CA MAMMAE
A. KONSEP PENYAKIT
1. Anatomi Fisiologi Mammae
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus
laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang
lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang
sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormone. Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai
ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesterone
yang diproduksi ovarium dan juga hormone hipofise, telah menyebabkan duktus
berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua ialah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari
kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelumnya
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang – kadang timbul benjolan
yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi
tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palapasi, tidak mungkin
dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras
kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh
duktus baru. Sekresi hormone prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel – sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus
keputing susu.
2. Definisi
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel – sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara.
Jika benjolan itu tidak dibuang atau terkontrol, sel – sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian – bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun diatas tulang belikat. Selain itu, sel – sel kanker bisa
bersarang ditulang, paru – paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel – sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi ganas.
Kanker payudara adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung
menginvansi jaringan disekitarnya dan menyebar ke tempat – tempat jauh.
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak menyerang
wanita. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak
teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi
benjolan tumor (kanker) (Wijaya & Putri, 2013).
3. Etiologi
Tidak ada satupun sebab spesifik, sebaliknya terdapat serangkaian faktor genetik,
hormonal dan kemudian kejadian lingkiungan dapat menunjang terjadinya kanker
payudara.
Wijaya & Putri, 2013 menjelaskan, penyebab dari kanker payudara masih belum
jelas, tetapi ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan
payudara yaitu : virus, faktor lingkungan, faktor hormonal dan familial.
1. Wanita risiko tinggi daripada pria (99:1)
2. Usia : risiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga : ada riwayat keluarga kanker payudara pada ibu/saudara
perempuan
4. Riwayat menstrual
- Early menarche (sebelum 12 tahun)
- Late menopause (setelah 50 tahun)
5. Riwayat kesehatan
6. Riwayat reproduksi : melahirkan anak pertama diatas 30 tahun, menggunakan alat
kontrasepsi oral yang lama, penggunaan terapi estrogen.
7. Terapi radiasi : terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen.
8. Life style : diet lemak tinggi, mengkonsumsi alcohol (minum 2x sehari), obesitas,
trauma payudara, status sosial ekonomi tinggi, merokok.
Faktor resiko
1. Riwayat pribadi Ca payudara
2. Menarche dini
3. Nullipara/ usia lanjut pada kelahiran anak pertama
4. menopause pada usia lanjut
5. Riwayat penyakit payudara jinak
6. Riwayat keluarga dengan ca mamae
7. Kontrasepsi oral
8. Terapi pergantian hormone
9. Pemajanan radiasi
10. Masukan alcohol
11. Umur > 40 tahun
4. Manifestasi Klinis
1. Terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, dari mulai ukuran
kecil kemudian menjadi besar dan teraba seperti melekat pada kulit, biasanya
memiliki pinggiran yang tidak teratur,
2. Keluar cairan abnormal dari puting susu, berupa nanah, darah, cairan encer padahal
ibu tidak sedang hamil,
3. Ada perlengketan dan lekukan pada kulit,
4. Perubahan warna atau tekstur kulit pada payudara,
5. Payudara tampak kemerahan dan kulit disekitar puting susu bersisik,
6. Terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama,
7. Rasa tidak enak dan tegang,
8. Retraksi puting,
9. Pembengkakan local,
10. Konsistensi payudara yang keras dan padat,
11. Benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam
stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker diluar payudara.
12. Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi
pada areola mammae,
13. Edema dengan peant d’orange (keriput seperti kulit jeruk),
14. Pengelupasan papilla
mammae,
15. Ditemukan lessi pada
pemeriksaan
mammografi,
16. Pada stadium lanjut,
bisa timbul nyeri tulang,
penurunan berat badan,
pembengkakan lengan
atau ulserasi kulit.
5. Patofisiologi
Sel – sel kanker dibentuk dari sel – sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi :
1. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel
yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia,
virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki
kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau
bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu
karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih
peka untuk mengalami suatu keganasan.
2. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh
promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan
(gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena
kanker (Maternity Nursing, 2011). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada
beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae,
yaitu :
1. Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan
sel mammae (Smeltzer & Bare, 2012). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah
merangasang pertumbuhan sel mammae. Suatu penelitian menyatakan bahwa
wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda lebih jarang ditemukan
menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa
hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker mammae pada manusia.
Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan
resiko Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada wanita
yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
2. Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya
massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
3. Genetik
a. Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya
“linkage genetic” autosomal dominan.
b. Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17
mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.
c. mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan
riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 2011)
serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2012).
4. Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi
interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan
jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi
tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan
paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan
perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan
menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari
sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel
kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan
menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang
tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe
dan melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe
menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga
bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak (peau d’
orange). Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan
timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang
tengkorak, vertebredan panggul). Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya
menderita kehilangan progersif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus
disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia. Simdrom yang
melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.
T1a diameter 0,5cm atau kurang, tanpa fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
T1b >0,5 cm tapi kurang dari 1 cm, dengan fiksasi terhadap fascia dan/muskulus
pectoralis
T1c >1 cm tapi < 2 cm, dengan fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
N2 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral yang melekat terfiksasi satu sama lain atau
terhadap jaringan sekitarnya
STADIUM T N M
0 T1s N0 M0
I T1 N0 M0
IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
IIB T2 N1 M0
T3 N2 M0
IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1, N2 M0
IIIB T4 Semua N M0
Semua T N3 M0
IV Semua T Semua N M1
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium meliputi :
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
e. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar
sponyan dari putting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar dari
ekskoriasi.
b. Invasif
1) Biopsi
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara untuk
pemeriksaan histology untuk memastikan keganasannya. Ada 4 tipe biopsy, 2
tindakan menggunakan jarum dan 2 tindakan menggunakan insisi
pemmbedahan.
2) Aspirasi biopsy
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik atau
padat, kista akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil
mammogram normal dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa srlama
2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut. Jika massa
menetap/terbentuk kembali atau jika cairan spinal mengandung darah,maka ini
merupakan indikasi untuk dilakukan biopsy pembedahan.
Pembedahan (kuratif)
Mastektomi parsial (eksisi tumor local dan Mulai dari lumpektomi (pengangkatan jaringan yang luas
penyinaran) dengan kulit yang terkena) sampai kuadranektomi
(pengangkatan seperempat payudara), pengangkatan atau
pengambilan contoh jaringan dari kelenjar limfe aksila
untuk penentuan stadium; radiasi dosis tinggi mutlak
perlu (5000-6000 rad)
Mastektomi total dengan diseksi aksila Seluruh payudara, semua kelenjar limfe di lateral otot
rendah pektoralis minor
Mastektomi radikal yang dimodifikasi Seluruh payudara, semua atau sebagian jaringan aksila
Mastektomi radikal Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor di
bawahnya, seluruh isi aksila
Mastektomi radikal yang diperluas Sama seperti masektomi radikal ditambah kelenjar limfe
mamaria interna
Pengobatan paliatif kanker payudara tidak dapat dijalankan menurut suatu skema yang
kaku, selalu dipertimabngkan kasus demi kasus. Terapi kemoterapi diberikan bila ada
metastasis visceral terutama ke otak dan limphangitik dan jika terpai hormonal tidak dapat
mengatasi atau penyakit tersebut telah berkembang sebelumnya, dan jika tumor tersebut
ER negatif.
9. Komplikasi
Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan juga
melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ –organ lain. Tempat yang sering untuk
metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan
mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia. Metastase ke paru – paru
akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak mengalami
gangguan persepsi sensori.
10. Pencegahan
Kanker payudara dapat dicegah dengan cara :
1. Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama.
2. Hindari banyak merokok dan mengkonsumsi alcohol.
3. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), setiap bulan. SADARI dapat
dilakukan dengan :
a. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit
payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Jangan khawatir bila
bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris.
b. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala.
dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke belakang dan
cermati bentuk maupun ukuran payudara. Otot dada akan dengan sendirinya
berkontraksi saat Anda melakukan gerakan ini.
c. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga
payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan
(kontraksikan) otot dada Anda.
d. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian
atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan
area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak.
Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi
payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara
kanan Anda.
e. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting.
Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
f. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke
atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya.
Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan seluruh bagian payudara hingga ke
sekitar ketiak. Ulangi langkah ini pada sisi berlawanan, untuk mencermati
payudara sebelah kiri.
4. Hindari terlalu banyak terkena sinar –x atau jenis - jenis radiasi lainnya.
5. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah – buahan dan sayuran segar. Sebaiknya
sering mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu
kacang kedelai, sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu genistein, yang
bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya kanker payudara.
6. Lakukan olahraga secara teratur.
7. Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi.
8. Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi.
9. Makanlah lalap kunir puti (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap hari.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama, usia, jenis kelamin, alamat, no.telepon, status pernikahan, agama, suku,
pendidikan, pekerjaan, lama bekerja, No. RM, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, sumber informasi, nama keluarga dekat yang bias dihubungi, status,
alamat, no.telepon, pendidikan, dan pekerjaan.
b. Keluhan utama ada benjolan pada payudara dan lain – lain keluhan serta sejak
kapan riwayat penyakit (perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan)
faktor etiologi/risiko.
c. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker
mammae.
d. Pemeriksaan klinis
Mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormone
antara lain esterogen dan progesterone, maka sebaiknya pemerikasaan ini
dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi ±
1 minggu dari akhir menstruasi.
e. Inspeksi
- Simetri mammae kanan – kiri
- Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit, tanda
radang, peaue d’orange, dimpling, ulserasi, dan lain-lain. Inspeksi ini juga
dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat keatas untuk melihat apakah
ada bayangan tumor di bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian
yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.
f. Palpasi
1) Klien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan
dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
2) Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, batas, dan operabilitas.
3) Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila)
4) Adakah metastase nudus (regional) atau organ jauh
5) Stadium kanker (sistem TNM UIIC, 1987)
g. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang klinis
1) Pemeriksaan radiologis
a) Mammografi/USG mammae
b) X-foto thorax
c) Kalau perlu
(1) Galktografi
(2) Tulang-tulang
(3) USG abdomen
(4) Bone scan
(5) CT scan
2) Pemeriksaan laboratorium
a) Rutin, darah lengkap, urine
b) Gula darah puasa dan 2 jam pp
c) Enzyme alkali sposphate, LDH
d) CEA, MCA, AFP
e) Hormon reseptor ER, PR
f) Aktivitas estrogen/vaginal smear
3) Pemeriksaan sitologis
a) FNA dari tumor
b) Cairan kista dan pleura effusion
c) Secret putting susu
4) Pemeriksaan sitologis/patologis
a) Durante oprasi vries coupe
b) Pasca operasi dari specimen operasi
2. Diagnosa Keperawatan
1) Cemas berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, status
sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian,
pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan.
2) Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan
syaraf, infiltrasi sistem syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping
terapi kanker.
3) Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif.
4) Gangguan nutrisi kurang dari keb.tubuh berhubungan dengan hipermetabolik
(iritasi lambung, anoreksia)
5) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi/kelelahan
3. Intervensi
1) Cemas berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, status
sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian,
pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan.
NOC NIC
Setelah dilakukan asuhan a. Tentukan pengalaman klien sebelumnya
keperawatan selama 4x24 jam terhadap penyakit yang dideritanya.
diharapkan cemas berkurang. b. Berikan informasi tentang prognosis secara
NOC : akurat.
Anxiety control c. Beri kesempatan klien untuk mengeksplorasi
Coping perasaannya. Beri informasi dengan emosi
Kriteria Hasil : wajar dan ekspresi yang sesuai.
Klien mampu d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping.
mengidentifikasi dan Bantu klien mempersiapkan diri dalam
mengungkapkan gejala pengobatan.
cemas e. Catat koping yang tidak efektif, seperti kurang
Mengidentifikasi, interaksi sosial, ketidakberdayaan, dll.
mengungkapkan dan f. Anjurkan untuk mengembankan interaksi dan
menunjukkan tehnik untuk support system.
mengontol cemas g. Berikan lingkungan yang aman dan nyaman.
Vital sign dalam batas h. Pertahankan kontak klien, bicara dan sentuhan
normal yang wajar.
Postur tubuh, ekspresi
wajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya
kecemasan
2) Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan
syaraf, infiltrasi sistem syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping
terapi kanker.
NOC NIC
Setelah dilakukan asuhan a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi, dan
keperawatan diharapkan nyeri intensitas
berkurang b. Evaluasi terapi: pembedahan, radiasi,
NOC : kemoterapi, bioterapi, ajarkan klien dan
Pain Level, keluarga tentang cara menghadapinya.
Pain control, c. Berikan pengalihan seperti reposisi, aktivitas
Comfort level menyenangkan seperti mendengarkan music
Kriteria Hasil : atau menonton TV
Mampu mengontrol nyeri d. Menganjurkan teknik penanganan stress
(tahu penyebab nyeri, (teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan),
mampu menggunakan tehnik berikan sentuhan terapeutik.
nonfarmakologi untuk e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu.
mengurangi nyeri, mencari f. Diskusikan penanganan nyeri dengan dokter
bantuan) dan klien.
Melaporkan bahwa nyeri g. Berikan analgetik sesuai dengan indikasi
berkurang dengan seperti morfin, methadone, narkotik, dll
menggunakan manajemen
nyeri
Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang
normal
Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth Volume
3. Jakarta: EGC.
Carpenito Lynda Juall.2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. jakarta : EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(2011). Nursing Interventions Classification (NIC).
St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. 2010. Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-
Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
NANDA. 2010. Nursing Diagnosis : Definition and Classification. Philadelphia.
Price Sylvia, A. 2010. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4.
Jakarta. EGC
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2.
EGC : Jakarta.
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.
Tucker, S.M,. 2011. Standar Perawatan Pasien Volume I. Jakarta: EGC
Wijaya, A.S & Putri, Y.M,. 2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa) 2.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Wiley dan Blacwell. 2010. Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011, NANDA.
Singapura: Markono print Media Pte Ltd