Anda di halaman 1dari 33

TINJAUAN PUSTAKA

HEMANGIOMA INFANTIL:
MANIFESTASI KLINIS DAN TERAPI

dr. Ratih Vibriyanti Karna, Sp.KK


dr. Erick Thungady

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I


BAGIAN / SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNUD / RSUP SANGLAH
DENPASAR
2017

ii
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN .....................................................................................1

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................3

2.1 Hemangioma Infantil ..................................................................................3

2.1.1 Epidemiologi ......................................................................................3

2.1.2 Etiologi ...............................................................................................3

2.1.3 Patogenesis .........................................................................................4

2.1.4 Gejala Klinis ......................................................................................5

2.1.4.1 PHACE ............................................................................................9

2.1.4.2 Hemangioma Infantil Periokular ...................................................10

2.1.4.3 Hemangioma Infantil di Area Janggut ..........................................11

2.1.4.4 Hemangioma Infantil Perineum dan Lumbosakral .......................11

2.1.4.5 Hemangioma Infantil Multifokal ..................................................12

2.1.4.6 Hemangioma Infantil Hepatik .......................................................13

2.1.5 Diagnosis ..........................................................................................13

2.1.6 Terapi ...............................................................................................14

2.1.6.1 Kortikosteroid Sistemik .................................................................15

2.1.6.2 Kortikosteroid Intralesi ..................................................................17

2.1.6.3 Kortikosteroid Topikal ...................................................................17

2.1.6.4 Propranolol .....................................................................................17

i
2.1.6.5 Vinkristin .......................................................................................19

2.1.6.6 Interferon ........................................................................................19

2.1.6.7 β-Blocker Topikal ..........................................................................20

2.1.6.8 Laser ...............................................................................................20

2.1.6.9 Bedah .............................................................................................21

BAB III : RINGKASAN .......................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................24

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Kriteria Diagnostik : Sindrom PHACE ....................................................9

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Riwayat alami emangioma infantil segmental ......................................6

Gambar 2: Hemangioma infantil lokal.....................................................................8

Gambar 3: Hemangioma infantil indeterminate .....................................................8

Gambar 4: Riwayat hemangioma infantil dalam, pada pipi kanan/ parotid ............8

Gambar 5: Hemangioma infantil segmental .........................................................11

Gambar 6: Hemangioma infantil multifokal .........................................................12

Gambar 7: Bagan pemilihan terapi hemangioma infantil .....................................15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

Hemangioma infantil merupakan tumor jinak yang paling sering dijumpai pada
masa kanak – kanak, terjadi sekitar 4% pada anak usia 1 tahun. Berbeda dengan
tipe hemangioma dan malformasi vaskular lainnya, hemangioma infantil memiliki
karakteristik fase proliferatif yang diikuti oleh fase involusi yang lebih lambat.
Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan (dengan rasio 2-5 : 1) dan bayi
prematur, terutama yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 g. Faktor risiko
lainnya adalah ras kaukasia, multiparitas dan usia ibu saat hamil lebih dari 30 tahun.
Bayi prematur cenderung lebih sering mengalami tumor multipel, dan rasio
berdasarkan jenis kelamin lebih banyak sedikit terjadi pada wanita. Berbeda dengan
pengamatan sebelumnya, studi prospektif terbaru tidak mendukung chorionic villus
sampling sebagai faktor risiko.1,2
Hemangioma infantil terutama terdiri dari sel – sel endotel tetapi juga
mengandung fibroblas, pericytes, sel – sel intersisial dan sel mast. Meskipun
patofisiologi pasti dari mekanisme pertumbuhan serta involusi sel endotel masih
belum diketahui, beberapa penelitian terbaru telah meningkatkan pemahaman kita
mengenai hemangioma infantil.1
Waner dan Suen mengklasifikasikan hemangioma infantil berdasarkan
kedalaman lesi menjadi 3, yaitu hemangioma infantil superfisial, hemangioma
infantil dalam serta hemangioma infantil tipe campuran.3 Lesi yang superfisial
dapat diidentifikasi secara klinis. Secara klinis, warna yang terang dan memucat
pada penekanan membantu dalam penegakan diagnosis. Warna hemangioma
infantil menggelap seiring pertumbuhan yang membesar dibandingkan kelainan
malformasi vaskular lainnya dimana tidak terdapat perubahan warna. Ketika
beberapa lesi yang memiliki gambaran, pertumbuhan dan fenotip lain yang tidak
biasa, beberapa modalitas diagnostik dapat digunakan untuk mendeteksi lesi.4
Tujuan utama penanganan adalah untuk pencegahan keadaan yang
mengancam jiwa atau komplikasi yang dapat mengancam fungsi organ, pencegahan
kecatatan yang permanen, dan menurunkan stress psikologis pada pasien dan

5
keluarga. Tujuan lain adalah untuk menghindari intervensi yang agresif pada lesi
yang memberikan hasil yang baik tanpa pengobatan, dan pencegahan atau
pengobatan pada ulserasi untuk menurunkan kemungkinan terbentuknya skar,
infeksi dan nyeri. Konseling dan edukasi yang tepat mengenai penyakit, pilihan
pengobatan dan hasil yang diharapkan agar pasien dan keluarga mendapatkan
informasi yang cukup untuk mengambil keputusan yang tepat.5
Tinjauan pustaka ini akan membahas mengenai manifestasi klinis
hemangioma infantil dan terapinya, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan kita
mengenai hemangioma infantil dan pemilihan terapi apa saja yang dapat diberikan
pada pasien dengan hemangioma infantil.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hemangioma Infantil


Hemangioma infantil atau biasa disebut strawberry hemangioma adalah proliferasi
jinak dari jaringan endotelial dan menggambarkan tumor paling umum yang
muncul pada periode neonatus. Hemangioma infantil memiliki karakteristik
pertumbuhan yang signifikan pada beberapa bulan awal kehidupan, diikuti dengan
involusi spontan yang lambat beberapa tahun berikutnya. Proses yang terjadi secara
alami ini membedakan hemangioma infantil dari kelainan malformasi vaskular.
Selama beberapa dekade, penjelasan mengenai mekanisme pertumbuhan dan jalur
regulasi dari perkembangan vaskuler normal telah membuka wawasan baru
mengenai patofisiologi hemangioma infantil.2,6

2.1.1 Epidemiologi
Hemangioma infantil merupakan tumor jinak yang paling sering dijumpai pada
masa kanak – kanak, terjadi sekitar 4% pada anak usia 1 tahun. Berbeda dengan
tipe hemangioma dan malformasi vaskular lainnya, hemangioma infantil memiliki
karakteristik fase proliferatif yang diikuti oleh fase involusi yang lebih lambat.
Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan (dengan rasio 2-5 : 1) dan bayi
prematur, terutama yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 g. Faktor risiko
lainnya adalah ras kaukasia, multiparitas dan usia ibu saat hamil lebih dari 30 tahun.
Bayi prematur cenderung lebih sering mengalami tumor multipel, dan rasio
berdasarkan jenis kelamin lebih banyak sedikit terjadi pada wanita. Berbeda dengan
pengamatan sebelumnya, studi prospektif terbaru tidak mendukung chorionic villus
sampling sebagai faktor risiko.1

2.1.2 Etiologi
Pola yang ditemukan pada hemangioma infantil segmental menunjukkan,
setidaknya beberapa hemangioma infantil terjadi akibat kesalahan fase

7
perkembangan pada usia kehamilan 4-6 minggu. Hemangioma infantil hanya
terjadi pada manusia, dan sulit berkembang pada hewan atau model laboratorium.1

2.1.3 Patogenesis
Protein transporter glukosa, GLUT1, diekspresikan pada semua tahap maturasi
hemangioma sehingga mendorong hipotesis baru tentang patogenesis hemangioma
infantil. Ekspresi GLUT1 hilang dalam vaskularisasi kulit normal namun
ditemukan pada vaskular plasenta, sama halnya dengan barrier jaringan lainnya,
seperti sawar darah otak. Ekspresi ini bersamaan dengan marker imunohistokimia
lainnya yang ditemukan pada hemangioma infantil dan plasenta manusia (FcγRII,
merosin dan LeY), serta profil ekspresi gen serupa yang ditemukan pada DNA-
based microassays menimbulkan spekulasi bahwa tumor ini berasal dari plasenta,
baik dari emboli sel – sel plasenta atau invasi angioblas yang berdiferensiasi menuju
fenotipe plasenta.1
Hemangioma infantil yang kekurangan arsitektur vili dan tidak
mengekspresikan penanda trofoblas plasenta menunjukkan bahwa mereka bukan
emboli plasenta. Selain itu, sebuah penelitian terbaru menetapkan bahwa sel – sel
endotel hemangioma berasal dari janin bukan dari ibu. Penyelidikan lebih lanjut
mengenai asal seluler endotelial hemangioma telah menunjukkan bahwa sel ini
memiliki gambaran sel mesenkimal imatur. Sel – sel ini memiliki gambaran yang
mirip dengan fase awal embriologi pembuluh darah, vena kardinal serta
mengekspresikan CD133, sebagai marker sel primitif selama proliferasi.1
Implantasi pada tikus yang mengalami imunodefisiensi sel CD133, yang
diisolasi dari hemangioma infantil, meningkatkan GLUT1+ pada pembuluh darah,
yang kemudian berkurang dan digantikan oleh adiposit. Meskipun bukan replika
yang sempurna dari pertumbuhan hemangioma infantil, model ini membutuhkan
perhatian serta studi tambahan yang lebih lanjut.1
Selain itu, sementara penelitian sebelumnya menyatakan bahwa
hemangioma infantil muncul akibat gangguan pada angiogenesis, penyelidikan
terbaru menunjukkan bahwa hemangioma infantil bukan merupakan kapiler
kutaneus biasa dengan pertumbuhan yang berlebihan, namun lebih cenderung

8
karena mewakili vaskulogenesis de novo di kulit dan regio lainnya. Hambatan pada
jalur, yang tidak mampu mengontrol sinyal vascular endothelial growth factor
receptor 2 (VEGFR2) pada sel endotel vaskular memegang peranan penting dalam
perkembangan hemangioma infantil serta kecepatan pertumbuhannya.1
Pada beberapa pasien, mutasi germline VEGFR2 atau tumor endothelial
marker 8 (TEM8) menyebabkan kelainan penghantaran sinyal. Studi in vitro
mengindikasikan hipoksia dan esterogen secara sinergis memperluas proliferasi
hemangioma. 1

2.1.4 Gejala Klinis


Hemangioma secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu hemangioma
kongenital yang lebih jarang dan hemangioma infantil. Hemangioma kongenital
adalah hemangioma yang telah ada sejak lahir dan terbagi dua yaitu yang dapat
berinvolusi secara cepat yang disebut rapidly involuting congenital hemangioma
(RICH) dan yang tidak pernah berinvolusi yang disebut noninvoluting congenital
hemangioma (NICH). Hemangioma infantil sendiri merupakan hemangioma yang
muncul sesaat setelah kelahiran. Selain itu waner dan Suen mengklasifikasikan
hemangioma infantil berdasarkan kedalaman lesi menjadi 3, yaitu hemangioma
infantil superfisial, hemangioma infantil dalam serta hemangioma infantil tipe
campuran. Hemangioma memiliki ciri proliferasi sel endotelial dan terbagi menjadi
tiga fase yaitu fase proliferasi cepat (usia 0-1 tahun), fase involusi (usia 1-5 tahun),
dan fase involuted (usia 5-10 tahun).3
Riwayat klinis merupakan salah satu kunci yang paling penting untuk
mendiagnosis hemangioma infantil. Tidak muncul saat lahir atau muncul sebagai
tanda yang belum disadari untuk diperhatikan, biasanya berupa area yang pucat,
telangiektasis, atau kehitaman, sedangkan apabila terbentuk massa jaringan lunak
pada saat lahir kemungkinan besar bukan hemangioma infantil namun malformasi
vaskular lainnya atau proses penyakit lainnya.1
Hemangioma infantil superfisial hampir selalu tampak jelas dalam bulan
pertama kehidupan. Periode masa pertumbuhan paling cepat biasanya terjadi dalam
5 bulan pertama kehidupan, dengan 80% perkembangannya menjadi lengkap dalam

9
usia 5 bulan. Hemangioma infantil dalam tercatat terjadi pada usia yang lebih tua,
rata – rata 1 bulan lebih tua dari hemangioma infantil superfisial dan tidak jarang
tidak diketahui hingga beberapa bulan kehidupannya.1
Hemangioma kelenjar parotis yang besar, segmental, dan dalam dapat terus
membesar perlahan selama berbulan – bulan hingga beberapa tahun (Gambar 1).
Fase pertumbuhan ini diikuti dengan fase involusi lambat, yang lebih bervariasi
lamanya, berlangsung selama berbulan – bulan hingga bertahun – tahun. Bukti
involusi (perubahan menjadi merah kusam, kemudian menjadi abu – abu atau warna
putih susu, diikuti dengan semakin rata dan lembut lesinya) biasanya terlihat pada
usia 1 tahun.1

Gambar 1. Riwayat alami hemangioma infantil segmental. A. Usia 11 bulan, puncak fase
proliferasi; B. Usia 2 tahun, fase involusi; C. Usia 4 tahun, diharapkan terjadi involusi lebih lanjut
pada beberapa lesi.1

Hemangioma infantil kecil biasanya mengalami fase involusi yang lebih


cepat dari hemangioma infantil yang besar, tetapi terdapat beberapa pengecualian.
Mayoritas perjalanan klinis komplit hemangioma infantil terjadi pada usia 7 – 10
tahun. Beberapa anak memiliki kulit normal setelah involusi sedangkan sisanya
meninggalkan teleangiektasis, atrofi, fibrofatty residuum atau jaringan parut.1
Hemangioma infantil yang melibatkan dermis bagian atas (disebut juga
dengan hemangoma infantil superfisial) memiliki warna merah terang seperti
stroberi, sedangkan yang berada di dermal maupun subkutan, berwarna lebih biru.

10
Hemangioma infantil yang melibatkan struktur kulit superfisial dan yang lebih
dalam disebut hemangioma infantil campuran.1
Selain itu, berdasarkan gambaran klinisnya, hemangioma infantil dapat
diklasifikasikan sebagai lokal, segmental atau indeterminate. Hemangioma infantil
lokal terlihat area yang tertahan di sekitarnya karena hanya berkembang dari satu
fokus di bagian tengah (Gambar 2). Hemangioma infantil segmental (mirip dengan
penyakit dermatologi segmental lainnya, seperti vitiligo dan neurofibromatosis)
berkembang secara segmental atau menyebar mengikuti wilayah anatomi.
Gambaran hemangioma infantil segmental berupa plak dengan konfigurasi linear
atau geografika.1
Hemangioma infantil yang tidak dapat diidentifikasi dengan jelas sebagai
lokal atau segmental ini disebut indeterminate (Gambar 3). Pola hemangioma
infantil segmental pada wajah telah ditemukan berhubungan dengan penonjolan
wajah yang berasal dari neural – crest, dan pola terbaru dari hemangioma infantil
baru – baru ini telah diajukan. Hemangioma infantil multifokal biasanya terdiri dari
beberapa hemangioma infantil lokal. Meskipun belum ada batasan untuk jumlah
pastinya, namun hemangioma infantil yang muncul lebih dari lima menunjukkan
risiko hemangioma infantil ekstrakutan.1
Klasifikasi hemangioma infantil berdasarkan subtipenya membantu
memprediksi risiko komplikasi dan perlunya pengobatan. Penelitian prospektif dari
1.058 anak – anak dengan hemangioma infantil menunjukkan bahwa hemangioma
infantil segmental 11 kali lebih berisiko menimbulkan komplikasi dan 8 kali lebih
membutuhkan pengobatan dibandingkan hemangioma infantil lokal, meskipun
ukurannya terkontrol.1

11
Gambar 2. Hemangioma infantil lokal, Gambar 3. Hemangioma infantil indeterminate,
pada pipi seorang bayi pada pipi anak usia 14 bulan

Presentasi atipikal hemangioma infantil antara lain hemangioma infantil


letak dalam dan hemangioma infantil yang berproliferasi minimal hingga yang
tidak berproliferasi. Hemangioma infantil letak dalam dapat berproliferasi di dermis
bagian bawah dan jaringan subkutan tanpa penetrasi ke papila dermis (Gambar 4).1
Gambarannya terlokalisir, berbatas tegas, massa subkutan dengan
konsistensi seperti karet, yang dapat sedikit meninggi berwarna kebiruan atau
diatasnya terdapat telangiektasis, atau bila cukup dalam, kulit diatasnya tampak
datar dan normal. Jika terdapat keterlibatan papila dermis, permukaan kulit sering
tampak berwarna merah terang sehingga diklasifikasikan sebagai hemangioma
infantil superfisial dan dalam.1 Selain klasifikasi diatas terdapat sindrom dan
beberapa kelainan hemangioma infantil yang perlu mendapat perhatian khusus
terutama apabila mengenai segmen tertentu seperti yang akan di jelaskan berikut
ini.

Gambar 4. Riwayat hemangioma infantil dalam, pada pipi kanan/ parotid. A. Usia 1 tahun, puncak
fase proliferasi; B. Usia 3 tahun, fase involusi.1

12
2.1.4.1 PHACE (Posterior fossa malformation, Hemangiomas, Arterial
anomalies, Cardiac defects, Eye abnormalities, Sternal cleft and
supraumbilical raphe syndrome)
Hemangioma infantil segmental pada wajah berhubungan dengan PHACE,
sebuah sindrom neurokutaneus yang terdiri dari gambaran sebagai berikut:
malformasi fosa posterior otak, hemangioma infantil segmental cervicofacial,
kelainan arteri, cacat jantung atau koarktasio aorta, kelainan mata dan cacat sternum
seperti celah pada sternum atau supraumbilical raphe. Sebuah penelitian terbaru
memaparkan pengetahuan mengenai PHACE serta kriteria konsensus dalam
mendiagnosis telah dipublikasikan.1
Bila diteliti secara menyeluruh, PHACE dapat ditemukan pada sepertiga
pasien dengan hemangioma wajah yang besar. Laporan awal sebelumnya
menekankan adanya kelainan struktural otak, khususnya malformasi Dandy-
Walker, namun laporan terbaru menyatakan bahwa kelainan arteri pada area kepala
dan leher lebih sering ditemukan dibandingkan kelainan struktural otak. Kelainan
arteri intrakranial dapat menyebabkan fenomena Moyamoya, iskemia dan stroke.1

TABEL 1
Kriteria Diagnostik : Sindrom PHACE
Sindrom PHACE
Hemangioma fasial berdiameter >5 cm
Ditambah
1 kriteria mayor atau 2 kriteria minor
Kemungkinan sindrom PHACE
Hemangioma fasialis Ø >5cm Hemangioma leher atau tubuh Tidak ada hemangioma
Ditambah bagian atas, ditambah 1 kriteria ditambah
1 kriteria Minor mayor atau 2 kriteria minor 2 kriteria mayor
SISTEM ORGAN KRITERIA MAYOR KRITERIA MINOR
Serebrovaskular Kelainan A.cerebri mayor A.embrionik persisten lebih
Displasia A.cerebri besar sering dari A.trigeminal
Stenosis arterial atau oklusi A.proatantal intersegmental
dengan atau tanpa (tipe1 dan2)
moyamoya kolateral A.hipoglosal primitif
Tidak ada atau hipoplasia A.otak primitif
sedang hingga berat
A.serebri besar
Penyimpangan asal atau
aliran A.serebri besar
A. Trigeminal persisten
Anuerisma sakular dari
beberapa A.serebri

13
Struktur otak Kelainan fosa posterior Perluasan lesi ektra-aksial
Kompleks Dandy-Walker dengan gambaran
atau hipoplasia/displasia hemangioma intrakranial
serebral unilateral/ bilateral konsisten
Kelainan midline
Gangguan migrasi neuronal
Kardiovaskular Kelainan lengkungan aorta Kecacatan septum ventrikel
Displasia koarktasio aorta Lengkungan aorta di sebelah
Aneurisma kanan (double aortic arc)
Penyimpangan asal Arteri
subklavia dengan atau tanpa
cincin vaskular
Mata Kelainan segmen posterior Kelainan segmen anterior
Vaskularisasi fetus persisten Sklerokornea
(hiperplasi primer vitrous Katarak
persisten) Koloboma
Kelainan vaskular retina Mikrooflamia
Hipoplasia saraf optik pada
morning glory disc
Stafiloma peripapiler
koloboma
Ventral atau midline Kecacatan sternum Hipopituarisme
Celah pada sternum Tiroid ektopik
Supraumbilical raphe
Kecacatan sternum lainnya

Komplikasi lain seperti kejang dan keterlambatan perkembangan kadang


ditemukan ketika terdapat kelainan pada susunan saraf. Kelainan jantung yang
paling umum terjadi adalah koarktasio aorta, dimana yang paling sering terlibat
adalah aorta transversal. Pemeriksaan otak (Magnetic Resonance Imaging (MRI)
dan Magnetic Resonance Angiography) harus dipertimbangkan pada semua bayi
yang mengalami hemangioma infantil segmental besar di area wajah. Selain itu,
pemeriksaan oftalmologi dan ekokardiogram dapat dilakukan, mengingat relatif
sering dijumpai kelainan pada area tersebut. Penilaian perkembangan dan
neurologis secara berkala harus dilakukan.1

2.1.4.2 Hemangioma Infantil Periokular


Bayi dengan hemangioma infantil periokular berisiko mengalami anisometropia
dan ambliopia, yang jika tidak diobati, dapat menyebabkan kehilangan penglihatan
secara permanen (Gambar 5). Tekanan langsung pada kornea dapat menyebabkan
silindris atau miopia, serta efek massa tumor itu sendiri dapat menyebabkan ptosis,
proptosis, sumbatan pada aksis visual atau strabismus. Setiap pasien dengan

14
hemangioma infantil periokular harus menjalani evaluasi oftalmologi dan
kunjungan kembali selama fase proliferatif (biasanya 3-4 bulan pertama
kehidupan). Pemeriksaan lanjut mungkin diperlukan untuk menilai apakah ada
keterlibatan retrobulbar.1

Gambar 5. Hemangioma infantil segmental yang membahayakan penglihatan, diterapi dengan


glukokortikoid sistemik. A. sebelumnya tidak ditemukan tanda - tanda tumor yang terlihat pada foto
bayi; B. Usia 3 bulan, hemangioma infantil luas menginfiltrasi kelopak mata atas dan jaringan
sekitarnya, menyebabkan pandangan terhalang; C. Kelopak mata dapat dibuka setelah diterapi
glukokortikoid selama 2 minggu; D. Tumor berinvolusi, usia 6 tahun.1

2.1.4.3 Hemangioma Infantil di Area janggut


Hemangioma infantil segmental melibatkan preaurikular, mandibula, dagu dan
kulit leher (biasanya disebut area janggut) memiliki risiko 60% mengalami gejala
penyakit saluran nafas. Hemangioma infantil pada jalan nafas sering muncul
bersamaan dengan onset berbahaya dari stridor bifasik antara minggu ke-4 dan ke-
12 kehidupan, dan sering keliru didagnosis sebagai trakeomalasia, infeksi saluran
nafas atas atau sesak nafas. Jika hemangioma infantil terus membesar, dapat terjadi
gangguan pernafasan hingga mengancam jiwa. Evaluasi yang tepat oleh
otolaringologis pediatrik dan pengobatan sangat penting. Hemangioma infantil juga
dapat melibatkan kelenjar parotis, dan pengobatan diperlukan karena pertumbuhan
yang masif, deformitas struktur sekitarnya, dan dalam kasus yang jarang, gagal
jantung kongestif output tinggi.1

2.1.4.4 Hemangioma Infantil Lumbosakral dan Perineum


Hemangioma infantil segmental diatas area lumbosakral atau perineum dapat
berhubungan dengan kelainan tulang belakang, tulang dan genitourinaria. Dua

15
klasifikasi telah diusulkan sesuai dengan lingkup klinis: sindrom PELVIS yaitu
hemangioma infantil perineum, malformasi genitalia eksterna,
lipomielomeningokel, kelainan vesikorenal, anus imperforata dan skin tag, serta
sindrom SACRAL, yang menunjukkan spinal dysraphism, kelainan anogenital,
kutaneus, renal dan urologi, yang berhubungan dengan angioma lumbosakral
lokal.1
Hemangima infantil segmental diatas area lumbosakral berisiko signifikan
untuk terjadi spinal dysraphism dan tethered spinal cord. Pemeriksaan MRI sangat
dianjurkan dalam keadaan ini. Evaluasi lain seperti USG ginjal dilakukan harus
berdasarkan temuan klinis.1

2.1.4.5 Hemangioma Infantil Multifokal


Sekitar 15% bayi memiliki lebih dari satu hemangioma infantil, dan bayi prematur
berisiko lebih tinggi untuk mengalami lesi multipel (Gambar 6). Pada kasus yang
jarang, bayi dapat memiliki ratusan lesi. Hingga pemeriksaan GLUT-1 diakui
sebagai penanda spesifik untuk hemangioma infantil, banyak bayi dengan tumor
vaskular multifokal dan penyakit ekstrakutan digambarkan memiliki diffuse
neonatal haemangiomatosis.1
Beberapa dari bayi – bayi ini juga mengalami tumor vaskular lainnya. Bayi
hemangioma infantil dengan jumlah 5 atau lebih diketahui memiliki peningkatan
risiko hemangioma infantil hapatik. Lokasi lain keterlibatan viseral jarang
ditemukan pada hemangioma infantil yang sebenarnya. Hemangioma infantil
viseral meliputi yang mempengaruhi hati, traktus gastrointestinal dan otak, juga
dilaporkan pada hemangioma infantil segmental soliter.1

Gambar 6. Hemangioma infantil multifokal pada bayi berusia 6 bulan. Terdapat papul eritematosa,
berbentuk kubah, multipel pada lengan kiri, panggul dan punggung.

16
2.1.4.6 Hemangioma Infantil Hepatik
Hati merupakan area ekstrakutan yang paling umum dari hemangioma infantil, bayi
yang memiliki lebih dari 5 hemangioma infantil harus dievaluasi kemungkinan
terjadinya hemangioma infantil hepatik dengan USG hati. Bahkan jika ada,
hemangioma infantil hepatik sering terjadi tanpa gejala, namun minoritas tetap
menyebabkan morbiditas, dan pada kasus yang jarang dapat mengancam jiwa.
Klasifikasi hemangioma infantil hepatik telah diusulkan oleh Christison-Lagay
dkk, meliputi tiga tipe hemangioma infantil hepatik, dua diantaranya adalah
hemangioma infantil yang sesungguhnya.1
Tipe yang paling umum terjadi (adanya beberapa hemangioma infantil
hepatik atau mutifokal) sering tanpa gejala namun dapat menyebabkan gagal
jantung kongestif output tinggi. Sebuah kondisi yang lebih jarang terjadi dimana
hati tergantikan oleh hemangioma disebut penyakit difus. Kondisi mengancam jiwa
ini dapat menyebabkan sindrom kompartemen abdomen dan hipotiroid berat akibat
tumor yang berhubungan dengan deiodinisasi hormon tiroid (lihat bagian
“pemeriksaan laboratorium”).1
Tipe ketiga hemangioma hepatik tampak sebagai tumor vaskular soliter
besar yang muncul pada saat bayi lahir dan berhubungan dengan arteriovenous
shunt. Pada sebagian besar kasus hemangioma ini bukan hemangioma infantil yang
sesungguhnya namun lebih merupakan analog dari rapidly involuting congenital
haemangioma (RICH) yang terjadi pada hati. Ketika permasalahan jantung atau
hipotiroid berat menjadi komplikasi hemangioma infantil hepatik, perlu dilakukan
intervensi sistemik. Embolisasi mungkin dapat membantu jika gagal jantung
kongestif output tinggi terjadi. Pergantian hormon tiroid secara agresif diperlukan
dalam kasus – kasus hipotiroid. Pada kasus yang mengancam jiwa, transplantasi
hati dapat dipertimbangkan sebagai pilihan terapi.1

2.1.5 Diagnosis
Lesi hemangioma infantil yang superfisial dapat dikenali secara klinis. Warna yang
terang dan memucat pada penekanan membantu dalam penegakan diagnosis.
Terlebih, warna hemangioma infantil menggelap seiring pertumbuhan yang

17
EVALUASI HEMANGIOMA INFANTIL DENGAN KEMUNGKINAN KETERLIBATAN SISTEMIK

Hemangioma Hemangioma infantil Hemangioma infantil


multipel ≥5* di daerah janggut segmental

USG Abdomen, DL, FL, UL


Evaluasi
THT,Laryngoscopy

Cervicofacial**: tanpa
Sindrom PHACE

membesar dibandingkan kelainan malformasi vaskular lainnya dimana tidak


terdapat perubahan warna. Ketika terdapat lesi yang memiliki gambaran,
pertumbuhan dan fenotip lain yang tidak biasa, beberapa modalitas diagnostik dapat
digunakan. Beberapa meneliti bFGF pada urin dan serum VEGF sebagai marker
pada hemangioma infantil.4
Ketika lesi memiliki komponen orbita, pemeriksaan dengan menggunakan
teknik pencitraan harus dilakukan untuk menunjang diagnosis dan untuk memeriksa
keterlibatan yang lebih jauh. Ultrasonografi menunjukkan peningkatan kepadatan
pembuluh darah dan pola arus tinggi pada hemangioma infantil, yang mungkin
membantu dalam diagnosis, walaupun hasil pemeriksaan sepenuhnya dan dampak
pada struktur disekitarnya mungkin terbatas dengan modalitas ini. Pemeriksaan
dengan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) memberikan hasil yang
lebih baik dari pada penggunaan comuputed tomography (CT), karena penggunaan
MRI mencegah paparan radiasi pada anak yang rentan pada usianya. Penggunaan
CT harus disesuaikan dengan dosis radiasi sesuai umur dan ukuran.4,7

2.1.6 Terapi

18
Salah satu kesulitan terbesar dari penanganan hemangioma infantil terdapat pada
pemilihan terapi awal. Karena banyaknya hemangioma infantil yang mengalami
regresi spontan dan terapi intervensi memiliki resiko, kebutuhan akan terapi
intervensi tidak selalu harus diberikan. Menurut “Guidelines of care for
hemangiomas of infancy” yang di terbitkan oleh Journal of the America Academy
of Dermatology, tujuan utama terapi adalah untuk pencegahan keadaan yang
mengancam jiwa atau komplikasi yang dapat mengancam fungsi organ, pencegahan
kecatatan yang permanen, menurunkan stress psikologis pada pasien dan keluarga,
menghindari intervensi yang agresif pada lesi yang memberikan hasil yang baik
tanpa pengobatan, dan pencegahan atau pengobatan pada ulserasi untuk
menurunkan kemungkinan terbentuknya skar, infeksi dan nyeri. Konseling dan
edukasi yang tepat mengenai penyakit, pilihan pengobatan dan hasil yang
diharapkan agar pasien dan keluarga mendapatkan informasi yang cukup untuk
mengambil keputusan yang tepat.1,5
Intervensi tergantung dari besar lesi, lokasi, umur dari pasien atau lama dari
lesi, dan potensi dari sequel dari setiap lesi. Semua faktor ini harus dievaluasi untuk
menentukan keputusan yang akan diambil.5 Terdapat beberapa terapi intervensi
yang dapat dipilih mulai dari pemberian obat topikal, sistemik, sampai tindakan
bedah dan laser.1,5 Pemilihan terapi hemangioma infantil tergantung dari fase
pertumbuhannya (Gambar 7).1,2,3,5

Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Penunjang

Hemangioma Infantil

Fase Proliferasi < 1tahun Fase involusi >1 tahun Fase involuted atau > 3
atau 18 bulan tahun

Lesi stabil Terdapat ulserasi, Observasi, Observasi


pertumbuhan cepat, propranolol,
bentuk dan menganggu bedah atau
fungsi organ laser
Observasi

19
Propranolol,
kortikosteroid, Laser
(superfisial),
vincristine, interferon
alfa, β-Blocker
Topikal, Bedah

Gambar 7. Bagan pemilihan terapi hemangioma infantil1,2,3,5

2.1.6.1 Kortikosteroid Sistemik


Hingga saat ini, kortikosteroid sistemik merupakan terapi lini pertama untuk
hemangioma infantil yang mengalami deformitas, membahayakan atau mengancam
jiwa. Kortikosteroid bekerja sangat baik selama fase pertumbuhan hemangioma
infantil, menyebabkan perlambatan atau penghentian pertumbuhan hingga pada
90% kasus, dengan regresi total pada sepertiga kasus. Meskipun mekanisme kerja
dari kortikosteroid belum diketahui pasti, studi terbaru menunjukkan adanya
peningkatan regulasi mitokondria sitokrom b, clusterin/ApoJ (mungkin penanda
apoptosis), dan/ atau interleukin-6 sebagai penanda kortikosteroid dalam
menginduksi penghentian pertumbuhan hemangioma infantil.1
Prednison atau prednisolon diberikan pada dosis 2-3 mg/kg/hari, umumnya
diberikan selama 4-8 minggu diikuti dengan penurunan dosis dalam jangka waktu
lama (tapering off), tergantung pada usia anak dan indikasi pengobatannya. Sebuah
meta analisis pada 184 pasien menunjukkan tingkat respon 84% dengan dosis rata
– rata 2,9 mg/kg selama rata – rata 1,8 bulan sebelum dilakukan tapering off.
Meskipun dosis 3 mg/kg/hari lebih efektif (94% responsif) daripada 2mg/kg/hari
(75% responsif), efek samping yang lebih besar dijumpai saat diberikan dosis yang
lebih tinggi.1
Komplikasi jangka pendek kortikosteroid sistemik, antara lain: wajah
cushingoid (71%), perubahan kepribadian (29%), iritasi lambung (21%), infeksi
jamur (oral atau perineum, 6%) dan penurunan tinggi badan (35%) serta berat badan
(42%) selama pengobatan. Lebih dari 90% anak yang mengalami penurunan tinggi
badan dapat kembali ke kurva pertumbuhan mereka sebelum mendapat terapi pada

20
usia 24 bulan. Komplikasi lainnya termasuk hipertensi, miopati yang diinduksi oleh
steroid, imunosupresi dan insufisiensi adrenal sementara. Tekanan darah harus
dipantau setiap kali kunjungan ke dokter kulit atau dokter anak. Anak yang
mengkonsumsi prednison lebih dari 2 mg/kg/hari selama lebih dari 14 hari dianggap
memiliki defisit imunitas yang dimediasi oleh sel. Vaksinasi virus hidup harus
ditunda pada bayi yang menerima kortikosteroid dosis tinggi. Pneumonia akibat
Pneumocystis carinii merupakan kasus yang jarang, namun dilaporkan telah terjadi,
sehingga beberapa dokter menggunakan profilaksis sulfametoksazol-trimetoprim
selama pengobatan kontraindikasi pemberian steroid yaitu pada pasien dengan
infeksi jamur sistemik, hipersensitivitas terhadap steroid, serta pasien yang sedang
diimunisasi.1,17

2.1.6.2 Kortikosteroid Intralesi


Kortikosteroid intralesi dapat menjadi pengobatan yang efektif untuk hemangioma
infantil lokal, yang relatif kecil dan terletak di lokasi yang berisiko tinggi seperti
bibir, ujung hidung, pipi dan telinga. Suntikan untuk hemangioma infantil
periokular biasanya dilakukan oleh dokter mata, namun adanya laporan embolisasi
arteri retina dan kebutaan telah menyebabkan berkurangnya penggunaan modalitas
ini. Pada laporan kasus serial terbesar mengenai steroid intralesi menemukan
mayoritas menunjukkan penurunan volume lebih besar dari 50% dengan hasil
terbaik terjadi pada hemangioma infantil yang relatif superfisial. Efek samping
terjadi pada 6,4% pasien termasuk wajah cushingoid, atrofi kulit dan syok
anafilaksis.1

2.1.6.3 Kortikosteroid Topikal


Serangkaian kasus telah melaporkan tentang manfaat kortikosteroid topikal kelas I,
terutama untuk hemangioma infantil kecil dan superfisialis.1 Efek samping yang
dapat terjadi termasuk atrofi lokalisata, hipopigmentasi, hipertrikosis dan infeksi.
Garson et al pada studinya dengan menggunakan kortikosteroid topikal superpoten

21
pada 34 anak, periode pemberian berkisar antara 4 sampai 21 minggu. Dari hasil
penelitian tersebut ditemukan 35% menunjukkan respon baik, 38% dengan respon
parsial dan 27% tanpa respon. Dikarenakan kesuksesan penggunaan timolol secara
topikal, penggunaan kortikosteroid topikal mulai ditinggalkan.8

2.1.6.4 Propranolol
Pada tahun 2008, propanolol yang merupakan antagonis β-adrenergik nonselektif
secara kebetulan ditemukan menyebabkan regresi dari hemangioma infantil pada
bayi dengan kelainan kardiovaskular.8 Pada tahun 2008 Leaute-Labreze
menemukan penghentian pertumbuhan dan involusi mencolok dari hemangioma
infantil pada bayi yang mendapat propanolol untuk pengobatan kardiomiopati yang
diinduksi oleh steroid.1,9,10,11
Mayoritas penelitian menggunakan dosis 1,5 – 3,0 mg/kg/hari diberikan 2
atau 3 kali per-hari. Pada sebagian besar laporan, pasien dirawat minimal selama 6
bulan dengan efek samping yang dapat ditolerir. Tidak seperti steroid yang biasanya
hanya menstabilkan pertumbuhan hemangioma infantil, namun tidak menyebabkan
involusi, propranolol dapat menyebabkan regresi pada sebagian besar kasus.
Hemangioma infantil dapat tumbuh kembali (rebound) setelah penghentian terapi,
namun biasanya berespon baik dengan terapi ulang. Efek samping dari propranolol
antara lain penurunan sementara tekanan darah asimtomatik, agitasi, perubahan
tidur, berkeringat, wheezing dan tangan dingin. Bagaimanapun juga efek samping
yang paling harus diperhatikan meskipun jarang terjadi adalah hipoglikemi, yang
berpotensi mengancam jiwa.1,9,12
Panduan antisipasi untuk meminimalisir hipoglikemia pada bayi muda yaitu
dengan meningkatkan frekuensi makan dan menghentikan obat jika asupan oral
berkurang. Hasil mengesankan yang dilaporkan pada beberapa kasus lainnya
seperti hemangioma infantil kutaneus yang berproliferasi lengkap, hemangioma
infantil saluran nafas, hepatik dan orbital. Pasien dengan sindrom PHACE yang
memiliki kelainan vaskular pada sistem saraf pusat berisiko stroke atau gejala sisa
akibat gangguan aliran darah arteri yang terkait dengan penurunan tekanan darah
atau denyut jantung.1,14,15

22
Kontraindikasi pemberian propranolol ini terutama pada pasien dengan
syok kardiogenik, sinus bradikardia, hipotensi, gagal jantung, riwayat wheezing,
hipersensitivitas terhadap propranolol serta pada bayi cukup bulan dengan usia
kurang dari 5 minggu. Prosedur pemantauan standar untuk pasien hemangioma
infantil dengan propranolol secara umum belum ditetapkan. Propranolol oral
memiliki tiga efek farmakologis yang berbeda, yaitu efek cepat, menengah dan
jangka panjang. Efek cepat terlihat dalam 1-3 hari setelah inisiasi terapi, berupa
perubahan warna yang terlihat serta pelunakan lesi, terkait efek inhibisi β2 yang
menurunkan pelepasan transmitter vasodilator seperti nitrit oksida. Efek menengah
disebabkan penurunan VEGF dan bFGF. Efek jangka panjang diakibatkan oleh
apoptosis yang menyebabkan regresi hemangioma.1,14,15,16,17

2.1.6.5 Vincristine
Vincristine merupakan suatu agen alkaloid yang biasa digunakan dalam kemoterapi
dan menyebabkan apoptosis dari sel dan biasanya digunakan sebagai terapi lini
kedua pada dan diindikasikan pada hemangioma infantil yang tidak merespon
dengan terapi kortikosteroid dan propranolol, atau kontraindikasi lain pemberian
kortikosteroid dan propranolol. Terapi ini juga efektif untuk kaposiform
endothelioma (dengan trombositopenia) dan untuk hemangioendothelioma lain.18
Dosis yang diberikan adalah 0,05 mg/kg intravena untuk bayi dengan berat
<10 kg dan 1,5 mg/m2 untuk bayi dengan berat >10 kg.1,4,13 Vincristine memiliki
banyak efek samping ketika digunakan meliputi konstipasi, neuropati,
immunosupresi, dan alopesia sedangkan kontraindikasi pemberian dari vincristine
ini adalah pada pasien yang sedang dalam terapi radiasi hepar.19

2.1.6.6 Interferon alfa


Merupakan inhibitor angiogenesis yang poten dan telah digunakan untuk
hemangioma infantil yang menyebabkan morbiditas yang tidak responsif dengan
kortikosteroid oral atau terapi tersebut merupakan kontraindikasi.1,20 interferon-α

23
bekerja dengan menghambat migrasi sel endothelial dan proliferasi serta faktor
pertumbuhan yang spesifik.20 Efek samping dari penggunaan interferon alfa ini
biasanya bersifat sementara yaitu demam, iritabilitas, neutropenia, dan kelainan
enzim hati, efek samping yang paling ditakuti dari pemberian interferon alfa ini
adalah neurotoksisitas yang parah termasuk diplegia spastik. Kontraindikasi
pemberian dari interferon alfa ini adalah pasien dengan penyakit ginjal maupun hati
yang berat.1,8
Sebuah meta-analisis dari 441 pasien menunjukkan 11 pasien mengalami
diplegia spastik ireversibel dan 16 pasien dengan gangguan motorik yang reversibel
pada penghentian terapi. Semua pasien yang menjalani terapi inisiasi saat usia
kurang dari 1 tahun, menunjukkan interferon-α lebih aman dikonsumsi setelah usia
1 tahun. Evaluasi neurologis juga harus dilakukan setiap bulan pada anak yang
mendapat terapi. Karena efek samping dari penggunaan interferon alfa ini sangat
berat maka penggunaannya sangat jarang.1,8
2.1.6.7 β-Blocker Topikal
Laporan awal menunjukkan respon yang baik dengan pemberian timolol 0,5%,
yang diberikan dua kali sehari pada kasus hemangioma infantil superfisialis.
Timolol jauh lebih poten dibandingkan propranolol, namun data mengenai
penyerapan perkutaneus masih kurang, sehingga saat ini hanya dianjurkan
penggunaan dalam jumlah kecil (yaitu, 1 tetes 2x sehari). Studi lebih lanjut
dibutuhkan untuk menilai hasil modalitas ini sehingga mampu menentukan
penggunaannya dalam terapi.1
Satu studi retrospektif yang dilakukan di Shanghai menunjukkan hasil yang
memuaskan setelah kombinasi propranolol 2 mg/kg/hari dan timolol maleat gel
0,5% 3 kali sehari.1,13 Rizvi dkk dan yu dkk melaporkan tidak ditemukan efek
samping dalam penggunaan timolol maleat topikal sebagai terapi hemangioma
infantilselama satu tahun.22,23 Chan dkk mengemukakan biovailabilitas sistemik
dari timolol tetes mata jika diaplikasikan pada mukosa adalah sebesar 60-80%,
namun konsentrasi timolol plasma tidak terdeteksi pada 3 dari 4 pasien jika
diaplikasikan pada kulit. Absorpsi sistemik timolol yang rendah jika diaplikasikan

24
pada kulit, mengakibatkan efek samping yang minimal tetapi tetap perlu untuk
melakukan monitoring pada pasien dengan gangguan jantung.1
Dosis yang direkomendasikan yaitu satu tetes timolol maleat 0,5 %
dioleskan pada lesi sebanyak dua kali sehari. Chan dkk dalam sebuah penelitian
eksperimental melaporkan penggunaan timolol maleate sebanyak satu tetes setiap
12 jam lebih efektif pada lesi dengan volume < 100mm3 atau diameter < 11,3 mm,
karena lesi yang kecil memiliki rasio permukaan:volume yang lebih besar. Timolol
maleat juga dilaporkan lebih efektif pada area dengan lapisan epidermis yang lebih
tipis.24,25 Chakkittakandiyil dkk melaporkan respon terapi yang lebih baik dengan
penggunaan timolol maleat lebih dari tiga bulan.26,27

2.1.6.8 Laser
Pada awalnya PDL (pulse dye laser) dirancang untuk mengobati portwine stains,
kini dapat digunakan untuk mengobati hemangioma infantil dengan hasil yang
bervariasi. Beberapa laporan menunjukkan adanya perbaikan dalam pengobatan
hemangioma infantile dengan ulserasi dan mengurangi sisa teleangiektasis serta
eritema setelah involusi. Pulse dye laser bekerja dengan menginduksi apoptosis dan
menurunkan ekspresi mRNA vascular endothelial growth factor (VEGF).28
Penggunaannya dalam pengobatan hemangioma infantil sedang
berproliferasi masih kontroversi. Batta dkk, melakukan studi prospektif terkontrol
acak mengenai pengobatan hemangioma infantil pada 121 pasien yang berusia 1-
14 minggu, menggunakan PDL 585-nm tanpa pendinginan dibandingkan dengan
pasien yang diobservasi saja. Hasil penelitian mereka menunjukkan tidak ada
perbedaan antara terapi laser yang lengkap dan hampir lengkap dibandingkan
dengan pasien yang diobservasi saja pada usia 1 tahun, dengan kecenderungan
peningkatan hipopigmentasi dan perubahan tekstur pada kelompok yang diterapi
laser. Penelitian lain menunjukkan hasil yang baik menggunakan PDL 585-nm,
dengan berbagai fluence (total energi per-satuan luas), namun beberapa penelitian
lain menekankan bahwa PDL bekerja sangat baik pda hemangioma infantil
superfisial namun tidak dapat menghentikan pertumbuhan komponen bagian
dalam.1

25
Telah dilaporkan penggunaan PDL pada ulserasi yang parah dan jaringan
parut, khususnya pada pengobatan hemangioma infantil segmental selama fase
proliferatif. Pendekatan konservatif terapi PDL terutama dapat dilakukan untuk
mengobati ulkus dan mempercepat resolusi eritema setelah fase proliferasi
selesai.1,29

2.1.6.9 Bedah
Bedah eksisi dapat diindikasikan pada setiap siklus hidup hemangioma infantil.
Pada sebagian besar kasus, pilihan terbaik adalah menunggu hingga regresi berjalan
dengan baik dan penilaian yang lebih akurat dapat dilakukan berdasarkan terjadi
atau tidak skar dan perubahan tekstur. Keputusan tindakan eksisi dapat diambil
setelah 3-5 tahun, meskipun involusi belum lengkap atau dapat dilakukan setelah
pemberian terapi lain tetapi belum memberikan hasil yang memuaskan.1
Lokasi anatomi tertentu seperti ujung hidung dan bibir sering membutuhkan
tindakan operasi. Eksisi juga dapat diindikasikan pada beberapa kasus dimana
karakteristik klinis seperti pedunkul, sangat ulseratif atau lapisan dermal yang
sangat tebal menyatakan bahwa jaringan parut pasti terjadi. Tindakan eksisi elips
standar sering dilakukan; bagaimanapun juga eksisi sirkuler diikuti dengan
penutupan yang rapat mungkin meninggalkan bekas luka yang lebih kecil.1,30

26
BAB III
RINGKASAN

Hemangioma infantil merupakan tumor jinak yang paling sering dijumpai pada
masa kanak – kanak, terjadi sekitar 4% pada anak usia 1 tahun. Berbeda dengan
tipe hemangioma dan malformasi vaskular lainnya, hemangioma infantil memiliki
karakteristik fase proliferatif yang diikuti oleh fase involusi yang lebih lambat.
Hemangioma infantil terutama terdiri dari sel – sel endotel tetapi juga mengandung
fibroblas, perisit, sel – sel intersisial dan sel mast. Waner dan Suen
mengklasifikasikan hemangioma berdasarkan kedalaman lesi menjadi 3, yaitu
hemangioma superfisial, hemangioma dalam serta tipe campuran.
Salah satu kesulitan terbesar dari penanganan hemangioma infantil terdapat
pada pemilihan terapi awal. Karena banyaknya hemangioma infantil yang
mengalami regresi spontan dan terapi intervensi memiliki resiko, kebutuhan akan
terapi intervensi tidak selalu harus diberikan. Tujuan utama terapi adalah untuk
pencegahan keadaan yang mengancam jiwa atau komplikasi yang dapat

27
mengancam fungsi organ, pencegahan kecatatan yang permanen, menurunkan
stress psikologis pada pasien dan keluarga, menghindari intervensi yang agresif
pada lesi yang memberikan hasil yang baik tanpa pengobatan, dan pencegahan atau
pengobatan pada ulserasi untuk menurunkan kemungkinan terbentuknya skar,
infeksi dan nyeri.
Pilihan pengobatan hemangioma infantile meliputi pemberian propranolol
dan kortikosteroid sistemik sebagai lini pertama. Kortikosteroid intralesi dapat
digunakan pada lesi yang relatif kecil dan terletak di lokasi yang berisiko tinggi,
sedangkan topikal kortikosteroid sudah jarang digunakan. Vincristine dan juga
interferon alfa dapat digunakan sebagai lini kedua apabila lesi tidak memberikan
respon atau terdapat kontraindikasi pemberian pengobatan lini pertama. β-Blocker
Topikal dan juga laser dapat digunakan pada lesi yang superfisial. Tindakan bedah
merupakan pilihan terakhir dimana kemungkinan besar meninggalkan bekas luka
operasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mathes E.F, Frieden I.J. Vascular Tumors. In: Goldsmith, L.A., Katz, S.I.,
Gilchrest, B.A., Paller, A.S., Leffell, D.J.,Wolff, K., eds. Fitzpatrick’s
Dermatology in General Medicine. Eight Edition. New York: McGraw-
Hill; 2012, p.1456-1469.
2. Haggstrom A.N, Garzon M.C. Infantile Hemangiomas. In : Bolognia J.L,
Jorizzo J.L, Schaffer J.V., eds. Dermatology. Third Edition. Philadelphia:
Elsevier; 2012, p.1691-1709.
3. Zheng JW, Zhang L, Zhou Q, Mai HM, Wang YA, Fan XD, Qin ZP, Wang
K, Zhao YF. A Practical Guide to Treatment of Infantile Hemangiomas of
the Head and Neck. Int J Clin Exp Med. 2013;6(10):851-860.
4. Callahan Alison, Yoon Michael. Infantile hemangiomas: A review. Saudi
Journal of Ophthalmology 2012;26:283-291.
5. Chen T.S, Eichenfield L.F, Friedlander S.F. Infantile Hemangiomas: An
Update on Pathogenesis and Therapy. Pediatrics. 2013; 131(1):99-108.

28
6. James, William D., Dirk M. Elston, and Timothy G. Berger. Andrews'
Diseases of the Skin: Clinical Dermatology. Philadelphia, PA: Elsevier,
2016.
7. Hajheydari Z, Shahmohammadi S, Talaee R. Update on Infantile
Haemangioma. J Pediatr Rev. 2014;2(1):29-38. DOI: 10.7508/JPR-V2-N1-
29-38.
8. Richter G.T, Friedman A.B. Hemangiomas and Vascular Malformations:
Current Theory and Management. Journal of Pediatrics Volume 2012,
Article ID 645678, 10 pages doi:10.1155/2012/645678
9. Sethuraman G, Yenamandra VK, Gupta V. Management of Infantile
Hemangiomas: Current Trends. J Cutan Aesthet Surg. 2014; 7(2): 75-85.
10. Rosenblatt A, Mathes EF, Rosbe KW. Infantile hemangiomas: from
pathogenesis to clinical features. Research and Reports in Neonatology.
2012; 2: 55-64.
11. Léauté-Labrèze C, Dumas de la Roque E, Hubiche T, Boralevi F, Thambo
JB, Taïeb A. Propanolol for severe hemangiomas of infancy. N Engl J Med.
2008; 358(24): 2649-2651.
12. Shah M.K. Beta blockers in infantile hemangiomas: A practical guide.
Indian Journal of Paediatric Dermatology. DOI:10.4103/2319-
7250.139498.
13. Aaron Fay, John Nguyen, Milton Waner. Conceptual Approach to the
Management of Infantile Hemangiomas. The Journal Of Pediatrics
2010;157(6):881-888.
14. Zimmermann A.P, Wiegand S, Werner J.A, Eivazi B. Propranolol therapy
for infantile haemangiomas: Review of the literature. International Journal
of Pediatric Otorhinolaryngology 74 (2010) 338–342.
15. Ge J, Zheng J, Zhang L, Yuan W, Zhao H. Oral propranolol combined with
topical timolol for compound infantile hemangiomas: a retrospective study.
Nature. DOI: 10.1038/srep19765.
16. Price C.J, MD, Lattouf C, Baum, B, McLeod M, Schachner L.A, Duarte
A.M, Connelly E.A. Propranolol vs Corticosteroids for Infantile

29
Hemangiomas A Multicenter Retrospective Analysis. Arch Dermatol.
2011;147(12):1371-1376. Published online August 15, 2011.
Doi:10.1001/archdermatol.2011.203.
17. Darjania T, Zvulunov A (2016) Cardiovascular Drugs in Management of
Infantile Hemangiomas. J Dermatolog Clin Res 4(2): 1070.
18. Wasserman J.D, Mahant S, Carcao M, Perlman K, Pope E. Vincristine for
Successful Treatment of Steroid-Dependent Infantile Hemangiomas.
American Academy of Pediatrics. DOI: 10.1542/peds.2014-2542.
19. Zhang L, Yuan W, Zheng J. Pharmacological therapies for infantile
hemangiomas: A clinical study in 853 consecutive patients using a standard
treatment algorithm. Nature. DOI: 10.1038/srep21670.
20. Zhang L, Zheng J.W, Yuan W.E. Treatment of alarming head and neck
infantile hemangiomas with interferon-α2a: a clinical study in eleven
consecutive patients. Doi: 10.2147/DDDT.S67682.
21. Tamayo L, Ortiz DM, Orozco-Covarrubias L, et al. Therapeutic efficacy of
interferon alfa-2b in infants with life-threatening giant hemangiomas. Arch
Dermatol. 1997 Dec. 133(12):1567-71.
22. Rizvi SAR, Yusuf F, Sharma R, Rizvi SWA. Management of Superficial
Infantile Capillary Hemangiomas with Topical Timolol Maleate Solution.
Seminars in Opthalmology. 2013; doi: 10.3109/08820538.2013.821505.
23. Yu L, Li S, Su B, Liu Z, Fang J, Zhu L, Huang M, Shan W, Song D, Ye B,
Luo C. Treatment of Superficial Infantile Hemangiomas with Timolol:
Evaluation of short-term efficacy and safety in infants. Experimental and
therapeutic medicine. 2013; 6: 388-390.
24. Chan H, McKay C, Adams S, Wargon O. RCT of Timolol Maleate Gel for
Superficial Infantile Hemangiomas in 5- to 24-Week-Olds. Pediatrics.
2013; 131(6): 1739-47.
25. Weissenstein A, Straeter A, Villalon G, Bittmann S. Topical Timolol for
Small Infantile Hemangioma: a new therapy option. The Turkish Journal of
Pediatrics. 2012; 54: 156-158.

30
26. Chakkitakandiyil A, Phillips R, Frieden IJ, Siegfried E, Lara-Corrales I,
Lam J, Bergmann J, Bekhor P, Poorsattar S, Pope E. Timolol Maleate 0,5%
or 0,1% Gel-Forming Solution for Infantile Hemangiomas: A
Restrospective, Multicenter, Cohort Study. Pediatric Dermatology.
2012;29(1):28-31.
27. Pope E, Chakkittakandiyil A. Topical Timolol Gel for Infantile
Hemangiomas: A Pilot Study. Arch Dermatol. 2010; 146(5): 564-565.
28. Cao Y, Wang F, Jia Q, Xu R, Dang W, Chen Q, Lin L, Wang Y. One
Possible Mechanism of Pulsed Dye Laser Treatment on Infantile
Hemangioma: Induction of Endothelial Apoptosis and Serum Vegf Level
Changes. J Lasers Med Sci 2014;5(2):75-81.
29. Shen L, Zhou G, Zhao J, Li P, Xu Q, Dong Y Zhang Z. Pulsed dye laser
therapy for infantile hemangiomas: a systemic review and meta-analysis. Q
J Med 2015; 108:473–480. Doi:10.1093/qjmed/hcu206.
30. Wong MYY, Yau GSK, Lee JWY, Chu ATK, Tam VTY, et al. (2014)
Management of a Large Periocular Infantile Hemangioma with Oral
Propranolol and Surgical Excision: A Case Report and Review. J Pregnancy
and Child Health 1: 103. doi:10.4172/2376-127X.1000103.

31

Anda mungkin juga menyukai