Anda di halaman 1dari 3

Penatalaksanaan

1. Terapi medika mentosa


a. Menghambat andrenergik a,misalnya prazosin, doxazosin, alfluzosin atau a 1a (tambulosin).

b. Penghambat enzim 5-a- reduktase, misalnya finastride (poscar)

c. Fitoterapi, misanya eviprostat


2. Terapi bedah : waktu penanganan untuk tiap pasien bervariasi tergantung beratnya gejala dan

komplikasi. Indikasi terapi bedah, yaitu:

a. Retensio urine berulang

b. Hematuria

c. Tanda penurunan fungsi ginjal


d. Infeksi saluran kencing berulang

e. Tanda tanda obstruksi berat yaitu divertikel, hidroureter, dan hidronefrosis.

f. Ada batu saluran kemih

Macam macam tindakan bedah pada klien BPH :

1. Prostatektomi

Ada berbagai macam prostatektomi yang dpaat dilakukan. ,masing-masing mempunyai kelebihan dan

kekurangan antara lain :

a. Prostatektomi suprapubis

Adalah salah satu metode pengangkatan kelenjar melalui insisi abdomen, yaitu suatu insisi yang

dibuat kedalam kandung kemih dan kelennjar prostat diangkat dari atas. Pendekatan ini di lakukan

untuk kelenjar dengan berbagai ukuran dan beberapa komplikasi dapat terjadi seperti kehilangan
darah lebih banyak dibanding metode yang lain. Kerugian lainnya adalah insisi abdomen akan

disertai bahaya dari semua prosedur bedah abdomen mayor, seperti control pendarahan lebih sulit,
urine dapat bocor disekitar tuba superpubis serta pemulihan lebih lama dan tidak nyaman.

Keuntungna lain metode ini adalah secara teknik sederhana, memberikan area eksplorasi lebih luas,

memungkinkan eksplorasi untuk nodus limfe kankerrosa, pengangkatan kelenjar pengobstruksi lebih
komplit, serta pengobatan lesi kandung kemih yang berkaitan,

b. Prostatektomi perineal
Adalah mengangkat kelenjar melalui suatu insisi dalam penireum. Cara ini lebih praktis dibaningkan

cara lain, dan sangat berguna untuk biopsy terbuka. Keuntungan yang lain memberikan pendekatan
anatomis langsung, drainse oleh bantuan grativitasi efektif untuk terapi kanker radikal, hemostatic di

bawah penglihatan langunsung, angka mortalitas rendah insiden syok lenih rendah, serta ideal bagi
pasien dengan prostat yang besar, resiko bedah buruk bagi pasien yang tua dan ringkih pada pasca

oprasi, luka bedah mudah terkontaminasi karena insisi dilakukan dekat dengan rektal. Lebih jauh lagi
inkontinensia, impotensi, atau cedera rektal dapat terjadi dengan cara ini. Kerugian lain adalah

kemungkinan kerusakan pada rectum dan sfingter eksternal serta bidang koperatif terbatas.

c. Prostatektomi restropubik
Adalah suatu teknik yang lebih umun disbanding pendekatan suprapubik dimana insisi abdomen
lebih renadah mendekati kelenjar prostat, yaitu antara arpus pusbis dan kandung kemih tanpa

memasuki kandung kemih. Prosedur ini cocok untuk kelenjar besar yang terletak tinggi dari pubis.

Meskipun darah yang keluar dapat dikontrol dengan baik dan letak bedah lebih mudah untuk

dilihat, infeksi dapat cepat terjadi dalam ruang restropubis. Kelemahan lainnya adalah tidak dapat

mengobati penyakit kandung kemih yang bakaitan serta insiden hemorargi akibat fleksus venosa.
Keuntungna ynag lain adalah periode pemulihan lebih singkat serta kerusakan sfingter kandung

kemih lebih sedikit.

2. Insisi prostat transurethral (TUIP).

Yaitu suatu prosedur mengangani BPH dengan cara memasukkan iinstrumen melalui uretra. Satu atau dua buah

insisi dibuat pada prostat dan kapsul prostat untuk mengurangi tekanan prostat pada uretra dan mengurangi

konstriksi uretral. Cara ini diindikasikan ketika kelenjar prostat beukuran kecil ( 30gram / kurnag ) dan efektif

dalam mengobati banyak kasus BPH. Cara ini dpaat dilakukan dikklinik rawat jalan dan mempunyai angka

komplikasi lebih rendah disbanding cara lainnya

3. TURP ( trasurenretral reseksi prostat)


TURP adalah suatu operasi pengangkatan jaringan prostat dapat uretra menggunakan resektroskop,

diamna resektroskop merupakan endoskop dengan angka 10-3-F untuk pembedahan uretra yang

dilengkapi dengan alat pemotong dan counter yang disambungkan dengan arus listrik. Tindakan ini

memerlukan bembiosan umum maupun spinal dan merupakan tindakan invasive yang masih dianggap

nyaman dan tingkat mordibitas minimal.

TURP merupakan operasi tertutup tanpa insisi serta tidak mempunyai efek merugikan terhadap potensi
kesembuhan. Operasi ini dilakukan pada prostat yang mengalami pembesaran antara 30 – 60 gram, udian

dilakukan reseksi. Cairan irigasi dilakukan secara terus menerus dengan cairan isotonis selama prosedur setelah

dilakukan reseksi, penyembuhan terjadi dengan granulasi dan reepitalisasi uretra prostatika (ANONYM , FK, UI,
1995)
Setelah dilakukan TURP dipasang kateter foley 3 saluran no.24 yang dilengkapi balon 30 ml untuk mmeperlncar

pembuangan gumpalan darah dari kandung kemih. Irigasi kandung kemih yang konstan di lakukan setelah di
lakukan 24 jam bia tidak kluar bekuan darah. Kemudian, kateter di bilas diap 4 jam sampai cairan jernih. Kateter

diangkat setelah 3-5 hari setelah operasi dan pasien harus sudah dapat berkemih dengan lancar

TURP masih merupakan standar emas. Insikasi TURP iala gejala gejala dari sedang sampai berat, volume prostat
kurnag dari 60 gram dan pasien cukup sehat untuk menjalani. Komplikasi TURP jangaka pendek adalh

pendarrahan infeksi, hiponatremia atau retensio oleh karena bekuan darah. Sedangkan komplikasi jangka

panjang adalah striptur ;uretra, ejakulasi retrograde (50-90 %) input ompotensi (4-40%), oleh karena pebedahan

tidak mengobati penyebab BPH, biasanya penyakit ini akan timbul kembali 8-10 tahun kemudian.

Anda mungkin juga menyukai