ABSTRAK: Keruntuhan struktur bangunan yang terkena gempa didominasi oleh keruntuhan pada sambungan balok kolom
sehingga diperlukan penguatan daerah sambungan balok kolom agar kemampuan struktur menahan gaya gempa dapat
dioptimalkan. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi karakteristik angker mekanik (headed bar) yang digunakan pada
sambungan balok kolom beton bertulangan bambu dari bahan bambu dan baja. Angker mekanik terdiri dari bagian kepala dan
bagian kaki. Pada angker mekanik bambu, bagian kepala dibuat dari buku bambu setebal 3cm. Bagian kaki terbuat dari 1 bilah
bambu, dengan variasi rasio volume kepala terhadap volume kaki, yang menggunakan 3 macam variasi. Pada angker mekanik
baja, bagian kepala terbuat dari plat baja setebal 3 mm dengan variasi bentuk bujur sangkar (xx) dan persegi panjang (x2x).
Bagian kaki terdiri dari satu buah batang tulangan dengan variasi 2 macam diameter yaitu 6,1 mm dan 9 mm.
Hasil uji menunjukkan bahwa gaya geser maksimum yang dicapai oleh benda uji headed bar bambu ¼ no. 1 dan no.3
adalah sebesar 1656 kg. Sedangkan benda uji headed bar bambu ¼ no.2 adalah 1242 kg. Untuk headed bar baja, d9xx, d9x2x,
dan d6,1xx mencapai 1242 kg dan untuk d6,1x2x mencapai 1656 kg.
Kerjasama Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fak. Teknik UGM – Fak. Kehutanan UGM – Perbindo
Simposium Nasional Rekayasa dan Budidaya Bambu I 2012 Yogyakarta 30 Januari 2012
tersebut efek pengekangan sudah bekerja dengan tulangan longitudinal dengan penampang
baik dan tulangan bambu masih melekat kuat pada berukuran 30mm x 10mm. Kuat tarik bambu
beton. Untuk itulah maka diperlukan perkuatan 98,527 MPa. Sedangkan tulangan transversal
daerah sambungan balok kolom yang lebih baik menggunakan tulangan baja dengan diameter 6mm.
agar kinerja struktur secara keseluruhan dapat Tegangan leleh baja diameter 6mm adalah 718,88
dioptimalkan. Untuk tujuan memperkuat MPa. Tegangan leleh baja diameter 9mm untuk
sambungan balok kolom ini, maka pada daerah kaki angker 322,927 MPa. Untuk pengangkeran
sambungan dapat dipasang angker mekanik daerah sambungan balok kolom digunakan 2 jenis
(headed bar/ tulangan berkepala). Penelitian bahan pengangkeran yaitu angker mekanik bambu
mengenai angker mekanik telah banyak dilakukan sebanyak tiga macam variasi dan angker mekanik
untuk tulangan baja antara lain oleh Chul Chun baja sebanyak empat macam variasi (plat xx dan
dkk. (2007), Chul Chun dkk. (2009), Jen Lee dan plat x2x, diameter D kaki baja 9mm dan 6mm).
Ying Yu (2009), Lee dkk. (2010), sedangkan Spesifikasi benda uji adalah sebagai berikut:
aplikasinya pada beton tulangan bambu masih
belum ada.
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi
karakteristik elemen sambungan balok kolom
dengan variasi penggunaan angker yang berbeda
yang diuji secara eksperimental di laboratorium
dengan menggunakan beban siklis sebagai
implementasi dari beban gempa. Karakteristik
elemen sambungan balok kolom yang diinvestigasi
meliputi grafik hubungan gaya geser-simpangan
(P- ), grafik hubungan gaya geser-regangan (P- ) ε
2 RANCANGAN PENELITIAN
Kerjasama Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fak. Teknik UGM – Fak. Kehutanan UGM – Perbindo
Simposium Nasional Rekayasa dan Budidaya Bambu I 2012 Yogyakarta 30 Januari 2012
(a)
(a)
(b)
Gambar 3. (a) Angker mekanik baja; (b) Letak angker.
Kerjasama Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fak. Teknik UGM – Fak. Kehutanan UGM – Perbindo
Simposium Nasional Rekayasa dan Budidaya Bambu I 2012 Yogyakarta 30 Januari 2012
(c) (g)
Gambar 5. Hubungan P-Simpangan benda uji: (a) HB bambu
¼ no. 1; (b) HB bambu ¼ no. 2; (c) HB bambu ¼ no. 3; (d)
HB baja D9xx; (e) HB baja D9x2x; (f) HB baja D6xx; (g)
HB baja D6x2x.
Dari grafik hysteresis loop benda uji didapat besar
beban lateral maksimum dan perpindahan lateral
maksimum. Hasilnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1. Kapasitas beban lateral maksimum dan perpindahan
(simpangan lateral) maksimum
Kerjasama Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fak. Teknik UGM – Fak. Kehutanan UGM – Perbindo
Simposium Nasional Rekayasa dan Budidaya Bambu I 2012 Yogyakarta 30 Januari 2012
(e)
(a)
(f)
(b)
(g)
Gambar 6. Hubungan P-Regangan benda uji: (a) HB bambu
¼ no. 1; (b) HB bambu ¼ no. 2; (c) HB bambu ¼ no. 3; (d)
HB baja D9xx; (e) HB baja D9x2x; (f) HB baja D6xx; (g)
HB baja D6x2x.
(c) Dari gambar 6 terlihat bahwa regangan yang paling
tinggi dicapai oleh benda uji HB bambu ¼ no.3
yaitu sebesar 2184 x 10-6. Tetapi nilai ini masih
kurang sedikit dari nilai regangan leleh tulangan
bambu yang digunakan yaitu sebesar 2220 x 10-6.
Ini berarti bahwa tulangan di dalam daerah
sambungan belum leleh/hampir leleh. Ini
disebabkan oleh tingginya gaya geser yang dicapai
oleh benda uji HB bambu ¼ no. 3. Untuk keenam
benda uji yang lain nilai regangan maksimumnya
masih jauh di bawah nilai regangan lelehnya. Ini
berarti seluruh benda uji masih berada dalam
(d) kondisi elastis.
Kerjasama Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fak. Teknik UGM – Fak. Kehutanan UGM – Perbindo
Simposium Nasional Rekayasa dan Budidaya Bambu I 2012 Yogyakarta 30 Januari 2012
(e)
(a)
(b)
(f)
(c)
(g)
Gambar 7. Pola retak pada benda uji: (a) HB bambu ¼ no. 1;
(b) HB bambu ¼ no. 2; (c) HB bambu ¼ no. 3; (d) HB baja
D9xx; (e) HB baja D9x2x; (f) HB baja D6xx; (g) HB baja
D6x2x.
Dari pola retak benda uji pada gambar 7
ditunjukkan bahwa retak lentur terjadi di ketujuh
buah benda uji. Retak lentur ini berada di daerah
(d) kolom didepan sambungan. Retak lentur ini
menunjukkan keruntuhan lentur terjadi sebelum
keruntuhan geser/ keruntuhan sambungan pada
benda uji terjadi. Ini berarti bahwa ketujuh benda
uji menunjukkan perilaku seismik yang baik. Retak
terbesar terjadi pada penampang kritis sambungan
yaitu didepan daerah sambungan balok kolom.
Kerjasama Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fak. Teknik UGM – Fak. Kehutanan UGM – Perbindo
Simposium Nasional Rekayasa dan Budidaya Bambu I 2012 Yogyakarta 30 Januari 2012
Pustaka
Chul Chun, S., Bohwan,Oh, Ho Lee, S., dan Naito, J., C.,
2009, Anchorage Strength and Behavior of Heade Bars In
Eksterior Beam Column Joints, ACI Structural Journal,
September-Oktober, pp.579-590.
Jen Lee, H., dan Ying Yu, S., 2009, Cyclic Response of
Eksterior Beam Column Joints With Different Angchorage
Methods, ACI Structural Journal, May-June, pp.329-339.
Kerjasama Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fak. Teknik UGM – Fak. Kehutanan UGM – Perbindo