Anda di halaman 1dari 43

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK


JIGSAW PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN
DRAMA KELAS VIII SEMESTER I SMPN ........ KECAMATAN ........
TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Disusun oleh :
...................................
NIP. .......................

PEMERINTAH KABUPATEN ........


KECAMATAN ........
SMP NEGERI ........
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK
JIGSAW PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN
DRAMA KELAS VIII SMPN ........ KECAMATAN ........
TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat
Kenaikan Pangkat dari Gol. IV-a ke IV-b

Oleh :
...................................
NIP. .......................

PEMERINTAH KABUPATEN ........


KECAMATAN ........
SMP NEGERI ........

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini ditulis oleh :

Nama : ...............................
NIP : ...............................
Pangkat / Golongan : Pembina IV/a
Instansi : SMP Negeri ........

........, 15 Juni 2009


Kepala SMPN ........ Pengelola Perpustakaan

................................... ...................................
NIP. .......................... NIP. ..........................

Mengetahui Ketua PGRI


Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten ........
Kabupaten ........

................................... ...................................
NIP. .......................... NIP. ..........................

iii
ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW


PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA KELAS VIII
SMPN ........ KECAMATAN ........ TAHUN PELAJARAN 2008/2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Penerapan model


pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan bermain
drama pada siswa Kelas VIII SMP.
Penelitian ini disusun dengan metode Penelitian Tindakan Kelas subyek
penelitian adalah siswa Kelas VIII SMPN ........ Kecamatan ........ yang terdiri dari
10 siswa. Pengumpulan data menggunakan dokumen, observasi, dan wawancara.
Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian diperoleh kesimpulan pada
kondisi awal, nilai rata-rata kelas 57,40. Dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif teknik Jigsaw pada siklus I, nilai rata-rata kelas menjadi 63,42. Pada
siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 71,29. Dari keseluruhan siklus
yang dilakukan, dpat disimpulkan bahwa guru telah mampu meningkatkan p
emahaman dan kemampuan bermain drama pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Setiap siklus selalu membawa dampak positif ke arah peningkatan
hasil belajar siswa Kelas VIII SMPN ........ Tahun Ajaran 2008/2009.

iv
KATA PEN GANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan menyusun penelitian tindakan kelas yang berjudul "PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA KELAS VIII SMPN ........
KECAMATAN ........ TAHUN PELAJARAN 2008/2009." Penulisan ini diajukan
sebagai salah satu syarat guna kenaikan pangkat dari IV/a ke IV/b. Untuk itu
dengan segala kerendahan hati penulis juga menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan moril maupun material sehingga penulisan penelitian ini dapat
terselesaikan. Terlebih lagi ucapan kasih ini dihaturkan kepada :
1. Kepala Sekolah SMPN ........
2. Guru SMPN ........
3. Semua pihak yang telah membantu sehingga penelitian dapat
terselesaikan dengan lancar
Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya doa yang dapat penulis
panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan menjadikan
amal ibadah yang mulia. Selanjutnya sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari
segala kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya.
Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat
membantu penulis dalam penyempurnaan penyusunan selanjutnya.

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i


HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................iii
ABSTRAK .......................................................................................................iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................v
DAFTAR ISI ....................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..............................................................1
B. Rumusan dan Pemecahannya .....................................................4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................6
D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................6
E. Hipotesis Tindakan .....................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ................................................................................8
B. Kerangka Pikir ............................................................................9
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................11
B. Subyek Penelitian .......................................................................11
C. Prosedur Penelitian .....................................................................11
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...........................................................................14
B. Pembahasan ................................................................................29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................35
B. Saran ...........................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................37

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kurikulum pendidikan dasar salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di SMP adalah bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia
dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa dan menanamkan
sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa yang
komunikatif. Keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek yaitu aspek mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Keemp at asp ek yang diajarkan tersebut berhubungan
satu sama lain, jika seseorang mendengarkan pasti ada orang yang berbicara,
begitu pula orang yang membaca berarti ia menikmati dan menghayati tulisan
orang lain.
Keempat keterampilan berbahasa sebagai alat untuk berkomunikasi
harus dikuasai oleh setiap orang. Proses komunikasi itu sendiri terdiri dari
komunikasi lisan dan komunikasi tulisan.
Berbicara merupakan proses komunikasi secara lisan, hal itu sejalan
dengan pendapat yang dikemukakan Haryadi dan Zamzani (1997: 54), bahwa
“Berbicara adalah suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan, sehingga maksud tersebut
dapat dipahami orang lain.” Berbicara sebagai salah satu proses penyampaian
maksud kepada orang lain secara lisan, keberhpasilannya ditentukan oleh
kemampuan pembicara. Kemampuan tersebut salah satunya bisa berbentuk
terhadap makna pesan yang hendak disampaikan.
Seorang p embicara yang memiliki kemamp uan menyampaikan pesan
berupa ide, pikiran, isi hati orang lain dengan baik maka isi pesan tersebut akan
mudah dipahami oleh orang yang menerima pesan tersebut. Oleh karena itu,
untuk mencapai kemampuan tersebut maka keterampilan berbicara perlu
dilatihkan dan dip elajari baik melalui lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.

1
Proses pencapaian keterampilan berbicara siswa perlu mendapatkan
bimbingan dari guru melalui berbagai latihan pengembangan kemampuan
kognitif, apektif, dan psikomotor. Djago Tarigan (dalam Djuanda, 2008: 61-62)
mengemukakkan bahwa, keterampilan berbicara harus dibina oleh guru melalui
latihan: pengucapan, pelafalan, pengontrolan suara, pengendalian diri,
pengontrolan gerak gerik tubuh, pemilihan kata, kalimat dan pelafalannya,
pemakaian bahasa yang baik, dan pengorganisasian ide. Salah satu latihan
pengembangan keterampilan berbicara adalah bermain drama. Bermain drama
merupakan kegiatan memerankan tokoh yang ada dalam cerita yang berbentuk
dialog. Menurut Akhadiah, S. dkk (1991: 130) bermain drama adalah “Peragaan
tingkah laku manusia secara mendasar yang dihayati oleh pemainnya dan
diterima oleh penonton yang merasakannya sebagai suatu kenyataan.”
Dengan bermain drama beberapa kemampuan dapat dikembangkan sep
erti kemampuanberkomunikasi, kemampuan menghafal,dan kemamp uan
mengaktualisasikan diri ke dalam situasi yang dihadapi. Selain itu dengan
bermain drama beberapa sikap dapat ditumbuhkan, misalnya percaya diri,
berani menghadapi orang banyak, bertanggung jawab terhadap tugas, dan
memiliki jiwa artistik yang merupakan salah satu sendi kehidupan manusia.
Dalam memerankan drama seorang pemain harus dapat membayangkan
latar dan tindakan pelaku dan dapat menggunakan suara sesuai dengan
pemahamannya terhadap perasaan dan pikiran pelaku. Bermain drama yang
merupakan pengembangan keterampilan berbicara harus dapat dilatihkan
dengan sungguh - sungguh kepada siswa SMP melalui kegiatan pembelajaran.
Untuk mengembangkan keterampilan bermain drama seorang siswa,
tentunya guru harus memiliki dan memahami berbagai metode, teknik, dan
model pembelajaran sehingga pembelajaran bermain drama dapat dipahami
oleh siswa, dan menumbuhkan rasa antusias siswa terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
Dari data hasil pengumpulan data bahwa kemampuan bermain drama
siswa Kelas VIII SMP Negeri ........ masih rendah, ini dapat dilihat dari
pencapaian nilai rata-rata kelas yang hanya 57,40 sedangkan Kriteria

2
Ketuntasan Minimal adalah 64,00. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
pembelajaran bermain drama di Kelas VIII SMP Negeri ........ mengalami
permasalahan yaitu siswa belum mampu bermain drama dengan lafal, intonasi,
penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh.
Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran bermain drama di
kelas VIII SMP Negeri ........, maka diketahui faktor penyebab siswa belum
mampu bermain drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang
sesuai karakter tokoh, diantaranya yaitu:
1. Guru melakukan pembelajaran bermain drama melalui metode penugasan,
dimana guru membentuk kelompok belajar dan menugaskan kepada siswa
pada tiap-tiap kelompok untuk membaca teks drama dan menghafalkannya.
Dalam kegiatan ini guru kurang memberikan bimbingan terhadap tugas yang
harus dilakukan siswa sehingga sebagian besar siswa kebingungan dalam
mempelajari karakter tokoh yang akan diperankan.
2. Guru kurang memberikan petunjuk yang jelas kepada siswa dalam melakukan
kegiatan kelompok
3. Siswa hanya membaca dan menghafalkan naskah dramanya saja, tanpa
berusaha memahami karakter tokoh yang akan dip erankannya.
4. Siswa kurang mengetahui cara-cara mengekspresikan dan menghayati karakter
tokoh yang akan dip erankan.
Dari faktor penyebab kesulitan siswa dalam bermain drama di atas maka
dip erlukan suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi selama
berlangsungnya pembelajaran bermain drama di Kelas VIII SMPN ......... Upaya
yang dilakukan peneliti adalah dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif teknik jigsaw. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian tindakan kelas (PTK).

3
B. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHANNYA
1. Perumusan Masalah.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut maka dip erlukan sebuah
model pembelajaran yang dapat mengatasi masalah yang terjadi di kelas,
model yang diterapkan yaitu model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.
Secara khusus rumusan masalah yang diajukan tersebut dip erinci sebagai
berikut:
Apakah model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan bermain drama
siswa Kelas VIII SMP Negeri ........ ?
2. Pemecahan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan yang muncul pada siswa Kelas VIII SMP
Negeri ........ dalam bermain drama adalah siswa belum mampu bermain
drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter
tokoh. Untuk mengatasi masalah tersebut maka peneliti mengambil tindakan
berbentuk model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif teknik
jigsaw.
Selain itu model kooperatif teknik jigsaw ini memiliki keunggulan yaitu
pembagian tugas pada setiap kelompok dapat dipariasikan, siswa memp
eroleh kesemp atan untuk mengungkapkan pengetahuannya tentang
informasi yang dip elajari melalui kegiatan kelompok, baik kelompok asal
maupun kelompok ahli. Siswa terlibat dalam kerjasama kelompok sehingga
siswa yang berkemampuan rendah memiliki tanggung jawab yang sama
terhadap kesuksesan hasil kerja kelompoknya, hal itu akan mengakibatkan
siswa bekerja keras mengerjakan tugasnya untuk memberikan hasil yang
terbaik bagi kelompok. Berdasarkan pada langkah-langkah penerapan teknik
jigsaw dalam pembelajaran yang dikemukakan oleh Lie (2002:69-0), maka
dalam pembelajaran bermain drama di Kelas VIII SMP Negeri ........,
langkah-langkah pembelajarannya peneliti kembangkan sebagai berikut:
a. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok (kelompok asal) setiap kelompok
terdiri dari 4 orang

4
b. Setiap kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan baik, sedang,
dan kurang.
c. Setiap siswa memp eroleh naskah drama.
d. Guru menentukan tokoh yang harus dip erankan masing-masing siswa.
e. Setiap siswa dalam kelompok asal memperoleh peran tokoh yang
berbeda.
f. Setiap siswa mempelajari tokoh yang harus dip erankannya.
g. Setiap siswa yang berasal dari kelompok yang berbeda yang memiliki
peran yang sama setelah mempelajari tokoh yang akan dip erankan
berkumpul dala kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan
tokoh yang akan dip erankan mereka.
h. Guru membagikan LKS.
i. Setelah selesai diskusi dalam kelompok ahli, setiap siswa kembali ke
dalam kelompok asal dan secara bergiliran menginformasikan
hasil diskui dari kelompok ahli kepada teman-teman satu
kelompok dan siswa lainnya mendengarkan dengan seksama.
j. Siswa dalam kelompok asal melakukan latihan bermain drama.
k. Setiap kelompok secara bergantian mementaskan drama di depan kelas.
Alur proses pembentukan kelompok ahli dalam pembelajaran bermain drama di
Kelas VIII SMP Negeri ........ Kecamatan ........ dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

5
Dari gambar ke-1 tugas kelompok asal yaitu mempelajari naskah drama mengenai
para pelakunya (tokohnya), sifat-sifatnya (karakternya), mempelajari cara
pengintonasian dan pelafalan para pelaku sesuai dengan sifat-sifatnya. Tugas yang
harus dilakukan oleh kelompok ahli adalah mendiskusikan tokoh drama yang akan
diperankan, selanjutnya tugas dalam kelompok asal yaitu secara bergantian
menginformasikan hasil diskusi dari kelompok ahli kepada teman- teman satu
kelompoknya.
Dalam penerapan tindakan ini, peneliti merumuskan indikator keberhasilan
tindakan yang diterapkan, indikator tersebut yaitu jika setelah tindakan diterapkan
siswa dapat bermain drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang
sesuai karakter tokoh. Rumusan yang dikemukakan berdasarkan pada rumusan
indikator yang tercantum dalam kurikulum.

C. TUJUAN PENELITIAN
Dengan memp erhatikan rumusan masalah yang telah di rumuskan
sebelumnya, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk :
1. Meningkatan kemampuan bermain drama siswa Kelas VIII SMP
Negeri ........ melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik
jigsaw.
2. Mendapatkan gambaran yang jelas tentang penerapan model pembelajaran
kooperatif teknik jigsaw dalam meningkatkan kemampuan bermain drama
siswa Kelas VIII SMP Negeri .........

D. MANFAAT HAS IL PENELITIAN


Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Siswa
a. Dapat melatih siswa dalam memerankan tokoh drama sesuai dengan
karakter tokoh yang dip erankan.
b. Dapat menumbuhkan minat siswa dalam bermain drama
2. Bagi Guru

6
a. Dapat memperluas dan menambah wawasan guru mengenai model
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pengajaran bermain drama.
b. Dapat memudahkan guru dalam pembelajaran bermain drama.
3. Bagi Sekolah
Diharapkan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat
memberikan konstribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di
SMP.

E. HIPOTESIS TINDAKAN
Mengacu pada penjelasan tersebut di atas, kemampuan pemahaman terhadap
Kompetensi Kemampuan bermain drama di Kelas VIII SMP Negeri ........,
dapat meningkat jika dalam implementasi pembelajarannya menggunakan
model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.

7
BAB II
KAJIAN PUS TAKA

A. KAJIAN TEORI
Agar konsep-konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini jelas,
maka kita perlu mengkaji pendapat – pendapat para ahli mengenai masalah
yang kita teliti. Dengan pendapat – pendapat tersebut kita mempunyai
pedoman untuk mengkaji pendapat para ahli.
1. Pengertian Belajar
Menurut B.F Skinner dalam Nabisi Lapono (2008 : 5) bahwa belajar
menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati, sedangkan perilaku
dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan.
Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar
terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak
mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau
anak yang tadinya tidak terampil menjadi teramp il. (M .Djauhari
Siddiq.2008:03).
Berdasarkan teori belajar tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja oleh individu yang membawa
perubahan tingkah laku, pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang
karena berinteraksi dengan lingkunganya.
2. Pengertian Pembelajaran bahasa Indionesia
Belajar Bahasa Indonesia pada hakekatnya adalah belajar berkomunikasi.
Oleh karena itu dalam pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis
(Depdikbud, 1995).
3. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang
menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu
diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok,

8
yang terdiri atas dua orang atau lebih untuk memecahkan masalah.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu suatu strategi belajar mengajar
yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja sama atau
membantu antar siswa dalam satu kelompok.
4. Pengertian Teknik Jigsaw
Teknik jigsaw merupakan suatu teknik pembelajaran kooperatif yang terstruktur
didasarkan atas kerjasama dan tanggung jawab yang jelas. Jigsaw didesain
untuk meningkatkanrasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajaranya.
Teknik ini dapat digunakan dalampembelajaran mambaca, menulis,
mendengarkan maupun berbicara.
5. Pengertian Pembelajaran model kooperatif teknik Jigsaw.
Pembelajaran model kooperatif teknik Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelomp oknya (Arends,
1997)
6. Pengertian Drama.
Drama adalah suatu genre sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang
tujuannya bukan untuk dibaca melainkan untuk dip ertunjukkan oleh aktor di
atas pentas. Hal tersebut sejalan dengan Hermawan (1988:2) bahwa “drama
merupakan cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan
pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action di hadapan
penonton.”.

B. Kerangka Berpikir
Prestasi balajar siswa Kelas VIII SMPN ........ tahun pelajaran
2008/2009 pada konsep kemampuan bermain drama mata pelajaran Bahasa
Indonesia masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Masalah ini
terjadi karena dalam pembelajaranya guru tidak menggunakan model
pembelajaran yang tepat, sehingga siswa merasa bosan dan pembelajaran
tidak menyenangkan. Berdasarkan beberapa teori belajar dan pembelajaran,

9
maka untuk mengatasi masalah pembelajaran tersebut guru (peneliti)
melakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
teknik Jigsaw untuk meningkatkan kemampuan anak dalam bermain drama.
Dalam melakukan tindakan, peneliti akan melakukan tindakan perlakuan
sebanyak dua kali ( siklus ). Setiap tindakan (siklus) akan diadakan refleksi
terhadap penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya disampaikan pula hasil
perbaikan masing-masing siklus. Penyampaian hasil penelitian pada masing-
masing siklus akan mencakup penilaian penampilan perbaikan pembelajaran
dan hasil belajar siswa. Gambaran dari kerangka berpikir penelitian ini
adalah sebagai berikut :

Gambar ke-3 : Kerangka Berpikir

Metode Pemahaman
Kondisi Awal
Ceramah Konsep
(Verbalisme) Rendah

M enggunakan
Pelaksanaan Siklus I
Tindakan Model
Siklus II
Pembelajaran

Pembelajaran
Kondisi Akhir Koop eratif
Bermakna

Jigsaw

Pemahaman
Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw diharapkan
konsep
kemampuan siswa dalam bermain drama akan lebih meningkat, pembelajaran
menjdi menyenangkan dan prestasi meningkat
belajar siswa akan meningkat.

10
BAB III
PELAKS ANAAN PENELITIAN

A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN


1. Temp at Penelitian
Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian adalah di SMP Negeri ........
yang beralamat di Desa Pakel, Kecamatan ........, Kabupaten ........ dengan
alasan :
Pada tahun ajaran 2008/2009 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, guru
belum menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw
sehingga kemampuam siswa dalam bermain drama masih sangat rendah.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian selama 6 bulan yaitu mulai bulan Januari
sampai dengan Juni 2009.

B. SUBYEK PENELITIAN
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VIII SMP
Negeri ........ yang berjumlah 10 orang,

C. PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur atau langkah penelitian tindakan kelas ini terdir dari siklus-
siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti
yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Prosedur pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini setiap siklus meliputi beberapa kegiatan, antara
lain : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Penelitian dipusatkan pada pelaksaan serangkaian pembelajaran yang
dipilah kedalam beberapa siklus tindakan. Pada setiap siklus tindakan
diobservasi, dievaluasi dan direfleksi data-data atau temuan yang berhubumgan
dengan kinerja guru dalam menggunakan Model Pendekatan pembelajaran
kooperatif teknik Jigsaw dan kinerja siswa mengikuti pembelajaran meliputi:

11
a. Siklus ke-1
1) Perencanaan Tindakan
a) Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
penerapan model kooperatif teknik Jigsaw
b) Menyediakan media yang menunjang proses pembelajaran yang
relevan, misalnya audio visual.
c) Membuat instrument observasi.
d) Membuat lembar evaluasi pembealajaran
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Guru menerapkan rencana tindakan dengan penerapan model
kooperatif teknik Jigsaw pada konsep bermain drama.
b) Siswa belajar Bahasa Indonesia pada konsep bermain drama
dengan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw.
3) Observasi
Pelaksanaan observasi dilaksanakan oleh guru Kelas VIII (peneliti)
bersama supervisor. Tugas supervisor adalah mengameti kegiatan
guru dan siswa selama proses pembelajaran.
4) Refleksi
Guru Kelas VIII (peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan observasi yang
dikolaborasikan dengan supervisor p enelitian.Hasilevaluasi dan
refleksi siklus ke-1 digunakan sebagai acuan dalam menyusun
perencanaan siklus II
b. Siklus ke-2
1) Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, guru (peneliti) mengadakan
perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran terutama pada strategi dan
media pembelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Guru menerapkan rencana tindakan model pembelajaran kooperatif
teknik Jigsaw pada konsep bermain drama, dengan penerapan model

12
pembelajaran dan media lebih ditingkatkan.
b) Siswa belajar Bahasa Indonesia pada konsep bermain drama dengan
model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw.
3) Observasi
Pelaksanaan observasi dilaksanakan hampir sama dengan siklus I oleh guru
Kelas VIII (peneliti) bersama supervisor. mengameti kegiatan guru dan siswa
selama proses pembelajaran.
4) Evaluasi dan Refleksi
Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
observasi yang dikolaborasikan dengan supervisor penelitian. Jika hasil
evaluasi belum memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat dilanjutkan
pada siklus ke-3. Namun jika sudah memenuhi indikator kinerja penelitian
maka dapat diakhiri pada siklus ke-2. Dari uraian tersebut dapat dibuat bagan
sebagai berikut :
Gambar ke-4

13
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a.Perencanaan
Adapun pelaksanaan siklus I dilaksanakan waktu 70 menit. Tindakan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. M enyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan pembelajaran Bahasa
Indonesia, Kompetensi dasar “memerankan tokoh drama dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi yang tepat”, perencanaan RPP mencakup
penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, dampak pengiring, materi pelajaran, strategi
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber
pembelajaran dan penilaian.
2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran
adalah :
a) Ruang Belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang Kelas VIII, guru
menyiapkan kapur, penggaris.
b) Buku Pelajaran
Buku Bahasa Indonesia, untuk SMP Kelas VIII.
c) Alat Peraga
~ Kaset pementasan drama dan Tape Recorder
~ Gambar orang bermain drama

14
3. Menyiapkan Lembar Kerja
Guru menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan materi yang
diajarkan dan menyiapkan materi diskusi.
4. Menyiapkan Lembar Evaluasi
Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa
5. Menyiapkan lembar observasi untuk teman sejawat
Teman sejawat melakukan observasi terhadap p roses p embelajaran yang
dilakukan yang hasilnya akan ditulis dalam lembar observasi.
b. Pelaksanaan
a. Kegiatan Awal
~ Guru mengkondisikan kelas dan memberikan pertanyaan agar sisw
termotivasi untuk belajar, misalnya :“Siapa yang pernah melihat
pertunjukan drama”.
~ Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan mat eri dengan tindakan :
1) Tindakan 1
Guru memberikan ceramah tentang bermain drama dan
memperdengarkan contoh suara pementasan drama dan memp
erlihatkan gambar orang bermain drama.
2) Tindakan 2
~ Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok (kelompok asal)
setiap kelompok terdiri dari 4 orang, setiap kelompok terdiri
dari siswa yang berkemampuan baik, sedang, dan kurang.
Setiap siswa memperoleh naskah drama dan guru menentukan
tokoh yang harus diperankan siswa, dimana siswa dalam
kelompok asal memperoleh peran tokoh yang berbeda.
~ Guru memberikan LKS dan membimbing masing-masing
kelompok dalam berdiskusi dan dalam melakukan latihan
drama.

15
3) Tindakan 3
Guru membimbing dan melakukan evaluasi terhadap siswa dalam
melakukan pementasan drama didepan kelas dan kelompok yang
lainya memperhatikan.
3. Kegiatan Penutup
a. Siswa dan guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b. Guru memberikan motivasi belajar
c. Pengamatan / Observasi
Pengamatan atau observasi adalah proses dimana teman sejawat
memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran yang disampaikan oleh
guru. Di sini teman sejawat akan melakukan pengamatan dan penilaian pada
lembar observasi yang telah disediakan. Adapun hal-hal yang akan dinilai
dalam pengamatan meliputi :
1. Pra pembelajaran
2. Kegiatan Membuka Pelajaran
3. Kegiatan Inti Pembelajaran
a. Pelaksanaan materi pelajaran
b. Strategi pola pembelajaran
c. Pemanfaatan media pembelajaran
d. Penilaian proses dan hasil belajar
e. Penggunaan bahasa
4. Penutup
Adapun hal-hal yang diobservasi tentang kegiatan siswa dalam proses
belajar mengajar meliputi :
1. Banyaknya siswa yang bertanya (dilihat dari jumlah anak yang tunjuk
jari untuk bertanya)
2. Banyak siswa yang menjawab pertanyaan (dilihat dari
partisipasi/tunjuk jari siswa untuk menjawab)
3. Banyak siswa yang ingin maju ke depan kelas.
4. Banyak siswa yang mengerjakan tugas
5. Banyak siswa yang melamun

16
6. Banyak siswa yang mengerjakan tugas lain
7. Banyak siswa yang mengganggu teman
8. Banyak siswa yang keluyuran di luar kelas
Untuk lebih jelasnya, bentuk format lembar observasi dapat dilihat pada
bagian hasil penelitian dan lamp iran.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk meninjau
kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan dasar hasil
observasi teman sejawat. Ini berguna untuk mengetahui kekurangankekurangan
dalam proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir yang bertujuan
untuk memp erbaiki dan p eny emp urnaan p embelajaran.
e. Hasil Kinerja Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 11 pebruari 2009
dengan mengikut sertakan 10 siswa Kelas VIII SMPN ......... Materi pokok
yang diajarkan adalah Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat. Dalam penyampaian materi guru selain memberi
penjelasan, demonstrasi, tanya jawab dan diskusi, siswa juga diajak diajak
untuk mendengarkan contoh cerita drama anak, sehingga siswa sangat antusias
untuk mengikuti pembelajaran.
Data untuk perencanaan telah tertuang dalam RPP, yang dapat dilihat
pada lampiran laporan ini. Sedangkan data pelaksanaan, berupa nilai evaluasi
siswa dan hasil pengamatan siswa dapat adalah sebagai berikut :

17
Tabel 1
Data nilai siswa pada siklus I Mata Bahasa Indonesia Kompetensi dasar :
memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
Data nilai hasil evaluasi siswa pada siklus I

Aspek yang Dinilai


Nama Jml
No. Intonasi Nilai
Siswa Lafal at an Ekspresi Skor
Penghay
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1

1 Nur Istanti V V V V 6 50,00


2 Nurul S V V V V 8 66,66
3 Dwi P V V V V 8 66,66
4 Januri V V V V 9 75,00
5 Ali Nukmin V V V V 8 66,66
6 Sariyati V V V V 8 66,66
7 A. Fauzi V V V V 6 50,00
8 Alvani V V V V 9 75,00
9 Rizki V V V V 8 66,66
10 Imam S V V V V 8 66,66
Jumlah 649,96
Nilai Rata-rata Kelas 64,99

18
Keterangan:
Untuk mengisi format penilaian, kolom lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi
diisi dengan membubuhkan tanda ceklis (¥) pada kolom skor yang sesuai.
Deskriptor
1. Lafal
Skor 3 jika siswa melafalkan kata dengan jelas dan tepat
Skor 2 jika siswa melafalkan kata dengan jelas tapi tidak tepat atau melafalkan
kata tidak jelas tapi tepat
Skor 1 jika siswa melafalkan kata dengan tidak jelas dan tidak tepat
2. Intonasi
Skor 3 jika intonasi siswa jelas dan tepat
Skor 2 jika intonasi siswa jelas tapi tidak tepat atau intonasi siswa tepat tapi
tidak jelas
Skor 1 jika intonasi siswa tidak jelas dan tidak tepat
3. Penghayatan
Skor 3 jika penghayatan siswa sesuai dengan karakter tokoh yang dip erankan.
Skor 2 jika penghayatan siswa menyimpang dari karakter tokoh yang dip
erankan
Skor 1 jika penghayatan siswa tidak sesuai dengan karakter tokoh yang dip
erankan
4. Ekspresi
Skor 3 jika ekspresi siswa sesuai dengan karakter tokoh yang dip erankan Skor
2 jika ekspresi siswa menyimpang dari karakter tokoh yang dip erankan
Skor 1 jika ekspresi siswa tidak sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan

Dalam pembelajaran siklus I diperoleh hasil Nilai rata-rata kelas 63,42


dan prosentase siswa yang nilainya diatas KKM sudah mencapai 72%, hal ini
dikarena guru dalam pembelajaran sudah menerapkan model pebelajaran

19
kooperatif teknik jigsaw dan sudah cukup menerapkan media dan alat peraga
yang sesuai dalam pembelajaran.
Dari hasil tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa hasil pelaksanaan
siklus I masih belum berhasil sehingga perlu dilaksanakan pembelajaran pada
siklus 2.
Tabel 2
Pengelompokan nilai siswa pada siklus I Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi dasar : memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi,
dan ekspresi yang tepat
Kelompok Nilai Jumlah siswa Persentase
A >8 0 0%
B 7-8 2 17%
C 6-<7 5 56%
D <6 3 27%
Jumlah 10 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang sangat baik menguasai materi
tidak ada, siswa yang baik menguasai materi ada 2 anak, yang cukup menguasai
materi ada 5 anak dan yang kurang menguasai materi ada 3 anak.

20
Data singkat dari hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat adalah
sebagai berikut:
Tabel 4
Hasil Observasi
NO Aspek yang diamati Hasil
1 Pra pembelajaran Baik
2 Kegiatan membuka pelajaran Baik
3 Kegiatan inti pelajaran
A.Pelaksanaan materi pelajaran Sedang
B.Strategi belajar Sedang
C.pemanfaatan media pembelajaran Sedang
D.Penilaian proses dan hasil belajar Baik
E.Penggunan bahasa Baik
4 Penutup Baik

21
Tabel 5
Data pengamatan motivasi siswa pada siklus I Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar: Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat
No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Sinem - - V V - - V V V
2. Miswo - - - V V - - V -
3. Narti - - V V - - - - -
4. Saderi V V V V - - - - -
5. Salim - - - V - - - - -
6. Samirin - - - V - - V - -
7. Rantini V V V V - - - - -
8. Samsi fajar V V V V - - - - -
9. Ahmad Zaenal V V V V - - - - -
10. Admilah - - - V - - V V -
Jumlah 4 4 6 10 1 - 3 3 1

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kolom nomor 1 anak yang ingin
bertanya 4 anak, kolom nomor 2 banyak anak menjawab 4 anak, kolom nomor 3
banyak maju kedepan 6,kolom nomor 10 siswa yang mengerjakan tugas 1 anak,
kolom nomor 5 siswa yang melamun 1, kolom nomor 0 siswa yang mengerjakan
tugas lain 4 anak , kolom nomor 7 siswa yang berbicara tidak relevan 3 siswa ,
kolom nomor 8 siswa mengganggu teman 3 anak , kolom nomor 9 keluyuran
keluar kelas 1 anak.

22
Tabel 6
Pengelompokan data pengamatan motivasi siswa pada siklus 1 mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Kompetensi Dasar : Memerankan tokoh drama
dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat

NO Keterangan Siklus 1 Jumlah anak


1 Siswa yang bertanya 33% 3
2 Siswa yang menjawab 50% 5
3 Siswa yang maju kedep an 72% 7
4 Siswa yang mengerjakan tugas 100% 10
5 Siswa yang melamun 11% 1
6 Siswa yangmengerjakan tugas lain 11% 1
7 Siswa yang berbicara tidak relevan 22% 2
8 Siswa yang mengganggu teman 16% 2
9 Siswa yang keluyuran diluar kelas 11% 1

Adapun hasil dari refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan teman
sejawat, diperoleh data sebagai berikut :
a. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sudah
cukup berhasil meningkatkan motivasi siswa.
b. Dalam proses pembelajaran siswa terlibat mulai aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
c. Siswa dapat belajar dengan perasaan senang tidak ada ketakutan / tekanan.
d. Siswa dalam mengikuti KBM dapat kerjasama dalam kelmpok.
e. Hasil evaluasi belajar juga mengalami peningkatan walaupun masih ada
yang belum tuntas.
Kelemahan proses pembelajaran siklus I, antara lain :
a. Siswa masih kesulitan dalam menjiwai peran dalam cerita.
b. Waktu yang tersedia sudah habis tapi KBM belum selesai.
c. Penggunaan alat peraga kurang optimal karena hanya menggunakan
media audio dan gambar.
d. Hadirnya observer juga mempengaruhi KBM, siswa agak terbagi
konsentrasinya.

23
Dari hasil observasi dan refleksi maka peneliti harus melakukan langkahlangkah
sebagai berikut :
a. Guru harus lebih dapat melatih siswa dalam melakukan penjiwaan sesuai
dengan p eran dalam cerita drama.
b. Meningkatkan disiplin penggunaan waktu dalam pembelajaran.
c. Guru memberi aturan cara bertanya, menjawab, dan harus tunjuk jari
terlebih dahulu.
d. Alat peraga dan media pembelajaran harus lebih bervariasi agar lebih
optimal.
e. Sebelum pelajaran guru memberitahu bahwa kelas akan ada observer
didalam kelas sehingga tidak akan mengganggu konsentrasi belajar siswa.

3. Siklus II
Siklus II (kedua) dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2009 dengan mengikut
sertakan 10 siswa Kelas VIII. Materi pokok yang diajarkan sama dengan siklus
I, dimana siklus II ini adalah tidak lanjut dari siklus I. Guru lebih
mengoptimalkan penggunaan alat peraga serta dalam diskusi dan pentas drama
guru lebih banyak dalam memberikan bimbingan belajar.
Data untuk perencanaan pada siklus II ini juga telah tertuang dalam
RPP, untuk dapat dilihat pada lamp iran lap oran ini sedangkan data dari hasil
pelaksanaan berupa nilai hasil evaluasi siswa pada siklus II adalah sebagai
berikut :

24
Tabel 7
Data Nilai Siswa pada Siklus II Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi dasar : Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi,
dan ekspresi yang tepat
Format Hasil Penilaian Bermain Drama Siklus II

Aspek yang Dinilai


Nama Jml
No Nilai
Siswa Lafal Intonasi Penghayatan Ekspresi Skor

. 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1

1 Sinem ~ ~ ~ ~ 8 66,66
2 Miswo ~ ~ ~ ~ 9 75,00
3 Narti ~ ~ ~ ~ 8 66,66
4 Saderi ~ ~ ~ ~ 9 75,00
5 Salim ~ ~ ~ ~ 8 66,66
6 Samirin ~ ~ ~ ~ 8 66,66
7 Rantini ~ ~ ~ ~ 8 66,66
8 Samsi F ~ ~ ~ ~ 11 91,66
9 Ahmad Z ~ ~ ~ ~ 10 83,33
10 Admilah ~ ~ ~ ~ 9 75,00
Jumlah 733,29

Nilai Rata-rata Kelas 73,32

Dari hasil tes formatif diatas siswa telah dicapai nilai rata-rata kelas 73,32
dan semua nilai siswa sudah dapat mencapai KKM. Berdasarkan hal tersebut
maka pembelajaran pada siklus 2 dapat dikatakan sudah berhasil.
Hal ini dapat dilihat dalam tabel dan diagram berikut:

25
Tabel 8
Pengelompokkan nilai siswa pada siklus II Mata pelajaran Bahasa Indonnesia
Kompetensi Dasar : Memerankan tokoh drama dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi yang tepat

Kelompok Nilai Jumlah Siswa Prosentase


A >80 1 6%
B 7-8 3 33%
C 6-7 6 61%
D <6 0 0%
Jumlah 10 100%

Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa siswa yang sangat baik menguasai materi
adalah 1, anak,yang baik menguasai materi 3 anak, anak yang cukup menguasai
materi ada 6 anak, sedangkan siswa yang kurang menguasai materi tidak ada.

26
Tabel 9
Data singkat dari hasil observasi yang di lakukan oleh teman sejawat tentang
imp lementasi RPR sebagai berikut:

NO Aspek yang di amati Hasil


1 Pra pembelajaran Baik
2 Kegiatan membuka pelajaran Baik
3 Kegiatan inti pelajran Baik
a. Pelaksanaan materi pembelajaran Baik
b. Strategi belajar Baik
c. Pemanfaatan media pembelajaran Baik
d. Penilaian p roses dan hasil belajar Baik
e. Penggunaan bahasa Baik
4 Penutup Baik

Tabel 10
Lembar pengamatan motivasi siswa pada siklus II
Mata pelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar: Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Sinem - - V V - - - V -
2 Miswo - - V V - - - - -
3 Narti - - V V - - - - -
4 Saderi V V V V V V - - -
5 Salim V - V V - - - - -
6 Samirin V - V V - - - - -
7 Rantini V V V V - - - - -
8 Samsi fajar V V V V - - - - -
9 Ahmad Zaenal V V V V - - - - -
10 Admilah - V V V - - - - -
JUMLAH 6 5 10 10 1 1 - - -

27
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kolom nomor 1 anak yang ingin
bertanya 6 anak, kolom nomor 2 banyak anak menjawab 5 anak, kolom nomor 3
banyak maju kedepan 10, kolom nomor 4 siswa yang mengerjakan tugas 10 anak,
kolom nomor 5 siswa yang melamun 1, kolom nomor 6 siswa yang mangerjakan
tugas lain 1 anak , kolom nomor 7 siswa yang berbicara tidak relevan 0 siswa ,
kolom nomor 8 siswa mengganggu teman 0 anak , kolom nomor 9 keluyuran
keluar kelas 0 anak.

Tabel 11
Pengelompokan data pengamatan motivasi siswa pada siklus 11 Mapel
Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar : Memerankan tokoh drama dengan
lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
LEMBAR PENGAMATAN
JUMLAH
NO KETERANGAN PRESENTASE
ANAK
1 Siswa yang bertanya 4 44%
2 Siswa yang menjawab 6 67%
3 Siswa yang maju kedepan 10 100%
4 Siswa yang mengerjakan tugas 10 100%
5 Siswa yang melamun 1 11%
6 Siswa yang mengerjakan tugas lain 1 11%
7 Siswa yang berbicara tidak relevan 0 0%
8 Siswa yang mengganggu teman 1 11%
9 Siswa yang keluyuran diluar 0 0%

Hasil dari Refleksi antara peneliti dan teman sejawat ,diperoleh data sebagai
berikut :
a. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sudah berhasil
meningkatkan motifasi siswa (lembar pengamatan motivasi )
b. Dalam proses pembelajaran siswa aktif dan kreatif ..
c. Pembelajaran menjadi efektif dan menyenagkan karena anak dapat
langsung film tent ang drama anak-anak melalui media audio visual.

28
d. Hasil evaluasi meningkat dengan rata-rata 73,239 artinya siswa mampu
memahami materi yang diajarkan dengan baik .
Kelemahan dalam siklus II tidak ada , hanya karena Waktu pembelajaran yang
terlalu singkat dan media audio visual yang terbatas jumlahnya.

D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yangt telah dilaksanakan yang terdiri dari
dua siklus. Terdapat peningkatan dalam kegiatan belajar mengajar dari siklus1
ke siklus II, seperti yang terlihat dalam rata-rata hasil belajar dan lembar
pengamatan motifasi siswa.
Dalam kegiatan p embelajaran dengan menggunakan penerapan model
pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw terlihat motivasi siswa meningkat.
Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw juga dapat membuat
siswa aktif dalam belajar sehingga kemampuan siswa dalam bermain drama
lebih baik.
1. Pembahasan siklus Pertama.
Dari penelitian pada siklus 1 (pertama), ternyata hasil yang
didapat kurang memuaskan . Dari hasil pembelajaran siswa pada tabel 1
dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang belum menguasai materi.
Walaupun nilai rata-rata ketuntasan belajar sudah 72 % namun ini dirasa
masih belum maksimal, karena masih ada perbedaan nilai yang
mencolok antara siswa yang memiliki nilai rata-rata 75 dan siswa yang
memiliki nilai rata-rata 50.

29
Adapun kekurangan yang jelas terlihat pada strategi / metode pembelajaran
dan pelaksanaan pembelajaran kurang lancer. Untuk hasil observasi imp
lementasi RPP oleh teman sejawat dapat dilihat dalam table 4, dan untuk
lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran laporan ini.
Adapun hasil pengamatan motivasi siswa juga kurang memuaskan
dapat dilihat dalam table 6 banyak siswa yang ingin bertanya hanya 33%,
masih ada anak yang melamun , mengerjakan tugas lain , mengganggu teman
dan keluyuran di luar kelas.
Dari hasil pembelajaran siklus 1 kurang berhasil , maka perlu adanya
langkah – langkah perbaikan yang harus dilakukan . langkah perbaikan yang
harus dilakukan antara lain, guru harus dapat lebih tepat dalam menerapkan
model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dan harus lebih bervariasi
dalam memilih alat peraga dan media pembelajaran. Guru juga harus
memperhtikan materi-materi yang sulit dip ahami anak. Siswa dalam
melakukan kegiatan pembelajaran guru harus tetap memberi bimbingan.
Serta perlu adanya perbaikan terhadap pembelajaran siklus berikut.
2. Pembahasan siklus kedua.
Pada siklus kedua, pembelajarannya sudah berhasil dengan
memuaskan. Semua siswa telah mampu bermain drama dengan lafal, intonasi
dan ekspresi yang tepat., ini terlihat dari nilai rata-rata siswa yang mencapai
73,23 dan ketuntasan belajar semua siswa diatas KKM.
Semua aspek yang dijadikan observasi teman sejawatpun hasilnya
lebih baik. Ini tidak terlepas dari perbaikan yang dilakukan pada siklus II.
Adapun yang dip erbaiki yaitu strategi dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif teknik Jigsaw penggunaan dan penggunaan media audio visual
sehingga menyenangkan bagi siswa dan bermuara pada optimalnya hasil
belajar siswa.
Adapun dari hasil pangamatan motivasi siswa juga meningkat, hal ini
dapat dilihat dalam tabel 2,banyak siswa yang ingin bertanya 44%, siswa yang
ingin menjawab 4 anak, semua anak mengerjakan tugas sampai selesai, walau
masih ada anak yang berbicara tidak relevan,mengganggu teman, tapi

30
jumlahnya menurun sedang yang keluyuran diluar kelas tidak ada.
Dengan demikian siklus II sudah memuaskan dan terciptanya
pembelajaran yang disukai oleh siswa, sehingga pembelajaran tersebut
bermakna bagi siswa dan akan teringat lama dip ikiran mereka (dapat dilihat
dari hasil angka pada lampiran).
3. Pembahasan antar siklus.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar ”
Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat ”
melalui PTK menunjukan hasil yang memuaskan. Siswa mengalami
peningkatan prestasi maupun keaktifan dalam perbaikan pembelajaran dari
siklus pertama sampai kedua. Hasil data tes formatif dari studi awal sampai
perbaikan pembelajaran pada siklus kedua.

31
Tabel 12
Hasil tes Unjuk Kerja Pra Siklus, siklus I dan Siklus II
NILAI
HAS IL PEMBELAJARAN
NO NAMA INDUK
PRA SIKLUS SIKLUS
SIKLUS I II
1 Nur Istanti 397 41,66 50,00 66,66
2 Nurul Sulamin 437 66,66 66,66 75,00
3 Dwi P 438 41,66 66,66 66,66
4 Januri 441 66,66 75,00 75,00
5 Ali Nukmin 442 66,66 66,66 66,66
6 Sariyati 443 66,66 66,66 66,66
7 A. Fauzi 455 33,33 50,00 66,66
8 Alvani 456 75,00 75,00 91,66
9 Rizki 457 66,66 66,66 83,33
10 Imam Sholahi 459 33,33 66,66 75,00
JUMLAH 558,28 649,96 733,29

Indikator keberhasilan pembelajaran :


a) Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa dalam kemampuan bermain drama mata
pelajaran Bahasa Indonesia adalah diatas nilai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM), yaitu 64,00.

32
b) Siswa yang mendapat nilai di atas KKM minimal sebanyak 75 %.
Dari data diatas dapat dilihat hasil perubahan nilai yang diperoleh siswa tiap - tiap
siklus.Perubahan prestasi siswa dapat diuraikan sebagai berikut: 1.Siswa yang
belum tuntas belajar:
1) Pada Pra siklus siswa yang belum tuntas belajar 3 anak atau 39% dari
jumlah 10 siswa.
2) Pada siklus pertama siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 2 anak atau
28% dari 10 siswa.
3) Pada siklus ke dua siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 0 anak atau
0% dari 10 siswa.
2.Siswa yang sudah tuntas belajar:
1) Pada Pra siklus siswa yang tuntas belajar 6 anak atau 61%
2) Pada siklus pertama siswa yang tuntas belajar sebanyak 7 anak atau 72%
dari 10 siswa.
3) Pada siklus kedua siswa yang tuntas belajar sebanyak 10 anak atau 100%
dari 10 siswa.
Tabel 13
Rekap Ketuntasan Belajar tiap -tiap siklus

SISWA TUNTAS SISWA BELUM


NO URAIAN BELAJAR TUNTAS BELAJAR

Frekuensi % Frekuensi %
1 Studi awal 6 61 % 3 39 %
2 Siklus pertama 7 72 % 2 28 %
3 Siklus kedua 10 100 % 0 0%

33
GRAFIK PENINGKATAN KETUNTASAN
BELAJAR

34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari pembahasan suatu lap oran pembelajaran akan di dapat suatu
kesimpulan yang merupakan hasil dari masalah yang di bahas. Maka dari itu
hasil pembahasan dapat di tarik kesimpulan bahwa, penerapan model
pembelajaran teknik Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan
siswa Kelas VIII dalam bermain drama pada mata pelajaran bahasa Indonesia,
kompetensi dasar “memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat”. Hal ini dapat terlihat dari data hasil belajar siswa yang
meningkat. Data yang dip eroleh selama penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam 2 siklus menunjukkan ketuntasan belajar siswa diatas
KKM jumlahnya meningkat meningkat dari 72% menjadi 100% pada akhir
siklus II atau meningkat sebesar 28%. Rata-rata kelas juga mengalami
peningkatan dari 64,99 meningkat menjadi 73,23 pada siklus II atau terjadi
peningkatan sebesar 8,24 poin.
Berdasarkan data tersebut peneliti menyimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan
kemampuan bermain drama siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia di
Kelas VIII SMP Negeri ........ tahun pelajaran 2008/2009.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas,beberapa hal yang sebaiknya di
lakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran untuk
memperoleh hasil yang memuaskan, di antaranya:
1. Guru harus dapat menguasai berbagai model pembelajaran dan dapat
memilih yang sesuai supaya dapat diterapkan dalam pembelajaran,
sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan dan bermakna bagi
siswa

35
2. Guru harus pandai menumbuhkan minat dan daya tarik dan motivasi siswa
terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam kemampuan
bermain drama.
3. Guru harus dapat memberi kesempatan untuk berperan aktif dalam proses
pembelajaran.
4. Hendaknya kita sebagai guru selalu berupaya melakukan inovasi
pembelajaran agar siswa lebih menguasai materi pelajaran.
5. Guru hendaknya menggunakan alat peraga dan media dalam pembelajaran
6. Guru harus menciptakan lingkungan yang kondusif guna mendukung
keberhasilan pembelajaran.

36
DAFTAR PUS TAKA

Akhadiah, S. dkk. 1991. Bahasa IndonesiaI. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas.


2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Djuanda, D. 2008. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di
SMP. Bandung: Pustaka Latifah.
Hary adi-Zamzani. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Jakarta: Depdikbud.
Karli, H-Margaretha. 2004. Model-model Pembelajaran. Bandung: CV Bina
Media Informasi.
Kasbolah, K. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.
Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Rakhmat-Suherdi. 1998/1999. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Dedikbud.
Rofi`uddin, A-Zuchdi, D. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Tinggi. Jakarta: Depdikbud.
Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan PTK. Yogyakarta: Depdikbud.

37

Anda mungkin juga menyukai