TEKNIK MOLEKULAR DAN IMUNOLOGI Metode EL
TEKNIK MOLEKULAR DAN IMUNOLOGI Metode EL
IMUNOLOGI
OLEH : HAFIZAHSYAH
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan teknik pengujian serologi yang didasarkan pada prinsip interaksi antara
antibodi dan antigen. Pada awalnya, teknik ELISA hanya digunakan dalam bidang
sampel seperti dalam pendeteksian antibodi IgM, IgG, & IgA pada saat terjadi
ilmu pengetahuan, teknik ELISA juga diaplikasikan dalam bentuk lain termasuk
untuk asai hormon dalam cairan tubuh adalah system competitive enzyme immuno
assay yang analog dengan teknik RIA. Antigen yang berlabel dan antigen yang
tidak berlabel saling bersaing untuk berikatan dengan tapak pengikatan antibodi
yang terdapat dalam jumlah terbatas. Saturasi antibodi terjadi secara simultan bila
semua reaktan diinkubasikan bersama – sama. Contoh reaksi seperti ini adalah
kortisol dalam saliva menggunakan teknik ELISA dapat mengetahui tingkat stres
2
berbagai laboratorium imunologi. Uji ini memiliki beberapa keunggulan seperti
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Peter
Perlmann dan Eva Engvall. Mereka menggunakan teknik ELISA ini dalam bidang
ELISA.Tes ini dapat dilakukan dengan kit yang sudah jadi atau dapat juga
ELISA tradisional secara khusus memiliki reporter dan substrat yang menghasilkan
beberapa bentuk perubahan warna yang dapat diamati untuk mengetahui kehadiran
antigen atau analyte. Bentuk teknik ELISA terbaru seperti teknik flurogenic,electro
B. Rumusan Masalah
3
3. Bagaimana prinsip kerja dari metode ELISA ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan dari makalah ini
adalah :
4. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam metode ELISA.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kehadiran antibodi atau antigen dalam suatu sampel. ELISA telah digunakan
sebagai alat diagnostik dalam bidang medis, patologi tumbuhan, dan juga
Antibodi ini terikat dengan suatu enzim, dan pada tahap terakhir, ditambahkan
substansi yang dapat diubah oleh enzim menjadi sinyal yang dapat dideteksi.
fluoresensi.
spesifitas untuk antigen tertentu. Sampel dengan jumlah antigen yang tidak
permukaan) atau spesifik (melalui penangkapan oleh antibodi lain yang spesifik
5
antigen. Antibodi pendeteksi dapat berikatan juga dengan enzim, atau dapat
dideteksi secara langsung oleh antibodi sekunder yang berikatan dengan enzim
melalui biokonjugasi. Di antara tiap tahap, plate harus dicuci dengan larutan
deterjen lembut untuk membuang kelebihan protein atau antibodi yang tidak
Secara umum, teknik ELISA dibedakan menjadi dua jenis, yaitu teknik
sandwich.
jenis teknik. Perkembangan ini didasari pada tujuan dari dilakukannya uji
dengan teknik ELISA tersebut sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Berikut
ini adalah beberapa macam teknik ELISA yang relatif sering digunakan, antara lain
6
1. ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) DIRECT
yang diuji. Pada ELISA direct, pertama microtiter diisi dengan sampel yang
membuang antigen yang tidak menempel pda dinding lubang microtiter. Lalu
antibodi yang telah ditautkan dengan enzim signal dimasukkan ke dalam lubang
enzim signl yang tidak berinteraksi dengan antigen. Lalu, ke dalam lubang-
lubang microtiter tersebut ditambahkan substrat yang dapat bereaksi dengan enzim
signal, sehingga enzim yang tertaut dengan antibodi yang telah berinteraksi dengan
enzim.
7
c. Tidak memiliki fleksibilitas dalam pemilihan tautan enzim (label) dari antibodi
b. Kemungkinan terjadinya kegagalan dalam uji ELISA akibat reaksi silang dengan
ELISA Indirect ini pada dasarnya juga merupakan teknik ELISA yang
paling sederhana, hanya saja dalam teknik ELISA indirect yang dideteksi dan
antigen spesifik (monoklonal) serta antibody sekunder spesifik tertaut enzim signal
untuk mendeteksi keberadaan antibody yang diinginkan pada sampel yang diuji.
pada permukaan lubang plate mikrotiter. Antigen tersebut akan menempel pada
permukaan plastik dengan cara adsorpsi. Sampel dari konsentrasi antigen yang
8
b. Suatu larutan pekat dari protein non-interacting, seperti bovine serum albumin
(BSA) atau kasein, ditambahkan dalam semua lubang plate mikrotiter. Tahap
ini dikenal sebagai blocking, karena protein serum memblok adsorpsi non-
c. Lubang plate mikrotiter atau permukaan lain kemudian dilapisi dengan sampel
serum dari antigen yang tidak diketahui, dilarutkan dalam buffer yang sama
dengan yang digunakan untuk antigen standar. Karena imobilisasi antigen dalam
tahap ini terjadi karena adsorpsi non-spesifik, maka konsentrasi protein total
d. Plate dicuci, dan antibodi pendeteksi yang spesifik untuk antigen yang diuji
terimobilisasi pada permukaan lubang, bukan pada protein serum yang lain atau
enzim dengan substrat spesifik. Tahap ini bisa dilewati jika antibodi pendeteksi
terikat.
g. Dimasukkan substrat yang akan diubah oleh enzim untuk mendapatkan sinyal
9
Enzim bertindak sebagai amplifier, bahkan jika hanya sedikit antibodi
terikat enzim yang tetap terikat, molekul enzim akan memproduksi berbagai
molekul sinyal. Kerugian utama dari metode indirect ELISA adalah metode
menempel pada lubang plate mikrotiter, sehingga konsentrasi analit yang kecil
dalam sampel harus berkompetisi dengan protein serum lain saat pengikatan pada
pengujian yang relative lebih lama daripada ELISA direct karena ELISA indirect
membutuhkan 2 kali waktu inkubasi yaitu pada saat terjadi interaksi antara
antigen spesifik dengan antibody yang dinginkan dan antara antibody yang
ELISA direct hanya membutuhkan 1 kali waktu inkubasi yaitu pada saat terjadi
10
interaksi antara antigen yang diinginkan dengan antibody spesifik tertaut enzim
signal.
a. Terdapat berbagai macam variasi antibody sekunder yang terjual secar komersial
di pasar.
wadah berbeda.
menangkap antigen yang diinginkan dan antibody sekunder tertaut enzim signal
kerja dari ELISA sandwich mirip dengan ELISA direct, hanya saja pada ELISA
sandwich, larutan antigen yang diinginkan tidak perlu dipurifikasi. Namun, karena
antigen yang diinginkan tersebut harus dapat berinteraksi dengan antibody primer
spesifik dan antibody sekunder spesifik tertaut enzim signal, maka teknik ELISA
antigenic (sisi interaksi dengan antibodi) atau antigen yang bersifat multivalent
11
disebut sebagai antibody penangkap, sedangkan antibody sekunder seringkali
pada suatu larutan dengan tingkat kontaminasi tinggi. Hal ini disebabkan
diinginkan akibat keharusan dari antigen tersebut untuk berinteraksi dengan kedua
antibody.
g. Plate dicuci, sehingga konjugat antibodi-enzim yang tidak terikat dapat dibuang.
h. Ditambahkan reagen yang dapat diubah oleh enzim menjadi sinyal berwarna/
berfluoresensi/ elektrokimia.
12
a. Banyak molekul antibody penangkap yang berhasil menempel pada dinding-
dinding microtiter.
tingkat sensitivitasnya yang relatif lebih tinggi karena antigen yang diinginkan
harus dapat berinteraksi dengan dua jenis antibody, yaitu antibody penangkap
dan antibody detector, kemampuannya menguji sampel yang tidak murni, dan
pertama antibodi penangkap, semua jenis protein pada sampel (termasuk protein
yaitu teknik ini hanya dapat diaplikasikan untuk medeteksi antigen yang
bersifat multivalent serta sulitnya mencari dua jenis antibody yang dapat
berinteraksi antigen yang sama pada sisi antigenic yang berbeda (epitopnya harus
berbeda).
Prinsip kerja sandwich ELISA dapat dilihat pada skema berikut ini:
13
C. Prinsip Kerja ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)
Prinsip dasar dari teknik ELISA ini secara simple dapat dijabarkan sebagai
berikut:
14
Pertama antigen atau antibodi yang hendak diuji ditempelkan pada suatu
dua cara, yaitu penempelan secara non spesifik dengan adsorbs ke permukaan
antigen lain yang bersifat spesifik dengan antigen atau antibodi yang diuji (cara ini
spesifik yang telah ditautkan dengan suatu enzim signal (disesuaikan dengan
sampel => bila sampel berupa antigen, maka digunakan antibodi spesifik,
dicampurkan suatau substrat yang dapat bereaksi dengan enzim signal. Pada saat
atau antigen spesifik yang berinteraksi dengan antibodi atau antigen sampel akan
bereaksi dengan substrat dan menimbulkan suatu signal yang dapat dideteksi.
1. Bahan
a. Plate ELISA yang telah dilapisi (coated) dengan antibodi atau antigen
b. Antigen yang dimurnikan (jika sampel yang hendak dideteksi atau dikuantifikasi
berupa antibodi).
15
d. Larutan standard (kontrol positif dan negatif).
f. standar antibiotik
2. Peralatan
a. Timbangan
b. Gelas ukur
e. Bak reservoar
f. Homogenizer/stomacher/mortar,
h. Penangas air
i. Inkubator
pengukuran kuantitatif
l. Komputer
16
E. Contoh Cara Kerja ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)
Berikut ini adalah contoh langkah kerja beberapa macam teknik ELISA,
yaitu:
1). Melapisi mikrotiter plate dengan antigen yang sudah dimurnikan dengan
selama
17
11). Ukur dengan spectrometer. Jka semakin pekat warna yang dideteksi, maka
3). Melapisi sisi-sisi tertentuyang mungkin tidak spesifik dilekati oleh antigen
dengan protein yang tidak berhubungan tidak spesifik (seperti larutan susu
bubuk).
7). Menambahkan antibody yang telah terlabeli dengan enzim dan bersifat
terbentuk sandwich.
terikat
18
F. Kelebihan dan Kekurangan ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent
Assay)
Teknik ELISA ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain :
2. Relatif ekonomis (karena jenis a antibodi yang digunakan hanya satu saja,
tersebut sangat rendah (hal ini disebabkan sifat interaksi antara antibodi atau
1. Jenis antibodi yang dapat digunakan pada uji dengan teknik ELISA ini hanya
sehingga pengujian teknik ELISA ini membutuhkan biaya yang relatif mahal.
3. Pada beberapa macam teknik ELISA, dapat terjadi kesalahan pengujian akibat
dari larutan blocking sehingga antibodi sekunder atau antigen asing dapat
4. Reaksi antara enzim signal dan substrat berlangsung relatif cepat, sehingga
pembacaan harus dilakukan dengan cepat (pada perkembangannya, hal ini dapat
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang
mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua
organisme.
3. Teknik ELISA yang relatif sering digunakan, antara lain : ELISA Direct, ELISA
4. Prinsip kerja ELISA: Pertama antigen atau antibodi yang hendak diuji
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu penempelan secara non spesifik dengan
antigen atau antibodi yang diuji (cara ini digunakan pada teknik ELISA
dengan suatu enzim signal (disesuaikan dengan sampel => bila sampel berupa
tersebut, sehingga dapat terjadi interaksi antara antibodi dengan antigen yang
20
substrat yang dapat bereaksi dengan enzim signal. Pada saat substrat tersebut
spesifik yang berinteraksi dengan antibodi atau antigen sampel akan bereaksi
pemeriksaannya.
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22