PENYAKIT BLAST
Telah dikenal di semua negara penghasil padi dunia
dan dianggap penyakit terpenting
Di Indonesia pertama kali dilaporkan oleh Rutgers
pada tahun 1913 di Jawa Timur
Terdapat terutama pada pertanaman yang subur;
Intensifikasi meningkatkan insiden penyakit ini
TANAMAN PADI
• Konidium lepas bila kelembaban udara lebih dari 90% secara ekplosif
karena pecahnya sel kecil di bawah konidium akibat tekanan osmotik
• Cairan bahan pelengket pada permukaan inang dikeluarkan di ujung
konidia.
• Konidia berkecambah, penetrasi kutikula inang dengan apresorium
• Infeksi berhasil muncul gejala sporulasi (12 hari): polisiklik.
• Bertahan sebagai konidia atau miselium biji, sisa tanaman dan
gulma (famili Graminea: Panicum repens, Pennisetum purpureum,
Setaria italica, Eleusine indica)
TANAMAN PADI
PENYAKIT BLAST
PENGENDALIAN PENYAKIT
• Pemupukan seimbang, nitrogen tidak
berlebihan: lebih lunak, nutrisi sesuai.
• Pemusnahan sisa tanaman sakit dan gulma.
• Penggunaan benih sehat; benomil atau tiram,
perlakuan air panas 50C selama 5 menit.
• Aplikasi fungisida.
TANAMAN PADI
PENYAKIT HAWAR BAKTERI (Bacterial Leaf
Blight) = Penyakit Kresek
PENYEBAB PENYAKIT
• Xanthomonas campestris pv. oryzae
• Diagnose: potongan daun sakit dicelupkan dalam
air bening massa bakteri (ooze)
PENYAKIT HAWAR BAKTERI (Bacterial Leaf
Blight) = Penyakit Kresek
Gejala:
Pada persemaian, daun yang
terinfeksi berubah warna
menjadi hijau keabu-abuan
dan menggulung. Jika
penyakit berkembang, daun
berubah warna menjadi kuning
jerami dan kemudian layu
(gejala kresek).
SIKLUS PENYAKIT
Bakteri
Patogen masuk
berkembang Pada kondisi multiplikasi
jaringan daun
biak di bakteri cukup, bakteri
melalui lubang
epitheme, merusak system pembuluh
alami (hidatoda
dalam dan beberapa cairan keluar
/ luka pada
pembuluh yang dari pori air
daun)
terbuka
• Bakteri dapat bertahan pada tunggul padi dan gulma (Leersia oryzoides, Zizania latifolia,
Leptochloa chinensis, Cyperus rotundis)
• Bakteri dalam biji padi tidak bertahan lama; Bakteri dapat hidup dalam air irigasi
• Penyebaran bakteri: air irigasi, persinggungan antar tanaman, alat pertanian, hujan angin
insiden penyakit tinggi bakteri (ooze)
TANAMAN PADI
PENGENDALIAN PENYAKIT
• Penanaman varietas resisten gene-to-gene resistance
• Kultur teknis menghindari pemupukan nitrogen berlebihan,
penggenangan yang tidak perlu, penyiangan gulma dan tunggul padi
• Bakterisida tidak memberikan hasil yang memadai
TANAMAN PADI
PENYAKIT TUNGRO
RTBV
• Berpartikel batang 100 – 300 x
30 – 35 nm
• Bergenom DNA untai ganda
sirkular
RTSV
• Berpatikel bulat
dengan diameter 30
nm
• Bergenom RNA untai
tunggal
TANAMAN PADI
PENYAKIT TUNGRO
VEKTOR
• Kedua virus dapat ditularkan oleh:
Nephotettix virescens, N.
cincticeps, N. nigropictus, N.
parvus, N. malayanus, dan Recilia
dorsalis
• Makan akuisisi minimal 30 menit,
tidak ada periode laten, makan
inokulasi minimal 7 menit, retensi
3-5 hari, non-transtadial
• Penularan RTBV tergantung pada
RTSV, tetapi tidak sebaliknya
TANAMAN PADI
PENYAKIT TUNGRO
SIKLUS PENYAKIT
• Virus dapat menginfeksi tunggul padi sisa panen dan
beberapa gulma jenis rumput-rumputan
(Dactyloctenium aegyptium, Eleusine indica, Echinochloa
colonum, E. crusgalli)
• Tunggul pada yang tumbuh dari tanaman terinfeksi juga
dapat menjadi sumber inokulum
PENGENDALIAN PENYAKIT
• Penanaman serempak varietas padi tahan serangga vektor diikuti dengan
• Pemusnahan tunggul-tunggul padi dan gulma
• Pengendalian vektor dengan insektisida
TANAMAN PADI
KERUGIAN
• 1942 - 1943 di India kehilangan produksi 50 – 91% (faktor penyebab
bahaya kelaparan)
• 1978 - 1980 di Indonesia intensitas serangan mencapai 2,7 – 39%
pada lahan 500 – 14.000 ha (tidak ada data mengenai kehilangan hasil)
Patogen: Cendawan
Bercak Coklat (brown spot)
Infeksi hanya terjadi pada kelembaban udara minimal 92% (25C), infeksi tidak terjadi pada 89%
KERUGIAN
• Kerugian hasil dapat mencapai 40 % (1953 – 1954 di Suriname)
• Di Indonesia tidak menimbulkan kerusakan yang berarti
TANAMAN PADI
• Pada serangan yang berat bercak dapat timbul pada seludang daun,
batang, dan bulir
• Bercak cenderung lebih sempit, lebih pendek dan berwarna lebih gelap
pada varietas padi yang resisten
TANAMAN PADI
PENYAKIT BERCAK COKLAT SEMPIT
PENYEBAB PENYAKIT
• Cercospora oryzae
• Konidiofora berwarna coklat, tumbuh di atas bercak sendiri-sendiri atau
berkumpul sampai tiga
• Konidium dibentuk di atas konidiofora, berbentuk gada terbalik, bersekat 3 - 10
SIKLUS PENYAKIT
• Konidia disebarkan oleh angin dan, infeksi terjadi melalui stomata, hifa
berkembang di ruang antar sel
• Masa inkubasi sebulan atau lebih: gejala tampak lambat di lapang walaupun
infeksi terjadi saat tanaman muda
• Patogen dapat bertahan hidup pada jerami atau bulir padi atau gulma
(Panicum repens)
TANAMAN PADI
PENGENDALIAN PENYAKIT
• Penanaman jenis padi yang tahan
• Penyemprotan dengan benomil atau mankozeb dapat meningkatkan
(menyelamatkan) hasil 30%
TANAMAN PADI
KERUGIAN
• Penyakit mempengaruhi jumlah gabah yang berisi tiap malai, panjang malai
dan persen kehampaan
TANAMAN PADI
PENGENDALIAN PENYAKIT
• Sinar matahari intensif menekan perkembangan penyakitjenis
padi dengan anakan banyak lebih rentan memperlebar jarak tanam
• Tanaman padi terlalu subur (N) rentan pemupukan seimbang
• Patogen tular tanah sanitasi
1. Buat matriks penyakit pada tanaman padi
2. Mencari informasi mengenai penyakit padi oleh Bulkholderia glumae
Bioekologi,
Nama Siklus Hidup,
Gambar Kisaran
No Umum Patogen Gejala Epidemiology Pengendalian
Gejala Inang
Penyakit /penyebaran,
Diagnosis