PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Orang islam belum tentu berkepribadian muslim. Kepribadian muslimadalah
seperti digambarkan oleh Al-qur’an tentang tujuan dikirimkan Rasulullah
Muhammad saw kepada umatnya, yait menjadi rahmat bagi sekalian alam.
Maka, seseorang yang telah mengaku muslim seharusnya memiliki
kepribadian sebagai sosok yang selalu dapat member rahmat dan kebahagiaan
kepada siapa dan apapun di lingkunagnnya. Taat dalam mejalankan ajaran agama,
tawadhu, suka membantu, memiliki sifat kasih sayang tidak suka menipu, tidak
suka mengambi hak orang lain, tidak suka mengganggu dan tidak suka menyakiti
orang lain.
Persepsi (gambaran) masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-
beda. Bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi
muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek
ubudiyah. Padahal itu hanyalah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang
harus melekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi
muslim yang berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah merupakan sesuatu yang harus
dirumuskan, sehingga dapat menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kepribadian Muslim
Kepribadian berasal dari kata “pribadi” yang berarti diri sendiri, atau
perseorangan. Sedangkan dalam bahasa inggris digunakan istilah personality,
yang berarti kumpulan kualitas jasmani, rohani, dan susila yang membedakan
seseorang dengan orang lain.
Menurut Allport, kepribadian adalah organisasi sistem jiwa raga yang
dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik
terhadap lingkungannya.
Carl Gustav Jung mengatakan, bahwa kepribadian merupakan wujud
pernyataan kejiwaan yang ditampilkan seseorang dalam kehidupannya.
Pada dasarnya kepribadian bukan terjadi secara serta merta akan tetapi
terbentuk melalui proses kehidupan yang panjang. Oleh karena itu banyak faktor
yang ikut ambil bagian dalam membentuk kepribadian manusia tersebut..dengan
demikian apakah kepribadian seseorang itu baik, buruk, kuat, lemah, beradap atau
biadap sepenuhnya ditentukan oleh faktor yang mempenggaruhi dalam
pengalaman hidup seseorang tersebut. Dalam hal ini pendidikan sangat besar
penanamannya untuk membentuk kepribadian manusia itu.
Kepribadian secara utuh hanya mungkin dibentuk melalui pengaruh
lingkungan, khususnya pendidikan.Adapun sasaran yang dituju dalam
pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang dimiliki akhlak yang
mulia.Tingkat kemuliaan akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan. Sebab
Nabi mengemukakan “ Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah
orang mukmin yang paling baik akhlaknya.
Seseorang yang islam disebut muslim. Muslim adalah orang atau seseorang
yang menyerahkan dirinya secara sungguh – sungguh kepada Allah. Jadi, dapat
dijelaskan bahwa “wujud pribadi muslim” itu adalah manusia yang mengabdikan
dirinya kepada Allah, tunduk dan patuh serta ikhlas dalam amal perbuatannya,
karena iman kepada-Nya. Pola sesorang yang beriman kepada Tuhan, selain
2
berbuat kebajikan yang diperintahkan adalah membentuk keselarasan dan
keterpaduan antara faktor iman, islam dan ikhsan.
Kepribadian muslim dalam kontek ini barang kali dapat diartikan sebagai
identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas bagi keseluruhan tingkah laku
sebagai muslim, baik yang disampaikan dalam tingkah laku secara lahiriyah
maupun sikap batinnya. Tingkah laku lahiriyah seperti cara berkata-kata, berjalan,
makan, minum, berhadapan dengan orang tua, guru, teman sejawat, sanak famili
dan sebagainya. Sedangkan sikap batin seperti penyabar, ikhlas, tidak sengaja, dan
sikap terpuji yang timbul dari dorongan batin.
Kemudian ciri khas dari tingkah laku tersebut dapat dipertahankan sebagai
kebiasaan yang tidak dapat dipengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain yang
bertentangan dengan sikap yang dimiliki. Ciri khas tersebut hanya mungkin dapat
dipertahankan jika sudah terbentuk sebagai kebiasaan dalam waktu yang lama.
Selain itu sebagai individu setiap muslim memiliki latar belakang pembawaan
yang berbeda-beda. Perbedaan individu ini diharapkan tidak akan mempengeruhi
3
perbedaan yang akan menjadi kendala dalam pembentukan kebiasaan ciri khas
secara umum.
4
Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian
a. Faktor Internal
Instink Biologis, seperti lapar, dorongan makan yang berlebihan dan
berlangsung lama akan menimbulkan sifat rakus. Maka sifat itu akan menjadi
perilaku tetap.Kebutuhan Psikologis, seperti rasa aman, penghargaan, penerimaan,
dan aktualisasi diri.Kebutuhan Pemikiran, yaitu akumulasi informasi yang
membentuk cara berfikir seseorang, seperti mitos, agama, dan sebagainya.
b. Faktor Ekstrnal
Lingkungan Keluarga
Lingkungan Sosial
Lingkungan Pendidikan
c. Langkah-langkah Pembentuk Kepribadian Muslim
c) Peran Masyarakat
Masyarakat juga ikut serta dalam pembentuk kepribadian dalam pendidikan
islam karena dalam masyarakat kita bisa mengikuti organisasi yang berhubungan
5
dengan kemaslahatan lingkungan. Dari sini tanpa kita sadari pembentukan
kepribadian dapat terealisasi. Dalam masyarakat yang mayoritas masyarakatnya
berpendidikan, maka baiklah untuk menciptakan kepribadian berakhlakul
karimah.
Ketiga peraran diatas sangat berperan aktif dalam pembentukan kepribadian
dalam pendidikan islam karena semua saling mempengaruhi untuk
pembentukannya.
Untuk merealisasikan kepribadian dalam pendidikan islam yang ada maka
diperlukan tiga proses dasar pembentukan:
1. Pembentukan Pembiasaan
Pembentukan ini ditujukan pada aspek kejasmanian dari kepribadian yang
memberi kecakapan berbuat dan mengucapkan sesuatu, seperti puasa, sholat, dan
lain-lain.
2. Pembentukan Pengertian
Pembentukan yang meliputi sikap dan minat untuk memberi pengertian
tentang aktifitas yang akan dilaksanakan, agar seseorang terdorong ke arah
perbuatan yang positif.
3. Pembentukan Kerohanian yang Luhur
Pembentukan ini tergerak untuk terbentuknya sifat takwa yang mengandung
nilai-nilai luhur, seperti jujur, toleransi, ikhlas, dan menepati janji.
Proses pembentukan kepribadian dalam pendidikan islam berlangsung
secara bertahap dan berkesinambungan. Dengan demikian pembentukan
kepribadian merupakan rangkaian kegiatan yang saling berhubungan dan saling
tergantung sesamanya.
2.3 Tujuan Pembentukan Kepribadian Muslim
Menjadi diri sendiri harus dimulai dari nalar berpikir kearah mana tujuan
hidup individu selama dia hidup. Adapun tujuan yang diinginkan dalam
membentuk kepribadian yaitu:
a. Membentuk sikap disiplin terhadap waktu,
b. Mampu mengendalikan hawa nafsu,
c. Memelihara diri dari perilaku menyimpang,
d. Mengarahkan hidup menuju kepada kebaikan dan tingkah laku yang benar,
6
e. Mempelajari perubahan-perubahan dalam gaya hidup,
f. Meningkatkan pengertian diri, nilai-nilai diri, kebutuhan diri, agar
dapat membantu orang lain melakukan hal yang sama, dan
g. Mengembangkan perasaan harga diri dan percaya diri melalui aspek
dukungan dan tanggung jawab yang bersifat timbal balik.
Dalam islam, pendidikan mengacu pada tujuan hidup manusia itu sendiri.
Dalam hakikat tujuan hidup manusia adalah mengabdikan dirinya pada Tuhan,
dengan penyerahan mutlak. Dengan kata lain sorang muslim selalu mengaitkan
segala aktifitas kegiatannya dengan melihat dan menyesuaikannya di atas
ketentuan norma – norma yang ditetapkan Allah.
Pendidikan islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan
kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya, sesuai dengan cita-cita
islam karena nilai-nilai islam telah menjiwai kepribadian seseorang dan
mempedomani kehidupan manusia muslim dalam aspek duniawi dan ukhrawi.
Muhammad Omar al-Toumy al-Syaibani mengatakan, bahwa tujuan
pendidikan islam adalah untuk mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai
nilai akhlak al-karimah.
Adapun beberapa tujuan dalam pendidikan islam antara lain:
a. Membimbing manusia agar dapat menempatkan diri dan berperan sebagai
individu yang taat dalam menjalankan ajaran agama allah,
b. Pembentuk sikap takwa,
c. Menumbuhkan pola kepribadian manusia yang sempurna,
d. Menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berbudi luhur
menurut ajaran islam,
e. Penguasaan ilmu terhadap agama islam,
f. Mencapai keseimbangan pertumbuhan pribadi manusia secara menyeluruh
melalui latihan-latihan kejiwaan, akal pemikiran, kecerdasan, dan pancaindra,
g. Pembentuk kepribadian yang akhlakul karimah,
h. Menopang keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia sesuai dengan
perintah syari’at islam.
i. Memiliki keterampilan yang serasi dengan bakat yang dimiliki.
7
2.4 Ciri-ciri kepribadian muslim menurut beberapa tokoh
a. Umar Sulaiman Al Asyqar dalam Bukunya Ciri-ciri KepribadianMuslim.
Seorang muslim dalam membentuk kepribadiannya tidaklahdengan
mudah, semua membutuhkan proses yang panjang. Muslim yang baik
memiliki kepribadian sebagai berikut:
1) Didikan Ketuhanan
Didikan Allah adalah Islam, sesungguhnya islam mendidik
manusia dengan didikan yang sangat komplit melalui Al-Qurandan Hadist
yang telah mengatur mengenai alam, manusia, cara bertingkah laku yang
baik, baik dan buruknya suatu hal dan perbuatan, hukum yang mengatur
manusia, sebab yang ada dan akibat yang harus ditanggung jika melanggar
sebab tadi. Jika manusia mau menyadari dan memahami didikan Islam
secara kaffah sebenarnya akan menjadi manusia yang selalu
mengintrospeksi dirinya, kesalahan apa yang telah ia perbuat dan akan
segera bertaubat, manusia yang tahu bagaimana harus memperlakukan
Tuhannya, dirinya, orang tuanya, sesamanya bahkan lingkungan alam
yang ada disekelilingnya. Kemudian ia melaksanakan didikan islam
tersebut, maka ia akan menjadi golongan yang sangat beruntung.
Beruntung secara duniawi karena sudah pasti ia akan diterima di setiap
lapisan masyrakat dimanapun ia tinggal dan akan selalu menjadi panutan
bagi orang di sekelilingnya. Beruntung secara ukhrawi karena sudah pasti
syurga ada dalam genggamannya, meskipun dalam mewujudkannya
tidaklah semudah membalik telapak tangan. Namun janji Allah adalah
sebuah kepastian.
2) Bashirah (kecerdasan)
Bashirah secara bahasa mempunyai arti kecerdasan atau akal. Orang Islam
yang berpedoman kepada petunjuk Allah adalahorang islam yang memperoleh
cahaya. Ia diberikan bashirah dan furqon ( mampu membedakan antara yang
bathil dan haq).Dengan bashirah dan furqon seorang muslim akan menjadicahaya
bagi umat yang lain. Hal ini sesuai janji Allah SWT yangtertuang dalam Surat An-
Nur ayat 35.
8
Allah (pemberi) cahayanya (kepada) langit dan bumi.Perumpamaan
cahaya Allah adalah seperti lubang yangtidak tertembus, yang di salamnya ada
pelita besar. Pelitaitu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang
(yangbercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan denganminyak dari pohon
yang banyak berkahnya, yaitu (buah)zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur
(sesuatu) dantidak (pula) disebabkan beratnya, yang minyaknya sajahampir-
hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.Cahaya di atas cahaya (berlapis-
lapis), Allah membimbingkepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan
Allahmembuat perumpamaan bagi manusia dan Allah MahaMengetahui segala
sesuatu. (QS. An-Nur: 35)
3) Tetap Tabah Atas Kebenaran
Ketabahan adalah sifat yang jelas pada kepribadian muslim,sebab manusia
itu amat sering berubah-ubah dan berbalik hatinya.Keadaan yang sering berubah
yang menimpa hati manusia lebihbanyak disebabkan oleh fitnah yang dihadapi
orang muslim atauyang diarahkam kepadanya. Karena itu orang islam wajib
berhatihatidan waspada dalam memgambil langkah yang
memperkuathubungannya dengan Allah.
4) Kepuasan Jiwa Dan Ketentraman Hati
Hasil pengetahuan kebenaran dan berpegang teguh kepada-Nya,
sesungguhnya orang lain memperoleh ketentraman jiwa dankepuasan batin serta
tidak mengalami goncangan jiwa, perasaanbingung dan kehilangan. Apapun
peristiwa, baik senang atau susahtidak akan membuat ia mudah terguncang
jiwanya. Semuaperistiwa dapat ia pahami dan ia ikhlas dalam
menerimanya,karena ia selalu berpegang bahwa semua itu untuk kebaikandirinya
5) Berjihad
Setiap orang muslim wajib berjihad melawan kekufuran,kebathilan, dan
menerangkan kebenaran yang dibawa sertamemberi orang kafir peringatan. Orang
9
islam tidak hanya cukupdengan kata-kata saja, bahkan islam mewajibkan agar
kaummuslimin bersatu dalam wadah dalam satu negara sehingga
merekamempunyai satu kekuatan yang sanggup menolak kebatilan,menghukum
orang zalim, melindungi kebenaran dan menyiarkanagama Allah kepada seluruh
umat manusia seluruhnya.
b. Wasoal Dja’far, menerangkan sifat-sifat seorang muslim adalah sebagai
berikut:
1) Sidiq, lurus di dalam perkataan, lurus di dalam perbuatan.
2) Amanah, jujur, dapat dipercaya tentang apa saja.
3) Sabar, takkan menanggung barang atau perkara yang
menyusahkan.
4) Ittihad, bersatu di dalam mengerjakan kebaikan dan keperluan.
5) Ihsan, berbuat baik kepada orang tuanya, kepada keluarganya, dan
kepada siapapun.
6) Ri’ayatul jiwar, menjaga kehormatan tetangga-tetangga.
7) Tawasau bil haq, pesan memesan, menepati dan memegang barang
hak atau kebenaran.
8) Wafa’bil ahdi, memenuhi dan menepati kesanggupan atau
perjanjian.
9) Ta’awun, tolong menolong atas segala kebaikan.
10) Muwasatil faqier, menghibur hati orang fakir atau miskin
11) Rifqi, berhati belas kasihan hingga kepada hewan sekalipun.
2.5 Pribadi muslim menurut al-quran dan sunnah
1.Salimul Aqidah (Aqidah yang Bersih)
Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap
muslim.Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang
kuat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
َب ْال َعالَ ِمين
ِ ِّ اي َو َم َماتِي ِ ََّلِلِ َر َ قُ ْل ِإ َّن
ُ ُصالتِي َون
َ س ِكي َو َمحْ َي
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi
ALLAH tuhan semesta alam” (QS. Al-An’aam : 162).
2. Shahihul Ibadah (Ibadah yang Benar)
Shahihul Ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
10
Sallam yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda:
“Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”.
3. Matinul Khuluq (Akhlaq yang Kokoh)
Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap
muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala maupun
dengan makhluk-makhlukNya.Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam diutus
untuk memperbaiki akhlaq dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita
akhlaqnya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di
dalam Al Qur’an.
“Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah. (HR.
Muslim)
5. Mutsaqqaful Fikri (Intelek dalam Berfikir)
Mutsaqqaful fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting.
Karena itu salah satu sifat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah fatanah
(cerdas). Al Qur’an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang menyemangati
manusia untuk berfikir, Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
11
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “pada
keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang
mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah
ALLAH menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir” (QS. Al-
Baqarah : 219).
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembentuk kepribadian dalam pendidikan islam meliputi sikap, sifat, reaksi,
perbuatan, dan perilaku. Pembentukan ini secara relatif menetap pada diri
seseorang yang disertai beberapa pendekatan, yakni pembahasan mengenai tipe
kepribadian, tipe kematangan kesadaran beragama, dan tipe orang-orang beriman.
Melihat kondisi dunia pendidikan di indonesia sekarang, pendidikan yang
dihasilkan belum mampu melahirkan pribadi-pribadi muslim yang mandiri dan
berkepribadian islam. Akibatnya banyak pribadi-pribadi yang berjiwa lemah
seperti jiwa koruptor, kriminal, dan tidak amanah. Untuk itu membentuk
kepribadian dalam pendidikan islam harus direalisasikan sesuai Al-Qur’an dan al-
Sunnah nabi sebagai identitas kemuslimannya, dan mampu mengejar ketinggalan
dalam bidang pembangunan sekaligus mampu mengentas kebodohan dan
kemiskinan. Konsep kepribadian dalam pendidikan islam identik dengan ajaran
islam itu sendiri, keduanya tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan.
3.2 Saran
Diharapkan dengan makalah ini bisa membantu wawasan kita tentang
kepribadian di dalam islam, bagi mahasiswa juga bisa mengetahui apa manfaatdan
pentingnya kepribadian islam untuk diterapkan didalam kehidupan kita. Makalah
ini jauh dari kesempurnaan kami berharap ada masukan dari pembaca tentang
makalah ini.
13
14