Anda di halaman 1dari 12

NASKAH JURNAL

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI ORAL


TERHADAP PENYAKIT KANKER PAYUDARA
DI RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA PUSAT
PERIODE 2016 - 2017

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

MESAK DIMARA
1443050093

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI STRATA SATU (S1) FARMASI
JAKARTA 2019

Mengetahui ,
Pembimbing

YELFI ANWAR, M. Farm, Apt


FORMULIR
PERSETUJUAN PUBLIKASI NASKAH RINGKAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Yelfi Anwar, M.Farm., Apt.
NIDK : 0318037703
adalah pembimbing mahasiswa S1:
Nama : Mesak Dimara
NPM : 1443050093
Fakultas : Farmasi
Program Studi : Sarjana Farmasi
Judul Naskah Ringkas : Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Oral Terhadap
Penyakit Kanker Payudara di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta
Pusat Periode 2016 - 2017

Menyatakan bahwa naskah ringkas ini telah diperiksa dan disetujui untuk
(pilih salah satu dengan memberi tanda silang):

Dapat diakses di perpustakaan online Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta


Tidak dapat diakses karena:
Data yang digunakan untuk penulisan berasal dari instansi tertentu bersifat
konfidensial
Akan ditunda publikasinya mengingat akan karena/sedang dalam proses
pengajuan Hak Paten/HKI hingga tahun ……………………
Akan dipresentasikan sebagai makalah pada Seminar Nasional yaitu: ……………
yang diprediksi akan dipublikasikan sebagai prosiding pada bulan …………
tahun ……
Akan ditulis dalam bahasa Inggris dan dipresentasikan sebagai makalah pada
seminar internasional yaitu: …………… yang diprediksi akan dipublikasikan
sebagai prosiding pada bulan ………… tahun ……
Akan diterbitkan pada Jurnal Program Studi/Departemen/Fakultas
yaitu: ………………………………………… yang diprediksi akan
dipublikasikan pada bulan ………… tahun ……
Akan diterbitkan pada Jurnal Nasional yaitu: ………… yang diprediksi akan
dipublikasikan pada bulan ………… tahun ……
Akan ditulis dalam bahasa Inggris untuk dipersiapkan terbit pada Jurnal
Internasional yaitu: ……………………………… yang diprediksi akan
dipublikasikan pada bulan ………… tahun ……

Jakarta, 5 Maret 2019

(Yelfi Anwar, M.farm., Apt)


Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Oral
Terhadap Penyakit Kanker Payudara
Di RPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat
Periode 2016-2017

Mesak Dimara1, Yelfi Anwar2


Program Studi Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
Medimara082114@gmail.com, Yelfianwar@gmail.com

ABSTRAK

Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,saluran kelenjar dan
jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara. Beberapa faktor yang diduga
meningkatkan kejadian kanker payudara yaitu kontrasepsi oral, lama penggunaan kontrasepsi
oral, riwayat keluarga yang menderita penyakit kanker payudara, riwayat menderita kanker
payudara dan kanker serviks, status perokok, indeks massa tubuh, dan aktivitas fisik. Tujuan
penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara
penggunaan kontrasepsi oral terhadap kejadian kanker payudara. Jenis penelitian yang
digunakan adalah kasus kontrol (case control study). Kasus yaitu wanita penderita kanker
payudara di RSPAD Gatot Soebroto, dan kontrol yaitu wanita bukan penderita kanker
payudara di RSPAD Gatot Soebroto. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara penggunaan kontrasepsi oral dengan kejadian kanker
payudara (p=0,072), dan terdapat hubungan yang signifikan antara lama penggunaan
kontrasepsi oral ( > 5 tahun) dengan kejadian kanker payudara (p = 0,035). Pada penelitian
ini didapat hasil riwayat keluarga yang menderita kanker payudara, riwayat menderita kanker
payudara dan kanker serviks, dan status perokok merupakan faktor resiko terjadinya kanker
payudara (OR > 1), dan pada penelitian ini didapat hasil bahwa indeks massa tubuh bukan
merupakan faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Kata Kunci : Kanker payudara; Pengunaan kontrasepsi oral

1
Correlation Between Use Oral Contraception Medication
Against Breast Cancer at Gatot Soebroto Hospital
in The Period 2017-2018

Mesak Dimara1, Yelfi Anwar2


Faculty Of Pharmasy Universty 17 Agustus 1945 Jakarta
medimara082114@gmail.com, Yelfianwar@gmail.com

ABSTRACT

Breast cancer is a malignancy that originates from glandular cells, glandular tracts and breast
supporting tissues not including breast skin. Several factors are thought to increase the
incidence of breast cancer, namely oral contraception, duration of oral contraceptive use,
family history of breast cancer, history of breast cancer and cervical cancer, smoking status,
body mass index, and physical activity. The purpose of this study was to see whether there
was a significant relationship between the use of oral contraception on the incidence of breast
cancer. The type of research used is case control (case control study). The case is women
with breast cancer at Gatot Soebroto Army Hospital, and controls for women without breast
cancer at Gatot Soebroto Army Hospital. The results of this study indicate that there was no
significant relationship between oral contraceptive use and breast cancer incidence (p =
0.072), and there was a significant relationship between duration of oral contraceptive use (>
5 years) and breast cancer incidence (p = 0.035). In this study the results of family history of
breast cancer, history of breast cancer and cervical cancer were obtained, and smoker status
was a risk factor for breast cancer (OR > 1), and in this study obtained results that body mass
index is not a risk factor for occurrence breast cancer.

Keywords: Breast cancer; oral contraceptives

1. Pendahuluan payudara menempati urutan pertama dari


Sehat menurut organisasi kesehatan
seluruh kanker pada perempuan (insiden
dunia (WHO) adalah suatu keadaan
rata - rata 38 per 100.000 perempuan). Di
sejahtera yang meliputi fisik, mental dan
Indonesia, hasil pemeriksaan patologi
sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit
menyatakan lima kanker terbanyak adalah
atau kecacatan. Beberapa penyebab
kanker leher rahim, payudara, kelenjar getah
penurunan kesehatan seseorang diantaranya
bening, kulit dan nasofaring. Insiden kanker
adalah karena suatu penyakit seperti kanker.
payudara di Indonesia belum diketahui
Penyakit kanker merupakan salah satu
secara pasti karena belum ada registrasi
penyebab kematian utama di seluruh dunia.
kanker berbasis populasi. Tetapi
Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian
berdasarkan Globocan, IARC 2002,
disebabkan oleh kanker (Depkes RI, 2015).
didapatkan estimasi insidens kanker
Berdasarkan data Globocan
payudara di Indonesia sebesar 26 per
International Agency for Research on
100 .000 perempuan.
Cancer (IARC) tahun 2002, kanker

2
Kanker payudara adalah keganasan riwayat kanker payudara dan kanker
yang berasal dari sel kelenjar, saluran ovarium (Indrati, 2005).
kelenjar dan jaringan penunjang payudara, Menurut Kemenkes RI (2014)
tidak termasuk kulit payudara (Depkes RI, pemakaian kontrasepsi hormonal terbanyak
2009). Kanker payudara menempati urutan adalah jenis suntikan dan pil. Kontrasepsi
pertama sebagai jenis kanker yang paling oral (pil) yang paling banyak digunakan
umum diderita oleh perempuan di dunia. adalah kombinasi estrogen dan progesteron.
Kanker payudara memiliki kontribusi Hormon estrogen berhubungan dengan
sebesar 25% dari total kasus baru kanker terjadinya kanker payudara. Pada payudara
secara keseluruhan yang terdiagnosis pada estrogen menyebabkan terjadinya timbunan
tahun 2012 (Globocan, 2013). lemak di kelenjar payudara (Sandra, 2011).
Tingginya tingkat kematian akibat Kontrasepsi hormonal merupakan faktor
kanker terutama di Indonesia antara lain risiko kanker payudara (Haslinda, 2013)
disebabkan karena terbatasnya pengetahuan Berdasarkan uji chi-square didapatkan
masyarakat tentang bahaya kanker, nilai P = 0,144. Menunjukan bahwa riwayat
tanda-tanda dini dari kanker, faktor-faktor pemakaian kontrasepsi hormonal tidak
risiko terkena kanker, cara berhubungan dengan kejadian kanker
penanggulangannya secara benar serta payudara pada responden wanita (Nani,
membiasakan diri dengan pola hidup sehat. 2009), penggunaan kontrasepsi oral dalam
Tidak sedikit dari mereka yang terkena jangka waktu yang lama dapat
kanker datang berobat ketempat yang salah menyebabkan kanker payudara, wanita yang
dan baru memeriksakan diri ke sarana memakai kontrasepsi hormonal ≥ 5 tahun
pelayanan kesehatan ketika stadiumnya berisiko 8,169 kali menderita kanker
sudah lanjut sehingga biaya pengobatan payudara dibanding dengan wanita yang
lebih mahal (Sudoyono, 2012). memakai kontrasepsi hormonal < 5 tahun
Beberapa faktor yang diduga menjadi (Maulinasari, et.al, 2018). Pil oral
faktor penyebab kanker payudara, kombinasi (POK) merupakan pil kontrasepsi
kontrasepsi oral, lama penggunaan yang berisi hormon sintesis estrogen dan
kontrasepsi oral, tumor jinak pada payudara, progesteron (Handayani, 2010). Estrogen
aktivitas fisik, pola konsumsi makanan bekerja primer untuk membantu pengaturan
berlemak, riwayat kanker payudara pada hormon releasing factor di hipotalamus,
keluarga, lama meyusui, riwayat kegemukan, membantu pertumbuhan dan pematangan
umur menstruasi pertama, perokok pasif, dari ovum di dalam ovarium dan
merangsang perkembangan endometrium.

3
Progesteron bekerja primer menekan dan menderita kanker payudara dan tercatat di
melawan isyarat-isyarat dari hipotalamus rekam medis RSPAD Gatot Soebroto.
dan mencegah pelepasan ovum yang terlalu Kriteria inklusi pada kelompok kasus adalah
dini/prematur dari ovarium, serta juga pasien wanita berumur diatas 18 - 60 tahun
merangsang perkembangan dari yang dirawat serta bersedia diwawancara
endometrium (Hartanto, 2004). dan terkena penyakit kanker payudara di
Sihombing, et,al (2014) melakukan RSPAD Gatot Soebroto. Kriteria eksklusi
penelitian penggunaan kontrasepsi oral pada kelompok kasus adalah pasien wanita
terhadap tumor payudara, penelitiannya berumur diatas 18 - 60 tahun yang dirawat
dilakukan terhadap 183 subjek terdiri dari dan terkena penyakit kanker payudara di
kelompok kasus dan kontrol yang pernah RSPAD Gatot Soebroto yang sedang hamil
menggunakan kontrasepsi oral dan dan atau menyusui dan pasien wanita yang
didapatkan hasil bahwa penggunaan sedang melakukan terapi hormonal dan
kontrasepsi oral meningkatkan resiko terdaftar di RSPAD Gatot Soebroto. Kriteria
kanker payudara hampir 3 kali (OR = 2,76) inklusi pada kelompok kontrol adalah
dibandingkan dengan mereka yang tidak pasien wanita yang berusia 18 – 60 tahun
menggunakannya. tidak terkena kanker payudara yang bersedia
diwawancara dan terdaftar di RSPAD Gatot
2. Metode Penelitian
Soebroto. Kriteria eksklusi pada kelompok
Penelitian ini dilaksanakan di rumah
kontrol adalah pasien wanita yang sedang
sakit tipe A yaitu RSPAD Gatot Soebroto
hamil dan atau menyusui dan terdaftar di
yang terletak di Jl. Abdul Rahman Saleh No.
RSPAD Gatot Soebroto dan pasien wanita
24 Jakarta Pusat. Rumah sakit ini berada di
yang sedang melakukan terapi hormonal
bawah komando Pusat Kesehatan Angkatan
dan terdaftar di RSPAD Gatot Soebroto.
Darat yang memberi perawatan kesehatan
Sampel yang akan diambil
kepada prajurit TNI-AD, Pegawai Negeri
menggunakan menggunakan prosedur quota
Sipil, serta masyarakat umum.
sampling. Dengan metode perhitungan
Penelitian ini bersifat kuantitatif
ukuran sampel : α 5%, β 20%, OR = 1,
analitik dengan pendekatan retrospektif
didapatkan jumlah responden adalah 50
menggunakan jenis desain studi kasus
pada kelompok kasus dan 50 pada
kontrol. Kasus adalah pasien wanita
kelompok kontrol. Prosedur pengambilan
penderita kanker payudara yang tercatat di
sampel dimulai januari 2018, diurutkan
rekam medis RSPAD Gatot Soebroto.
hingga januari 2016. Kasus dan kontrol
Kontrol adalah pasien wanita yang tidak
didapatkan dari catatan rekam medis

4
RSPAD Gatot Soebroto dan kuisioner responden pada kelompok kontrol. Pada
terhadap responden. Jenis data yang kelompok kasus dari 30 responden, yang
dikumpulkan adalah data primer dan data telah menggunakan kontrasepsi oral > 5
sekunder dengan menggunakan daftar tahun adalah 19 responden dan 7 responden
cheklis. pada kelompok kontrol dari 21 responden.
3. Hasil dan Pembahasan Analisa Bivariat
Analisa Univariat Analisis bivariat bertujuan untuk
Uji analisa univariat dibuat untuk melihat hubungan antara variabel
melihat gambaran distribusi variabel yang independen (kontrasepsi oral) dan variabe
diteliti meliputi kanker payudara, lain dengan variabel dependen (kanker
penggunaan jenis kontrasepsi, lama payudara) analisis ini menggunakan uji
penggunaan kontrasepsi oral, riwayat chi-square dan ukuran Odds Ratio (OR).
kegemukan, riwayat, kanker payudara pada Tabel 2. Hubungan Antara Penggunaan
Kontrasepsi Oral Terhadap Penyakit
keluarga, riwayat kanker payudara dan
Kanker Payudara
kanker ovarium, aktivitas fisik, dan status
merokok dari responden.
Tabel 1. Karakteristik Subjek
Penelitian (n = 50)

Berdasarkan hasil penelitian kontrasepsi


oral merupakan faktor resiko terjadinya
kanker payudara yang dilihat dari nilai OR
= 2,071 > 1 dan terdapat hubungan yang
Berdasarkan tabel 1, dari 50 responden
belum signifikan antara penggunaan
pada masing - masing kelompok kasus dan
kontrasepsi oral dengan kejadian kanker
kontrol, didapatkan wanita yang
payudara dilihat dari nilai p-value = 0,072.
menggunakan kontrasepsi oral adalah 30
Pil kontrasepsi mengandung hormon
responden pada kelompok kasus dan 21
estrogen. Estrogen bekerja primer untuk

5
membantu pengaturan hormon releasing perubahan sel yang normal menjadi tidak
factor di hipotalamus, membantu normal, wanita yang memakai kontrasepsi
pertumbuhan dan pematangan dari ovum di hormonal ≥ 5 tahun berisiko 8,169 kali
dalam ovarium dan merangsang menderita kanker payudara dibanding
perkembangan endometrium (Hartanto, dengan wanita yang memakai kontrasepsi
2004), pada payudara estrogen hormonal ≤ 5 tahun (Maulinasari, et. al,
menyebabkan terjadinya timbunan lemak di 2018)
kelenjar payudara (Sandra, 2011). Pada Pada penelitian ini di dapat nilai (P =
penelitian ini wanita yang menggunakan 0,046) pada variabel status perokok
kontrasepsi oral memiliki peluang 2,071 kali terhadap penyakit kanker payudara hal ini
lebih besar untuk terkena kanker payudara menunjukan bahwa terdapat hubungan yang
berbeda dengan hasil yang ditemukan signifikan antara status perokok dengan
Abidin dkk tahun 2014 bahwa wanita yang kejadian kanker payudara. Asap rokok dapat
menggunakan kontrasepsi hormonal meningkatkan risiko kanker payudara
memiliki OR = 3,431 yang berarti wanita karena mengandung bahan kimia dalam
yang menggunakan kontrasepsi hormonal konsentrasi tinggi yang dapat menyebabkan
memiliki risiko terkena kanker payudara kanker payudara. Bahan kimia dalam asap
3,431 kali lebih besar dibandingkan dengan tembakau mencapai jaringan payudara dan
wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi ditemukan dalam ASI. Asap rokok juga
hormonal. dapat memiliki efek yang berbeda terhadap
Pada penelitian ini lama penggunaan risiko kanker payudara pada perokok dan
kontrasepsi oral memiliki hubungan yang mereka yang hanya terpapar asap rokok (I.
signifikan dengan kejadian kanker payudara Maria, et.al, 2017). Penelitian ini
hal ini sesuai dengan penelitian yang menunjukan responden dengan status
dilakukan oleh Yanti M (2016) menyatakan perokok pasif memiliki peluang 2,852 kali
bahwa wanita yang memakai kontrasepsi terkena kanker payudara selaras dengan
hormonal ≥ 5 tahun memiliki risko 3,683 penelitian Indrati (2005) yang menyatakan
lebih besar untuk terkena kanker payudara wanita dengan status perokok pasif
dibandingkan dengan wanita yang memakai berpeluang 2,36 kali terkena kanker
kontrasepsi hormonal ≤ 5 tahun. payudara dibandingkan dengan wanita yang
Penggunaan kontrasepsi hormonal yang berstatus perokok aktif. Namun berbeda
terlalu lama dapat mengacaukan dengan penelitian yang dilakukan I. Maria
keseimbangan hormon estrogen dalam dkk (2017) menyatakan bahwa merokok
tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya atau memiliki suami atau anggota keluarga

6
yang serumah dan menghisap rokok secara ketidakseimbangan hormon estrogen.
aktif lebih banyak ditemukan pada Peningkatan risiko terkena kanker payudara
kelompok kasus (68,5%) dibandingkan pada pada wanita yang pernah menderita kanker
kelompok kontrol (52,1%) dengan nilai OR ovarium diduga berhubungan dengan
= 2,002 (CI 95% : 1,020 - 3,930) dengan pengaruh peningkatan hormon estrogen, dan
nilai P = 0,063. wanita yang menderita atau pernah
Hasil penelitian menunjukan riwayat menderita kelainan proliferatif memiliki
kanker payudara pada keluarga menjadi peningkatan risiko untuk mengalami kanker
faktor resiko kejadian kanker payudara, hal payudara (Dupont William.D, 2004).
ini dapat dilihat dari nilai OR = 2,471 dan Penelitian ini Berbeda dengan penelitian
terdapat hubungan yang signifikan antara yang telah dilakukan oleh Indrati (2005)
riwayat kanker payudara pada keluarga yang menyatakan wanita dengan riwayat
dengan kejadian kanker payudara karena kanker payudara memiliki resiko 5,2 kali
nilai (P = 0,027). Seorang wanita yang lebih besar terkena kanker payudara di
memiliki gen mutasi warisan (termasuk payudara yang lain (P = 0,048) sedangkan
BRCA1 dan BRCA2) meningkatkan risiko wanita dengan riwayat terkena kanker
kanker payudara secara signifikan dan telah serviks memiliki resiko 12,16 kali terkena
dilaporkan 5 - 10% kasus dari seluruh kanker payudara (P = 0,028).
kanker payudara (A. Lanfranchi, 2007). Aktivitas fisik seperti berolahraga
Hasil penelitian ini berbeda dengan dalam penelitian ini belum menjadi faktor
penelitian setiowati dkk (2016) yang resiko kanker payudara karena nilai OR < 1
menyatakan bahwa tidak ada hubungan namun terdapat hubungan yang signifikan P
antara riwayat keluarga yang menderita = 0,044. Olahraga dihubungkan dengan
kanker payudara dengan kanker payudara (P rendahnya lemak tubuh dan rendahnya
= 0,1). semua kadar hormon yang berpengaruh
Pada penelitian ini riwayat kanker terhadap kanker payudara dan akan dapat
payudara dan kanker serviks pada meningkatkan fungsi kekebalan tubuh
responden merupakan faktor resiko (Yulianti iin et.al, 2016). Hal ini berbeda
terjadinya kanker payudara yang dilihat dari dengan penelitian yang dilakukan Indrati
nilai OR = 2,681 dan terdapat hubungan (2005) yang menyatakan orang yang
yang signifikan dilihat dari nilai P = 0,016. berolahraga kurang dari 7 jam perminggu
Terdapat hubungan positif antara kanker memiliki resiko 9,7 kali terkena kanker
payudara dan kanker ovarium, keduanya payudara.
dianggap terjadi akibat adanya

7
Berdasarkan hasil penelitian ini indeks 4. Kesimpulan
massa tubuh pada responden merupakan a. Tidak terdapat hubungan yang
faktor resiko kejadian kanker payudara signifikan antara penggunaan
ditunjukan oleh nilai OR = > 1 namun kontrasepsi oral dengan kejadian
belum menunjukan hubungan yang kanker payudara dilihat dari nilai
signifikan karena P = 0,108. Berbeda P-value = 0,072 > 0,05, kecuali jika
dengan penelitian Melda Yanti (2018) yang seseorang telah menggunakan
menyatakan ada hubungan antara obesitas kontrasepsi oral > 5 tahun
dengan kanker payudara pada wanita di ditunjukan dari nilai P-value 0,035
Poliklinik Bedah RSUP DR. M. Djamil < 0,05.
Padang tahun 2016 dengan nilai P-value b. Faktor lain yang dapat
0,003 dan OR sebesar 6,75 yang berarti menyebabkan terjadinya kanker
bahwa wanita yang obesitas memiliki risiko payudara diantaranya adalah
6,75 kali lebih besar terkena kanker riwayat keluarga responden yang
payudara dibandingkan dengan wanita yang terkena kanker payudara (OR =
tidak obesitas. Faktor risiko wanita yang 2,471 dan P-value 0,027 < 0,05),
mengalami obesitas atau kelebihan berat perokok pasif (OR = 2,852 dan
badan memiliki kadar insulin darah yang P-value 0,046 < 0,05), indeks
lebih tinggi. Tingkat insulin yang lebih massa tubuh yang tidak normal
tinggi juga telah dikaitkan dengan beberapa (OR = 1,915 dan P-value 0,108 >
jenis kanker, termasuk kanker payudara. 0,05), riwayat kanker payudara
Akan tetapi, kaitan antara berat badan dan dan kanker serviks pada responden
risiko kanker payudara sangat kompleks. (OR = 2,681 dan P-value 0,016 <
Sebagai contoh, wanita yang obesitas saat 0,05) tidak termasuk aktivitas fisik
dewasa, risiko kanker payudara meningkat. (OR = 0,439 dan P-value 0,044 <
Namun, jika kelebihan berat badan sudah 0,05).
dialami sejak kecil, risikonya cenderung 5. Saran
menurun. Para ahli masih belum dapat Diharapkan dapat dilakukan penelitian
menyimpulkan apa yang menyebabkan lanjutan mengenai kejadian kanker payudara
perbedaan tersebut (Savitri, 2015). dan faktor resikonya dengan pemilihan
variabel yang lebih variatif dengan jumlah
sampel yang lebih besar serta menggunakan
metode penelitian yang berbeda.

8
Daftar Pustaka Jakarta

Haslinda., (2013). Faktor Risiko Kejadian


Abidin, Syahrir, H., & Richa. (2014). Faktor Kanker Payudara di RSUP DR.Wahidin
resiko kejadian kanker payudara di rsud Sudirohusodo Makassar. Ilmu
labuang baji makassar. Ilmiah Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin
Kesehatan Diagnosis, Vol.4 (NO.2), Makassar,Vol. 2 (No.1), Hal:1–7.
Hal:236–242. Retrieved from
http://ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/ Indrati, Rini., (2005). Faktor faktor Risiko
jikd/article/view/653/529 diakses maret Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian
2019. Kanker Payudara Wanita. Jurnal
Epidemiologi:Hal:1–8.
Dupont, W.D., et al, (2004). Risk Factor, http://eprints.undip.ac.id/5248/1/Rini_I
for Breast Cancer in Women with ndarti.pdf. diakses Juli 2018.
Proliferative Breast Disease. No. 23,
Hal : 469 – 478. Kemenkes., (2014). Profil Kesehatan
Indonesia (Demografi). Kementerian
Depkes RI., (2015). Situasi Penyakit Kanker. Kesehatan Republik Indonesia. Hal :
Pusat Data Dan Informasi Departemen 101.
Kesehatan RI sem 2: Hal : 1–6.
Lanfranchi., A. (2007). Breast Cancer Risks
Depkes RI., (2009). Buku Saku Pencegahan and Prevention. World Health,
Kanker Leher Rahim dan Kanker Vol.501(NO:4), Hal: 12.
Payudara Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Maria, I. L., Sainal, A. A., & Nyorong, M.
(2017). Risiko Gaya Hidup terhadap
Desiani Nani., (2009). Hubungan Umur Kejadian Kanker Payudara pada
Awal Menopause Dan Status Wanita. Media Kesehatan Masyarakat
Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Indonesia Universitas Hasanuddin,
Dengan Kejadian Kanker Payudara. Vol.13(No.2), Hal:157–166.
The Soedirman Journal of Nursing
Vol.4(No.3): Hal 102–6. Sandra, Y., (2011). Melatonin dan Kanker
Payudara. Majalah Kesehatan Pharma
Ferlay, J., et al. (2002). Cancer incidence, Medika,Vol.3,No.2: Hal:286-291.
mortality and prevalence. Worldwide
IARC Cancer base. No. 5, Version 2.0. Savitri, (2015). Kupas Tuntas Kanker
Lyon: IARC Press. Payudara, Leher Rahim dan Rahim,
Pustaka Baru : Yogyakarta
Globocan., (2013). Latest World Cancer
Statistics Global Cancer Burden Rises Sihombing, Marice, Aprildah Nur Sapardin,
to 14 . 1 Million New Cases in Badan Penelitian, dan Kementerian
2012 : Marked Incr. (December): Kesehatan RI. (2014). Faktor Risiko
2012–14. Tumor Payudara Pada Perempuan
Umur 25-65 Tahun Di Lima Kelurahan
Handayani, S., (2010). Buku Ajar Kecamatan Bogor Tengah. Jurnal
Pelayanan Keluarga Berencana. Epidemiologi.
Yogyakarta : Pustaka Rihama
Sudoyo, Aru Wisaksono. (2012) : Melantun
Hartanto, H., (2004). Keluarga berencana Kebersamaan Berantas Kanker.
dan kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan: Buletin Yayasan Kanker Indonesia:

9
Hal:1–66.

Setiowati, D. A. I., Taningo, E. H., &


Soebijanto, R. I. (2016). Hubungan
antara Pemakaian KB Hormonal.
Indonesian Journal of Cancer, 10(5),
11–17.

Winda, M., (2018). Pengaruh Pemakaian


Kontrasepsi Hormonal Dan Riwayat
Keluarga Terhadap Kejadian Kanker
Payudara Di RSUD Dr.Pirngadi
Medan Tahun 2017. Jurnal Medika
Respati,Vol.13. (No.2)

Yanti, Melda., (2016). Faktor Risiko Kanker


Payudara Pada Wanita Di Poliklinik
Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang
Tahun 2016.Skipsi Universitas Andalas
Hal: 59.

Yulianti., I., S, H. S., & Sutiningsih, D.


(2016). Faktor-Faktor Resiko Kanker
Payudara (Studi Kasus Pada Rumah
Sakit Ken Saras Semarang). Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), Vol.4 (No:4),
Hal : 401–409. Retrieved from
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php
/jkm%0A diakses 15 Maret 2019.

10

Anda mungkin juga menyukai