Anda di halaman 1dari 33

REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

Keracunan makanan: merupakan suatu kondisi gangguan


pencernaan yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang
terkontaminasi dengan zat patogen dan atau bahan kimia yang
dapat menjadi racun di dalam tubuh.
PENGERTIAN
Patogen yang paling umum adalah Norovirus, Salmonella,
Clostridium perfringens, Campylobacter dan Staphylococcus
aureus.

KELUHAN:
- Diare akut pada keracunan makanan biasanya berlangsung
kurang dari 2 minggu.
- Demam menunjukkan penyakit invasif. Namun terkadang
demam dan diare mungkin akibat dari infeksi di luar saluran
pencernaan, seperti malaria.
- Darah atau lendir pada tinja menunjukkan invasi mukosa
usus atau kolon.
- Artralgia.
- Nyeri perut. Nyeri kram otot perut menunjukkan hilangnya
ANAMNESIS elektrolit yang mendasari, seperti pada kolera yang berat.
- Kembung.

FAKTOR RESIKO:
- Riwayat makan/ minum di tempat yang tidak higienis.
- Konsumsi daging yang kurang matang/ unggas dapat
dicurigai untuk Salmonella, Campylobacter, toksin Shiga E
coli dan C. Perfringens.
- Konsumsi makanan laut mentah dapat di curigai untuk
Norwalk-like virus, Vibrio atau hepatitis A.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

Tanda pathognomonis

Pemeriksaaan fisik harus difokuskan untuk menilai keparahan


dehidrasi.
PEMERIKSAAN
- Diare, dehidrasi, dengan tanda-tanda tekanan darah turun,
FISIK
nadi cepat, mulut kering, penurunan keringat dan penurunan
output urin.
- Nyeri tekan perut, bising usus meningkat atau melemah.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik


KRITERIA dan penunjang.
DIAGNOSA

1. Intoleransi
2. Diare spesifik seperti disentri, kolera dll

DIAGONOSA
BANDING

- Pewarnaan gram, KOH dan metilen biru Loeffler untuk


membantu membedakan penyakit invasi dari penyakit non –
invasif.
- Lakukan pemeriksaan mikroskopis dari feses untuk ova dan
PEMERIKSAAN
parasit.
PENUNJANG
- Darah perifer lengkap dengan diferensial, penilaian serum
elektrolit, ureum dan kadar kreatinin.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

- Karena sebagian besar kasus gastroenteritis akut adalah self-


limiting, pengobatan khusus tidak diperlukan. Dari beberapa
studi di dapatkan bahwa hanya 10% kasus membutuhkan
terapi antibiotik. Tujuan utamanya adalah rehidrasi yang
cukup dan suplemen elektrolit. Hal ini dapat dicapai dengan
pemberian cairan rehidrasi oral (oralit) atau larutan intravena
(misalnya larutan natrium klorida isotonik, larutan ringer
laktat). Rehidrasi oral dicapai dengan pemberian cairan yang
mengandung natrium dan glukosa. ORS dapat digunakan
absorben (misal kaopectate, aluminium hidroksida)
membantu mamadatkan feses, diberikan bila diare tidak
THERAPI
segera berhenti. Diphenoxylate dengan atropin (lomotil)
tersedia dalam tablet (2,5 mg diphenoxylate) dan cair (2,5 mg
diphenoxylate/ 5 ml). Dosis awal untuk orang dewasa adalah
2 tablet 4 kali sehari ( yaitu 20 mg/ d). Di gunakan hanya bila
diare masif.
- Jika gejalanya menetap setelah 3-4 hari, etiologi spesifik
harus di tentukan dengan melakukan kultur tinja. Untuk itu
harus segera dirujuk.
- Modifikasi gaya hidup.
- Edukasi untuk menjaga kebersihan diri.

Menjaga higienis keluarga dan pasien


EDUKASI

Prognosis di bawah ini jika tidak mengalami komplikasi.


- Vitam : bonam
PROGNOSA - Fungsionam : bonam
- Sanationam : bonam

1. Panduan pelayanan medik PAPDI


KEPUSTAKAAN 2. Panduan puskesmas untuk keracunan makanan, Depkes
2007.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

Reaksi anafilaksis: merupakan sindroma klinis akibat reaksi


imunologis (reaksi alergi) yang bersifat sistemik, cepat dan hebat yang
PENGERTIAN dapat menyebabkan gangguan respirasi, sirkulasi pencernaan dan kulit.
Jika reaksi tersebut cukup hebat, dapat menimbulkan syok yang disebut
sebagai syok anafilaktik. Syok anafilaktik membutuhkan pertolongan
cepat dan tepat.

Gambaran atau gejala klinik suatu reaksi anafilaktik berbeda-beda


gradasinya sesuai berat ringannya reaksi antigen antibodi atau tingkat
ANAMNESIS sensitivitas seseorang, namun pada tingkat yang berat berupa syok
anafilaktik gejala yang menonjol adalah gangguan sirkulasi dan
gangguan respirasi. Kedua gangguan tersebut dapat timbul bersamaan
atau berurutan yang kronologisnya sangat bervariasi dari beberapa detik
sampai beberapa jam. Pada dasarnya makin cepat reaksi timbul makin
berat keadaan penderita.
Gejala respirasi dapat dimulai berupa bersin, hidung tersumbat atau
batuk saja yang kemudian segera diikuti dengan sesak nafas.
Gejala pada kulit merupakan gejala klinik yang paling sering
ditemukan pada reaksi anafilaktik. Walaupun gejala ini tidak mematikan
namun gejala ini amat penting untuk diperhatikan sebab ini mungkin
merupakan gejala prodromal untk timbulnya gejala yang lebih berat
berupa gangguan nafas dan gangguan sirkulasi. Oleh karena itu setiap
gejala kulit berupa gatal, kulit kemerahan harus diwaspadai untuk
kemungkinan timbulnya gejala yang lebih berat. Manifestasi dari
gangguan gastrointestinal berupa perut kram, mual, muntah sampai
diare yang juga dapat merupakan gejala prodromal untuk timbulnya
gejala gangguan nafas dan sirkulasi.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

Pasien tampak sesak, frekuensi nafas meningkat, sianosis karena edema


PEMERIKSAAN laring dan bronkospasme. Hipotensi merupakan gejala yang menonjol
FISIK pada syok anafilaktik. Adanya takikardi, edema periorbital, mata berair,
hiperemi konjungtiva. Tanda prodromal pada kulit berupa urtikaria dan
eritema.

Untuk membantu menegakkan diagnosis maka American Academy of


KRITERIA Allergy, Asthma and Immunology telah membuat suatu kriteria.
DIAGNOSA I. Onset akut dari suatu penyakit ( beberapa menit hingga
beberapa jam) dengan terlibatnya kulit, jaringan mukosa atau
kedua-duanya (misalnya bintk-bintik kemerahan pada
seluruh tubuh, pruritus, kemerahan, pembengkakan bibir,
lidah, uvula) dan salah satu dari respiratory compromise
(misalnya sesak nafas, bronkospasme, stridor, wheezing,
penurunan PEF, hipoksemia) dan penurunan tekanan darah
atau gejala yang berkaitan dengan disfungsi organ sasaran
(misalnya hipotonia, sinkop, inkontinensia).
II. Dua atau lebih gejala berikut yang terjadi secara mendadak
setelah terpapar alergen yang spesifik pada pasien tersebut
(beberapa menit hingga beberapa jam), yaitu keterlibatan
jaringan mukosa kulit, respiratory compromise, penurunan
tekanan darah atau gejala yang berkaitan dan gejala
gastrointestinal yang persisten.
III. Terjadi penurunan tekanan darah setelah terpapar pada
alergen yang diketahui beberapa menit hingga beberapa jam
(syok anafilaktik). Pada bayi dan anak-anak, tekanan darah
sistolik yang rendah (spesifik umur) atau penurunan tekanan
darah sistolik lebih dari 30%. Sementara pada orang dewasa,
tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg atau penurunan
tekanan darah sistolik lebih dari 30% dari tekanan darah
awal.
- Reaksi vasovagal
DIAGNOSA - Infark miokard akut

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

BANDING - Reaksi hipoglikemik


- Reaksi histeris
- Carsinoid syndrome
- Chinese restaurant syndrome
- Asma bronkhial
- Rhinitis alergika

Pemeriksaan laboratorium diperlukan karena sangat membantu


PEMERIKSAAN menentukan diagnosis, memantau keadaan awal dan beberapa
PENUNJANG pemeriksaan digunakan untuk memonitor hasil pengobatan serta
mendeteksi komplikasi lanjut. Hitung eosinofil darah tepi dapat normal
atau meningkat, demikian halnya dengan IgE total sering kali
menunjukkan nilai normal.
Pemeriksaan ini berguna untuk memprediksi kemungkinan alergi pada
bayi atau anak kecil dari suatu keluarga dengan derajat alergi yang
tinggi.
Pemeriksaan secara invivo dengan uji kulit untuk mencari alergen
penyebab yaitu dengan uji cukik (prick test), uji gores (scratch test) dan
uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (skin end point
titration/ SET). Uji cukik paling sesuai karena mudah dilakukan dan
dapat ditoleransi oleh sebagian penderita termasuk anak, meskipun uji
intradermal (SET) akan lebih ideal.

Riwayat reaksi alergi berat dengan respiratory compromise atau


THERAPI hipotensi, terutama dengan perubahan kulit.

Identifikasi dan hentikan alergen

Oksigen 100% 8 L/m

Adrenalin/ epinephrine (1 : 1000) 0,3 – 0,5 ml IM (0,01 mg/ kgBB)

Ulangi 5 – 15 menit jika tidak ada perubahan klinis

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

Antihistamin 10 – 20 mg IM atau IV pelan

Terapi tambahan:
- Berikan cairan IV 1-2 jika tanda-tanda syok tidak ada respon
terhadap obat.
- Kortikosteroid untuk semua kasus berat, berulang dan pasien
dengan asma
 Methyl prednisolone 125-250 mg IV
 Dexamethasone 20 mg IV
 Hydrocortison 100-500 mg IV pelan
- Inhalasi short acting b-2 agonist pada bronkospasme berat
- Vasopessor

Observasi 2-3 x 24 jam, untuk kasus ringan cukup 6 jam

Berikan kortikosteroid dan antihistamin PO 3x24 jam

Keluarga perlu diberitahukan mengenai penyuntikan apapun bentuknya


EDUKASI terutama obat-obat yang telah dilaporkan bersifat antigen (serum,
penisilin, anastesi lokal dll) harus selalu waspada untuk timbulnya
reaksi anafilaktik.
Penderita yang tergolong resiko tinggi (ada riwayat asma,rinitis, eksim
atau penyakit alergi lainnya) harus lebih diwaspadai lagi. Jangan
mencoba menyuntikan obat yang sama bila sebelumnya pernah ada
riwayat alergi betapapun kecilnya. Sebaiknya mengganti dengan
preparat lain yang lebih aman.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

Vitam : dubia ad malam


PROGNOSA Fungsionam : dubia ad bonam
Sanationam : dubia ad bonam
Prognosis suatu syok anafilaktik amat tergantung dari kecepatan
diagnosis dan pengelolaannya

1. Haupt MT, Fujii TK et al (2000) anaphylactic reactions. In: Text


KEPUSTAKAAN Book of Critical Care. Eds : Ake Grenvvik, Stephen M. Ayres,
Peter R, William C. Shoemaker 4th ed WB Saunders company
Philadelpia- Tokyo. Pp 246-56
2. Koury SI, Herfel LU. (2000) Anaphylaxis and acute allergic
reaction. In : International edition Emergency Medicine. Eds :
Tintinalli, Kellen, Stapczynski 5th ed Mc Grraw-Hill New York-
Toronto. Pp 242-6
3. Rehatta MN. (2000). Syok anafilaktik patofisiologi dan
penanganan. In : update on shock. Pertemuan ilmiah terpadu.
Fakultas kedokteran universitas airlangga surabaya.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

Syok: adalah suatu sindroma multifaktorial yang menuju hipoperfusi jaringan


PENGERTIAN lokal atau sistemik dan mengakibatkan hipoksia sel dan disfungsi multipel
organ.
Kegagalan perfusi jaringan dan hantaran nutrisi dan oksigen sistemik yang
tidak adekuat tak mampu memenuhi kebutuhan metabolisme sel. Karakteristik
kondisi ini yaitu:
1. Ketergantungan suplai oksigen
2. Kekurangan oksigen
3. Asidosis jaringan
Sehingga terjadi metabolisme anaerob dan berakhir dengan kegagalan fungsi
organ vital dan kematian.
- Lemas atau tidak sadarkan diri.
ANAMNESA - Gejala klinis tergantung etiologi.
- Riwayat trauma.
- Riwayat demam dan riwayat infeksi.
- Riwayat kontak dengan antigen.

- Keadaan umum.
PEMERIKSAAN - Penurunan kesadaran.
FISIK - Peningkatan frekuensi nafas.
- Hipotensi dan penyempitan tekanan nadi.
- Hipotermi pada syok hipovolemia berat dan syok septik.
- Hipotensi dan bradikardi pada syok neurogenik.
- Peningkatan denyut nadi.
- Produksi urine turun.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan


KRITERIA penunjang.
DIAGNOSA

-
DIAGNOSA
BANDING

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

- Pulse oxymetri.
PEMERIKSAAN - EKG.
PENUNJANG

- Pengenalan dan restorasi yang cepat dari perfusi adalah kunci


THERAPI pencegahan dari disfungsi organ multiple dan kematian.
- Pada semua bentuk syok, manajemen jalan nafas dan pernafasan untuk
memastikan oksigenasi pasien adalah baik, kemudian restorasi cepat
dengan infus cairan.
- Pilihan pertama adalah kristaloid (ringer laktat/ ringer asetat) disusul
darah pada syok perdarahan. Keadaan hipovolemia diatasi dengan
cairan koloid atau kristaloid sekaligus memperbaiki keadaan asidosis.
- Pengobatan syok sebelumnya didahului dengan penegakan diagnosis
etiologi. Diagnosis awal etiologi syok adalah esensial, kemudian terapi
selanjutnya tergantung etiologinya.
- Tindakan invasif seperti intubasi endotrakeal dan cricothyroidotomy
atau tracheostomy dapat dilakukan.

1. SYOK HIPOVOLEMIK
- Infus cepat kristaloid untuk ekspansi volume intravaskuler melalui
kanula vena besar (dapat lebih dari satu tempat) dan melalui vena
sentral.
- Pada perdarahan maka dapat diberikan 3-4 kali dari jumlah perdarahan.
Setelah pemberian 3 liter disusul dengan transfusi darah. Secara
bersamaan sumber perdarahan harus dikontrol.
- Resusitasi tidak komplit sampai serum laktat kembali normal. Pasien
syok hipovolemik berat dengan resusitasi cairan akan terjadi
penumpukan cairan dirongga ketiga.
- Vasokontriksi jarang diperlukan pada syok hipovolemik murni.

2. SYOK OBSTRUKTIF
- Penyebab syok obstruktif harus diidentfikasi dan segera dihilangkan.
- Pericardiocentesis atau pericardiotomi untuk tamponade jantung.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

- Dekompresi jarum atau pipa thoracostomy atau keduanya pada tension


pneumothorak
- Dukungan ventilasi dan jantung, mungkin trombolisis dan mungkin
prosedur radiologi intervensional untuk emboli paru.
- Abdominal compartement syndrome diatasi dengan laparatomy
dekompresif.

3. SYOK KARDIOGENIK
- Optimalkan pra beban dengan infus cairan.
- Optimalkan kontraktilitas jantung dengan initropik sesuai keperluan,
seimbangkan kebutuhan oksigen jantung. Dapat dipakai dobutamin
atau obat vasoaktif lain.
- Sesuaikan pasca beban untuk memaksimalkan CO. Dapat dipakai
vasokonstriktor bila pasien hipotensi dengan SVR rendah. Pasien syok
kardiogenik mungkin membutuhkan vasodilatasi untuk menurunkan
SVR, tahanan pada aliran darah dari jantung yang lemah. Obat yang
dapat dipakai adalah nitroprusside dan nitroglycerin.
- Diberikan diuretik bila jantung dekompensasi.
- PAC dianjurkan dipasang untuk penunjuk terapi.
- Penyakit jantung yang mendasari harus diindentifikasi dan diobati.

4. SYOK DISTRIBUTIF
- Pada SIRS dan sepsis, bila terjadi syok ini karena toksin atau mediator
penyebab vasodilatasi. Pengobatan berupa resusitasi cairan segera dan
setelah kondisi cairan terkoreksi, dapat diberikan vasopressor untuk
mencapai MAP optimal. Sering terjadi vasopressor dimulai sebelum
pra beban adekuat tercapai. Perfusi jaringan dan oksigenasi sel tidak
akan optimal kecuali bila ada perbaikan pra beban.
- Obat yang dapat dipakai adalah dopamin, nor epinephrine dan
vasopressin.
- Dianjurkan pemasangan PAC.
- Pengobatan kausal dari sepsis.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

5. SYOK NEUROGENIK
- Setelah mengamankan jalan nafas dan resusitasi caairan, guna
meningkatkan tonus vaskuler dan mencegah bradikardi diberikan
epinefrin.
- Epinefrin berguna meningkatkan tonus vaskuler, tetapi akan
memperberat bradikardi, sehingga dapat ditambahkan dopamin dan
efedrin. Agen antimuskarinik atropin dan glikopirolat juga dapat untuk
mengatasi bradikardi.
- Terapi defenitif adalah stabilisasi medula spinalis yang terkena.

Keluarga perlu diberitahukan mengenai kemungkinan terburuk yang dapat


EDUKASI terjadi pada pasien dan pencegahan terjadinya kondisi serupa.

- Vitam: dubia ad malam


PROGNOSA - Fungsionam: dubia ad bonam
- Sanationam: dubia ad bonam
- Prognosis suatu syok amat tergantung dari kecepatan diagnosis dan
pengelolaannya.

1. Karyadi, Update on Shock, Pertemuan Ilmiah Terpadu-1, Surabaya: FK


KEPUSTAKAAN Universitas Airlangga. 6-7 Mei 2000.
2. Rahardjo, E. Update on Shock, Pertemuan Ilmiah Terpadu-1,
Surabaya: FK Universitas Airlangga. 6-7 Mei 2000.
3. Suryohudoyo, P. Update on Shock, Pertemuan Ilmiah Terpadu-1,
Surabaya: FK Universitas Airlangga. 6-7 Mei 2000.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

PENGERTIAN Infark miokard adalah perkembangan yang cepat dari nekrosis otot jantung
yang disebabkan oleh ketidakseimbangan yang kritis antara suplai oksigen
dan kebutuhan myokardium. Ini biasanya merupakan hasil dari ruptur plak
dengan trombus dalam pembuluh darah koroner, mengakibatkan kekurangan
suplai darah ke miokardium.

ANAMNESA - Nyeri dada retrosternum seperti tertekan atau tertindih benda berat.
- Nyeri menjalar ke dagu, leher, tangan, punggung dan epigastrium.
Penjalaran ke tangan kiri lebih sering terjadi.
- Disertai gejala tambahan berupa sesak, mual muntah, nyeri
epigastrium, keringat dingin dan anxietas.

PEMERIKSAAN Pemeriksaan tanda sering tidak membantu diagnosis:


FISIK - Pasien biasanya terbaring dengan gelisah dan kelihatan pucat.
- Hipertensi/ hipotensi.
- Dapat terdengar suara murmur dan gallop S3.
- Ronkhi basah disertai peningkatan vena jugularis dapat ditemukan
pada AMI yang disertai edema paru.
- Sering ditemukan aritmia.

KRITERIA Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan


DIAGNOSA penunjang. Dua dari 3 hal dibawah ini:

1. Klinis : nyeri dada khas angina.


2. EKG : ST elevasi atau ST depresi atau T inverted.
3. Laboratorium : peningkatan enzim jantung.

DIAGNOSA 1. Angina pectoris prinzmetal


BANDING 2. Unstable angina pectoris
3. Ansietas
4. Diseksi aorta
5. Dispepsia

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

6. Miokarditis
7. Pneumothoraks
8. Emboli paru

PEMERIKSAAN Pemeriksaan penunjang: EKG


PENUNJANG 1. Pada STEMI, terdapat elevasi segmen ST, diikuti dengan perubahan
sampai inversi gelombang T, kemudian muncul peningkatan
gelombang Q minimal di dua sadapan.
2. Pada NSTEMI, EKG yang ditemukan dapat berupa depresi segmen
ST dan inversi gelombang T atau EKG yang normal.
Laboratorium (dilakukan di layanan rujukan)
Peningkatan kadar enzim atau isoenzim merupakan indikator spesifik infark
miokard akut yaitu kreatinin fosfokinase (CPK, CK, troponin T dan
isoenzim CPK MP atau CKMB
THERAPI 1. Segera rujuk setelah pemberian MONACO:
- M: Morfin 2,5 – 5mg IV
- O: Oksigen 2-4 L/ menit
- N: Nitrat, bisa diberikan nitrogliserin infus dengan dosis mulai dari 5
mcg/m (titrasi) atau ISDN 5 – 10 mg sublingual maksimal 3 kali.
- A: Aspirin, dosis awal 160 – 320 mg dilanjutkan dosis pemeliharaan
1 x 160 mg.
- CO: Clopidogrel, dosis awal 300 – 600 mg, dilanjutkan dosis
pemeliharaan 1 x 75 mg.
Dirujuk dengan terpasang line infus dan oksigen.

2. Modifikasi gaya hidup: pola makan, olah raga/ aktivitas fisik,


menghentikan rokok, pengendalian stres, untuk menurunkan faktor
predisposisi.
3. Pengobatan biomedis (dilakukan dilayanan rujukan)
- Anti koagulan: heparin 20.000 – 40.000 U/24 jam IV tiap 4 – 6 jam.
- Streptokinase / trombolisis
- PCI (percutaneous coronary intervention)

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

EDUKASI Edukasi untuk mengendalikan faktor resiko, teratur kontrol ke dokter untuk
terapi lanjutan.

PROGNOSA Vitam: dubia (jika dilakukan tatalaksana dini dan tepat)


Fungsionam: dubia (jika dilakukan tatalaksana dini dan tepat)
Sanationam: dubia

KEPUSTAKAAN 1. PPM PABDI


2. Isselbacher, J Kurt. Harrison prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam
edisi 13 volume 3. Jakarta: EGC. 2000
3. O’Rouke, Walsh, Fuster. Hurst’s The Heart Manual of Cardiology. 12
ed. Mc Graw Hill. 2009
4. Sudoyo, W. Aaru, Bambang Setiyohadi. Ilmu Penyakit Dalam jilid III
Edisi IV. Jakarta: FKUI. 2007.

PENGERTIAN Cardiorespiratory arrest (CRA) adalah kondisi kegawatdaruratan


karena berhentinya aktivitas jantung paru secara mendadak yang
mengakibatkan kegagalan sistem serkulasi.

ANAMNESA - Pasien dibawa karena pingsan mendadak dengan henti jantung


dan paru.
- Sebelumnya dapat ditandai fase prodromal berupa nyeri dada,
sesak, berdebar dan lemah (detik – 24 jam).
- Pada awal kejadian pasien mengeluh pusing dan diikuti dengan
hilangnya sirkulasi dan kesadaran (henti jantung) yang dapat

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

terjadi segera – 1 jam.


- Hal yang perlu ditanyakan kepada keluarga pasien adalah untuk
mencari penyebab terjadinya CRA antara lain oleh: 5 H
(hipovolemia, hipoksia, hidrogen ion=asidosis, hiper/ hipokalemia
dan hipotermia) dan 5 T (tension pneumothorax, tamponade,
tablet=overdosis obat, trombosis koroner dan thrombosis
pulmoner), tersedak, tenggelam, gagal jantung akut, emboli paru
atau keracunan karbon monoksida.

PEMERIKSAAN - Pasien tidak sadar


FISIK - Tidak ada nafas
- Tidak teraba nafas
- Tidak teraba denyut nadi di arteri-arteri besar (karotis dan
femoralis)
KRITERIA - Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik
DIAGNOSIS - Anamnesa berguna untuk mengindentifikasi penyebabnya

DIAGNOSIS -
BANDING

PEMERIKSAAN - EKG: gambaran EKG biasanya menunjukkan gambaran VT


PENUNJANG (ventricular fibrilation), dapat pula terjadi asistol, yang survival
ratenya lebih rendah daripada VF.
THERAPI - Melakukan resusitasi jantung paru pada pasien
- Pemeriksaan penunjang lanjutan: pemeriksaan darah rutin dan
kimia darah
EDUKASI 1. Membantu keluarga mengenai kondisi pasien dan tindak lanjut
dari tindakan yang telah dilakukan, serta meminta keluarga untuk
tetap tenang dan tabah menemani pasien pada kondisi tersebut.
2. Memberitahu keluarga untuk melakukan pola hidup sehat seperti
mengurangi konsumsi makanan berlemak, menghentikan
konsumsi rokok dan alkohol, menjaga berat badan ideal, mengatur
pola makan, melakukan olah raga ringan secara teratur.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

PROGNOSA Vitam: dubia ad malam


Fungsionam: dubia ad malam
Sanationam: dubia ad malam
Prognosis tergantung pada waktu dilakukannya penanganan medis.
KEPUSTAKAAN 1. Bigatello, L.M. et al. Adult and pediatric resucitation in critical
care handbook of the Massachusetts General Hospital. 4Ed.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. 2006. P: 255-279.
2. 0’Rouke. Walsh. Fuster. Hurst’s The Heart Manual of Cardiology.
12 ed. Mc Graw Hill. 2009
3. Sudoyo, W. Aaru, B.S. Ilmu Penyakit Dalam jilid III edisi IV.
Jakarta: FKUI. 2007.

PENGERTIAN Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang
rawan epifisis baik yang bersifat total maupun parsial.

Fraktur terbuka adalah suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan


lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga
timbul komplikasi berupa infeksi.

ANAMNESIS - Adanya patah tulang terbuka setelah terjadinya trauma


- Nyeri
- Sulit digerakkan
- Deformitas
- Bengkak
- Perubahan warna
- Gangguan sensibilitas
- Kelemahan otot

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

PEMERIKSAAN 1. Inspeksi (look):


FISIK Adanya luka terbuka pada kulit yang dapat berupa tusukan tulang yang
tajam keluar menembus kulit atau dari luar oleh karena tertembus,
misalnya oleh peluru atau trauma langsung dengan fraktur yang
terpapar dengan dunia luar.
2. Palpasi (feel):
- Robekan kulit yang terpapar dunia luar
- Nyeri tekan
- Terabanya jaringan tulang yang menonjol keluar
- Adanya deformitas
- Panjangnya anggota gerak berkurang dibandingkan sisi yang sehat
3. Gerak (move):
- Umumnya tidak dapat digerakkan

KRITERIA Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan


DIAGNOSIS penunjang.

Klasifikasi fraktur terbuka dibagi 3 kelompok:


1. Grade I:
- Fraktur terbuka dengan luka kulit kurang dari 1 cm dan bersih.
- Kerusakan jaringan minimal, frakturnya simple atau oblique dan
sedikit kominutif.
2. Grade II:
- Fraktur terbuka dengan luka robek lebih dari 1 cm, tanpa ada
kerusakan jaringan lunak.
- Flap kontusio avulsi yang luas serta fraktur kominutif sedang dan
kontaminasi sedang.
3. Grade III:
- Grade IIIa: fraktur segmental atau sangat kominutif, penutupan tulang
dengan jaringan lunak cukup adekuat.
- Grade IIIb: trauma sangat berat atau kehilangan jaringan lunak yang
cukup luas, terkelupasnya daerah periosteum dan tulang tampak
terbuka serta adanya kontaminasi yang cukup berat.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

- Grade IIIc: fraktur dengan kerusakan pembuluh darah.

DIAGNOSIS -
BANDING

PEMERIKSAAN 1. Radiologi:
PENUNJANG - Foto polos: proyeksi AP dan lateral
- Yang lain sesuai indikasi: radioisotop scanning tulang, tomografi,
artrografi, CT-scan dan MRI.
2. Laboratorium: darah perifer lengkap dan golongan darah, untuk
menilai kebutuhan penambahan darah, memantau tanda-tanda infeksi.

THERAPI Prinsip penatalaksanaan fraktur terbuka:


1. Semua fraktur terbuka dikelola secara emergensi.
2. Lakukan penilaian awal akan adanya cedera lain yang dapat
mengancam jiwa.
3. Berikan antibiotika yang sesuai dan adekuat, dalam ruang gawat
darurat, kamar operasi dan setelah operasi.
4. Lakukan debridement dan irigasi luka. Ulangi debridement 24 – 72
jam berikutnya.
5. Lakukan stabilisasi fraktur.
6. Lakukan rehabilitasi ektremitas yang mengalami fraktur.

Penatalaksanaan:
1. Pembersihan terhadap luka fraktur, dengan cara irigasi dengan NaCl
fisiologis secara mekanis untuk mengeluarkan benda asing yang
melekat.
2. Eksisi jaringan yang mati dan tersangka mati.
3. Pengobatan fraktur itu sendiri. Fraktur dengan luka yang berat
memerlukan suatu traksi skeletal. Fraktur grade II dan grade III
sebaiknya difiksasi dengan fiksasi eksterna.
4. Penutupan kulit. Apabila fraktur terbuka diobati dalam periode emas
(6 – 7 jam mulai dari terjadinya kecelakaan), maka sebaiknya kulit
ditutup. Namun hal ini tidak dilakukan apabila penutupan membuat

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

kulit tegang.
5. Pemberian antibiotik. Merupakan cara efektif mencegah terjadinya
infeksi pada fraktur terbuka. Antibiotik yang diberikan sebaiknya
dengan dosis yang besar. Untuk fraktur terbuka antibiotik yang di
anjurkan adalah golongan cefalosporin dan di kombinasi dengan
golongan aminoglikosida.
6. Pencegahan tetanus: semua penderita dengan fraktur terbuka perlu
diberikan pencegahan tetanus. Pada penderita yang telah mendapatkan
imunisasi aktif cukup dengan pemberian toksoid, tapi bagi yang belum
dapat diberikan 250 unit tetanus imunoglobulin (manusia)

EDUKASI -

PROGNOSA Vitam: bonam


Fungsionam: dubia ad bonam
Sanationam: bonam
Prognosis bergantung dari kecepatan dan ketepatan tindakan yang dilakukan.

KEPUSTAKAAN 1. Thomas M Schaller, Jason H Calhoun, Open Fracture. Emedicine.


Medscape. Update 21 May 2012.
2. Rasjad Chairuddin. Pengantar ilmu bedah ortopedi. Fraktur terbuka.
Edisi ketiga. PT Yarsif Watampone. Jakarta 2007. Hal : 322-334.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

PENGERTIAN Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan
dengan dunia luar.

ANAMNESA - Adanya riwayat trauma (terjatuh, kecelakaan dll)


- Nyeri
- Sulit digerakkan
- Deformitas
- Bengkak
- Perubahan warna
- Gangguan sensibilitas
- Kelemahan otot

PEMERIKSAAN 1. Inspeksi (look):


FISIK - Adanya deformitas dari jaringan tulang, namun tidak menembus kulit.
Anggota tubuh tidak dapat digerakkan.
2. Palpasi (feel):
- Teraba deformitas tulang jika dibandingkan dengan sisi yang sehat
- Nyeri tekan
- Bengkak
- Mengukur panjang anggota gerak, lalu dibandingkan dengan sisi yang
sehat
3. Gerak (move):
- Umumnya tidak dapat digerakkan

KRITERIA Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan


DIAGNOSA penunjang.

DIAGNOSA
BANDING -

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

PEMERIKSAAN 1. Radiologi:
PENUNJANG - Foto polos: proyeksi AP dan lateral.
- Yang lain sesuai indikasi: radioisotop scanning tulang, tomografi,
artrografi, CT- scan dan MRI.
2. Pemeriksaan darah perifer lengkap dan golongan darah.

THERAPI Metode pengobatan fraktur pada umumnya dibagi dalam:


1. Konservatif
2. Reduksi tertutup dengan fiksasi eksterna atau fiksasi perkutaneus
dengan K-wire.
3. Reduksi terbuka dan fiksasi interna atau fiksasi eksterna tulang.
4. Eksisi fragmen tulang dan penggantian dengan protesis.

Penatalaksanaan :
Penatalaksanaan dapat dilakukan dengan cara konservatif dan operatif.
Tindakan konservatif antara lain:
- Proteksi semata-mata (tanpa reduksi atau imobilisasi), misalnya
dengan menggunakan sling (mitela) pada anggota gerak atas atau
tongkat pada anggota gerak bawah.
- Imobilisasi dengan bidai eksterna (tanpa reduksi), imobilisasi ini dapat
menggunakan bidai eksterna, plaster of paris (gips) atau menggunakan
bidai dari plastik.
- Reduksi tertutup, dengan manipulasi dan imobilisasi eksterna,
mempergunakan gips.
- Reduksi tertutup dengan traksi berlanjut diikuti dengan imobilisasi.
- Reduksi tertutup dengan traksi kontinu.
- Antibiotik diberikan bila dilakukan tindakan operatif.

EDUKASI -

PROGNOSA Vitam: bonam


Fungsionam: dubia ad bonam
Sanationam: bonam
Prognosa bergantung kepada kecepatan dan ketepatan tindakan yang

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

dilakukan.

KEPUSTAKAAN Rasjad Chairuddin. Pengantar ilmu bedah ortopedi. Fraktur tertutup. Edisi
ketiga. PT Yarsif Watampone. Jakarta. 2007. Hal: 327 – 332.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

PENGERTIAN Stroke adalah defisit neurologis fokal yang terjadi mendadak, lebih dari 24
jam dan disebabkan oleh faktor vaskuler.

ANAMNESA - Keluhan mendadak


- Kelumpuhan anggota gerak satu sisi (hemiparesis)
- Gangguan sensorik satu sisi tubuh
- Hemianopia (buta mendadak)
- Diplopia
- Vertigo
- Afasia
- Disfagia
- Disarthria
- Ataksia
- Kejang atau penurunan kesadaran

PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan tanda vital:


FISIK - Pernafasan
- Nadi
- Suhu
- Tekanan darah harus diukur kanan dan kiri
2. Pemeriksaan jantung paru
3. Pemeriksaan bruit karotis
4. Pemeriksaan abdomen
5. Pemeriksaan ekstremitas
6. Pemeriksaan neurolgis:
- Kesadaran: kualitatif dan kuantitatif (GCS)
- Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk, lasseque, kernig, brudzinsky.
- Saraf kranial: sering mengenai nervus VII, XII, IX walaupun nervus
kranialis lain bisa terkena
- Motorik: kekuatan, tonus, refleks fisiologis, refleks patologis
- Sensorik
- Pemeriksaan fungsi luhur
- Pada pasien dengan kesadaran menurun, perlu dilakukan pemeriksaan

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

refleks batang otak: refleks kornea, pupil terhadap cahaya, okulo


sefalik dan keadaan refleks respirasi.

KRITERIA Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik.


DIAGNOSA
Klasifikasi stroke:
1. Stroke hemoragik: disertai dengan sakit kepala hebat, muntah, tekanan
darah tinggi dan penurunan kesadaran.
2. Stroke iskemik: tidak disertai sakit kepala hebat, muntah, tekanan darah
tinggi dan penurunan kesadaran.

DIAGNOSA Membedakan stroke hemoragik dan iskemik sangat penting untuk


BANDING penatalaksanaan pasien.

PEMERIKSAAN -
PENUNJANG

THERAPI 1. Stabilisasi pasien dengan tindakan ABC.


2. Pertimbangkan intubasi jika kesadaran stupor atau koma atau gagal
nafas.
3. Pasang jalur infus IV dengan larutan NaCl 0,9% dengan kecepatan 20
ml/ jam (jangan memakai cairan hipotonis seperti dekstrosa 5% dalam
air dan SALIN 0,45% karena dapat memperhebat edema otak).
4. Berikan O2: 2 – 4 liter/ menit via kanul hidung
5. Jangan memberikan makanan atau minuman lewat mulut

Stroke hemoragik:
1. Menurunkan tekanan darah untuk mencegah perdarahan ulang pada
orang yang dasarnya normotensi (tensi normal) diturunkan sampai
sistolik 160 mmHg, pada orang yang hipertensi sedikit lebih tinggi.
2. Tekanan dalam rongga tengkorak diturunkan dengan cara meninggikan
posisi kepala 15 – 30% satu bantal sejajar dengan bahu.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

Rencana tindak lanjut:


1. Memodifikasi gaya hidup:
- Memberikan nasehat untuk tidak merokok atau menghindari
lingkungan perokok
- Menghentikan atau mengurangi konsumsi alkohol
- Mengurangi BB pada penderita stroke yang obesitas
- Melakukan aktifitas fisik sedang pada pasien stroke iskemik atau TIA.
Intensitas sedang dapat didefenisikan sebagai aktifitas fisik yang cukup
berarti hingga berkeringat atau meningkatkan denyut jantung 1-3 kali
perminggu.
2. Mengontrol faktor resiko:
- Tekanan darah
- Gula darah pada pasien DM
- Kholesterol
- Trigliserida
- Jantung
3. Pada pasien stroke iskemik diberikan obat-obat anti platelet: asetosal,
klopidogrel.

EDUKASI - Mengedukasi keluarga agar membantu pasien untuk tidak terjadinya


serangan kedua.
- Jika terjadi serangan berikutnya segera mendatangi pelayanan primer
- Mengawasi agar pasien teratur minum obat
- Membantu pasien menghindari faktor resiko

PROGNOSA Vitam: tergantung luas dan letak lesi


Fungsionam: tergantung luas dan letak lesi
Sanationam: dubia

KEPUSTAKAAN Kelompok studi stroke. Perdossi 2011

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

PENGERTIAN Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal > 38C) akibat dari suatu proses ekstra kranial. Kejang
berhubungan dengan demam, tetapi tidak terbukti adanya infeksi intrakranial
atau penyebab lain.

ANAMNESA - Riwayat demam/ perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang.


- Riwayat kejang sebelumnya.
- Riwayat obat-obatan.
- Riwayat trauma.
- Gejala-gejala infeksi.
- Keluhan neurologis.
- Nyeri atau cedera akibat kejang.

PEMERIKSAAN - Tanda-tanda vital


FISIK - Tanda-tanda trauma akut kepala
- Kelainan sistemik
- Terpapar zat toksik
- Tanda-tanda infeksi
- Tanda-tanda kelainan neurologis fokal

KRITERIA Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik


DIAGNOSA
Klasifikasi kejang demam terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Kejang demam sederhana
- Kejang generalisata
- Durasi < 15 menit
- Kejang tidak disebabkan oleh adanya meningitis, encephalitis atau
penyakit yang berhubungan dengan gangguan di otak.
- Kejang tidak berulang dalam 24 jam.
2. Kejang demam kompleks
- Kejang fokal
- Durasi > 15 menit

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

- Dapat terjadi kejang berulang dalam 24 jam

DIAGNOSA 1. Meningitis
BANDING 2. Encephalitis
3. Epilepsi
4. Gangguan metabolik seperti: gangguan elektrolit.

PEMERIKSAAN 1. Laboratorium: kadar gula darah, elektrolit dan hitung jenis.


PENUNJANG 2. Pemeriksaan urine direkomendasikan pada pasien yang tidak memiliki
kecurigaan fokus infeksi.

THERAPI 1. Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenai kejang


demam dan prognosisnya.
2. Farmakoterapi:
- Diazepam per rektal (0,5 mg/kg) atau lorazepam (0,1 mg/kg) harus
segera diberikan jika akses intravena tidak dapat dibangun dengan
mudah.
- Buccal midazolam (0,5 mg/kg, dosis maksimal = 10 mg) lebih efektif
daripada diazepam per rektal untuk anak.
- Lorazepam intravena, setara efektivitasnya dengan diazepam intravena
dengan efek samping yang lebih minimal (termasuk depresi
pernafasan) dalam pengobatan kejang tonik klonik akut. Bila akses
intravena tidak tersedia, midazolam adalah pengobatan pilihan.

EDUKASI Membantu pihak keluarga mengatasi pengalaman menegangkan akibat kejang


demam dengan memberikan informasi mengenai:
1. Prognosis dari kejang demam.
2. Tidak ada peningkatan resiko keterlambatan sekolah atau kesulitan
intelektual akibat kejang demam.
3. Kejang demam kurang dari 30 menit tidak mengakibatkan kerusakan
otak.
4. Resiko kekambuhan penyakit yang sama di masa depan.
5. Rendahnya resiko terkena epilepsi dan kurangnya manfaat
menggunakan terapi obat anti epilepsi dalam mengubah resiko itu.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

PROGNOSA Vitam: dubia ad bonam


Fungsionam: dubia ad bonam
Sanationam: dubia ad bonam
Prognosa sangat tergantung dari kondisi pasien saat tiba, ada/ tidaknya
komplikasi dan pengobatannya.

KEPUSTAKAAN 1. Esau, R. Et al British Columbia’s Children’s Hospital Pediatric Drug


Dosage Guidelines. 5 th edition Vancouver: Department of Pharmacy
Children’s and Women’s Health Centre of British Columbia. 2006.
2. Lau, E et al Drug Handbook and Formulary 2007-2008. Toronto: The
Department of Pharmacy, The Hospital for Sick Children. 2007.
3. Mc Evoy, GK. Et al. AHFS Drug information 2009. Bethesda:
American Society of Health-System Pharmacists, inc, 2009.
4. Guidelines and protocol febrile seizures. September 2010.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

PENGERTIAN Eklampsi merupakan kasus akut pada penderita preeklampsi, yang disertai
dengan kejang menyeluruh dan atau koma.

Sama halnya dengan preeklampsi, eklampsi dapat timbul pada ante, intra dan
post partum. Eklampsi post partum umumnya hanya terjadi dalam waktu 24
jam pertama setelah persalinan.

ANAMNESA - Keluhan kejang-kejang


- Eklampsi selalu didahului oleh adanya preeklampsi
- Gejala prodromal eklampsi antara lain: nyeri kepala hebat, gangguan
visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium dan kenaikan progresif
tekanan darah.
- Kejang-kejang dimulai dengan kejang tonik yang berlangsung sekitar
15-30 detik, lalu disusul dengan kejang klonik selama lebih kurang 1
menit, setelah itu berangsur-angsur kejang melemah dan akhirnya
penderita diam tidak bergerak dan akhirnya penderita jatuh dalam
kondisi koma.
- Koma yang terjadi setelah kejang berlangsung sangat bervariasi dan
bila tidak segera diberi obat-obat anti kejang akan segera disusul
dengan episode kejang berikutnya.
- Penderita yang sadar kembali dari koma umumnya mengalami
disorientasi dan sedikit gelisah.
- Untuk menilai derajat hilangnya kesadaran, dapat dipakai dengan
beberapa cara, antara lain: GCS dan Glasgow-Pittsburt Coma Scoring
System.

PEMERIKSAAN - Pemeriksaan keadaan umum: sadar atau penurunan kesadaran.


FISIK - Tentukan jenis kejang: tonik, klonik, umum
- Pemeriksaan tanda vital: adanya peningkatan tekanan darah diastolik >
110 mmHg.
- Skotoma penglihatan
- Pemeriksaan paru mencari tanda edema paru

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

- Pemeriksaan jantung mencari tanda gagal jantung


- Pemeriksaan abdomen: nyeri di epigastrium atau nyeri abdomen pada
kuadran kanan atas (akibat teregangnya kapsula glisson).
- Sianosis

KRITERIA Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesi, pemeriksaan fisik dan


DIAGNOSA penunjang.

DIAGNOSA 1. Hipertensi
BANDING 2. Perdarahan otak
3. Lesi di otak
4. Meningitis
5. Epilepsi
6. Kelainan metabolik

PEMERIKSAAN - Proteinuria > +2


PENUNJANG - Oliguria < 500 ml/ 24 jam

THERAPI 1. Yang utama terapi supportif untuk stabilisasi fungsi vital, dengan
pemantauan terhadap ABC.
2. Perawatan pada saat kejang:
- Masukkan sudap lidah ke dalam mulut penderita
- Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk mengurangi
resiko aspirasi
- Beri O2: 4 liter/ menit
3. Penatalaksanaan farmakologis:
- MgSO4 diberikan intravena dengan dosis awal 4 gr (10 ml larutan
MgSO4 40% larutkan dalam 10 ml akuades) secara perlahan selama 20
menit. Jika pemberian intravena sulit, dapat diberikan IM dengan dosis
5 mg masing-masing bokong kanan dan kiri.
- Sambil menunggu konsul/ rujukan, mulai dosis rumatan 6 gr MgSO4
(15 ml larutan MgSO4 40% larutkan dalam 500 ml larutan ringer
laktat/ ringer asetat) 28 tetes/ menit selama 6 jam dan diulang hingga
24 jam setelah persalinan atau kejang berakhir.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

- Pada kondisi dimana MgSO4 tidak dapat diberikan seluruhnya, berikan


dosis awal (loading dose), lalu rujuk segera ke fasilitas kesehatan yang
memadai.
- Diazepam juga dapat diberikan alternatif pilihan dengan dosis 10 mg
IV selama 2 menit (perlahan), namun mengingat dosis yang
dibutuhkan sangat tinggi dan memberi dampak pada janin, maka
pemberian diazepam hanya dilakukan apabila tidak tersedia MgSO4.
4. Follow up selama proses rujukan/ konsultasi:
- Lakukan pemeriksaan fisik tiap jam, meliputi: tekanan darah, frekuensi
nadi, frekuensi nafas, refleks patella.
- Bila frekuensi pernafasan < 16 x/menit, dan/ atau tidak didapatkan
refleks tendon patella, dan/ atau terdapat oliguria (produksi urin < 0,5
ml/ kg BB/jam), segera hentikan pemberian MgSO4.
- Jika terjadi depresi nafas, berikan Ca glukonas 1 gr IV (10 ml larutan
10%) bolus dalam 10 menit.
Syarat pemberian MgSO4:
- Tersedia Ca Glukonas 10%
- Ada refleks patella
- Jumlah urin minimal 0,5 ml/kgBB/jam
- Frekuensi nafas 12-16x/ menit

EDUKASI -

PROGNOSA Vitam :
1. Ibu: dubia ad malam
2. Bayi: dubia ad malam
Fungsionam:
1. Ibu: dubia ad malam
2. Bayi: dubia ad malam
Sanationam:
1. Ibu: dubia ad malam
2. Bayi: dubia ad malam

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam
REAKSI ANAFILAKTIK

RSUD
Embung Fatimah
Jln.R.Soeprapto Blok D 1 - 9 Nomor Dokumen
No. : Tanggal terbit dan
Batu Aji 29432 Nomor Revisi
Jumlah Halaman
Telp. 0778 364446 Hal :
Fax. 0778 361363

Ditetapkan,
Tanggal Ditetapkan Ka. SMF ........
PPK
(Dr. .........................)

KEPUSTAKAAN 1. Prawirohardjo Sarwono, Saifuddin Abdul Bari, Rschimhadhi


Triajatmo, Wiknjosastro Gulardi H. Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo. Edisi keempat cetakan ketiga. PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 2010. Hal 550-554.
2. Buku Saku Pelayanan Kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan
rujukan kemenkes dan WHO tahun 2013.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Direktur RSUD Embung Fatimah Kota batam

Anda mungkin juga menyukai