‘TUGAS AKHIR’
DISUSUN OLEH
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin makalah ini tidak dapat saya selesaikan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi
Kesehatan dr. Adila Kasni Astiena, MARS., yang telah membimbing saya dalam belajar
dan juga pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi perbaikan
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa selalu meridhoi segala usaha kita.
Penulis
2
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 7
2.1 Pasar Monopolistik........................................................................................................... 7
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekonomi dan kesehatan memiliki suatu keterkaitan yang sangat erat. Pembangunan
ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan masyarakat, dan perbaikan pada
kondisi kesehatan masyarakat akan mempengaruhi produktivitas kerja. Sehat adalah suatu
keadaan sejahtera sempurna fisik, mental dan sosial tidak terbatas pada bebas dari penyakit
atau kelemahan saja. Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam sistem kesehatan
nasional adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan bermutu, merata, dan
terjangkau oleh masyarakat secara ekonomis, serta tersedianya pelayanan kesehatan tidak
semata-mata berada di tangan pemerintah melainkan mengikutsertakan sebesar-besarnya
peran aktif segenap anggota masyarakat.
Pelayanan kesehatan untuk masyarakat merupakan hak asasi manusia yang harus
dilaksanakan negara. Pemerintah harus mampu memberikan perlakuan yang sama kepada
warganya dalam pelayanan kesehatan maupun pelayanan publik lainnya. Dalam kenyataan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, masyarakat dengan status ekonomi lebih tinggi
mempunyai askses terhadap pelayanan kesehatan lebih baik dibandingkan dengan mereka
dengan status ekonomi rendah. Peningkatan pelayanan kesehatan diharapkan dapat
menghasilkan derajat kesehatan masyarakat lebih tinggi sehingga memungkinkan
masyarakat hidup lebih produktif, baik secara ekonomi maupun sosial sehingga tercipta
masyarakat sehat secara keseluruhan.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Pasar Monopolistik
2. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Pasar Monopoli
3. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Pasar Oligopoli
5
4. Mengetahui Ciri Industri Kesehatan
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep uang
6. Mengetahui Dampak Ekonomi Kesehatan Akibat Sakit
7. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Public Good
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
2.2 Pasar Monopoli dan Oligopoli
2.2.1 Pasar Monopoli
Pasar Monopoli adalah Suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat 1 supplier saja
dan supplier ini menghasilkan barang yang tidak secara dekat mempunyai pengganti
(subsititusi).
Pasar Oligopoli adalah Sekelompok perusahaan besar yang menguasai pasar produk yang
sejenis:
Barang sama;
Mutual interdependency
Jumlah penjual sedikit
Harga jarang berubah
Contoh: Rokok, Soft Drink, Minyak
a. Karakteristik Pasar Oligopoli
Dari definisi di atas kita dapat melihat beberapa unsur penting (karakteristik) pasar
oligopoli :
8
2.3 Ciri Industri Kesehatan
1. Consumer Ignorance
9
manusia, maka pembangunan sektor kesehatan sesungguhnya adalah suatu investasi
paling tidak untuk jangka panjang.
Salah satu penyebab sukarnya menentukan harga dari aktifitas pelayanan jasa di
institusi pelayanan kesehatan adalah produk yang dihasilkan didapat dari pendidikan yang
terus menerus diperbaharui serta riset teknologi yang terus dilakukan.
6. Restriksi Berkompetisi
Terdapat pembatasan praktek berkompetisi. Hal ini menyebabkan mekanisme
pasar dalam pelayanan kaesehatan tidak bisa sempurna seperti
mekanisme pasar untuk komodity lain. Dalam mekanisme pasar, wujud kompetisi
adalah kegiatan pemasaran (promosi, iklan dan sebagainya).
Sedangkan dalam sektor kesehatan tidak pernah
terdengar adanya promosi discount atau bonus atau banting harga
dalam pelayanan kesehatan. Walaupun dalam prakteknya hal itu sering juga terjadi
dalam pelayanan kesehatan.
Banyak teori dan praktek yang telah dikembangkan dibidang ini, walaupun dalam
banyak hal kerangka ilmu (body of knowledge)nya masih
relatif kecil dibandingkan dengan subdisiplin ekonomi yang lain. Seperti ciri pada
nomor 5 tentang Non Profit Motif, ciri ini juga mulai tidak relevan. Pada praktiknya sudah
banyak RS yang menjual teknologi kedokteran yang update sebagai salah satu cara
meningkatkan pelayanan. Sebagai contoh : Pemeriksaan kehamilan menggunakan USG 4
dimensi telah menjadi tren sehingga orangtua dapat melihat photo anak meski tanpa
indikasi. Hal ini mengakibatkan banyak RS Ibu Anak/Bersalin melakukan investasi
teknologi USG 4 dimensi.
7. Efek Eksternalitas
10
sebagai akibat perbuatan seseorang. Misalnya imunisasi dari
penyakit menular akan memberikan manfaat kepada masyarakat banyak.
Oleh karena itu imunisasi tersebut dikatakan mempunyai social marginal benefityang
jauh lebih besar dari private marginal
benefit bagi individu tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus dapat menjamin
bahwa program imunisasi harus benar-benar dapat terlaksana. Contoh simple lainnya
adalah seseorang mengalami sakit mata. Lingkungan sosialnya akan sangat terganggu dan
khawatir tertular daripada si penderita itu sendiri. Efek eksternalitasnya menjadi sangat
tinggi.
a. Fungsi asli
Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah
pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan
barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan
pertukaran dengan carabarter dapat diatasi dengan pertukaran uang.
Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang dapat digunakan
untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang diperjualbelikan,
menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga
dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan
hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran.
Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat digunakan
untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang
11
penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang
dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan
jasa pada masa mendatang.
b. Fungsi Turunan
Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi
turunan. Fungsi turunan itu antara lain:
Uang sebagai alat pembayaran yang sah
Uang sebagai alat pembayaran utang
Uang sebagai alat penimbun kekayaan
Uang sebagai alat pemindah kekayaan
Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
2.4.3 Standar Uang
1. Standar Emas
– Nilai uang ditentukan sbg unit emas
– Pemerintah membeli dan menjual emas dg harga resmi
– Emas boleh diimpor atau diekspor tanpa batas
Jadi : uang tdk bisa dikendalikan oleh pemerintah, meskipun harga emas resmi dari
pemerintah
12
d. Apa manfaat ekonomi dari investasi tsb.
e. Investasi yg diperlukan
Jawaban dari pertanyaan tsb menentukan peringkat prioritas masalah kesehatan
3. Kerugian Ekonomi
Kerugian ekonomi akibat sakit terdapat 4 hal :
Health Consumtion Effect
Social Interaction & Leisure Effect
Short Term Production Effect
1. Non market production effect
2. Market production effect : biaya pengobatan, berkurangnya supply
tenaga kerja
Long Term Production Effect
Health Consumtion Effect
Rasa sakit, sedih, termasuk rasa sedih bagi keluarga ketika meninggal dunia
Tidak dapat dihitung dlm nilai uang, hanya dapat diraba rasakan
Social Interaction & Leisure Effect
Terganggunya kemampuan penderita utk interaksi sosial & menikmati waktu
senggang
Sulit dihitung dlm nilai moneter
Short Term Production Effect
1. Non market production effect : berkurangnya kegiatan mengurus
RT
2. Market production effect : biaya pengobatan, berkurangnya supply
tenaga kerja, dapat berupa:
Kehilangan hari kerja secara temporer
Kehilangan hari kerja secara permanen (meninggal)
Menurunnya produktivitas karena sakit
Long Term Production Effect
13
Akibat penyakit dalam perkembangan kecerdasan & kemampuan
inovatif penduduk serta dampak demografis terhadap konsumsi serta
supply tenaga kerja
Dampak ekonomi : perlu kalkulasi yang cukup rumit karena dampak
kerugian jangka panjang
Dapat digunakan, dikonsumsi, atau dinikmati oleh orang-orang yang walaupun juml
ahnya semakin meningkat, kepuasan masing-masing orang tidak akan berkurang.
Tersedia untuk setiap orang tanpa dibatasi oleh aturan pembayaran.
Tidak mungkin disembunyikan dari mereka yang tidak mau membayar
untuk menikmatinya
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pasar monopolistik didefinisikan sebagai pasar dengan banyak produsen yang
menghasilkan komoditas yang berbeda karakteristik (differentiated product) dan bisa
disebut juga sebagai pasar yang banyak penjual, yang menawarkan satu jenis barang
dengan deferensi produk yang berbeda-beda baik dari segi kualitas, bentuk dan ukuran.
Pasar Monopoli adalah Suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat 1 supplier saja
dan supplier ini menghasilkan barang yang tidak secara dekat mempunyai pengganti
(subsititusi). Pasar Oligopoli adalah Sekelompok perusahaan besar yang menguasai pasar
produk yang sejenis
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh sebab
itu kritik dan saran dari para pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan makalah
ini.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
15
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 2001. Pengantar Teori Mikro ekonomi. Cetakan ke-15, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Rahardja P, Manurung M, Pengantar Ilmu Ekonomi (edisi tiga). Jakarta: Lembaga Penerbit
FEUI, 2008.
Lukman. 2007. “Pengantar Teori Mikro Ekonomi”. Jakarta: UIN Jakarta Press
Asfia, Murni. Ekonomika Makro. 2006. Bandung : Refika Aditama.
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. 2014. Jakarta : Raja Grafindo Pers.
16