Anda di halaman 1dari 2

Diferensiasi Sosial Marx yang Utopis

Alief Agus Tiana

180110170024

Sastra Indonesia

Karl Marx atau lebih dikenal dengan pemikiran Marxisme-nya ini telah banyak
melahirkan pemikiran-pemikiran yang banyak dijadikan dasar oleh para filsuf. Salah satunya
ialah pemikirannya tentang kelas sosial yang dinamakan teori kelas sosial. Teori ini dijadikan
dasar oleh Pierre Bourdieu dalam pemikirannya tentang mengklarifikasi orang dari kapital
atau modal yang dimiliki dari orang tersebut.
Karl Marx dalam melihat masalah kemasyarakatan memiliki pusat perhatian pada
tingkat struktur sosial dan bukan pada tingkat kenyataan sosial budaya. Marx dalam hal ini
lebih memusatkan perhatiannya pada cara orang menyesuaikan diri dengan lingkungan
fisiknya. Dia juga melihat hubungan-hubungan sosial yang muncul dari penyesuaian ini dan
tunduknya aspek-aspek kenyataan sosial dan budaya pada asas ekonomi. Marx memahami
kenyataan sosial tidak ditemukan dalam ide-ide abstrak, tetapi dalam pabrik-pabrik atau
dalam tambang batu bara di mana para pekerja menjalankan tugas yang luar biasa berat dan
berbahaya, untuk menghindarkan diri dari mati kelaparan dan berbagai penderitaan kaum
buruh, inilah kenyataan sosial.
Teori kelas dari Marx berdasarkan pemikiran bahwa segala bentuk masyarakat dari
dahulu hingga sekarang adalah pertikaian antara golongan. Menurut pandangannya,
masyarakat mempunyai perbedaan-perbedaan fundamental antara golongan yang bertikai di
dalam mengejar kepentingannya masing-masing. Bagi Marx, dasar dari sistem stratifikasi
adalah tergantung dari hubungan kelompok-kelompok manusia terhadap sarana produksi.
Kelas dalam hal ini adalah suatu kelompok orang-orang yang mempunyai fungsi, tujuan dan
struktur sosial yang sama dalam organisasi.
Ada tiga kelas utama dalam struktur masyarakat kapitalis menurut pandangan Marx,
yaitu kaum buruh, kaum pemilik modal dan tuan tanah. Namun, dalam masyarakat kapitalis,
tuan tanah dimasukkan ke dalam kaum pemilik modal. Proletariat adalah para pekerja yang
menjual jasa mereka dan tidak memiliki alat-alat produksi sendiri. Kelas borjuis merupakan
nama khusus untuk para kapitalis dalam ekonomi modern. Mereka memiliki alat-alat
produksi dan memperkerjakan pekerja upahan. Borjuis adalah para pemilik modal yang
memberi upah ke kaum proletariat. Dalam teorinya, Marx menemukan inti masyarakat
kapitalis didalam komoditas. Suatu masyarakat didominasi oleh objek-objek yang nilai
utamanya adalah pertukaran yang memproduksi kategori-kategori masyarakat tertentu.
Terjadi ketidakseimbangan antara kaum borjuis dan kaum proletar. Kaum borjuis
memiliki alat-alat produksi dan menguasai proses pengeluaran secara keseluruhannya,
sedangkan kelas proletariat pula dianggap sebagai ‘objek’ dalam proses pengeluaran dengan
menjual ‘tenaga kerja’ mereka dan mengenakan gaji atau upah yang rendah. Dari hal tersebut
nampak ketidakseimbangannya antara kaum borjuis dan proletar. Jika kaum borjuis tidak
memiliki modal maka kaum proletar tidak akan ada. Namun jika kaum proletar tidak menjual
‘tenaga kerja’, maka kaum borjuis bisa mencari pekerja yang lain yang mau bekerja. Hal
tersebut terjadi karena kebijakan-kebijakan yang dibuat lebih menguntungkan kaum borjuis
dibanding dengan kaum proletar. Selain hal itu karena sifat individu yang selalu berjuang
untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya, kaum borjuis mendominasi kepemilikan dan
kekuasaan. Akhirnya hubungan antara kaum borjuis dan kaum proletar menjadi sebuah
eksploitasi. Ketidakseimbangan itulah yang membuat Marx ingin menghapuskan kelas-kelas
tersebut.
Saya beranggapan bahwa pemikiran Karl Marx yang berusaha menghapuskan kelas-
kelas sosial yang ada pada masyarakat kapitalis ini merupakan hal yang terlalu utopis. Karena
kelas sudah ada sejak sistem itu sendiri terbentuk sehingga sulit untuk benar-benar
menghilangkan sistem kelas. Rasanya hal itu hanya akan terjadi di surga saja dan tidak akan
terjadi di bumi. Jikalau ada di bumi pun mungkin hanya ada pada akal dan pemikiran saja.
Hal tersebutlah yang membuat saya beranggapan bahwa pemikiran Karl Marx terlalu utopis.
Saya lebih setuju dengan pembagiaan penduduk berdasarkan dengan kepemilikan modal atau
kapital seperti yang diutarakan oleh Pierre Bourdieu. Kapital membawa seseorang
mempunyai nilai dan kedudukan lebih tinggi pada tatanan sosial. Kapital juga biasa
diidentikan dengan dominasi dan kekuasaan. Kapital juga menentukan posisi seseorang
dalam tatanan sosial.
Dari hal tersebut pemikiran Karl Marx yang berupaya menghapuskan tatanan sosial
pada masyarakat kapitalis adalah hal yang sangan utopis. Karena kelas pasti ada dan tidak
dapat dihapuskan. Mengidentifikasi seseorang berdasarkan kapital atau modal yang dimiliki
dari orang tersebut merupakan hal yang tidak mengawang-awang.

Anda mungkin juga menyukai