Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN TUGAS SOFTWARE LISA

PERHITUGAN 3D-TRUSS MENGGUNAKAN


PERANGKAT LUNAK METODE ELEMEN
HINGGA LISA UNTUK MENENTUKAN
SIFAT MEKANIK ELEMEN

Dosen Pembimbing :
Dr. Eng. Rudi Walujo Prastianto, S.T. ,M.T.

Disusun Oleh :

AJIK KURNIAWAN A. R (04311740000009)

GUNTUR WISESA ILMA (04311740000012)

NEHEMIA BAGAS Y (04311740000019)

M. ILHAM HIDAYAT (04311740000027)

DEPARTEMEN TEKNIK KELAUTAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2019

0
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Finite Element Method (FEM) atau biasanya disebut Finite Element Analysis (FEA),
adalah prosedur numeris yang dapat dipakai untuk menyelsaikan masalah-masalah dalam
bidang rekayasa (engineering), seperti analisa tegangan pada struktur, frekuensi pribadi dan
mode shape-nya, perpindahaan panas, elektromagnetis, dan aliran fluida (Moaveni).Metode
ini digunakan pada masalah-masalah rekayasa dimana exact solution/analytical solution tidak
dapat menyelsaikannya. Inti dari FEM adalah membagi suatu benda yang akan dianalisa,
menjadi beberapa bagian dengan jumlah hingga (finite). Bagian-bagian ini disebut elemen
yang tiap elemen satu dengan elemen lainnya dihubungkan dengan nodal (node). Kemudian
dibangun persamaan matematika yang menjadi reprensentasi benda tersebut. Proses
pembagian benda menjadi beberapa bagian disebut meshing. Untuk menggambarkan dasar
pendekatan FEM perhatikan gambar 1. Gambar 1 adalah gambar sebuah plate yang akan
dicari distribusi temperaturnya. Bentuk geometri plate di ”meshing” menjadi bagian-bagian
kecil bentuk segitiga untuk mencari solusi yang berupa distribusi temperatur plate.
Sebenarnya kasus ini dapat diselsaikan dengan cara langsung yaitu dengan persamaan
kesetimbangan panas (heat balance equation). Namun untuk geomtri yang rumit seperti engine
block diperlukan FEM untuk mencari distribusi temperatur.

Gambar 1.1 Meshing pada plate berlubang

1
Berbagai macam pemasalahan telah dianalisis dengan menggunakan MEH. Aplikasi
Metode Elemen Hingga dapat digolongkan menurut tiga kategori [Huebner,1975]. Yang
pertama adalah jenis permasalahan yang dikenal sebagai problem equillibrium atau problem
steady-stare. Contoh-contoh problem equillibrium pada problem mekanika benda pejal adaiah
penghitungan tegangan (stress) dan regangan (strain), pada problem perpindahan panas
konduksi (conduction heat transfer) penghitungan distribusi suhu, pada problem mekanika
fluida, tekanan, kecepatan dan suhu fluida dapat dihitung oleh MEH.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini disampaikan sebagai berikut:


1. Apakah metode elemen hingga dapat menyelesaikan permasalahan struktur seperti sifat
mekanik 3D Truss pada soal tersebut ?
2. Bagaimanakah cara kerja elemen hingga sehingga mampu menyelesaikan persoaalan 3D Truss
pada soal tersebut ?
3. Bagaimanakah cara solusi dari metode elemen hinggadapat disampaikan sehingga insinyur
mendapat data yang akurat sesuai dengan kondisi riil ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini disampaikan sebagai berikut:
1. Mengetahui kemampuan metode elemen hingga dalam menyelesaikan permasalahan struktur
seperti sifat mekanik 3D Truss
2. Mengetahui cara kerja elemen hingga sehingga mampu menyelesaikan persoaalan 3D Truss
3. Mengetahui cara solusi dari metode elemen hinggadapat disampaikan sehingga insinyur
mendapat data yang akurat sesuai dengan kondisi riil

1.4 Manfaat

Manfaat dari pembentukan makalah ini adalah untuk mengetahui adanya informasi tenttang sifat
mekanik dari 3D Truss sehinga dapat diketahui sifat-sifat mekanik dari elemen. Kemudian data dari
sifat mekanik tersebut dapat digunakan oleh insinyut untuk pengerjaan lebih lanjut.

BAB II
DASAR TEORI
2
2.1 Matriks

Di dalam mencari hubungan antara variable-variabel baik dalam ilmu terapan atau ilmu
lainnya sering harus dipecahkan suatu persoalan yang terdiri lebih dari dua persamaan.
Dengan menggunakan matriks persoalan tersebut dapat lebih mudah dalam analisis-
analisisnya yang mencakup hubungan antar variablevariabel. Matriks adalah sebuah susunan
bilangan yang disebut ―elemen‖ yang disusun menurut baris dan kolomnya berbentuk persegi
panjang. simbol yanf sering digunakan dalam penulisan matriks misalnya ―Amn‖ artinya
sebua matriks ―A‖ dengan jumlah baris ―m‖ dan jumlah kolom ―n‖, sering dibaca matriks
―A‖ ―m dikali n‖. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut disebut elemen dari matriks.
Entri di baris ―i‖ dan kolom ―j‖ dinotasikan dengan aij .

Gambar 2.1 Susunan Matriks

Square Matrix adalah jika nilai m dan n adalah sama, matriks yang terdiri dari baris dan
kolom di notasikan dengan tanda kurung siku ([]) sedangkan matriks yang terdiri hanya kolom
dinotasikan dengan tanda kurung kurawa ({}).

2.2 Truss (rangka)


Truss (rangka) adalah konstruksi yang tersusun dari batang-batang tarik dan batang-
batang tekan saja, umumnya dari baja, kayu, atau paduan ringan guna mendukung atap atau
jembatan. Truss dibagi menjadi 2 jenis yaitu truss 2 dimensi dan truss 3 dimensi. Truss 2
dimensi adalah truss yang dapat menahan beban arah datar saja (sumbu x, y) dan umumnya
beban yang bekerja adalah beban terpusat nodal. Sedangkan truss 3 dimensi adalah kumpulan
batang yang dimana batang-batangnya berarah sembarang dalam ruang, yang dapat menahan

3
beban pada semua arah (sumbu x, y, dan z) dan beban yang bekerja adalah beban terpusat
nodal

Gambar 2.2 Struktur Truss


2.3 Gaya Pada Batang
Pada elemen truss, gaya-gaya eksternal hanya bereaksi pada ujung-ujung elemen: node i
dan j. Sebagai akibat dari beban ini maka elemen (e) akan memanjang atau memendek. Pada
buku ini superskrip (e) menandakan elemen ke (e) sedangkan subskrip menandakan nomer
elemen. Sebagai contoh, pergeseran sejajar sumbu-x node j akan dituliskan sebagai yang
menandakan komponen-x dari variable u untuk local node j elemen (2).

Gambar 2.3 Gaya yang Bekerja Pada Batang


Guna menghitung pergeseran elemen (e), kitagunakan analisis statis. Untuk memenuhi
syarat keseimbangan (equilibrium) atau menghindari terjadinya pergerakan badan rigid (rigid
body motion) maka

Gambar 2.3 Hukum 3 Newton Pada Batang

4
Sedangkan gaya internal, , yang bereaksi pada elemen digambarkan secara sembarang
pada masing-masing bagian tetapi harus berlawanan arah. Guna memenuhi kondisi
keseimbangan node i dan j maka

Gambar 2.4 Hukum 3 Newton Pada Noda

Gambar 2.4 Hukum 3 Newton Pada Noda

1. Beam
Beam adalah bagian struktural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Beam dapat
menerima beban lateral atau beban yang tegak lurus yang bekerja pada beam tersebut

2. Frame (portal)
Frame adalah kerangka yang terdiri dari dua atau lebih bagian konstruksi yang
disambungkan yang bertujuan untuk stabilitas, umumnya dapat menahan gaya momen, gaya
geser, dan aksial. Frame sama halnya dengan truss, juga dibagi menjadi 2 jenis yaitu frame 2
dimensi dan frame 3 dimensi. Frame 2 dimensi merupakan frame yang dapat menahan beban
pada arah datar saja (sumbu x, y) dan biasanya beban yang bekerja adalah beban terpusat
nodal dan beban batang. Berbeda halnya dengan frame 2 dimensi, frame 3 dimensi dapat
menahan beban pada semua arah (sumbu x, y, dan z) dan beban yang bekerja adalah beban
terpusat nodal dan beban batang.

3. Beban

5
Beban adalah semua gaya yang menimbulkan tegangan dan regangan dalam suatu
struktur. Beban nodal (BN) adalah beban terpusat yang langsung bekerja pada nodal. Beban
nodal ekuivalen (BNE) adalah beban terpusat atau beban merata yang bekerja di antara nodal
dan ditransmisikan menjadi beban nodal.

4. Gaya Nodal Struktur


Gaya nodal struktur adalah resultan atau hasil penggabungan beban nodal atau reaksi
perletakan. Gaya tersebut akan didistribusikan ke seluruh elemen struktur dan menimbulkan
gaya internal geser, aksial, momen torsi, dan momen lentur sampai akhirnya disalurkan ke
perletakan. Gaya nodal struktur juga berperan dalam menjaga keseimbangan struktur bebas
(free-body structure) bila perletakan dilepas. Dengan anggapan bahwa elemen rangka
memiliki penampang melintang A yang konstan, modulus elastis E, dan panjang L. Derajat
kebebasan dari 11 nodal adalah displacement lokal ke arah axial (searah elemen rangka)
berturut-turut adalah d1x, d2x masing-masing untuk node 1 dan node 2.

Gambar 2.5 Gaya Pada Batang

Berikut ini adalah beberapa asumsi yang digunakan untuk menurunkan persamaan
matrik kekakuan elemen.
1. Truss hanya menerima gaya pada arah axial (searah elemen) dan tidak menerima gaya
pada arah lateral (tegak lurus elemen). Oleh karena itu, F1y dan F2y, masing-masing
sama dengan nol.
2. Semua perpindahan ke arah selain arah panjang elemen diabaikan.
6
3. Elemen mengikuti hukum linier x = E x (pada arah axial).
Persamaan Hooke menyatakan bahwa perpindahan (du) adalah akibat dari pengaruh
gaya luar (F)

Dimana: k = koefisien kekakuan pegas E = modulus elastisitas A = Luas penampang


melintang L = panjang elemen Persamaan 2 juga berlaku untuk:

BAB III
METODOLOGI

7
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Permasalahan
Diberiikan struktur rangka Space Truss seperti berikut:

8
4.2 Langkah-Langkah Pengerjaan

Langkah paling awal dalam pemodelan persoalan tersebut adalah


mengubah/mengkonversi satuan-satuan parameter pada soal agar konsisten, karena seperti
software MEH pada umumnya, software LISA tidak mendefinisikan satuan. LISA hanya
bekerja dengan besaran angka-angka, sehingga tidak ada bedanya antara satuan N/m 2 dengan
N/mm2. Untuk itu pengguna harus menggunakan sistem satuan yang konsisten untuk

9
keseluruhan modelnya. Sebagai contoh, jika digunakan milimeter (mm) sebagai satuan
panjang, maka Modulus Young (E) harus dalam satuan N/mm2, bukan dalam N/m2. Demikian
juga jika N/m2 digunakan sebagai satuan Modulus Young, maka satuan gaya harus dalam N
(Newton) bukan kN (Kilo Newton).

Tabel 4.1 Satuan Dasar Pada Lisa

Tabel 4.2 Standart Satuan Turunan Lisa

Dalam kasus soal ini satuan yang perlu dikonversikan terlebih dulu adalah satuan panjang
dari dimensi elemen strukturnya, dari meter (m) menjadi inchi (in.). Selanjutnya

10
membuka/mengaktifkan software LISA. Berikut ini tahapan pemodelan yang harus dilakukan
dalam software LISA.

1. Tentukan jenis analisis sesuai persoalannya. Dalam hal ini adalah Analisis Statis, dan
dapat dipilih pada menu seperti ditunjukkan Gambar 1.2.

Gambar. 4.1 Pemilihan Jenis Analisis Yang Akan Dilakukan.


2. Pembuatan Titik Simpul (Nodes): dengan cara memasukkan koordinat kartesiannya secara
berturut-turut sesuai geometri strukturnya. Dalam hal ini dengan node 1 pada koordinat
(240, 0, 0); node 2 (240, 0, 360); node 3 (0, 0, 360); node 4 (0, 180, 360); node 5 (0, 180,
0); dan node 6 (0, 0, 0). Menu untuk pembuatan nodes ini ditunjukkan pada Gambar 1.3
berikut.

11
Gambar. 4.2 Menu pendefinisian nodes pada model.

Hasil pendefinisian semua nodes pada model dapat dilihat seperti tampilan Gambar
3. Pembuatan elemen dengan menyambungkan nodes yang sudah ada untuk membentuk
geometri struktur yang diinginkan. Pada menu dipilih “line2 beam/truss” sebagai jenis
elemen garis (bisa untuk kasus elemen batang atau balok). Akhirnya terbentuk 3 buah
elemen seperti ditunjukkan pada Gambar 4.4

Gambar. 4.3 . Hasil pendefinisian nodes pada model (terlihat titik merah dengan
12
nomor node 1 s/d 6.
Gambar. 4.4 Menu Untuk Pembuatan Elemen Jenis Elemen Garis Untuk Membentuk
Geometri Struktur Yang Diinginkan.

4. Ubah nama node dan elemen untuk mempermudah langkah berikutnya, seperti terlihat
pada Gambar 1.6.

Gambar. 4.5 Pemberian Nama Nodes Dan Elements.

5. Memasukan data section properties & material properties elemen.

13
 Pada soal tidak ditentukan bentuk penampang melintang tiap elemennya, hanya
diketahui luasnya saja (A), yaitu 20 in2 untuk elemen (1), (11), (10) dan 10 in2 untuk
elemen (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8), (9), (12).
 Dalam submenu Geometric terdapat beberapa pilihan bentuk penampang seperti
rectangular bar, rectangular tube, circular bar, dll. (lihat Gambar 4.5).
 Dalam soal ini diasumsikan penampang melintang elemen berbentuk empat persegi
Panjang berongga dengan luas A = 20 in2 untuk elemen (1), (11), (10) rectangular
tube sehingga diperoleh ukuran a = 8, b= 4, c= 1 Seperti terlihat pada Gambar 1.7.

Gambar 4.5 Pendefinisian section properties elemen melalui submenu Geometric pada menu
Material Properties (Material).
 Selanjutnya memasukkan data material properties elemen (1), (11), (10) melalui
submenu Mechanical pada menu Material Properties (Material). Untuk kelompok
material Isotropic data secara lengkapnya terdiri dari Young’s modulus, Poisson’s
ratio, Density, dan Thermal expansion coefficient (lihat Gambar 1.8). Minimal diisikan
Modulus elastisnya (Modulus Young) E = 10.0 ×106 psi (seperti dalam kasus soal ini).

14
Gambar 4.6 Pendefinisian material/mechanical properties elemen melalui submenu
Mechanical pada menu Material Properties (Material).
 Untuk elemen (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8), (9), (12).circular tube memiliki luas A =
10 in2. sehingga diperoleh ukuran diameter OD = 5.64332648, ID = 4.37130189.
seperti terlihat pada Gambar 1.9.

Gambar 4.7 Pendefinisian section properties elemen melalui submenu Geometric pada menu
Material Properties (Material).

15
 Selanjutnya memasukkan data material properties untuk elemen (1), (2), (7), (8)
melalui submenu Mechanical pada menu Material Properties (Material). Untuk
kelompok material Isotropic data secara lengkapnya terdiri dari Young’s modulus,
Poisson’s ratio, Density, dan Thermal expansion coefficient (lihat Gambar 1.10).
Minimal diisikan Modulus elastisnya (Modulus Young) E = 10.0 ×106 psi (seperti
dalam kasus soal ini).

Gambar 4.8 Pendefinisian material/mechanical properties elemen melalui submenu


Mechanical pada menu Material Properties (Material).

6. Pendefinisian tumpuan/perletakan pada model. Dalam hal ini pada node 1, 5 dan 6 yaitu
berupa fixed support.

16
Gambar 4.9 Pendefinisian tumpuan pada node 1, 5, dan 6.

Sehingga menghasilkan tumpuan sebagaimana terlihat pada Gambar 4.10 berikut.

Gambar 4.10. Simbol tumpuan yang telah didefinisikan pada node 1, 5 dan 6.

7. Pemberian gaya-gaya yang bekerja pada model struktur. Dalam hal ini ada 2 gaya terpusat
sebesar 5 lb yang bekerja pada node 4 dari garis normal/vertikal (arah sumbu -z) dan
sebesar 5 lb yang bekerja pada node 4 ke arah horizontal kiri (+x). Dilakukan pada menu
“Loads & Constraints” seperti terlihat pada Gambar 1.13 dan Gambar 1.14.
 Pemberian gaya pada node 4 sebesar 5 lb.

17
Gambar 4.11 Pendefinisian gaya terpusat pada node 4 sebesar 5 lb.

Pemberian gaya pada node 4 sebesar 5 lb.

Gambar 4.12 Pendefinisian gaya terpusat pada node 4 sebesar 5 lb

18
8. Running/penyelesaian. Dengan memilih/klik ikon Solve untuk mengetahui hasil
perhitungan. Pada tahap ini LISA akan melakukan komputasi secara bertahap hingga
dihasilkan outputnya, yang secara ringkasnya seperti diperlihatkan pada Gambar 1.15.

Gambar 4.14 Menu yang menunjukkan proses running/perhitungan oleh software LISA atas
model yang telah dibuat hingga dihasilkan outputnya.

9. Untuk mengetahui hasil Reaction Force pada struktur dapat dilihat dalam table Reaction
Force pada solution seperti pada Gambar 1.16.

Gambar 4.15 Reaction Force pada struktur

19
Dari hasil perhitungan di LISA, didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Reaction Force
a. Reaction Force untuk gaya pada sumbu x

b. Reaction Force untuk gaya pada sumbu y

c. Reaction Force untuk gaya pada sumbu z

20
a. Reaction Force untuk momen pada sumbu x

b. Reaction Force untuk momen pada sumbu y

c. Reaction Force untuk momen pada sumbu z

21
2. Displacement

3. Momen dan gaya pada elemen

22
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Metode elemen hingga dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan struktur seperti
sifat mekanik 3D Truss dengan menggunakan aplikasi LISA. Untuk soal permasalahan struktur
sebelumnya, ditemukan hasil dari gaya reaksi, displacement, momen dan gaya pada elemen.

Diketahui total gaya reaksi pada sumbu x yaitu 4,9 lb melawan gaya input, total gaya reaksi
pada sumbu y yaitu 3,18 lb melawan gaya input, total momen pada sumbu z yaitu 4,1 lb, nilai
displacement pada masing-masing node dapat diketahui di tabel yang menjelaskan displacement pada
x dan y beserta rotasi pada z, dan gaya beserta momen pada elemen dapat diketahui melalui tabel yang
menjelaskan bending moment pada x dan y beserta longitudinal stress.

5.2 Saran

Kita harus memahami struktur yang dimaksud agar hasil yang di dapat sesuai dengan
perhitungan yang sebenarnya

23

Anda mungkin juga menyukai