjukan seni,
namun tujuannya beda. Untuk implementasi sebagai berpasrtisipasi/kompetisi biasanya
jauh lebih matangdari segala segi mulai persiapan hingga penampilannya. Untuk
tempat pertunjukan juga tidak hanya berada dilingkup sekolah namun dapat juga di luar
lingkup sekolah. Contoh implementasi ini adalah lomba tari tradisional tingkat
Kabupaten khusus siswa Sekolah Dasar.

10
SIMPULAN
1. Pendidikan seni di sekolah pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa
estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiasif dan kreatif pada diri siswa
secara menyeluruh. Dengan demikian pendidikan seni melibatkan semua bentuk kegiatan
berupa aktivitas fisik dan cita rasa keindahan yang tertuang dalam kegiatan berekspresi,
bereksplorasi, berapresiasi dan berkreasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran (seni
rupa,musik, tari, dan teater).
2. Pergelaran karya seni tari merupakan pertunjukan tari atau penyajian yang ditujukan
kepada orang lain. Bagi siswa, pergelaran merupakan suatu proses belajar untuk
mengekspresikan pikiran dan perasaan. Di sini termasuk mengembangkan keterampilan
dalam berbagai bentuk untuk memproyeksikan dirinya kepada penonton.
3. Kesuksesan sebuah pertunjukan tidak lepas bagaimana pertunjukan tersebut dipertsiapkan.
Untuk menghasilkan pertnjukan yang baik tentunya dibutuhkan persiapan yang matang.
Berikut hal-hal yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan pertunjukan tari:
a) Pembentukan panitia
b) Menyusun Jadwal kegiatan
c) Penampilan karya seni tari kelompok maupun individu

Panitia tebagi menjadi dua yaitu:

a) Steering Comitee (panitia pengarah) sebagai penasehat dan pemberi petunjuk kepada
kelompok bawahannya dalam menjalankan tugas.
b) Organizing Comitee (panitia peaksana) mempunyai tugas melaksanakan segala sesuatu
yang berhubungan dengan pelaksanaan di lapangan
4. Implementasinya produksi pagelaran seni tari di Sekolah Dasar biasanya dilaksanakan
sebagi berikut:
a) Implementasi sebagai kegiatan penilain pembelajaran seni tari.
b) Implementasi sebagai pertujukan seni.
c) Implementasi sebagai berpatisipasi/berkompetisi

11
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1999. Konsep Pendidikan Kesenian, Panduan Teknis Sebagai Pelengkap


Penataran Pendidikan Kesenian Bagi Guru Taman Kanak-kanak dan Guru SD di DKI
Jakarta. Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Mata Pelajaran Seni dan Budaya Sekolah
Dasar. Jakarta: Depdiknas
Golberg, Merryl. 1997. Arts and Learning. An Integrated Approach to Teaching and Learning
in Multicultural and Multilingual settings. New York: Longman.
Ismiyanto, Pc. S. Petrus. 1999. “Creative Problem Solving dalam Pembelajaran Pendidikan
Seni Rupa: Sebuah Penawaran Pendekatan Pembelajaran" dalam Lingua
Salam, Sofyan. 2005. Paradigma Dan Masalah Pendidikan Seni. Semarang: PPS UNNES..
Setiawati, Rahmidah dkk. (2008). Seni Tari. Jakarta: Direktorat Jenderal pendidikan.

12

Anda mungkin juga menyukai