Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU READY MIX

BERDASARKAN INTEGRASI METODE AHP DAN TOPSIS


(Studi Kasus Pada PT Merak Jaya Beton, Malang)

IMPLEMENTATION OF READY MIX RAW MATERIAL SUPPLIER SELECTION


BASED ON AHP AND TOPSIS METHODS INTEGRATION
(Case Study: PT Merak Jaya Beton, Malang)

Riyan Taufik1), Yeni Sumantri2), Ceria Farela Mada Tantrika3)


Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia
E-mail : ryantaufik67@gmail.com1), yeni@ub.ac.id2), ceria_fmt@ub.ac.id3)

Abstrak

PT Merak Jaya Beton Malang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri
manufaktur. Perusahaan ini memproduksi ready mix dan pre cast. Pada awalnya, kriteria pemilihan di PT
Merak Jaya Beton hanya didasarkan pada harga yang ditawarkan dan kecepatan pengiriman yang
dijanjikan dalam melakukan pemilihan supplier. Adanya pengembangan kriteria menyebabkan proses
pengambilan keputusan pemilihan supplier menjadi lebih kompleks. Pemilihan supplier pada perusahaan ini
termasuk pemasalahan Multi-Criteria Decision Making (MCDM) karena terdapat banyak kriteria yang
dapat mempengaruhi dalam pemilihan supplier masing-masing bahan baku. Penelitian ini menggunakan
metode AHP dan TOPSIS. Metode AHP digunakan untuk menghitung prioritas kriteria dan subkriteria.
Hasil pembobotan subkriteria dan hasil kuisioner justifikasi dijadikan input untuk metode TOPSIS. Metode
TOPSIS bertujuan untuk pemilihan alternatif terbaik yang tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi
ideal positif, namun juga memiliki jarak terjauh dari solusi ideal negatif. Dari hasil kuisioner terbuka
didapatkan 12 kriteria dan 33 subkriteria dalam pemilihan supplier. Dengan metode AHP, didapatkan bobot
kepentingan setiap subkriteria yang menjadi input untuk metode TOPSIS. Penelitian ini menghasilkan
supplier bahan baku PT Merak Jaya Beton dengan performansi terbaik, yaitu: CV Makmur Jaya Abadi untuk
supplier pasir, PT Royal Inti Mandiri Abadi untuk supplier semen, CV Merak Jaya untuk supplier batu, PT
BASS atau PT BASF untuk supplier beton Chemical.

Kata kunci : Pemilihan Supplier, Technique for Order Performance by Similarity to Ideal Solution
(TOPSIS), Analytic Heirarchy Process (AHP), Multi Criteria Decision Making (MCDM)

1. Pendahuluan
Salah satu kegiatan yang penting bagi dengan persediaan ini terdapat konflik
perusahaan manufaktur adalah melakukan kepentingan diantara fungsi bisnis tersebut.
manajemen persediaan. Salah satu aktivitas Keuangan menghendaki tingkat persediaan
dalam manajemen persediaan ini adalah yang rendah, sedangkan pemasaran dan
pengadaan bahan baku. Bahan baku operasi menginginkan tingkat persediaan
umumnya didatangkan dari supplier. yang tinggi agar kebutuhan konsumen dan
Dengan demikian, supplier menjadi salah kebutuhan produksi dapat dipenuhi. Ketika
satu pihak eksternal yang penting bagi persediaan tersebut tidak dapat mencukupi
keberadaan dan keberlanjutan suatu permintaan yang ada, perusahaan akan
perusahaan manufaktur. mengalami kerugian. Untuk menjaga agar
Menurut Schroeder (1997), manajemen persediaan bahan baku tetap optimal, jadwal
persediaan merupakan fungsi manajemen pembelian bahan baku dan hubungan
operasi yang terpenting sebab persediaan kerjasama yang baik dengan pihak supplier
membutuhkan modal yang sangat besar dan perlu diperhatikan. Pemilihan supplier
mempengaruhi pengiriman barang kepada yang efektif dapat membantu perusahaan
pelanggan. Manajemen persediaan memiliki mencapai hasil produksi yang diinginkan.
dampak pada semua fungsi usaha, terutama Perusahaan pada umumnya memiliki
keuangan, operasi dan pemasaran. Berkaitan persyaratan yang berbeda-beda dalam

1067
pemilihan supplier. Sehingga, perusahaan supplier selama ini hanya didasarkan pada
perlu melakukan evaluasi secara periodik harga yang ditawarkan dan kecepatan
untuk menjamin bahwa bahan baku dan pengiriman yang dijanjikan.Setelah supplier
pengadaannya sesuai standar yang terpilih pun sering terjadi permasalahan-
ditentukan perusahaan. permasalahan yaitu kualitas, kuantitas, dan
PT Merak Jaya Beton merupakan bagian waktu pengiriman yang tidak sesuai dengan
dari keluarga besar Merak Group yang yang dijanjikan saat pemesanan sehingga
sebelumnya telah berpengalaman dalam mengganggu proses produksi. Jika
industri konstruksi yang memproduksi perusahaan tetap menggunakan banyak
Ready Mix & Precast. Seluruh hasil supplier sekaligus dapat menimbulkan
produksi perusahaan ini didistribusikan di permasalahan antara lain terlalu sulit dalam
Jawa sehingga kualitas produk dan ketepatan pengaturan jadwal masuk gudang,
waktu menjadi kriteria penting yang harus pengendalian supplier serta pengaturan
selalu dijaga. Perusahaan ini memiliki pembayaran pesanan bahan baku tersebut.
supplier sebagai pemasok utama bahan baku PT Merak Jaya Beton, meskipun telah
produk yang akan mereka produksi. melakukan kerjasama yang baik dengan
Supplier-supplier yang dimiliki oleh beberapa supplier, belum memiliki metode
perusahaan tersebut antara lain supplier pemilihan supplier yang tepat dan dapat
pasir (CV Barokah, CV Makmur Jaya diterapkan dengan proses perencanaan yang
Abadi, CV Sahabat, CV Sido Mulyo), baik. Oleh karena itu, perusahaan perlu
supplier batu (CV Merak Jaya, CV Samudra melakukan penyeleksian supplier dengan
99 Stone, CV Gajayana 3), supplier semen metode yang tepat agar pesanan bahan baku
(PT Royal Inti Mandiri Abadi dengan terpenuhi secara optimal dan mendapatkan
produk Semen Tiga Roda, PT Bumi Gresik supplier terbaik yang dapat bekerjasama
dengan produk Semen Gresik), supplier dalam jangka panjang.
beton chemical (PT BASS atau PT BASF,
PT SIKA), dan supplier debu hasil 2.1 Metode Penelitian
pembakaran batu bara atau fly ash (PT Penelitian ini meneliti tentang
Paiton). Karena fly ash hanya memiliki 1 penerapan pemilihan supplier mengunakan
pemasok, sehingga tidak perlu dilakukan intregrasi metode AHP dan TOPSIS.
pemilihan supplier. Menurut Sugiyono (2011), Penelitian
Pemilihan supplier bahan baku kuantitatif yaitu penelitian dengan maksud
merupakan salah satu aktivitas dalam supply memperoleh data yang berbentuk angka atau
chain management di PT Merak Jaya Beton. data kualitatif yang diangkakan. Pada
Aktivitas ini dikategorikan dalam aktivitas penelitian kuantitatif ini, pengumpulan
strategis, karena peran supplier akan turut datanya didapatkan dari penelitian lapangan
dalam menentukan keberhasilan perusahaan. yang berupa wawancara ataupun
Apabila bahan baku yang disediakan oleh pengamatan langsung terhadap keadaan
supplier berkualitas buruk, maka hal ini juga yang sebenarnya dalam perusahaan dan data
akan berpengaruh terhadap kualitas produk hasil kuisioner yang didapatkan dari
yang dihasilkan. Dan apabila supplier tidak responden yang ditentukan sesuai dengan
bisa menyediakan bahan baku sesuai dengan kebutuhan.
kebutuhan perusahaan, maka dapat
dipastikan bahwa jadwal produksi akan 2.1 Langkah – langkah Penelitian
terganggu. Langkah – langkah yang dilakukan
PT Merak Jaya Beton sering kali dalam melakukan penelitian ini adalah
dihadapkan pada permasalahan dalam sebagai berikut.
pemilihan serta pengendalian supplier. 1. Survei Awal dan Studi Pustaka
Permasalahan-permasalahan yang sering Survei awal mengenai kondisi dan situasi
terjadi dalam pemilihan supplier antara lain permasalahan yang terdapat di
memiliki prosedur dan masa uji coba yang perusahaan, dalam hal ini adalah PT
panjang, sehingga membutuhkan waktu serta Merak Jaya Beton serta melakukan studi
biaya lebih. Apabila terjadi kesalahan dalam pustaka atau literatur yang berkaitan
pemilihan maka akan menyebabkan dengan masalah yang akan diteliti serta
pengulangan prosedur dari awal. Pemilihan referensi (literatur) seperti konsep Supply

1068
Chain Management, Manajemen dalam matriks yang berpasangan
Pengadaan, dan sebagainya yang akan dengan nilai total dari setiap kolom.
digunakan dalam pengolahan data d. Menghitung nilai eigen vector dan
nantinya. menguji konsistensinya, jika tidak
2. Identifikasi Masalah konsisten pengambilan data
Mengidentifikasi pokok permasalahan (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen
yang muncul dari hasil survei pada objek vector yang dimaksud adalah nilai
penelitian. eigen vector maksimal yang diperoleh
3. Perumusan Masalah dengan menggunakan Super Decision
Setelah mengidentifikasi masalah, maka maupun manual.
merumuskan masalah apa yang akan e. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk
dijadikan fokus pembahasan dalam seluruh tingkat hirarki.
penelitian ini. f. Menghitung eigen vector dari setiap
4. Penentuan Tujuan Penelitian matriks perbandingan berpasangan.
Penentuan tujuan penelitian dilakukan Nilai eigen vector merupakan bobot
berdasarkan perumusan masalah setiap elemen. Langkah ini mensintesis
sebelumnya. pilihan dan penentuan prioritas elemen-
5. Pengumpulan Data elemen pada tingkat hirarki terendah
Pada penelitian ini, dilakukan sampai pencapaian tujuan.
pengumpulan data yaitu data primer dan g. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak
data sekunder. memenuhi dengan CR < 0,1 maka
a. Data primer, merupakan data hasil penilaian harus diulang kembali.
kuisioner yang didapatkan dari Hasil metode AHP digunakan sebagai input
responden yang ditentukan sesuai metode TOPSIS (Hwang dan Yoon, 1981)
dengan kebutuhan. dengan langkah-langkah berikut :
b. Data sekunder, merupakan data a. TOPSIS dimulai dengan membangun
kondisi supplier yang dimiliki sebuah matriks keputusan.
perusahaan atau data-data pendukung
untuk memperkuat justifikasi dalam
pengisian kuisioner pembobotan dan (pers.1)
kuisioner justifikasi. Membangun matriks
6. Pengolahan Data
Menurut Saaty (1993), Pengolahan data
yang dilakukan dalam penelitian ini, b. keputusan ternormalisasi. Persamaan
yaitu: yang digunakan untuk
a. Mendefinisikan masalah dan mentransformasikan setiap elemen 𝑥𝑖𝑗
menentukan solusi yang diinginkan adalah
dengan membuat struktur hirarki yang Rij = (pers.2)
diawali dengan tujuan umum, √∑
dilanjutkan dengan kriteria-kriteria,
c. Membangun matriks keputusan
sub kriteria dan alternatif - alternatif
ternormalisasi terbobot. Dengan bobot
pilihan yang ingin diurutkan.
W = (w1, w2,….., wn), maka normalisasi
b. Membentuk matriks perbandingan
bobot matriks V adalah :
berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap
elemen terhadap amasing-masing
tujuan atau kriteria yang setingkat (pers.3)
diatasnya. Perbandingan dilakukan
berdasarkan pilihan atau judgement
dari pembuat keputusan dengn
menilai tingkat kepentingan suatu d. Menentukan solusi ideal dan solusi
elemen dibandingkan elemen lainnya. ideal negatif.
c. Menormalkan data yaitu dengan Solusi ideal dinotasikan A+, sedangkan
membagi nilai dari setiap elemen di solusi ideal negatif dinotasikan A- :

1069
𝐴+ = { max𝑣𝑖𝑗 | 𝑗 € J , min𝑣𝑖𝑗 | 𝑗 € J′′ , Tabel 1. Daftar Informasi Responden
I = 1,2,3, ....., m } No Nama Bagian Bobot
1 Responden 1 Produksi 30%
= { 1+, 𝑣2+, ....., 𝑣𝑛+ } (pers.4)
2 Responden 2 Logistik 30%
𝐴- = { min𝑣𝑖𝑗 | 𝑗 € J , max𝑣𝑖𝑗 | 𝑗 € J′′ ,
i = 1,2,3, ....., m } 3 Responden 3 Kepala Plant 40%
= { 1, 𝑣2 ,....., 𝑣𝑛− } (pers.5)
e. Menghitung separasi Identifikasi kriteria berdasarkan 23 kriteria
Si+ adalah jarak alternatif dari solusi menurut Dickson (dalam Pujawan, 2005) dan
ideal didefinisikan sebagai: QFDCR menurut Bilal dan Yani (2010) Hasil
dari penyebaran kuisioner terbuka didapatkan
= √∑ 𝑣 𝑣 , (pers.6)
12 kriteria dan 33 subkriteria dapat dilihat pada
dengan i=1,2,..m Tabel 2. Sedangkan struktur hirarki pemilihan
Dan jarak terhadap solusi negatif-ideal supplier di PT Merak Jaya Beton dapat dilihat
didefinisikan sebagai: pada Gambar 2.

= √∑ 𝑣 𝑣 , (pers.7) Tabel 2. Kriteria dan Subkriteria Pemilihan Supplier


Kriteria Subkriteria
dengan i=1,2,..m Cara pembayaran
Cost
f. Menghitung kedekatan relatif terhadap Harga penawaran
solusi ideal Jumlah pengiriman
, dengan 0 < (pers.8) Waktu pengiriman
Delivery Biaya transportasi
dan i = 1, 2, 3,.., m
Frekuensi pengiriman
g. Merangking Alternatif
Jenis moda transportasi
Alternatif dapat dirangking berdasarkan
Kelengkapan dokumen pengecekan
urutan 𝐶𝑖+. Maka dari itu, alternatif
terbaik adalah salah satu yang berjarak Quality Tingkat kecacatan
terpendek terhadap solusi ideal dan Kemampuan memberikan kualitas
yang konsisten
berjarak terjauh dengan solusi negatif- Kemudahan penambahan atau
ideal. pengurangan jumlah pemesanan
Flexibility
7. Analisis dan Pembahasan Kemudahan perubahan waktu
Pada tahapan ini, dilakukan analisa terhadap pengiriman
pengolahan data yang telah dilakukan di Kemudahan penggantian produk cacat
tahap sebelumnya beserta pembahasannya. Responsiveness Kecepatan dalam menanggapi
Pada tahap ini dibutuhkan ketelitian yang keinginan pelanggan
Memberikan jaminan atau garansi
tinggi agar tidak terjadi kesalahan dalam Warranties and terhadap barang
membaca data yang telah diolah claim Policies Dapat memberikan bantuan dalam
sebelumnya. Pada tahapan ini, hasil dari keadaan darurat
pengolahan data ditahap sebelumnya Kemampuan menjaga kesepakatan
dilakukan analisa serta pembahasannya. Performance Kemampuan pemenuhan terhadap
History jadwal yang telah dijadwalkan
3 Hasil dan Pembahasan Kemampuan pemenuhan terhadap
jumlah pemesanan
3.1 Identifikasi Kriteria dan Subkriteria Jenis komunikasi yang digunakan
Pembentukan hirarki keputusan dilakukan Communication
Tingkat konsistensi terhadap
dengan cara menyebarkan kuesioner terbuka System
pertukaran informasi
kepada tenaga ahli PT Merak Jaya Beton Technical Kompetensi tenaga kerja
Pemilihan responden ini berdasarkan Capability Fasilitas permesinan produksi supplier
pertimbangan bahwa responden terkait dengan Kelengkapan dokumen perusahaan
proses pengadaan barang dan karyawan yang Kelengkapan dokumen penawaran
Management
sudah berpengalaman. Maka didapatkan 3 and barang
orang sebagai responden.Informasi mengenai Organization Sertifikasi
responden yang dapat dilihat pada Tabel 1. Penggunaaan peralatan safety standar

1070
Kemudahan Untuk Dihubungi

Kemampaan Memberikan Informasi Secara Jelas Dan Mudah Dimengerti


Repair Service
Kecepatan Dalam Hal Menanggapi Permintaan Pelanggan

Cepat Tanggap Dalam Menyelesaikan Keluhan Pelanggan

Jumlah Pengiriman
Supplier 1
Waktu Pengiriman

Delivery Biaya Transportasi

Frekuensi Pengiriman

Jenis Transportasi

Kelengkapan dokumen pengecekan

Quality Tingkat Kecacatan

Kemampuan Memberikan Kualitas Yang Konsisten

Kemudahan Penambahan/Pengurangan
Flexibility
Jumlah Pemesanan.Kemudahan Perubahan Waktu Pengiriman
Supplier 2
Kemudahan Penggantian Produk Cacat
Responsiveness
Kecepatan Dalam Menanggapi Keinginan Pelangan.

Technical Kompetensi tenaga kerja


Supplier Terbaik Capability
Fasilitas permesinan produksi pemasok

Kemampuan Pemenuhan Terhadap Jumlah Pemesanan


Performance
History Kemampuan Menjaga Kesepakatan Kontrak

Kemampuan Pemenuhan Terhadap Jadwal Yang Telah Dijadwalkan


Supplier 3
warranties and Memberikan Jaminan/Garansi Terhadap Barang
claim Polices
Dapat Memberikan Bantuan Dalam Keadaan Darurat

Kelengkapan Dokumen Perusahaan

Kelengkapan Dokumen Penawaran Barang


Management and
Organization
Sertifikasi

Penggunaaan Peralatan Safety Standar

Comunication Jenis Komunikasi Yang Digunakan


System
Tingkat Pertukaran Informasi

Cara Pembayaran Supplier 4


Cost
Harga Penawaran

Geographical Jarak Supplier Dengan Sumber Bahan Baku


Location
Jarak Supplier Dengan Perusahaan

Gambar 2. Struktur Hirarki pemilihan supplier di PT Merak Jaya Beton

1071
3.2 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Tabel 5. Perhitungan Bobot Parsial Subkriteria dari
Setelah melakukan penyebaran kuesioner Kriteria Kualitas
a B c Total
pembobotan kriteria dan subkritera maka akan
A 0,2882 0,3717 0,2437 0,3012
dilakukan rekapitulasi terhadap data tersebut. B 0,2183 0,2816 0,3389 0,2796
Menurut Xu (2000), rata - rata geometrik dapat C 0,4935 0,3468 0,4174 0,4192
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

G= √𝑥 𝑥 𝑥 (Pers.9)
Dengan cara yang sama, didapatkan bobot
parsial tiap subkriteria. Bobot global untuk tiap
Setelah proses rekapitulasi kuesioner kriteria didapatkan dari hasil perkalin bobot
pembobotan kriteria, maka dilakukan proses kriteria dengan bobot parsial subkriteria. Hasil
rekapitulasi subkriteria menggunakan langkah- perhitungan bobot kriteria dapat dilihat pada
langkah seperti pada proses pembobotan Tabel 6.
kriteria.
Tabel 6. Hasil Perhitungan Subkriteria
3.3 Pembuatan Matriks Perbandingan Kriteria Subkriteria
Bobot
Global
Berpasangan Dan Penentuan Bobot Cara pembayaran 0,107
Prioritas Antar Kriteria dan Cost
Harga penawaran 0,081
Subkriteria Jumlah pengiriman 0,011
Berikut ini adalah contoh perhitungan Waktu pengiriman 0,018
manual dalam menentukan bobot Subkriteria Delivery Biaya transportasi 0,061
dari Kriteria Kualitas. Langkah pertama, Frekuensi pengiriman 0,046
membuat matriks perbandingan berpasangan Jenis transportasi 0,042
dari hasil rekapitulasi kuesioner pembobotan. Kelengkapan dokumen pengecekan 0,078
Kemudian melakukan penjumlahan nilai aij Tingkat kecacatan 0,072
pada setiap kolom matriks perbandingan Quality
Kemampuan memberikan kualitas
berpasangan seperti terlihat pada Tabel 3. yang konsisten
0,109

Kemudahan penambahan atau


Tabel 3. Matriks Awal Subkriteria dari Kriteria Flexibili pengurangan jumlah pemesanan
0,027
Kualitas ty
a b c Kemudahan perubahan waktu
0,067
pengiriman
Kelengkapan dokumen
1 1,32 0,58 Kemudahan penggantian produk
pengecekan (a) cacat
0,058
Responsi
Kemampuan memberikan
0,76 1 0,81 veness Kecepatan dalam menanggapi
0,036
kualitas yang konsisten (b) keinginan pelangan
Tingkat kecacatan (c) 1,71 1,23 1 Kemudahan untuk dihubungi 0,014
Total 3,47 3,55 2,40 Kemampuan memberikan informasi
0,011
secara jelas dan mudah dimengerti
Setelah itu bagi nilai aij dengan jumlah nilai Repair
Service Kecepatan dalam hal menanggapi
0,014
kolom tersebut yang menghasilkan matriks permintaan pelanggan
ternormalisasi seperti terlihat pada Tabel 4. Cepat tanggap dalam menyelesaikan
0,008
keluhan pelanggan
Tabel 4. Matriks Ternormalisasi Subkriteria dari Memberikan jaminan atau garansi
Kriteria Kualitas Warrant 0,006
ies and terhadap barang
a b c claim Dapat memberikan bantuan dalam
a 0,288 0,372 0,2437 Polices keadaan darurat
0,022
b 0,218 0,282 0,3389
Kemampuan menjaga kesepakatan
c 0,494 0,347 0,4174 0,007
kontrak

Perform Kemampuan pemenuhan terhadap


Setelah didapatkan matriks normalisasi, hitung ance jumlah pemesanan
0,006
bobot parsial dengan cara merata-rata masing- History
Kemampuan pemenuhan terhadap
masing baris dari matriks ternormalisasi seperti jadwal yang telah dijadwalkan
0,011
dicontohkan pada Tabel 5.
Setelah mendapatkan bobot global tiap
subkriteria (Vp), dilakukan perhitungan Vector

1072
Eigen dengan cara mengalikan matriks awal menentukan peringkat supplier, data masukan
dengan bobot parsial seperti pada perhitungan (input) yang digunakan adalah data hasil
berikut: penilaian supplier berdasarkan subkriteria-
subkriteria pemilihan supplier yang diperoleh
( ) [ ] [ ] dari kuesioner justifikasi alternatif dan bobot
global subkriteria-subkriteria. Dari kedua input
tersebut, langkah selanjutnya adalah membuat
Selanjutnya, dilakukan perhitungan nilai rata-rata geometrik dari hasil kuisioner (3
matriks keputusan ternormalisasi terbobot responden) berdasarkan subkriteria yang telah
(VB). Perhitungan nilai VB adalah dengan cara ditentukan. Berikut ini contoh perhitungan rata-
membagi nilai Vp dengan bobot parsial yang rata geometrik berdasarkan persamaan 9:
bersangkutan. Perhitungan nilai VB dapat
dilihat pada perhitungan sebagai berikut: G= √𝑥 𝑥 𝑥
G=√
[ ] [ ] [ ] = 3,9
Langkah selanjutnya adalah menghitung
matriks normalisasi subkriteria terhadap
Langkah selanjutnya yaitu menjumlahkan supplier bahan baku. Tahapan pertama adalah
seluruh nilai dari baris VB (∑VB). Hasil ini menghitung nilai total dari masing-masing
yang akan digunakan untuk perhitungan nilai subkriteria. Nilai total masing-masing
eigen maksimum. Perhitungan nilai eigen didapatkan dari nilai keseluruhan subkriteria
maksimum dilakukan dengan kemudian diakar. Contoh perhitungan total
menjumlahkan total VB (∑VB) kemudian untuk subkriteria 1 sebagai berikut:
dibagi dengan ukuran matriks yang ada (n). x1 = √∑ 𝑥 (pers.13)
Perhitungan nilai eigen maksimum
sebagai berikut: x1 = √ 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥

3,041129 (pers.10) x1 = √
n = ukuran matriks = 7,5
Langkah berikutnya adalah melakukan
Nilai eigen maksimum ini nantinya yang normalisasi terhadap matriks awal. Untuk
akan digunakan untuk menghitung nilai mendapatkan nilai normalisasi (Rij) dengan cara
consistency index (CI). Perhitungan nilai membagi nilai xij dengan nilai total x1. Contoh
consistency index (CI) sebagai berikut: perhitungan nilai Rij pada alternatif B pada
subkriteria 1 sebagai berikut:
0,0206 (pers.11)
Rij = (pers.14)

Hasil dari perhitungan nilai consistency =


index (CI) di atas, digunakan untuk
= = 0,5207
menghitung nilai konsistensi rasio (CR).
Berikut adalah perhitungan konsistensi rasio Langkah selanjutnya adalah menghitung
(CR). matriks normalisasi terbobot subkriteria dengan
cara mengalikan matriks normalisasi dengan
(pers.12)
nilai bobot subkriteria. Contoh perhitungan
nilai normalisasi terbobot untuk subkriteria
Karena nilai CR < 0.1 maka dinyatakan terhadap alternatif B sebagai berikut:
konsisten, maka penilaian yang diberikan V1B= Rij*Wi = R1B*W1 (pers.15)
responden terhadap data yang bersangkutan = 0,5207*0,1066
dianggap sesuai. = 0,513
Setelah memperoleh matriks normalisasi
3.4 Penentuan Peringkat Supplier dengan terbobot, maka langkah selanjutnya adalah
Perhitungan TOPSIS mencari nilai solusi ideal positif (A+) dan solusi
Tahap berikutnya adalah melakukan ideal negatif (A-). Untuk mendapatkan nilai
perhitungan TOPSIS untuk mendapatkan solusi ideal positif (A+) dengan cara mencari
peringkat supplier terbaik. Dalam nilai maksimal pada setiap kolom dan solusi
menggunakan metode TOPSIS untuk ideal negatif (A-) dengan cara mencari nilai

1073
minimal. Setelah itu, menentukan jarak dari 𝑣 Prinsip metode TOPSIS adalah memilih
alternatif ke solusi ideal positif A+ dan ke solusi alternatif yang mempunyai jarak terdekat dari
ideal negatif A-. Nilai didapatkan dengan solusi ideal positif dan jarak terjauh dari solusi
cara menjumlahan seluruh nilai kuadrat dari ideal negatif. Dari data pada Tabel 6 dapat
nilai matriks normalisasi terbobot subkriteria dilihat bahwa MJA mempunyai jarak dari ideal
dikurangi nilai A+ kemudian diakar. Berikut ini positif yang paling dekat dibanding supplier
merupakan contoh perhitungan D+ dan D- untuk lainnya sebesar 0,5084, sedangkan jarak dari
Alternatif B: solusi ideal negatif adalah yang paling jauh
sebesar 24,0066, sehingga perhitungan
√∑ (𝑣 𝑣 ) (pers.16) kedekatan relatif MJA adalah yang paling besar
diantara yang lain, sehingga supplier MJA
√ menjadi supplier terbaik.
= 0,0898 Hasil perhitungan pemilihan Supplier Semen
√∑ (𝑣 𝑣 ) (pers.17)
dengan metode TOPSIS dapat dilihat pada
Tabel 7 .

= 0,1524
Tabel 7. Hasil rekapitulasi pemilihan Supplier
Semen dengan metode TOPSIS
Supplier Persen Rank
Hasil dan keseluruhan alternatif D+ D- VI
Semen tase ing
berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan PT Royal Inti
Mandiri 0,018 0,043 0,70
dapat dilihat pada Tabel 6. Abadi 19 612 567
70,56% 1
Setelah mendapatkan nilai dan , (RIMA)
kemudian dihitung nilai preferensi Vi. Berikut PT Bumi 0,043 0,018 0,29
29,44% 2
Gresik (BG) 612 19 433
ini merupakan contoh perhitungan nilai Vi TOTAL 1 100%
untuk A1 (alternatif B).
(pers.18) Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa supplier
PT Royal Inti Mandiri Abadi (RIMA)
mempunyai jarak dari ideal positif yang paling
dekat dibanding supplier lainnya sebesar
Langkah terakhir dalam proses perhitungan 0,01819, sedangkan jarak dari solusi ideal
rangking menggunakan TOPSIS. Untuk negatif adalah yang paling jauh sebesar
mendapatkan persentase pada masing-masing 0,043612, sehingga perhitungan kedekatan
alternatif dengan cara membagi nilai Vi tiap relatif supplier RIMA adalah yang paling besar
alternatif dengan total nilai Vi. Hasil diantara yang lain yang menjadikannya sebagai
perhitungan VI dan persentase tiap alternatif supplier terbaik. Hasil ini dikarenakan pada
dapat dilihat pada Tabel 6. subkriteria-subkriteria yang dominan menurut
hasil perhitungan prioritas di AHP, alternatif
(pers.19) RIMA memiliki nilai yang tinggi dari pada
alternatif BG.
Supplier PT Bumi Gresik (BG)
mempunyai jarak paling jauh dengan solusi
ideal negatif sebesar 0,043612 dan terjauh
Tabel 6. Hasil Perankingan Altenatif supplier Pasir untuk jarak dari solusi ideal positif sebesar
Dengan Metode TOPSIS
Alterna Persent Ranki
0,01819, yang ternyata berbanding terbalik
D+ D- VI dengan prinsip metode TOPSIS sehingga
tif ase ng
9,553 14,66 menjadikannya peringkat paling bawah
B 0,6292 34,34% 2
1 36
0,508 24,00 dibanding dengan supplier lainnya.
MJA 0,9844 53,71% 1
4 66 Hasil perhitungan pemilihan Supplier
19,58 5,170 Beton Chemical dengan metode TOPSIS dapat
S 0,2118 11,56% 3
02 02
24,01 0,241 dilihat pada Tabel 8.
SM 0,0072 0,39% 4
88 5
1,8326
TOTAL 100%
07

1074
Tabel 8. Hasil rekapitulasi pemilihan Supplier prioritas di AHP, alternatif MJ memiliki nilai
Beton Chemical dengan metode yang tinggi dibandingkan dengan alternatif
TOPSIS lainnya.
Supplier Beton Perse Ran
D+ D- VI Supplier CV Gajayana 3 (G) mempunyai
Chemical ntase king
PT BASS atau PT 0,015 0,065 0,804 80,45
1
jarak paling jauh dengan solusi ideal positif
BASF (BA) 811 08 541 % sebesar 144,125 dan terdekat untuk jarak dari
0,065 0,015 0,195 19,55
PT SIKA (S)
08 811 459 %
2 solusi ideal negatif sebesar 0,006, yang ternyata
TOTAL 1 100% berbanding terbalik dengan prinsip metode
TOPSIS sehingga menjadikannya peringkat
Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa supplier paling bawah dibanding dengan supplier
PT BASS atau PT BASF (BA) mempunyai lainnya.
jarak dari ideal positif yang paling dekat Dari hasil metode TOPSIS, maka didapatkan
dibanding supplier lainnya sebesar 0,015811, supplier masing-masing bahan baku dengan
sedangkan jarak dari solusi ideal negatif adalah performansi terbaik. Tetapi dalam berjalannya
yang paling jauh sebesar 0,06508. Sehingga proses bisnis perusahaan, perusahaan tidak
perhitungan kedekatan relatif supplier BA hanya menggunakan supplier yang terbaik itu
adalah yang paling besar diantara yang lain saja, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan
yang menjadikannya sebagai supplier terbaik. bahan baku. Ketika satu supplier tidak dapat
Hasil ini dikarenakan pada subkriteria- memenuhi kebutuhan PT MJB, maka PT MJB
subkriteria yang dominan menurut hasil menggunakan supplier kedua dan seterusnya
perhitungan prioritas di AHP, alternatif BA untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
memiliki nilai yang tinggi daripada alternatif S.
Supplier PT SIKA (S) mempunyai jarak 4. Kesimpulan
paling jauh dengan solusi ideal positif sebesar
0,06508 dan mempunyai jarak paling dekat dari Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai
solusi ideal negatif sebesar 0,015811, yang berikut:
ternyata berbanding terbalik dengan prinsip 1. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam
metode TOPSIS sehingga menjadikannya melakukan pemilihan supplier bahan baku
peringkat paling bawah dibanding dengan PT Merak Jaya Beton meliputi Cost,
supplier lainnya. Delivery, Quality, Flexibility, Repair
Hasil perhitungan pemilihan Supplier Batu Service, Responsiveness, Warranties and
dengan metode TOPSIS dapat dilihat pada claim Polices, Performance History,
Tabel 9. Geographical Location, Communication
Tabel 9. Hasil rekapitulasi pemilihan Supplier Batu System, Technical Capability, Management
dengan Metode TOPSIS and Organization. Dalam masing-masing
Supplier Batu D+ D- VI
Persen Rank kriteria terdapat subkriteria yang
tase ing
CV Merak Jaya 0,00 144, 1,000 99,936
mendukung kriteria-kriteria tersebut.
1 2. Dari hasil pengolahan data menggunakan
(MJ) 0 204 000 7%
CV Samudra 99 144, 0,08 0,000 0,0594
2 Metode AHP diperoleh pembobotan kriteria
Stone (SS) 125 6 594 %
CV Gajayana 3 144, 0,00 0,000 0,0039
dan subkriteria. Kriteria yang paling
3 menentukan dalam pemilihan supplier
(G) 125 6 039 %
TOTAL
1,000
100% bahan baku yaitu kriteria kualitas dengan
633
bobot 24.7% kemudian diikuti dengan
kriteria pengiriman 20% serta kriteria
Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa supplier tertinggi ketiga yaitu kriteria harga 19,1%.
CV Merak Jaya (MJ) mempunyai jarak dari Sedangkan kriteria lainnya memiliki bobot
ideal positif yang paling dekat dibanding dibawah 10%. Subkriteria yang paling
supplier lainnya sebesar 0.000, sedangkan jarak berpengaruh dalam pemilihan supplier
dari solusi ideal negatif adalah yang paling jauh adalah Kemampuan Memberikan Kualitas
sebesar 144,204. Sehingga perhitungan yang Konsisten sebesar 10,9% selanjutnya
kedekatan relatif supplier MJ adalah yang dikuti oleh Cara Pembayaran sebesar 10,7%
paling besar diantara yang lain yang sedangkan peringkat ketiga adalah Harga
menjadikannya sebagai supplier terbaik. Hasil Penawaran sebesar 8,1%.
ini dikarenakan pada subkriteria-subkriteria
yang dominan menurut hasil perhitungan

1075
3. Dari hasil pengolahan data menggunakan Daftar Pustaka
Metode AHP dan TOPSIS didapatkan
performansi supplier bahan baku PT Merak Bilal dan Yani. (2010), “Pemilihan Bahan Baku
Jaya Beton: Tinta dengan Menggunakan Metode AHP”,
a. Supplier pasir: CV Barokah 33,57%; National Conference: Design of Technology
CV Sido Mulyo 0,55%, CV Sahabat 2010.
11,58%, dan CV Makmur Jaya Abadi
54,29%. Hwang dan Yoon. (1981), Multiple Attribute
b. Supplier Semen: PT Royal Inti Mandiri Decision Making: Methods and Applications,
Abadi 70,56% dan PT Bumi Gresik Springer-Verlag, New York.
29,44%.
c. Supplier Beton Chemical: PT BASS Saaty, T. Lorie. (1993), Pengambilan
atau PT BASF 80,45% dan PT SIKA Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses
19,55%. Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan
d. Supplier Batu: CV Merak Jaya dalam Situasi yang Kompleks, Pustaka Binama
99,936%, CV Samudra 99 Stone Pressindo, Jakarta.
0,0594% dan CV Gajayana 3 0,0039%.
4. Setelah melakukan perhitungan performansi Schroeder. (1997), Manajemen Operasi
supplier menggunakan Metode AHP dan Pengambilan Keputusan dalam Fungsi Operasi
TOPSIS didapatkan supplier bahan baku Jilid II Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta.
Merak Jaya Beton dengan performansi
terbaik pada masing-masing bahan baku Sugiyono. (2011), Metode Penelitian
yaitu CV Makmur Jaya Abadi untuk Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,
supplier pasir, PT Royal Inti Mandiri Abadi Bandung.
dengan produk Semen Tiga Roda untuk
supplier semen, CV Merak Jaya untuk Xu, Z. (2000), “On consistency of the weighted
supplier batu, dan PT BASS atau PT BASF geometric mean complex judgement matrix in
untuk supplier beton Chemical. AHP”, European Journal of Operational
Research.126 (2000) 683-687.

1076

Anda mungkin juga menyukai