Nama Kelompok :
1. ANDIKA ZULFATONI {13.056}
2. DWI FAUZAN N {13.111}
3. OCFATINIANINGRUM {13.134}
4. OKI WAHYU {13.135}
5. RISKA RATNA {13.089}
6. WIDHA RINJANI E. K. {13.148}
Pemalang,_____________2016
Mengetahui
Dalam menulis laporan ini, kami banyak menerima bantuan, dukungan dan
kerja sama yang baik dari berbagai pihak.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
mengharapkan masukan-masukan dari pembaca dalam penyempurnaan ataupun
perbaikan sehingga laporan ini dapat menjadi lebih baik. Penulis berharap walaupun
masih ada kekurangan kiranya dapat memberikan manfaat kepada pembaca
ataupun semua pihak yang membutuhkan laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
2.1 Definisi
2.2 Klasifikasi
2.3 Etiologi
2.5 Patofisiologi
2.6 Diagnosa
2.7 Penatalaksanaan
2.9 Pathway
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Memenuhi tugas PBK anak
2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman yang nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan dengan kasus DHF.
3. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian, menentukan masalah,
merencanakan tindakan keperawatan, evaluasi keperawatan dan
mendokumentasikan pada klien dengan kasus DHF.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat
serta mencari solusi atau alternatif pemecahan masalah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Penyakit demam berdarah dengue / DBD (secara medis disebut DHF yaitu
Dengue Haemorhagic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus.
DHF merupakan penyakit infeksi yang dapat berakibat fatal dalam waktu yang relatif
singkat. (Oktri Astuti : 2008 hal : 7)
2.2 KLASIFIKASI
WHO mengklasifikasikan DHF menuurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan,
yaitu :
Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari,
uji tourniquet positif, trombositopenia dan hemokonsentrasi.
Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan
seperti ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat
( > 120X/menit ), tekanan nadi sempit, tekanan darah menurun.
Derajat IV
Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teratur (denyut jantung 130X/menit),
anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
2.3 ETIOLOGI
Dengue haemorhagic fever disebabkan oleh arbovirus (Arthopodborn virus)
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Virus nyamuk aedes aegypti
berbentuk batang, stabil pada suhu 37˚c. Infeksi pertama kali dapat memberi gejala
sebagai demam dengue, apabila orang itu mendapat infeksi yang berulang oleh tipe
virus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang berbeda.
Adapun ciri-ciri nyamuk penyebar demam berdarah menurut (Nursalam, 2008) yaitu
:
a. Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih
b. Hidup didalam dan disekitar rumah
c. Menggigit dan menghisap darah pada waktu siang hari
d. Senang hinggap pada pakaian yang bergantung didalam kamar
e. Bersarang dan bertelur di genangan air jernih didalam dan disekitar rumah
sperti bak mandi, tempayan vas bunga.
2.4 MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi penyakit DHF adalah 3-15 hari sejak seorang terserang virus
dengue. Selanjutnya penderita akan menampakan berbagai tanda dan gejala DHF
seperti berikut :
1. Demam tinggi secara mendadak selama 2-7 hari (38-40˚c)
2. Pada pemeriksaan tourniquet tampak adanya jentik (puspura) perdarahan
3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva),
mimisan (epitaksis), BAB dengan kotoran berupa lendir bercampur darah
(melena)
4. Terjadinya pembesaran hati (hematomegali)
5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan shock
6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah), hari ke 3-7 terjadi trombosit dibawah
100.000 per mm (trombositopen) dan terjadi peningkatan hematokrit di atas
20% dari nilai normal (hemokonsentrasi)
7. Timbulnya gejala klinis yang menyertai, seperti mual, muntah, penurunan
nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit
kepala
8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi
9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada
persendian
10. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pcahnya pembuluh darah.
2.5 PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami
keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot,
pegal seluruh badan, hiperemi di tenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang
mungkin muncul pada sistem retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar
getah bening, hati dan limfa. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti
pembuluh darah dibawah kulit.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan
DF dan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat
anafilaktosin, histamin, dan serotin serta aktivasi sistem kalikreain yang berakibat
berkurangnya volume plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi,
hipoproteinemia, efusi dan renjatan.
Adanya kebocoran plasma ke daerah extravaskuler dibuktikan dengan
ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura,
dan perikard. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma,
bila tidak segera teratasi akan terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic dan
kematian. Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan
umumnya dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan
kelainan fungsi trombosit.
Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis
terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan
sistem koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya
memang terbukti terganggu oleh aktifasi sistem koagulasi.
2.7 PENATALAKSANAAN
Tidak ada terapi yang spesifik untuk demam dengue, prinsip utamanya adalah
terapi suportif. Dengan terapi suportif yang adekuat, angka kematian dapat
diturunkan hingga kurang dari 1 %. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
merupakan tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DHF. Asupan
cairan pasien tetap dijaga, terutama cairan oral. Jika asupan cairan oral pasien tidak
mampu dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen cairan melalui intravena untuk
mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi secara bermakna.
Virus Dengue
Viremia
Manifestasi
- Anoreksia Permebilitas
perdarahan
- Muntah kapiler meningkat
Kehilangan plasma
Perubahan perfusi
jaringan perifer
Syok
Kematian
BAB III
TINJAUAN KASUS
DATA PASIEN
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat :kertasari
Keluhan Utama : nyeri pada lengan tangan kiri, tangan kiri berat digerakkan, susah
tidur
Pasien datang ke IGD RSUD SURADADI dengan keluhan post jatuh dari pohon,
pasien mengeluh sakit pada lengan tangan kirinya.
Ibu klien mengaku tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga. Ibu klien mengaku
keluarganya sehat semua. Hanya saja kadang pilek dan batuk saja yg sering
dialaminya.
RIWAYAT SOSIAL
3. Obat-obatan
24 maret 2017 = Ranitidine 2 x 50mg, ketorolac 2x30 mg, ceftri 3x 1gr
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Lab Darah
Jenis Pemeriksaan : Darah rutin
Tanggal Pemeriksaan : 24 / 03 / 2017
a.Status kesehatan anak sejak lahir Anak tidak mengalami penyakit serius
sejak lahir hanya saja terkadang batuk,
pilek dan demam.
b. Pemeriksaan kesehatan secara rutin Anak mendapatkan imunisasi dasar
lengkap
c. Penyakit yang menyebabkan anak -
absen dari sekolah
d. Praktek pencegahan kesehatan Anak digantikan pakaian hanya saat
sesudah mandi
e.Apakah orang tua merokok Menurut ibu klien, ayah klien dan
kakeknya merokok
f.Mainan anak aman Aman karena di dampingi ibunya
a.Pemberian asi, kekuatan menghisap Anak minum asi selama 2 tahun dan
kemampuan menghisapnya kuat
b. Selera makan Anak tidak suka sayuran
c. Masukan makanan selama 24 jam Anak makan 3xsehari dengan porsi kecil
tapi anak sering ngemil
d. Kebiasaan makan Klien suka makan dengan kecap dan
krupuk
e.Alat makan yang digunakan Ibu klien menggunakan peralatan plastik
untuk tempat makan
f.BB lahir dan BB saat ini BB lahir = 2,8 kg, BB saat ini = 20 kg
3. Pola Eliminasi
a.Pola istirahat atau tidur anak, perkiraan Klien biasanya tidur 11 jam dalam sehari.
jam, dll
b. Posisi tidur anak Klien tidur dengan telentang
a.Interaksi antara anggota keluarga dan Interaksi anak dengan anggota keluarga
anak baik
b. Respon anak terhadap perpisahan Menangis
c. Anak : ketergantungan Anak ketergantungan kepada ibunya
d. pola bermain Bermain bersama teman sebayanya dan
di dampingi orang tuanya
a.Apa yang menyebabkan stress pada Klien stress jika berpisah dengan ibunya
anak
b. Pola penanganan masalah Jika anak menangis harus didampingi
orang terdekatnya
DO :
- TTV, TD =
120/80
mmHg, N
= 82
x/menit, R
= 22
x/menit, S
= 36 c
- Pasien
tampak
meringis
menahn
nyeri
P = saat
bergerak
Q = senut
senut
R = 1/3
humerus
sinistra
S = skala
7
T = saat
digerakkan
DO :tangan
pasien tampak
berat digerakan
3. DS : pasien Gangguan pola Ketidaknyamanan
mengatakan tidur fisik
susah tidur
DO : pasien tidur
menahan nyeri
DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS :
1. ri Nyeri akut berhubugan dengan luka post op
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
3. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi yang tidak adekuat akibat mual, muntah dan nafsu makan yang
menurun
a. RENCANA KEPERAWATAN
No
Waktu Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi TTD
DX
1. kamis, Setelah dilakukan tindakan - monitor ttv
17/03/2016 keperawatan selama 3x24 -monitor masukan
jam diharapkan defisit cairan intake dan
volume cairan teratasi output
dengan kriteria hasil : -berikan cairan IV
-suhu tubuh normal 36-37◦c -anjurkan keluarga
-tidak ada tanda dehidrasi ( untuk memberikan
turgor baik, mukosa minuman
lembab, tidak ada rasa
haus berlebih)
2. Setelah dilakukan tindakan -monitor suhu
keperawatan selama 3x24 sesering mungkin
jam diharapkan suhu tubuh - monitor penurunan
klien menurun dengan tingkat kesadaran
kriteria hasil : -lakukan water tepid
-suhu tubuh normal 36-37C sponge
-tidak teraba panas saat - Anjurkan klien untuk
disentuh banyak minum
-kolaborasi
pemberian obat
antipiretik
-berikan cairan
melalui intravena
3. Setelah dilakukan tindakan - Kaji adanya alergi
keperawatan selama 3x24 makanan
jam diharapkan kebutuhan - kolaborasi dengan
nutrisi teratasi dengan ahli gizi untuk
kriteria hasil : menentukan diet
-Adanya peningkatan berat yang tepat
badan - kaji makanan
-Tidak ada tanda-tanda kesukaan klien
malnutrisi (penurunan 20% - berikan makanan
berat badan) yang mudah di telan
-Adanya peningkatan nafsu - berikan makanan
makan dalam porsi kecil tapi
sering
b. IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN
No
Hari/Tgl Implementasi Evaluasi TTD
DX
1. kamis, - memonitor ttv tiap 6 jam S : ibu pasien mengatakan
17/03/2016 sekali anaknya masih belum mau
-memonitor masukan cairan minum, dan hanya mau
intake dan output makan 5 suap
-memberikan cairan IV RL
20tpm O : Suhu : 38C
-menganjurkan keluarga Turgor jelek
untuk memberikan Mukosa kering
minuman minimal setiap A : defisit volume cairan b.d
sejam sekali 1 gelas output berlebih
P : lanjutkan intervensi
I:
-monitor suhu sesering
mungkin
-lakukan water tepid
sponge
-anjurkan klien untuk
banyak minum
-kolaborasi pemberian obat
antipiretik
-berikan cairan melalui
intravena
3. - mengkaji adanya alergi S : ibu klien mengatakan
makanan bahwa klien sudah mau
- mengkolaborasikan makan walau sedikit
dengan ahli gizi untuk
menentukan diet yang tepat O : porsi makan sedikit
- mengkaji makanan habis
kesukaan klien
- memberikan makanan A : masalah teratasi
yang mudah di telan sebagian
- memberikan makanan
dalam porsi kecil tapi sering P : lanjutkan intervensi
I:
-kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan diet
yang tepat
-kaji makanan kesukaan
klien
-berikan makanan yang
mudah di telan
-berikan makanan dalam
porsi kecil tapi sering
1 Sabtu - memonitor ttv tiap 6 jam S : - ibu pasien
19/03/2016 sekali mengatakan anaknya
-memonitor masukan cairan sudah mulai minum karna
intake dan output takut lama di rawat di
-memberikan cairan IV RL Rumah Sakit
20tpm O : suhu : 37.5C
-menganjurkan keluarga Mukosa lembab
untuk memberikan Turgor kulit masih
minuman minimal setiap kering
sejam sekali 1 gelas A : Masalah belum teratasi
-anjurkan klien untuk P : Lanjutkaan intervensi
banyak istirahat -monitor tanda – tanda vital
-kolaborasi pemberian diit -anjurkan klien untuk
bubur banyak istirahat
-kolaborasi pemberian diit
bubur
1.1 Simpulan
Pada tahap pengkajian tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
Dalam penatalaksanaan medis terdapat kesenjangan antara teori dan kasus,
pada teori untuk pemeriksaan diagnostik klien dengan DHF harus dilakukan
pemeriksaan darah, sumsum tulang, urine, pemeriksaan serologi, foto thorak,
USG, sedangkan dikasus klien hanya dilakukan pemeriksaan darah dan
kimia klinik.
1.2 Saran
Penulis menyarankan agar masyarakat harus banyak diberi arahan
tentang DHF oleh paramedis agar tidak telat jika ada saudara atau anaknya
yang terserang virus DHF.Banyak cara untuk menurunkan insiden terjadinya
DHF yaitu dengan mengubur sampah dan barang bekas, menguras bak
mandi setiap hari karena biasanya jentik-jentik nyamuk suka menempati bak-
bak air dan menutup tempat-tempat penampungan air. Jika perlu
menaburkan abate pada bak-bak air atau kolam pada kamar mandi.