Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN DHF (DENGUE HAEMORHAGIC FEVER )


PADA AN.A DI RUANG GARUDA
RSUD dr. M. ASHARI PEMALANG

Nama Kelompok :
1. ANDIKA ZULFATONI {13.056}
2. DWI FAUZAN N {13.111}
3. OCFATINIANINGRUM {13.134}
4. OKI WAHYU {13.135}
5. RISKA RATNA {13.089}
6. WIDHA RINJANI E. K. {13.148}

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL


Jl. Dewi Sartika No. 1 Debong Kulon
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Dengan Dengue Hemorhagic Fever pada an. A di
ruang garuda RSUD dr. M. ASHARI PEMALANG.

Pemalang,_____________2016

Mengetahui

Dwi Rahayuningsih, S.Kep


CI / Kepala Ruang
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan Rahmat dan Hidayah-NYA kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan asuhan keperawatan dengan DHF pada an. A di ruang
garuda RSUD. dr. M. ASHARI PEMALANG ini dengan tepat waktu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Direktur RSUD. dr. M. ASHARI PEMALANG


2. Ibu Dwi Rahayuningsih, S.Kep
3. Bapak Agus Mulyadi, Ns
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini

Dalam menulis laporan ini, kami banyak menerima bantuan, dukungan dan
kerja sama yang baik dari berbagai pihak.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
mengharapkan masukan-masukan dari pembaca dalam penyempurnaan ataupun
perbaikan sehingga laporan ini dapat menjadi lebih baik. Penulis berharap walaupun
masih ada kekurangan kiranya dapat memberikan manfaat kepada pembaca
ataupun semua pihak yang membutuhkan laporan ini.

Pemalang,15 MARET 2016

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah


1.2 Tujuan penulisan

Bab II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

2.2 Klasifikasi

2.3 Etiologi

2.4 Manifestasi Klinis

2.5 Patofisiologi

2.6 Diagnosa

2.7 Penatalaksanaan

2.8 Pemeriksaan Penunjang

2.9 Pathway

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Keperawatan

3.2 Analisa Data

3.3 Rencana Keperawatan

3.4 Implementasi Dan Catatan Perkembangan

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan
4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Penyakit demam berdarah dengue (DBD ) atau biasa disebut dengue
haemorhagic fever ( DHF ) merupakan satu dari beberapa penyakit menular yang
menjadi masalah kesehatan didunia terutama di negara berkembang.
Demam berdarah dengue yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus)
yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Demam berdarah
dengue merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh infeksi virus yang dibawa
oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus betina yang umumnya menyerang
pada musim hujan dan musim panas. Virus itu menyebabkan gangguan pada
pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah sehingga
mengakibatkan pembekuan darah dan mengakibatkan perdarahan.
Penyakit DHF nyaris ditemukan di seluruh belahan dunia terutama di negara-negara
tropik dan subtropik. DHF biasanya menyerang kelompok umur balita sampai
dengan umur 15 tahun.
DHF menjadi masalah kesehatan global pada decade terakhir dengan meningkatnya
insiden DBD di dunia sekitar 100.000 kasus per tahunnya.
Dengan melihat kasus tersebut maka di butuhkan peran dan fungsi perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan dengan benar yang meliputi promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif yang dilakukan secara komprehensif.

1.2 Tujuan
1. Memenuhi tugas PBK anak
2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman yang nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan dengan kasus DHF.
3. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian, menentukan masalah,
merencanakan tindakan keperawatan, evaluasi keperawatan dan
mendokumentasikan pada klien dengan kasus DHF.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat
serta mencari solusi atau alternatif pemecahan masalah.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI
Penyakit demam berdarah dengue / DBD (secara medis disebut DHF yaitu
Dengue Haemorhagic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus.
DHF merupakan penyakit infeksi yang dapat berakibat fatal dalam waktu yang relatif
singkat. (Oktri Astuti : 2008 hal : 7)

2.2 KLASIFIKASI
WHO mengklasifikasikan DHF menuurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan,
yaitu :
 Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari,
uji tourniquet positif, trombositopenia dan hemokonsentrasi.
 Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan
seperti ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
 Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat
( > 120X/menit ), tekanan nadi sempit, tekanan darah menurun.
 Derajat IV
Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teratur (denyut jantung 130X/menit),
anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

2.3 ETIOLOGI
Dengue haemorhagic fever disebabkan oleh arbovirus (Arthopodborn virus)
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Virus nyamuk aedes aegypti
berbentuk batang, stabil pada suhu 37˚c. Infeksi pertama kali dapat memberi gejala
sebagai demam dengue, apabila orang itu mendapat infeksi yang berulang oleh tipe
virus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang berbeda.
Adapun ciri-ciri nyamuk penyebar demam berdarah menurut (Nursalam, 2008) yaitu
:
a. Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih
b. Hidup didalam dan disekitar rumah
c. Menggigit dan menghisap darah pada waktu siang hari
d. Senang hinggap pada pakaian yang bergantung didalam kamar
e. Bersarang dan bertelur di genangan air jernih didalam dan disekitar rumah
sperti bak mandi, tempayan vas bunga.
2.4 MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi penyakit DHF adalah 3-15 hari sejak seorang terserang virus
dengue. Selanjutnya penderita akan menampakan berbagai tanda dan gejala DHF
seperti berikut :
1. Demam tinggi secara mendadak selama 2-7 hari (38-40˚c)
2. Pada pemeriksaan tourniquet tampak adanya jentik (puspura) perdarahan
3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva),
mimisan (epitaksis), BAB dengan kotoran berupa lendir bercampur darah
(melena)
4. Terjadinya pembesaran hati (hematomegali)
5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan shock
6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah), hari ke 3-7 terjadi trombosit dibawah
100.000 per mm (trombositopen) dan terjadi peningkatan hematokrit di atas
20% dari nilai normal (hemokonsentrasi)
7. Timbulnya gejala klinis yang menyertai, seperti mual, muntah, penurunan
nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit
kepala
8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi
9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada
persendian
10. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pcahnya pembuluh darah.

2.5 PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami
keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot,
pegal seluruh badan, hiperemi di tenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang
mungkin muncul pada sistem retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar
getah bening, hati dan limfa. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti
pembuluh darah dibawah kulit.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan
DF dan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat
anafilaktosin, histamin, dan serotin serta aktivasi sistem kalikreain yang berakibat
berkurangnya volume plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi,
hipoproteinemia, efusi dan renjatan.
Adanya kebocoran plasma ke daerah extravaskuler dibuktikan dengan
ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura,
dan perikard. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma,
bila tidak segera teratasi akan terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic dan
kematian. Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan
umumnya dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan
kelainan fungsi trombosit.
Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis
terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan
sistem koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya
memang terbukti terganggu oleh aktifasi sistem koagulasi.

2.6 DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
2. Resiko defisit cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler
3. Resiko terjadi syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume
cairan tubuh
4. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu
makan yang menurun
5. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan faktor-faktor
pembekuan darah (trombositopeni)
6. Kecemasan berhubungan dengan kondisi klien yang memburuk dan
perdarahan
7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
8. Gangguan aktifitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang
lemah
9. Resiko terjadi perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan penurunan kadar
trombosit dalam darah.

2.7 PENATALAKSANAAN
Tidak ada terapi yang spesifik untuk demam dengue, prinsip utamanya adalah
terapi suportif. Dengan terapi suportif yang adekuat, angka kematian dapat
diturunkan hingga kurang dari 1 %. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
merupakan tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DHF. Asupan
cairan pasien tetap dijaga, terutama cairan oral. Jika asupan cairan oral pasien tidak
mampu dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen cairan melalui intravena untuk
mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi secara bermakna.

2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG


- Pemeriksaan Diagnostik
a. Darah
b. Urine
c. Sumsum Tulang
d. Pemeriksaan Serologi
e. Foto Thorax
f. USG
2.9 Pathway

Virus Dengue

Viremia

Hiperthermi Hepatomegali Depresi Permebilitas


Sum- sum tulang kapiler meningkat

Manifestasi
- Anoreksia Permebilitas
perdarahan
- Muntah kapiler meningkat

Kehilangan plasma

Perubahan Resti Kekurangan


Nutrisi kurang Volume cairan Hipovolemia
dari kebutuhan
Efusi pleura
Resiko tjd Ascites
perdarahan
Hemokonsntrasi
Resiko syok
hipovolemia

Perubahan perfusi
jaringan perifer
Syok

Kematian
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN


Pengkajian dilakukan pada tanggal 24 Mei 2015 pada jam 07:20 WIB

DATA PASIEN

Nama : sdr. F Nama Ayah / Ibu : Ny. S

No. RM : - Umur : 40 tahun

Tgl MRS : 20 maret 2017 Pekerjaan ibu : IRT

Ruang : Melati, kamar 2.6 Pendidikan Ibu : SMP

Umur : 14 tahun Agama : Islam

Sex : Laki-laki Alamat : kertasari

Pendidikan : SMP

Agama : Islam

Alamat :kertasari

Keluhan Utama : nyeri pada lengan tangan kiri, tangan kiri berat digerakkan, susah
tidur

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke IGD RSUD SURADADI dengan keluhan post jatuh dari pohon,
pasien mengeluh sakit pada lengan tangan kirinya.

RIWAYAT MASA LAMPAU


Pasien jatuh dari pohon saat bermain dan langsung dilarikan ke RSUD SURADADI
RIWAYAT KELUARGA

Ibu klien mengaku tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga. Ibu klien mengaku
keluarganya sehat semua. Hanya saja kadang pilek dan batuk saja yg sering
dialaminya.

RIWAYAT SOSIAL

Pasien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara.

KEADAAN KESEHATAN SAAT INI

1.Diagnosa Medis : Fraktur 1/3 Humerus sinistra

2. Tindakan Operasi : ORIF

3. Obat-obatan
 24 maret 2017 = Ranitidine 2 x 50mg, ketorolac 2x30 mg, ceftri 3x 1gr

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Lab Darah
Jenis Pemeriksaan : Darah rutin
Tanggal Pemeriksaan : 24 / 03 / 2017

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal


HEMATOLOGI
Hemoglobin 14,5 g/dl g/dl L; 14 – 16, P; 12-
14 g/dl
Lekosit 4.100/mm 10^3/ul 4000 – 11.000/mm
Diff Count
Basofil 0,4 ᴓ 0.0 – 2.0
Eosinofil 0,0 ᴓ 0.0 – 3.0
Neutrofil 50,8 ᴓ 0.0 – 31.0
Limfosit 37,8 ᴓ 0.0 – 59.0
Monosit 11,0 ᴓ 0.0 – 5.0
Hematokrit 42,1 % ᴓ L; 40-48, L; 37-43
Trombosit 152.000 /mm /mm3 150.000 – 450.000
Eritrosit 4,71 juta /mm Juta/mm3 4 – 5 juta/mm
MCV 76,9 Um3 70.00 – 86.00
MCH 26,30 Pg 23.00 – 31.00
MCHC 33,00 g/dl 30.00 – 36.00
WIDAL
S. Typhi O (+) 1/160 Negatif
S. Paratyphi AO (+) 1/320 Negatif
S. Paratyphi BO (+) 1/80 Negatif
S. Paratyphi CO (+) 1/160 Negatif
S. Typhi H (+) 1/160 Negatif
S. Paratyphi AH Negatif Negatif
S. Paratyphi BH (+) 1/80 Negatif
S. Paratyphi CH Negatif Negatif

PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON


1.Persepsi Kesehatan dan Pola Manajemen Kesehatan

a.Status kesehatan anak sejak lahir Anak tidak mengalami penyakit serius
sejak lahir hanya saja terkadang batuk,
pilek dan demam.
b. Pemeriksaan kesehatan secara rutin Anak mendapatkan imunisasi dasar
lengkap
c. Penyakit yang menyebabkan anak -
absen dari sekolah
d. Praktek pencegahan kesehatan Anak digantikan pakaian hanya saat
sesudah mandi
e.Apakah orang tua merokok Menurut ibu klien, ayah klien dan
kakeknya merokok
f.Mainan anak aman Aman karena di dampingi ibunya

g.Praktek keamanan orang tua Barang-barang rumah tangga yang


berbahaya di simpan d tempat yang
aman
h.Pengetahuan tentang penyakit yang Ibu klien mengaku hanya sedikit tahu
sedang dideritanya saat ini tentang penyakit anaknya

2. Nutrisi – Pola Metabolic

a.Pemberian asi, kekuatan menghisap Anak minum asi selama 2 tahun dan
kemampuan menghisapnya kuat
b. Selera makan Anak tidak suka sayuran

c. Masukan makanan selama 24 jam Anak makan 3xsehari dengan porsi kecil
tapi anak sering ngemil
d. Kebiasaan makan Klien suka makan dengan kecap dan
krupuk
e.Alat makan yang digunakan Ibu klien menggunakan peralatan plastik
untuk tempat makan
f.BB lahir dan BB saat ini BB lahir = 2,8 kg, BB saat ini = 20 kg

g.Masalah kulit Kulit kering

3. Pola Eliminasi

a.Pola defekasi BAB = 2xsehari, konsistensi : lembek,


kuning, tidak ada darah dan tidak ada
lendir
b. Mengganti pakaian dalam atau diapers Ibu klien mengganti pakaian dalam klien
(bagi bayi) ketika klien ngompol dan sehabis mandi
c. Pola eliminasi urin Frekuensi = lebih dari 4xsehari, warna =
kuning, bau = khas

4.Aktifitas – pola Latihan

a.Rutin mandi Klien mandi 2xsehari di sumur


menggunakan sabun padat
b. Kebersihan rutin Mengganti pakaian hanya setiap habis
mandi
c. Aktifitas sehari-hari Klien bermain di pekarangan belakang
rumah dengan di dampingi ibunya,
penampilan saat bermain cukup bersih
d. Level aktifitas anak secara umum Tidak padat

e.Persepsi anak terhadap kekuatan Klien termasuk anak yang lincah

f.Kemampuan kemandirian anak Klien belum mampu mandi sendiri, bisa


makan sendiri tetapi harus didampingi
orang tua, belum bisa memakai baju
sendiri

5.Pola Istirahat – Tidur

a.Pola istirahat atau tidur anak, perkiraan Klien biasanya tidur 11 jam dalam sehari.
jam, dll
b. Posisi tidur anak Klien tidur dengan telentang

6.Pola kognitif – Persepsi


a.Responsive anak secara umum Klien termasuk anak yang lincah dan
mampu merespon lawan bicaranya
b. Respon anak untuk bicara, suara, Klien dapat merespon cukup baik
objek, sentuhan
c. Apakah anak mengikuti objek dengan Klien mengikuti objek yang di tunjukan
matanya ? respon untuk meraih mainan dengan matanya dan dapat meraih
mainan yang di berikannya
d. Vokal suara, pola bicara, kata-kata Cukup jelas
dan kalimat
e.Gunakan stimulasi Orang tua menggunakan stimulasi
bicara, mainan dan makanan
f.Kemampuan anak untuk mengatakan Dalam menyebutkannya klien cukup
nama, alamat, nomor telepon jelas
g.Kemampuan anak untuk Klien bisa menyebutkannya dengan jelas
mengidentifikasi kebutuhan : lapar, haus,
nyeri

7. Persepsi Diri – Pola Konsep Diri

a.Pemahaman anak terhadap identitas Anak cukup baik dalam mengenali


diri identitas dirinya sendiri

8. Pola peran – Hubungan

a.Interaksi antara anggota keluarga dan Interaksi anak dengan anggota keluarga
anak baik
b. Respon anak terhadap perpisahan Menangis
c. Anak : ketergantungan Anak ketergantungan kepada ibunya
d. pola bermain Bermain bersama teman sebayanya dan
di dampingi orang tuanya

9.Koping – Pola Toleransi Stress

a.Apa yang menyebabkan stress pada Klien stress jika berpisah dengan ibunya
anak
b. Pola penanganan masalah Jika anak menangis harus didampingi
orang terdekatnya

10.Nilai – Pola Keyakinan

a.Perkembangan moral anak Anak menurut kepada orang tua


b. Keyakinan akan kesehatan -
11.Pemeriksaan Fisik

a.Keadaan Umum Sadar, compos mentis


b. Tanda Vital TD=120/80mmHg, N=82x/mnt,
R=22x/mnt, S=36 c
c. TB / BB 140 cm/ 40kg
d. Mata Konjungtiva tidak Anemis
e.Mulut Bersih
f.Telinga Bersih
g.Dada Simetris
h.Jantung Bunyi Jantung Normal
i.Paru – paru Bunyi vesikular
j.Perut Normal
k.Genetalia Bersih, belum di sunat
l.Ekstremitas Terpasang infus di tangan kanan,
terdapat fraktur lengan kiri

12.pemeriksaan skala morse


Riwayat jatuh 25
Diagnosa medis sekunder 0
Alat bantu 15
Pemakaian terapi IV 15
Cara berjalan 0
Status mental 0
jumlah 55

Keterangan 0-24 = tidak resiko jatuh


25-50 = resiko rendah
Diatas 50 = reiko tinggi
3.2 ANALISA DATA

No. Hari / Tgl Data Fokus Masalah Penyebab


1. jumat, DS: pasien Nyeri akut Luka post op
24-03- mengatakan
2017 nyeri pada
lengan tangan
kirinya

DO :
- TTV, TD =
120/80
mmHg, N
= 82
x/menit, R
= 22
x/menit, S
= 36 c
- Pasien
tampak
meringis
menahn
nyeri
P = saat
bergerak
Q = senut
senut
R = 1/3
humerus
sinistra
S = skala
7
T = saat
digerakkan

2. jumat, DS : pasien Gangguan Nyeri


24-03- mengatakan mobilitas fisik
2017 tangan kirinya
berat

DO :tangan
pasien tampak
berat digerakan
3. DS : pasien Gangguan pola Ketidaknyamanan
mengatakan tidur fisik
susah tidur

DO : pasien tidur
menahan nyeri
DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS :
1. ri Nyeri akut berhubugan dengan luka post op
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
3. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi yang tidak adekuat akibat mual, muntah dan nafsu makan yang
menurun

a. RENCANA KEPERAWATAN

No
Waktu Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi TTD
DX
1. kamis, Setelah dilakukan tindakan - monitor ttv
17/03/2016 keperawatan selama 3x24 -monitor masukan
jam diharapkan defisit cairan intake dan
volume cairan teratasi output
dengan kriteria hasil : -berikan cairan IV
-suhu tubuh normal 36-37◦c -anjurkan keluarga
-tidak ada tanda dehidrasi ( untuk memberikan
turgor baik, mukosa minuman
lembab, tidak ada rasa
haus berlebih)
2. Setelah dilakukan tindakan -monitor suhu
keperawatan selama 3x24 sesering mungkin
jam diharapkan suhu tubuh - monitor penurunan
klien menurun dengan tingkat kesadaran
kriteria hasil : -lakukan water tepid
-suhu tubuh normal 36-37C sponge
-tidak teraba panas saat - Anjurkan klien untuk
disentuh banyak minum
-kolaborasi
pemberian obat
antipiretik
-berikan cairan
melalui intravena
3. Setelah dilakukan tindakan - Kaji adanya alergi
keperawatan selama 3x24 makanan
jam diharapkan kebutuhan - kolaborasi dengan
nutrisi teratasi dengan ahli gizi untuk
kriteria hasil : menentukan diet
-Adanya peningkatan berat yang tepat
badan - kaji makanan
-Tidak ada tanda-tanda kesukaan klien
malnutrisi (penurunan 20% - berikan makanan
berat badan) yang mudah di telan
-Adanya peningkatan nafsu - berikan makanan
makan dalam porsi kecil tapi
sering
b. IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

No
Hari/Tgl Implementasi Evaluasi TTD
DX
1. kamis, - memonitor ttv tiap 6 jam S : ibu pasien mengatakan
17/03/2016 sekali anaknya masih belum mau
-memonitor masukan cairan minum, dan hanya mau
intake dan output makan 5 suap
-memberikan cairan IV RL
20tpm O : Suhu : 38C
-menganjurkan keluarga Turgor jelek
untuk memberikan Mukosa kering
minuman minimal setiap A : defisit volume cairan b.d
sejam sekali 1 gelas output berlebih

P : lanjutkan intervensi

I : -monitor tanda – tanda


vital
-anjurkan klien untuk
banyak istirahat
-kolaborasi pemberian diit
bubur

2. -memonitor suhu sesering S : ibu klien mengatakan


mungkin demam mulai menurun
- memonitor penurunan
tingkat kesadaran O : s = 38
-melakukan water tepid Wajah masih memerah
sponge
- mengajurkan klien untuk A : hipertermi b.d proses
banyak minum infeksi virus dengu
-mengkolaborasikan
pemberian obat antipiretik P : lanjutkan intervensi

I : -monitor suhu sesering


mungkin
-monitor penurunan tingkat
kesadaran
-lakukan water tepid
sponge
-anjurkan klien untuk
banyak minum
-kolaborasi pemberian obat
antipiretik
-berikan cairan melalui
intravena

3. - mengkaji adanya alergi S : klien masih mual dan


makanan muntah
- mengkolaborasikan
dengan ahli gizi untuk O : Porsi makan tidak habis
menentukan diet yang tepat
- mengkaji makanan A : perubahan nutrisi
kesukaan klien kurang dari kebutuhan
- memberikan makanan tubuh b.d mual, muntah
yang mudah di telan
- memberikan makanan P : lanjutkan intervensi
dalam porsi kecil tapi sering I : -kaji adanya alergi
makanan
-kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan diet
yang tepat
-kaji makanan kesukaan
klien
-berikan makanan yang
mudah di telan
-berikan makanan dalam
porsi kecil tapi sering

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE 2


1. jumat - memonitor ttv tiap 6 jam S : ibu klien mengatakan
18/03/2016 sekali klien sudah mulai segar
-memonitor masukan cairan dan tidak rewel
intake dan output
-memberikan cairan IV RL O : klien masih terlihat
20tpm pucat
-menganjurkan keluarga Turgor masih jelek
untuk memberikan Mukosa lembab
minuman minimal setiap A : defisit volume cairan b.d
sejam sekali 1 gelas output berlebih
-anjurkan klien untuk
banyak istirahat P : Lanjutkan Intervensi
-kolaborasi pemberian diit -monitor tanda – tanda vital
bubur -anjurkan klien untuk
banyak istirahat
-kolaborasi pemberian diit
bubur

2. -memonitor suhu sesering S : ibu klien mengatakan


mungkin bahwa klien badannya
- memonitor penurunan sudah tidak terlalu panas
tingkat kesadaran
-melakukan water tepid O : 37,4˚C
sponge Klien dapat tidur tenang
- mengajurkan klien untuk
banyak minum A : masalah teratasi
-mengkolaborasikan sebagian
pemberian obat antipiretik
P : lanjutkan intervensi

I:
-monitor suhu sesering
mungkin
-lakukan water tepid
sponge
-anjurkan klien untuk
banyak minum
-kolaborasi pemberian obat
antipiretik
-berikan cairan melalui
intravena
3. - mengkaji adanya alergi S : ibu klien mengatakan
makanan bahwa klien sudah mau
- mengkolaborasikan makan walau sedikit
dengan ahli gizi untuk
menentukan diet yang tepat O : porsi makan sedikit
- mengkaji makanan habis
kesukaan klien
- memberikan makanan A : masalah teratasi
yang mudah di telan sebagian
- memberikan makanan
dalam porsi kecil tapi sering P : lanjutkan intervensi

I:
-kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan diet
yang tepat
-kaji makanan kesukaan
klien
-berikan makanan yang
mudah di telan
-berikan makanan dalam
porsi kecil tapi sering
1 Sabtu - memonitor ttv tiap 6 jam S : - ibu pasien
19/03/2016 sekali mengatakan anaknya
-memonitor masukan cairan sudah mulai minum karna
intake dan output takut lama di rawat di
-memberikan cairan IV RL Rumah Sakit
20tpm O : suhu : 37.5C
-menganjurkan keluarga Mukosa lembab
untuk memberikan Turgor kulit masih
minuman minimal setiap kering
sejam sekali 1 gelas A : Masalah belum teratasi
-anjurkan klien untuk P : Lanjutkaan intervensi
banyak istirahat -monitor tanda – tanda vital
-kolaborasi pemberian diit -anjurkan klien untuk
bubur banyak istirahat
-kolaborasi pemberian diit
bubur

2. sabtu, -memonitor suhu sesering S : ibu klien mengatakan


19/03/2016 mungkin bahwa anaknya sudah
- memonitor penurunan tidak demam
tingkat kesadaran
-melakukan water tepid O : s= 36,7 ˚c
sponge Wajah sudah tidak
- mengajurkan klien untuk memerah
banyak minum
-mengkolaborasikan A : masalah teratasi
pemberian obat antipiretik
P : hentikan intervensi
3 Sabtu - mengkaji adanya alergi S : ibu klien mengatakan
19/03/2016 makanan klien sudah mau makan
- mengkolaborasikan dan mulai nafsu makan
dengan ahli gizi untuk walau agak sedikit di rayu.
menentukan diet yang tepat
- mengkaji makanan O : klien sudah mau
kesukaan klien bermain, porsi makan
- memberikan makanan habis, turgor kulit lembab
yang mudah di telan
- memberikan makanan A : masalah teratasi
dalam porsi kecil tapi sering
P : Hentikan intervensi,
pasien pulang
BAB IV
PENUTUP

1.1 Simpulan
Pada tahap pengkajian tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
Dalam penatalaksanaan medis terdapat kesenjangan antara teori dan kasus,
pada teori untuk pemeriksaan diagnostik klien dengan DHF harus dilakukan
pemeriksaan darah, sumsum tulang, urine, pemeriksaan serologi, foto thorak,
USG, sedangkan dikasus klien hanya dilakukan pemeriksaan darah dan
kimia klinik.

1.2 Saran
Penulis menyarankan agar masyarakat harus banyak diberi arahan
tentang DHF oleh paramedis agar tidak telat jika ada saudara atau anaknya
yang terserang virus DHF.Banyak cara untuk menurunkan insiden terjadinya
DHF yaitu dengan mengubur sampah dan barang bekas, menguras bak
mandi setiap hari karena biasanya jentik-jentik nyamuk suka menempati bak-
bak air dan menutup tempat-tempat penampungan air. Jika perlu
menaburkan abate pada bak-bak air atau kolam pada kamar mandi.

Anda mungkin juga menyukai