Anda di halaman 1dari 17

Volume 4, Nomor 2, Agustus 2015

DINAMIKA HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN SUMBER DAYA ALAM


DALAM RANGKA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

HN
(The Law Dynamics on the Environmental and Natural Resources
in order to Sustainable Development)

Ahmad Jazuli

BP
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Kementerian Hukum dan HAM RI
Jalan Raya Gandul Cinere, Depok
Email: joevikage_75@yahoo.co.id

ing
Naskah diterima: 9 April 2015; revisi: 13 Agustus 2015; disetujui: 19 Agustus 2015

Abstrak
Konferensi Lingkungan Hidup Sedunia I yang diselenggarakan di Stockholm, Swedia pada bulan Juni 1972, mendorong
Pemerintah Indonesia untuk berkomitmen mengarahkan pembangunan untuk mencapai peningkatan kesejahteraan
ind
berkelanjutan dan mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari sesuai sasaran dan arah pembangunan Lingkungan
Hidup yang digariskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025. Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang
Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pengelolaan sumberdaya alam harus berorientasi kepada konservasi sumberdaya
alam untuk menjamin kelestarian dan keberlanjutan fungsi sumberdaya alam, dengan menggunakan pendekatan yang
bercorak komprehensif dan terpadu. Namun dalam implementasinya terdapat beberapa fakta seperti masih rendahnya
pemahaman akan pentingnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara berkesinambungan, lemahnya
V
penegakan hukum sehingga menyebabkan tekanan yang berlebihan terhadap fungsi lingkungan hidup, bahkan sampai
mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup, masih tingginya tingkat pencemaran lingkungan hidup, serta kurang adanya
keselarasan pengaturan antara pemerintah pusat dan daerah, serta antarsektor terkait. Dengan pendekatan yuridis
hts

normatif yang bersifat deskriptif analisis melalui pengkajian hukum doktrinal, maka disimpulkan bahwa permasalahan
lingkungan hidup pada substansinya hanya terfokus pada “pengendalian lingkungan” dan dalam implementasinya di
daerah cenderung bersifat administratif-kewilayahan dan berorientasi ekonomi. Oleh karena itu harus ada perubahan
paradigma dalam pengelolaan sumber daya alam agar supaya kebijakan keputusan yang diambil menggunakan perspektif
jangka panjang dengan mengedepankan pembangunan yang berkelanjutansecara terintegral serta mempertimbangan
aspek sosial masyarakat.
Kata Kunci: lingkungan hidup, sumber daya alam, pembangunan berkelanjutan
ec

abstract
First World Environment Conference held in Stockholm, Sweden in June 1972, encourage the Indonesian Government to
lR

commit steering the development to achieve sustainable prosperity and creating a sustainable Indonesia as targetedby
Environment outlined in the Long Term Development Plan 2005 -2025. Article 33 paragraph (3) of the Indonesian
Constitution of 1945 mandated that the management of natural resources should be oriented to the conservation of
natural resources to ensure the preservation and sustainability of natural resources functions, using a comprehensive
approach and unified patterned. However, in implementation, there are several facts such as lack of understanding of the
na

importance of natural resource management and sustainable environment, weak of law enforcement causing excessive
pressure on the environmental functions, even to the extent of environmental damage, the high level of environmental
pollution, as well as lack of regulation’s harmony between central and local governments, as well as between sectors.
With normative juridical approach and descriptive analysis through reviewing the doctrinal law, it is concluded that the
environmental issues in substance only focused on “environmental control” and in its implementation in the region tend to
Jur

be the administrative-territorial and economic oriented. Therefore there must be a paradigm changed in the management
of natural resources so that policy making are used in a long-term perspective with promoting sustainable development
and consideration of integrating the social aspects of society.
Keywords: environmental , natural resources , sustainable development

Dinamika Hukum Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam ... (Ahmad Jazuli) 181
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2015

A. Pendahuluan pembangunan berkelanjutan mempunyai


ciri-ciri: - tidak merusak lingkungan hidup

HN
Pembangunan berkelanjutan merupakan
yang dihuni manusia; dilaksanakan dengan
suatu proses pembangunan yang meng­
kebijakan yang terpadu dan menyeluruh; serta
optimalkan manfaat dari sumber daya alam
memperhitungkan kebutuhan generasi yang
(SDA) dan sumber daya manusia, dengan
akan datang.3
menyerasikan sumber alam dengan manusia

BP
Pembangunan berkelanjutan diartikan
dalam pembangunan. Namun dalam
sebagai: (i) Pembangunan yang menjaga
pelaksanaannya masih belum dipahami dengan
keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat;
baik dan oleh karenanya masih menunjukkan
(ii) Pembangunan yang menjaga peningkatan
banyak kerancuan pada tingkat kebijakan dan

ing
kesejahteraan ekonomi masyarakat dan (iii)
pengaturan dan mempunyai banyak gejala pada
Pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan
tatanan implementasi atau pelaksanaannya.
hidup masyarakat yang didukung oleh tata kelola
Sebagai sebuah konsep, pembangunan yang
yang menjaga pelaksanaan pembangunan yang
berkelanjutan mengandung pengertian sebagai
akan meningkatkan kualitas kehidupan dari
pembangunan yang “memperhatikan” dan
ind satu generasi ke generasi berikutnya. Salah
“mempertimbangkan” dimensi lingkungan,
satu sasaran pembangunan berkelanjutan
dalam pelaksanaannya sudah menjadi topik
adalah meningkatnya penerapan peduli alam
pembicaraan dalam konferensi Stockholm (UN
dan lingkungan dalam pembangunan, sehingga
Conference on the Human Environment) tahun
V
dapat meningkatkan kualitas lingkungan hidup,
1972 yang menganjurkan agar pembangunan
yang tercermin pada membaiknya Indeks
dilaksanakan dengan memperhatikan faktor
hts

Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH).4


lingkungan1, menurut Sundari Rangkuti
Arah dan kebijakan pembangunan di bidang
Konferensi Stocholm membahas masalah
lingkungan hidup adalah meningkatkan upaya
lingkungan serta jalan keluarnya, agar pem­
keberlanjutan pembangunan lingkungan
bangunan dapat terlaksana dengan mem­
ec

hidup, melalui strategi: (i) peningkatan kualitas


perhitungkan daya dukung lingkungan (eco-
air, udara dan tanah yang tercermin dalam
development)2. Dilaksanakannya konferensi
peningkatan skor IKLH; (ii) penurunan emisi
tersebut adalah sejalan dengan keinginan dari
GRK); (iii) penurunan tingkat deforestasi dan
lR

PBB untuk menanggulangi dan memperbaiki


kebakaran hutan, meningkatnya tutupan
kerusakan lingkungan yang terjadi. Secara umum
hutan (forest cover) serta penjagaan terhadap
na


1
Mohamad Soerjani, Pembangunan dan Lingkungan: Meniti Gagasan dan Pelaksanaan Sustainable Development
(Jakarta: IPPL, 1997), hlm. 66.
Jur

2
Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional (Surabaya: Airlangga
University Press, 2000), hlm. 27.
3
Agus Sugiyono, Kelembagaan Lingkungan Hidup di Indonesia, http://www.researchgate.net/profileAgus_
Sugiyonopublication264784161_Kelembagaan_Lingkungan_Hidup_di_Indonesialinks53ef4b0c0cf26b9b7dc
deca0.pdf.,(diakses 26 Februari 2015).
4
Buku II RPJMN 2015-2019, hlm. 1.

182 Jurnal RechtsVinding, Vol. 4 No. 2, Agustus 2015, hlm. 181-197


Volume 4, Nomor 2, Agustus 2015

keberadaan keanekaragaman hayati; (v) kekayaan alam yang terkandung di dalamnya


pengendalian pencemaran laut, pesisir, sungai, dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk

HN
dan danau; (vi) pemeliharaan terhadap sumber- sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, maka
sumber mata air dan Daerah Aliran Sungai pengelolaan SDA harus berorientasi kepada
(DAS), dan (vii) pengurangan limbah padat dan konservasi SDA (natural resource oriented)
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).5 untuk menjamin kelestarian dan keberlanjutan

BP
Adapun pelestarian dan peningkatan fungsi SDA.
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, Ketentuan pasal 33 ayat (3) UUD NRI 1945
meliputi:a) menetapkan kawasan strategis ini memberikan penegasan tentang dua hal
nasional berfungsi lindung; b) mencegah yaitu: 1) Memberikan kekuasaan kepada negara

ing
pemanfaatan ruang di kawasan strategis untuk “menguasai” bumi dan air serta kekayaan
nasional yang berpotensi mengurangi fungsi alam yang terkandung di dalamnya sehingga
lindung kawasan; c) membatasi pemanfaatan negara mempunyai “Hak Menguasai”. Hak ini
ruang di sekitar kawasan strategis nasional yang adalah hak yang berfungsi dalam rangkaian
berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan; hak-hak penguasaan SDA di Indonesia; 2)
d) membatasi pengembangan prasarana dan
ind Membebaskan serta kewajiban kepada negara
sarana di dalam dan di sekitar kawasan strategis untuk mempergunakan SDA yang ada untuk
nasional yang dapat memicu perkembangan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
kegiatan budi daya; e) mengembangkan kegiatan Pengertian sebesar-besarnya kemakmuran
V
budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan rakyat menunjukkan kepada kita bahwa rakyatlah
strategis nasional yang berfungsi sebagai yang harus menerima manfaat kemakmuran
hts

zona penyangga yang memisahkan kawasan dari SDA yang ada di Indonesia. Secara singkat
lindung dengan kawasan budi daya terbangun; pasal ini memberikan hak kepada negara untuk
f) merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang mengatur dan menggunakan SDA yang wajib
menurun akibat dampak pemanfaatan ruang ditaati oleh seluruh rakyat Indonesia, juga
ec

yang berkembang di dalam dan di sekitar membebankan suatu kewajiban kepada negara
kawasan strategis nasional.6 untuk menggunakan SDA untuk kemakmuran
SDA merupakan karunia dan amanah dari rakyat, bilamana hal ini merupakan kewajiban
lR

Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan negara, maka pada sisi lain adalah merupakan
kepada bangsa Indonesia sebagai kekayaan hak bagi rakyat Indonesia untuk mendapat
yang tak ternilai harganya.Hal ini sejalan kemakmuran melalui penggunaan SDA.7
dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Namun kenyataannya apa yang diidealkan
na

Negara Republik Indonesia 1945 (UUD NRI dan diharapkan sebagaimana uraian di atas
1945) yang menentukan bahwa bumi, air dan adalah jauh dari harapan, telah terjadi banyak
Jur

5
Ibid, hlm. 3.
6
Buku III RPJMN 2015-2019, hlm. 30-31.
7
Indra, Pembangunan Berkelanjutan Dalam Rangka Pelestarian SDA, http://indrasfc.blogspot.com/2012/05/
pembangunan-berkelanjutan-dalam-rangka.html, (diakses 26 februari 2015).

Dinamika Hukum Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam ... (Ahmad Jazuli) 183
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2015

kerusakan atas SDA kita, yang ternyata persoalan diselenggarakan di Stockholm tanggal 5 - 16 Juni
pokok dari SDA (dan lingkungan hidup) yang 1972 telah menegaskan bahwa pengelolaan

HN
terjadi selama ini justru dipicu oleh persoalan lingkungan hidup demi pelestarian kemampuan
hukum dan kebijakan atas SDA tersebut. lingkungan hidup merupakan kewajiban dari
Langkah-langkah pengarusutamaan pem­ segenap umat manusia dan setiap pemerintah
bangunan yang berwawasan lingkungan dan di seluruh dunia.10 Konferensi Lingkungan Hidup

BP
pembangunan berkelanjutan bagi seluruh sektor ini mendorong Pemerintah Indonesia untuk
ditempuh dalam setiap kebijakan pembangunan berkomitmen mengarahkan pembangunan
dalam rangka menciptakan terjaminnya untuk mencapai peningkatan kesejahteraan
keseimbangan dan kelestarian fungsi SDA berkelanjutan.11

ing
dan lingkungan hidup di masa mendatang.8 Pada tahun 1982 Indonesia mengeluarkan
Mewujudkan kondisi pengelolaan SDA dan undang-undang yang sangat penting mengenai
lingkungan hidup yang berkesinambungan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu: Undang-
bukanlah merupakan hal yang mudah antara lain Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang
karena upaya pencegahan eksploitasi berlebihan Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan
yang mengakibatkan kerusakan lingkungan
ind Lingkungan Hidup (filosofinya bertumpu pada
hidup terhambat dengan pelaksanaan “hukum lingkungan sebagai payung”), yang
penegakan hukum yang lemah. Tidak dapat kemudian telah diganti dengan Undang-Undang
dipungkiri, hingga saat ini belum ada kasus Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
V
perusakan lingkungan yang telah mendapat Lingkungan Hidup (selanjutnya disebut Undang-
penanganan hukum yang sesuai dengan rasa Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup/UUPLH)
hts

keadilan masyarakat. Hambatan lain yang (filosofinya bertumpu pada “pengelolaan”).


dirasakan adalah masih adanya tumpang tindih Kebijakan tentang pengelolaan lingkungan
kewenangan pengelolaan SDA pada sektor- hidup dengan diundangkannya undang-
sektor yang saling berkaitan, serta masih adanya undang lingkungan hidup tersebut merupakan
ec

tarik ulur kewenangan antara pemerintah pusat tanggapan (response) pemerintah dan bangsa
dan pemerintah daerah.9 Kepedulian umat Indonesia terhadap hasil United Conference on
manusia terhadap lingkungan hidup pada saat The Human Environment yang diselenggarakan
ini sudah merupakan kepedulian global dalam tanggal 5 sampai dengan 16 Juni 1972 di
lR

rangka kepentingan hidup umat itu sendiri. Stockholm itu.12


Itulah sebabnya mengapa “United Nations Masalah sengketa lingkungan yang
Conference on the Human Environment” yang berpengaruh pada pengelolaan SDA juga
na
Jur


8
http://www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/9567/1781/., (diakses 26 februari 2015)9 Ibid,
hlm. 42.
10
ibid.
11
ibid.
12
http://www.kemenkopmk.go.id/artikel/pemerintah-terbitkan-rpjmn-2015-2019#sthash.lyGahL7Q.dpuf,
(diakses 4 Maret 2015).

184 Jurnal RechtsVinding, Vol. 4 No. 2, Agustus 2015, hlm. 181-197


Volume 4, Nomor 2, Agustus 2015

mening­ kat dengan makin tergusurnya seperti masih rendahnya pemahaman akan
masyarakat di sekitar kegiatan SDA, yang pentingnya pengelolaan SDA dan lingkungan

HN
secara tradisional telah melakukan kegiatan hidup secara berkesinambungan, lemahnya
dalam skala kecil. Kegiatan ini juga menghadapi penegakan hukum, masih tingginya tingkat
masalah lingkungan terkait dengan tingkat pencemaran lingkungan hidup akibat belum
kemiskinan yang tidak mendapat peluang dipatuhinya peraturan di bidang SDA dan

BP
yang memadai dalam program pembangunan lingkungan hidup. Misalnya, belum dipatuhinya
nasional, a.l. karena mereka tidak dipersiapkan peraturan perihal limbah buangan seperti
menghadapi perkembangan baru dalam dapat dilihat dari masih tingginya pencemaran
program pembangunan. Dikeluarkannya TAP sungai dan laut oleh limbah industri dan

ing
MPR Nomor IX/2001 tentang Pembaruan rumah tangga, tingginya pencemaran udara
Agraria dan Pengelolaan SDA, yang antara lain akibat emisi gas buang kendaraan bermotor di
memuat prinsip-prinsip baru pengelolaan SDA perkotaan, serta belum optimalnya pengelolaan
dan perintah melakukan perubahan sistem limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).14
hukum pengelolaan SDA yang berlaku saat Serta kurang adanya keselarasan pengaturan
ini merupakan salah satu landasan kebijakan
ind antara pemerintah pusat dan daerah, serta
pembangunan berkelanjutan di bidang SDA.13 antarsektor terkait. Ketidakselarasan ini
Implikasi dari kondisi-kondisi seperti diurai­ menghambat pelaksanaan koordinasi dan
kan di atas dari segi politis telah mengabaikan melemahkan penegakan hukum serta belum
V
fakta pluralisme hukum dalam pengelolaan adanya kejelasan batas wilayah kewenangan
SDA; dari segi ekonomi menghilangkan sumber- antara satu lembaga dengan lembaga lainnya,
hts

sumber kehidupan masyarakat adat; dari segi misalnya pada sektor kelautan antara TNI-AL
kehidupan sosial-budaya secara nyata telah dan Polri dalam penanganan kasus tindak pidana
merusak sistem pengetahuan, teknologi, perikanan di laut. Guna mengkaji permasalahan
institusi, tradisi, dan religi masyarakat adat; dan tersebut maka fokus pada permasalahan
ec

secara ekologi telah menimbulkan degradasi bagaimanakah kebijakan hukum pengelolaan


kuantitas maupun kualitas SDA; sehingga lingkungan hidup dan SDA di Indonesia? dan
kemudian selain muncul konflik-konflik apa kaitan lingkungan hidup dan SDA dengan
lR

penguasaan dan pemanfaatan SDA, juga terjadi pembangunan berkelanjutan?


proses pemiskinan struktural dalam kehidupan
masyarakat lokal.14
Berdasarkan latar belakang tersebut di
na

atas maka ada beberapa permasalahan pokok


Jur

13
Daud Silalahi, PengelolaanSDA, http://www.perpustakaan.bphn.go.idindex.phpsearchkatalogdownloadDataby
Id41287mhn070116.pdf. (diakses 26 februari 2015).
14
Dwi Nofi Andhiyantama, Hukum SDA, http://dwinofi.blogspot.com/2012/01/hukum-sumber-daya-alam.html,
hlm. 6. (diakses 26 februari 2015).
15
http://www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/9567/1781/., op.cit.

Dinamika Hukum Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam ... (Ahmad Jazuli) 185
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2015

B. Metode Penelitian C. Pembahasan

HN
Penelitian yang dilakukan bersifat yuridis Istilah ekologi pertama kali digunakan
normatif, yaitu dengan melakukan analisis oleh Haeckel di tahun 1860-an19. Menurut
terhadap permasalahan melalui norma- Soemarwoto20 bahwa istilah ekologi berasal dari
norma hukum yang terdapat dalam peraturan bahasa Yunani, yaitu eikos yang berarti rumah
perundang-undangan di Indonesia.Penelitian dan logos berarti ilmu. Oleh karena itu, secara

BP
ini termasuk dalam tipe penelitian hukum harfiah ekologi berarti tentang mahluk hidup
doktrinal, karena yang dikaji adalah doktrin- dalam rumahnya atau dapat diartikan juga se­
doktrin hukum, prinsip-prinsip dan kaidah- bagai ilmu tentang rumah tangga mahluk hidup.
kaidah hukum pengelolaan lingkungan baik Selanjutnya menurut Soerjani21: “Ekologi adalah

ing
yang tertulis di dalam buku maupun keputusan ilmu dasar untuk mempertanyakan, menyelidiki,
hakim di pengadilan.16 dan memahami bagaimana alam bekerja,
Tipologi penelitian ini bersifat deskriptif bagaimana keberadaan mahluk hidup dalam
analisis yang bertujuan untuk menggambarkan, sistem kehidupan, apa yang mereka perlukan
menginventarisir, dan menganalisis kondisi yang dari habitatnya untuk dapat melangsungkan
sebenarnya tentang perkembangan hukum
ind kehidupannya, bagaimana dengan melakukan
yang berkaitan dengan perlindungan dan semuanya itu dengan komponen lain dan
pengelolaan lingkungan hidup dan SDA melalui spesies lain, bagaimana individu dalam
penelitian kepustakaan (library reseach) dengan spesies itu beradaptasi, bagaimana mahluk
V
menekankan pada sumber data sekunder.17 hidup itu menghadapi keterbatasan dan
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian harus toleran terhadap berbagai perubahan,
hts

ini dikumpulkan dari sumber primer berupa bagaimana individu-individu dalam spesies itu
perundang-undangan.18 Data yang sudah mengalami pertumbuhan sebagai bagian dari
terkumpul akan dianalisis dengan penelaahan suatu populasi atau komunitas. Semuanya ini
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlangsung dalam suatu proses yang mengikuti
mengatur tentang lingkungan hidup dan SDA di tatanan, prinsip dan ketentuan alam yang rumit,
ec

Indonesia. tetapi cukup teratur, yang dengan ekologi kita


memahaminya.”
lR

16
Ifransko Pasaribu, Tesis, Kebijakan Hukum Pidana (Penal Policy) Dalam Pemberantasan TP. Korupsi (Tinjauan
na

Analisis Terhadap Pembebenan Pembuktian Dan Sanksi Dalam UU No. 31 Tahun 1999 Jo. UU No. 20 Tahun 2001,
(Medan: Sekolah Pasca Sarjana USU, 2007), hlm. 54---lihat juga Bismar Nasution, “Metode Penelitian Hukum
Normative Dan Perbandingan Hukum”, makalah disampaikan pada dialog interaktif tentang penelitian hukum
dan hasil penulisan hukum pada majalah akreditasi, (Medan: FH. USU, 18 Februari 2003), hlm. 1.
17
Amirudin & Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2004), hlm.
Jur

118.
18
Ronny Haitijo Soemitro, Metodologi Penemuan Hukum, (Jakarta: Ghalian Indonesia, 1982), hlm. 24.
19
R.M. Gatot P. Soemartono, Hukum Lingkungan Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 1996), hlm. 2.
20
Soemarwoto, O, Ekologi Lingkungan dan Pembangunan, (Jakarta: Djambatan, 1994), hlm. 22.
21
Mohamad Soerjani, Lingkungan: SDA dan Kependudukan dalam Pembangunan, (Jakarta:Universitas Indonesia
Press., 1987), hlm. 2.

186 Jurnal RechtsVinding, Vol. 4 No. 2, Agustus 2015, hlm. 181-197


Volume 4, Nomor 2, Agustus 2015

Manusia merupakan bagian dari ekosistem, dimana manusia berada dan mempengaruhi
kerusakan lingkungan adalah pengaruh kelangsungan hidup serta kesejahteraan

HN
sampingan dari tindakan manusia untuk manusia serta jasad-jasad hidup lainnya. Dalam
mencapai suatu tujuan yang mempunyai pengertian secara modern menurut Munadjat
konsekuensi terhadap lingkungan.22 Ekosistem Danusaputro sebagaimana dikutip oleh
adalah kesatuan makhluk dalam suatu Harun M. Husein25, hukum lingkungan lebih

BP
daerah tertentu (abiotic community) di berorientasi pada lingkungan atau Environment-
mana di dalamnya tinggal suatu komposisi Oriented Law, sedang hukum lingkungan yang
organisme hidup (biotic community) yang di secara klasik lebih menekankan pada orientasi
antara keduanya terjalin suatu interaksi yang penggunaan lingkungan atau Use-Oriented
harmonis dan stabil, terutama dalam jalinan Law.26

ing
bentuk-bentuk sumber energi kehidupan. Jadi
sebenarnya inti permasalahan lingkungan hidup 1. Kebijakan yang Berkaitan dengan
adalah hubungan timbal balik antara makhluk Lingkungan Hidup dan SDA
hidup, khususnya manusia dengan lingkungan ind Dalam ketentuan Pasal 1 dari Undang-
hidupnya.23 Undang Nomor 23 Tahun 1997 dinyatakan
Menurut Soemarwoto: “Bahwa suatu bahwa hukum lingkungan (lingkungan hidup)
konsep sentral dalam ekologi ialah ekosistem., adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk
hubungan timbal balik antara mahluk hidup manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
V
dengan lingkungannya. “Ekosistem terbentuk kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
oleh komponen hidup dan tidak hidup yang manusia serta mahluk hidup lainnya.
hts

berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun


teratur.Selama masing-masing komponen itu 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
melakukan fungsinya dan bekerja dengan baik, Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang
keteraturan ekosistem itu terjaga.24 Dalam dengan  semua benda, daya, keadaan, dan
ec

pengertian sederhana, hukum lingkungan makhluk hidup,termasuk manusia dan


diartikan sebagai hukum yang mengatur perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
tatanan lingkungan (lingkungan hidup), dimana sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
lR

lingkungan mencakup semua benda dan kondisi, kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain
termasuk didalamnya manusia dan tingkah (Pasal 1 ayat (1); Perlindungan dan pengelolaan
perbuatannya yang terdapat dalam ruang lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan
na

22
Koesnadi Hardjasoemantri, 1997, Hukum Tata Lingkungan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1997),
hlm. 4.
23
R.M. Gatot P. Soemartono, op. cit., hlm.3.
Jur

24
Soemarwoto, op. cit, hlm. 23-24, lihat juga Lusiana Tijow dalam http://repository.ung.ac.id/get/simlit_
res/1/315/Kebijakan-Hukum-PengelolaanLingkungan-Hidup-di-Indonesia.pdf. (diakses 26 februari 2015).
25
Harun M. Husein, Lingkungan Hidup Masalah, Pengelolaan dan Penegakan hukumnya, (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), hlm. 37-38.
26
Riana, T. 2009. Hukum Lingkungan dalam Bidang Ilmu Hukum, http://riana.tblog.com/archive/2008/11/,
(diakses 4 Maret 2015).

Dinamika Hukum Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam ... (Ahmad Jazuli) 187
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2015

terpadu yang dilakukan untuk melestarikan bermacam-macam dapat dibedakan bagian-


fungsi lingkungan hidup dan mencegah bagian hukum lingkungan: a)  Hukum Bencana

HN
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan (Ramperenrecht); b) Hukum Kesehatan
lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, Lingkungan (Milieuhygienerecht); c) Hukum
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, tentang SDA (Recht betreffende natuurlijke
pengawasan, dan penegakan hukum (Pasal 1 rijkdommen) atau Hukum Konservasi (Natural

BP
ayat (2)). Resources Law); d) Hukum tentang Pembagian
Istilah SDA sendiri secara yuridis dapat Pemakaian Ruang (Recht betreffende de
ditemukan di Ketetapan MPR RI Nomor IV/ verdeling van het ruimtegebruik) atau Hukum
MPR RI/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Tata Ruang; e) Hukum Perlindungan Lingkungan
Negara Tahun 1999-2004, khususnya Bab IV Arah (Milieu beschermingsrecht)”

ing
Kebijakan Huruf H SDA dan Lingkungan Hidup Dari penjelasan itu tampak bahwa
angka 4, yang menyatakan: “Mendayagunakan sebetulnya Hukum SDA merupakan bagian dari
SDA untuk sebesar-besarnya kemakmuran Hukum Lingkungan, menurut Rangkuti Hukum
rakyat dengan memperhatikan kelestarian Lingkungan menyangkut penetapan nilai-nilai
fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup,
ind (waardenbeoordelen), yang sedang berlaku dan
pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan nilai-nilai yang diharapkan diberlakukan di masa
ekonomi dan budaya masyarakat lokal, serta mendatang serta dapat disebut “hukum yang
penataan ruang, yang pengusahaannya diatur mengatur tatanan lingkungan hidup”.
dengan undang-undang”. Dalam Pasal 4 huruf d Undang-Undang
V
Demikian juga pada ketentuan Ketetapan Nomor 14 Tahun 1982 ini disebutkan bahwa
MPR RI Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan salah satu tujuan pengelolaan lingkungan
hts

Agraria dan Pengelolaan SDA, khususnya Pasal 6 hidup adalah “terlaksananya pembangunan
yang menyatakan: “Menugaskan kepada Dewan berwawasan lingkungan untuk kepentingan
Perwakilan Rakyat bersama Presiden Republik generasi sekarang dan mendatang”. Mengenai
Indonesia untuk segera mengatur lebih pengertian pembangunan berwawasan ling­
ec

lanjut pelaksanaan pembaruan agraria dan kungan dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (13)
pengelolaan SDA serta mencabut,mengubah yang menyatakan bahwa “pembangunan
dan/atau mengganti semua undang-undang berwawasan lingkungan adalah upaya
lR

dan peraturan pelaksanaannya yang tidak sadar dan terencana menggunakan dan
sejalan dengan dengan Ketetapan ini.” mengelola sumber daya secara bijaksana
Penjelasan yang agak cukup gamblang dalam pembangunan yang berkesinambungan
dapat kita pahami dari Sundari Rangkuti27, yang untuk meningkatkan mutu hidup”. Penjelasan
na

menyatakan: “Pada pengelolaan lingkungan (TLN.3215) menyatakan bahwa penggunaan


kita berhadapan dengan hukum sebagai dan pengelolaan sumber daya secara bijaksana
sarana pemenuhan kepentingan. Berdasarkan berarti senantiasa memperhitungkan dampak
kepentingan-kepentingan lingkungan yang kegiatan tersebut terhadap lingkungan serta
Jur

Ibid, hlm. 2.
27

188 Jurnal RechtsVinding, Vol. 4 No. 2, Agustus 2015, hlm. 181-197


Volume 4, Nomor 2, Agustus 2015

kemampuan sumber daya untuk menopang 2.


Kaitannya dengan Pembangunan
pembangunan secara berkesinambungan. Berkelanjutan

HN
Ketentuan tersebut selain menggunakan istilah Pembangunan berkelanjutan menurut
“pembangunan berwawasan lingkungan” Emil Salim adalah suatu proses pembangunan
juga menggunakan istilah “pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari SDA dan
berkesinambungan” istilah yang disebutkan sumber daya manusia, dengan menyerasikan

BP
terakhir dapat juga dijadikan pedoman istilah sumber alam dengan manusia dalam
“sustainable development” karena kata “berke­ pembangunan. Sedangkan menurut Sofyan
sinambungan” dan “berkelanjutan “ dalam ba­ Effendi, pembangunan berkelanjutan adalah
hasa Indonesia mempunyai makna yang sama. suatu proses pembangunan yang pemanfaatan
Hal yang ditegaskan kembali dalam pasal 2

ing
sumber dayanya, arah invesinya, orientasi
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang pengembangan teknologinya dan perubahan
Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan kelembagaannya dilakukan secara harmonis
hidup. Dalam pasal tersebut dikatakan bahwa dan dengan amat memperhatikan potensi pada
“pengelolaan Lingkungan Hidup berazaskan ind saat ini dan masa depan dalam pemenuhan
kelestarian dan keberlanjutan. Sedangkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.28
penjelasannya mengatakan bahwa Yang Berdasarkan uraian tersebut diatas,
dimaksud dengan “asas kelestarian dan mengandung pengertian bahwa Pembangunan
keberlanjutan” adalah bahwa setiap orang berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana
memikul kewajiban dan tanggung jawab
V
yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial,
terhadap generasi mendatang dan terhadap dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan
sesamanya dalam satu generasi dengan
hts

untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup


melakukan upaya pelestarian daya dukung serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan,
ekosistem dan memperbaiki kualitas lingkungan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi
hidup. masa depan.
Oleh karena itu, negara, pemerintah, dan Dalam kaitan ini, menurut Emil Salim
ec

seluruh pemangku kepentingan berkewajiban sebagaimana dikutip oleh Soemartono29, ada


untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan 5 (lima) pokok ikhtiar untuk melaksanakan
lingkungan hidup dalam pelaksanaan pem­ pembangunan berwawasan lingkungan yaitu:
lR

bangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup a). menumbuhkan sikap kerja berdasarkan
Indonesia dapat tetap menjadi sumber dan kesadaran saling membutuhkan antara satu
penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta dengan yang lain; b). kemampuan menyerasikan
makhluk hidup lain. Pengertian pelestarian kebutuhan dengan kemampuan sumber alam
na

mengandung makna tercapainya kemampuan dalam menghasilkan barang dan jasa; c).
lingkungan yang serasi dan seimbang dan mengembangkan sumber daya manusia agar
peningkatan kemampuan tersebut. mampu menanggapi tantangan pembangunan
Jur

Indra, op. cit.


28

R.M. Gatot P. Soemartono, op. cit., hlm. 200.


29

Dinamika Hukum Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam ... (Ahmad Jazuli) 189
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2015

tanpa merusak lingkungan; d). mengembangkan Hidup dan Kehutanan.Hal ini sebagaimana
kesadaran lingkungan di masyarakat; dan e). amanat yang diatur di dalam Undang-Undang

HN
menumbuhkan lembaga-lembaga swadaya Nomor 23 Tahun 1997 Pasal 8 – 11.
masyarakat yang berpartisipasi dalam mencapai Namun dalam pelaksanaannya berbagai
tujuan pengelolaan lingkungan hidup.Paling kebijakan pemerintah tersebut meletakkan
tidak ada tiga prinsip utama pembangunan pertumbuhan ekonomi di atas segala-galanya.

BP
berkelanjutan, yaitu: demokrasi, keadilan, dan Sektor-sektor lain seperti sektor keamanan,
keberlanjutan.30 sosial, teknologi, pendidikan, budaya dan
Sebagai contoh bidang-bidang yang terkait lingkungan hidup diarahkan dan harus
dan melingkupi persoalan SDA di Indonesia mendukung pertumbuhan ekonomi tersebut.
antara lain adalah: 1).  Bidang Pengairan yang Ada 9 (sembilan) hal penting yang berkaitan

ing
telah diatur oleh Undang-Undang Nomor 7 dengan sumber daya alam dan lingkungan
Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;2). Bidang hidup yaitu: (1). Pembangunan lingkungan
Perikanan yang telah diatur oleh Undang-Undang hidup diarahkan agar lingkungan hidup
Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;3). dapat tetap berfungsi sebagai pendukung
Bidang Konservasi SDA dan Ekosistemnya yang
ind dan penyangga ekosistem kehidupan dan
telah diatur oleh Undang-Undang Nomor 5 terwujudnya keseimbangan, keselarasan, dan
Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan keserasian yang dinamis antara sistem ekologi,
Ekosistemnya; dan 4). Bidang Kehutanan yang sosial ekonomi dan sosial budaya sehingga
telah diatur oleh Undang-Undang Nomor 41 dapat menjamin pembangunan nasional yang
V
Tahun 1999 tentang Kehutanan. berkelanjutan; (2). Pembangunan lingkungan
Masing-masing bidang itu dikelola oleh hidup menekankan kepada peningkatan peran
hts

lembaga-lembaga sektoral yang berada di serta, tanggung jawab sosial, dan organisasi
lingkup kementerian yang menangananinya sosial kemasyarakatan; (3). SDA di darat, laut
diantaranya adalah: Kementerian Dalam Negeri dan udara harus dikelola dan dimanfaatkan
melalui Badan Pertanahan; Kementerian untuk sebesar-sebesarnya kemakmuran rakyat
ec

Pertambangan dan Energi; Kementerian secara berkelanjutan dengan mengembangkan


Pekerjaan Umum; Kementerian Perikanan dan daya dukung dan daya tampung lingkungan
Kelautan; dan Kementerian Lingkungan Hidup yang memadai; (4). Menekankan peran
lR

dan Kehutanan. lembaga fungsional pemerintah dan peran


Padahal idealnya kelembagaan yang serta masyarakat; (5). Kondisi ekosistem
mengatur soal SDA tidak diatur dan dikelola darat, laut dan udara terus ditingkatkan; (6).
secara sektoral namun dikelola secara terpadu Pemanfaatan bagi masyarakat di dalam dan
na

di bawah koordinasi lembaga yang memang disekitar kawasan ekosistem; (7). Rehabilitasi
berwenang untuk itu. Adapun lembaga yang SDA dan lingkungan hidup yang fungsinya
dimaksudkan adalah Kementerian Lingkungan rusak dan terganggu dengan meningkatkan
Jur

Syprianus Aristeus, 2012, Penerapan Sanksi Pidana Dalam UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Lingkungan Hidup
30

Terhadap Pelangggaran Baku Mutu Lingkungan Dari Limbah Kegiatan Operasi Produksi Migas, (Jakarta: BPHN,
2012), hlm. 30-31.

190 Jurnal RechtsVinding, Vol. 4 No. 2, Agustus 2015, hlm. 181-197


Volume 4, Nomor 2, Agustus 2015

peran serta masyarakat; (8). Pembangunan bersifat dinamis, karena untuk mencapai
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan keserasian tersebut agar dikembangkan

HN
bertujuan pada penataan ruang yang serasi desentralisasi yang sungguh-sungguh dan
dengan perkembangan kependudukan, pola peran serta masyarakat di dalam pengelolaan
pemanfaatan ruang, tata guna lahan, tata guna kawasan konservasi, walaupun pengembangan
sumber daya air, laut dan pesisir serta SDA desentralisasi pengelolaan kawasan konservasi

BP
lainnya yang didukung oleh aspek sosial budaya belum tampak secara ekslpisit.31
lainnya sebagai satu kesatuan pengelolaan Adapun kebijakan di bidang SDA dan
SDA dan lingkungan hidup yang harmonis dan lingkungan hidup ditujukan pada upaya:32
dinamis; dan (9). Pengembangan kerjasama 1. Mengelola SDA, baik yang dapat
bilateral, regional dan internasional secara saling diperbaharui maupun yang tidak dapat

ing
menguntungkan mengenai pemeliharaan dan diperbaharui melalui penerapan teknologi
perlindungan lingkungan hidup, alih teknologi ramah lingkungan dengan memperhatikan
dan sebagainya. daya dukung dan daya tampungnya.
Pembangunan yang semata-mata
ind 2. Menegakkan hukum secara adil dan
menempatkan sistem dan fungsi ekonomi konsisten untuk menghindari kerusakan SDA
sebagai prioritas dan meninggalkan atau dan pencemaran lingkungan .
mengabaikan fungsi ekologi, sosial dan budaya, 3. Mendelegasikan kewenangan dan
akan memunculkan masalah-masalah yang tanggungjawab kepada pemerintah daerah
kompleks. Masalah tersebut diantaranya dalam pengelolaan SDA dan lingkungan
V
adalah kerusakan ekosistem, pencemaran hidup secara bertahap.
lingkungan dan konflik-konflik sosial. Tiga 4. Memberdayakan masyarakat dan kekuatan
hts

masalah tersebut tidak lagi sekedar ancaman di ekonomi dalam pengelolaan SDA dan
masa yang akan datang, tetapi telah terjadi dan lingkungan hidup bagi peningkatan
tengah bergerak ke arah yang lebih besar, oleh kesejahteraan masyarakat global.
karena itu kesadaran untuk mengembangkan 5. Menerapkan secara efektif penggunaan
ec

keseimbangan empat (4) fungsi (ekonomi, indikator-indikator untuk mengetahui


ekologi, sosial, dan budaya) tersebut harus keberhasilan pengelolaan SDA dan
menyatu dengan berbagai perangkat kebijakan lingkungan hidup.
lR

yang lebih operasional seperti Undang-undang, 6. Memelihara kawasan konservasi yang sudah
Peraturan Pemerintah, peraturan pelaksanaan ada dan menetapkan kawasan   konservasi
lainnya dan pengembangan institusi maupun baru di wilayah tertentu, dan
program. 7. Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka
na

Sejauh mana komitmen yang dibangun menanggulangi permasalahan  lingkungan


tersebut dilaksanakan oleh pemerintah masih global.
Jur

31
http://rumahiklim.org/wp-content/uploads/2011/08/KEBIJAKAN-PENGELOLAAN-KAWASAN-KONSERVASI.
doc., (diakses 26 februati 2015).
32
Indra, op. cit.

Dinamika Hukum Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam ... (Ahmad Jazuli) 191
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2015

Oleh karena itu untuk mewujudkan genetika, keanekaragaman species dan


pembangunan berkelanjutan, maka harus keanekaragaman tatanan lingkungan.

HN
dipenuhi prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:33 2. berkelanjutan ekonomi, dalam perpektif ini
1. Cara berpikir yang integratif. Dalam yakni berkelanjutan ekonomi makro dan
konteks ini, pembangunan haruslah ekonomi sektoral. Berkelanjutan ekonomi
melihat keterkaitan fungsional dari makro yakni menjamin ekonomi secara

BP
kompleksitas antara sistem alam, sistem berkelanjutan dan mendorong efesiensi
sosial dan manusia di dalam merencanakan, ekonomi melalui reformasi struktural
mengorganisasikan maupun melaksanakan dan nasional. Berkelanjutan ekonomi
pembangunan tersebut. sektoral untuk mencapainya  SDA dimana
2. Pembangunan berkelanjutan harus dilihat nilai ekonominya dapat dihitung harus

ing
dalam perspektif jangka panjang. diperlakukan sebagai kapital yang “tangible”
3. Mempertimbangkan keanekaragaman dalam rangka akunting ekonomi.  
hayati, untuk memastikan bahwa sumber 3. berkelanjutan sosial budaya: meliputi:
daya alam selalu tersedia secara berke­ a) stabilitas penduduk; b) pemenuhan
lanjutan untuk masa kini dan masa
ind kebutuhan dasar manusia; c) Memper­
mendatang. tahankan keanekaragaman budaya dan d)
4. Distribusi keadilan sosial ekonomi. Dalam mendorong partisipasi masyarakat lokal
konteks ini dapat dikatakan pembangunan dalam pengambilan keputusan.
berkelanjutan menjamin adanya pemerataan 4. berkelanjutan politik; tujuan yang akan
V
dan keadilan sosial yang ditandai dengan dicapai: 1) respek pada human rights,
meratanya sumber daya lahan dan faktor kebebasan individu dan sosial untuk
hts

produksi yang lain serta lebih adilnya berpartisipasi di bidang ekonomi, sosial dan
distribusi kesejahteraan melalui pemerataan politik, dan 2) demokrasi, yakni memastikan
ekonomi. proses demokrasi secara transparan dan
Secara ideal indikator pembangunan bertanggung jawab.
ec

berkelanjutan membutuhkan pencapaian:34 5. berkelanjutan pertahanan dan keamanan,


1. berkelanjutan ekologis, yakni akan yaitu kemampuan menghadapi dan
menjamin berkelanjutan eksistensi bumi. mengatasi tantangan, ancaman dan
lR

Hal-hal yang perlu diupayakan antara lain: gangguan baik dari dalam maupun dari luar
a) memelihara (mempertahankan) integrasi yang langsung maupun tidak langsung yang
tatanan lingkungan, dan keanekaragaman dapat membahayakan integrasi, identitas,
hayati; b) memelihara integrasi tatanan kelangsungan bangsa dan negara.
na

lingkungan; c)memelihara keanekaragaman Menurut Surya T. Djajadiningrat35, agar


hayati yang meliputi aspek keanekaragaman proses pembangunan dapat berkelanjutan
Jur

33
Ibid.
34
Ibid.
35
Ibid.

192 Jurnal RechtsVinding, Vol. 4 No. 2, Agustus 2015, hlm. 181-197


Volume 4, Nomor 2, Agustus 2015

harus bertumpu pada beberapa faktor yaitu: di tahun 1998-1999) dalam hal pengelolaan
pertama, kondisi SDA, SDA tersebut perlu SDA menggunakan 8 (delapan) tolak ukur,

HN
diolah dalam batas kemampuan pulihnya dan antara lain: (a) Pemberdayaan, pelibatan
pemanfaatanya perlu dilakukan secara efisien masyarakat, dan akses publik terhadap
serta perlu dikembangkan teknologi yang informasi; (b) Transparansi; (c) Desentralisasi
mampu mensubsitusi bahan substansinya; yang demokratis;(d) Pengakuan terhadap

BP
Kedua, kualitas lingkungan, semakin tinggi keterbatasan daya dukung ekosistem dan
kualitas lingkungan maka akan semakin tinggi keberlanjutan; (e) Pengakuan hak masyarakat
pula kualitas SDA yang mampu menopang adat dan masyarakat lokal; (f) Konsistensi dan
pembangunan yang berkualitas;  Ketiga, faktor harmonisasi; (g) Kejelasan (clarity); (h) Daya
kependudukan, merupakan unsur yang dapat penerapan dan penegakan (implementability &

ing
menjadi beban sekaligus dapat menjadi unsur enforceabilty).
yang menimbulkan dinamika dalam proses
pembangunan. 2. Aspek Kegagalan Pelaksanaan (Implemen­ta­
Menurut Santosa36, ada beberapa aspek ind tion Failure)
mengapa permasalahan lingkungan hidup tidak Bagaimana menjadikan aparatur pemerintah
cepat selesai, hal tersebut dapat dilihat berikut kita, yang merupakan pelaksana kebijakan,
ini: menjadi profesional, memiliki integritas, dan
1. Aspek Kegagalan Kebijakan (Policy Failure) responsif/aspiratif. Dalam kaitan ini perlu dikaji
Aspek kegagalan dalam merumuskan secara cermat keempat bentuk pengawasan
V
kebijakan terutama kebijakan (policy failure) terhadap kinerja birokrasi, yaitu: (a) Pengawasan
pengelolaan lingkungan dapat diindikasikan internal yang terdiri dari pengawasan
hts

dengan masih banyaknya kebijakan melekat, dan pengawasan fungsional oleh


pembangunan yang tidak holistik, termasuk Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan
Undang-Undang Dasar 1945 yang tidak Pemeriksa Kekayaan Pejabat Negara (BPKP);
menyentuh aspek perlindungan daya dukung (b) Pengawasan eksternal yang terdiri dari
ec

ekosistem dan fungsi lingkungan hidup; pengawasan legislatif dan pengawasan


kebijakan tentang tenurial dan property rights masyarakat; (c) Kehadiran berbagai komisi yang
yang tidak memberikan jaminan hak pada dibentuk pemerintah seperti Komisi Pemeriksa
lR

masyarakat adat; kebijakan yang sentralistis dan Kekayaan Penyelenggaran Negara (KPKPN) dan
seragam; dan kebijakan-kebijakan yang tidak Komisi Ombudsman Nasional juga dimaksudkan
mendukung “pemerintah yang terbuka” (open dalam rangka menciptakan birokrasi yang
government). bersih, profesional, dan responsif di atas.
na

Indonesian Center for Environmental Komisi-komisi ini akan dapat berfungsi/


Law(ICEL) dalam kajian kebijakan yang terbatas bekerja secara efektif apabila memenuhi
(kebijakan yang dihasilkan pemerintah transisi syarat: (1) Orang-orang yang terdapat di
Jur

Santosa, M. A., Good Governance dan Hukum Lingkungan. ICEL.(Jakarta: YLBHI.,2001), hlm. 128-133.
36

Dinamika Hukum Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam ... (Ahmad Jazuli) 193
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2015

dalamnya memiliki integritas, kredibilitas dan untuk mengatur dan mengurus sendiri
diterima masyarakat; (2) Mandiri dan terbebas Urusan Pemerintahan dan kepentingan

HN
dari intervensi pihak yang membentuknya masyarakat setempat dalam sistem Negara
(presiden); (3) Kewenangan/mandat hukum Kesatuan Republik Indonesia., berdasarkan
memadai. asas Otonomi yaitu prinsip dasar penye­leng­
garaan Pemerintahan Daerah berdasarkan

BP
3. Aspek Penataan Kelembagaan yang Tidak Otonomi Daerah (pasal 1 poin 7).
Efektif (Institutional Failure) b) Adanya penyerahan dan pelimpahan tugas
Salah satu persoalan ketidakefektifan dalam oleh Pemerintah Pusat kepada daerah
pengelolaan lingkungan yaitu persoalan aspek otonom (desentralisasi dan dekonsentrasi,
kelembagaan, baik di tingkat legislatif, eksekutif poin 8 dan 9 pasal 1).

ing
pusat dan daerah, dan juga kelembagaan di da­ c) Adanya kewajiban untuk memberikan
lam masyarakat itu sendiri. Persoalan kelemba­ pelayanan dasar terhadap masyarakat
gaan dalam pemerintahan bersumber dari sebagaimana disebutkan dalam poin 16 pasal
bentuk dari kelembagaan itu sendiri (portofolio 1 yaitu: Pelayanan Dasar adalah pelayanan
atau nonportofolio), keterbatasan mandat,
ind publik untuk memenuhi kebutuhan dasar
cakupan kewenangan, dan lemahnya koordinasi. warga negara.
Cara pandang bahwa aspek lingkungan hidup Berkaitan dengan lingkungan hidup,
merupakan urusan Komisi VIII DPR RI(Komisi ini diatur dalam Pasal 12 ayat (2) huruf e,
yang membidangi lingkungan), dan bukan dimana lingkungan hidup termasuk Urusan
V
merupakan urusan komisi-komisi lainnya Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan
(misalnya yang menangani bidang kehutanan, dengan Pelayanan Dasar. Jika mengacu
hts

perdagangan, dan industri) masih sangat pada lampiran UU No. 23 tahun 2014 huruf
kental. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan K, menunjukkan sudah adanya pembagian
apabila isu-isu tertentu contohnya Lapindo urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup
yang menyebabkan kerusakan lingkungan mulai dari Perencanaan Lingkungan Hidup,
ec

hidup yang membawa dampak pada lingkungan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS),
hidup, kesehatan dan kehidupan masyarakat di Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan
Sidoarjo ditanggapi secara berbeda oleh komisi Lingkungan Hidup, Keanekaragaman Hayati
lR

yang satu dengan yang lainnya. (Kehati), Bahan Berbahaya dan Beracun (B3),
Dalam rangka otonomi daerah di bidang dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
pengelolaan lingkungan hidup, dijelaskan dalam (Limbah B3), Pembinaan dan pengawasan
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang terhadap izin lingkungan dan izin perlindungan
na

Pemerintahan Daerah. Adapun penjelasannya dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH),


sebagai berikut: Pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat
a) Berdasarkan pasal 1 poin 6 disebutkan (MHA), kearifan lokal dan hak MHA yang terkait
bahwa Otonomi Daerah adalah hak,
Jur

dengan PPLH antara pemerintah pusat sampai


wewenang, dan kewajiban daerah otonom pemda propinsi dan pemda kab/kota.37 Namun

Lampiran Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.


37

194 Jurnal RechtsVinding, Vol. 4 No. 2, Agustus 2015, hlm. 181-197


Volume 4, Nomor 2, Agustus 2015

apakah implementasinya sudah sesuai harapan bakar, agar dapat menghasilkan nilai tambah
tentu itu adalah persoalan lain yang harus dikaji optimal di dalam negeri; (3) Menjaga keamanan

HN
lebih lanjut. ketersediaan energi dalam waktu yang terukur
Saat ini kebijakan lingkungan hidup Indonesia antara tingkat ketersediaan sumber-sumber
untuk jangka panjang mengacu pada Undang- energi dan tingkat kebutuhan masyarakat; (4)
undang No. 17 Tahun 2007 tentang RPJP dalam Menjaga dan melestarikan sumber daya air;

BP
20 tahun ke depan dalam berbagai aspek/sektor (5) Mengembangkan sumber daya kelautan
pembangunan sebagai upaya menyebarkan dan melalui pendekatan multisektor, integratif
mencapaitujuan nasional sebagaimana tersebut dan komprehensif untuk meminimalkan
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. konflik dan tetap menjaga kelestariannya; (6)
Adapun misi jangka panjang Indonesia yang Meningkatkan nilai tambah atas pemanfaatan

ing
berkaitan dengan lingkungan hidup ada pada SDA tropis yang unik dan khas (Deversifikasi
Visi dan Misi Pembangunan Nasional 2005- produk dan inovasi pengolahan hasil SDA); (7)
2025, pada butir ke 6, yaitu: “Mewujudkan Memperhatikan dan mengelola keragaman
Indonesia asri dan lestari”. ind jenis SDA yang ada di setiap wilayah untuk
Sasaran RPJP 2005-2025 tentang lingkungan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal,
hidup menurut Undang-Undang No. 17 mengembangkan wilayah strategis dan cepat
Tahun 2007, sebagai berikut: “Sasaran RPJP tumbuh serta memperkuat daerah dalam
2005-2025 khususnya Lingkungan Hidup: (1) mendukung pembangunan yang berkelanjutan;
Membaiknya pengelolaan dan penggunaan SDA (8) Mitigasi bencana alam sesuai dengan kondisi
V
dan pelestarian fungsi LH yang dicerminkan geologi Indonesia melalui kemampuan sistem
oleh tetap terjaganya fungsi daya dukung dan deteksi dini, sosialisasi dan desiminasi informasi
hts

kemampuan pemulihannya dalam mendukung terhadap ancaman kerawanan bencanaalam


kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara kepada masyarakat; (9) Mengendalikan pen­
serasi, seimbang dan lestari; (2) Terpeliharanya ce­maran dan kerusakan lingkungan; (10) Me­
kekayaan keragaman jenis dan kekhasan ningkatkan kapasitas pengelolaan SDA dan LH,
ec

SDA untuk mewujudkan nilai tambah,daya meliputi: peningkatan kelembagaan,penegakan


saing bangsa, serta modal pembangunan; (3) hukum, SDM yang berkualitas, penerapan
Meningkatnya kesadaran, sikap mental dan etika lingkungan, internalisasi etika lingkungan
lR

perilaku masyarakat dalam pengelolaan SDA; dalam kegiatan produksi, konsumsi, pendidikan
dan (4) Pelestarian fungsi LH untuk menjaga formal dan kehidupan sehari-hari; dan (11)
kenyamanan dan kualitas kehidupan.” Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
Adapun arah RPJP 2005-2025 khususnya mencintai lingkungan.”
na

Lingkungan Hidup:(1) Mendayagunakan SDA


yang terbarukan yang dimanfaatkan secara D. Penutup
rasional, optimal, efisien dan bertanggung Berdasarkan penelitian ini ditemukan
Jur

jawab; (2) Mengelola SDA yang tidak bahwa terjadinya berbagai kerusakan SDA dan
terbarukan, dengan tidak dikonsumsi secara pencemaran lingkungan hidup sebagaimana
langsung, melainkan diperlakukan sebagai diuraikan di atas dipicu oleh kebijakan peman­
masukan, baik bahan baku maupun bahan faatan SDA yang bercorak sentralistik dan

Dinamika Hukum Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam ... (Ahmad Jazuli) 195
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2015

pendekatan yang bersifat sektoral. Kebijakan administrasi, politik, etik dan budaya agar
Pemerintah yang bercorak sentralistik dan mudah diimplementasikan.

HN
pendekatan yang bersifat sektoral dalam
pengelolaan SDA pada pokoknya memiliki Daftar Pustaka
kelemahan-kelemahan mendasar sebagai Buku
berikut: (1). Orientasi produksi komoditas
Amirudin & Zainal Asikin, Pengantar Metode

BP
bersifat spesifik di setiap sektor (misalnya kayu Penelitian Hukum, (Jakarta: Radja Grafindo
dalam kehutanan, padi dalam pertanian); (2). Persada, 2004)
Perwujudan efisiensi ekonomi lebih menonjol Aristeus, Syprianus, Penerapan Sanksi Pidana Dalam
UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Lingkungan Hidup
daripada equity yang berakibat minimnya Terhadap Pelangggaran Baku Mutu Lingkungan
perhatian terhadap penyelesaian masalah- Dari Limbah Kegiatan Operasi Produksi Migas,

ing
masalah tenurial, terjadinya kesenjangan (Jakarta: BPHN, 2012)
Hardjasoemantri, Koesnadi, Hukum Tata Lingkungan,
penyediaan infrastruktur ekonomi antar (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1997)
wilayah dan antar desa kota, dan rendahnya M. Husein, Harun, Lingkungan Hidup Masalah,
perhatian terhadap berbagai dampak negatif Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya,
pembangunan terhadap SDA dan lingkungan
ind (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)
Rangkuti, Siti Sundari, Hukum Lingkungan dan
hidup; (3). Tidak terdapat kementerian Kebijaksanaan Lingkungan Nasional, (Surabaya:
yang mengkoordinasikan pemanfaatan dan Airlangga University Press, 2000)
pengelolaan SDA, sehingga setiap kementerian Santosa, M. A., Good Governance dan Hukum
Lingkungan (Jakarta: ICEL, YLBHI, 2001)
berjalan sesuai dengan visi sektoralnya
V
Soemartono, R.M. Gatot P., Hukum Lingkungan
masing-masing tanpa memperhatikan Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 1996)
dan memperhitungkan pelestarian dan Soemarwoto, O., Ekologi Lingkungan dan
hts

Pembangunan, (Jakarta: Djambatan, 1994)


keberlanjutan fungsi SDA.
Soemitro, Ronny Haitijo, Metodologi Penemuan
Masa depan kehidupan bangsa dan Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982)
negara akan banyak sekali ditentukan oleh Soerjani, Mohamad, Lingkungan: SDA dan
berbagai pilihan kebijakan yang diambil oleh Kependudukan dalam Pembangunan, (Jakarta:
Universitas Indonesia Press.,1987)
ec

pemerintah pada saat ini. Untuk itu pemerintah Soerjani, Mohamad, Pembangunan dan Lingkungan:
harus melakukan langkah-langkah sebagai Meniti Gagasan dan Pelaksanaan Sustainable
berikut: memprioritaskan pembangunan Development, (Jakarta: IPPL, 1977)
lR

yang berkelanjutan terhadap SDA dan


Makalah/Artikel/Prosiding/Hasil Penelitian
lingkungan hidup demi kepentingan jangka
Nasution, Bismar, “Metode Penelitian Hukum
panjang (kepentingan anak cucu kita); Adanya
Normative Dan Perbandingan Hukum”, makalah
perubahan paradigma dalam pengelolaan disampaikan pada dialog interaktif tentang
na

SDA agar supaya keputusan apapun yang penelitian hukum dan hasil penulisan hukum
diambil akan menggunakan perspektif jangka pada majalah akreditasi” Medan, Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara, 18 Februari
panjang, mengedepankan pembangunan (2003)
yang berkelanjutan; menyusun program
Jur

Pasaribu, Ifransko, “Kebijakan Hukum Pidana


pembangunan berkelanjutan secara terintegral (Penal Policy) Dalam Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (Tinjauan Analisis Terhadap
dengan memperhatikan sisi teknis, legal, fiskal,
Pembebanan Pembuktian Dan Sanksi Dalam UU

196 Jurnal RechtsVinding, Vol. 4 No. 2, Agustus 2015, hlm. 181-197


Volume 4, Nomor 2, Agustus 2015

No. 31 Tahun 1999 Jo. UU No. 20 Tahun 2001,” Kelembagaan_Lingkungan_Hidup_di_Indonesi-


Medan: Sekolah Pasca Sarjana Universitas alinks53ef4b0c0cf26b9b7dcdeca0.pdf (diakses

HN
Sumatera Utara, Tesis, (2007) 26 Februari 2015)
Tijow, Lusiana, “Kebijakan Hukum Pengelolaan Ling-
Internet kungan Hidup Di Indonesia”, http://repository.
ung.ac.id/get/simlit_res/1/315/Kebijakan-Hu-
Bappenas, “Pembangunan Sumber Daya Alam dan kum-Pengelolaan-Lingkungan-Hidup-di-Indone-
Lingkungan Hidup” http://www.bappenas.go.id/ sia.pdf. (diakses 26 Februari 2015)

BP
index.php/download_file/view/9567/1781/,
(diakses 26 Februari 2015)
Dwi Nofi Andhiyantama, “Hukum SDA”, http://dwin-
Peraturan
ofi.blogspot.com/2012/01/hukum-sumber-da- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
ya-alam.html, (diakses 26 Februari 2015) Tahun 1945
Indra, “Pembangunan Berkelanjutan Dalam Rang- Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang

ing
ka Pelestarian SDA”, ,http://indrasfc.blogspot. Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan
com/2012/05/pembangunan-berkelanjutan- Hutan
dalam-rangka.html, (diakses 26 Februari 2015) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan
Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, “Pemer- Hidup
intah Terbitkan RPJMN 2015-2019”, http://www. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang

kan-rpjmn-2015-2019#sthash.lyGahL7Q.dpuf,
ind
kemenkopmk.go.id/artikel/pemerintah-terbit- Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025
(diakses 4 Maret 2015) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang
Riana, T, “Hukum Lingkungan dalam Bidang Ilmu Hu- Perkebunan
kum”, http://riana.tblog.com/archive/2008/11/, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
(diakses 4 Maret 2015) Kehutanan
V
Rumah Iklim, “Kebijakan Pengelolaan Kawasan Kon- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
servasi,” http://rumahiklim.org/wp-content/ Pengelolaan Lingkungan Hidup
hts

uploads/2011/08/KEBIJAKAN-PENGELOLAAN- Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang


KAWASAN-KONSERVASI.doc. (diakses 26 Febru- Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
ari 2015) Lingkungan Hidup
Silalahi, Daud, “Pengelolaan SDA”, http://www.per- Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 tentang
pustakaan.bphn.go.idindex.phpsearchkatalog- Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran
downloadDatabyId41287mhn070116.pdf (diak- Lingkungan Hidup
ec

ses 26 Februari 2015) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang


Sugiyono, Agus, “Kelembagaan Lingkungan Hidup Rencana Pembangunan Jangka Menengah
di Indonesia”, http://www.researchgate.net/ Nasional 2005-2019
profileAgus_Sugiyonopublication264784161_
lR
na
Jur

Dinamika Hukum Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam ... (Ahmad Jazuli) 197

Anda mungkin juga menyukai