Anda di halaman 1dari 149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM


PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH
PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA
YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh:

Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani


NIM : 122114050

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM


PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH
PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA
YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah SatuSyarat


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh:

Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani


NIM : 122114050

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No guilt in life, no fear in death

This is the power of Christ in me

From life's first cry to final breath

Jesus commands my destiny

-Owl City -

( Tidak ada kesalahan dalam hidup, tidak ada ketakutan dalam kematian

Ini adalah kuasa Kristus di dalam diriku

Dari tangisan pertama sampai pada nafas terakhir

Yesus menentukan takdirku)

-Owl City-

Kupersembahkan untuk :

Bapakku Dadang Panuwun Hartono dan Ibuku Emirita Riyani

Adikku Faat Chandra Kusumawardhana

Serta sahabatku Louis Gerrit Sukmajati dan Fika Anggraeni

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM
PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PT. BPR
CHANDRA MUKTIARTHA YOGYAKARTA
dan dimajukan untuk diuji tanggal 15 Agustus 2016 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak
terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara
menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain
tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini
saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri
ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau
meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan
ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016


Yang membuat pernyataan,

(Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani

Nomor Mahasiswa : 122114050

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Analisis Prosedur
Auditor Internal Dalam Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada PT. BPR Chandra
Muktiartha Yogyakarta” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan
demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari
saya maupun memberikan royality kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 31 Agustus 2016

Yang menyatakan,

Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terimakasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang

tak terhingga kepada:

1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada

penulis.

2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si,Akt, QIA selaku Kaprodi Akuntansi Universitas

Sanata Dharma.

3. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., C.A., selaku pembimbing yang

telah sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Jon Nafri selaku Direktur PT. BPR Chandra Muktiartha yang telah

membantu memberikan izin untuk melakukan penelitian. Dan segenap karyawan

PT. BPR Chandra Muktiartha yang telah banyak membantu dengan mencarikan

data yang dibutuhkan.

5. Kedua orangtuaku Bapak Dadang Hartono dan Ibu Emirita Riyani yang selalu

memberikan semangat, dukungan, motivasi dan doa hingga selesainya skripsi ini.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Adikku Faat Candra Kusumawardhana yang memberikan doa dan dukungan

kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.

7. Teman-teman MPAT dan Skripsi kelas Bu Gien yang selalu memberikan doa dan

dukungan kepada penulis.

8. Noor Afika Anggraeni, Arni Indayanti, Monica Santi Prasentianti, Lusia Devi

Astuti, Laurensia Eva, Monica Kartika, Brigitta Maria, Anny Fitri Primayanty,

Anya Clorinda Nathania, Yuliani Levellin, Dian Christi, Kinanthi Rosa Utami

dan Winda Lestari selaku teman seperjuangan angkatan 2012 yang selalu

memotivasi dan mendukung penulis.

9. Louis Gerrit Sukmajati yang selalu menjadi motivasi bagi penulis.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Penulis

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………..... ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS………………... v
HALAMAN KATA PENGANTAR………………………………………….. vii
HALAMAN DAFTAR ISI……………………………………………………. ix
HALAMAN DAFTAR GAMBAR…………………………………………… xi
ABSTRAK…………………………………………………………………….. xii
ABSTRACT…………………………………………………………………… xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………….. 1
B. Batasan Masalah…………………………………………….. 4
C. Rumusan Masalah…………………………………………… 4
D. Tujuan Penelitian……………………………………………. 5
E. Manfaat Penelitian…………………………………………... 5
F. Sistematika Penulisan….…………………………………….. 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Audit……………………………………………... 8
B. Arti Penting dan Ruang Lingkup Audit Internal……………. 9
C. Teknik Pemeriksaan Audit yang Dilakukan Auditor
Internal………… ……………………………………………... 12
D. Kredit Bermasalah …………………………………………… 16
E. Penelitian Terdahulu…….…………………………………… 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ……………………………………………… 24
B. Subyek dan Obyek Penelitian………………………………... 24
C. Waktu dan Lokasi Penelitian………………………………… 24

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Data………………………………………………………….. 24
E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………... 25
F. Teknik Analisis Data………………………………………… 26
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Data Umum………………………………………………….. 29
B. Data Khusus…………………………………………………. 39
BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data……………………………………………….. 64
B. Analisis Data………………………………………………… 69
C. Pembahasan………………………………………………….. 94
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………... 100
B. Keterbatasan Penelitian……………………………………… 102
C. Saran…………………………………………………………. 102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR SINGKATAN

AO Account Officer

BDR Bad Dept Rasio

BI Bank Indonesia

BPR Bank Perkreditan Rakyat

HRD Human Resource Development

KYCP Know Your Customer Principles

LPS Lembaga Penjamin Simpanan

NPL Non Performing Loan

OJK Otoritas Jasa Keuangan

OTS On The Spot

PPAP Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

SID Sistem Informasi Debitur

SOP Standar Operasional Prosedur

SPK Surat Perjanjian Kredit

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM


PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PT. BPR
CHANDRA MUKTIARTHA YOGYAKARTA

Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani


NIM : 122114050
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yang menggunakan pendekatan


deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah pada PT.BPR
Chandra Mukthiartha Yogyakarta.
Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan
dokumentasi. Manfaat penelitian ini adalah memberikan saran dan masukan
kepada PT. BPR Chandra Muktiartha dalam menentukan kebijakan
manajemen, khususnya dalam hal penyaluran dana kredit dan penanganan
kredit bermasalah melalui peran auditor internal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kebijakan manajemen
atas pemberian tugas dan wewenang kepada auditor internal pada PT. BPR
Chandra Muktiartha sudah sesuai prosedur. (2) Bentuk pengendalian dan
pengawasan auditor internal di bidang perkreditan sudah sesuai prosedur. (3)
Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal sudah sesuai
prosedur. (4) Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal
untuk menyelesaikan kredit bermasalah sudah sesuai prosedur.

Kata Kunci : Prosedur, Auditor Internal, Kredit Bermasalah

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

ANALYSIS INTERNAL AUDITOR PROCEDURE IN SOLVING


PROBLEMATIC OF NON-PERFORMING LOANS
AT PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA
YOGYAKARTA

Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani


NIM: 122114050
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2016

This research type is case study, which use qualitative descriptive


approach. This research aims to find out how the internal auditor procedure in
solving problematic of non-performing loans in PT. BPR Chandra
Mukthiartha Yogyakarta.
The data collecting methods was by interviewing and documentation.
The benefits of this research is giving advice to PT. BPR Chandra Muktiartha
in determining management policies, especially in terms of credit cash funds
and handling problematic of non-performing loans through internal auditor
role.
This research results indicated that (1) Management policies in giving
duties and power to internal auditor at PT. BPR Chandra Muktiartha has
appropriated with procedure. (2) Controlling and supervising of internal
auditor in credit field has appropriated with procedure. (3) Audit investigation
technique has appropriated with procedure. (4) The advanced audit program
conducted internal auditors to resolve non-performing loans has appropriated
with procedure.

Keywords: Procedure, Internal Auditor, Non-Performing Loans

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi dimasa sekarang

maupun dimasa yang akan datang dalam rangka memajukan pembangunan

nasional, maka dibutuhkan dana yang cukup besar untuk menjaga

kesinambungan pembangunan tersebut. Kebutuhan penyediaan dana tidak

seluruhnya dapat dipenuhi oleh perusahaan, karena kondisi perekonomian

di Indonesia saat ini sedang menghadapi krisis yang sifatnya struktural,

yaitu dimana krisis ekonomi yang terjadi saat ini dirasakan oleh semua

kalangan baik masyarakat menengah atas maupun masyarakat menengah

bawah.

Lembaga keuangan perbankan memberikan kontribusi yang sangat

penting di bidang penyediaan dana karena adanya keterbatasan dana yang

disediakan oleh pemerintah. Perbankan diharapkan mampu

mengembangkan dan memajukan perekonomian di Indonesia, khususnya

dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Perbankan membuka

kesempatan untuk semua kalangan dengan menghimpun dana masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana ke masyarakat dalam

bentuk pinjaman atau kredit sehingga perputaran uang terus terjadi dan

dapat mempermudah usaha-usaha pembangunan.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan suatu lembaga

keuangan bank yang tidak hanya menyalurkan kredit kepada para

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengusaha kecil maupun menengah, tetapi juga menerima simpanan dana

dari masyarakat hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan,

dan/atau bentuk lainnya dengan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat

Jumlah, dan Tepat Sasaran. Sumber dana masyarakat yang dihimpun dari

tabungan dan deposito cenderung akan dialokasikan pada kegiatan kredit

yang bersifat produktif atau dikenal dengan istilah aktiva produktif. Kredit

yang bersifat produktif menghasilkan pendapatan bunga atas kredit yang

menjadi income terbesar bagi bank.

Berdasarkan UU pasal 8 no.3 tahun 2004, Bank Indonesia sebagai

bank sentral dalam rangka memelihara kestabilan rupiah memiliki tiga

tugas yaitu menetapkan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga

kelancaran sistem pembayaran, dan mengawasi kegiatan perbankan. Paska

terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maka tugas mengatur dan

mengawasi bank diserahkan kepada OJK. Jalannya usaha BPR diawasi

langsung oleh OJK dan bentuk pengelolaan BPR tidak jauh berbeda

dengan bank umum. Perbedaan bank umum dan BPR adalah bank umum

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sedangkan pada BPR tidak.

Jasa lalu lintas pembayaran adalah jasa yang diberikan perbankan untuk

nasabah seperti kliring, dan jual beli valuta asing. Perbedaan antara bank

umum dan bank perkreditan rakyat adalah pada bentuk simpanan dana

yang dihimpun dari masyarakat. BPR tidak menghimpun dana dalam

bentuk giro dan sertifikat deposito, namun hanya menerima dalam bentuk

tabungan dan deposito. Kesimpulannya adalah BPR tidak terlibat dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memberikan jasa lalu lintas pembayaran seperti kliring, jual beli valuta

asing dan tidak melakukan transaksi giral.

BPR mengikuti program penjamin dana pihak ketiga dengan

membayar sejumlah premi kepada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

untuk memberikan rasa aman pada nasabah. Selain program penjamin

dana, BPR juga menerapkan prinsip kerahasiaan perbankan di mana

seluruh karyawan BPR wajib menjaga data dan kerahasiaan data yang

terkait dengan simpanan pihak ketiga atau nasabah.

PT. BPR Chandra Muktiartha, merupakan salah satu badan usaha

berbentuk bank perkreditan rakyat yang memiliki fungsi utama untuk

menyimpan dan menyalurkan dana (kredit) kepada masyarakat. Kredit

merupakan penyediaan uang atau tagihan, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka

waktu tertentu dengan pemberian bunga (UU No. 10 Tahun 1998). Ruang

lingkup kredit sebagai kegiatan perbankan tidak semata-mata hanya

menyangkut kegiatan peminjaman kepada nasabah, melainkan sangat luas

dan menyangkut keterkaitan unsur yang cukup banyak diantaranya

meliputi: alokasi dana, perjanjian kredit, organisasi dan manajemen

perkreditan, kredit bermasalah dan penyelesaian kredit bermasalah

tersebut.

Pemberian kredit membutuhkan prosedur atau proses yang tidak

mudah dan juga mengandung resiko yang besar bagi bank. Bank juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

harus lebih berhati-hati dalam melayani nasabah yang ingin melakukan

kredit, apabila kredit yang diberikan pada debitur tidak terbayar atau

dalam pembayarannya mengalami masalah karena ada indikasi kredit

bermasalah, dimana dana dari bank tidak kembali sehingga dana yang

seharusnya dapat dipakai untuk memenuhi kewajiban bank tertahan pada

debitur yang bersangkutan dan mengakibatkan prosedur likuiditas BPR

terganggu. Peran auditor internal sangat dibutuhkan dalam mengatasi

masalah ini yaitu membantu mendeteksi dan meminimalisir secara dini

kredit bermasalah maupun potensi kredit bermasalah dan mencarikan

solusi serta memberikan rekomendasi atas kelemahan dari aktivitas

tersebut, tentunya berupa perbaikan-perbaikan yang akan sangat

mendukung berkurangnya kredit bermasalah.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana prosedur auditor internal dalam menyelesaikan kredit

bermasalah di PT. BPR Chandra Muktiartha Yogyakarta?

C. Batasan Masalah

Untuk mendapat temuan yang terfokus dan menyederhanakan

masalah, maka penelitian ini diarahkan pada prosedur auditor internal

dalam penyelesaian kredit bermasalah di PT. BPR Chandra Muktiartha

Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur

auditor internal dalam menyelesaikan kredit bermasalah pada PT. BPR

Chandra Muktiartha Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan yang dapat

memberikan manfaat dalam menentukan kebijakan manajemen pada

BPR, khususnya dalam hal penyaluran dana kredit dan penanganan

kredit bermasalah melalui peran auditor internal.

2. Bagi Peneliti Lain dan Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,

wawasan bagi pembaca dan dapat menjadi referensi untuk peneliti lain

yang ingin mengambil tema penelitian yang sama.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan penulis tentang dunia perbankan khususnya dari segi

akuntansi dan audit internal dan untuk mengetahui sejauh mana kaitan

antara teori dengan penerapannya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah serta tujuan dan manfaat penelitian.

Pada bagian akhir diuraikan mengenai sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Pada bagian ini, dipaparkan teori-teori yang dikutip dari buku

literatur. Teori yang dibahas meliputi teori tentang audit dan

ruang lingkup audit internal, teknik pemeriksaan audit, kredit

bermasalah dan hasil dari penelitian terdahulu.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini memaparkan langkah-langkah yang digunakan untuk

membahas permasalahan dalam penelitian. Pada bagian ini

dijelaskan mengenai jenis penelitian, subyek dan obyek

penelitian, waktu dan lokasi penelitian, data, teknik

pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi gambaran umum perusahaan seperti sejarah

singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk

perusahaan dan job description.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bab V Analisa Data dan Pembahasan

Bab ini berisi penjelasan mengenai data, fakta dan informasi

tentang prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit

bermasalah yang dianalisis dengan teori-teori yang telah

dipaparkan sebelumnya.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab ini memaparkan mengenai jawaban atas rumusan masalah

dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Audit

Pengelolaan dalam dunia perbankan tidak hanya berfokus pada laba

atau keuntungan tetapi juga harus memperhatikan tentang cara

peningkatan profitabilitas perusahaan dengan cara pemeriksaan dan

pengawasan atas aktifitas-aktifitas yang ada di dalam perusahaan untuk

tetap menjaga eksistensi dan persaingan usaha antar perusahaan.

Audit internal menjadi salah satu poin penting karena audit merupakan

ruang lingkup dari tugas manajemen dan memastikan bahwa yang menjadi

tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan dengan hakekat

pengawasan itu sendiri yang menjadi fungsi dari setiap tingkat

manajemen. Menurut Hery (2016:10) audit adalah proses yang sistematis

untuk memperoleh dan mengevaluasi secara obyektif bukti yang

berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian

ekonomi dalam rangka menentukan tingkat kepatuhan antara asersi dengan

kriteria yang telah ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada

pihak yang berkepentingan

Menurut Mulyadi dan Kanaka Puradiredja (1998) audit adalah suatu

proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara

objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian

ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara

pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta

penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Arti Penting dan Ruang Lingkup Audit Internal

Menurut Hery (2016), audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang

dikembangkan secara bebas dalam organisasi untuk menguji dan

mengevaluasi kegiatan-kegiatan sebagai wujud pelayanan terhadap

organisasi perusahaan. Audit internal merupakan elemen monitoring dari

struktur pengendalian internal dalam suatu organisasi, yang dibuat untuk

memantau efektivitas dari elemen–elemen struktur pengendalian internal

lainnya. Audit internal juga merupakan sebuah aktivitas konsultasi dan

keyakinan obyektif yang dikelola secara independen, di dalam organisasi

dan diarahkan oleh filososfi penambahan nilai untuk meningkatkan

operasional perusahaan. Audit tersebut membantu organisasi dalam

mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan

berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses

pengelolaan risiko, kecukupan kontrol, dan pengelolaan organisasi

(Sawyer’s, 2005).

Audit Internal merupakan bagian dari pelaksanaan pemantauan sistem

pengendalian intern dan prosedur internal perhitungan modal minimum,

karena audit internal menyajikan penilaian yang independen tentang

kecukupan, kesesuaian, dengan prosedur kebijakan yang ditetapkan bank.

Dengan demikian maka fungsi audit internal adalah membantu direksi

bank dan dewan komisaris dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara

efektif dan efisien.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Ruang lingkup penugasan fungsi audit internal yang terdapat dalam

Standar Profesi Audit Internal yang dikeluarkan oleh Konsorsium

Organisasi Profesi Audit Internal (2004:20) yaitu fungsi audit internal

melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan

proses pengelolaan risiko, pengendalian dan governance, dengan

pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh.

Tujuan utama dari adanya auditor internal dalam perusahaan

perbankan dalam hal ini berkaitan dengan perkreditan adalah meyakinkan

keandalan informasi, kesesuaian berbagai kebijakan perbankan pada

umumnya, ketentuan perundang–undangan perbankan, penggunaan

sumber daya yang ekonomis dan efisien, serta memastikan tercapainya

tujuan dan sasaran perusahaan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan

perusahaan. Kesimpulannya adalah auditor internal merupakan auditor

yang memiliki suatu fungsi penilaian yang bebas dalam organisasinya

khususnya dalam industri perbankan, guna menelusuri dan menilai

kegiatan kegiatan perusahaan untuk memberi saran-saran perbaikan

konstruktif kepada seluruh manajemen dan membantu manajemen dalam

mencapai tujuannya. Namun, kegiatan penilaian yang bersifat independen

ini, bukanlah dalam arti absolut yaitu bebas dari semua ketergantungan,

akan tetapi maksudnya adalah auditor internal bebas dari pengaruh atau

kekuasaan pihak yang diperiksanya dan auditor internal harus mematuhi

kode-kode etik sesuai standar profesi auditor internal, sehingga diharapkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

akan dapat memberikan penilaian yang obyektif sehingga hasil

penilaiannya benar-benar handal dan relevan.

Audit internal membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi

dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap

peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian internal.

Departemen audit internal yang independen tidak boleh terlibat dalam

kegiatan operasional perusahaan, apalagi dalam kegiatan yang

diperiksanya. Demikian juga pada industri perbankan, dalam hal ini adalah

BPR. Pada kasus ini yang dibahas adalah mengenai prosedur auditor

internal dalam kaitannya dengan penyelesaian kredit bermasalah. Orang–

orang yang bertindak sebagai auditor internal adalah bukan orang-orang

yang menangani kasus kredit bermasalah dan juga bukan merupakan

bagian dari staf bagian perkreditan. Ruang lingkup pengawasan auditor

internal atas kredit adalah meliputi semua kegiatan verifikasi

(pemeriksaan, pengujian kebenaran) yang dianggap perlu, yang berkaitan

dengan proses evaluasi dan persetujuan kredit, administrasi dokumentasi

dan administrasi pembukuan pinjaman. Hal tersebut berfungsi untuk

menghindari ketidak andalan laporan dari auditor dan menghindari adanya

pengaruh dari berbagai pihak, sehingga itulah sebabnya auditor internal

dikatakan bekerja secara independen. Hal tersebut juga mengakibatkan

sulitnya seorang auditor untuk memberikan penilaian secara obyektif jika

auditor tersebut terlibat dalam kegiatan atau aktivitas bagian yang diaudit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

C. Teknik Pemeriksaan Audit yang Dilakukan Auditor Internal

Auditor internal melakukan pemeriksan dokumen, transaksi, kondisi

dan proses untuk mendapatkan fakta-fakta dan untuk mencapai

kesimpulan. Istilah pemeriksaan mencakup baik pengukuran maupun

evaluasi. Auditor internal memiliki banyak teknik untuk membantu

mereka mencapai tujuannya. Berikut adalah teknik-teknik tersebut

menurut (Sawyer’S, 2005) :

a. Mengamati

Bagi auditor internal, mengamati berarti melihat, memerhatikan,

tidak melewatkan hal-hal yang dianggap penting. Hal ini

mengimplikasikan diterapkannya pandangan yang berhati-hati dan

berpengetahuan pada orang, fasilitas, proses, dan barang-barang. Hal

ini juga berarti pemeriksaan visual yang memiliki tujuan, memiliki

nuansa perbandingan dengan standar dan suatu pandangan yang

evaluatif. Mengamati berbeda dari menganalisis karena analisis berarti

menetapkan, menyusun dan menginterpretasikan data. Mengamati di

sisi lain berarti melihat dan membuat catatan dan pertimbangan.

Pengamatan ini dapat dilakukan atas catatan dokumen, diagram, bagan

dan lain-lain, karena semua prosedur audit termasuk mengamati

sebagian besar berisi pengukuran, maka observasi yang layak

merupakan salah satu teknik audit yang paling sulit. Auditor

mengukur apa yang auditor lihat lalu dibandingkan dengan apa yang

ada dalam pikirannya. Bila auditor makin berpengalaman, makin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

banyak standar dan pola yang disimpan, makin waspada terhadap

penyimpangan yang terjadi, dan makin banyak observasi yang

dilakukan. Mengamati penting untuk dilakukan dan biasanya

diterapkan sebelum teknik-teknik lainnya.

b. Mengajukan Pertanyaan

Mengajukan pertanyaan merupakan teknik yang paling pervasif

bagi auditor internal. Pertanyaan diajukan selama audit dilakukan dan

bisa secara lisan maupun tertulis. Pertanyaan lisan adalah yang paling

sering digunakan namun yang paling sulit untuk dikemukakan.

Perolehan informasi bisa menjadi suatu seni tersendiri. Mendapatkan

fakta tanpa membuat klien marah kadang-kadang bukanlah tugas yang

mudah. Jika klien merasa dicecar atau merasa diperiksa silang, mereka

cenderung bertahan dan enggan berperan menyingkap kebenaran. Jika

auditor internal memahami pandangan kebanyakan rekan kerja mereka

(klien) terhadap mereka, yaitu dipandang sebagai ancaman potensial

bagi posisi mereka dan bisa mengubah sikap mereka untuk

mengurangi ketakutan, peluang untuk mendapatkan informasi yang

berguna akan meningkat.

c. Menganalisis

Menganalisis berarti memeriksa secara rinci. Artinya memecah

entitas yang kompleks ke dalam bagian-bagian kecil untuk

menentukan karakteristiknya yang sebenarnya. Istilah ini juga berarti

melihat lebih dalam beberapa fungsi, aktivitas, atau kelompok


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

transaksi dan menentukan hubungannya masing-masing. Analisis

dimaksudkan untuk mengetahui kualitas, penyebab, dampak, motif

dan kemungkinan-kemungkinan, sering kali sebagai fasilitator bagi

penelitian selanjutnya atau sebagai dasar pertimbangan.

d. Memverifikasi.

Memverifikasi berarti mengonfirmasi kebenaran, akurasi, keaslian

atau validitas sesuatu. Hal ini merupakan sarana tertua yang dimiliki

oleh auditor internal. Cara ini paling sering digunakan unuk

mendapatkan kebenaran fakta atau rincian dalam suatu akun atau

suatu subjek yang diaudit. Hal ini mengimplikasikan upaya yang

disengaja untuk menentukan akurasi atau validitas beberapa laporan

atas apa yang diaudit dengan mengujinya, serta membandingkan

dengan fakta yang diketahui dan data yang asli dengan standar yang

ada. Verifikasi mencakup konfirmasi dan perbandingan, yaitu

pernyataan dari seseorang dikonfirmasi melalui pembahasan dengan

orang lain, atau suatu dokumen dibandingkan dengan satu atau lebih

dokumen lain yang valid. Verifikasi juga mencakup konfirmasi, yang

artinya menghapuskan semua keraguan melalui validasi independen

oleh pihak-pihak yang objektif.

e. Menginvestigasi.

Mengivestigasi merupakan istilah yang secara umum diterapkan

pada pelaksanaan tanya jawab untuk menemukan fakta-fakta yang

tersembunyi dan mencari kebenaran. Hal ini mengimplikasikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

penelusuran informasi yang sistematis yang diharapkan dapat

diketahui oleh auditor internal. Cara ini mencakup namun tidak

terbatas pada penyidikan yang menyelidiki lebih dalam dengan

maksud mendeteksi kesalahan. Investigasi berarti berupaya mencari

bahan bukti atas terjadinya kesalahan.

f. Mengevaluasi.

Mengevaluasi berarti menuju suatu pertimbangan, yang artinya

menimbang apa yang telah dianalisis dan menentukan kecukupan

efisiensi dan efektivitasnya. Hal ini merupakan langkah yang berada

di antara analisis dan verifikasi di satu sisi dan opini audit di sisi lain.

Hal ini mencerminkan kesimpulan yang dihasilkan auditor internal

berdasarkan fakta-fakta yang telah dikumpulkan. Evaluasi

mengimplikasikan pertimbangan profesional dan merupakan

rangkaian yang berjalan melewati keseluruhan proses audit. Pada

tahap awal pemeriksaan audit, auditor internal harus mengevaluasi

suatu risiko khusus yaitu risiko menghilangkan suatu aktivitas dari

penelaahan mereka dibandingkan dengan risiko audit. Dalam program

audit, auditor harus mengevaluasi perlunya pengujian rinci sebagai

pengganti survei. Auditor harus mengevaluasi ketepatan dan tingkat

keyakinan yang dibutuhkan untuk mencapai kendalan sampel yang

mereka yakin dibutuhkan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

D. Kredit Bermasalah

1. Pengertian Kredit

Menurut pasal 1 Undang-undang perbankan tahun 1992,

kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain

yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau

pembagian hasil keuntungan. Menurut Tawaf (1999 : 7) Bank

harus mematuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Pedoman

Penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank, karena :

a. Kredit mengandung risiko, sehingga pelaksanaannya harus

memperhatikan asas kredit yang sehat.

b. Salah satu upayanya adalah melalui kebijakan perkreditan

yang jelas.

c. Kebijakan Perkreditan Bank (KPB) berperan sebagai

panduan dalam pelaksanaan semua perkreditan bank

Struktur kredit pada ruang lingkup BPR (Herli, 2013) yaitu :

a. Kredit angsuran, dilunasi dengan cara diangsur per periode,

dan angsuran pada umumnya dibayar setiap bulan. Walau

masih memungkinkan untuk memodifikasi dengan pemberian

grace period (masa di mana debitur hanya perlu mengangsur

bunganya saja pada beberapa periode awal investasi), tetapi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

kebijakan seperti ini harus dilihat kasus per kasus. Untuk

kredit angsuran ini terdapat 3 alternatif yaitu : flat, anuitas,

dan menurun.

b. Kredit berjangka, umumnya untuk kebutuhan modal kerja

yang sifatnya jangka pendek (musiman). Kredit ini sistemnya

tetap membayar angsuran bunga setiap bulan, dan pokok

kredit hanya akan dilunasi pada akhir periode kredit beserta

bunga terakhirnya.

Kredit merupakan fasilitas pinjaman tunai maupun non

tunai yang diberikan oleh bank kepada nasabah dengan syarat-

syarat tertentu dan mewajibkan nasabah untuk melunasi

hutangnya dengan membayar angsuran dan bunga sesuai

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan

pihak yang bersangkutan. Tujuan bank dalam kegiatan kredit ini

adalah mencari keutungan dari pembayaran bunga yang

dilakukan oleh nasabah, namun disisi lain nasabah juga

mendapat keuntungan berupa uang pinjaman yang dapat

dipergunakan untuk kelangsungan usahanya. Kredit juga dapat

membantu pemerintah seperti memberikan pinjaman untuk

pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Kredit bermasalah menurut Ismail (2010) adalah kredit

yang telah disalurkan oleh bank dan nasabah tidak dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

melakukan pembayaran atau melakukan angsuran sesuai dengan

perjanjian yang telah ditandatangani oleh bank dan nasabah.

Dalam memberikan kredit kepada nasabah, bank juga

menerapkan prisnsip kehati-hatian karena kredit mengandung

risiko yang sangat besar, jika debitur tidak dapat membayar

atau melunasi hutangnya maka bank akan mengalami kerugian.

2. Penggolongan Kualitas Kredit (Kolektibilitas Kredit) Menurut

(Lukman Dendawijaya, 2003) :

a. Kredit lancar (Kolektibilitas 1)

Kredit lancar adalah kredit yang tidak mengalami penundaan

pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga.

Selain itu, dapat dikatakan kredit lancar apabila terdapat

tunggakan angsuran pokok atau bunga namun belum

melampaui 3 bulan.

b. Kredit kurang lancar (Kolektibilitas 2)

Kredit kurang lancar adalah kredit yang pengembalian

pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami

penundaan selama 3 (tiga) bulan dari waktu yang

diperjanjikan, namun belum melampaui 6 bulan.

c. Kredit diragukan (Kolektibilitas 3)

Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok

pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

penundaan selama 6 (enam) bulan atau dua kali dari jadwal

yang telah diperjanjikan.

d. Kredit macet (Kolektibilitas 4)

Kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok

pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami

penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut

jadwal yang telah diperjanjikan.

3. Faktor Penyebab Kredit Bermasalah

Menurut Ismail (2010) ada dua faktor penyebab kredit

bermasalah yaitu dari faktor intern bank dan faktor ekstern

bank.

a. Faktor intern bank

1) Analisis kurang tepat sehingga tidak dapat memprediksi

apa yang akan terjadi dalam kurun waktu selama jangka

waktu kredit.

2) Adanya kolusi antara pejabat bank yang menangani

kredit dan nasabah, sehingga bank memutuskan kredit

yang seharusnya diberikan.

3) Keterbatasan pengetahuan pejabat bank terhadap jenis

usaha debitur, sehingga tidak dapat melakukan analisis

dengan tepat dan akurat.

4) Campur tangan terlalu besar dari pihak terkait, sehingga

petugas tidak independen dalam memutuskan kredit


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

5) Kelemahan dalam melakukan pembinaan dan

monitoring kredit debitur

b. Faktor Ekstern Bank

1) Unsur kesengajaan yang dilakukan oleh nasabah

a) Nasabah sengaja untuk tidak melakukan

pembayaran angsuran kepada bank, karena nasabah

tidak memiliki kemauan dalam memenuhi

kewajibannya.

b) Debitur melakukan ekspansi terlalu besar, sehingga

dana yang dibutuhkan terlalu besar. Hal ini akan

memiliki dampak terhadap keuangan perusahaan

dalam memenuhi kebutuhan modal kerja.

c) Penyelewengan yang dilakukan nasabah dengan

menggunakan dana kredit tersebut tidak sesuai

dengan tujuan penggunaan (side streaming)

2) Unsur ketidaksengajaan

a) Debitur mau melaksanakan kewajiban sesuai

perjanjian, akan tetapi kemampuan perusahaan

sangat terbatas, sehingga tidak dapat membayar

angsuran.

b) Perusahaannya tidak dapat bersaing dengan pasar,

sehingga volume penjualan menurun dan

perusahaan rugi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

c) Perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah yang

berdampak pada usaha debitur.

d) Bencana alam yang dapat menyebabkan kerugian

debitur.

4. Tindakan Penyelamatan Kredit

Meskipun bank telah melakukan analisis yang cermat,

risiko kredit bermasalah juga mungkin terjadi. Tidak ada

satupun bank yang tidak memiliki kredit bermasalah, karena

tidak mungkin dari semua kredit yang disalurkan semuanya

lancar Ismail (2010). Maka upaya yang dilakukan bank untuk

penyelamatan terhadap kredit bermasalah antara lain :

a. Rescheduling

Merupakan upaya yang dilakukan bank untuk menangani

kredit bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali.

b. Reconditioning

Merupakan upaya bank dalam menyelamatkan kredit

dengan mengubah seluruh atau sebagian perjanjian yang

telah dilakukan oleh bank dengan nasabah.

c. Restructuring

Merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam

menyelamatkan kredit bermasalah dengan cara mengubah

struktur pembiayaan yang mendasari pemberian kredit.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

d. Kombinasi

Merupakan upaya penyelamatan kredit yang melakukan

penggabungan antara rescheduling, reconditioning, maupun

restructuring.

e. Eksekusi

Merupakan alternatif terakhir yang dapat dilakukan oleh

bank untuk menyelamatkan kredit bermasalah dengan

penjualan agunan yang dimiliki oleh bank.

E. Penelitian Terdahulu

Tobing (2009) telah melakukan penelitian tentang

penyelesaian kredit bermasalah pada PT. Bank Danamon, Tbk.

Cabang Semarang. Teknik pengumpulan data pada

penelitiannya relevan dengan menggunakan penelitian lapangan

dimana memberi suatu uraian deskriptif mengenai realitas yang

terjadi dalam masyarakat. Hasil penelitiannya adalah PT. Bank

Danamon memilih menyelesaikan kredit bermasalah melalui

jalur non litigasi. Hal tersebut dikarenakan penyelesaian

sengketa perkreditan melalui jalur penyelesaian non litigasi

dapat memperoleh hasil yang maksimal. Persamaan dengan

penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang kredit

bermasalah pada sektor perbankan. Perbedaannya, pada

penelitian yang relevan lebih menitikberatkan pada cara atau

jalur penyelesaian kredit bermasalah, sedangkan pada penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

ini lebih pada analisis terhadap prosedur auditor internal dalam

penyelesaian kredit bermasalah.

Afrianiswara (2010) telah melakukan penelitian tentang

peranan audit internal dalam menunjang efektifitas pengendalian

internal kredit investasi. Hasil penelitiannya mengemukakan

bahwa pelaksanaan keseluruhan audit internal di PT. Bank

Mandiri untuk kegiatan pemantauan kredit memiliki pondasi

yang memadai untuk investasi dengan aturan dan kebijakan

yang ditetapkan oleh kantor pusat, tetapi juga sesuai dengan

verifikasi dan evaluasi. Persamaan dengan penelitian ini adalah

sama-sama meneliti tentang audit internal dan kredit dalam

sektor perbankan. Perbedaannya, pada penelitian yang relevan

obyek yang diteliti adalah kredit investasi, sedangkan pada

penelitian ini adalah kredit bermasalah.

Shiomi (2013) telah melakukan penelitian tentang analisis

prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah

pada PT. BPR Dewa Arthaka Mulya Yogyakarta. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa peran auditor internal telah

dilaksanakan dengan cukup efektif, namun hasil prosedur

auditor internal dalam menyelesaikan kredit bermasalah masih

terhitung rendah dan kurang optimal. Hal tersebut dibuktikan

dengan adanya prosedur auditor internal yang kurang sistematis

dan kurang mengikuti prosedur audit pada umumnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yang menggunakan pendekatan

deskriptif kualitatif, dimana dalam penelitian ini yang lebih ditekankan

adalah pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara

berfikir formal dan argumentatif (Saifuddin Azwar, 2004).

B. Subyek dan Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah auditor internal di PT. BPR Chandra

Muktiartha dan objek pada penelitian ini adalah prosedur auditor internal

dalam penyelesaian kredit bermasalah.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di PT. BPR Chandra Muktiartha Jl.

Gedong Kuning No 150A Banguntapan, Bantul Yogyakarta. Penelitian

dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai dengan Mei 2016.

D. Data

1. Hasil wawancara dengan auditor internal dan bagian pengelolaan

kredit mengenai :

a. Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang kepada

auditor internal.

b. Bentuk pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang

perkreditan.

c. Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal.

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

d. Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk

menyelesaikan kredit bermasalah.

2. Gambaran umum perusahaan yang meliputi :

a. Sejarah berdirinya perusahaan.

b. Visi dan misi perusahaan.

c. Produk perusahaan.

d. Job description.

E. Teknik Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melakukan

studi kasus untuk mendapatkan data primer dengan mengadakan

peninjauan secara langung ke lokasi perusahaan dengan cara interview

(wawancara) secara langsung dengan pihak terkait dan

mendokumentasikan dokumen terkait lalu mengolah data tersebut sebagai

data primer.

1. Wawancara

Wawancara adalah metode yang digunakan peneliti melalui

bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat

memberikan keterangan pada peneliti (Mardalis, 2004), dalam hal ini

penulis mewawancarai satu orang kepala bagian perkreditan dan tiga

orang auditor internal. Wawancara dalam penelitian ini membahas

topik yang berhubungan dengan informasi mengenai perkembangan

dan penyebab kredit bermasalah di PT. BPR Chandra Muktiartha, dan

bentuk prosedur auditor internal dalam kaitannya dengan pengawasan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

perkreditan dan upaya-upaya yang dilakukan jika terjadi kredit

bermasalah.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data

dokumenter. Data dokumenter ini berupa sejarah berdirinya

perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk perusahaan, dan job

description.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pengembangan deskripsi dimana prosesnya adalah mengembangkan

kerangka kerja deskriptif yang digunakan untuk memberikan penjelasan

atau keterangan-keterangan secara keseluruhan mengenai prosedur auditor

internal dan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menyelesaikan

masalah perkreditan.

Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui bagaimana prosedur

auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah, apakah sudah

dilaksanakan dengan baik dan sudah mengikuti prosedur audit yang

ditetapkan perusahaan. Analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai

berikut:

1. Merangkum dan mengumpulkan data melalui penilaian atas hasil

wawancara dan dokumentasi yang didapat dari kepala bagian

pengelolaan kredit dan auditor internal. Pedoman wawancara yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

diajukan kepada kepala bagian pengelolaan kredit dan bagian audit

internal yang dikutip dari penelitian terdahulu oleh Shiomi (2013) dan

dilakukan perbaikan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan sesuai dengan pedoman wawancara dan

diskusi bersama auditor internal BPR.

2. Menganalisis dan mendeskripsikan data-data yang telah diperoleh dari

hasil wawancara dan dokumentasi yang berkaitan dengan prosedur

auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah pada PT. BPR

Chandra Muktiartha.

a. Langkah pertama adalah melakukan analisis dengan

mendeskripsikan kebijakan manajemen atas pembagian tugas dan

wewenang kepada auditor internal seperti independensi,

kompetensi dan pemahaman auditor internal mengenai tugas dan

wewenangnya.

b. Langkah kedua adalah melakukan analisis tentang pengendalian

dan pengawasan auditor internal di bidang perkreditan seperti audit

kepatuhan (compliance audit), keteraturan pelaksanaan

pengawasan perkreditan yang terdiri dari audit reguler (regular

audit) dan audit khusus (special audit).

c. Langkah ketiga adalah melakukan analisis mengenai teknik

pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal yaitu

mengamati, mengajukan pertanyaan, menganalisis, memverifikasi,

menginvestigasi, mengevaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

d. Langkah keempat adalah melakukan analisis mengenai program

kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk

menyelesaikan kredit bermasalah.

3. Penarikan kesimpulan pada penelitian ini berdasarkan hasil analisis

data dan membandingkan antara teori yang mendasari dengan keadaan

sesungguhnya di PT. BPR Chandra Mukthiarta dalam bentuk lembar

analisis atau kertas kerja. Teori yang digunakan sebagai pembanding

adalah:

a. Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang kepada

auditor internal seperti independensi, kompetensi dan pemahaman

auditor internal mengenai tugas dan wewenangnya.

b. Pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang

perkreditan seperti audit kepatuhan (compliance audit), dan

keteraturan pelaksanaan pengawasan perkreditan yang terdiri dari

audit reguler (regular audit) dan audit khusus (special audit).

c. Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal yaitu

mengamati, mengajukan pertanyaan, menganalisis, memverifikasi,

menginvestigasi, mengevaluasi.

d. Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk

menyelesaikan kredit bermasalah seperti memberikan

rekomendasi, pemantauan (monitoring) dan menyusun laporan

kegiatan audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Data Umum

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Berawal dari satu Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang berdiri

tahun 1995, dengan komitmen tinggi untuk melayani masyarakat, saat

ini Group BPR Saudara telah memiliki 25 BPR yang tersebar di

beberapa darerah antara lain di Jawa Tengah, Daerah Istimewa

Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Salah satu BPR yang ada di

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah PT. BPR Chandra Mukthiarta

yang didirikan pada tanggal 13 April 1993 oleh seorang pengusaha

asal Yogyakarta bernama Chandra Budi Raden. Sesuai dengan nama

pendirinya, BPR ini awalnya diberi nama PT. BPR Chandra Mulia

namun, pada tanggal 23 september 1997 dilakukan penjualan saham

perusahaan dan berganti kepemilikan yang diikuti dengan perubahan

nama menjadi BPR Chandra Muktiartha. Susunan kepemilikannya

adalah 40% milik Agus Pramono, 30% milik Halim Susanto, 30%

milik PT. Merdeka Jaya Sentosa.

BPR Group Saudara dikelola secara profesional dan didukung

penuh oleh sumber daya manusia yang handal, terpercaya, dan

berpengalaman di bidang perbankan. Seluruh jajaran direksi juga telah

memperoleh sertifikat kelulusan dari Lembaga Sertifikasi Profesi dan

Lembaga Keuangan Mikro ”CERTIF“. Sedangkan seluruh karyawan

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

senantiasa dikembangkan melalui pendidikan atau kursus dan seminar

yang diselenggarakan oleh internal maupun eksternal organisasi

supaya dapat melayani nasabah secara optimal.

Untuk memberikan rasa aman kepada nasabah penyimpan, seluruh

BPR Group Saudara telah menjadi peserta program penjaminan

simpanan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Simpanan

atau LPS. Selain itu operasional BPR Group Saudara telah dilengkapi

dengan teknologi informasi yang canggih sehingga seluruh BPR dapat

memberikan layanan yang baik dan nasabah dapat bertransaksi secara

cepat dengan perhitungan yang akurat.

Komunitas BPR yang tergabung dalam bendera berlogo “kembang

merah” ini bernama BPR SAUDARA GROUP, yaitu BPR dengan

jaringan Luas di pulau Jawa. BPR ini tersebar di Bekasi, Depok,

Tangerang, Cikampek, Semarang, Mranggen, Ungaran, Gombong,

Surakarta, Klaten, Yogyakarta, Temanggung, Parakan, Wonosobo,

Gresik, Bogor.

2. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

a. Visi

Menjadi BPR yang sehat, besar, dan kuat. BPR yang sehat menurut

ketentuan Bank Indonesia dan ketentuan lain yang berlaku. Sehat

wawasan berpikir sumber daya manusianya dan sehat perilaku

bisnisnya. Besar volume usaha bisnisnya baik berupa aset maupun

laba. Besar jiwanya (bisnis, lembaga, dan SDM). Kuat kondisi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

keuangannya baik permodalan dan labanya, kuat Customer Image-

nya, kuat jaringan usahanya dan kuat dukungannya.

b. Misi

Menghimpun dana berupa tabungan dan deposito untuk disalurkan

dalam bentuk kredit kepada masyarakat.

c. Tujuan

Profit and Value ( Laba dan Nilai ).

3. Nilai-Nilai yang Dijunjung Perusahaan

a. Kejujuran & Kepercayaan

Senantiasa berkata dan bertindak berdasarkan kebenaran dan sesuai

dengan fakta yang terjadi.

b. Kompeten

Memiliki kemampuan dan keahlian untuk bekerja dan menjalankan

tugas sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Tanggung Jawab

Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang

disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga

berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

d. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kata lain dari tanggung gugat yaitu, setiap

kebijakan, keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan

pengelolaan BPR harus bisa dipertanggung jawabkan baik kepada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

pemegang saham, Bank Indonesia, pemerintah maupun

masyarakat.

e. Kerja cerdas

Kerja cerdas adalah kerja yang didasarkan pada perencanaan

evaluasi, kontrol dan perbaikan strategi. Sehingga menuntut adanya

ide-ide cemerlang yang mampu digunakan untuk mengatasi

masalah dan menghasilkan kemajuan bisnis.

f. Kerja keras

Kerja keras menunjukkan sikap kerja yang mampu

mengoptimalkan semua kekuatan fisik dan waktu yang dimiliki

untuk menyelesaikan tugas pekerjaan.

g. Profesional dan Proporsional

Merupakan suatu nilai yang mengedepankan keahlian dan

kompetensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang

dilakukan sesuai dengan hak dan kewenangan yang melekat.

h. Transparansi & Konsisten

Memberikan informasi yang terbuka dan jujur kepada stakeholders

berdasarkan pertimbangan bahwa stakeholders memiliki hak untuk

mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung

jawaban dalam mengelola sumberdaya yang dipercayakan

kepadanya dan ketaatannya terhadap peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku. Konsisten berarti kesesuaian atau

keselarasan antara rencana, tindakan dan peraturan yang berlaku


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

dan menjalankan pengelolaan bisnis BPR sesuai dengan prinsip-

prinsip dan kaidah yang berlaku.

4. Produk PT. BPR Chandra Muktiartha

a. Tabungan

Produk “TabunganKu” adalah tabungan untuk perorangan

dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara

bersama oleh bank-bank di Indonesia untuk menumbuhkan budaya

menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

1) Fitur Produk TabunganKu

a) Fitur Standard (Mandatory)

Adalah fitur produk TabunganKu yang harus diterapkan

secara seragam oleh seluruh Bank yang meluncurkan

produk TabunganKu, sesuai dengan kesepakatan yang telah

disetujui bersama.

b) Fitur Customized (Optional)

Adalah fitur produk TabunganKu yang dapat dipilih untuk

diterapkan oleh Bank yang meluncurkan produk

TabunganKu. Bank dapat memberikan tambahan fitur

lainnya kepada produk TabunganKu selama tidak

melanggar kesepakatan bersama.

Dalam rangka mengembangkan produk TabunganKu ke depan,

akan dilakukan penyempurnaan secara berkala atas fitur produk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

TabunganKu oleh komite produk TabunganKu yang dibentuk oleh

industri perbankan.

2) Syarat dan Ketentuan Produk TabunganKu

a) Tabungan perorangan untuk warga negara Indonesia.

b) Satu orang hanya memiliki 1 rekening di 1 bank untuk produk

yang sama, kecuali bagi orang tua yang membuka rekening

untuk anak yang masih di bawah perwalian sesuai kartu

keluarga yang bersangkutan.

c) Tidak diperkenankan untuk rekening bersama dengan status

“dan/atau”.

d) Transaksi penarikan tunai dan pemindahbukuan melalui

counter hanya dapat dilakukan di BPR dimana rekening

dibuka.

e) Persyaratan pembukaan rekening tetap mengacu pada peraturan

Know Your Customer.

f) Formulir standar masing–masing Bank dengan menyebutkan

nama produk.

g) Identitas diri yang dibutuhkan KTP/SIM/Paspor (untuk paspor

berusia 17 tahun ke atas).

h) Penabung di bawah perwalian, harus menggunakan nama orang

tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

b. Deposito BPR

Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat

dilakukan pada jangka waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu.

Deposito dapat dicairkan setelah jangka waktu berakhir. Deposito

yang akan jatuh tempo dapat diperpanjang secara otomatis

(Automatic Roll Over) dan deposito dapat berupa mata uang rupiah

maupun mata uang asing.

1) Deposito Berjangka

a) Merupakan simpanan yang pencairannya dilakukan

berdasarkan jangka waktu tertentu.

b) Umumnya mempunyai jangka waktu mulai dari 1, 3, 6, dan

12 sampai dengan 24 bulan.

c) Diterbitkan dengan mencantumkan nama pemilik deposito

baik perorangan maupun lembaga.

d) Kepada setiap deposan diberikan bunga yang besarnya dan

waktu pembayarannya sesuai dengan peraturan yang

berlaku di masing-masing bank.

e) Pembayaran bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan

atau setelah jatuh tempo sesuai jangka waktunya.

f) Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun non tunai

(pemindah bukuan).

g) Kepada setiap deposan dengan nominal deposito tertentu

dikenakan pajak penghasilan dari bunga yang diterimanya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

h) Pencairan deposito sebelum jatuh tempo umumnya

dikenakan denda.

2) Keuntungan Deposito di PT. BPR Chandra Muktiartha

a) Dapat dijadikan jaminan kredit.

b) Memperoleh hasil bunga yang umumnya lebih tinggi dari

bentuk simpanan lainnya.

c) Dapat mengelola keuangan secara lebih terencana sesuai

dengan kebutuhan dan jangka waktu deposito.

3) Hal-Hal yang Harus Diperhatikan

a) Pastikan menerima bilyet atau surat berharga (Deposito

Berjangka atau Sertifikat Deposito).

b) Pada saat jatuh tempo, deposan berhak menerima pokok

dan bunga deposito sesuai bunga yang berlaku setelah

dipotong pajak.

c) Pada saat pencairan deposito, deposan berkewajiban untuk

menandatangani formulir pencairan.

d) Perhatikan tingkat suku bunga deposito yang berlaku dan

pastikan telah sesuai dengan ketentuan Lembaga Penjamin

Simpanan (LPS).

c. Kredit

PT. BPR Chandra Muktiartha menyediakan fasilitas kredit

yang pertama adalah untuk modal kerja para nasabah yang ingin

mengembangkan usahanya. Kedua untuk investasi pendukung


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

usaha misalnya seperti membeli mesin atau kendaraan. Ketiga,

untuk konsumsi misalnya untuk biaya pendidikan dan renovasi

rumah.

1) PAS Kreditnya

a) Ajukan kredit sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

b) Jangan berlebihan.

c) Kelayakan usaha menjadi salah satu faktor penentu dalam

keputusan pemberian kredit.

d) Jaminan diperlukan untuk menambah keyakinan BPR.

e) Jaminan dapat berupa sertifikat tanah, girik, dan BPKB

kendaraan.

2) PAS Pengajuannya

a) Jangan segan-segan datang langsung ke BPR, ajukan

langsung ke kantor dan meminta nomor telepon untuk

memudahkan komunikasi, melalui customer service.

b) Jangan lupa membawa persyaratan yang diperlukan dengan

lengkap.

c) Kemukakan kebutuhan usaha dengan keadaan yang

sebenarnya.

d) Tanyakan bagaiamana cara menghitung angsuran pokok

dan bunganya.

e) Jangan lupa beritahu suami atau istri jika ingin mengajukan

kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

3) PAS Akad Kreditnya

a) Setiap permohonan kredit yang disetujui akan dibuatkan akad

kredit yang ditandatangani bersama oleh pihak BPR dan

pemohon.

b) Biayanya harus ditandatangani bersama dengan suami atau istri.

c) Tanyakan dengan jelas hak dan kewajiban saat akad kredit.

d) Dengan menandatangani akad kredit berarti menyetujui

persyaratan kredit yang ditetapkan BPR.

e) Gunakan kredit sesuai dengan tujuannya.

4) PAS Pencairannya

a) Pencairan kredit akan diberitahukan oleh petugas BPR jika

kreditnya disetujui, bisa berupa surat, atau secara lisan.

b) Hitung dengan cermat, apakah PAS sesuai dengan permohonan

kredit yang telah disetujui.

5) PAS Bayarnya

a) Bayar tepat waktu, jangan ditunda-tunda. Lebih awal lebih baik.

Pembayaran dapat dilakukan langsung ke BPR, melalui petugas

dengan minta tanda terima atau melalui bank lain.

b) Menunda pembayaran berarti akan terkena denda dan dinilai

kurang baik oleh BPR.

6) Persyaratan Pengajuan

Persyaratan yang diminta pada saat mengajukan kredit adalah :

a) Fotokopi KTP suami-istri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

b) Usia minimum 21 tahun, atau sudah menikah dan maksimum 60

tahun pada saat kredit lunas.

c) Kartu keluarga dan surat nikah.

d) Fotokopi rekening listrik atau telepon.

e) Fotokopi jaminan

B. Data Khusus

1. Deskripsi Pekerjaan

a. Staf Accounting

1) Tugas Staf Accounting adalah :

a) Mengatur dan melaksanakan pengiriman laporan rekening

koran bulanan, tepat pada waktunya.

b) Mengatur dan mengadakan pemisahan rekening-rekening

yang tidak aktif dari rekening-rekening yang aktif

(berjalan) dan memeriksa pada waktu pengaktifan kembali

secara periodik atau berkala.

c) Melakukan perhitungan bunga, pajak, dan beban-beban

lain sebelum dicatat dalam kartu-kartu yang bersangkutan.

d) Membuat dan menyusun laporan-laporan keuangan secara

berkala yang ditujukan secara internal dan eksternal.

e) Berkoordinasi dengan unit-unit kerja yang lain.

f) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh

Kepala Kantor Pusat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

2) Tanggung Jawab Staf Accounting adalah :

a) Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan kebenaran terhadap

pencatatan transaksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan

yang dikeluarkan oleh Direksi.

b) Bertanggung jawab atas kelengkapan bukti-bukti mutasi dan

kebenaran pencatatan ke dalam rekening-rekening yang

bersangkutan.

c) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik.

d) Menjaga nama baik perusahaan.

b. Staf Administrasi Kredit

1) Tugas administrasi kredit adalah :

a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-

kebijakan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang

ditetapkan oleh Direksi, Bank Indonesia, yang berhubungan

dengan kegiatan di bidang perkreditan.

b) Melakukan pemeriksaan kebenaran dan kelengkapan dokumen

kredit yang telah disetujui dan akan dilakukan pencairan.

c) Mempersiapkan cetakan dokumen terkait dengan proses pencairan,

seperti Surat Perjanjian Kredit (SPK), Surat Kuasa, Akta

Pengikatan Agunan (berkoordinasi dengan Notaris rekanan BPR),

Formulir asuransi, dll.

d) Melakukan penginputan data kredit ke system secara tepat dan

benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

e) Menghitung dan membuat perintah pembukuan mengenai

angsuran, pelunasan, bea meterai kredit, ongkos administrasi

kredit, bunga atas pemberian kredit dan biaya-biaya bank lainnya

yang berhubungan dengan pemberian, perpanjangan kredit dan

perubahan kredit (restructuring, reconditioning, atau

rescheduling).

f) Selalu memanfaatkan informasi yang up to date mengenai orang

atau perusahaan yang masuk dalam daftar hitam dan daftar kredit

macet.

g) Membuat dan menyusun laporan-laporan secara berkala yang

ditujukan secara internal dan eksternal serta membantu menyusun

rencana kerja dan anggaran perkreditan.

h) Berkoordinasi dengan unit-unit kerja yang lain.

i) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh kepala

kantor pusat.

2) Tanggung Jawab Administrasi Kredit adalah :

a) Bertanggungjawab atas pelaksanaan tertib administrasi kredit yang

telah diberikan.

b) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik.

c) Menjaga nama baik perusahaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

c. Account Officer

1) Tugas Account Officer adalah :

a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-

kebijakan dan peraturan-peraturan di bidang perkreditan yang

dikeluarkan oleh Direksi.

b) Bersama-sama dengan Team Leader Pemasaran Kredit,

mengoptimalkan potensi area pemasaran yang menjadi fokus

utama pemasaran yakni wilayah Kabupaten Bantul dan

sekitarnya dengan program-program pemasaran yang telah

disusun.

c) Secara pro aktif mencari nasabah baru melalui visitasi,

telephone, dan bentuk-bentuk kegiatan marketing lainnya.

d) Membuat rencana kegiatan pemasaran dan pembinaan nasabah

secara harian.

e) Melakukan pengolahan terhadap aplikasi kredit yang telah

diajukan oleh nasabah atau calon nasabah, melakukan penilaian

kelayakan dan pengusulan kredit sesuai dengan ketentuan dan

peraturan yang berlaku pada perusahaan pihak kedua.

f) Mengawasi pelaksanaan penggunaan kredit yang telah

diberikan, menyampaikan saran-saran kepada Team Leader

Pemasaran Kredit mengenai hal-hal yang ditemui yang

mempengaruhi kelancaran kredit serta memberikan usulan-

usulan perencanaan penanganan kredit bermasalah.

g) Membina hubungan yang baik dengan nasabah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

h) Memelihara nasabah yang telah ada (exist) untuk dapat

melaukan repeat order ataupun menawarkan coss selling.

i) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Team

Leader Pemasaran Kredit dan/atau Direksi.

2) Tanggung Jawab Account Officer adalah :

a) Pencapaian atas target yang telah ditetapkan.

b) Mengupayakan keakuratan dan kelengkapan data yang

menyertai aplikasi kredit yang diajukan oleh nasabah.

c) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik.

d) Menjaga nama baik perusahaan.

d. Collection

1) Tugas Collection adalah :

a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-

kebijakan dan peraturan-peraturan di bidang perkreditan yang

dikeluarkan oleh Direksi.

b) Bersama-sama dengan Koordinator Collection, melakukan

pengawasan dan pembinaan terhadap para debitur guna

menekan tingkat kredit bermasalah dengan program-program

pemasaran yang telah disusun.

c) Bertanggung jawab dalam melakukan penagihan-penagihan

khususnya terhadapa para debitur yang kreditnya tergolong

kurang lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

d) Secara pro aktif melakukan pendekatan kepada debitur

bermasalah serta menyusun dan melaksanakan rencana

penyelesaian kredit baik secara litigasi maupun non litigasi.

e) Berkoordinasi dengan petugas analis dan atau marketing kredit

agar ada kesatuan gerak dalam upaya penyelesaian kredit

bermasalah.

f) Membuat laporan kegiatan penagihan atau call report terhadap

perkembangan kredit-kredit yang ditanganinya.

g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Koordinator Collection.

2) Tanggung jawab Collection adalah :

a) Bertanggung jawab dalam melakukan penagihan-penagihan

khususnya terhadapa para debitur yang kreditnya tergolong

kurang lancar.

b) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik.

c) Menjaga nama baik perusahaan.

c. Customer Service

1) Tugas Customer Service adalah :

a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-

kebijakan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang

ditetapkan oleh Direksi, Bank Indonesia, yang berhubungan

dengan kegiatan di bidang pelayanan nasabah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

b) Memeriksa kelengkapan pengisian aplikasi serta dokumen-

dokumen pendukungnya dan menyerahkan kepada bagian

terkait.

c) Mempersiakan blangko, buku tabungan, bilyet deposito, kartu

contoh tandatangan serta melakukan pencatatan dan

pengawasan penggunaannya.

d) Berkewajiban memberikan pelayanan yang baik kepada setiap

nasabah serta meningkatkan pengetahuan produk BPR maupun

peraturan-peraturan yang berhubungan dengan kegiatan

pelayanan nasabah, termasuk pemahaman dan pelaksanaan

terhadap program Know Your Customer Principles atau KYCP.

e) Menghubungi nasabah terkait kredit yang telah diproses dan

telah mendapat keputusan kredit oleh BPR, berkordinasi

dengan bagian Administrasi Kredit.

f) Menjalin hubungan baik dengan nasabah serta berkoordinasi

dengan unit-unit kerja lain demi kelancaran dan peningkatan

kualitas pelayanan.

g) Menerima dan memberikan penjelasan kepada nasabah, apabila

terjadi keberatan atau complain dari nasabah sehubungan

dengan kegiatan BPR yang dilakukan melalui SMS Broadcast.

h) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Kepala

Kantor Pusat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

2) Tanggung jawab Customer Service adalah :

a) Bertanggung jawab atas penerimaan dan registrasi terhadap

aplikasi permohonan pembukaan rekening Tabungan, Deposito

maupun permononan Kredit.

b) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik.

c) Menjaga nama baik perusahaan.

d. Driver ( Bagian Umum )

Tugas dan tanggung jawab Driver (Bagian umum) adalah :

1) Bertanggung jawab atas penggunaan, pemeriharaan atau perbaikan

sarana transportasi, serta memastikan pengantarandilakukan tepat

waktu.

2) Mengantar dan melakuan pengawalan secara proporsional dan

profesioan terhadap Direksi dan atau petugas lainya dalam

melakukan perjalanan dinas, baik dalam maupun keluar kota,

sampai dengan selesai.

3) Mengupayakan keamanan personal atau barang-barang yang

diantar sampai ditempat tujuan dan kembali lagi ke kantor secara

maksimal.

4) Melakukan pemeriksaan berlaka terhadap seluruh kendaraan atau

transportasi, baik mobil maupun kendaraan roda dua, milik

perusahaan.

5) Bersama-sama dengan bagian umum lainnya dan bagian keamanan

melakukan pengawasan keamanan, dan membantu dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

pelayanan terhadap nasabah maupun calon nasabah yang akan

melakukan transaksi.

6) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Kepala

Kantor Pusat atau Direksi.

e. Funding Officer

1) Tugas Funding Officer adalah :

a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-

kebijakan dan peraturan-peraturan di bidang perkreditan yang

dikeluarkan oleh Direksi.

b) Bersama-sama dengan Team Leader Funding untuk

memasarkan produk tabungan dan deposito.

c) Secara proaktif mencari nasabah baru (prospek) baik melalui

visitasi maupun melakukan kegiatan promosi lainnya sesuai

dengan kebijakan bagian marketing (pemasaran) yang berlaku

pada perusahaan.

d) Menjaga infoormasi serta data-data Bank yang berkaitan

dengan data nasabah terkait dengan kerahasian bank.

e) Mengikuti aturan-atauran dan ketentuan-ketentuan yang

dikeluarkan oleh internal maupun eksternal, khususnya

berkaitan dengan penghimpunan dana dari masyarakat dan

Prinsip pengenalan nasabah.

f) Melakukan layanan antar jemput atau pick-up tabungan

terhadap nasabah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

g) Membuat, menyusun dan menyampaikan laporan secara

berkala kepada Team Leader Funding dan Direksi terkait

dengan prosedur penghimpunan dana.

h) Mengelola dan menjalan hubungan baik dengan nasabah.

i) Memelihara kerjasama yang baik dengan unit kerja lainnya.

j) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Team

Leader Funding.

2) Tanggung jawab Funding Officer adalah :

a) Pencapaian atas target yang telah ditetapkan.

b) Mengupayakan keakuratan dan kelengkapan data yang

menyertai aplikasi kredit yang diajukan oleh nasabah.

c) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik.

d) Menjaga nama baik perusahaan.

f. Staf Informasi & Teknologi (Staf IT)

1) Tugas Staf IT adalah :

a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-

kebijakan dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh

Direksi.

b) Secara Pro aktif melakukan maintenance terhadap

perangkat komputer dan segala sesuatu yang berkaitan

dengan teknologi informasi diseluruh jaringan kantor, baik

hardware maupun sofware jaringan.

c) Memastikan perangkat komputer dan pendukungnya

berjalan dengan baik, yaitu dengan melakukan penge-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

check-an secara berkala maupun perbaikan apabila terjadi

kendala.

d) Memastikan berjalannya sistem dan kelancaran aksesnya di

seluruh kantor.

e) Mengelola database sistem dan bertanggung jawab dalam

back up data serta kerahasiaanya.

f) Melakukan entry data point untuk beberapa sitem.

g) Mengembangkan sistem yang sudah ada dan/ atau membuat

rancangan sistem server atau program yang aman dan

aplikatif guna mendukung efektifitas dan efisiensi kerja.

h) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh

Kepala Kantor Pusat dan/ atau Direksi.

2) Tanggung jawab Staf IT adalah :

a) Kelancaran dalam penggunaan sistem Teknologi Informasi.

b) Kerahasian data Perusahaan yang berkaitan dengan

Teknologi Informasi

c) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan

baik

d) Menjaga nama baik perusahaan.

g. Customer Support

Tugas dan tanggung jawab Customer Support adalah :

1) Bertanggung jawab atas penerimaan telepon dan/ atau

faksimili yang masuk dan mendistribusikannya kepada bagian

terkait.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

2) Melayani nasabah dan atau calon nasabah yang membutuhkan

pelayanan melalui telepon.

3) Bertanggung jawab dalam kegiatan-kegiatan promosi maupun

penagihan yang dilakukan melalui SMS Broadcast, dengan

berkoordinasi terlebih dahulu dengan bagian-bagian terkait.

4) Menerima dan memberikan penjelasan kepada nasabah,

apabila terjadi keberatan atau complain dari nasabah

sehubungan dengan kegiatan BPR yang dilakukan melalui

SMS Broadcast.

5) Melakukan pencatatan terhadap kegiatan SMS Broadcast dan

mendistriibusiikan kepada bagian terkait.

6) Berkewajiban memberikan pelayanan yang baik kepada setiap

penelepon, baik nasabah maupun bukan nasabah, serta

meningkatkkan pengetahuan produk BPR maupun peraturan-

peraturan yang berhubungan dengan pelayanan nasabah.

7) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Kepala

Kantor Pusat dan/ atau Direksi.

h. Satpam (Satuan Pengamanan)

Tugas dan tanggung jawab Satpam (Satuan Pengamanan) adalah:

1) Bertanggung jawab atas pengamanan kantor dan lingkungan

kantor PT. BPR Chandra Muktiartha.

2) Membantu melayani nasabah, seperti membantu parkir,

membukakan pintu, mempersilakan masuk, dsb.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

3) Melakukan pengawalan atau pengamanan saat dilakukan cash

in transit.

4) Melakukan pencatatan dan membuat laporan tentang kegiatan

serta kondisi keamanan kantor secara rutin atau harian.

5) Melakukan pencatatan dan registrasi surat-surat masuk dan

tamu yang akan menemui karyawan atau pejabat BPR.

6) Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala

Kantor Pusat maupun Direksi.

i. Petugas Kas (Teller)

1) Tugas Petugas Kas (Teller) adalah sebagai berikut :

a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-

kebijakan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang

ditetapkan oleh Direksi, Bank Indonesia, yang berhubungan

dengan kegiatan di bidang kas.

b) Mengatur serta menjamin kelancaran penerimaan setoran-

setoran baik tunai atau berupa cek, giro bilyet, dan warkat-

warkat lainnya, maupun pembayaran atas kwitansi atau slip

yang telah disetujui pembayarannya.

c) Memeriksa, meneliti, serta memastikan bahwa kwitansi atau

slip yang akan dibayar telah disetujui pembayarannya oleh

pejabat yang berwenang.

d) Melaksanakan pengiriman dan pengambilan uang kas ke /

dari bank-bank lain termasuk penyetoran atau pengambilan

ke / dari di mana BPR membuka rekening.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

e) Mengisi buku daftar kas secara rinci menurut pecahannya

mengenai keadaan atau saldo kas induk atau harian dan

minta pengesahan kepada Kepala Seksi Kas.

f) Setiap akhir hari mencocokkan buku perincian jumlah saldo

kas dengan saldo kas menurut rekening kas

g) Memelihara kerja sama yang baik dengan Bagian-Bagian

dan Seksi-Seksi dalam bank untuk menjamin kelancaran

kegiatan kas

h) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh

Kepala Kantor Pusat.

2) Tanggung Jawab Petugas Kas (Teller) adalah :

a. Kelancaran Kegiatan Kas.

b. Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan

baik.

c. Menjaga nama baik perusahaan.

j. Bagian Umum

Tugas dan tanggung jawab Bagian Umum adalah :

1) Bersama-sama dengan bagian umum lainnya bertanggung

jawab dalam masalah kebersihan dan kerapian lingkungan

kerja.

2) Mengatur dan melaksanakan penyimpanan dan pembagian dari

formulir-formulir, alat-alat tulis dan alat-alat perlengkapan

kantor, maupun perlengkapan lainnya yang telah dibeli oleh

bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

3) Mengatur dan mengawasi penggunaan alat-alat dan

perlengkapan kantor, maupun perlengkapan lainnya serta

mengadakan perbaikan apabila diperlukan.

4) Memelihara dan meneliti kartu-kartu atau catatan mengenai

persediaan (kartu stock) dari alat-alat tulis dan perlengkapan

kantor maupun perlengkapan lainnya, serta pada waktu-waktu

tertentu mengadakan stock opname.

5) Melaksanakan penyimpanan barang-barang milik bank yang

tidak dapat digunakan lagi, dengan cara yang paling

menguntungkan dan menurut prosedur yang telah ditetapkan.

6) Mengatur dan mengawasi pemeliharaan dan perbaikan dari

gedung-gedung kantor, rumah-rumah instansi, kendaraan-

kendaraan bermotor, listrik, alat-alat dan perlengkapan kantor

serta perlengkapan lainnya milik bank.

7) Mengatur dan mengawasi pemeliharaan/ kebersihan gedung-

gedung kantor dan barang-barang milik bank dari bahaya

kebakaran, pencurian, maupun dari hal-hal lainnya yang

merugikan.

8) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditetapkan oleh

Kepala Kantor Pusat.

k. Staff HRD

1) Adapun tugas Staf HRD adalah :

a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-

kebijakan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

ditetapkan oleh Direksi, Bank Indonesia, dan Pemerintah

terutama di bidang ketenagakerjaan.

b) Menyusun strategi pengelolaan SDM di perusahaan

berdasarkan strategi jangka panjang dan jangka pendek

yang telah ditetapkan oleh Direksi dan sesuai dengan

peraturan pemerintah yang berlaku agar diperoleh SDM

dengan prosedur, kapabilitas dan kompetensi yang sesuai

dengan yang diinginkan perusahaan.

c) Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan fungsi

SDM di seluruh perusahaan untuk memastikan semuanya

sesuai dengan peraturan, strategi, kebijakan, sistem dan

rencana kerja yang telah disusun.

d) Mengkoordinasikan dan mengontrol penyusunan dan

pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan,

termasuk identifikasi kebutuhan pelatihan dan evaluasi

pelatihan, untuk memastikan tercapainya target tingkat

kemampuan dan kompetensi setiap karyawan.

e) Merencanakan dan menganalisa kebutuhan tenaga kerja

sesuai dengan perkembangan organisasi, serta

mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan

seleksi dan rekrutmen untuk memastikan tersedianya SDM

yang dibutuhkan sesuai dengan permintaan dan kualifikasi

yang diinginkan dalam jangka waktu yang telah disepakati.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

f) Mengelola dan mengontrol aktifitas administrasi kantor,

kepersonaliaan, dan sistem informasi SDM untuk

memastikan tersedianya dukungan yang optimal bagi

kelancaran operasional perusahaan.

g) Menjaga dan mengawasi prosedur tiap individu dalam

masing-masing unit/bagian, baik dari segi performansi,

birokrasi, legalitas, maupun profesionalitas kerja.

h) Melakukan pendataan dan pengawasan aset-aset tertentu

dari perusahaan yang berkaitan erat dengan kegiatan

operasional sesuai dengan ketentuan perusahaan.

i) Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala

Kantor Pusat dan/atau Direksi.

2) Tanggung Jawab Staff HRD adalah :

a) Kelancaran kegiatan operasional yang berkaitan dengan

sumber daya manusia.

b) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan

baik.

c) Menjaga nama baik perusahaan.

l. Kepala Operasional

1) Fungsi Kepala Operasional adalah :

Membantu Direktur Keuangan & Umum dalam

mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan kepegawaian,

pengembangan SDM serta pengelolaan rumah tangga kantor,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

pemeliharaan atau perbaikan peralatan sarana dan kebersihan di

lingkungan Kantor Pusat.

2) Tugas Pokok Kepala Operasional adalah :

a) Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan

pemberdayaan pegawai (man power planning), sesuai

kebutuhan Perusahaan.

b) Mengkoordinasikan perumusan sistem pengadaan,

penempatan dan pengembangan pegawai.

c) Mengkoordinasikan perumusan sistem dan kebijakan imbal

jasa pegawai dengan mempertimbangkan "internal or

external equity".

d) Bersama Manajemen merumuskan pola pengembangan

organisasi Perusahaan.

e) Menyelenggarakan Sistem Informasi SDM dalam suatu

data base Kepegawaian.

f) Mengkoordinasikan perumusan kebijakan perencanaan,

pengorganisasian, dan administrasi program pendidikan dan

latihan (Diklat).

g) Menyiapkan program-program penelusuran bakat,

pembinaan kepribadian dan pelatihan ketrampilan bagi

Pegawai dengan tujuan termanfaatkannya potensi Pegawai

secara maksimal demi kepentingan kedua belah pihak.

h) Melakukan kajian dan evaluasi terhadap efektifitas program

dan kontribusi peraturan bagi perkembangan Perusahaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

i) Mengevaluasi Hasil penilaian prosedur seluruh Pegawai

yang telah dilaksanakan bersama para atasan langsung.

j) Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan penggantian

peralatan inventaris kantor pusat.

k) Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan kebersihan

gedung, halaman, taman, dan lapangan parkir kantor pusat

serta kantor Divisi Keamanan.

l) Menyelenggarakan kebijakan pengadaan barang dan jasa

sesuai kebutuhan perusahaan.

m) Menyelenggarakan penyediaan dan distribusi air, listrik,

AC, telepon, PABX dan Faksimili untuk keperluan kantor

pusat.

n) Menyelenggarakan administrasi, penempatan, penyimpanan

dan penggunaan peralatan, inventaris, fasilitas kantor.

o) Menyelenggarakan administrasi dan pengaturan,

penggunaan, kebersihan, pemeliharaan kendaraan dinas.

p) Menyelenggarakan pemantauan keberadaan barang-barang

inventaris, peralatan kantor dengan catatan akuntansi untuk

keperluan audit secara berkala.

q) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan kantor, serta

pengaturan, penataan dan penggunaan ruang kantor atau

ruang rapat.

r) Mengelola persediaan ATK dan cetakan kantor pusat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

s) Menyediakan perlengkapan dan peralatan kerja yang

diperlukan kantor pusat dan atau perusahaan (komputer,

kendaraan dinas, kendaraan operasional).

t) Menyelenggarakan kegiatan rapat kerja, kunjungan kerja /

perjalanan dinas dan penerimaan tamu perusahaan.

u) Menyelenggarakan data base inventaris perusahaan.

v) Merumuskan Sasaran Mutu Unit Kerja dan Prosedur Mutu

Unit Kerja yang merupakan penjabaran dari Kebijakan

Mutu, dan Sasaran Mutu Perusahaan yang telah ditetapkan.

w) Menyiapkan laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat

waktu.

3) Tangung Jawab Kepala Operasional adalah:

a) Tersedianya Rencana dan Pemberdayaan pegawai (man

power planning), sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

b) Tersedianya Sistem Informasi SDM dalam suatu data

base Kepegawaian yang terkini dan dapat digunakan.

c) Tersusunnya sistem dan kebijakan pengadaan, penempatan

dan pengembangan Pegawai sesuai dengan tuntutan

kebutuhan Pegawai.

d) Tersusunnya sistem dan kebijakan imbal jasa pegawai

dengan mempertimbangkan "internal or external equity"

e) Tersedianya SDM sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.

f) Tersusunnya Kebijakan perencanaan, pengorganisasian

dan administrasi program Pendidikan dan Latihan (Diklat).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

g) Tersusunnya program penelusuran bakat dan pembinaan

kepribadian pegawai.

h) Tersedianya kajian dan evaluasi terhadap efektifitas

program dan kontribusi peraturan bagi perkembangan

Perusahaan.

i) Menindaklanjuti hasil penilaian prosedur seluruh Pegawai.

j) Dilaksanakannya pengembangan yang berkelanjutan

terhadap Sasaran mutu Unit Kerja dan Prosedur Mutu Unit

Kerja yang mengacu kepada Kebijakan Mutu Perusahaan

yang telah ditetapkan.

k) Terwujudnya suasana kantor yang nyaman dan dapat

meningkatkan produktivitas kerja serta membentuk citra

yang baik terhadap perusahaan.

l) Terpeliharanya kebersihan gedung, halaman, taman,

lapangan parkir kantor pusat dan kantor Divisi Keamanan.

m) Tersedianya barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan

perusahaan secara efisien dan efektif.

n) Tersedianya air dan listrik, serta berfungsinya AC, telepon,

PABX, Faksimili dan inventaris lainnya.

o) Terselenggaranya administrasi, penempatan, penyimpanan

dan penggunaan peralatan, inventaris, fasilitas kantor secara

tertib dan aman.

p) Tersedianya kendaraan dinas dalam kondisi laik pakai.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

q) Tersedianya daftar inventaris dan peralatan kantor yang

lengkap dan mutakhir.

r) Tersedianya ATK dan cetakan setiap saat dibutuhkan.

s) Tersedianya perlengkapan dan peralatan kerja yang

diperlukan kantor pusat .

t) Tersedianya fasilitas untuk kegiatan rapat kerja,

kunjungan kerja/perjalanan dinas dan penerimaan tamu

perusahaan.

u) Tersedianya data base inventaris perusahaan.

v) Tersedianya laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat

waktu setiap tanggal 10 pada bulan berikutnya.

4) Batasan Wewenang Kepala Operasional adalah :

a) Mengusulkan kepada Direksi tentang pengesahan sistem

dan kebijakan di bidang Kepegawaian.

b) Mengusulkan kepada Direksi tentang program dan

pelaksanaan pengadaan, penempatan dan pengembangan

Pegawai sesuai dengan tuntutan kebutuhan Perusahaan

c) Mengusulkan kepada Direksi untuk memberikan

penghargaan atau hukuman Pegawai sesuai hasil penilaian

prosedur Pegawai yang bersangkutan.

d) Mengusulkan kepada Direksi untuk menindak lanjuti hasil

Diklat dalam bentuk promosi, mutasi dan demosi.

e) Menerima atau menolak hasil penilaian prosedur Pegawai

dari atasannya setelah dilakukan evaluasi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

f) Menyetujui daftar pembayaran yang menjadi hak pegawai

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

g) Menerima atau menolak usulan program dan peserta Diklat

dari Unit Kerja.

h) Menyusun dan merevisi Sasaran Mutu dan Prosedur Mutu

Unit Kerja.

i) Menyetujui atau menolak hasil pekerjaan kebersihan yang

dilakukan oleh pihak ketiga.

j) Menandatangani Surat Perintah Kerja dan Rencana

Kebutuhan sesuai dengan kewenangannya.

k) Mengatur penggunaan kendaraan dinas secara optimal.

l) Menyetujui atau menolak permintaan ATK dan cetakan.

m) Memberikan surat teguran kepada pihak ketiga atas

pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi.

n) Mengatur tata letak ruang kantor, ruang rapat dan peralatan

kerja.

o) Mengatur penyediaan fasilitas untuk kegiatan rapat kerja,

kunjungan kerja/perjalanan dinas dan penerimaan tamu

perusahaan.

p) Mengusulkan penjualan/pemusnahan barang-barang yang

tidak produktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

m. Satuan Pengawas Internal (SPI)

1) Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Pengawas Internal (SPI)

adalah:

a) Menyusun dan melaksanakan Rencana Audit dan

Konsultasi Tahunan.

b) Melaporkan realisasi Rencana Audit dan Konsultasi

Tahunan setiap semester kepada Direktur Utama dan

Dewan Komisaris.

c) Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan

efektifitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional,

sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan

kegiatan lainnya.

d) Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian

intern dan sistem internal manajemen risiko sesuai dengan

kebijakan.

e) Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif

tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat

manajemen.

f) Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan

tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris.

g) Memberikan konsultasi kepada pihak intern Bank untuk

memberikan nilai tambah dan perbaikan terhadap kualitas

pengendalian, pengelolaan risiko dan tata kelola

perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

h) Melakukan audit pendalaman (khusus) apabila diperlukan.

i) Melaksanakan pemantauan tindak lanjut audit dan

melaporkan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris

setiap bulan.

j) Melaporkan segera atas setiap temuan audit yang

diperkirakan dapat mengganggu.kelangsungan usaha Bank

kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris.

k) Melaksanakan pendidikan secara berkelanjutan dan sesuai

dengan kompetensi auditor.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
ANALISISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. BPR Chandra

Muktiartha mengenai prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit

bermasalah, penulis memperoleh informasi sebagai berikut :

1. Kebijakan Manajemen Atas Pemberian Tugas dan Wewenang Kepada

Auditor Internal

a. Independensi Auditor Internal

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha diposisikan

mandiri dan mampu melaksanakan tugasnya secara objektif yaitu

tidak memihak maupun mendapat campur tangan pihak lain.

Auditor internal melaksanakan tugas dan wewenang dalam hal

pengendalian dan pengawasan perkreditan sesuai dengan SOP

(Standar Operasional Prosedur) untuk satuan pengawas internal

dan kebijakan yang ada di BPR.

b. Kompetensi Auditor Internal

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Mukthiarta mampu

melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian berdasarkan

pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang sesuai dengan

bidangnya. Auditor internal memperoleh perluasan wawasan dan

peningkatan kompetensi melalui seminar, pelatihan yang diadakan

oleh Otoritas Jasa Keuangan dan lembaga-lembaga lain.

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

c. Pemahaman Tugas dan Wewenang Auditor Internal pada PT. BPR

Chandra Muktiartha

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha memiliki

standar prosedur yang dijadikan pedoman kerja sebagai seorang

auditor internal. SOP (Standar Operasional Prosedur) menjadi

pedoman dan acuan auditor internal BPR dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan fungsi audit internal.

2. Bentuk Pengendalian dan Pengawasan Auditor Internal Di Bidang

Perkreditan

a. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha melakukan

penilaian dan memastikan apakah proses kerja yang dilakukan

karyawan di bagian perkreditan sudah sesuai dengan kebijakan,

standar, dan prosedur yang berlaku di perusahaan. Auditor internal

memiliki dasar atau pegangan dalam melakukan penilaian yaitu

berdasarkan SOP atau standar operasional prosedur yang dimiliki

oleh masing masing bagian.

b. Keteraturan Pelaksanaan Pengawasan Perkreditan

1) Audit Reguler (Regular Audit)

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

memiliki jadwal atau rencana kerja audit selama satu tahun.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Rencana kerja dibuat secara tertulis oleh auditor internal dan di

review oleh direktur utama.

2) Audit Khusus (Special Audit)

Auditor Internal PT. BPR Chandra Muktiartha

melaksanakan audit khusus dengan melakukan On The Spot

atau peninjauan langsung. OTS dilakukan untuk mendapat

keyakinan atas berkas-berkas kredit.

3. Teknik Pemeriksaan Audit yang Dilakukan Auditor Internal

a. Mengamati

Auditor Internal memonitor setiap kegiatan-kegiatan

perkreditan pada PT. BPR Chandra Mukthiarta. Tiga hal yang

menjadi fokus utama auditor internal dalam proses monitoring

adalah karyawan yang menangani kredit, berkas-berkas kredit

dan debitur.

b. Mengajukan pertanyaan

Auditor internal melakukan beberapa persiapan sebelum

wawancara dilakukan agar proses wawancara sesuai dengan

rencana dan memperoleh banyak informasi penting. Pertama,

auditor internal mempelajari berkas-berkas kredit untuk

mengidentifikasi kendala apa yang dihadapi debitur dalam

pelunasan kredit. Kedua, auditor internal menyusun daftar

pertanyaan mulai dari pertanyaan umum sampai dengan

pertanyaan khusus agar dapat tercipta suasana yang dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

mendorong debitur untuk terbuka dalam menceritakan segala

kendala yang dihadapi. Ketiga, setelah berkas-berkas kredit

dipelajari dan pertanyaan wawancara disusun, auditor internal

melakukan On The Spot atau kunjungan lapangan untuk

mewawancarai debitur yang bersangkutan.

c. Menganalisis

Analisis yang dilakukan oleh auditor internal berdasarkan

berkas-berkas kredit dan hasil dari On The Spot. Analisis dilakukan

untuk mengidentifikasi kredit bermasalah yang selanjutnya akan

dijadikan dasar dan pertimbangan BPR untuk menyelamatkan

kredit serta memutuskan tindakan penyelamatan apa yang diambil.

Dalam hal ini, auditor internal harus memperdalam informasi

mengenai kondisi dan kendala yang dialami debitur dengan cara

analisis.

d. Memverifikasi

Pada PT. BPR Chandra Muktiartha, auditor internal melakukan

verifikasi setelah kredit diberikan karena tidak terlibat langsung

dalam kegiatan operasional BPR yaitu eksekusi transaksi. Auditor

internal melakukan verifikasi dengan memeriksa format maupun

isi dari berkas-berkas yang menjadi dasar dalam pemberian kredit

seperti memorandum usulan kredit, formulir survey on the spot.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

e. Menginvestigasi

On The Spot adalah bentuk dari investigasi yang dilaksanakan

auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha. OTS dilakukan

untuk mendapat keyakinan atas berkas-berkas kredit karena dari

data tersebut belum tentu menggambarkan keadaan yang

sebenarnya. OTS wajib dilakukan auditor internal satu minggu

setelah kredit dicairkan namun dapat dilakukan kembali sewaktu-

waktu (insidentil) jika terjadi masalah dalam pembayaran kredit.

f. Mengevaluasi

Evaluasi berkaitan dengan penilaian secara keseluruhan yang

melewati serangkaian proses audit. Pada tahap awal pengawasan

kredit, auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

mengevaluasi hasil dari On The Spot dilihat dari segi debitur,

apakah debitur yang mendapatkan pinjaman dana dari BPR sudah

memenuhi kapasitas kredit.

4. Program Kerja Audit Lanjutan yang Dilakukan Auditor Internal Untuk

Menyelesaikan Kredit Bermasalah

Setelah auditor melakukan pemeriksaan dan menemukan berbagai

faktor penyebab kredit bermasalah yang ada pada PT. BPR Chandra

Muktiartha, kemudian auditor internal memberikan kesimpulan dan

opini. Program kerja audit lanjutan oleh auditor internal dalam

menyelesaikan kredit bermasalah adalah memberikan rekomendasi dan

memantau aktivitas yang berjalan setelah diberikan rekomendasi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Setelah itu, auditor internal membuat laporan kegiatan yang dilakukan

selama satu bulan.

B. Analisis Data

1. Kebijakan Manajemen Atas Pemberian Tugas dan Wewenang Kepada

Auditor Internal

a. Independensi Auditor Internal

Independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus

dijaga oleh auditor internal. Independensi adalah bebas dari

pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain dan tidak tergantung

pada orang lain (Mulyadi dan Puradireja, 2002: 26). Auditor

internal harus berperilaku jujur, tidak mudah dipengaruhi dan tidak

memihak siapapun karena auditor internal melakukan pekerjaannya

untuk kepentingan umum bukan semata untuk kepentingan

perusahaan atau pihak tertentu.

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha diposisikan

mandiri dan mampu melaksanakan tugasnya secara objektif yaitu

tidak memihak maupun mendapat campur tangan pihak lain.

Auditor internal melaksanakan tugas dan wewenang dalam hal

pengendalian dan pengawasan perkreditan sesuai dengan SOP

(Standar Operasional Prosedur) untuk satuan pengawas internal

dan kebijakan yang ada di BPR. Aktivitas independen yang

dilakukan auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

sudah sesuai dengan ruang lingkup auditor internal dalam bidang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

perkreditan yaitu melakukan pengawasan intern, dan tidak terlibat

langsung dalam eksekusi transaksi. Auditor internal tidak memiliki

kewenangan eksekutif untuk merubah suatu prosedur atau suatu

sistem yang telah berjalan secara langsung di satuan kerja yang di

audit yaitu di bidang perkreditan. Begitu juga dalam pelaksanaan

operasional BPR seperti menghimpun dana dan memberikan

kredit, auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha tidak

terlibat maupun bertanggung jawab atas kegiatan operasional

tersebut karena diluar ruang lingkup audit.

Auditor internal yang profesional harus memiliki independensi

untuk memenuhi kewajiban profesionalnya yaitu memberikan

opini yang objektif, tidak bias, tidak dibatasi dan melaporkan

masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif

atau lembaga. Auditor internal harus bebas dari hambatan dalam

melaksanakan auditnya. Dengan begitu auditor internal bisa

disebut melaksanakan audit dengan professional (Sawyer’s,

2005:35).

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha mampu

memberikan informasi berupa opini dan rekomendasi yang terkait

dengan masalah perkreditan dalam hal ini adalah kredit bermasalah

kepada direksi dan dewan komisaris sesuai dengan fakta atau

keadaan yang sesungguhnya terjadi. Opini yang diberikan bersifat

netral, tidak memihak debitur maupun BPR dan tidak mendapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

tekanan dari pihak manapun. Namun apabila terjadi penyimpangan

pada kebijakan perkreditan, kewenangan auditor internal hanya

melaporkan setiap temuan audit dan merekomendasikan hasil

analisis untuk pengambilan keputusan tetapi auditor internal tidak

berwenang dalam memberikan keputusan. Rekomendasi yang

diberikan auditor internal kepada direktur utama maupun dewan

komisaris mudah untuk diterapkan dan sudah disesuaikan dengan

kewenangan yang ditetapkan oleh manajemen BPR.

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Mukiartha memiliki

kewenangan untuk memeriksa aktiva, karyawan yang bersangkutan

serta bebas mengakses semua catatan dan berkas-berkas

perkreditan sehingga auditor internal mampu memberikan

rekomendasi yang terkait kepada direktur utama dan dewan

komisaris.

b. Kompetensi Auditor Internal

Kompetensi adalah cara setiap individu dalam memanfaatkan

pengetahuan, keahlian, dan perilakunya pada saat bekerja.

Kompetensi diwujudkan dalam prosedur. Jadi, kompetensi dapat

dihubungkan dalam hal-hal yang berkaitan dengan jenis tugas

kontekstual tertentu yakni, apa yang harus dikerjakan dan sebaik

apa pekerjaan yang dilakukan. Kriteria-kriteria untuk sebuah fungsi

auditor internal yang kompeten, dilihat dari sisi “praktik terbaik”

yang berlaku secara global. (Sawyer’s 2005)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Mukthiarta mampu

melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian berdasarkan

pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang sesuai dengan

bidangnya. Auditor internal memperoleh perluasan wawasan dan

peningkatan kompetensi melalui seminar, pelatihan yang diadakan

oleh Otoritas Jasa Keuangan dan lembaga-lembaga lain.

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Mukthiarta juga

mengadakan kelas intern tersendiri yang dilakukan rutin setiap hari

sabtu. Tujuan diadakannya kelas intern adalah untuk

pengembangan diri dan untuk melatih hard competency atau

tingkat berpikir, pengetahuan, dan keterampilan auditor internal.

Dengan adanya kegiatan seperti seminar, pelatihan, maupun kelas

intern, auditor internal menjadi lebih terbantu dalam

mengembangkan kemampuannya karena mendapatkan

pengetahuan yang sebelumnya belum didapatkan.

c. Pemahaman Tugas dan Wewenang Auditor Internal di bidang

perkreditan pada PT. BPR Chandra Muktiartha

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha memiliki

standar prosedur yang dijadikan pedoman kerja sebagai seorang

auditor internal. SOP (Standar Operasional Prosedur) menjadi

pedoman dan acuan auditor internal BPR dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan fungsi audit internal.

SOP dimiliki oleh masing-masing unit kerja dan setiap unit kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

memiliki standar yang berbeda-beda. Standar prosedur yang

dijadikan pedoman kerja oleh auditor internal adalah mengenai

sistem operasional BPR, apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana

pekerjaan audit harus dilakukan.

Tidak hanya dari standar operasional prosedur, auditor internal

pada PT. BPR Chandra Muktiartha juga menaati ketentuan-

ketentuan kredit yang berlaku di BPR, dimana ketentuan kredit

dibuat oleh manajemen dengan mengadaptasi dari ketentuan OJK

dan Bank Indonesia. Dengan adanya SOP dan kebijakan yang ada

di PT. BPR Chandra Muktiartha, alur tugas, peran, dan fungsi

auditor internal dapat semakin diperjelas karena berhubungan

dengan tugas dan wewenang auditor internal.

Tugas dan wewenang auditor internal di bidang perkreditan

pada PT. BPR Chandra Muktiartha adalah melakukan

pengendalian dan pengawasan mulai dari pencairan kredit, sampai

dengan pelunasan atau penyelesaian kredit. Jadi, auditor internal

tidak ikut serta dalam memutuskan kredit, tetapi tugas auditor

internal dimulai setelah pencairan kredit.

Auditor internal memiliki kewenangan penuh dalam

mengawasi dan melakukan pengendalian pada semua bagian yang

ada di BPR. Auditor internal harus memastikan apakah pada saat

proses pemberian kredit, para petugas yang bertanggung jawab di

bagian tersebut sudah mematuhi prosedur dan kebijakan yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

berlaku sesuai dengan ketentuan internal perusahaan. Karena salah

satu faktor terjadinya kredit bermasalah adalah dari pihak internal

bank yang tidak melaksanakan tugasnya sesuai kebijakan, standar,

dan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Maka dari itu,

peran auditor internal sangat penting dalam hal pengawasan yaitu

untuk meminimalkan resiko dan mencegah sedini mungkin potensi

kredit bermasalah.

Auditor internal bertugas memeriksa setiap berkas dan

dokumen kredit. Pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal

yang telah disusun. Auditor internal pada PT. BPR Chandra

Muktiartha berperan satu minggu setelah kredit dicairkan yaitu

melakukan OTS (On The Spot) untuk memastikan keberadaan

usaha debitur, omzet usahanya serta untuk membandingkan data

atau angka yang diberikan dengan data atau informasi yang

diperoleh dilapangan. Apabila pada saat OTS ditemukan adanya

potensi kredit bermasalah, maka auditor internal harus

melaporkannya ke direktur utama maupun mengkomunikasikannya

dengan dewan komisaris dan memberikan rekomendasi yang

terkait untuk dilakukan tindak lanjut.

2. Bentuk Pengendalian dan Pengawasan di Bidang Perkreditan

a. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)

Menurut (Hery, 2016) audit kepatuhan dilakukan untuk

menentukan sejauh mana aturan, kebijakan, hukum, perjanjian,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

atau peraturan pemerintah telah ditaati oleh entitas yang

diaudit.

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

melakukan penilaian dan memastikan apakah proses kerja yang

dilakukan karyawan di bagian perkreditan sudah sesuai dengan

kebijakan, standar, dan prosedur yang berlaku di perusahaan.

Auditor internal memiliki dasar atau pegangan dalam

melakukan penilaian yaitu berdasarkan SOP atau standar

operasional prosedur yang dimiliki oleh masing masing bagian.

Tidak hanya berlandaskan SOP, auditor internal pada PT.

BPR Chandra Muktiartha juga memiliki dasar untuk

melakukan penilaian mengenai sejauh mana kebijakan, standar,

dan prosedur perusahaan ditaati oleh para karyawan di bagian

perkeditan yaitu dari berkas-berkas perkreditan seperti formulir

survey on the spot, laporan aprasial kendaraan bermotor, data

cek fisik kendaraan bermotor dan laporan hasil penilaian tanah

dan bangunan maupun catatan-catatan lain yang berkaitan

dengan pelaksanaan audit terhadap kredit bermasalah.

Pada saat auditor internal melakukan penilaian terhadap

proses kerja yang dilakukan karyawan di bagian perkreditan,

auditor internal mendapati temuan bahwa bagian analis kredit

tidak mematuhi kebijakan, standar, dan prosedur perusahaan.

Account officer dan bagian analis terkadang kurang cermat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

dalam menganalisa pendapatan maupun kemampuan

pengembalian pinjaman dan rata-rata, kapasitasnya di bawah

angsuran. Analisa yang kurang detail dan mendalam menjadi

salah satu penyebab kredit bermasalah, seperti tidak

melaksanakan survey,dan merekayasa pendapatan agar kredit

dapat dicairkan.

Dengan melakukan pengendalian dan pengawasan tersebut,

auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha dapat

mendeteksi secara dini potensi kredit bermasalah yang terjadi

dan meminimalkannya, dimana salah satu penyebab kredit

bermasalah adalah karena pelanggaran dan penyimpangan

kebijakan perusahaan maupun kelalaian yang dilakukan

karyawan bagian perkreditan dalam melaksanakan tugasnya.

b. Keteraturan Pelaksanaan Pengawasan Perkreditan

1) Audit Reguler (Regular Audit)

Audit reguler adalah aktivitas audit terhadap suatu atau

sejumlah audit object yang dijalankan berdasarkan rencana

tahunan, secara berkala, berkesinambungan, dan berulang-

ulang dari tahun ke tahun (Kumaat, 2011).

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

memiliki jadwal atau rencana kerja audit selama satu tahun.

Rencana kerja dibuat secara tertulis oleh auditor internal

dan di review oleh direktur utama. Untuk mendapatkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

rencana kerja audit yang matang, auditor internal memilah

dan mendahulukan hal yang lebih penting sehingga

pelaksanaan audit bisa lebih terfokus. Rencana kerja

tahunan yang dilaksanakan auditor internal pada PT. BPR

Chandra Muktiartha adalah melakukan stock opname pada

kas, bunga deposito, jaminan, tabungan, dan melakukan

pengawasan internal yang mencangkup seluruh aspek dan

unsur kegiatan bank.

2) Audit Khusus (Special Audit)

Audit khusus adalah aktivitas audit terhadap suatu audit

object tertentu yang dilaksanakan secara insidentil, baik

karena adanya permintaan khusus dari pemegang saham,

manajemen lain maupun masalah internal yang harus segera

diselidiki. Audit khusus bisa saja tidak termasuk rencana

tahunan, tetapi dianjurkan sedapat mungkin aktivitas yang

bersifat risk/control analysis sebaiknya sudah direncanakan

(Kumaat, 2011)

Auditor Internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

melaksanakan audit khusus dengan melakukan OTS atau

On The Spot. OTS dilakukan untuk mendapat keyakinan

atas berkas-berkas kredit karena dari data tersebut belum

tentu menggambarkan keadaan yang sebenarnya. OTS

dilakukan pada waktu tertentu dan jika ada kepentingan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

yang sangat mendesak sehingga jadwal untuk

melaksanakan OTS sangat fleksibel. Namun, sebelumnya

auditor internal telah membuat perencanaan dan

menyepakati bahwa satu minggu setelah kredit dicairkan,

auditor internal langsung melaksanakan OTS untuk

megetahui apakah kredit yang diberikan fiktif atau tidak.

Kredit dikatakan fiktif apabila debitur yang tercatat sebagai

peminjam dana ternyata tidak pernah meminjam dana pada

bank yang bersangkutan. Selanjutnya, jika debitur

mengalami permasalahan dalam pembayaran kredit dimana

debitur sudah masuk dalam kolekbilitas kredit bermasalah

maka auditor internal kembali melakukan OTS secara

insidentil tanpa sepengetahuan debitur untuk menangani

kredit bermasalah.

3. Teknik Pemeriksaan Audit yang Dilakukan Auditor Internal

a. Mengamati

Mengamati berarti melihat, memerhatikan, dan tidak

melewatkan hal-hal yang dianggap penting. Hal ini

mengimplikasikan diterapkannya pandangan yang berhati-hati

dan berpengetahuan pada orang, fasilitas, proses, dan barang-

barang. Hal ini juga berarti pemeriksaan visual yang memiliki

tujuan, memiliki nuansa perbandingan dengan standar dan

suatu pandangan yang evaluatif (Sawyer’s 2005).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Auditor Internal memonitor setiap kegiatan- kegiatan

perkreditan pada PT. BPR Chandra Mukthiarta. Tiga hal yang

menjadi fokus utama auditor internal dalam proses monitoring

adalah karyawan yang menangani kredit, berkas-berkas kredit

dan debitur.

Pertama, auditor internal melakukan pengamatan pada

proses kerja yang dilakukan karyawan di bagian perkreditan

apakah sudah sesuai dengan kebijakan, standar, dan prosedur

yang berlaku di perusahaan. Kedua, auditor internal melakukan

pengamatan pada berkas-berkas kredit setiap bulannya dan

melihat apakah ada debitur yang tidak membayar tepat waktu

dan berapa bulan debitur tersebut tidak membayar. Ketiga,

auditor mengamati debitur dengan melakukan OTS atau On

The Spot untuk memastikan keberadaan usaha debitur, omzet

usahanya dan untuk membandingkan data yang diberikan

dengan informasi yang diperoleh dilapangan.. Auditor internal

tidak sendiri dalam melakukan pekerjaan lapangan namun

bersama karyawan pada bagian penagihan.

b. Mengajukan Pertanyaan

Mengajukan pertanyaan merupakan teknik yang paling

pervasif bagi auditor internal. Pertanyaan diajukan selama audit

dilakukan dan bisa secara lisan maupun tertulis (Sawyer’s

2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Sebelum wawancara dilakukan, ada beberapa persiapan

yang dilakukan oleh auditor internal agar proses wawancara

sesuai dengan rencana dan memperoleh banyak informasi

penting. Pertama, auditor internal mempelajari berkas-berkas

kredit untuk mengidentifikasi kendala apa yang dihadapi

debitur dalam pelunasan kredit. Kedua, auditor internal

menyusun daftar pertanyaan mulai dari pertanyaan umum

sampai dengan pertanyaan khusus agar dapat tercipta suasana

yang dapat mendorong debitur untuk terbuka dalam

menceritakan segala kendala yang dihadapi. Ketiga, setelah

berkas-berkas kredit dipelajari dan pertanyaan wawancara

disusun, auditor internal melakukan On The Spot atau

kunjungan lapangan untuk mewawancarai debitur yang

bersangkutan.

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

mengajukan pertanyaan secara lisan dengan cara yang santai

dan tidak terlalu kaku (informal). Pada tahap awal auditor

internal mulai untuk membangun hubungan komunikasi yang

baik dengan debitur seperti memperkenalkan diri, mengucap

salam, dan melakukan percakapan ringan. Langkah selanjutnya,

auditor internal mulai mengemukakan tujuannya berkunjung ke

tempat usaha atau rumah debitur.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Auditor internal memulai inti dari proses wawancara

dengan menanyakan apa kendala yang dihadapi dalam

pelunasan kredit. Pertanyaan wawancara dapat berkembang

sesuai dengan keadaan di lapangan. Selanjutnya, auditor

internal memberikan masukan dan mencari jalan keluar agar

kredit dapat terselamatkan. Namun semua tergantung dari

masing-masing debitur apakah memiliki itikad yang baik untuk

melakukan pelunasan pinjaman. Auditor internal pada PT. BPR

Chandra Muktiartha mendokumentasikan hasil wawancara

dalam bentuk rekaman yang selanjutnya dicatat dan dijadikan

bukti tertulis berupa call report untuk direksi dan bagian

remedial.

c. Menganalisis

Menganalisis berarti memeriksa secara rinci. Artinya

memecah entitas yang kompleks ke dalam bagian-bagian kecil

untuk menentukan karakteristiknya yang sebenarnya. Istilah ini

juga berarti melihat lebih dalam beberapa fungsi, aktivitas, atau

kelompok transaksi dan menentukan hubungannya masing-

masing. ( Sawyer’s 2005)

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

melakukan analisis berdasarkan berkas-berkas kredit dan hasil

dari On The Spot. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi

kredit bermasalah yang selanjutnya akan dijadikan dasar dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

pertimbangan BPR untuk menyelamatkan kredit serta

memutuskan tindakan penyelamatan apa yang diambil. Dalam

hal ini, auditor internal harus memperdalam informasi

mengenai kondisi dan kendala yang dialami debitur dengan

cara analisis.

Auditor internal melakukan empat tahap dalam

menganalisis kredit bermasalah. Pertama, auditor internal

mempelajari hasil dari On The Spot dan berkas-berkas kredit.

Kedua, auditor internal menganalisis faktor-faktor penyebab

kredit bermasalah dan kendala yang dihadapi debitur pada saat

pelunasan kredit seperti kesengajaan debitur untuk tidak

melakukan pembayaran angsuran, penyelewengan dana kredit

yang tidak sesuai dengan tujuan penggunaan, kondisi ekonomi

debitur yang menurun, perubahan kebijakan dan peraturan

pemerintah yang berdampak pada usaha debitur dan bencana

alam yang menyebabkan kerugian.

Ketiga, auditor internal mengidentifikasi berapa lama

debitur menunggak dan tidak melakukan pembayaran pokok

atau bunga. Dari hasil tersebut, auditor internal menggolongkan

waktu tunggakan kredit dalam kolektibilitas kredit bermasalah

yaitu lancar, kurang lancar, diragukan, dan macet. Apabila

debitur yang sudah dikategorikan dalam kredit diragukan dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

kredit macet maka perlu perhatian khusus dari pihak BPR

untuk dilakukan tindakan penyelamatan (rescue operation).

Tahap keempat, auditor internal melakukan rekomendasi

terkait tindakan penyelamatan kredit seperti rescheduling,

reconditioning, restructuring, kombinasi dan eksekusi. Pada

tahap ini, auditor internal mulai mengupayakan penyelesaian

kredit bermasalah dengan memberikan saran kepada direktur

utama dan bagian remedial. Apabila debitur memiliki itikad

baik namun tidak memiliki kapasitas untuk membayar

angsuran karena nilai angsuran terlalu tinggi maka bisa

dilakukan rescheduling atau penjadwalan kembali sehingga

debitur memiliki perpanjangan jangka waktu kredit. Apabila

debitur keberatan dalam mengangsur pinjaman dan bunga maka

dapat dilakukan reconditioning dan restructuring. Apabila

kredit sudah tidak bisa diselamatkan karena debitur tidak

memiliki kapasitas namun masih memiliki agunan maka dapat

dilakukan eksekusi, dimana BPR akan menjual agunan debitur

untuk melunasi semua kewajiban debitur.

Dengan dilakukannya analisis tersebut, maka auditor

internal dapat memberikan gambaran dan mengarahkan debitur

agar kredit dapat terselamatkan. Namun untuk tindak lanjut,

auditor menyerahkan kepada bagian remedial untuk dilakukan

pembinaan kepada debitur terkait.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

d. Memverifikasi

Memverifikasi berarti mengonfirmasi kebenaran, akurasi,

keaslian atau validitas sesuatu. Hal ini merupakan sarana tertua

yang dimiliki oleh auditor internal. Cara ini paling sering

digunakan unuk mendapatkan kebenaran fakta atau rincian

dalam suatu akun atau suatu subjek yang diaudit (Sawyer’s

2005).

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

melakukan verifikasi setelah kredit diberikan karena tidak

terlibat langsung dalam kegiatan operasional BPR yaitu

eksekusi transaksi. Auditor internal melakukan verifikasi

dengan memeriksa format maupun isi dari berkas-berkas yang

menjadi dasar dalam pemberian kredit seperti memorandum

usulan kredit dan formulir survey on the spot.

Auditor internal juga memeriksa kebenaran dan

kelengkapan formulir kredit dengan mengkonfirmasi Kartu

Tanda Penduduk (KTP) yang didukung dengan Kartu Keluarga

(KK), surat nikah dan tanda tangan persetujuan kredit oleh

suami/istri yang bersangkutan. Apabila debitur tidak

berdomisili di Yogyakarta maka harus didukung dengan surat

keterangan domisili dari RT atau RW setempat. Kemudian,

auditor internal memeriksa laporan appraisal dan data cek fisik

kendaraan bermotor dengan cara mencocokkan antara nomor


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

rangka dan nomor mesin apakah sesuai dengan STNK dan

BPKB. Proses analisis kredit juga tak luput dari pemeriksaan,

auditor internal menilai apakah karakter debitur sudah layak

untuk memperoleh pinjaman dari BPR. Selanjutnya, auditor

internal memeriksa perhitungan besarnya kredit apakah telah

sesuai dengan jangka waktu kredit dan besarnya cicilan kredit

dan bunga. Memeriksa apakah keputusan kredit yang diberikan

telah dilakukan oleh direksi yang berwenang.

Setelah berkas-berkas kredit selesai diperiksa, auditor

internal melakukan checklist atau tickmark pada dokumen

kredit untuk memastikan bahwa tidak ada dokumen kredit yang

terlewat diperiksa dan untuk memastikan kelengkapan,

keabsahan, kewajaran, ketepatan data, bukti transaksi dan

laporan yang tersaji.

e. Menginvestigasi

Mengivestigasi merupakan istilah yang secara umum

diterapkan pada pelaksanaan tanya jawab untuk menemukan

fakta-fakta yang tersembunyi dan mencari kebenaran. Hal ini

mengimplikasikan penelusuran informasi yang sistematis yang

diharapkan dapat diketahui oleh auditor internal. Cara ini

mencakup namun tidak terbatas pada penyidikan yang

menyelidiki lebih dalam dengan maksud mendeteksi kesalahan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Investigasi berarti berupaya mencari bahan bukti atas terjadinya

kesalahan ( Sawyer’s 2005)

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

melaksanakan On The Spot sebagai bentuk dari investigasi.

OTS dilakukan untuk mendapat keyakinan atas berkas-berkas

kredit karena dari data tersebut belum tentu menggambarkan

keadaan yang sebenarnya. OTS wajib dilakukan auditor

internal satu minggu setelah kredit dicairkan namun dapat

dilakukan kembali sewaktu-waktu jika terjadi masalah dalam

pembayaran kredit. Auditor internal memiliki kewenangan

untuk memilih dengan siapa OTS dilakukan, bisa dengan

bagian remedial maupun account officer.

Pada saat On The Spot, auditor internal berkesempatan

untuk melakukan cross check berkas-berkas kredit seperti

identitas debitur, tempat usaha, omzet, jaminan dan tujuan

penggunaan kredit dengan keadaan yang sesungguhnya. Dari

hasil tersebut, auditor internal dapat menyimpulkan apakah

data yg diberikan sudah sesuai atau ada kejanggalan dan

ketidak konsistenan data dari berkas-berkas kredit yang

diberikan. Auditor internal juga menilai apakah penggunaan

kredit sudah sesuai dengan tujuan pengajuan kredit agar kredit

bermasalah dapat diminimalisir sedini mungkin.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

menggali masalah-masalah yang dihadapi oleh debitur seperti

masalah teknik produksi, kesulitan bahan baku atau pembantu,

kesulitan pemasaran, piutang macet, maupun masalah tenaga

kerja yang dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Dari

informasi tersebut, selanjutnya auditor internal melakukan

penilaian mengenai seberapa rumit permasalahan yang

dihadapi debitur, dan langkah yang sudah dilakukan untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Auditor internal juga melihat

dampak dari permasalahan debitur tersebut, apakah

berpengaruh terhadap kredit yang sedang berjalan.

Dari On The Spot ini, auditor internal dapat mengenal lebih

jauh usaha debitur sekaligus karakter orang tersebut. Auditor

internal melihat kondisi usaha debitur apakah stabil, menurun

atau bahkan mengalami peningkatan. Dari kondisi uasaha

tersebut maka dapat tercermin apakah selanjutnya debitur

mampu mengangsur kredit yang diajukan dan auditor internal

dapat mendeteksi sedini mungkin potensi kredit bermasalah.

f. Mengevaluasi

Mengevaluasi berarti menuju suatu pertimbangan, yang

artinya menimbang apa yang telah dianalisis dan menentukan

kecukupan efisiensi dan efektivitasnya. Hal ini merupakan

langkah yang berada di antara analisis dan verifikasi di satu sisi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

dan opini audit di sisi lain. Hal ini mencerminkan kesimpulan

yang dihasilkan auditor internal berdasarkan fakta-fakta yang

telah dikumpulkan (Sawyer’s, 2005).

Evaluasi berkaitan dengan penilaian secara keseluruhan

yang melewati serangkaian proses audit. Pada tahap awal

pengawasan kredit, auditor internal pada PT. BPR Chandra

Muktiartha mengevaluasi hasil dari On The Spot dilihat dari

segi debitur, apakah debitur yang mendapatkan pinjaman dana

dari BPR sudah memenuhi kapasitas kredit. Kapasitas yang

dimaksud adalah kemampuan debitur dalam memenuhi

kewajibannya sesuai dengan jangka waktu kredit. Auditor

internal perlu mengetahui dengan pasti kemampuan debitur

karena jika debitur tidak memiliki kemampuan untuk

membayar kembali kredit yang diberikan oleh BPR maka BPR

akan mengalami kerugian. Disamping itu, semakin baik

kemampuan keuangan calon debitur, maka akan semakin baik

kualitas kreditnya, artinya dapat dipastikan bahwa kredit

tersebut dapat dibayar sesuai dengan jangka waktu yang

dijanjikan. Dari hasil evaluasi tersebut, auditor internal dapat

menilai apakah debitur mampu melanjutkan kredit atau tidak.

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha lebih

menfokuskan evaluasi pada kapasitas debitur karena Account

officer dan bagian analis kurang cermat dalam menganalisa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

pendapatan calon debitur. Hal ini berpengaruh pada hasil akhir

analisis yang kurang akurat, dimana jumlah kredit yang

diberikan tidak sesuai dengan kemampuan pengembalian

pinjaman debitur sehingga menyebabkan kredit bermasalah di

kemudian hari. Oleh karena itu, auditor internal lebih berfokus

pada evaluasi kapasitas kredit agar dapat mencegah secara dini

kredit bermasalah atau Non Performing Loan dimana debitur

tidak mampu lagi membayar kewajibannya kepada BPR.

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

melakukan evaluasi mengenai beberapa faktor penyebab

naiknya Non Performing Loan baik dari faktor internal maupun

dari faktor eksternal. Salah satu faktor internal penyebab

timbulnya kredit bermasalah adalah penyimpangan dan

kelalaian dalam pelaksanaan prosedur perkreditan, yaitu

account officer dan bagian analis kurang cermat dalam

menganalisa pengajuan kredit sehingga hasil akhirnya tidak

akurat. Hal ini sangat penting yaitu untuk mengetahui apakah

kedepannya calon debitur benar-benar mampu untuk membayar

kewajibannya kepada BPR atau tidak. Kemudian, jumlah

pemberian kredit yang terlalu berlebihan dan melampaui batas

yang ditentukan juga memicu timbulnya NPL. Sedangkan

faktor eksternal penyebab timbulnya kredit bermasalah adalah

debitur yang tidak kooperatif, perubahan kebijakan pemerintah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

yang berdampak pada usaha debitur, dan bencana alam yang

dapat menyebabkan kerugian debitur.

Setelah auditor internal PT. BPR Chandra Muktiartha

melakukan evaluasi terhadap kredit bermasalah, auditor

internal melaporkan hasil evaluasi kemudian memberikan

rekomendasi pada direktur utama dan dewan komisaris untuk

pengambilan keputusan.

4. Program Kerja Audit Lanjutan Oleh Auditor Internal Untuk

Menyelesaikan Kredit Bermasalah Pada PT. BPR Chandra

Muktiartha

Setelah auditor melakukan pemeriksaan dan menemukan

berbagai faktor penyebab kredit bermasalah yang ada pada PT.

BPR Chandra Muktiartha, kemudian auditor internal memberikan

kesimpulan dan opini. Program kerja audit lanjutan oleh auditor

internal dalam menyelesaikan kredit bermasalah adalah

memberikan rekomendasi dan memantau aktivitas yang berjalan

setelah diberikan rekomendasi. Setelah itu, auditor internal

membuat laporan kegiatan yang dilakukan selama satu bulan.

Berikut ini adalah program audit lanjutan yang dilakukan oleh

auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah :

a. Memberikan Rekomendasi

Rekomendasi menggambarkan tindakan yang mungkin

dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

kondisi yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam

system control. Rekomendasi haruslah positif dan bersifat

spesifik. Rekomendasi juga harus mengidentifikasi siapa yang

akan bertindak (sawyer’s 2005)

Tanggung jawab auditor internal pada PT. BPR Chandra

Muktiartha adalah mengidentifikasi penyebab kredit

bermasalah dari informasi yang didapat melalui hasil OTS

kemudian memberikan rekomendasi terkait kepada direktur

utama dan bagian remedial untuk ditindak lanjuti. Penyebab

kredit bermasalah yang sering ditemui auditor internal pada PT.

BPR Chandra Muktiartha adalah dari faktor internal perusahaan

yaitu adanya penyimpangan dan kelalaian dalam pelaksanaan

prosedur perkreditan.

Setelah auditor internal menemukan penyebab kredit

bermasalah, kemudian auditor internal mencatat hasil temuan

tersebut dalam bentuk tertulis dan membuat laporan kunjungan

harian atau Call Report. Pada tahap ini, auditor internal mulai

mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah dengan

memberikan rekomendasi untuk direktur utama dan bagian

remedial. Rekomendasi yang diberikan oleh auditor internal

adalah mengenai bentuk penyelamatan kredit seperti

rescheduling, reconditioning, restructuring, kombinasi dan

eksekusi. Apabila debitur memiliki itikad baik namun tidak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

memiliki kapasitas untuk membayar angsuran karena nilai

angsuran terlalu tinggi maka bisa dilakukan rescheduling atau

penjadwalan kembali sehingga debitur memiliki perpanjangan

jangka waktu kredit. Apabila debitur keberatan dalam

mengangsur pinjaman dan bunga maka dapat dilakukan

reconditioning dan restructuring. Apabila kredit sudah tidak

bisa diselamatkan karena debitur tidak memiliki kapasitas

namun masih memiliki agunan maka dapat dilakukan eksekusi,

dimana BPR akan menjual agunan debitur untuk melunasi

semua kewajiban debitur atau jika masalahnya sudah terlalu

berat maka dapat diselesaikan melalui jalur hukum. Dari

rekomendasi tersebut, maka auditor internal pada PT. BPR

Chandra Muktiartha dapat memberikan gambaran dan

pengarahan kepada direktur utama dan bagian remedial sebagai

upaya penyelamatan kredit.

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

mengupayakan agar direktur utama maupun bagian remedial

melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan rekomendasi

hasil audit dengan memastikan bahwa informasi yang ada

dalam call report dapat dimengerti dengan benar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

b. Pemantauan (Monitoring)

Aktivitas pemantauan berhubungan dengan penilaian atas

mutu pengendalian internal secara berkesinambungan (berkala)

oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian telah

berjalan sebagaimana yang diharapkan, dan dimodifikasi sesuai

dengan perkembangan kondisi yang ada dalam perusahaan

(Hery 2013).

Keberhasilan keseluruhan proses audit adalah jika laporan

audit membuahkan suatu tindakan perbaikan atau perubahan.

Hasil yang diharapkan adalah suatu tindakan perubahan atau

tindakan melakukan koreksi, mencegah suatu kesalahan terjadi

kembali atau mengurangi risiko. Auditor internal pada PT. BPR

Chandra Muktiartha melakukan pemantauan untuk memastikan

apakah tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan telah

dilaksanakan dan telah dilakukan perbaikan. Untuk mengetahui

hal tersebut, auditor internal melakukan koordinasi dengan

bagian remedial. Koordinasi dilakukan untuk saling

memberikan informasi mengenai debitur yang bermasalah.

c. Laporan Kegiatan Audit

Laporan hasil audit adalah media formal yang disampaikan

oleh internal audit dalam menyampaikan hasil dari suatu

penugasan. Laporan auditor internal merupakan saran

pertanggung jawaban internal auditor atas penugasan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

pemeriksaan oleh direktur utama. Melalui laporan ini, auditor

internal akan mengungkapkan dan menguraikan kelemahan

yang terjadi dan keberhasilan yang telah dicapai (Kumaat,

2011)

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

memberikan laporan hasil audit setiap bulannya kepada

direktur utama dan dewan komisaris. Laporan audit berisi

kegiatan audit yang dilakukan auditor internal selama satu

bulan, temuan-temuan pada aktivitas kredit, komentar atau

tanggapan dari direktur utama dan dewan komisaris yang sudah

dipertimbangkan, dan pernyataan auditor internal yang

menjelaskan mengenai sikap akhir auditor internal atas dasar

pertimbangan yang matang terhadap informasi yang diperoleh

dari kegiatan perkreditan PT. BPR Chandra Muktiartha.

C. Pembahasan

1. Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang kepada

auditor internal

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

melakukan aktivitas independen yang sesuai dengan ruang lingkup

audit internal dalam bidang perkreditan dan tidak memihak

maupun mendapat campur tangan pihak lain. Auditor internal juga

mampu melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian

berdasarkan pengetahuan, keahlian serta pengalaman yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

didapatkan dari seminar dan program pelatihan yang berkaitan

dengan bidang audit internal. Namun, auditor internal pada PT.

BPR Chandra Mukthiarta belum mengikuti program sertifikasi uji

kompetensi di bidang audit internal.

Auditor internal melaksanakan tugas dan wewenang

berdasarkan Standar Operasional Prosedur dan ketentuan kredit

yang berlaku di perusahaan. Tugas dan wewenang auditor internal

di bidang perkreditan adalah melakukan pengendalian dan

pengawasan mulai dari pencairan kredit, sampai dengan pelunasan

atau penyelesaian kredit.

2. Bentuk pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang

perkreditan.

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

melakukan penilaian dan memastikan apakah proses kerja yang

dilakukan karyawan di bagian perkreditan sudah sesuai dengan

standar operasional prosedur maupun kebijakan yang berlaku di

perusahaan. Auditor internal mendapati temuan terkait dengan

compliance audit atau audit kepatuhan yaitu bagian analis kredit

dan account officer tidak mematuhi prosedur pemberian kredit

dimana jumlah kredit yang diberikan lebih besar dari kemampuan

debitur. Hal ini disebabkan karena ketidaktelitian dalam melakukan

analisis, dan survey lapangan yang kurang mendetail sehingga

berdampak pada kredit yang tidak dibayar tepat pada waktunya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

atau bahkan tidak dibayar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

karyawan pada bagian analisis kredit harus meningkatkan

kemampuan analisa kredit dan harus memperbaiki prosedurnya

dalam melaksanakan penilaian kelayakan dan pengusulan kredit

sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di perusahaan.

Pengendalian dan pengawasan yang dilakukan auditor

internal di bidang perkreditan sudah sesuai dengan rencana kerja

tahunan. Auditor internal dapat memprioritaskan hal yang lebih

penting yaitu melakukan On The Spot atau kunjungan lapangan

diluar jadwal audit tahunan pada kesempatan atau waktu tertentu

jika terjadi kredit bermasalah dengan mengecek kebenaran data

dengan melihat secara fisik usaha debitur, domisili, jaminan, serta

menggali aktifitas usaha debitur.

3. Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan oleh auditor internal

Auditor Internal melakukan pengawasan dengan memonitor

setiap kegiatan- kegiatan perkreditan pada PT. BPR Chandra

Mukthiarta. Tiga hal yang menjadi fokus utama auditor internal

dalam proses monitoring adalah karyawan yang menangani kredit,

berkas-berkas kredit dan debitur. Auditor internal juga melakukan

wawancara dengan debitur pada saat on the spot atau kunjungan

lapangan dimana auditor internal mengajukan pertanyaan yang

berkaitan dengan perkreditan untuk menggali permasalahan dan

kendala yang dihadapi pada saat proses pelunasan kredit.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

melakukan analisis berdasarkan berkas-berkas kredit dan hasil dari

On The Spot. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi kredit

bermasalah yang selanjutnya akan dijadikan dasar dan

pertimbangan BPR untuk menyelamatkan kredit serta memutuskan

tindakan penyelamatan apa yang diambil. Auditor internal juga

melakukan verifikasi dengan memeriksa format maupun isi dari

berkas-berkas yang menjadi dasar dalam pemberian kredit seperti

memorandum usulan kredit dan formulir survey on the spot.

Pada saat On The Spot, auditor internal berkesempatan

untuk melakukan cross check berkas-berkas kredit, melakukan

penilaian mengenai permasalahan yang dihadapi debitur, dan

langkah yang sudah dilakukan untuk menyelesaikan masalah

tersebut. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha lebih

menfokuskan evaluasi pada kapasitas debitur untuk mencegah

kredit bermasalah sedini mungkin. Hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan (Shiomi 2013) menunjukkan bahwa hasil prosedur

auditor internal dalam menyelesaikan kredit bermasalah pada PT.

BPR Dewa Arthaka Mulya Yogyakarta masih terhitung rendah

dan kurang optimal karena prosedur auditor internal yang kurang

sistematis dan kurang mengikuti prosedur audit pada umumnya,

maka berbeda dengan hasil penelitian ini. Dimana prosedur auditor

internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha sudah dilakukan secara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

sistematis, mengikuti prosedur dan kebijakan perusahaan serta

menerapkan teknik-teknik audit untuk menyelesaikan kredit

bermasalah. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

mampu memenuhi kebutuhan informasi bagi direktur utama dan

bagian remedial sebelum pengambilan keputusan atau langkah

kebijaksanaan yang tepat.

4. Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk

menyelesaikan kredit bermasalah.

Memberikan rekomendasi kepada direktur utama dan

bagian remedial mengenai bentuk penyelamatan kredit yang

mungkin dilakukan merupakan program kerja audit yang dilakukan

untuk menyelesaikan kredit bermasalah. Jika penyelamatan kredit

sudah tidak dapat dilakukan maka auditor memberikan

rekomendasi untuk melakukan eksekusi yaitu menjual agunan atau

diselesaikan dengan jalur hukum. Auditor internal mengupayakan

agar direktur utama maupun bagian remedial melakukan tindakan-

tindakan yang sesuai dengan rekomendasi hasil audit dengan

memastikan bahwa informasi yang ada dalam call report dapat

dimengerti dengan benar. Setelah rekomendasi diberikan, auditor

internal melakukan pemantauan untuk memastikan apakah tindak

lanjut atas rekomendasi yang diberikan telah dilaksanakan dan

telah dilakukan perbaikan untuk mengurangi risiko yang mungkin

terjadi karena keberhasilan keseluruhan proses audit adalah jika


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

laporan audit membuahkan suatu tindakan perbaikan dan

perubahan. Kemudian auditor internal menyususn laporan hasil

audit dan menyempaikan laporan tersebut kepada direktur utama

dan dewan komisaris.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta membandingkan antara teori

yang mendasari dengan keadaan sesungguhnya di PT. BPR Chandra

Mukthiarta, penulis menyimpulkan bahwa prosedur auditor internal dalam

penyelesaian kredit bermasalah telah dilaksanakan dengan baik. Beberapa

poin penting yang mendasari pengambilan kesimpulan adalah :

1. Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang kepada

auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha sudah sesuai

prosedur dimana auditor internal diposisikan secara independen, tanpa

campur tangan pihak lain dan tidak terlibat secara langsung di satuan

kerja yang di audit yaitu di bidang perkreditan. Alur tugas, wewenang

dan tanggung jawab auditor internal juga semakin diperjelas dengan

adanya SOP dan kebijakan yang ada di BPR sehingga auditor internal

dapat mengetahui dengan jelas peran dan fungsinya sebagai seorang

auditor internal. Auditor internal memanfaatkan pengetahuan, keahlian

dan pengalaman yang dimilikinya sesuai dengan bidangnya dan terus

meningkatkan kompetensi dengan mengikuti seminar maupun program

pelatihan untuk internal audit. Namun, auditor internal pada PT. BPR

Chandra Muktiartha belum mengikuti program sertifikasi uji

kompetensi di bidang audit internal.

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

2. Bentuk pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang

perkreditan sudah sesuai dengan prosedur dimana auditor internal

melakukan penilaian ketaatan karyawan bagian kredit berdasarkan

standar operasional prosedur untuk masing-masing bagian dan

melakukan pengecekan pada berkas-berkas perkreditan untuk

memastikan bahwa kebijakan, standar dan prosedur perusahaan telah

dilaksanakan sebagaimana mestinya.

3. Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal sudah sesuai

dengan prosedur dimana auditor internal menerapkan semua teknik-

teknik dalam melaksanakan pemeriksaan audit yaitu mengamati,

mengajukan pertanyaan, menganalisis, memverifikasi, menginvestigasi

dan mengevaluasi. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan

melakukan pendekatan baik secara lisan maupun tertulis sehingga dapat

menyelesaikan kredit bermasalah dengan menyampaikan permasalahan

maupun temuan audit (audit finding) dan memberikan rekomendasi

untuk tindakan penyelamatan kredit.

4. Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk

menyelesaikan kredit bermasalah sudah sesuai dengan prosedur dimana

auditor internal memberikan rekomendasi mengenai bentuk

penyelamatan kredit seperti rescheduling, reconditioning, restructuring,

kombinasi dan eksekusi. Kemudian auditor internal melakukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

pemantauan (monitoring) dan auditor inter nal menyusun laporan hasil

audit sebagai bentuk dari komunikasi tertulis.

B. Keterbatasan Penelitian

Penulis tidak memperoleh data mengenai hasil evaluasi prosedur

yang dilakukan auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah

sehingga peneliti tidak mengetahui bagaimana umpan balik manajemen

terhadap kualitas kinerja, kemampuan, kelebihan maupun kekurangan

auditor internal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

C. Saran

1. Sebaiknya bagian HRD (Human Resource Development) maupun

direktur utama memberikan evaluasi atau penilaian terhadap prosedur

yang sudah dilakukan oleh auditor internal agar auditor internal dapat

meningkatkan keahlian, efektifitas serta kualitas prosedurnya.

2. Sebaiknya, auditor internal mengikuti program sertifikasi uji

kompetensi di bidang audit internal agar dapat menjamin kualifikasi,

meningkatkan kualitas maupun keahlian dalam melaksanakan tugas

atau pekerjaan audit.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing. Edisi Keempat. Salemba Empat,


Jakarta.

Amir, Mohammad Faisal. 2015. Memahami Evaluasi Kinerja


Karyawan. Mitra Wacana Media, Jakarta.

Andayani, Wuryan. 2008. Audit Internal. Edisi Pertama. BPFE,


Yogyakarta.

Daini Ade Ayu Etshuko Shiomi. 2013 . Analisis Kinerja Auditor Internal
Dalam Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada PT. BPR Dewa Arthaka
Mulya Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Dendawijaya Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia


Indonesia.

Denico Doly Lumbon Tobing. 2009 . Penyelesaian Kredit Bermasalah


Pada PT. Bank Danamon, Tbk. Cabang Semarang. Tesis. Universitas
Diponegoro.

Dunil, Z. 2005. Risk-Based Audit. PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Elok Izza Afrianiswara. 2010 . Peranan Audit Internal Dalam Menunjang


Efektifitas Pengendalian Internal Kredit Investasi Pada PT. Bank X.
Skripsi.STIE Perbanas.

Haryono Yusuf. 2001. Auditing (Pengauditan). Buku 1. Yogyakarta,


STIE-YKPN.

Herli, Ali Suryanto. 2013. Buku Pintar Pengelolaan BPR dan Lembaga
Keuangan Pembiayaan Mikro. Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Hery. 2016. Auditing dan Asurans. PT Grasindo, Jakarta.

Ikatan Bankir Indonesia. 2016. Memahami Supervisi Audit Intern Bank.


Edisi Ke-1. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Ismail. 2010. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Kencana,


Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Konorium Organisasi Profesi Audit Internal. 2004. Standar Profesi Audit


Internal. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Internal Audit.

Kumaat, Valery G. 2011. Internal Audit. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Latumaerissa, Julius R. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba


Empat, Jakarta.

Mardalis. 2004. Metode Penelitian. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Pabundu, Tika. 2006. Budaya Organisasi dan peningkatan Kinerja


Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara

Saifuddin Azwar. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sawyer's. 2005. Internal Auditing. Salemba Empat, Jakarta.

Tawaf, Tjukria P. 1999. Audit Intern Bank. Edisi Pertama. Salemba Empat,
Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 1
LEMBAR ANALISIS
PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH
PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA
YOGYAKARTA

1. Kebijakan Manajemen Atas Pemberian Tugas dan Wewenang Kepada Auditor Internal

Teori Keadaan yang Sesungguhnya Sesuai Tidak Diterapkan Tidak Ket


Terjadi
Sesuai Sebagian Bisa
Diterapkan
A. Independensi Auditor Internal
Independensi adalah bebas dari Auditor internal diposisikan √
pengaruh, tidak dikendalikan oleh mandiri dan mampu melaksanakan

pihak lain dan tidak tergantung pada tugasnya secara objektif yaitu tidak

orang lain. memihak maupun mendapat

campur tangan pihak lain. Hal ini

terlihat dari aktivitas independen

yang dilakukan oleh auditor

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

internal yaitu tidak terlibat

langsung dalam kegiatan

operasional BPR.

B. Kompetensi Auditor Internal Auditor internal melaksanakan √


Kompetensi adalah cara setiap tugas pengawasan dan

individu dalam memanfaatkan pengendalian berdasarkan

pengetahuan, keahlian, dan pengetahuan, keahlian dan

perilakunya pada saat bekerja. pengalaman yang sesuai dengan

bidangnya. Auditor internal

memperoleh perluasan wawasan

dan peningkatan kompetensi

melalui seminar maupun pelatihan.

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bentuk Pengendalian dan Pengawasan di Bidang Perkreditan

Teori Keadaan yang Sesungguhnya Sesuai Tidak Diterapkan Tidak Ket


Terjadi
Sesuai Sebagian Bisa
Diterapkan

A. Audit Kepatuhan ( Compliance


Audit )
Auditor internal melakukan √
Audit kepatuhan dilakukan untuk
penilaian dan memastikan apakah
menentukan sejauh mana aturan,
proses kerja yang dilakukan
kebijakan, hukum, perjanjian, atau
karyawan di bagian perkreditan
peraturan pemerintah telah ditaati
sudah sesuai dengan kebijakan,
oleh entitas yang diaudit.
standar, dan prosedur yang berlaku

di perusahaan

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Keteraturan Pelaksanaan
Kegiatan Perkreditan

1) Audit Reguler (Regular Audit) Auditor internal memiliki jadwal √


Aktivitas audit terhadap atau rencana kerja audit selama

suatu/sejumlah audit object yang satu tahun yaitu melakukan stock

dijalankan berdasarkan rencana opname pada kas, bunga deposito,

tahunan, secara berkala, jaminan, tabungan, melakukan

berkesinambungan, dan berulang- pengendalian dan pengawasan

ulang dari tahun ke tahun internal.

Auditor Internal melaksanakan


2) Audit Khusus (Special Audit) √
Aktivitas audit terhadap suatu audit khusus dengan melakukan On

audit object tertentu yang The Spot atau peninjauan lapangan.

dilaksanakan secara insidentil, OTS dilakukan untuk mendapat

baik karena adanya permintaan keyakinan atas berkas-berkas

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

khusus dari pemegang saham, kredit. Auditor internal telah

manajemen lain maupun masalah merencanakan dan menyepakati

internal yang harus segera kapan On The Spot dilaksanakan,

diselidiki. yaitu satu minggu setelah kredit

dicairkan dan dapat kembali

dilaksanakan secara insidentil

apabila ada keperluan yang

mendesak.

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Teknik Pemeriksaan Audit yang Dilakukan Auditor Internal


Teori Keadaan yang Sesungguhnya Sesuai Tidak Diterapkan Tidak Ket
Terjadi
Sesuai Sebagian Bisa
Diterapkan
A. Mengamati
Mengamati berarti melihat, Auditor Internal memonitor √
memerhatikan, dan tidak setiap kegiatan perkreditan. Tiga

melewatkan hal-hal yang dianggap hal penting yang menjadi fokus

penting utama auditor internal adalah

mengamati karyawan yang

menangani kredit, berkas-berkas

kredit dan debitur.

B. Mengajukan Pertanyaan
Mengajukan pertanyaan merupakan Auditor internal melakukan

teknik yang paling pervasif bagi persiapan sebelum mengajukan

auditor internal. Pertanyaan diajukan pertanyaan yaitu dengan

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

selama audit dilakukan dan bisa mempelajari berkas-berkas kredit,

secara lisan maupun tertulis menyusun daftar pertanyaan, dan

melaksanakan On The Spot untuk

mewawancarai debitur yang

bersangkutan secara lisan.

C. Menganalisis Auditor internal melakukan


Menganalisis berarti memeriksa
analisis berdasarkan berkas-berkas
fungsi, aktivitas, atau kelompok
kredit dan hasil dari On The Spot.
transaksi secara rinci dan

Analisis dilakukan untuk
menentukan masing-masing
mengidentifikasi kredit bermasalah
hubungannya.
yang selanjutnya akan dijadikan

dasar dan pertimbangan BPR untuk

menyelamatkan kredit serta

memutuskan tindakan

penyelamatan apa yang diambil

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Memverifikasi
Memferifikasi adalah melakukan Auditor internal melakukan

konfirmasi kebenaran, akurasi, verifikasi dengan memeriksa

keaslian atau validitas sesuatu. format maupun isi dari berkas-


berkas kredit kemudian melakuka

cheklist dokumen kredit untuk

memastikan bahwa tidak ada

dokumen kredit yang terlewat

diperiksa dan memastikan

kelengkapan, keabsahan,

kewajaran, ketepatan data, bukti

transaksi dan laporan yang tersaji.

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Menginvestigasi Auditor internal melaksanakan On


Mengivestigasi merupakan cara The Spot sebagai bentuk dari

untuk menemukan fakta-fakta yang investigasi. OTS dilakukan untuk

tersembunyi dan mencari kebenaran. mendapat keyakinan atas berkas-

Penelusuran informasi yang berkas kredit karena dari data

sistematis yang diharapkan dapat tersebut belum tentu


diketahui oleh auditor internal menggambarkan keadaan yang

sebenarnya.
F. Mengevaluasi
Auditor internal mengevaluasi
Mengevaluasi berarti menuju suatu
hasil dari On The Spot dan lebih
pertimbangan, yang artinya
menfokuskan evaluasi pada
menimbang apa yang telah dianalisis
kapasitas debitur agar dapat √
dan menentukan kecukupan efisiensi
meminimalisir secara dini Non
dan efektivitasnya.
Performing Loan atau kredit

bermasalah.

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Program Kerja Audit Lanjutan Oleh Auditor Internal Untuk Menyelesaikan Kredit Bermasalah Pada PT. BPR
Chandra Muktiartha
Teori Keadaan yang Sesungguhnya Sesuai Tidak Diterapkan Tidak Ket
Terjadi
Sesuai Sebagian Bisa
Diterapkan

A. Memberikan Rekomendasi
Rekomendasi menggambarkan Auditor internal memberikan √
tindakan yang mungkin rekomendasi untuk direktur utama

dipertimbangkan manajemen untuk dan bagian remedial. Rekomendasi

memperbaiki kondisi-kondisi yang yang diberikan adalah mengenai

salah, dan untuk memperkuat bentuk penyelamatan kredit seperti

kelemahan dalam system control. rescheduling, reconditioning,

restructuring, kombinasi dan

eksekusi.

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Pemantauan (Monitoring)

Aktivitas pemantauan berhubungan Auditor internal melakukan



dengan penilaian atas mutu pemantauan untuk memastikan

pengendalian internal secara apakah tindak lanjut atas

berkesinambungan (berkala) oleh rekomendasi yang diberikan telah

manajemen untuk menentukan dilaksanakan dan telah dilakukan

bahwa pengendalian telah berjalan perbaikan.

sebagaimana yang diharapkan, dan

dimodifikasi sesuai dengan

perkembangan kondisi yang ada

dalam perusahaan

Auditor internal memberikan


C. Laporan Kegiatan Audit √
Laporan hasil audit adalah media laporan hasil audit setiap bulannya

formal yang disampaikan oleh kepada direktur utama dan dewan

internal audit dalam menyampaikan komisaris. Laporan audit berisi

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hasil dari suatu penugasan. Laporan kegiatan audit yang dilakukan

auditor internal merupakan saran selama satu bulan, temuan-temuan

pertanggung jawaban internal pada aktivitas kredit, komentar

auditor atas penugasan pemeriksaan atau tanggapan dari direktur utama

oleh direktur utama. Melalui laporan dan dewan komisaris yang sudah

ini, auditor internal akan dipertimbangkan, dan pernyataan

mengungkapkan dan menguraikan auditor internal.

kelemahan yang terjadi dan

keberhasilan yang telah dicapai

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

LAMPIRAN 2

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK AUDITOR INTERNAL

DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA

A. Tugas Auditor Internal

1. Bagaimana kebijakan manajemen PT. BPR Chandra Muktiartha atas

pemberian tugas dan wewenang pada auditor internal?

Kebijakan sesuai dengan kebijakan yang ada di perusahaan dan

sesuai dengan SOP atau standar operasional prosedur. Ada SOP khusus

untuk satuan pengawas internal. Direksi memberikan tugas kepada auditor

internal dalam hal pengendalian dan pengawasan berdasarkan aturan yang

ada di PT. BPR Chandra Mukthiarta maupun peraturan dari OJK.

Kewenangan pengawasan pada saat Account Officer mencari nasabah

sampai kredit selesai atau lunas.

2. Sejauh mana peran auditor internal terhadap perkreditan ?

Auditor Internal tidak ikut dalam memutuskan kredit tetapi setelah

terjadinya pencairan kredit, karena tugas auditor internal di BPR adalah

pengawasan intern, jadi tidak terjun ke operasional. Satu minggu setelah

pencairan auditor internal melakukan OTS atau On The Spot. Menilai

apakah sesuai dengan tujuan penggunaan kredit supaya tidak terjadi kredit

bermasalah. Pada saat OTS, auditor internal tidak terjun ke lapangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

sendiri namun didampingi oleh AO atau Account Officer maupun bagian

lain yang bersangkutan. Auditor internal juga meminimalkan resiko

kerugian yang disebabkan oleh faktor-faktor dari debitur seperti usaha

menurun atau bangkrut, kesehatan debitur, kebijakan pemerintah dan lain-

lain.

3. Bagaimana pengaruh aktivitas perkreditan terhadap fungsi audit internal?

Tidak pengaruh, namun auditor internal berpengaruh terhadap

perkreditan karena auditor internal dapat masuk pada semua bagian yang

ada dalam perusahaan. Meminimalkan kredit bermasalah sedini mungkin.

4. Usaha-usaha apa yang dilakukan auditor internal terhadap pengendalian

dan pengawasan perkreditan ?

Ketika kredit sudah cair, auditor internal melakukan OTS seminggu

sesudah pencairan untuk lebih mengetahui kondisi yang ada di lapangan

apakah sesuai dengan yang sebenarnya. Meyakini apa yang dianalisis

benar apa adanya. Auditor internal lebih banyak melakukan pencegahan

pada saat on the spot, namun sebelum melakukan OTS auditor internal

mempelajari berkas-berkas kredit lalu membandingkan dengan keadaan

yang ada di lapangan.

5. Apa yang dilakukan oleh auditor internal bilamana ditemukan

penyimpangan-penyimpangan kebijakan perkreditan ?

Hanya melaporkan jika terjadi penyimpangan-penyimpangan dan

merekomendasikan hasil analisis untuk pengambilan keputusan namun

auditor internal tidak dapat ikut serta dalam memutuskan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

6. Bagaimana tingkat pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal

terhadap aktivitas perkreditan ?

Dari kredit cair sampai kredit bermasalah. Pengawasan dilakukan

berdasarkan kategori kolektibilitas kredit yang mengacu pada ketentuan

yang dibuat oleh Bank Indonesia :

a. Kredit Lancar ( Kolektibilitas 1)

Kredit lancar adalah kredit yang tidak mengalami penundaan

pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Selain itu,

dapat dikatakan kredit lancar apabila terdapat tunggakan angsuran

pokok atau bunga namun belum melampaui 3 bulan.

b. Kredit Kurang Lancar ( Kolektibilitas 2)

Kredit kurang lancar adalah kredit yang pengembalian pokok

pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan

selama 3 bulan dari waktu yang diperjanjikan, namun belum

melampaui 6 bulan.

c. Kredit diragukan( Kolektibilitas 3)

Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok

pinjamandan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan

selama 6 bulan atau dua kali dari jadwal yang telah diperjanjikan.

d. Kredit macet( Kolektibilitas 4)

Kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman

dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu

tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Auditor internal sudah melakukan pengawasan yaitu satu minggu

sesudah pencairan dengan melakukan OTS untuk memastikan. Jika

pembayaran kredit telat satu hari maka bagian soft collection menelpon

debitur untuk mengingatkan agar melakukan pembayaran kredit. Jika

debitur sudah masuk dalam kolektibilitas 2, 3, dan 4 maka OJK

mewajibkan untuk menyiapkan perhitungan PPAP yaitu penyisihan

penghapusan piutang produktif dimana PPAP digunakan untuk biaya

penghapusan piutang. PPAP dilihat dari kemampuan perusahaan, harus

menyisihkan berapa untuk PPAP. Berkaitan dengan rugi laba perusahaan

karena pengawasan kredit bisa dipertahankan untuk tidak naik

kolektibilitas maka bisa mengurangi biaya pencadangan PPAP dan

otomatis dapat menaikkan laba perusahaan, tetapi jika kredit yang

bermasalah tidak pernah dimonitor sehingga kolektibilitasnya terus

meningkat dan menjadi kredit macet, maka pencadangan PPAP nya juga

harus besar dan mengurangi laba perusahaan karena perusahaan juga harus

mengeluarkan biaya yang tinggi untuk pencadangan.

B. Standar Kinerja

1. Standar kinerja apa yang dijadikan pedoman kerja sebagai auditor internal

dan seperti apa bentuk standar kinerja tersebut ?

Dari SOP dan ketentuan-ketentuan kredit yang berlaku di perusahaan

yang dibuat oleh manajemen namun menyadur dari ketentuan OJK.

Pedoman selanjutnya adalah perencanaan khusus yang disusun oleh


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

auditor internal yaitu rencana kerja tahunan dengan merinci jadwal

pemeriksaan yang akan dilakukan setiap bulannya seperti melakukan stock

opname (biaya deposito, stock buku tabungan,jaminan) apakah sudah

sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan prosedur yang ada.

2. Bagaimana tingkat efektifitas fungsi audit internal selama ini ?

Cukup efektif karena auditor internal berkontribusi dalam memonitor

kredit bermasalah, terutama di bagian remedial atau penagihan karena

auditor internal dapat memberikan informasi mengenai hasil OTS dan bisa

dikonsultasikan lalu ditindak lanjuti oleh bagian remedial. Bisa membantu

ke bagian-bagian yang lain seperti bagian operasional seperti menyediakan

informasi mengenai PPAP . Namun, OTS kurang efisien karena kurangnya

pegawai di bagian audit internal. Setiap auditor internal memiliki tugas

utamanya masing-masing. Bu Mus bagian adminidtrasi, pak Heru bagian

OTS untuk kredit yang memiliki masalah pada saat pelunasan lebih dari

jangka waktu yang ditentukan sekitar setengah tahun ke atas tetapi sudah

bermasalah, pak Solikhin mengawasi kredit setelah seminggu cair.

C. Kinerja dalam Pelaksanaan Tugas Audit Internal

1. Usaha apa yang dilakukan dalam memastikan apakah karyawan bagian

perkreditan telah mematuhi prosedur dan kebijakan perusahaan?

Memiliki dasar atau pegangan mengenai ketentuan-ketentuan yang

berlaku seperti SOP, berkas kredit namun yang diutamakan 25 besar dari

plafon kredit karena biasanya data yang diminta OJK untuk pemeriksaan

25 besar. Kedua karena tenaga kerja yang kurang memadahi. Mengecek


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

kesesuaian berkas kredit dengan ketentuan yang berlaku, jaminan, cek

fisik untuk menentukan legalitasnya. Dari segi kelengkapan berkas,

melihat dokumen, checklist dokumen kredit untuk melihat kesesuaian

kelengkapan berkas berkas kredit sehingga dengan mudah auditor internal

mengidentifikasi kredit bermasalah. Auditor internal menawarkan bentuk

penyelamatan kredit, seperti rescheduling, reconditioning, restructuring,

kombinasi dan eksekusi. Melihat debitur kooperatif tidak pada saat

pelunasan kredit jika debitur tidak kooperatif maka jaminan ditarik, dijual

jaminannya sesuai dengan harga pasaran dan kondisi. Hubungan dengan

hukum ketika BPR melakukan penarikan kendaraan dan eksekusi lelang

pada jaminan tanah atau bangunan apabila dokumen yg dimiliki BPR tidak

memenuhi syarat maka BPR tidak memiliki kewenangan. Misalnya hak

tanggungan di lelang, terkadang ada nasabah yang masih melakukan

perlawanan dengan gugatan hukum maka itu hak nasabah. Cheklist

dokumen kredit sangatlah penting karena berhubungan dengan legalitas.

2. Bagaimana cara memverifikasi atau memastikan kebenaran dokumen,

catatan dan laporan pemberian kredit ? apa yang menjadi pedoman ?

Memeriksa kesesuaian berkas kredit dengan ketentuan yang berlaku,

jaminan, cek fisik contohnya STNK BPKB dengan cek no rangka no

mesin, KTP didukung KK, surat nikah, jika lain domisili bisa dicek dengan

surat keterangan domisili RT/RW setempat kelurahan. Checklist

kelengkapan dokumen kredit, untuk mengklarifikasikannya auditor

internal melakukan OTS ke lapangan untuk meyakinkan lebih lanjut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Sebelum pencairan dan sebelum dilakukan survey, ada SID atau Sistem

Informasi Debitur. Dari SID maka akan tercermin pinjaman debitur di

bank mana saja akan muncul selama masih termasuk lembaga keuangan,

terlihat posisi kreditnya lancar atau tidak. Menggali informasi usaha,

karakter dan kapasitas. Kualitas dan reputasi debitur pasti berbeda beda

karena semua tercermin dari SID.

3. Usaha apa yang dilakukan dalam menilai kegiatan perkreditan ?apakah

telah dilaksanakan sesuai prosedur dan kebijakan perusahaan ?

Jika mengecek berkas-berkas kredit maka akan dapat menghasilkan

suatu data bahwa sudah sesuai atau belum dan di konfirmasikan dengan

ketentuan-ketentuan yang berlaku. Intinya dicocokan dengan ketentuan-

ketentuan yang berlaku sebagai dasar dalam memberikan saran dan

rekomendasi.

4. Apakah auditor internal sudah mengikuti program sertifikasi uji

kompetensi di bidang audit internal ? sesering apa mengikuti seminar atau

pelatihan yang berhubungan dengan audit internal ?

Belum, namun bu Mus sudah mengikuti program sertifikasi untuk

dewan komisaris. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha

belum mengikuti program sertifikasi pada bidangnya namun Auditor

internal sering mengikuti seminar dan pelatihan yang diadakan oleh

Otoritas Jasa Keuangan dan lembaga-lembaga lain. Auditor internal

mengadakan kelas intern tersendiri yang dilakukan rutin setiap hari sabtu.

Tujuan diadakannya kelas intern adalah untuk pengembangan diri dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

untuk melatih hard competency atau tingkat berpikir, pengetahuan, dan

keterampilan auditor internal.

D. Pemeriksaan Keberlangsungan Perkreditan

1. Kapan auditor melakukan pemeriksaan terhadap unit kerja dan semua

kegiatan yang berhubungan dengan perkreditan ?

Auditor internal memiliki jadwal atau rencana kerja selama satu

tahun terutama untuk pengecekan berkas-berkas kredit untuk menentukan

kebenaran, namun untuk OTS bisa fleksibel sewaktu-waktu dapat

dilakukan jika ada kepentingan mendesak. Auditor bekerja setelah

pencairan. Memeriksa kelengkapan berkas tetapi tidak tiap hari.

2. Apa yang dilakukan auditor jika ada permasalahan pada hasil temuan

pemeriksaan ?

Membuat laporan, merekomendasikan dari informasi yang

didapatkan dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan yang lalu. Auditor

Internal mengidentifikasi apa permasalahannya dan dituangkan pada

data lembar kerja dalam bentuk tertulis. Lalu direkomendasikan secara

tertulis pada direksi dan dewan komisaris, bagian yang bersangkutan

dan atasannya untuk menindaklanjuti hasil temuan dan auditor internal

harus memantau apakah hasil dari rekomendasi yang dilakukan auditor

internal di follow up atau tidak.

E. Prosedur Auditor Internal dalam Menangani Kredit Bermasalah

1. Apa sajakah program kerja audit lanjutan yang dilakukan oleh auditor

internal untuk menyelesaikan kredit bermasalah ?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Merekomendasi hasil OTS ke bagian remedial. Memonitor kapan

nasabah membayar kredit dengan berkoordinasi dengan bagian remedial

dan penagihan. Jika sampai tanggal yang dijanjikan tidak ada tindak lanjut

pembayaran, auditor internal merekomendasikan bagian penagihan untuk

mendatangi nasabah. Jadi auditor internal hanya memonitor dan

merekomendasikan hasil temuan seperti laporan pembukuan seperti data

nominatif kredit atau melakukan rescedulling kepada bagian remedial dan

penagihan. Membuat laporan yang berisi rekomendasi kredit bermasalah

untuk restrukturisasi, penarikan jaminan atau harus lewat pihak ke tiga

lembaga kepolisian, pengadilan,lembaga lelang negara, melihat berat

ringannya permasalahan. Auditor internal sebatas memberikan

rekomendasi dan dipantau apakah sudah diperbaiki dan dijalani lalu

hasilnya bagaimana.

2. Bagaimanakah peran audit internal dalam menyikapi kredit bermasalah

dan bagaimana penyelesaiannya ?

Auditor internal melakukan OTS atau On The Spot dimana salah satu

caranya adalah auditor internal mendatangi debitur dengan bersilaturahmi,

dan menanyakan beberapa hal yang menjadi kendala dalam pembayaran

kredit. Salah satu tugas auditor internal untuk meminimalkan resiko

kerugian perusahaan yang disebabkan oleh suatu kegiatan atau usaha yang

tidak sesuai dengan harapan, termasuk kredit bermasalah atau pembayaran

yang tidak tepat waktu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

3. Langkah apa yang dilakukan oleh auditor internal dalam mengamati

potensi kredit bermasalah ?

By data. Ketika nasabah tidak membayar tepat waktu, auditor melihat

berkas-berkas kredit melihat tunggakan kredit perbulan dan auditor

internal merekomendasi bagian penagihan dan direksi untuk melakukan

rescedulling.

4. Bagaimana cara auditor internal dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan

mengenai kredit bermasalah dengan pihak debitur ?

Auditor internal bekerja setelah pelaksanaan tugas dilakukan, sebelum

dilakukan OTS auditor internal mempelajari berkas-berkas kredit ketika

ada potensi kredit bermasalah. Setelah dipelajari auditor internal

melakukan OTS ke rumah debitur dan memberikan pertanyaan secara

lisan. Bisa menggali pertanyaan selama proses wawancara, pertanyaan

bisa berkembang di lapangan mengikuti kondisi. Direkam untuk

selanjutnya diproses menjadi bukti tertulis.

5. Bagaimana cara auditor internal dalam menganalisis kredit bermasalah?

Ambil berkas kredit, pelajari, dan melakukan OTS. Mencari penyebab

kredit bermasalah, misalkan kredit sudah tidak bisa diselamatkan mungkin

karena kapasitas tidak ada namun jaminannya ada maka bisa diambil

jaminanya terlebih dahulu. Atau mungkin kapasitasnya ada namun nilai

angsuran terlalu tinggi dan debitur keberatan mungkin karena

pendapatannya turun maka bisa dilakukan rescedulling atau penjadwalan

kembali. Auditor internal menganalisa apakah kredit sudah tidak bisa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

diselamatkan lagi karena kapasitas dan jaminan masih ada maka auditor

internal harus cepat mengambil tindakan untuk memberikan solusi bagi

debitur. Auditor internal melihat dari kapasitas, untuk kedepannya masih

bisa untuk membayar angsuran atau kewajiban atau tidak. Kedua

hubungan dengan usaha yang jangka waktunya panjang, jaminan

kendaraan roda dua atau empat masih atau tidak. Ketiga, dilihat dari usaha

karakternya bisa dipegang atau tidak.

6. Bagaimana cara auditor internal dalam mengkonfirmasi validitas data

temuan kredit bermasalah ?

Membandingkan data terkait yaitu berkas-berkas kredit dengan

melakukan On The Spot kemudian melakukan checklist dokumen.

7. Bagaimana cara auditor internal dalam mencari bahan bukti yang terkait

dengan kredit bermasalah?

Dengan melakukan On The Spot ke rumah debitur dan memberikan

pertanyaan secara lisan. Bisa menggali pertanyaan selama proses

wawancara, pertanyaan bisa berkembang di lapangan mengikuti kondisi.

Direkam untuk selanjutnya diproses menjadi bukti tertulis.

8. Bagaimana cara auditor internal dalam mengevaluasi kredit bermasalah?

Hasil OTS dari segi nasabah seperti kapastitas, kondisi nasabah, dari

hasil itu akan dinilai apakah nasabah akan bisa melanjutkan dan

menyelamatkan kredit atau tidak. Rata-rata kapasitasnya, dalam pencairan

kredit entah itu marketing atau analis terkadang kurang cermat di dalam

menganalisa pendapatan atau kemampuan pengembalian pinjaman yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

akan dilakukan oleh nasabah karena rata-rata kapasitasnya di bawah

angsuran. Melihat dari NPL Non Performance Loan batasan dari BI atau

OJK maksimal 5% apabila Non Performance Loan bulan ini dengan bulan

kemarin tinggi maka ada kenaikan kredit bermasalah. Jika Non

Performance Loan turun dari bulan kemarin maka kedit bermasalahnya

turun. Auditor internal mengevaluasi berbagai indikator yang

menunjukkan telah terjadinya kredit bermasalah dan menentukan apakah

perlu dilakukan tindakan lebih lanjut atau apakah perlu direkomendasikan

ke dewan komisaris maupun direksi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

LAMPIRAN 3

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK

KEPALA BAGIAN PERKREDITAN

PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA

A. Gambaran Umum Perkembangan Kredit

1. Bagaimanakah perkembangan kegiatan perkreditan dari tahun ke tahun?

Perkembangan perkreditan dari tahun ke tahun semakin bagus

karena SDM marketing 20 orang, Bagian penagihan 13 orang. Ada

pemisahan tugas antara yang mencari kredit dan yang menagih kredit.

Perkembangan kredit nya setiap bulan naik rata rata 2-3 Miliar cukup

signifikan. Rata-rata realisasi kredit 7-8 M per bulan, dan ada run off

yang cukup tinggi.

2. Bagaimana tingkat suku bunga yang diberikan ke debitur terhadap

perkembangan perkreditan ?

Membedakan antara nasabah baru dengan nasabah yang sudah

mempunyai report yang baik. Pembedaan suku bunga didasari oleh

semakin besar pinjaman maka semakin kecil bunganya. PT. BPR

Chandra Muktiartha di Daerah Istimewa Yogyakarta bunganya relatif

murah. Bunga tidak di samaratakan yaitu 2-5 juta bunga 12 bulan 1,7

Diatas 500 bunga 1,2 juta untuk nasabah baru. Nasabah lama atau repeat

order lebih murah 2-5 juta dengan bunga 1,4. Diatas 500 ada negosiasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

1,1 atau dibawah ( kredit angsuran). Kredit berjangka hanya membayar

bunga, pelunasan pokok sampai 6 bln , aktiva jatuh tempo.

Menyesuaikan dengan pasar, dibandingkan dengan BPR lain masih

relatif lebih murah namun jika dibandingkan dengan bank umum

tentunya lebih bersaing karena dana deposito masih tinggi untuk BPR

dua kali lipat dari bank umum jika bank umum 4-5%.

B. Administrasi Kredit

1. Apa bagian kredit memiliki Standar Operational Prosedur (SOP) ?

Memiliki SOP, setiap bulan bisa tambah SOP. Ketika ada produk

baru dan kebijakan baru bisa dijadikan SOP.

2. Apa saja persyaratan kredit yang harus dipenuhi debitur ? adakah kriteria-

kriteria khusus ?

Minimal harus memiliki kapasitas mengangsur atau kemampuan

untuk mengembalikan kredit, kedua tidak ada kredit yang tanpa agunan

semua debitur memiliki agunan seperti BPKB motor atau sertifikat tanah,

ketiga memiliki usaha jika wirausaha, memiliki pekerjaan.

C. Standar Kinerja Bagian Pengelolaan Kredit

1. Standar kinerja apa yang diterapkan kepada setiap karyawan di bagian

kredit dan seperti apa bentuk standar kinerja tersebut ?

Minimal setiap akhir tahun membuat standar target kredit untuk

Account Officer junior, Account Officer senior, dan team leader. Untuk

Account Officer junior pertumbuhan kreditnya harus 65 juta artinya ada yg

melunasi atau membayar harus tumbuh 65 juta, untuk Account Officer


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

senior 90 juta, untuk team keader 225 juta rata2 pencairan team leader.

Ada target khusus, bukan hanya pencairan tapi ada bagian remedial atau

penagihan. Standarnya NPL harus dibawah 5% karena posisi BPR

sekarang 10%. Jika tidak sesuai target presentasi Account Officer untuk

mempertanggung jawabkan mengapa tidak sesuai target, ada sanksi seperti

surat peringatan, ketiga jika tidak kompeten di bagian Account Officer bisa

dipindah ke bagian lain, dan di keluarkan.

2. Apakah PT. BPR Chandra Muktiartha memiliki pedoman penilaian kinerja

untuk menilai kinerja karyawan bagian kredit ?

Ada pedoman penilaian kinerja yang dilakukan HRD, masalah

angka pencapaian target, masalah hubungan kerja, ketika kena punishment,

masih banyak pembinaan.

D. Kredit Bermasalah

1. Berapa persentase terjadinya kredit bermasalah pada PT. BPR Chandra

Muktiartha ?

Berdasarkan Non Performance Loan. BPR memiliki indikator

kredit bermasalah tidak lebih besar dari 5%. Jika lebih dari 5% diawasi

oleh OJK supaya kredit tidak semakin membekak. Non Performance

Loan = Perbandingan kredit bermasalah dengan outstanding kredit

seluruhnya jadi yang nunggak 3 bln ke atas yang tidak mengangsur

bunga atau pokok masuk ke Non Performance Loan sampai nunggak

berapapun 1 th / 2 th dibagi seluruh kredit. Idealnya 5% Agak meningkat

pada tahun 2016 yaitu , Januari sebesar 7%, Februari sebesar 8%, Maret
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

sebesar 9% tidak bagus, sudah diawasi OJK. BPR dipantau OJK, BPR

memberikan laporan pada OJK.

2. Apa sajakah indikator-indikator terjadinya kredit bermasalah yang ada

pada PT. BPR Chandra Muktiartha ?

Indikator kredit bermasalah tidak hanya dari pihak eksternal atau

debitur namun juga dari internal perusahaan yaitu karyawan. Terjadi

masalah BPKP palsu, karena tidak survey lapangan, Pedoman kredit 5C

Character kemauan membayar, Capacity kemampuan untuk membayar,

Capital debitur memiliki modal untuk mengajukan kredit minimal

memilikin20-30% dari kebutuhan kredit Condition, kondisi secara

keseluruhan calon debitur, Colateral yaitu agunan atau jaminan yaitu

BPKP atau sertifikat. Jika pihak intern tidak memahami dan menguasai

5C maka kemungkinan besar kredit bermasalah lebih mengandung resiko

misalnya account officer tidak mampu menggali lebih kemampuan

mengangsur dan pendapatan. Pertama NPL, ketika NPL besar berarti

indikator kredit bermasalahnya besar. Kedua BDR ( Bad Dept Rasio).

Soft collection: menelfon debitur, surat sampai 3 kali, kunjungan ke

debitur.

3. Seberapa besar tingkat kepercayaan BPR terhadap nasabah dalam

melunasi pinjaman dan bunga ?

Sangat besar. BPR harus memiliki kepercayaan kepada debitur jika

tidak percaya tidak mungkin memberikan kredit, jika nasabah tidak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

percaya maka tidak menyerahkan jaminan. Saat debitur memberikan

jaminan maka jaminan milik BPR.

4. Bagaimana BPR dapat mengetahui karakter nasabah yang akan

diberikan kredit ?

a. Karaker angsuran atau mengembalikan kredit seperti SID semua bisa

dilihat di SID

b. Mengutamakan kecepatan pelayanan seperti survey. Yang

diutamakan yang mampu membayar bukan karakter orangnya

tingkah laku atau kehidupan sehari-hari.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

LAMPIRAN 4

CHEK LIST DOKUMEN KREDIT

PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA

Anda mungkin juga menyukai