Anda di halaman 1dari 5

[ TINJAUAN PUSTAKA ]

Gangrene Diabetik pada Penderita Diabetes Melitus

Dwi Erin
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Diabetes mellitus merupakan kumpulan gejala yang timbul karena gangguan antara keseimbangan karbohidrat, lemak dan
protein yang disebabkan kekurangan insulin secara absolute maupun relative, sehingga menyebabkan terjadinya
hiperglikemia dan glukosuria. Gangrene diabetik adalah gangrene yang dijumpai sebagai komplikasi penderita diabetes
melitus. Gangrene disebabkan oleh kematian jaringan karena obstruksi pembuluh darah yang memberikan nutrisi kepada
jaringan tersebut. Secara umum angiopathy dapat dibagi dalam dua jenis yaitu makroangiopati dan mikroangiopathy.
Mikroorganisme terbanyak yang ditemukan pada gangrene diabetik adalah Klebsiella sp, Proteus mirabilis dan
Staphylococcus aureus sp. Berdasarkan gambaran klinik gangrene dibagi menjadi kaki neuropati dan kaki ishkemik
sedangkan dari jenisnya menjadi gangrene kering dan gangrene basah. Penatalaksanaan gangrene diabetik selain
mengontrol kadar gula darah yaitu, tirah baring, kompres hangat, antibiotik hingga tindakan pembedahan. [J Agromed
Unila 2015; 2(4):408-412]

Kata kunci: angiophaty, diabetes melitus, gangrene diabetik

Diabetic Gangrene in Diabetes Mellitus Patient


Abstract
Diabetes mellitus is a group of symptoms because impaired balance of carbohydrates, fats and proteins which caused a
shortage in absolute or relative insulin, so that induce hyperglycemia and glucosuria. Diabetic gangrene wich as a
complication of diabetes mellitus. Gangrene caused death of the tissue because obstruction of blood vessels that provide
nutrients to the tissues. Generally angiopathy divided into two types that makroangiopati and mikroangiopathy. The most
found microorganisms in diabetic gangrene is Klebsiella sp, Proteus mirabilis and Staphylococcus aureus sp. Based on clinical
manifestations gangrene divided into foot neuropathy and foot ischemic while the types of divided into dry gangrene and
wet gangrene. Management of diabetic gangrene besides controlling blood sugar levels that, bed rest, warm compresses,
antibiotics and surgery. [J Agromed Unila 2015; 2(4):408-412]

Keywords: angiophaty, diabetes mellitus, gangrene diabetic

Korespondensi: Dwi Erin | Jl. Soemantri Brojonegoro, Unila. Asrama Melati, Bandar Lampung | HP 082186159550
e-mail: dwierin3@gmail.com

Pendahuluan kadar glukosa darah yang diharapkan, sehingga


Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan progresifitas penyakit bisa terkendali.2
gejala yang diakibatkan gangguan Pada diabetes mellitus terjadi
keseimbangan antara karbohidrat, lemak dan kekurangan sekresi insulin maupun aktivitas
protein yang disebabkan kekurangan insulin insulin, akibatnya pengaturan gula darah
secara absolute maupun relative, Sehingga menjadi meningkat. Walaupun terjadi
menyebabkan terjadinya hiperglikemia dan glukoneogenesis di hati namun dikarenakan
glukosuria. Pada keadaan normal glukosa sekresi insulin berkurang, gula darah semakin
diatur oleh insulin.1 meningkat. Akibatnya terjadi manifestasi klinis
Diabetes melitus berhubungan dengan diabetes mellitus yaitu poliuri, polifagi,
komplikasi mikroangiophaty maupun polidipsi. Bila berlangsung kronis akan
makroangiophaty. Terjadinya komplikasi ini mengakibatkan ketoasidosis diabetik yang
sangat erat dengan kontrol glukosa darah, sering menimbulkan kematian.3
meskipun telah ditemukan insulin dan obat Diabetes melitus tipe I mempunyai
hipoglikemik oral untuk mengontrol kadar kelainan berupa kurangnya insulin secara
glukosa darah. Diet masih merupakan lini absolute akibat interaksi faktor genetik,
pertama penatalaksanaan yang dilakukan “environment” (virus, toksin, infeksi) dan
secara berkepanjangan untuk mencapai target terjadinya proses autoimun dengan adanya
Dwi Erin | Gangrene Diabetik pada Penderita Diabates Melitus

antibody terhadap insulin yaitu HLA yang Manifestasi angiophaty pada penderita
menyebabkan kehancuran sel ß pankreas.3 diabetes melitus berupa penyempitan dan
Diabetes melitus tipe II terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah perifer yang
resistensi insulin karena gangguan uptake terutama sering terjadi pada ekstermitas
glukosa dan penurunan produksi sel ß pankreas bawah. Pembuluh darah yang paling awal
yang mengakibatkan sekresi serta aktivitas mengalami angiophaty adalah arteri tibialis.
insulin berkurang.3 Kelainan arteri akibat diabetes melitus juga
Pasien diabetes melitus dapat beresiko sering mengenai bagian distal dari arteri
terjadinya komplikasi kronik yaitu : penyakit Femoralis Profunda, arteri Poplitea, arteri
jantung koroner dan stroke, kidney failure, Tibialis dan arteri Digitalis Pedis, akibatnya
retinopati dan gangrene diabetik.2 Foot perfusi jaringan distal dari ekstermits bawah
gangrene diabetik merupakan komplikasi menjadi berkurang dan timbul ulkus yang
tersering pada pasien diabetes melitus akibat kemudian dapat berkembang menjadi
infeksi, ulserasi yang berhubungan dengan nekrosis/ganggren yang dan tidak jarang
abnormalitas neurologis, penyakit vaskular diakhiri dengan tindakan amputasi.7,8
perifer dengan derajat yang bervariasi, dan Perubahan pada viskositas darah, fungsi
atau komplikasi metabolik dari diabetes trombosit, penebalan membrana basalis serta
melitus pada ekstrimitas bawah.4,5 Risiko penurunan produksi prostacyclin (vasodilator
amputasi pada gangrene diabetik 15-40 kali dan anti platelet aggregating agent) akan
lebih sering pada penderita DM dibandingkan memacu terbentuknya mikrotrombus dan
dengan non-DM pada kejadian non traumatik.6 terjadinya penyumbatan mikrovaskuler. Hal ini
mengakibatkan timbulnya iskhemia organ atau
Isi jaringan yang bersangkutan, termasuk serabut
Gangrene diabetik adalah gangrene yang saraf perifernya.7,8
dijumpai pada penderita diabetes melitus, Secara umum angiopathy dapat dibagi
sedangkan gangrene adalah kematian jaringan dalam dua jenis yaitu makroangiopati dan
karena obstruksi pembuluh darah yang mikroangiopathy. Salah satu mekanisme
memberikan nutrisi ke jaringan tersebut dan terjadinya angiopathy yaitu meningkatnya
merupakan salah satu bentuk komplikasi dari permeabilitas membran dari pembuluh darah
penyakit diabetes melitus. Gangrene diabetik arteri dan pembuluh darah kapiler.9 Akibat
dapat terjadi pada setiap bagian tubuh yang langsung dari hiperglikemia yang kronis akan
terendah terutama pada ekstremitas bawah. mengakibatkan terjadinya penebalan pada
Diabetes mellitus dalam waktu yang lanjut membrana basalis pada otot-otot kapiler baik
akan menyebabkan komplikasi angiopathy dan pada skeletal maupun pada “coronary
neuropathy yang merupakan penyebab dasar capiler”.10
terjadinya gangrene.3 Makroangiopati tidak hanya melibatkan
Terjadinya angiopathy diabetik pembuluh darah arteri saja, tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor genetik, faktor melibatkan pembuluh darah kapiler.
metabolik, dan faktor penunjang lain seperti Mekanisme pertama terjadinya
kebiasaan merokok, hipertensi, dan makroangiopati adalah rusaknya sel endotel
keseimbangan insulin. Faktor genetik seperti oleh pengaruh lemak atau tekanan darah,
tipe HLA tertentu pada penderita diabetes Keadaan ini diikuti oleh melekatnya dan
melitus, walaupun dengan kadar glukosa darah akumulasi sel-sel platelet. Kejadian ini
rendah, dapat mengakibatkan berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan
mikroangiopathy diabetik yang luas serta non diabetes melitus. Platelet mempunyai
memacu timbulnya mikrotrombus yang pengaruh stimulasi terhadap proliferasi otot
akhirnya menyumbat pembuluh darah. Faktor polos. Sel otot dari tunika media akan
metabolik yang berpengaruh pada regulasi berproliferasi kedalam tunika intima dan
diabetes mellitus adalah dislipidemia, dan kedalam lumen dari pembuluh. Sehingga
glikogenesis dari protein. Pada dislipidemia deposit-deposit lemak, platelet, dan sel otot
terdapat peningkatan faktor aterogenik berupa akan membentuk “clot” ataupun “plaque”.11
kolesterol LDL, komponen lemak ini memegang Prostaglandin juga memegang peranan
peran utama dalam patogenesis angiopathy penting dalam peristiwa terjadinya iskemi dan
diabetik.1 pembentukan trombus. Prostaglandin G2

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 4 | November 2015 | 409


Dwi Erin | Gangrene Diabetik pada Penderita Diabates Melitus

dibentuk dari asam arakidonat yang kemudian saraf somatik, baik sensoris maupun motorik
akan dikonversi menjadi tromboxane A2 dan serta saraf otonom, tetapi sirkulasi masih utuh.
Prostacyclin. Tromboxane A2 dibentuk platelet Neuropati menghambat impul rangsangan dan
dan menyebabkan peningkatan agregasi memutus jaringan komunikasi dalam tubuh.
platelet dan vasokontriksi. Kerusakan Neuropati sensoris memberikan gejala berupa
endothelium akan menyebabkan terganggunya keluhan kaki kesemutan dan kurang rasa
sintesis lokal prostacyclin, sehingga terutama di daerah ujung kaki. Neuropati
menyebabkan meningkatnya deposit platelet motorik ditandai dengan kelemahan otot,
yang diikuti pembentukan tromboxane A2 yang atropi otot, mudah lelah, deformitas ibu jari
meningkat, sehingga menyebabkan terjadinya dan sulit mengatur keseimbangan tubuh. Pada
iskemi.11 kaki neuropati kaki masih teraba hangat,
Lesi utama pada angiopathy adalah denyut nadi teraba, reflek fisiologi menurun
tanda dari “diabetik vascular disease” yang dan kulit menjadi kering, dan penyembuhan
merupakan penebalan dari membrana basalis yang lama bila terjadi luka.7,13,14
kapiler. Penebalan ini semakin nyata bila Kaki iskemia ditandai dengan
perjalanan penyakit diabetes semakin kronis, berkurangnya suplai darah. Namun pada
dan berhubungan dengan tingkat kontrol keadaan ini sudah ada kelainan neuropati pada
terhadap glukosa darah. Sebagian besar berbagai stadium. Pasien mengeluh nyeri
pembuluh darah mengalami penebalan tungkai bila berdiri, berjalan atau saat
membrana basalis, penebalan membrana melaksanakan aktivitas fisik lain. Kesakitan
basalis ini permeabilitasnya meningkat juga dapat terjadi pada arcus pedis saat
terhadap cairan dan protein. Hal ini akan istirahat atau malam hari. Pada pemeriksaan
menghalangi masuknya leukosit ke dalam terlihat perobahan warna kulit jadi pucat, tipis
cairan interstitial dan akan menyebabkan dan berkilat atau warna kebiruan. Kaki teraba
menurunnya pertahanan terhadap infeksi dingin dan nadi poplitea atau tibialis posterior
bakteri.11 sulit di raba. Dapat ditemukan ulkus akibat
Mikroorganisme terbanyak yang tekanan lokal. Ulkusnya sukar sembuh dan
ditemukan pada gangrene diabetik adalah akhirnya menjadi gangrene.7,13,14
Klebsiella sp, Proteus mirabilis sp dan Menurut berat ringannya lesi, kelainan
Staphylococcus aureus sp . Klebsiella sp dan kaki diabetik dibagi dalam lima derajat
Proteus mirabilis sp merupakan kuman batang menurut Wagner. Pada derajat 0 kulit utuh,
gram negatif dan Staphylococcus aureus sp tetapi ada kelainan bentuk kaki akibat
merupakan kuman gram positif berbentuk neuropati. Pada derajat 1 terdapat ulkus
kokus. Infeksi Staphylococcus aureus sp superficial, derajat 2 ulkus lebih dalam, dan
biasanya dimulai dengan infeksi lokal di daerah derajat 3 ulkus dalam disertai abses dengan
kulit dan mempunyai kecenderungan menjadi kemungkinan selulitis dan/atau osteomielitis.
abses. Pada strain metisilin resisten cenderung Pada derajat 4 terjadi gangrene jari dan derajat
berkembang menjadi infeksi yang meluas pada 5 gangrene kaki.1
jaringan lunak, facia sehingga terjadi fasilitis Berdasarkan jenis gangrene gejalanya
nekrotikan.12 dibedakan:
1. Gangrene kering
Kaki Diabetik Akan dijumpai adanya gejala permulaan
Kaki Diabetik adalah kelainan yang berupa nyeri pada daerah yang
terjadi pada penderita diabetes melitus. Faktor bersangkutan, daerah menjadi pucat,
utama yang mempengaruhi terbentuknya kaki kebiruan dan bebercak ungu. lama–
diabetik merupakan kombinasi neuropati kelamaan daerah tersebut berwarna hitam.
otonom dan neuropati somatik, insufisiensi Tidak teraba denyut nadi (tidak selalu). Bila
vaskuler serta infeksi. Penderita kaki diabetik diraba terasa kering dan dingin. Ganggren
yang berada di rumah sakit umumnya berbatas tegas. Rasa nyeri/sakit lambat laun
disebabkan oleh trauma kecil yang tidak berkurang dan akhirnya menghilang.15,16
dirasakan oleh penderita. Gangrene kering ini dapat lepas dari
Gambaran klinik kaki diabetik dapat jaringan yang utuh.
digolongkan sebagai kaki neuoropati dan kaki 2. Gangrene basah akan dijumpai tanda
iskemia. Kaki neuoropati terjadi kerusakan seperti bengkak pada daerah lesi, terjadi

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 4 | November 2015 | 410


Dwi Erin | Gangrene Diabetik pada Penderita Diabates Melitus

perubahan warna dari merah tua menjadi dari membrana basalis capiler.
hijau yang akhirnya kehitaman, dingin, Mikroorganisme terbanyak yang ditemukan
basah, lunak, ada jaringan nekrosis yang pada gangrene diabetik adalah Klebsiella sp,
berbau busuk,16 namun bisa tanpa bau Proteus mirabilis sp dan Staphylococcus aureus
sama sekali.17 sp.
Pengobatan dari gangrene kering dapat Kaki Diabetik adalah bentuk kelainan
dilakukan dengan cara tirah baring dan kontrol yang terjadi pada penderita diabetes melitus
kadar glukosa darah dengan diet, insulin, atau dengan terbentuknya gangrene. Faktor utama
obat anti diabetik. Tindakan amputasi untuk yang mempengaruhi terbentuknya kaki
mencegah meluasnya gangrene,4 tetapi harus diabetik merupakan kombinasi neuropati
dengan indikasi yang sangat jelas. otonom dan neuropati somatik, insufisiensi
Memperbaiki sirkulasi guna vaskuler serta infeksi.
mengatasi/mencegah angiopathy dengan Menurut berat ringannya lesi, kelainan
pemberian obat-obatan anti platelet agregasi kaki diabetik dibagi dalam lima derajat
seperti aspirin, dipyridamol5 atau menurut Wagner. Pada derajat 0 kulit utuh,
6
pentoxyvillin. tetapi ada kelainan bentuk kaki akibat
Pengobatan terhadap gangrene basah neuropati. Pada derajat 1 terdapat ulkus
dapat dilakukan dengan cara tirah baring dan superficial, derajat 2 ulkus lebih dalam, dan
kontrol kadar glukosa darah dengan diet, derajat 3 ulkus dalam disertai abses dengan
insulin atau oral anti diabetik, dilakukan kemungkinan selulitis dan/atau osteomielitis.
debridement. Kompres/rendam dengan air Pada derajat 4 terjadi gangrene jari dan derajat
hangat, jangan dengan air panas atau dingin. 5 gangrene kaki.
Beri “topical antibiotic” dan beri antibiotik Gambaran klinik gangrene diabetik
sistemik yang sesuai kultur4 atau dengan dapat digolongkan yaitu, kaki neuropati dan
antibiotik spektrum luas. Untuk neuropati kaki iskemik. Dan dapat pula digolongkan
berikan pyridoxine (vit.B6)12 atau neurotropik bedasarkan gejala dibedakan menjadi
lain. Untuk mencegah angiophaty dapat diberi gangrene kering dan gangren basah.
obat antiplatelet agregasi seperti aspirin, Penatalaksanaan terdiri dari
dipiridamol atau pentoxyvillin. Tindakan medikamentosa maupun non-medikamentosa
pembedahan, yakni amputasi segera, yaitu, tirah baring, kompres dengan air hangat,
debridement dan drainage.16 debridement, maupun tindakan pembedahan
yaitu amputasi.
Ringkasan
Gangrene diabetik sering dijumpai pada Simpulan
penderita diabetes melitus. Gangrene sendiri Gangrene diabetik adalah kematian
adalah kematian jaringan oleh karena obstruksi jaringan oleh obstruksi pembuluh darah yang
pembuluh darah yang memberikan nutrisi memberikan nutrisi kepada jaringan yang biasa
kepada jaringan tersebut. Diabetes mellitus terjadi pada ekstermitas bawah atau disebut
dalam waktu yang lanjut akan menyebabkan juga kaki diabetik. Mekanisme utama
komplikasi angiopathy dan neuropathy yang terjadinya gangrene diabetik pada penderita
merupakan penyebab dasar terjadinya diabetes melitus yakni, angiopathy dan
gangrene. Terjadinya angiopathy diabetik neuropathy. Gambaran klinik kaki diabetik
dipengaruhi oleh faktor genetik seperti tipe digolongkan menjadi dua yaitu, kaki neuropati
HLA tertentu, faktor metabolik, dan faktor dan kaki ishkemik. Bedasarkan jenis gangrene
penunjang lain seperti kebiasaan merokok, nya di bagi menjadi gangrene basah dan
hipertensi, dan keseimbangan insulin. gangrene kering. Penatalaksanaan gangrene
Secara umum angiopathy dapat dibagi diabetik terdiri dari medikamentosa, non-
dalam dua jenis yaitu, makroangiopati adalah medikamentosa dan pembedahan.
rusaknya sel endotel oleh karena pengaruh
lemak atau tekanan darah. Keadaan ini diikuti Daftar Pustaka
oleh melekatnya dan berkumpulnya sel-sel 1. Sjamsochidajat R, Wim DJ. Buku ajar ilmu
platelet. Mikroangiopathy lesi yang utama bedah. Jakarta: EGC; 2005.
pada angiopathy dan merupakan tanda dari 2. Sarwono W. Gambaran klinis, diabetes
diabetik “vascular disease” yaitu penebalan mellitus. Dalam: Sjaifoellah N, Rachman A,

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 4 | November 2015 | 411


Dwi Erin | Gangrene Diabetik pada Penderita Diabates Melitus

editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. 10. Forsham PH. Epidemiology and
Jakarta: BP FKUI; 2001. pathogenesis of vascular complications in
3. Azhari H. Makalah diabetes melitus. diabetes and their prevention, in
Cirebon: RS Gunung Jati; 2002. microangiopathy and gliclazide.
4. Alexiadou K, Doupis J. Management of Proceedings of an International
diabetic foot ulcers. Diabetes Ther. 2012; Symposium Held. Bali: Indonesia; 1980.
3:1-4. 11. Levin ME. Diabetic peripheral vascular
5. Clayton W, Elasy TA. A review of the disease. Dalam: Rifkin H, Raskin P, Robert J,
pathophysiology, classification, and editor. Diabetes mellitus. Maryland: Brady
treatment of foot ulcers in diabetic Company; 2010.
patients. Clinical Daibetes. 2009; 27(2):52- 12. LoGerfo FW, Coffman JD. Vascular and
8. microvascular disease of the foot in
6. Singh N, Armstrong DG, Lipsky BA. diabetes: Implications for foot care. N Engl
Preventing foot ulcers in patients with J Med. 1984; 311:1615-9.
diabetes. JAMA. 2005; 293:217-21. 13. Jusi HD. Dasar-dasar ilmu bedah vaskuler.
7. Wijoseno G. Jantung, pembuluh darah Edisi ke-1. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
arteri, vena dan limf. Dalam: de Jong W, 1991.
editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-1. 14. Clark CM, Lee DA. Prevention and
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; treatment of the complication of diabetes
1997. melitus. N Engl J Med. 1995; 332(18):
8. Yadi PA. Aspek bedah penatalaksanaan 1210-7.
kaki diabetik. Medika. 1999; 2:93–7. 15. Stout RW. Ageing and glucose tolerance in
9. Flack JR, Yue DK. Acute complications of diabetes old. JRSM. 1995; 87(10):608-9.
diabetes in elderly pattients in diabetes in 16. Karjadi K, Sumadi S. Gangren diabetik.
old age. Dalam: Finucane P, Sinclair AJ, Jakarta: PT Kalbe Farma; 1975.
editor. Diabetes in old age. Chicester: 17. Sapico FL, Bessmen AN, Canawati HN.
Wiley; 2010. Diabetic patients with infected lower
extremitas. Diabetes care. 1982; 5(2):101

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 4 | November 2015 | 412

Anda mungkin juga menyukai